Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
perempuan yang punya banyak mimpi
kamu tau nggak, perempuan yang punya banyak mimpi itu cantik dan hebat banget kalau dilihat dan dikenal. mereka menarik karena tampak cerdas, karena sekiranya bisa melahirkan dan mendidik anak-anak yang cerdas pula.
kamu tau nggak, perempuan seperti itu, super merepotkan kalau dijadikan pasangan hidup. kalau kamu jatuh cinta sama perempuan yang punya banyak kemauan, kamu harus bersiap-siap.
kamu harus siap menjadi tempatnya bertanya, berbagi cerita, bahkan berkeluh kesah tentang perjalanan mencapai mimpinya. sebab, sungguh tidak ada perjalanan mencapai mimpi yang mudah–meski selama ini kamu melihatnya demikian, bahwa dia penuh dengan kemudahan.
kamu harus siap dan sigap untuk menjadi yang pertama dalam membela mimpinya. menjadi yang percaya saat orang lain tidak. menjadi yang pertama menikmati karya-karyanya. menjadi penggemar yang paling utama dan setia.
kamu harus siap ikut menghidupkan mimpi-mimpinya sebagaimana mimpi-mimpimu sendiri. sungguh, bagi para perempuan seperti itu, kalah pada mimpinya bisa jadi sama menyedihkannya dengan patah hati.
kamu harus siap dengan semua kerepotan itu. bahkan, kamu harus siap untuk berkorban.
perempuan yang punya banyak mimpi itu berisik, merepotkan. tapi, kamu tau nggak, kebanyakan dari mimpi perempuan sebenarnya adalah hadiah untuk orang yang paling disayanginya. kalau kamu merasa pantas untuk mendapatkannya, bersiaplah untuk membantunya merakit hadiah itu.
berkasihlah dan salinglah memberi hadiah, niscaya kalian semakin saling menyayangi.
4K notes
·
View notes
Text
kamu
saya tidak tahu, bagaimana kamu mampu menjelma menjadi sosok yang sangat bermakna, bagi saya.
saya juga tidak tahu, jika ditanya satu kata yang mampu mendefinisikan tentang kamu
kamu begitu kompleks,
sampai-sampai
saya bingung, akan memilih satu kata apa diantara berbagai kosa kata untuk menjelaskan tentang mu
atau barangkali, saya akan gagal dalam memilih satu arti diantara berbagai definisi
yang jelas, kamu ya kamu, sosok khas yang luar biasa
yang anggun berbalut ketegasan
yang saya kagumi.. itu saja.
38 notes
·
View notes
Text
suka dengan sari aksara dari Buku Teman Imaji karya Mba Uti yang diampaikan Mba Azi, ringan, jernih dan sarat, sarat makna sarat nilai sarat tanda tanya, bagaimana kelanjutan kisah Kica Kak Adit dan Banyu. haha
Tentang "Teman Imaji" #1
Disclaimer :
Tulisan ini adalah sebuah ekspresi perasaan dan pikiran penulis setelah membaca sebuah buku, dalam hal ini novel berjudul "Teman Imaji" karya Mutia Prawitasari. Ketika menulis ini, penulis belum selesai membaca buku tersebut, belum mengetahui cerita secara utuh, apalagi kebenarannya. Tulisan ini hanyalah ledakan emosi sesaat yang ingin diabadikan, bukan penilaian apalagi resensi buku. Tidak akan ada penjelasan mengenai latar belakang cerita dalam novel, atau perkenalan tokoh. Apabila anda penasaran, silakan membacanya sendiri.
Kak Adit adalah malaikat penjaga Kica di dunia rantau, sudah seperti Ibu.
Seseorang yang mampu mendengarkan Kica, mencoba memahami Kica seberbeda apapun dunia mereka.
Seseorang yang tahu apa yang Kica butuhkan, bahkan sebelum Kica sendiri menyadarinya.
Sederhananya, seseorang yang selalu ada untuk Kica.
