Photo
You would be surprised with how many people in your life could be going through depression at this very moment. People hide it like a paper bag over their heads out of fear of being judged, made fun of, seen as weak, or just not taken seriously. Depression should not be taken lightly, it holds us down from our purpose and potential in life. Those who tell you that it doesn’t exist have never experienced depression in their life, therefore not understanding the symptoms and how it’s something that cannot be fixed in a day! So if you think you are depressed or if you think you know someone else who is, please talk to a friend, a family member, or anyone else in your life that you trust - never overlook the possibility of seeing a doctor for more professional help!! Your feelings are real, your feelings are shared upon millions. Don’t hide it, talk to someone about it. With the right help, you can rediscover your confidence and begin life anew with our undying love and support! We are right here!!
864K notes
·
View notes
Text
Intro Literature (absudisme)
Thanks a lot http://pemudaniasutara.blogspot.co.id/2012/05/macam-macam-bentuk-aliran-dan-kritik.html?m=1
Absurdisme
Aliran sastra ini munyuguhkan pada ketidakjelasan kenyataan. Pada dasarnya, yang dihadirkan adalah realitas manusia tetapi selalu hal-khal yang irasonal, tidak masuk akal. Mengapa demikian? Karena bentuk sastra absurdisme ini memberi ruang yang terbuka bagi para apresiator untuk memberi tafsiran masing-masing dan semuanya dikembakiakan kepada pembaca. Aliran absurdisme dapat kita temui dalam karangan Putu Wijaya, Sitor Situmorang, Budi Darma dan Iwan Simatupang.
1 note
·
View note
Text
Intro Literature (Postmodern)
Matursuwuuun http://anggitadewipratiwi.blogspot.co.id/2012/10/postmodernisme.html?m=1
POSTMODERNISME
A. Sejarah Aliran Postmodernisme
Berdasarkan asau usul kata, Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham yang berkembang setelah modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari modernisme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947. Setelah itu berkembang dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri.
Pemikiran posmodernisme sendiri sebenarnya telah diawali oleh teori dialogis Bakhtin yang disusun pada tahun 1920-an. Teori tersebut telah menunjukkan kecenderungan ke arah postmodernisme. Namun, secara faktual baru pada tahun 1950-an postmodernisme muncul sebagai sebuah aliran. Selanjutnya, aliran ini baru dikenal di kalangan luas pada tahun 1970-an. Istilah postmodernisme mula-mula dikenalkan oleh Lyotard secara eksplisit lewat karyanya The Postmodern Condition: A Report and Knowledge. Dalam bukunya tersebut Lyotard menolak ide dasar filsafat modern yang dilegitimasi prinsip kesatuan ontologis.
Teater adalah wujud penolakan postmodernisme terhadap modern yang paling jelas. Kaum modern melihat jelas sebuah karya seni sebagai karya yang tidak terikat waktu dan ide-ide yang tidak dibatasi waktu. Kaum postmodern melihat hidup ini seperti sebuah kumpulan cerita sandiwara yang terpotong-potong. Maka teater adalah sarana terbaik untuk menggambarkan tragedi dan pertunjukan.
Tidak setiap karya teater merupakan wujud nyata postmodernisme. Karya teater postmodern mulai timbul pada tahun 1960-an. Akarnya sudah ada sebelum tahun 1960-an, yaitu karya seorang penulis Perancis bernama Antonin Artaud pada tahun 1930-an.
Artaud menantang para seniman (khususnya dalam bidang drama) untuk memprotes dan menghancurkan pemujaan kepada karya seni klasik. Ia sangat mendukung pergantian drama tradisional dengan 'teater keberingasan." Ia berseru agar dihapuskannya gaya kuno yang berpusat kepada naskah. Ia mengusulkan gaya baru yang berpusat kepada simbol-simbol teater termasuk didalamnya adalah: pencahayaan, susunan warna, pergerakan, gaya tubuh, dan lokasi. Artaud juga meniadakan perbedaan antara aktor dan penonton. Ia ingin agar penonton juga mengalami suasana dramatis seperti sang aktor. Tujuan Artaud adalah memaksa penonton untuk berhadapan dengan momentum kenyataan hidup secara langsung pada saat itu, yang bagaimanapun juga tidak akan terulang melalui aturan-aturan sosial sehari-hari.
