Tumgik
bangun-pagi · 5 years
Text
Jangan mencariku di sosial media
Jika kamu mencariku di sosial media, kamu tidak akan menemukan apapun. Kalaupun kamu masih menemukan potret diriku di sana, kamu tidak akan bisa menilaiku lebih jauh.
Sehebat apapun postinganku, semenarik apapun potret diriku, seceria dan sebahagia apapun postinganku di sosial media, itu samasekali belum belum banyak mewakili diriku yang sesungguhnya.
Apa yang kamu lihat baru tampak dipermukaanya saja. Kamu salah, jika jatuh hati hanya karena terpikat oleh setiap tampilan di postinganku. Sebab diriku yang sesungguhnya tidak sesempurna itu.
Jika kamu ingin mengenaliku lebih jauh, jangan menemuiku di sana. Berbincanglah denganku secara langsung, lihat bagaimana keseharianku, sikapku terhadap orang lain, dan responku terhadap sesuatu hal yang tidak aku sukai.
—ibnufir
2K notes · View notes
bangun-pagi · 5 years
Text
Tumblr media
Hati yang terpaut pada Allah tak akan menagih mana janji-Mu Ya Allah.
Hati yang terpaut pada Allah selalu yakin cepat atau lambat pertolongan Allah pasti akan datang.
Hati yang terpaut pada Allah selalu sadar kewajibannya hanyalah percaya, patuh, dan berserah diri pada-Nya. Sisanya adalah urusan Allah.
Hati yang terpaut pada Allah, baginya semua adalah perkara waktu. Segala ketaatan, kesyukuran, kesabaran, dan do'a pastilah akan terjawab. Dan semua akan indah pada waktunya. Jika tidak di dunia, maka di akhirat.
Bukankah semua bahagia, sedih, tawa, dan tangis kita adalah untuk Allah? Lantas di bagian mana dari hidup ini yang tidak bisa kita jalani dengan ikhlas?
Jakarta | © Taufik Aulia
1K notes · View notes
bangun-pagi · 5 years
Text
Ramadhan Hari Ketiga
Suatu hari, perjalanan kita akan berhenti. Dipaksa berhenti bahkan. Dan yang menghentikan itu adalah kematian. 
Dan kala kita berhenti itu, kita menyadari sudah sejauh mana perjalanan kita. Apakah sudah sampai tujuan, masih jauh, atau justru semakin jauh karena selama ini perjalanan kita justru berlawanan arah. Dan banyak di antara manusia nanti yang akan menyesal dan mengharapkan dihidupkan kembali guna membuat amal saleh. Sia-sia.
Perjalanan kita ini bergerak, semakin mendekati garis kematian. Tapi, kita merasa seolah-olah akan hidup selamanya di dunia ini. Perasaan yang kemudian membuat kita lalai. 
Memang, nasihat terbaik adalah kematian :)
©kurniawangunadi
577 notes · View notes
bangun-pagi · 5 years
Text
Tumblr media
"Of course I want to be successful but I don't crave success for me. I need to be successful to gain milk and honey to help those around me succeed"
Milk and Honey is a poetry book about love, loss, trauma, abuse, healing and feminimity. Each of it has different purpose, heartache, and pain. We could find the sweetness in bitter moments.
1 note · View note
bangun-pagi · 5 years
Text
Tumblr media
"The key of a goodlife is not giving a fuck about more; it's giving a fuck about less, giving a fuck only what's true and immediate and important"
We shouldn't be afraid of death, because everyone will face it. The question is "What's your legacy?" That would be our purpose in life, then in process of chasing our dream, we must giving a fuck about something, not everything. But we shouldn't be ignorance to do that. Just focus on your purpose and loving people who are matters to you. We can't make everyone happy. You have to remember that you should be happy first.
0 notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Bahagia dalam Menjaga
@nuharobbaniyah
Sepertinya banyak yang menganggap bahagia hanyalah tentang mendapatkan sesuatu. Padahal, bahagia yang sejati juga bisa kita dapatkan dari meninggalkan sesuatu. Meninggalkan hal-hal yang dilarang-Nya, pasti akan bahagia dalam penjagaan-Nya.
Seringkali Allah menunda kita dari sesuatu yang indah. Bukan karena kita tak berhak mendapatkannya, tapi karena Allah tahu itu tak cukup baik untuk kita. Allah menundanya demi menghadirkan yang lebih indah, dan itu yang cocok buat kita. Kita dihalangi dari rasa suka pada bukan tempatnya, untuk dihadiahi rasa cinta sejati dalam keridhaan-Nya.
