Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Bukakan langitMu, aku memohon satu tempat di sana untukku simpan satu nama.
Aamiin
1 note
·
View note
Text
Bukakan langitMu, aku memohon satu tempat di sana untukku simpan satu nama.
Aamiin
0 notes
Text
Safe Heart
Sementara itu, aku ambil jalan tengah dulu. Menyimpan segala rindu pada tempat semestinya.
Ia tak harus banyak menuju, cukup menyadari seberapa tidak diharapkan kehadirannya. Belajar mengikhlaskan lebih baik dari peliknya meratapi.
Lalu bergumul dengan waktu, menormalkan kembali rasa pada keadaan semula.
Ada pelajaran yang bernama memahami---dimana memilih menyelamatkan hati, lebih utama daripada menuju yang tidak sedang menunggu.
Lembah Kara, 070224
1 note
·
View note
Text
DIJALAN SEMPIT ITU
Ada harapan yang pernah sebegitu luasnya, ku letakkan penuh hati hati dijalan sempit itu. Ada doa-doa yang pernah mati matian---memanjat tebing langit. Juga niat dan semangat yang pernah nekat menerobos.
Kadang kupikir---aku sedang berjudi dengan takdir, pertaruhkan segala resiko pada hati yang tak tau apa apa. Karena siap tidak siap, hati harus menanggung segala akibat dengan sabar.
Dijalan sempit itu tempatnya niat dan semangat pernah menerobos paksa sebelum akhirnya dipatahkan berkali kali.
Dijalan sempit itu rindu pernah berlarian lalu ia tersesat.
Di sempitnya jalan itu, berdiri angkuh tebing tinggi melebihi dari sekedar ego.
Disana, hati dipaksa memilih mundur dari segala ingin untuk di inginkan.
3 notes
·
View notes
Text
ʀᴇᴀʟɪᴢᴇᴅ
Tak peduli sebesar apa rindu yang aku punya, karena esensi dari rindu adalah balasan. Sekeras apapun rindu berjuang sepihak, maka tidak akan menjadi apa apa. Namun rindu juga sering tak peduli pada balasan, ia hanya perlu untuk terus ada dengan atau tanpa kuingin.
Rindu itu beban?
Tidak juga, aku terlatih sangat telaten menyeimbangkan hati dari rindu yang berjuang sendiri. Aku terlebih dahulu mempersiapkan hati atas resiko buruknya, daripada fatamorgana nya.
Sering mengajari hati agar memahami apa itu sadar diri, sesakit apapun harus tetap bangkit dan pintar berkamuflase dari luka menyerupai senyum. Tak perlu menunjukan sakit berlebih, walaupun itu sebenarnya terasa begitu sakit.
Tentang rindu pun, ia kerap patah dan perlahan akan memahami kenyataan bahwa ia hanya berjuang sepihak,
lalu bergerak menuju diam
21 notes
·
View notes
Text
𝖮𝖡𝖩𝖤𝖪
𝖦𝖾𝗅𝖺𝗌 𝗂𝗍𝗎 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗍𝖺𝖽𝗂 𝗄𝗈𝗌𝗈𝗇𝗀, 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗃𝖺𝗄 𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗄𝖾𝖼𝖺𝗆𝗎𝗄 𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁𝗂 𝗄𝖾𝗉𝖺𝗅𝖺. 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗌𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗋𝗂 𝗇𝖺𝗋𝗂 𝖽𝗂𝗄𝖾𝗌𝗎𝗇𝗒𝗂𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀. 𝖪𝗎𝗍𝖺𝗍𝖺𝗉 𝗅𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗅𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗋𝗂𝗇𝗍𝗂𝗄 𝗁𝗎𝗃𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗍𝗂𝗄 𝗅𝖾𝗆𝖻𝗎𝗍 𝖽𝗂𝗃𝖾𝗇𝖽𝖾𝗅𝖺.
𝖡𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂𝗇𝗒𝖺, 𝗇𝖺𝗆𝗎𝗇 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗄𝖾𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗁𝖺𝗅 𝗁𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗋𝖽𝗎𝖺 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗅𝗂𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂. 𝖣𝗂𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗈𝖻𝗃𝖾𝗄 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗌𝖾𝗀𝖺𝗅𝖺, 𝗐𝗎𝗃𝗎𝖽𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖽𝗂𝗌𝗂𝗇𝗂--𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗂𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖽𝗂𝗁𝖺𝗍𝗂, 𝗉𝗎𝗇 𝖽𝗂𝗄𝖾𝗉𝖺𝗅𝖺.
