brownaddict
Tiara
13 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
brownaddict · 4 years ago
Text
Warna cokelat dan teman satu rupa dengan warna itu akan jadi semakin memesona. Ia melambangkan kehangatan dan natural.
Aku jadi selalu ingat tentangmu, selalu ingin membalut tubuhku dengan warna hangat itu. Memberi kode pada semesta agar pria itu bisa mendekapku erat. Kamu seperti dia. Yap, memesona dan apa adanya.
Seperti warna alam, kamu selalu bersikap apa adanya. oh ya, kamu sedang apa malam ini ?
Akankah kamu juga menuliskan kata-kata indah dalam pikiran mu tentang aku yang menunggumu ?
Tenang, aku baik-baik saja. Selamat malam.. beristirahatlah, kamu pasti sudah melalui banyak hal yang melelahkan hari ini.
4 notes · View notes
brownaddict · 4 years ago
Text
Ternyata Bercanda
Ternyata aku salah menilai. Tadinya ku kira itu petanda. Tetapi nyatanya hanya bercanda.
Hidup ini memang lucu ya (kata peribahasa)
Ah, hidup yang lucu apa aku yang lucu karena salah menangkap makna ?
Eh yang kukira petanda ternyata kamu hanya bercanda. Bercandamu lucu juga ya bisa membuat air mata keluar dari persembunyiannya.
0 notes
brownaddict · 4 years ago
Text
Pada akhirnya yang benar-benar kita terima adalah ia yang datang tanpa memberi 'janji manis'. Datang dengan segala sikapnya yang menunjukkan bahwa ia siap menerima kekurangan.
1 note · View note
brownaddict · 4 years ago
Text
MEMBEDAH POLA PIKIR
Malam ini saat orang rumah sudah terlelap dalam tidurnya, aku mulai kembali meragukan diri sendiri. Tentang keraguan yang menimbulkan pertanyaan. Apa aku mampu ? merajut cita-cita buat kembali kuliah ? apa ga akan keberatan dengan komitmen untuk berpasangan dengan satu orang sampai selamanya ?
Oke aku ingin malam ini aku membedah kekurangan diri ini. Pertama, aku masih ingin main bersama oranglain selain pasangan aku, kedua aku masih mementingkan mimpi aku sendiri, ketiga aku belum mempersiapkan mental dengan banyak membaca seputar pernikahan dan parenting. keempat merasa satu visi namun belum membeberkan misi dari diri kita masing-masing.
Kelebihan aku yakni merasa yakin ia adalah orang yang satu visi dengan ku.
Kenapa ya ? aku bisa beranggapan bahwa menikah berarti memutus mimpi ?
Lah kalo begitu, apa gunanya mencari pasangan yang satu visi. Bukan kah kamu cari yang satu visi ya biar bisa menjalankan misi kita masing-masing dan misi kita berdua. Padahal aku ini sudah meyakini bahwa pernikahan itu ibadah yang mana niat baik satu dan lainnya tidak akan saling berbentrokkan. Lalu apa yang aku khawatirkan ? Aku seharusnya bisa membuktikan bahwa anggapan orang lain tentang mimpi terbatas setelah menikah itu sama sekali gak tepat.
MEMANG MENIKAH MEMBUAT KITA MEMILIH PRIORITAS.
Prioritas itu berbicara mengenai porsi mana yang lebih harus mendapatkan perhatian lebih besar dari yang lainnya. Namun, bukan berarti itu penghalang yang membuat kita menghapus urutan hal yang telah kita susun. Menjadikan prioritas utama (dalam hal ini mengurus suami dan anak) full 100%. Tapi menjalankan peran dengan adanya rasa sesak di dada karena merasa tak bisa menjalankan impian kita (padahal kita yang menghapuskannya dari daftar) karena lebih percaya pola pikir masyarakat umum yang menganggap 'udah nikah mah gak bisa nerusin mimpi'
Baiknya, aku lebih mengukur kapasitas diri daripada menyerah sebelum mencoba. daripada jadinya malah muncul pengandaian "andai dulu ga nikah cepet-cepet" dan andai-andai lainnya.
