Tumgik
bewaksek · 5 years
Text
22 Desember. Teruntuk Ibu diseluruh Dunia
ibu
ku ingin berbicara padamu ibu
betapa berharganya dirimu kini, begitu banyak kenganan yg sering kita lewati bersama, 
ibu
rasa rindu ini semakin besar setelah kepergianmu ibu
ntah apa yg harus kulakukan untuk bisa kembali bertemu dengan mu.
berjuta, bahkan bermilyar kan kurelakan hanya untuk bisa melihat mu tersenyum lagi, ibu
bosan aku melihat sesosok batu nisan yg tak pernah bisa menggantikanmu
Saat kau memarahiku dulu, sempat ku membentakmu.
tapi kini,
berapa puluh juta pun akan kurelakan hanya untuk melihat engkau memarahiku lagi.
saat kau menyuruhku membersihkan piring, sempat ku mengacuhkannya
tapi kini,
berapa puluh juta pun akan kurelakan hanya untuk mendengar engkau menyuruhku melakukan itu.
dulu tak pernah aku ingin engkau pergi mengambil hasil rapot ku
tapi kini,
apapun akan kulakukan untuk bisa melihat engkau hadir sebagai wali atas diriku di dunia ini.
dulu aku sering malu saat kau mencium keningku
tapi kini,
apapun akan ku relakan hanya untuk mendapatkan ciuman di kening ini lagi ibu.
dulu aku malu untuk berjalan bersama mu
tapi kini,
betapa irinya aku melihat anak yg bergandengan tangan dengan ibunya.
dulu aku jarang sekali mengisi waktu luangku di rumah
tapi kini,
aku termenung di hadapan foto mu ibu, hanya untuk menunggumu pulang. pulang kembali ke rumah ini.
dulu aku malu saat kau menelefonku dimana aku sedang bersama teman
tapi kini,
aku ingin memamerkan ibuku di depan teman temanku.
dulu aku benci melihat mu yg berdandan penuh make up
tapi kini,
aku rela bertahun tahun memandangi wajah penuh make up itu lagi.
dulu aku ingin terlihat kuat saat masih kecil
tapi kini,
aku ingin berlindung di belakangmu punggumu ibu.
dulu aku tidak menyukai bau keringatmu
tapi kini,
bahkan jika sedikit bau itu terlitas di benaku, aku berharap tak ada lagi udara di dunia ini selain bau itu.
dulu kau sering mengusap air mataku
tapi kini,
aku mengusap air mataku yg terus menetes di depan foto mu ibu.
dulu kau mengajari ku membaca ayat ayat suci Tuhan
tapi kini,
aku benci melantunkan ayat suci dimana saat kau berbaring di hadapanku ibu.
dulu aku selalu menolak masakan yg kau berikan
tapi kini,
aku rela tak pernah makan makanan mewah, hanya untuk makanan lama mu itu ibu.
dulu saat kau hadir di sekolah ku, aku menyuruhmu cepat pulang hanya karena takut dilihat teman temanku
tapi kini ibu,
aku berharap teman temanku mengejeku anak mamah.
dulu aku malu dengan ejekan itu, tapi kini aku berharap ada seseorang yg mengejeku dengan ejekan itu lagi. karena dengan itu menunjukan, bahwa aku anak mu,ibu.
dulu aku selalu bersama mu saat ku tidur
tapi kini,
hanya foto tak bernyawa yg ada di sisiku.
dulu aku malu atas kehadiran mu saat aku di wisuda
tapi kini,
aku berharap tidak pernah lulus, hanya untuk melihatmu berdiri menunggu ku mendapatkan ijazah.
pernah ku caci maki dirimu dalam hati
tapi kini,
bahkan untuk mengingatmu saja aku menangis ibu.
dulu kau selalu lindungi aku
tapi kini,
aku rela tak mempunyai jabatan, hanya untuk kau melindungiku dari orang orang sekitarku.