Beberapa ahli ini menemukan bahwa naskah atau teks adalah otoritas yang menindas kebebasan. Untuk memecahkan masalah ini, mereka mengurangi naskah atau teks sehingga setiap penampilan menjadi spontan dan unik. Setelah beberapa sekali ditampilkan, tidak ada lagi pengulangan. Penampilan itu sekali saja dan akan hilang selama-lamanya setelah itu.
Ahli lainnya menganggap sutradara adalah orang yang menindas kebebasan penampilan. Mereka berusaha memecahkan masalah ini, dengan menekankan improvisasi dan memakai sutradara lebih dari satu orang. Maka produksi teater/film bukan lagi produksi tunggal dan utuh.
Teater postmodernisme menampilkan usulan-usulan para ahli di atas. Mereka membuat berbagai elemen dalam teater, seperti suara, cahaya, musik, bahasa, latar-belakang, dan gerakan saling berbenturan. Dengan demikian, teater postmodernisme sedang menggunakan teori tertentu yang disebut dengan estetika ketiadaan (berbeda dengan estetika kehadiran). Teori estetika ketiadaan menolak adanya konsep kebenaran yang mendasari dan mewarnai setiap penampilan. Yang ada dalam setia penampilan adalah kekosongan ("empty presence"). Seperti etos postmodern, makna sebuah penampilan hanya bersifat sementara, tergantung dari situasi dan konteksnya.
Demam postmodernisme di Indonesia telah ada sejak awal kemunculannya di awal tahun 1990. Pada masa itu wacana terhadap posmodernisme sendiri kurang mendapat apresiasi yang positif. Hal ini karena bangsa Indonesia tengah disibukan dengan urusan politik dan persoalan degradasi ekonomi yang tidak kunjung kondusif. Meskipun demikian realitas postmodernisme telah hadir menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang ditandai dengan munculnya beragam teknologi informasi, seni, budaya urban, sampai gaya hidup. Istilah postmodernisme dapat diartikan sebagai era setelah adanya modernisme.
B. Karakteristik Aliran Postmodernisme
1. Mengedepankan prinsip pemikiran parologi atau pluralisme
2. Memiliki istilah-istilah kunci posmodernisme yaitu :
a. pluralisme adalah suatu kerangka interaksi yg mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi (pembauran / pembiasan).
b. Fragmentisme adalah cerita yang tidak beraturan alur ceritanya.
c. Heterogenitas adalah
d. Interminasi adalah tidak adanya kesinambungan dalam cerita.
e. Skeptisisme adalah
f. Dekonstruksi adalah
g. Ambiguitas adalah
3. Di dalam bidang seni, postmodernisme memiliki ciri abstrak
4. Di dalam seni teater, postmodernisme menyukai tragedi
5. Tulisan fiksi posmodernismemenggunakan teknik percampuradukan. Beberapa penulis mengambil elemen-elemen tradisional dan mencampurkannya secara berantakan untuk menyampaikan suatu ironi mengenai topik-topik yang bisa dibahas. Kaum posmodernisme ingin mengetahui bagaimana kenyataan-kenyataan yang amat berbeda, dapat berjalan bersama dan saling bercampur.
6. Di dalam dunia seni sastra, postmodernisme dapat terlihat dalam bentuk estetika yang keluar dari pola yang biasanya ada
1 note
·
View note
Text
Intro Literature (Modernisme)
Thank u https://literart09.wordpress.com/2013/01/19/lutfi-ali-ramdani-1209503104/
MODERNISME DAN SASTRA
Oleh Lutfi Ramdani (1209503104)
Modernisme merupakan aliran sastra dan budaya pada awal abad XX yang berkisar antara tahun 1910 sampai akhir Perang Dunia II. Aliran ini menolak bentuk dan teknik penyampian aliran sastra periode sebelumnya, dan mempertanyakan kembali nilai-nilai sosial ekonomi masyarakat borjuis. Aliran ini merupakan respons terhadap realisme dan naturalisme. Kedua aliran tersebut dianggap telah menyalahkan gunakan seni. Seni seharusnya memberikan kebebasan dari realitas yang menyesakkan.. Pengikut aliran ini mengatakan seni untuk seni (l’art pour l’art), bukan untuk menyelesaikan masalah sosial.