Ah, Semoga kita dipertemukan dengan pasangan yang saling melengkapi dan mendukung impian kita ya. Yang meyakini juga menguatkan diri agar yakin bahwa kita sebagai istri masih bisa meneruskan impian kita. Aamiin ...
Bandung hari Rabu 27 Mei 2020
0 notes
brownaddict · 4 years ago
Text
Allah Tercipta Dari Apa?
Penasaran, kalau suatu hari ditanya gini saya bisa jawab dengan baik ngga ya:
Tumblr media
“Allah itu tercipta dari apa?”
Jawaban dari ini emang bersifat aksiomatik, artinya sebuah kebenaran yang “emang begitu adanya”, tinggal diterima.
“Allah tidak tercipta dari apa-apa, karena Allah tidak ada yang menciptakan. Allah ada tanpa diawali dan tidak akan pernah berakhir seperti manusia. Kalau sesuatu terbuat dari sebuah material dan ada yang menciptakan, berarti namanya makhluk, dan ngga pantas dianggap tuhan.
Yang pantas disebut tuhan itu adalah sesuatu saking hebatnya hingga mampu menciptakan apapun tanpa ada yang menciptakan dirinya sebelumnya. Kamu mau menyembah tuhan yang diciptakan oleh sesuatu yang lebih kuat darinya?”
Tapi, jawaban aksiomatik gitu akan sulit diterima bagi yang belum menjalani proses berpikirnya, apalagi untuk anak-anak. Makanya mungkin lebih baik kalau dijawab dengan ngajak mikir dulu.
Gini. Kalau kamu bikin robot, apa berarti kamu adalah tuhan karena menciptakan robot? Enggak? Kenapa? Karena kamu harus dibuat dulu lewat rahim Ibu kamu, terus dilahirkan ke dunia. Masa tuhan harus dibuat dulu, terus dilahirkan? Kalau begitu yang lebih berkuasa yang dilahirkan atau yang melahirkan?
Terus, apakah Ibu kamu adalah tuhan karena melahirkan kamu? Enggak? Kenapa? Karena Ibu kamu juga ada yang membuatnya lewat rahim nenek kamu, terus dilahirkan ke dunia juga.
Begitu terus, nenek kamu dilahirkan buyut kamu, sampai ke Nabi Adam. Terus, apa Nabi Adam adalah tuhan karena mengawali semua manusia? Enggak? Kenapa? Karena Nabi Adam juga ada yang menciptakan. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama “Allah”.
Yang menciptakan Allah siapa? Engga ada. Udah mentok. Sang Pencipta Nabi Adam ada tanpa ada yang menciptakan dan ngga pernah ngga ada.
Kok bisa sih Allah ada tanpa ada yang menciptakan? Padahal segala sesuatu pasti ada penciptanya?
Gini. Segala sesuatu yang kita tau, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya”, itu adalah ciptaan Allah. Allah juga bikin aturan-aturan lain, kayak fisika, matematika, kimia, biologi, astronomi, semuanya aturan yang dibikin Allah.
Semua aturan itu tunduk sesuai perintah dan kehendak Allah, tapi Allah ngga tunduk sama aturan-aturan itu–ya karena mereka semua cuma ciptaan Allah.
Jadi, hukum fisika, matematika, kimia, biologi, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya” itu tidak berlaku buat Allah. Allah bisa ada tanpa perlu ada yang menciptakan, tanpa bahan-bahan seperti yang kita pahami di kimia, tanpa ada yang melahirkan seperti yang kita pahami di biologi.
Itulah kenapa kita menyebutnya “Tuhan”–karena Dia ngga sama dengan apapun yang diciptakan-Nya.
Hmm, nampaknya itu pun masih terlalu kompleks untuk anak-anak.
Let me try this one more time:
“Allah itu tercipta dari apa?”
Allah itu ngga tercipta dari apa-apa, Nak, karena Allah ngga diciptakan. Allah ada sendiri tanpa proses penciptaan. Kenapa bisa begitu? Karena Tuhan memang seharusnya begitu, tidak bergantung pada apapun. Satu-satunya yang bisa kayak gitu cuma Allah, makanya kita mengakui dan menyembah-Nya sebagai Tuhan, saking hebatnya.