dulu kau membalur tubuhku saat selesai mandi
tapi kini,
tak lagi kurasakan usapan tangan mu didadaku ini ibu.
dulu hanya sedikit waktu yg kupikirkan tentang dirimu
tapi kini,
aku rela merelakan segala aktifitasku asal kau ada di sampingku.
dulu kau membangunkanku saat akan kesekolah
tapi kini,
bahkan bunyi alarm keras pun tak dapat menggantikan suara lembutmu itu.
dulu sebelum ku berangkat sekolah, kupaksa dirimu memberiku sedikit uang
tapi kini,
ntah berapa uang yg akan ku berikan hanyan untuk melihatmu di pagi hari ibu.
dulu ku jarang sekali mencium tangan mu saat ku akan pergi kesekolah
tapi kini,
kurelakan segala pendidikanku hanya untuk kembali kemassa itu.
dulu saat ku pulang sekolah, tak pernah ku menyapa dirimu, ku langsung pergi keluar rumah
tapi kini,
ku rela menunggu jutaan tahun, hanya untuk melihat sesosok wanita dengan dasternya duduk menungguku pulang.
ibu, aku kini tengah menangis, menangis seperti anak kecil. apapun rela ku berikan hanya  untuk mendengar suaramu lagi ibu.
ibu……..
marahi aku
mandikan aku
ajarkan aku
antarkan aku
ambil rapotku
hadir di kelulusanku
ada saat ku menangis
ibu.
aku anakmu
penyesalan atas massa yg telah sia sia kulewati saat ada dirimu, kini ku nanti saat engkau tiada
ibu…
mengapa rasa ini semakin perih, kemana kau saat ini ibu
kini aku menangis
air mataku membasahi pipi ini
usap lah ibu
aku rela merelakan semua
hanya untuk engkau mengusap pipiku
aku merelakan semua. semua yg kupunya
hanya untuk melihat sesosok wanita yg selalu membangunkanku di pagi hari,membuatkan ku sarapan, menyuruhku mandi.
andai ibuku masih di sini…
andai ibuku masih di sini..
hargailah ibumu,
karena pedih rasanya saat dimana kau mengingat sosok seorang yg melahirkan kau telah pergi
ibu,
air susumu kini telah menjadi jiwa dan raga
semangatmu telah menjadi nyawa dalam diriku
aku bahkan tak malu lagi untuk menangis, menangis untukmu.
ibu, kalo kau mendengar tangisanku
tolong. usap air mataku sampai aku tertidur seperti dulu
ingin rasanya aku merasakan tangan kasarmu itu, yg keriput, dengan ciri khas bau mu.
AKU TAK MALU SEKARANG IBU
TOLONG KAU HADIR DI SINI…….
AKU INGIN MEMAMERKAN PADA DUNIA
BAHWA AKU BAHAGIA MEMPUNYAI IBU…………..
IBUUUUUUUUU
AKU MENCITAIMU, IBU
dulu gue nulis ini untuk 1 redaksi. Semoga Tuhan masih memberi kesempatan gue untuk lebih mencintai ibu, sehingga post ini gak akan terjadi pada gue kelak. same to all of you guys :)
66 notes · View notes
bewaksek · 6 years
Text
Ubat impotens
Juliana seorang isteri yang rupawan, sesiapa yg memandang wajahnya pasti akan terpikat, apatahlah lelaki mata keranjang, sudah pasti mereka akan terbayangkan Juliana tanpa berpakaian.
“Abang…. Kenapa masih ‘tidur’ lagi ni…” ujar Juliana sambil terus mengosok-gosok batang konek suaminya Karim yang tidak mahu mengeras seperti sebelumnya.
Sebenarnya telah seminggu konek Karim tidak mengeras, ia layu walau pelbagai cara dilakukan oleh isterinya untuk membangunkan konek Karim.
“Entahlah, Liana” jawab Karim ringkas sambil membiarkan punca mengapa koneknya tidak segagah dahulu.