Meski Kica tidak selalu ada untuk Kak Adit?
Sementara Banyu adalah seorang asing yang baru masuk, yang berhasil menarik perhatian Kica.
Mereka seperti satu frekuensi dalam banyak hal, seaneh apapun hal itu.
Banyu adalah seseorang yang bisa Kica ajak bicara, menanggapi dengan serius setiap kata yang dilontarkan Kica.
Tentunya, dengan tak kalah uniknya dari gaya Kica.
Percakapan mereka, adalah banyaknya tulisan Kica.
Tapi Banyu menyembunyikan sesuatu.
Disodori dua tokoh seperti itu, respon pertama tentu memanggil jiwa romance saya.
Bagaimana memilih salah satu di antara mereka?
First impression, Saya belum bisa mengambil sudut pandang Kica, karena tentu saja sejak awal, saya diperkenalkan dengan tokoh bernama Kica, bukan "aku".
Bagi saya, keduanya adalah dunia Kica.
Namun, sejak kapan sebuah cerita harus berakhir dengan satu tokoh perempuan dan satu tokoh laki-laki?
Mengingat kalimat percakapan dari novel ini selalu sarat makna, maka saya berusaha menarik logika.
Cerita berbobot seperti ini tidak mungkin diarahkan sebagaimana pikiran dangkal saya menghendaki.
Maka saya berusaha memakai kacamata Kica.
Dan benar saja, saya setuju kedua tokoh lelaki itu tidak untuk dipilih salah satunya.
Tapi memang keduanya dituliskan hadir untuk Kica, untuk mengisi dunia Kica yang selama ini hanya berisi dirinya sendiri, dan teman-teman imajinya. Contohnya, hujan.
Dari situ saya sadar.
Cerita Kica seperti hendak menegaskan sesuatu.
Kak Adit, dengan segala sikapnya, hadir untuk suatu alasan tertentu.
Banyu, dengan segala pemikirannya, datang untuk suatu alasan tertentu.
Setiap manusia, yang kita berinteraksi dengan mereka,
ada untuk kita belajar,
ada untuk kita hargai keberadaannya, seburuk apapun dampaknya -terlihat- pada kehidupan kita.
Kita boleh menilai, tapi jangan dulu memutuskan, apalagi menghakimi.
Karena kita tidak terlibat seutuhnya dalam cerita mereka.
Seperti saya, dan buku ini saat ini.
Yogyakarta, 16 Oktober 2019.
13 notes
·
View notes
Text
Sari Kehidupan
Meresapi sari sari kehidupan
Menikmati setiap seruput kenikmatan sajian Tuhan
Merasakan manis getir dan asam
Yang berbalut selimut, lembut
Terhantarkan oleh variasi rerupa insan, beragam kejadian
Yang tiada lain, semua ini bagian dari belaian kasih sayang Tuhan
Yang oleh-Nya jiwa-jiwa ini berada dalam genggaman
Jangan menyerah begitu saja
Sebab, setiap letih dan lelah yang dirasa
Sakit dan perih yang menggerogoti asa
Percayalah, dibalik ini ada mimpi yang melambai
Menyambut untuk segera digapai
Setiap jerih yang payah, setiap lantunan doa doa, pun setiap daya yang terupaya
Percayalah, diujung sana ada cita-cita yang menyambut gembira
Selamat menikmati setiap detik, anugerah masa
Selamat menikmati setiap hela napas, anugerah hidup
Mari bersyukur dalam kedalaman cinta, kepada-Nya
8 notes
·
View notes
Text
Visi Frekuensi
dulu saya berfikir bahwa melangkah bersama itu baru boleh kita mulai ketika kita benar-benar sudah satu visi, satu frekuensi
namun, seiring dengan perjalanan langkah kaki, ternyata ada beberapa hal yg lebih mutlak diperlukan dlm bekerja sama, melangkah bersama.