1K notes · View notes
brownaddict · 4 years ago
Text
“Semoga apa yang kita jalani saat ini adalah doa-doa yang dulu pernah kita panjatkan. Entah kapan. Sampai kita lupa pernah mendoakan semua hal yang kita jalani ini.”
— Kurniawan Gunadi
2K notes · View notes
brownaddict · 4 years ago
Text
Buka tumblr, dapat tulisan ini. Allah mau kasih tau aku jawaban atas pertanyaan aku sebulan yang lalu.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
ISTRI BUKAN PEMBANTU
Suatu hari saya sedang duduk bersama bapak, entah saat itu sedang sama-sama menonton televisi atau menonton youtube lewat ponsel, tapi memang kami sedang menyimak sebuah ceramah dari ustadz eeerrr saya lupa siapa haha.
Tapi tidak penting saat itu siapa yang berceramah, saya masih ingat betul kontennya. Saya mendengarkan dengan baik. Penceramah itu menyampaikan bahwa "tugas seorang istri bukanlah mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu dan sebagainya. Melainkan tugas istri hanyalah 'diranjang' dan nurut sama suami." Disitu, saya kaget dong.
Saya bertanya pada bapak, "eh pak, masa sih? Tugas rumah itu bukan tugas istri? Terus tugas siapa? Tugas suami? Kok gitu? Kenapaa ihh, aneh." Saat itu bapak saya nyengir lalu memasang posisi siap menjelaskan. "Iya, emang bener kayak gitu. Itu mah tugas suami. Tapi kalau misal suami minta tolong sama istrinya, ya istri jadi ikut bantuin urusin kerjaan rumah." Saya masih terheran-heran, haha. Ini hal baru buat saya.
Belum lagi sebenarnya tugas utamanya istri itu apa, saya masih agak merinding dan gimana ya wkwkwkw. Perlu menyiapkan diri juga rasanya.
Lalu tahun ini, tiba-tiba berkesempatan untuk mengenal sebuah buku yang membahas soal materi ceramah yang pernah saya dengarkan dulu. Judulnya "Istri Bukan Pembantu", ditulis oleh Ustadz Ahmad Sarwat LC., M.A.
Buku yang padat bahasan namun cukup ringan untuk bisa dipahami orang awam kayak saya. Ternyata memang ada hukumnya/ajarannya dari para ulama 4 mazhab. Baru tahu sayaaa, duh.
Jadi, semoga teman² yang belum baca jadi bisa ikutan kecipratan ilmunya. Kalau ingin "basah" silakan boleh dibeli atau dipinjam bukunya untuk membaca lebih lengkap. Karena ternyata terbatas banget kalau dibuatkan konten seperti ini. Hehe.
Selamat membaca! Semoga ngga kelamaan kagetnya hehe. 🐛
Bandung, 18 April 2020
123 notes · View notes
brownaddict · 4 years ago
Text
Dan ini pentingnya punya pasangan yang satu visi misi :')
Mencuri Mimpimu
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sudah lama ingin menuliskan ini, pada akhirnya malam ini memberanikan diri untuk menulis setelah perenungan ini berputar-putar dalam angan selama beberapa hari terakhir. Terlebih dengan kejadian terakhir, membuat hati ini kembali terngiang pesan salah seorang teman yang sudah menikah:
“Kalau kamu sudah memutuskan untuk menikahi seseorang, berarti kamu harus siap pula untuk menikahi mimpi-mimpinya”
Bagi saya hadis di atas sudah seyogianya menjadi alarm yang kuat untuk para lelaki kelak jika menjadi seorang suami agar benar-benar memuliakan istrinya. Saya menjadi teringat akan novel Love Sparks in Korea tulisan Bunda Asma Nadia yang pernah saya baca beberapa tahun silam
“Kau mencuri mimpi-mimpiku dan aku suka” - Hyun Geun pada Rania Timur Samudra
Bayangkan saja, seorang wanita yang mungkin baru mengenalmu, masih menganggapmu sebagai orang asing dan orang lain dalam kehidupan, memberanikan diri menerima tawaranmu untuk hidup bersama, setelah sudah tentu melalui istikharah panjang. Dia yang selama ini hidup bersama mimpi-mimpinya, dia yang selama ini memiliki kebebasan untuk beraktivitas layaknya manusia lainnya pada akhirnya harus mengabdikan diri dalam kehidupan rumah tangga. Dia yang selama ini hidup nyaman bersama keluarganya, memilih keluar untuk berjuang bersamamu. 
