Assalamu'alaikum, hallo, ini langitnya. Untaian kata yang lahir dari benak seseorang yang senangnya menangis juga menulis.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kadang kita senang bertanya-tanya,
kenapa ya, untuk memiliki sesuatu harus merasakan hal-hal yang gak enak, sakit, sedih, padahal pada akhirnya kita mendapatkan sesuatu yang mungkin gak terlalu sulit untuk dimiliki sebenarnya. Kayak, harusnya tanpa merasakan perjalanan berat itu bisa aja kita dengan mudahnya. Tapi, kalau juga dipikir-pikir lagi.. kan ini kehidupan dunia, memang penuh dengan ujian kan? lalu, karena kebodohan kita sebagai manusia, di lain hari dengan lugunya berkata "ternyata ini hikmahnya, yaa.."
0 notes
Quote
Ada banyak hal yang nggak bisa diceritain, jadi, jika kau ingin menangis tak apa-apa karena setiap manusia dibekali rasa.
0 notes
Text
ambisi
Hula, i’m back!
Tiba-tiba kepikiran aja nulis tentang ambisi.
Akankah ada yang sama? jadi saya tuh bukan tipikal orang yang ambisius pas lagi memperjuangkan sesuatu.
Tapi pas udah masuk ke satu asosiasi tuh langsung deh keluar ambisiusnya.
Kayaknya sih letak penyebabnya karena dari jaman masuk SMP lalu jaman masuk SMA tuh gagal terus masuk ke sekolah yang diinginin meskipun sudah nurunin standar.
Bener juga kata seseorang, bahwa ada sebagian orang yang memiliki kehidupan yang banyak batunya, gak semua orang bisa segampang itu mendapatkan apa yang dia raih.
0 notes
Text
Kadang nggak semua yang kita mau bisa harus hadir saat ini juga, dengan ada waktu yang menjedanya, kita belajar untuk menghargainya.
0 notes
Text
Jakarta
Hallo, hari ini saya ingin menulis. Tentang kota ini. Saya adalah satu dari banyaknya anak para urban yang datang ke kota ini. HEHEHE. Ketawa kecil saya mengetiknya. Kenapa? ya karena, saya sadar sama keindahan dan kepenuhan makna dalam setiap rangkaian takdir-Nya. Orang tua saya bukan asli dari kota ini, mereka berasal dari keluarga dari daerah yang salah satu makanan khasnya pernah jadi makanan yang paling enak sedunia. Tebak apa hayo?
Jika ditanya, pilih mana antara kota kelahiran saya atau kota di mana keluarga saya berasal. Mungkin, dengan senang hati, dan penuh kejujuran tanpa meremehkan keindahan kota di mana keluarga saya berasal, hati saya memilih Jakarta. Kenapa ya? saya juga tidak tahu.
Mungkin karena saya lahir di sini. Mungkin karena saya terbiasa dan sayang dengan budaya di Jakarta. Ramainya Jakarta, walau saya lebih suka diam ketika di keramaian. Berisik serta riuhnya Jakarta, yang sudah pasti akan saya rindukan ketika sedang jauh. Mungkin karena di sini saya bertemu teman, tetangga, dan semua perihal Jakarta yang sudah menjadi bagian dalam membentuk kepribadian saya. Mungkin juga karena saya bertemu kamu di Jakarta. Kalimat sebelum ini tolong diabaikan saja. Semua ‘karena’ yang saya tulis menunjukkan bahwa saya dominan memilih Jakarta, karena kenangan hidup saya ada di sini. Senyebelin apapun, saya cinta dengan kota kelahiran saya ini. Semua tentang Jakarta, akan selamanya menjadi bagian dari diri saya.
Dan saat ini, Yang Maha Mengetahui, menakdirkan saya untuk belajar di kota di mana orang tua saya berasal. Rasanya seperti berat sekali harus meninggalkan kota ini meski hanya dalam beberapa waktu. Tapi saya yakin semua ini adalah bagian dari perjalanan yang telah disusun oleh Dia, yang sudah pasti ini adalah perjalanan terbaik dalam kehidupan saya yang harus saya jalani. Jadi, jurang antara kesenangan atau kesedihan. Manusia memang begini, karena belum tahu apa makna yang sebenarnya dari perjalanan ini. Mungkin jika Allah mengijinkan saya akan menulis lagi beberapa waktu kedepan jika sudah menemui makna tersebut. Belum sekarang.
Banyak kata yang saya ingin tuliskan, tapi untuk hari ini, sudah dulu ya. Daah~
Jakarta, 28 September 2021
0 notes
Text
tulisan sebelas minggu lalu
Dapat bersua lalu mengenal baik seseorang sepertinya tidak sekecil itu konsepnya. Jika ingin menelaah lebih dalam. Mengenai pertemuan dan jatuh saat itu. Penuh akan makna. Dan ternyata, Allah menjadikannya pembelajaran bagiku. Sekaligus membuatku berhenti untuk menjadi liar di bumi-Nya. Mungkin pembaca takkan mengerti apa yang sedang ia baca. Tetapi sungguh, kisah ini tak akanku lupa. Pada akhirnya, kita menjadi asing. Karena mencari ridha-Nya. Menambah pelajaran untukku bahwa anugerahpun bukan berarti sebuah garis sampai, melainkan adegan dalam sebuah kisah. Meski begitu, syukurku sampai akhir atas hadirnya. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala senantiasa menjaga fisik juga hidayahmu. Terima kasih, sudah menjadi bagian dalam kisahku.
