theo. go watch JJP tommorow today to understand me better
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
My favourite character from Yuukoku no Moriarty is Louis "Third Wheel" James Moriarty
2K notes
·
View notes
Text
Namjoon: Hey, isn’t that Yoongi, that guy you have a really huge crush on?
Hoseok: Yeah, why?
Namjoon: He’s coming this way. Quick, act natural!
Hoseok:
1K notes
·
View notes
Text
Reaching For The Sirius
Author: glasseskawa
Pairing: SoonSeok
Genre: fluff, diner!au
Rating: PG-13
Length: one shot
Word Count: 2,435
Warnings: none
Description: There is a sudden downpour on his way hunting Ophiuchus, a rare constellation up in the sky. Which leads him to the fated meeting with a glorious person, the rarest star of all, the one that will shine the brightest in his life, much brighter than the Sirius.
“Because I have the brightest star standing right in front of me.”
AO3
5 notes
·
View notes
Text
TEA-TALK #18
Dari Kristal Garam, by : Theo.
Kenalkan, aku Klor. Orang sekelilingku biasa memanggilku “Ce el”. Panggilan itu pertama dimulai oleh Humphry Davy sampai akhirnya menyebar. Mereka bilang, Ce el terasa lebih mudah diucapkan di lidah.
Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak petamaku Iodium, kakak keduaku Brom, dan adik kecilku Flour. Aku mengidolakan kakak-kakakku. Mereka sangat kuat, mereka sangat besar. Aku tak ada apa-apanya dibanding mereka. Terlebih lagi adikku, dia sangat lemah ringkih dan kecil. Namun orang peduli padanya. Orang sayang padanya dan mau melindunginya. Kalau aku? Adakah yang peduli? Aku sangat tidak percaya diri dengan kemampuanku. Banyak sudah orang bilang aku kuat. Tapi ku tak percaya. Aku masih merasa lemah. Masih merasa payah. Lama-lama orang pun mengejekku terlalu negatif.
Aku sekarang bersekolah di kelas tiga. Setiap hari banyak tugas, banyak ulangan. Seperti hari ini. Seorang guru memberikan kami tugas di sekolah. Katanya kami harus membuat sebuah kristal garam tak berwarna. Bagaimana caranya? Katanya kita harus mencari murid yang sangat berlawanan dengan kita. Berarti aku harus mencari anak yang positif. Siapa? Kupikirkan baik-baik satu per satu murid di angkatanku. Kuputar kepalaku mencari siapa murid yang paling cocok. Sampai ku lihat ke murid yang duduk di belakang, sendirian, karena tak banyak yang mau berteman dengan dia. Natrium.
Tak banyak yang kuketahui tentang dia. Namun dia anak terpintar di sekolahku. Dia selalu ranking satu, sementara aku hanya bisa bertahan di ranking tujuh. Dia pintar, dan jika sedang dalam diskusi di forum, dia bisa menyampaikan pikirannya dengan sangat lugas. Pemikirannya sangat optimis. Dia memiliki harapan dan keyakinan besar dalam semua hal yang dia lakukan. Namun kadang positive thinking-nya bisa menjatuhkan dia. Karena dia tidak antisipasi jika sesuatu tidak sesuai pemikirannya.
Begitu banyak hal bagus darinya, tapi teman dia sedikit. Yang kutahu, dia sangat galak. Jika ada orang yang berbeda opini dengan dia, dia akan langsung meledak-ledak marah kepada orang itu. Apalagi dengan Air, anak yang duduk persis di sebelahnya. Kalau Air sedikit salah ngomong saja, Natrium akan langsung sangat marah. Jujur aku taku bicara padanya. Tapi demi tugas, aku akan memberanikan diri.
Akhirnya aku berbicaranya dengannya dan diluar dugaan, dia cukup ramah. Dia tidak langsung meledak-ledak marah. Aku membicarakan mengenai tugas yang diberikan guru tadi, dan dia setuju untuk bekerja dalam satu kelompok. Dalam kerja kelompok kami, Natrium memberi banyak info, dia memang sangat pintar. Katanya, kita bisa membuat garam kristal dari menguapkan air laut atau menambang dari tambang garam. Tapi yang kedua rasanya sulit sekali. Kami memutuskan untuk mengikuti cara pertama saja. Kami mengambil air laut yang asin dan menguapkannya. Alhasil, kami bisa menciptakan garam kristal yang cantik dan transparan.