𝖠𝗄𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗅𝗂𝗁𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗌𝖾���𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂𝗇𝗒𝖺, 𝖺𝗄𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗁𝖺𝗆𝗂 𝖾𝗌𝖾𝗇𝗌𝗂 𝗄𝖾𝖿𝖺𝗇𝖺𝖺𝗇. 𝖣𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗅𝗎𝗆𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺𝗇𝗒𝖺.
𝖳𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗂𝗍𝗎, 𝖺𝖽𝖺 𝗉𝗂𝗁𝖺𝗄 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖺𝗅𝗂𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗅𝖺𝗄 𝗍𝖾𝗋𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅--𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗆𝗂𝗌𝖺𝗅𝗇𝗒𝖺. 𝖩𝗎𝗀𝖺 𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗉 𝖽𝗂𝗃𝖾𝗃𝖺𝗅𝗂 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗍𝖾𝗋𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖽𝗂𝗅𝖺𝗋𝗎𝗍 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖽𝖺𝗇 𝗌𝗂𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺. 𝖳𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗅𝗎 𝗄𝗎𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇, 𝖽𝗂𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀 𝗂𝗇𝗂 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖺𝗌𝗍𝗂 𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖼𝖺𝗋𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗒𝖺.
𝖡𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗆𝖾𝗋𝖾𝗄𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺. "𝖳𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗅𝗎 𝖽𝗂𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋𝗄𝖺𝗇, 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖻𝗂𝖺𝗋𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗃𝖺 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂." 𝖲𝖾𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺 𝗂����𝗎.
𝖱𝗎𝗆𝗂𝗍𝗇𝗒𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁, 𝗋𝗂𝗇𝖽𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗅 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗃𝖺𝗋 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖽𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗀𝖺𝗅𝖺 𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋.
𝖱𝗎𝗆𝗂𝗍𝗇𝗒𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗍𝗂𝗍𝗂𝗄 𝗍𝖾𝗆𝗎 𝖺𝗇𝗍𝖺𝗋𝖺 𝗋𝗂𝗇𝖽𝗎 𝖽𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗃𝗎.
3 notes
·
View notes
Text
Untitled
Pada hati yang pernah patah
Berserak hambur puing keluh kesah
Menuang segala derunya resah
Nganga luka kau telan mentah
Pada jiwa jiwa yang dijejali rapuh
Menghalau segala riuh badai meruntuh
Berkawan sendiri arungi muara peluh
Cemaskan tepian segera berlabuh
Cahaya menjadi barang paling mahal
Pengap dinding menampung segala sesal
Semoga kan pekat tak mengenal kekal
Pada pengap dinding harapnya terpental
Jejak sembabnya mengering kaku di pipi
Mengalir deras hanyutkan mimpi mimpi
Di matanya sendu
Di dadanya biru
Di nadinya pilu
Di nafasnya yang berlalu
Lembah kara, 15 Juli 2023
1 note
·
View note
Text
"Aku pernah singkat mengUTARAkannya, hanya saja pikiranmu mungkin sedang Ke TIMUR."
Unlucky
1 note
·
View note
Text
Rindu Yang Siuman
Semesta mungkin benar, tak memberi kita sedikit peluang. Sebab tak ada tepian untuk perahu yang tak berdayung.
Pada setiap diam mu, aku selipkan bait bait lantang penghalau hening. Agar rindu pincang ku tak begitu berisik saat mengitarimu.
Namun seringnya rinduku terdiam, terjatuh entah kau apakan dia, yang pasti ia terkapar pada kesekian kalinya.
Saat ia siuman, anehnya ia pun masih tetap menanyakan mu seolah kau adalah resepnya. Bahkan meski ia sadar akan terkapar lagi, lalu siuman lagi. Mungkin baginya ini hanya sekedar siklus takdir.
Sehingga ia terus mengitarimu sebagai seputaran luka yang membuatnya kebal.
0 notes
Text
Aku pernah membawakan lentera pada sosok yang sama sekali tidak membutuhkan cahaya.
Juga pernah menawarkan sembuh pada sebuah hati yang luka, dan disaat yang sama penyebab lukanya datang sebagai tabib.
#wordwork
0 notes
Text
Made In Heart
Jauh sebelum kita menjadi asing, aku pernah sadar kita hanya terlihat baik-baik saja. Dari gelagat yang mulai kurang melibatkan hati pada setiap temu, sampai senyum yang tak lagi menjadi penenang, juga tawa yang tak renyah lagi.
Sempat terlintas "Sudahi saja." Namun masih terpikir agar memperbaiki saja kepincangan ini, agar tak ada keputusan yang jatuhnya nanti keliru lalu menjadi penyesalan.
Ternyata aku sepenuhnya salah, meminta kembali hati yang tak lagi untukku adalah ketidakmungkinan yang aku sederhanakan.
1 note
·
View note