Pada praktiknya memang sering demikian, pun ketika diskusi dengan ayah beberapa hari terakhir. Beliau berkata, dari pengalaman teman-temannya, kebanyakan adalah seorang istri yang nanti akan mengikuti suaminya. Jika nanti suaminya bekerja terlebih dahulu, maka setelah ritme kehidupan stabil dan menyesuiakan, istri baru bisa mengikutinya. Jika nanti suaminya melanjutkan pendidikan terlebih dahulu, dan menuntaskan semuanya, maka di situlah nanti istri menyusulnya mungkin baru beberapa tahun silam. Hal inilah yang cukup lumrah di kalangan teman-teman beliau, dan mungkin juga di kehidupan rumah tangga yang sudah terjadi pada umumnya. 
Dalam Buku Men are from Mars, Woman are from Venus, John Gray menuliskan bahwa memang salah satu karakter penduduk venus adalah nantinya ia akan banyak memberi selama hidupnya. Hingga bisa jadi sampailah nanti pada suatu fase bahwa penduduk venus sadar bahwa ia sudah terlalu banyak berkorban dalam hidup. Demikian pula penduduk mars akan sampai pada fase sadar bahwa ia selama hidupnya sudah banyak menerima, kebalikan dari penduduk venus. 
Barangkali sempat merasakan hidup di Swedia yang menjunjung tinggi equality, sedikit mengubah pola pikir saya tentang kesetaraan, bahwa kelak seorang istri pun berhak untuk berkarya bersama di masyarakat, mereguk pendidikan setinggi-tingginya, bertumbuh bersama-sama suaminya agar sama-sama menjadi orang yang bermanfaat. Bahkan Sayyidah Khadijah r.a. pun setelah menikah dengan Rasulullah tetap menjalankan semua bisnisnya yang kesemuanya dipergunakan untuk perjuangan dakwah Rasulullah. Namun sudah tentu tidak melupakan perannya sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. 
Hal inilah yang barangkali menjadi perenungan, sekaligus mungkin sempat menjadi ketakutan jika kelak kita menikah, apakah kita hanya sekedar menjadi pencuri mimpi-mimpinya, ataukah kita justru membantu melangitkan mimpi-mimpinya? 
Pertanyaan ini terus terngiang mengingat betapa besarnya pengrobanan istri kita kelak di awal pernikahan, terlebih nanti saat sudah memilki anak, bagaimana ia harus menjalankan perannya sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, membagi waktu dengan urusan rumah tangga, melayani suaminya, juga jika ia beraktivitas di luar harus mampu menyeimbangkannya. Barangkali sebab inilah Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang multi-tasking, yang terkadang saya sendiri masih dibikin takjub melihatnya, tidak usah jauh-jauh yaitu ibu saya sendiri. 
Semoga tulisan ini senantiasa menjadi pengingat bagi para lelaki khususnya, agar kelak jika terbersit keinginanmu untuk menyakiti istrimu, jika kelak ternyata ada konflik antara dirimu dan pasanganmu, ingatlah tentang bagaimana saat kamu mengajaknya keluar dari istana nyamannya utnuk membersamaimu. Ingatlah bagaimana ketulusan dan keikhlasannya menunda mimpi-mimpinya untuk mewujudkan mimpi-mimpi baru bersamamu. Ingatlah, bahwa bilamana ketaatan istri adalah surga baginya, namun itu bukan menjadi alasanmu untuk bertindak semena-mena. 
Jika dalam kitab Raudhatul Muhibbin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menulskan bahwa:
Hanya dengan cinta yang dapat menjadikan setiap permulaan menuju pada penyelesaian.