Saat diserahkan kepada guru, dia memuji hasil milik kita. Katanya, garam milik kami bisa digunakan dalam berbagai hal. Bisa sebagai garam dapur, jalan garam, nasal spray, dan pemadaman kebakaran. Kami pun mendapat nilai yang baik.
Pertemananku dengan Natrium tidak berhenti di situ saja. Kami berdua terus berteman hingga sekarang. Kami memperbaiki sifat masing-masing. Aku yang negatif benar-benar terbantu olehnya. Dari awal dia memang tidak menyukai sifatku yang pesimis, katanya orang yang pesimis tidak akan bisa berkembang. Perlahan-lahan aku mulai bisa menyikapi hal dengan lebih optimis. Begitu juga dengan Natrium. Dia menjadi sedikit lebih memahami, kalau tidak semua hal bisa sesuai dengan pikirannya yang sangat optimis. Dia mulai bisa menerima saat dia gagal. Kami pun sekarang bisa melihat suatu masalah secara netral dan lebih subjektif.
Begitulah kisahku sampai bisa berteman dengan Natrium. Kami sekarang tak bisa dipisahkan dan teman-teman menyebut kami NaCl.
0 notes
Photo
and here I thought the album cover was taken on the beach
188 notes
·
View notes
Text
TEA-TALK #15
Road to be a chemist.
Pelajaran apa yang gue paling suka di sekolah??? Hmm.. sebenernya jam kosong dan humaniora. Tapi kalau harus pilih antara yang beneran pelajaran, gue bakal jawab : KIMIA !! Suka kimia bukan berarti gue ahli di bidang itu, tapi kimia rasanya menarik buat gue.
Gue bukan penggemar fanatik (?) kimia. Gak kayak semua pelajaran bakal gue orientasikan dan gue bandingkan dengan kimia. Cuma kimia itu fun, seru, asik aja buat dipelajarin. Menurut gue, dengan kimia lu bisa merambah ke bidang apa aja, ke pelajaran apa aja, dalam aspek kehidupan apa aja. Di bio ada kimia, di fisika ada kimia, di kehidupan sehari-hari ada kimia. Emang kalo dibandingin sama mat, yamat lebih “mendunia”, tapi kimia bisa lah ada di nomor dua.
Salah satu alasan lain, praktikum kimia bener” seru. Banyak banget larutan dengan molaritas yang berbeda-beda. Pekat atau cairnya bisa menentukan banyak hal. Dipanasin, bisa berubah warna. Eh kadang bisa keluar asap juga! Menurut gue hal itu seru. Rasa penasaran gue yang lumayan tinggi bisa terpenuhi dengan praktikum kimia. Kok warnanya bisa berubah?? Kok bisa keluar asap?? Semua ada jawabannya.
Dan hal terpenting yang bikin kimia jadi menarik adalah lelucon berbau kimia yang sering kita denger. Banyak temen gue yang ambil kuliah jurusan berbau kimia gitu, jadi group chat kita suka penuh sama chem jokes mereka. Awalnya gue bingung, tapi mulai kelas 11 gue mulai paham mereka ngomongin ama. Sekarang gue udah bisa ikut nimbrung dan ketawa setiap mereka bikin bercandaan.
Untuk jurusan kuliah nanti, gue bermaksud untuk ambil yang ada kimianya gitu. Cie sok pengen jadi chemist dah gue. Tapi gak masalah kan bermimpi?? Semoga aja bisa terkabul dan nantinya bisa menemukan sesuatu yang berharga buat dunia. Alah muluk banget. Minimal jangan sampe bosen deh sama materi kimia. Itu aja dulu.
Ketertarikan gue pada kimia pasti bukan hanya faktor gue sendiri, tapi juga lingkungan sekitar dan adanya kesempatan untuk mendalaminya. Seperti ssat ikut KIR dan membuat paper. Semoga ketertarikan ini bisa berkembang terus selamanya!
Nantikan tea-talk berikutnya!
0 notes
Text
TEA-TALK #14
The Stunning Glam-ma !
Yangti. Itu cara gue manggil nenek gue, ibu dari mama gue. Yangti tuh kependekan dari “Eyang Putri”, katanya biar gaul dikit. Kalau misalnya ada orang nanya siapa menurut gue “ siapa orang paling keren di dunia?” Gue bakal bilang Yangti. Pastilah !