“Aarhhhh…oohhhhh” Karim melepaskan air maninya lesu meleleh dalam gengaman tapak tangan Juliana.
Telah sebulan konek Karim tidak berfungsi dgn sempurna, tidak keras dengan sepenuhnya. Akhirnya Karim beritahu rakan baiknya Amri. 
“Bro, jangan biarkan lama-lama, nanti ‘makan luar’ bini kau” Nasihat Amri jujur. Amri seorang berbangsa India yang berkahwin dgn gadis Melayu.
“Dah macam-macam aku buat… Tak jadi juga” Terang Karim sambil menghirup teh O panas yg tidak lagi panas di kantin  kilang tempat mereka berkerja.
“Aku ada baca kat 1 forum, nanti aku send link forum tu, dia orang kata utk ubat konek lembik ni kena tengok bini kita projek dgn orang lain, ini gila bro….” Ujar Amri sambil mencari-cari forum yg pernah dia lawati yg memberitahu kaedah berubat utk lelaki yg mengalami konek tidak mengeras.
Karim termenung panjang, memang sukar untuk dia membenarkan lelaki lain menyetubuhi isterinya yang jelita itu.
Link yang diberi oleh Amri ditatapi dan akhirnya Karim turut serta dalam perbincangan di forum tersebut.
“Bro, aku boleh bantu” tulis seorang ahli forum bila Karim menyatakan masalah yg dialaminya.
“Kau gila? Soal Amri terkejut bila Karim menyatakan hasratnya.
“Dari org yg aku tak kenali, biarlah kawan baik aku sendiri yg aku dah tahu isi hatinya” balas Karim.
“Boleh atau tak boleh?” Tanya Karim tegas inginkan kepastian segera dari sahabat baiknya.
“Bini kau macam mana?” Amri masih ragu-ragu, bagaikan mimpi dia akan menyetubuhi isteri sahabatnya dengan disaksikan sendiri oleh sahabatnya sendiri.
“Aku dah bincang, demi aku kembali pulih, dia sedia untuk berkorban” terang Karim yg telah nampak sahabatnya akan bersetuju.
Masuk bulan ketiga, konek Karim masih tidak mampu mengeras, akhirnya pada suatu malam dengan kerelaan isterinya, Karim menjemput Amri kerumahnya, dengan harapan masalah Karim akan dapat diatasi.
Juliana telah memakai haruman dan membersihkan badannya. Amri masih tskut-takut bila disuruh masuk kedalam bilik tidur oleh Karim.
Amri menghampiri Juliana, dia menatap wajah ayu Juliana membuatkan Juliana tertunduk malu. Kesempatan itu diambil oleh Amri untuk mencium kening Juliana
Amri memeluk Juliana erat dan perlahan dia merebahkan tubuh Juliana keatas tilam empuk tempat Juliana dan Karim sering 'bertarung’. Karim memerhatikan adegan pemanasan yang dilakukan oleh Amri.
Tangan Amri begitu sibuk meramas tetek Juliana. Baju-T yang dipakai okeh Juliana ditolak keatas membuatkan tetek Juliana terdedah dipandangan Amri.
“Arrhhhhh” Juliana mengeluh nikmat bila Amri menghisap punting teteknya.
Tangan Amri yang mengusap dan meramas tetek Juliana mula perlahan-lahan menjalar diatas tubuh Juliana dan terhenti bila tiba di akur cipap Juliana. Kain batik yang dipakai oleh Juliana terburai dari ikatannya memudahkan jari jemari Amri mengurut cipap Juliana.
Amri beralih dari mengisap dan menjilat tetek Juliana dia beralih membenamkan kepalanya dicelah kelangkang Juliana. Lidahnya segera menjilat cipap Juliana dan menyedut biji kelentit Juliana.