Rasa untuk saling menghargai, rasa utk saling peduli, kesediaan diri utk berdiskusi, dan menekan ego diri. Niscaya, keselarasan dalam berperjalanan dapat diraih. Mampu tetap selaras ditengah berbagai dinamika, mampu tetap jernih dalam berbagai kondisi, mampu saling menjaga komitmen ditengah berbagai persoalan.
Hingga, dalam hal ini, saya kemudian bersepakat bahwa, satu visi satu frekuensi bukanlah modal utk bekerja sama, tapi adl sebuah kausalitas ketika kita berprinsip utk bisa saling menghargai, peduli, senantiasa berdiskusi dan menekan ego diri.
Visi bisa terbentuk dari komunikasi. Keselarasan frekuensi dilahirkan dari rasa saling menghargai.
@bagassabda
54 notes
·
View notes
Text
gunakan hatimu
“Gunakan hati mu, Nak” begitulah kira-kira nasihat Bu Ocha disuatu siang. Singkat tapi dalam, bahkan tujuh kali diulang, terngiang, ditelingaku hingga sekarang.
Jujur awalnya merasa biasa, tak acuh, “ah, nasehat klise”, tapi entah kenapa, makin kesini, ada dorongan untuk mulai meraba, memahami makna tersirat dari kekata, “Gunakan hati mu”
mencoba merefleksi diri, ternyata benar, sering kali kita tidak menggunakan hati sepenuhnya dalam bertindak dan menentukan suatu hal.
Masih sering, memilih ini itu karena gengsi, tersebab tendensi, tergoyahkan oleh opini dan asumsi, yang kemudian menegasikan suara hati.
Ketika ditengah jalan, muncul rasa bosan, tidak nyaman dan menyesal, alih-alih mensyukuri, kita justru disibukkan untuk mencari kambing hitam, menghardik konsekuensi yang datang dari setiap keputusan.
Kini aku belajar, bahwa melibatkan hati dalam menentukan suatu hal adalah kunci kebahagiaan, dan keberhasilan.
“Hati, gunakan hatimu, Nak, esok beberapa tahun lagi, kembalilah kesini, menemui saya, setelah kau berhasil, berhasil menggunakan hati”
“Iya Bu, in sya Allah” jawabku, menyudahi sesi presentasi visi disiang yang sangat berkesan.
Refleksi materi Training 1 MRUF ENVOY XI
Jakarta, 22 September 2019
12 notes
·
View notes
Text
bebas merdeka apa adanya
“jadilah manusia bebas !” bisik diri ini pada dirinya
bebas untuk menentukan pilihan, melepaskan berbagai tendensi, dan gengsi yang seringkali membebani
“jadilah manusia merdeka !” bisik diri ini pada dirinya
merdeka untuk berkehendak sesuai nurani, melepaskan diri dari berbagai kepentingan yang menegasikan kemanusiaan, yang seringkali menggerus hati menguras fikiran
“jadilah manusia apa ada nya !” bisik diri ini pada dirinya
apa adanya untuk menerima yang ada, apa adanya tidak dibuat mengada-ada, apa adanya mensyukuri, menerima dan berbangga dengan karunia-Nya
tersebab kita adalah raja atas diri kita, tak ada yang lebih berhak menentukan arah kita bergerak, selain Dia, dan kita !
Selamat Mengembara !
Menuju Manusia Bebas, Merdeka, Apa Adanya!
@bagassabda (Yogyakarta 8/10/2019 20:26)
19 notes
·
View notes
Text
kerja sama
di dunia kerja sama, boleh jadi jalan fikiran dan cara kerja masing-masing orang berbeda, meskipun menuju satu titik yang sama. It’s okay, disinilah kemudian definisi saling memahami, menghargai dan mengkomunikasikan menjadi poin vital.
Agar apa, agar tidak muncul benih kecurigaan yang merupakan awal keretakan hubungan, agar apa? agar tidak muncul rasa, diri kita paling bekerja keras, paling berkontribusi, paling berkorban, yang berujung merasa superior, dan menegasikan kontribusi orang lain.