Tahu-tahu, tanpa kita menyangka, ternyata Allah berikan kejutan yang selama ini tak pernah kita bayangkan. Ini bukan cerita dongeng. Ini kisah nyata bagi mereka yang percaya.
503 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
tidak semua
tidak semua organisasi yang ngetren di kalangan teman-temanmu harus kamu gabungi.
tidak semua akun media sosial orang-orang beken (atau keren) yang sering berseliweran di lini masamu harus kamu ikuti.
tidak semua film bagus yang disebut berkali-kali di radio harus kamu tonton.
tidak semua buku yang diulas oleh kawan-kawanmu, diunggah fotonya berulang-ulang, harus kamu baca.
tidak semua lagu yang disenandungkan tetangga koskosan sebelah kamarmu harus kamu dengarkan, apalagi ikut hafalkan.
tidak semua makanan yang direkomendasikan aplikasi terpercaya harus kamu cicipi.
tidak semua destinasi wisata menarik, bagus, mungkin terjangkau, harus kamu kunjungi.
tidak semua teknologi terkini, entah gadget, aplikasi, media sosial, bahkan perangkat belajar dan bekerja harus kamu gunakan.
tidak semua model baju, sepatu, atau tas yang sedang banyak dipakai harus kamu pakai juga.
tidak semua dekorasi rumah, ruang kerja, atau kamar yang tampak bagus difoto harus kamu wujudkan.
tidak semua gaya hidup orang lain, walaupun gaya hidup itu baik, harus kamu terapkan.
tidak semua berita terbaru harus kamu ketahui dan pahami.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari dengan utuh identitas dirimu. yaitu jika kamu bergerak dan tergerak karena siapa kamu, alih-alih sedang ada apa di luar sana.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari bahwa nilai dirimu tidak ditentukan dari harga atau betapa bagusnya barang-barangmu. alih-alih, dari seberapa bermanfaat semua hal yang kamu konsumsi untuk dirimu dan sekitarmu.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu memilih tak serakah ikut ini itu. alih-alih, kamu menghayati betul satu dua yang memberikan dampak terbesar untukmu, yang di sana kamu juga bisa memberikan dampak terbesar.
kamu tidak harus melakukan yang tampaknya semua orang lain lakukan. tak harus memiliki yang tampaknya semua orang lain miliki. kamu bisa keren hanya dengan kesederhanaanmu. justru, peliharalah seperti itu.
kamu keren karena kamu sederhana. kamu keren.
2K notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
“Kita akan tetap “begini-begini” saja jika hidup kita masih terlalu sibuk ngurusin urusan perasaan yang mbulet di situ-situ saja. Mari bergerak, mari kembangkan diri. Ingat, impian beda dengan “mimpi”!!!.”
355 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Aku takut pembenaran sebuah kekurangan dengan dalih ‘masih belajar’ hanya akan membuatku semakin tidak belajar sama sekali.
— Taufik Aulia
617 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
“Yang membuat kita khawatir berlebih terkadang bukan masalah yang sedang kita hadapi, tetapi ketidakmampuan kita untuk lebih dekat dan berprasangka baik pada Tuhan.”
555 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Yang kamu dapatkan kelak, adalah yang kau perjuangkan hari ini. Semacam pengingat agar setiap hari, setiap jam, menit, detik, kita harus melakukan yang terbaik.
Mushonnifun Faiz S
149 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Adalah sebuah kebodohan, jika hanya karena hujan dan badai yang datang, kamu merasa hidupmu sudah berakhir. Kamu hanya perlu bertahan sampai akhir, sampai hujan dan badai benar-benar reda. Karena hujan reda, kamu tidak.
— Taufik Aulia
710 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Yakin aja sama janji Allah. Kamu jangan sedih, jangan.
Allah Maha Baik
0 notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Apa yang paling berat. Minta maaf, padahal kita nggak salah. Memang tergantung situasi dan kepada siapa. Terkadang memang perlu untuk menunjukkan bahwa kamu tak salah. Tapi meminta maaf tak selalu berarti kamu salah. Seringkali itu berarti kebijaksanaan dan penghormatan. Ia akan mengajarkan kamu kelapangan hati dan kelembutan perilaku. Terlebih kepada orang tua, yang semestinya kamu jaga perasaan, kehormatan, dan harga dirinya dengan cara apapun itu.