“Ohhhhh….sedapnyaaa…aaaahhhh” Juliana mengerang kenikmatan bila biji kelentitnya di mainkan oleh lidah Amri. Karim menyaksikan dengan jelas setiap pergerakan Amri. Memang lampu didalam bilik tidak dipadamkan untuk memberikan lebih kesan rangsangan kepada Karim bila melihat isterinya disetubuhi oleh selain darinya.
“Aaaaaaaahhhhuuuhhhhh” tiba-tiba tubuh Juliana kejang dan bergetar beberapa kali. Karim tahu isterinya telah mencapai klimaks, namun Amri masih merangsang nafsu Juliana. Tidak lama kemudian Amri mengangkangkan kaki Juliana seluas-luasnya. Amri melucutkan seluar dan dia telah berbogel dan bersedia untuk menyetubuhi Juliana. Terpaku Karim bila melihat konek Amri yang panjang dan besar bagaikan besi tegak keras menyentuh alur cipap isterinya.
“Aaaahhh ohhhhh..hishhhhhh.sedapnyaaa..aaaaa” Juliana merintih nikmat bila kepala konek Amri membelah alur cipapnya.
“Aauwwwww……hisssshhhh….” Juliana hampir terjerit bila konek besar perkasa Amri sedikit demi sedikit melonsor masuk kedalam cipapnya.
“Bangggg Ammm….sedapnyaaa…..uhhhhh” Juliana mendesah nikmat bila seluruh konek 7 inci Amri santak masuk kedalam cipapnya. Juliana mengemut-ngemutkan cipapnya yg terasa sendat dengan konek Amri. Beza sewaktu konek Karim berada didalam cipapnya terasa agak longgar.
“Kemut lagi….ohhhhh enaknya….lagi kuat kemut….ohhhh” Amri meminta Juliana mengemut lagi kuat. Juliana akur dia terus terusan mengemut
Sedang Juliana mengemut itu, Amri menarik dan membenamkan koneknya dengan laju kedalam cipap Juliana.
“Ooooooosedappppppnyaaa” Erang Juliana, Amri terus mendayung dengan laju. Tetek Juliana beralun bagaikan berputar kerana kesan hentakan padu Amri.
“Sedapnya….ketat…. Sedap sangatttt ooohhh” Amri bersuara membisik di telinga Juliana. Suara Amri jelas dipendengaran Karim. Konek karim berdenyut-denyut bila melihat isterinya disetubuhi oleh Amri.
“Banggggg Ammmmm….. Laju lagiiiii lagiiii aaarrhhhh banggggg sedappp oohhhhhhh” Juliana merintih nikmat. Setelah sekian lama dia kegersangan baru hasratnya tercapai. Amri berhenti mendayung. Dia mencabut koneknya dan berbaring disisi Juliana.
“Naik atas..” arah Amri kepada Juliana. Tanpa bantahan Juliana mengambil posisi diatas. Perlahan-lahan Juliana duduk diatas konek Amri. Cecair lazat memudahkan laluan konek Amri melonsor masuk hingga kepangkal. Juliana merebahkan badannya. Tapi Amri menolak supaya Juliana duduk tegak. Keayuan Juliana terpamer pada pandangan Amri, ditatapnya sepuas-puasnya wajah ayu yg dipenuhi nafsu birahi.
Bagaikan dirasuk, Juliana menghayun punggungnya laju bagaikan mengerudi memberikan rasa nikmat kepada Amri dan Juliana.
Karim melihat isterinya begitu bernafsu melakukan sorong tarik cipapnya agar konek Amri bermain-main didalam cipapnya. Dengan mata terpejam rapat raut wajah ayu Juliana bertambah seksi dan membangkitkan nafsu Karim.
Penat berada diatas Juliana memeluk Amri dan Amri pula merodok koneknya kedalam cipap Juliana.
“Oohhhh abanggggg…..aaaaaahhh uuuuuhhhhh arrrrrrhhhh aaaaaaahhhh” Juliana mengelupur mencapai klimaks dan rebah diatas dada Amri.