Untuk menghadapi persoalan ini, para penulis mempunyai visi bagaimana cara mengatasinya walaupun diakui bahwa hal itu bukan merupakan hal yang mudah. Pemerataan keadilan merupakan hal yang sangat penting. Penulis lain mengatakan bahwa sebaiknya mereka mengonsentrasikan perhatian pada masalah daripada solusi. Oleh karena itu, Le Sueur dalam karya-karyanya menggambarkan kemarahan orang-orang yang menderita karena sistem ekonomi kapitalisme gagal memberikan pembagian kekayaan yang merata kepada masyarakat. Pada tahun 1930-an penulis-penulis Amerika mulai menawarkan solusi berdasarkan data-data yang terkumpul, baik dalam bentuk komitmen umum ke bentuk sosialisme atau identifikasi lebih spesifik lagi ke Komunisme Uni Soviet. Solusi-solusi ini menyerang semangat individualisme Amerika. Secara umum isu ini dapat dilihat di bawah topik perjuangan bertahun-tahun antara prinsip unity dan plurality. Moto Amerika yang terkenal e
Salah satu yang menarik dari karya-karya sastra era modernisme adalah persoalan bahasa. Dalam sebuah novel era modernisme kesohor, Vein of Iron (1936), si penulis—Ellen Glasgow—menggunakan kalimat panjang dan kompleks. Dia memakai gaya bahasa paralelisme. Penggunaan bangunan struktur yang paralel akan menghasilkan bentuk-bentuk pengungkapan yang retoris dan sekaligus melodis.pluribus unum menyiratkan bahwa kesatuan akan timbul dari perbedaan secara otomatis.
Beberapa pengarang sastra pada jaman tersebut bereksperimen melalui bentuk bahasa, simbol, dan mitos. Monolog dalam yang merupakan bentuk penceritaan modernisme tampak dalam Vein of Iron,
“Love has been stronger than religion. But they would smile if they knew how much of my courage depends on little things. These little things mean more than themselves. They mean an attitude of soul, a ceremony of living. Your grandmother could never understand that my blue bowl has helped me more than morning prayers. For me, bare Presbyterian doctrine was not enough. I needed a ritual. That is why I have never, not even when we were poorest, let myself think poor. That is why I have never failed to put the crocheted mats on the table, and the candlestick, with or without candles, and the flowers or berries in the blue bowl” [hlm.96] (Cinta lebih kuat daripada agama. Akan tetapi orang pasti tersenyum jika tahu betapa besar ketergantungan keberanian ibu pada hal-hal kecil. Maknanya lebih besar daripada hal-hal kecil itu sendiri. Maknanya menunjukkan sikap jiwa, seremoni kehidupan. Nenekmu tidak pernah bisa memahami bahwa mangkuk biru lebih berarti bagi ibu daripada doa pagi hari. Bagi ibu, doktrin Presbiterian sendiri tidaklah cukup. Ibu butuh ritual. Itu sebabnya ibu belum pernah, meskipun ketika kita sangat miskin, membiarkan diri berpikir jadi orang miskin. Itu sebabnya ibu tidak pernah lupa meletakkan alas makan sulam di meja, dan tempat lilin, baik ada atau tidak ada lilinnya, serta bunga dan berry di mangkuk biru itu).
menggambarkan pikiran seorang tokoh tanpa perantaraan seorang pencerita seperti yang dilakukan oleh Ada. Pikirannya meloncat dari satu pengalaman kepada pengalaman lain. Kenyataan digunakan untuk mendukung imajinasinya. Dalam monolog terdapat dialog.