Yangti umurnya udah 80 lebih, tapi masih gesit banget. Waktu dulu masih muda, yangti selalu rajin olahraga. Selalu jalan pagi setiap sabtu minggu, dan ikut banyak senam. Kalo misalnya di kantor ada acara olahraga, yangti biasa disuruh jadi wasit. Keren banget deh! Dan ternyata, kebiasaan hidup sehat di waktu muda sangat berpengaruh ke kondisi badan yangti di usia sekarang. Masih segar dan kuat.
Sekarang ini, yangti masih sering naik kendaraan umum sendiri. Yangti tinggal sendiri di daerah Kalibata, karena anak”nya udah tinggal mencar”. Tante Wati rumahnya sangat dekat sama rumah yangti, jadi sering minjemin supir. Tapi yangti gamau. Yangti kadang ga bilang” mau pergi ke suatu tempat dan akhirnya sendirian naik busway ato angkot. Nanti tinggal anaknya pada marah” karena takut yangti kenapa” di jalan, tapi yangtinya mah cuek.
Waktu dua tahun lalu kami ke Eropa untuk ziarah, yangti masih lebih prima lagi. Pas ada berdoa yang berjalan sambil berlutut, yangti masih bisa ngikutin sampe akhir tanpa masalah. Padahal hal itu pasti sulit lah untuk kaki nenek-nenek yang udah rentan. Yangti juga masih bisa naikin Batu Cave, yang tangganya banyak banget dan curam pas ke Malaysia bulan Februari lalu. Yangti juga masih main ski waktu ke Australi bulan Juli lalu. Kayaknya gaada hal yang bisa ngalahin yangti deh.
Yangti juga jago jahit. Kadang, yangti suka jahitin baju untuk cucu-cucunya. Baju yang dijahitin sangat bagus dan rapi. Pola yang dibuat juga bagus. Yangti juga jago kristik. Kalau misalnya lagi ga ngurusin rumah kos-kosan atau kegiatan yangti yang bejibun lainnya, yangti bikin kristik. Jadi bisa bikin banyak pajangan bagus dari hasil karya sendiri.
Di foto dibawah bisa liat itu ada mama and yangti. Mereka lagi latihan buat sandboarding. Harus naikin bukit pasir yang tinggi terus meluncur ke bawah. Gue aja ga berani buat naik, tapi mereka berdua berhasil. Yangti sampe dipuji sapa instukturrnya! Pengen deh kalau tua sekuat yangti.
Nantikan tea-talk berikutnya !
0 notes
Photo
gouter aujourd’hui. 今日のおやつ。 あたたかいカフェラテ(イタリア・バルベーラ・マゲット) クリンクル2種(黒糖チョコ / ココナッツ) クリンクル、 今日はホワイトチョコと ライスブランオイルをつかって、試作。 ちいさめに丸めたら 40コちかくも できてしまった…
26 notes
·
View notes
Text
TEA-TALK #13
Champions League 2015 Hype
Apakah gue penggemar sepak bola? Ya bisa dibilang lumayan lah. Gue ga ngikutin perkembangan setiap tim atau gimana, tapi gue jujur sangat menikmati nonton pertandingan bola sejak gue kecil dan masih tinggal di daerah. Dulu, gue sering nonton sama kakek gue, biasa gue panggil opung.
Opung pertama kali ngajak gue nonton pertandingan piala dunia waktu kita jaman TK. Gue, opung, dan papa begadang sampe malem, besoknya gue ditegur sama nyokap. Gue dan opung bela negara yang sama tiap piala dunia, Argentina, sedangkan papa selalu setia sama Jerman. Setiap pertandingan Jerman dan Argentina, suasana di rumah jadi panas dan kadang kami bisa teriak-teriak tiap mau gol.
Sejak opung meninggal, dan pindah ke Jakarta, gue makin jarang nonton sepak bola sampe malem pagi. Tapi, papa tetap setia. Kami bela tim yang sama, Barcelona. Meskipun sebagian besar gue cuma ikut”an aja. Karena setiap nonton champions league, papa pasti selalu nyeritain kebaikan dan kehebatan Barcelona, jadi gue merasa oh Barca hebat banget ya! Bahkan papa beliin kami kaos jersey kembaran langsung dari toko merch asli di Barcelona. Fans akut emang.