Padahal, seringkali rasa itu muncul dari asumsi semata, boleh jadi orang lain justru bekerja lebih keras, tapi tidak memperlihatkannya, boleh jadi rekan kita berkorban lebih besar, tapi memilih diam untuk menyimpan.
Percayalah, masing-masing dari kita sudah dewasa, sudah memahami peran masing-masing, sudah memahami tujuan bersama. Kita komunikasikan, kita berjalan beriringan, saling menguatkan tak saling menegasikan.
17 notes
·
View notes
Text
Hope.
Indah itu ketika kamu akhirnya tahu ada orang yang diam diam memperjuangkan mu mati-mati an di hadapan Tuhan-nya
40 notes
·
View notes
Text
Menangislah hanya karena tiga
Karena ingat akan dosa;
karena rindu akan orang tua;
karena cintamu terhadap Yang Paling Maha, Allah Esa.
Agar mahal air matamu. Tidak sengaja jatuh dijatuhkan hanya karena masalah rendah dunia semata.
-Kata Tabita ketika aku mulai putus asa.
55 notes
·
View notes
Text
Hingga Nanti
Hingga nanti kemudian engkau bertanya tentang apa?
ijinkan aku menjawab ini tentang makna, tentang kita, tentang semesta.
Hingga nanti kemudian engkau bertanya tentang kapan?
Ijinkan aku menjawab, pun tak ada waktu yang lebih tepat utk memulai kebaikan kecuali, sekarang !
Hingga nanti kemudian engkau bertanya tentang bagaimana?
ijinkan aku menjelaskan langkah-langkahnya. cara agar kita bisa berdiskusi dan menentukan tujuan, metode, dan rencana, bersama.
Hingga nanti kemudian engkau bertanya dimana?
ijinkan aku menunjukkan tempatnya, di sebuah koordinat bumi, dimana kita akan bersua dan berdialektika, berlayar, bersama.
Hingga nanti kemudian engaku bertanya mengapa?
ijinkan aku mengejewantahkan alasannya, tentang sebab akibat, juga tentang segalanya.
Sebab sebelum ini, bahkan detik ini hingga kelak nanti,kita sedang dalam proses belajar dan terus belajar.
Belajar memahami, memiliki, mengerti, belajar mendengar, dan belajar banyak hal.
Sama-sama belajar, sekaligus mempersiapkan.
Semoga nanti, kita beruntung ya.
Menjumpai moment titik pertemuan antara persiapan dan kesempatan.
Semoga.
Yogyakarta, 5 Maret 2019
61 notes
·
View notes
Text
sua.
aku pikir cinta itu tabu
“tidak!” sahutmu
“cinta itu akrab, seakrab perbincangan kita yang walau tanpa jumpa aku merasa seolah kita sedang bersama” imbuhnya.
“kalau begitu, cinta itu hangat, sehangat teh yang ku sedu pagi, seraya memupuk rindu mengingatmu” kataku
“terimakasih kamu!
darimu aku belajar rindu
karena aku tahu
jika cinta temu itu semu!
dua tahun sudah berlalu
tanpa temu
dan menurutku itu seru!
aku menikmatinya
besok saja, jika sudah waktunya
kini cukup dengan doa, tanpa sua
kita bisa saling berbicara
22.23 | Yogyakarta 11 Maret 2019
28 notes
·
View notes
Text
masih lanjut kan (?)
perjalanan ini terus berlanjut kan?
bukan apa-apa, aku bertanya demikian
agar kemudian kita bisa saling berbagi peran
ada yang mengangkat beban, ada yang penunjuk jalan
ada yang memandu di depan
ada pula yang mengayomi di belakang
kita saling menyemangati dan menguatkan
kita saling mengerti dan mengingatkan
agar kemudian kita bisa, bersama sampai tujuan
mau kan?
entah esok, lusa atau hari nanti
yang jelas, biidznillah, in sya Allah kita bisa sampai
aku hanya minta, kamu jangan merasa sendiri
apalagi memutuskan untuk berhenti
22.58 | @bagassabda Yogyakarta 11 Maret 2019
39 notes
·
View notes
Text
Kalaupun apa yang ada tidak juga membuat kita lebih dewasa
lalu untuk apa kita mempertahankannya ?