Maka semoga kelak dalam pernikahan:
Hanya dengan cinta yang dapat menjadikan apa-apa yang telah terlihat selesai, kembali menjadi awal untuk memperjuangkan dalam mahligai ikatan
Selamat berkontemplasi, Selamat berefleksi. Semoga kita semua tidak henti dan lelah-lelahnya untuk selalu mengukir sabar. Untuk selalu mengukir prasangka yang baik kepadaNya. 
Malang, 25 April 2020 02.20
2K notes · View notes
brownaddict · 5 years ago
Text
MENCARI ARTI BAHAGIA
Gimana cara agar bahagia ?
Itu pertanyaan ku kepadanya pagi hari ini. Ia pun menjawab pertanyaanku. katanya "Cara biar bahagia itu adalah hidup sederhana."
Tak lama kemudian dia balik bertanya "Kalau kamu, gimana caranya agar bahagia ?"
"Kita harus memastikan faktor yang membuat rasa bahagia itu muncul dari dalam diri kita". Misal, senyum kepada oranglain akan memunculkan respon orang tersebut senang maka kita akan bahagia melihatnya." kataku
"Diri ini merasa bersyukur atas apapun, maka lingkungan akan merespon dengan baik. maka kita pun akan bahagia".
Yap betul, bahagia memang muncul dari hal yang sederhana. Jika bahagia terletak pada harta, harta hilang maka kita tak bahagia. harta itu adalah "faktor dari luar diri kita" makanya ketika ia hilang, kita jadi gak bahagia. beda kalau faktornya berasal dari dalam diri kita."
0 notes
brownaddict · 5 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note
brownaddict · 5 years ago
Text
Bandung-jakarta
Masih tersedia waktu 3,5 jam untuk 'take a time' di perjalanan menuju jakarta tempatnya bekerja.
Mata sulit terpejam dan kenzi lebih memilih menikmati perjalanannya. Besok senin! Ah, ia harus kembali ke dunia kerja. Dunia yang kadang terasa terlalu nyata untuknya yang pemimpi. Baru saja ia jelajahi setiap artikel bertema 'kuliah s2 sambil menikah'.
Betapa ia pusing dibuatnya. Tak terima bahwa apa yang ada di depan mata adalah jodoh yang sudah datang. Nyatanya pintu untuk lanjut pendidikan S2 belum terbuka.
Ia memejamkan mata, lalu ia lihat kontak whatsapp ayahnya. Lelaki itu memasang foto anak sulungnya (red- kenzi) yang sedang tersenyum karena sudah ada cincin melingkar dijari manisnya.
Oh, ia pun tersadar. Semesta sedang menggiringnya pada kesimpulan bahwa keputusan menikah adalah realita. Namun, tuhan tak sebercanda itu tentang garis hidup umatnya. Kenzi masih terus mengamini. Semoga keputusan dapat menggiringnya pada terwujudnya cita-cita besar. Tak hanya tentang cita-cita untuk dapat studi S2. Tetapi orangtua nya dan orangtua kekasihnya yang merasa bahagia karena anaknya yang merantau seorang diri akan segera ada yang mendampingi. Orang yang akan menguatkan, melindungi, saling berbagi karena mereka berdua sama-sama jauh dari kampung halamannya masing-masing.
Terkadang, ia merasa terlalu ikut campur tangan pada takdir tuhan. Seolah rencana yang disusunnya adalah rencana paling sempurna dibandingkan rencana Tuhannya. Ia pun tersadar, ia gantungkan sepenuhnya harapan dan cita pada sang maha pencipta.
Masih pada cita yang sama, S2 adalah impiannya yang akan sempurna kala ia sudah memiliki pendamping disisinya.
0 notes
brownaddict · 5 years ago
Text
Bagi sebagian perempuan, memilih antara kuliah, kerja dan nikah lebih penting daripada memilih skincare mana yang dapat membuat wajahnya lebih glowing.
0 notes
brownaddict · 5 years ago
Text
Orang asing datang dengan cara yang asing pula
Tumblr media
1 note · View note