Nah 2015 kemarin, kami sekeluarga liburan ke Jerman. Secara ga langsung memang kayak udah dirancang, tapi tanggal kami nginep di Berlin bertepatan dengan Final Champions League yang diadain di Olympiastadion, Berlin. Tepatnya tanggal 6 Juni 2015. Semua jalanan ramai, penuh sama hiasan, terutama di daerah lapangan tempat orang biasa ngumpul. Yang akan dijadikan tempat nobar.
Pertandingan kali itu Barcelona vs Juventus. Dalam penerbangan kami dari Itali ke Jerman (asik gerita), udah penuh sama fans Juventus yang berisik banget dan nyanyi” terus di pesawat. Karena rasanya fans FCB cuma kami, jadi kami diam aja takut malah berantem beda bahasa. Tapi pas sampai di Berlin dan melihat banyak fans FCB, kami jadi antusias. Kami berdua pun memutuskan ikut nobar di Brandenburg Gate.
Pengalaman nobar di Indo dan disana beda jauh. Kami duduk sesuai dengan klub andalan. Semua orang lebih sportif dan selalu tepuk tangan setiap ada gol. Mereka selalu memberi apresiasi. Dan saat Barcelona menang, fans Juventus berdiri dan tepuk tangan ke arah pendukung Barcelona. Suasana nya begitu nyaman dan tidak ada permusuhan. Semoga hal ini bisa dicontoh Indonesia kedepannya.
Bersyukur banget rasanya bisa menikmati kesempatan langka kayak begini, Kapan lagi bisa nikmatin nobar Champions League di tempat aslinya. Semoga suatu saat, kalau uangnya lebih banyak, bisa nonton langsung di stadionnya, membela klub favorit. Amin.
Nantikan tea-talk berikutnya <3
0 notes
Photo
2K notes
·
View notes
Text
TEA-TALK #12
Splash of Colors : WARNA
Tahun 2011 kemarin, sekolah SD gue dulu, SDK Abdi Siswa, melaksanakan perayaan ulang tahunnya ke-30. Ya, kalau dibandingkan sama Sanur pasti jauh banget lah ya beda umurnya. Tapi 30 tahun itu sudah cukup lama dan patut dibanggakan. Perayaan 30th Absis dirayakan dengan fun walk dan pagelaran musik di TIM. Gue kali ini mau bahas tentang pagelaran musiknya.
Judul dari pagelaran itu adalah WARNA! Filosofinya sh dari berbagai bakat minat murid yang mewarnai sekolah. Kalau murid sama semua, sekolah akan monotone dan tidak berwarna. Warna juga menimbulkan kesan ceria. Jadi, dengan pagelaran musik ini, bakal ditonjolkan bakat” anak dalam bidang seni dan musik yang berbeda-beda untuk mewarnai panggung dan hari” kita di sekolah.
Waktu itu gue kelas 5 SD. Dapet tim perkusi yang tugasnya main perkusi dari barang bekas, mukul” ember begitu deh. Kami dulu ada lebih dari 20 orang. Ada 14 anak SD dan sisanya anak SMP dan SMA (di gambar banyak anak yang kepotong sih) Gue masih inget banget alur kisahnya. Ya, ada ceritanya. Awalnya tuh anak SMA lagi pada bersih”, lalu ada rombongan anak SD dateng bawa ember(?) dan nantangin lomba perkusi. Ada kayak battle sedikit antara dua kubu, sampai akhirnya bergabung dan main bersama. Kita ga cuma pake ember aja, tapi juga tong sampah, drum, sapu, bat baseball, bola basket dan bola voli (meskipun buat SD cuma ember dan bat baseball).
Saat ini sih jujur gue udah lupa lupa inget gimana rasanya waktu itu. Yang pasti, itu pertama kalinya gue tampil di tempat dan panggung sebesar itu. Dulu” paling cuma di sekolah atau paling banter di Ancol. Pasti ada rasa deg deg an atau malah excited buat tampil, apalagi waktu itu yang tampil rata” temen deket dan juga bisa kenal kakak kelas SMP SMA.
Setiap liat video penampilan waktu dulu, gue kadang ngerasa malu. Ada bagian yang gue keliatan culun banget. Ada juga bagian keliatan kalo gue grogi dan agak panik di bagian awal”. Btw, videonya bisa dicari di youtube, lho! Cari aja Warna 30th Abdi Siswa. Tapi kenangan itu mungkin yang terbaik dari selama gue berada di SD.
Nantikan tea-talk berikutnya ya!
0 notes