Kalaupun apa yang ada tidak juga membuat kita lebih mensyukuri
lalu untuk apa kita membersamai ?
Kalaupun apa yang ada tidak juga membuat kita lebih sabar dan faham
lalu untuk apa kita erat menggenggam ?
sebab, bukan untuk hal yang sia-sia kita ada
lepaskan beberapa hal yang dirasa kurang berfaedah
untuk fokus menggenggam apa-apa yang lebih menuntun kepada keberkahan
Depok, 29 Agustus 2019 (@bagassabda)
21 notes
·
View notes
Text
ketulusan
Hari ini aku belajar, bahwa diatas kerja keras, perjuangan, dan segala upaya kita dalam meraih pun menjadi makna, ada satu hal bernama KETULUSAN yang harus benar-benar dijaga kebersihannya, dirawat kesuciannya.
Sebab,
seringkali, yang membedakan aura satu hal dengan hal lain adalah tentang ada tidaknya curah-curah ketulusan
seringkali, yang membedakan cita rasa satu sajian dengan sajian lain adalah tentang ada tidaknya bubuhan ketulusan
pun yang membedakan satu tindakan perjuangan serta kebijakan mampu menggetarkan hati menarik empati, juga pada ada tidaknya ketulusan
mari kita tanyakan kembali pada diri ini ketika melakukan suatu hal
sudah kah saya tulus melakukannya?
atau jangan-jangan, selama ini kita melakukan ini itu hanya untuk menarik simpati, agar dilihat hebat, agar bisa dipuji, agar terpandang, atau karena alasan tendensi-tendensi lain yang jauh dari makna ketulusan.
lalu,
dari mana kita belajar tentang ketulusan?
dari banyak orang sederhana disekitar kita, orang yang tidak diselimuti tendensi apalagi berharap dipuji, dari Ibu yang telah dengan sabar mengasuh dan mendampingi kita, dari ayah yang rela bekerja keras demi anaknya, dari petani yang setia dan sabar menanam padinya, dan dari banyak orang yang bertindak atas dasar ketulusan bukan tendensi palsu mengharap pujian
semoga kedepan, kita bisa kemudian membubuhkan rasa tulus, mencurahkan ketulusan dalam setiap gerak, tindak dan lisan kita.
35 notes
·
View notes
Text
mari kita realisasikan mimpi-mimpi yang pernah kita terbangkan, perlahan, dengan kesabaran yang diselimuti keyakinan ! semangat memulai hari dengan penuh semangat dan keyakinan :)
Mimpi
Hidupku bergairah karena mimpi, pun dibuatnya lemas juga karena mimpi. Pilihan diantara dua opsi ini tergantung pada realisasi.
@bagassabda | Yogyakarta 23 Februari 2019
21 notes
·
View notes
Text
Memulai vs Mempertahankan
barangkali ada yang berkata bahwa “memulai itu lebih sulit daripada mempertahankan”.
Di sisi lain, ada yang berpendapat “mempertahankan justru lebih sulit daripada memulai”
namun, menurutuku memulai dan mempertahankan, tidak ada yang lebih sulit atau lebih mudah, sebab keduanya memiliki tantangannya masing-masing.
Tantangan untuk MEMULAI adalah NIAT dan KEBERANIAN
tantangan untuk MEMPERTAHANKAN adalah KONSISTENSI dan KETEGUHAN
keduanya sama-sama penting. saling berkaitan, tak saling menegasikan.
46 notes
·
View notes