0 notes
Text
Akhir-akhir ini banyak sekali berita tentang usainya rumah tangga, Menyadarkan aku yang belum pernah memulainya, Bahwa akhir cerita indah bukan pada bersatu dalam pernikahan, Bahwa rumah tangga tidak seringan itu untuk dijaga, Bahwa happy ending yang sebenarnya adalah nanti, ketika tempat reuni keluarga kita ialah Surga. Semoga. Bagian dari takdir saya, merasakan keluarga yang tidak utuh, Tapi itu tidak untuk saya jadikan alasan juga menjadi rapuh. Saya belajar, semua itu berat dijalani, Makanya hanya sedikit yang mampu melewati. Karena persatuan dua insan tak selamanya akan hanya tentang cinta dan bualnya. Karena, ego, adalah salah satu fitrah buruk manusia yang selalu ada. Disanalah menurut saya pentingnya belajar, bahwa yang hebat bukan yang berhasil mendapatkan haknya dari orang lain, Yang hebat adalah yang berhasil untuk senantiasa memahami orang lain dan menjadi manusia yang senang serta lihai dalam menunaikan kewajibannya. Semoga kita senantiasa Allah berikan taufik untuk belajar.. hehe tetiba mau nulis tentang ini :) maaf kalau ada salah kata.
0 notes
Text
menjadi
Setelah belasan tahun menjadi manusia. Kita tentu banyak belajar. Bahwa hidup semua makhluk yang Allah ciptakan, tidak hanya berisi masa kuat dan senangnya saja. Tentu ada lemah dan sedihnya pula. Layaknya bunga dan tumbuhan lainnya, yang miliki masa layunya sendiri. Layaknya manusia dan hewan serta makhluk hidup lainnya, yang miliki masa sakit, pun matinya. Kita hanya perlu fokuskan tujuan kepada apa yang sedang kita jalani. Berhenti untuk mengharuskan jalan hidup kita sama seperti orang lain 'yang kita anggap' ideal. Bahagia dan sedih itu punya masanya masing-masing. Jadi jangan paksakan dirimu untuk selalu menjadi bahagia. Pun jangan merasa diri nggak pantes bahagia, jadinya sedih terus. Kita manusia, yang dipaksa sadar, bahwa semuanya punya batas waktu. Kita manusia, yang hanya seorang hamba. Kita manusia yang tugasnya ikuti aturan, bukan buat aturan. Kita manusia yang punya titik nyerahnya. Disanalah, kita akan menjadi kita, Titik pulang kita. Hanya ke Dia, Allah yang Maha Sayang.
0 notes
Text
Dari setahun lalu
Dari setahun lalu manusia dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan. Dari setahun lalu kita belajar untuk hidup dengan cara yang berbeda. Karena dihari-hari ini, saling menjauh bukan karena tidak senang bersama. Melainkan untuk saling menjaga. Karena dihari-hari ini, kita sama-sama belajar untuk tabah dalam rindu akan sebuah temu yang dulu mungkin sebuah hal yang membosankan. Mungkin jarak memisahkan fisik kita, tapi do'a akan selalu menyatukan hati kita. Jangan lupa untuk minta penjagaan Allah dimanapun keberadaan ya!
0 notes
Text
akan selalu
Akan selalu ada yang selangkah lebih tinggi dari kita, Mungkin itu definisi kehidupan dunia yang penuh kompetisi ini. Inilah pentingnya kita tahu prioritas, Menjadikan diri tidak larut dalam membandingkan dengan pihak lainnya. Cukup dengan merasa cukup atas apa yang kita punya, Karena menjadi keren dimata manusia itu tidak akan pernah ada selesainya. Menjalani hidup dengan sesuatu yang kita senangi, tanpa keluar dari yang Dia cintai. Berbahagialah atas diri sendiri, mensyukuri yang ada dengan berusaha semakin meningkatkan taqwa. Penulispun sama, masih belajar.
0 notes
Text
Hallo media yang penuh dengan kata.
Baru saja kurang dari lima menit aku mengenal media ini, lalu berkeputusan secara cepat untuk membuat akun sendiri. Dan semoga ini bukan gegabah. Aku baru saja membaca tulisan dari seseorang yang semoga Allah menjaganya, ia senang menulis di Blog dibanding media lainnya. Mungkin aku berbeda, karena aku terbilang senang menulis dimanapun medianya. Tetapi karena satu dan lain hal, ingin sekali punya Blog sendiri. Jadilah menulis disini.
Mungkin tulisanku ya hanya biasa saja, mungkin sesekali pembaca akan bingung karena kadang ada makna yang tak mudah untuk dimengerti. Sejatinya, tulisanku bukan untuk menjadikan semua orang mengerti ataupun senang ketika membacanya. Tulisanku hanyalah isi dari benakku. Tidak jarang orang pun menyepelekan ketika tidak sengaja membaca tulisanku. Aku tidak menghiraukannya, karena menulis bukan untuk diapresiasi, tetapi untuk mengerti hati sendiri.
Tidak muluk-muluk, media ini tidak memiliki harapan apapun perihal ketenaran dunia. Berkali-kali aku tekankan kepada diriku sendiri, media ini hanyalah sebagai teman untuk hatiku.
Sudah dulu ya, salam kenal. Semoga Allah senantiasa menjaga fisik dan iman kita semua, Aamiin.
1 note
·
View note