— Taufik Aulia
741 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Allah yang Jauh Lebih Merindukanmu
Pernah nggak sih kita merasa saat kita sedang futur. Saat kualitas dan kuantitas tilawah dan murajaah menurun. Saat derap langkah kaki menuju masjid untuk memenuhi panggilannya terasa berat. Saat sekedar mengeluarkan sepuluh ribu untuk bersedekah terasa susah. Saat berniat menghadiri majelis ilmu justru merasa malas. 
Saat itulah kita sebenarnya sadar. Kita sadar makin menjauh dariNya. Percaya atau tidak pasti akan senantiasa ada perasaan bersalah di dalam jiwa ini. Tapi entah mengapa kita berusaha melawan perasaan jujur tersebut. Kita seolah membohongi diri kita sendiri bahwa kita butuh refreshing. Ah iya, daripada datang kajian mending jalan-jalan, sekali-sekali lah. Lalu lantas bukan lagi sekali namun berkali-kali. Ah, ntar dulu deh tilawahnya, masih sibuk ada tugas. Hingga akhirnya kita tak menyentuh Al-Quran sama sekali. 
Lantas tiba-tiba pernah nggak sih merasa lalu datang aneka kesulitan. Lalu datang waktu yang kita rasa disia-siakan. Seharusnya plan kita ini, tapi nyatanya begini. Seharusnya mau belajar tapi malah ngantuk. Seharusnya target hari ini selesai tugas itu nyatanya sampai seminggu belum selesai. 
Lalu kita justru menyalahkanNya. Kok teman saya yang kayaknya ga pernah shalat tapi dapat nilai bagus. Sementara saya yang shalat dan beriman kepadaNya justru mendapat hasil dibawah mereka. Di saat kita menyalahkanNya, tanpa sadar kita bukan semakin dekat. Namun justru semakin jauh dariNya. 
Lalu Allah lagi-lagi memberi kesulitan. Tak seperti biasanya semangatmu menurun, padahal kamu bilang kamu sudah refreshing untuk jalan-jalan. Padahla kamu juga sudah menyeleseikan tugasmu, namun semangat dan motivasimu entah mengapa hilang. 
Kamu tidak sadar bahwa segala kesulitanmu, segala kesia-siaan waktumu, segala kegagalanmu adalah isyarat dariNya bahwa Allah begitu merindukanmu. Allah rindu dengan tilawahmu, yang barangkali masih terbata-bata, masih kesulitan mengeja A-Ba-Tsa, dengan tajwid dan makhrijul huruf ala kadarnya, tapi kamu selalu berusaha keras menyelesaikannya. 
Allah begitu merindukanmu, ketika mendengarmu sebagai hamba yang meminta ini itu terlalu banyak, namun Allah begitu mendengarkanmu dan mensetting waktu kapan akan mengabulkan doamu. 
Allah begitu merindukanmu, ketika kamu mengikuti majelis ilmu, walau kamu di dalamnya terkantuk-kantuk, namun usahamu untuk tetap terjaga, membuat malaikat tak kuasa menahan diri untuk mencatat amal kebajikanmu. 
Allah begitu merindukanmu, manakala kau justru menyalahkanNya atas apa yang terjadi, namun Ia tak pernah langsung mengazabmu, hanya saja memberimu isyarat - isyarat yang lain agar kamu memahami. 
Ya, Allah begitu merindukanmu. Tak terhitung sudah isyarat-isyarat yang disampaikan kepadamu.  Sekarang, apakah kita benar-benar merindukanNya?
636 notes · View notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Graduation Post
It's two weeks after graduation
I still remember the graduation vibe,
Family, friends, partner, I saw them happy, at least on that day. Some people realized that there always be someone who prays on them and cheer them up.
Day-1 before graduation, I was afraid.
I was afraid of losing, losing the people and moments, because I wasn't ready yet to let them go, but they will not wait for you to be ready.
I was afraid of my title after graduation, I'm no longer student anymore. I'll be asked about "What's your occupation?" "When you'll be married?" and others kind of questions. Please people, please.
Many days before graduation, I was a student.
Trying, learning and growing. Thank you for all the moments, I'm grateful that I passed this time.
It's two weeks after graduation, I hope to hear good news and I miss them already.
0 notes
bangun-pagi · 6 years
Text
Semua punya jalannya masing-masing
Bahagiapun pilihan masing-masing, sudah bersyukur hari ini?
0 notes