Amri menolak Juliana dan kini Amri pula berada diatas Juliana. Kedua belah kaki Juliana diangkat keatas bahunya.
“Aaaaabnggggg…..sedappppp ohhhhh banggg….aaaaaaahh” Juliana terbeliak nikmat bila konek Amri yang keras panjang bagai besi menyula cipapnya. Amri memulakan dengan perlahan sorong tarik kedalam cipap Juliana.
Karim nampak dengan jelas kelopak daging cipap Juliana tertarik keluar bila Amri menarik koneknya dan kembali terbemam bila Amri menyorong masuk.
“Aaarrrhhhhhh banggggg…..uhhhhh… Aaaaahhhh ooohhhhhhhh” Juliana mengelupur dan badannya kejang seketika.
“Uuuhhhh….uhhhh…aaarrhhhh….uuuhh….” Amri melepaskan spermanya serentak dengan semburan nikmat klimaks Juliana. Sperma Amri dan Juliana bertembung bagi membina janin.
Karim yg melopong melihat klimaks isterinya yg belum pernah disaksikan merasai koneknya bangun dengan segar kembali tegak. Karim segera mengambil tempat Amri di celah kangkang Juliana. Karim memerhatikan seketika cipap Juliana yg ternganga dan berlendir. Tanpa menghiraukan sisa sperma Amri yg meleleh di cipap Juliana Karim terus membenamkan koneknya. Senang saja koneknya meluncur masuk kedalam cipap Juliana.
“Uuhhh…longgarnya sayang. Rasa licin aje. Tapi takpe la janji abang dapat masukkan konek abang” keluh Karim.
“Terima kasih Amri tolong aku” ujar Karim setelah Amri berpakaian dan mereka duduk di sofa.
“Ok dah ker?” Soal Amri.
“Ok, keras dah” jawab Karim sambil tersengeh
Lain kali jika tak ok, aku boleh bantu” Amri menawarkah khidmatnya.
“Bukan apa, bini kau tu sedap di pakai. Kemut kuat, sempit lagi….” bisik Amri sambil mendapat tumbukan lembut dari Karim ke perut Amri.
“Celaka…. Hahaa” Karim memaki sahabatnya sambil masing ketawa penuh bermakna.
“Apa yang lucu sangat tu?” Juliana keluar dari bilik setelah selesai mendandan dan berpakaian.
“Tak adalah, si Amri ni, dia kata dia dah ketagih” ujar Karim sambil menjeling kearah Amri yg asyik menatap Juliana.
“Mana ada” nafi Amri sambil tersengeh.
“Kalau ketagih kat sini kan ada ubatnya. Abang Am datang la sini bila Abang Am ketagih” ujar Juliana manja.
“Hahaa…betul tu…nampaknya lepas ni aku memang dapat bekas kau aje la hahaa…” perli Karim.
“Hihihiii…sian abang. Dah la dapat cipap bekas konek Amri…longgar pula tu. Silap-silap abang dapat anak pun dari benih Amri” ujar Juliana yang terus duduk diatas ribaan Amri.
“Haii sayang tak puas lagi ke?” Usik Karim yang tersenyum memandang Juliana. Amri melingkarkan tangannya memeluk Juliana bila melihat Karim tidak memarahi Juliana.
“Siapa sebenarnya yang ketagih ni?” Amri sengaja mengusik Juliana dan menyebabkan Amri mendapat satu cubitan dipinggangnya dari Juliana.
“Macamana Ju tak ketagih…konek abang Am sedap sangat….senak Ju tau” ujar Juliana manja dan tanpa segan silu.
Amri tersenyum, dalam hatinya harapan untuk meratah lagi tubuh isteri kawannya teramat cerah. Perlahan Amri memaut tengkuk Juliana sebelum mereka berciuman dengan rakus. Karim hanya memandang lesu.
4K notes · View notes
bewaksek · 6 years
Text
Tumblr media Tumblr media
KAK ROS
8K notes · View notes