0 notes
Text
Intro Literature (Realisme)
Thank u Wikipedia
Realisme sastra adalah tren penggambaran kehidupan dan masyarakat kontemporer apa adanya. Tren ini diawali oleh sastra Perancis pertengahan abad ke-19 dan melebar hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sesuai semangat "realisme" umum, para penulis realis memilih gambaran aktivitas dan pengalaman sehari-hari yang biasa alih-alih gambaran yang diromantisasi atau dimodifikasi.Novel Middlemarch karya George Eliotmenjadi patokan utama tradisi realis. Novel tersebut adalah contoh utama peran realisme abad ke-19 dalam naturalisasi pasar kapitalis yang sedang berkembang.
William Dean Howells adalah penulis Amerika Serikat pertama yang membawa estetika realis ke kesusastraan Amerika Serikat. Cerita-cerita kehidupan kelas atas Boston tahun 1850-an karyanya banyak dipuji oleh kalangan penulis fiksi Amerika Serikat. Novelnya yang paling terkenal, The Rise of Silas Lapham, mengisahkan seseorang yang ironisnya jatuh miskin karena kesalahannya sendiri. Stephen Crane juga dianggap berhasil mengilustrasikan aspek-aspek penting realisme ke dalam dunia fiksi Amerika Serikat melalui Maggie: A Girl of the Streets dan The Open Boat
1 note
·
View note
Text
Intro Literature
terimakasih http://penapena-sastra.blogspot.co.id/2016/04/periode-puritan.html?m=1
Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris PeriodePuritan
Masa kekuasaan kaum Puritan menghasilkan sejumlah besar karya sastra (Puisi dan Prosa), tetapi seni drama tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pihak penguasa. Drama dianggap sebagai sarang kemaksiatan oleh penguasa puritan.
PUISI
Pada periode ini dikenal tiga jenis puisi yaitu, puisi metafisik, puisi cavalier, dan puisi puritan.
1. Puisi Metafisik
Puisi ini pertama kali digunakan oleh Dr. Samuel Johnson (1709-1786), seorang sastrawan terkemuka abad ke-18. Puisi metafisik lebih mengutamakan intelek daripada emosi, jadi dalam puisinya didapat banyak istilah-istilah sains. Ciri-ciri metafisik yang berkembang pada abad 17 dan akhir adalah: puisinya pendek selalu padat makna dan irit kata, penggunaan imajinasi yang tidak lazim, penggunaan bahasa yang keras dan kasar, penggunaan istilah sains dan tema berkisar tentang sifat manusia yang mendua fisik dan spiritual. Penyair metafisik yang paling terkemuka adalah :
John Donne (1572-1631),sebagai penyair utama metafisik dilahirkan dalam tradisi keluarga Katolik Roma yang kuat. Dalam menggambarkan gagasan-gagasan dalam puisiny, John Donne tidak menggunakan perbandingan-perbandingan konvensional, tetapi menggunakan fantastik dan hiperbola. Karyanya yang paling menonjol adalah “The Sun Rising”.
2. Penyair Cavalier atau Royalist
Para penyair Cavalier adalah pengikut setia Raja Charles I, memiliki semangat jiwa yang berbeda dengan kelompok penyair metafisik.Mereka mencintai kehidupan duniawi dan tidak begitu fanatik terhadap agama.
Penyair-penyair yang menonjol antara lain Robert Herrick (1591-1674) dengan sajaknya To The Virgin to Make Much of Time, Thomas Carew (1595-1639) dengan sajaknya To His Mistress in Absence, dan Richard Levelace (1618-1658) dengan sajaknyaTo Althea from Prison.
3. Penyair Puritan
Penyair Puritan yang menonjol adalah John Milton (1608-1674).Disamping menjadi seorang penyair, ia juga menjabat sebagai sekretaris urusan Luar Negeri Oliver Cromwell. Milton dibesarkan menurut ajaran-ajaran Puritan dan sejak kecil sudah menyenangi musik, puisi dan keindahan. Ia memiliki semangat Renaissance dan sangat taat beragama. Karya Milton yang sangat terkenal adalah “Paradise Lost” sebuah sajak epik yang terdiri dari 12 buku, ditulis dalam bentuk “blank verse”.
PROSA
Salah satu penulis prosa pada periode ini adalah, John Bunyan (1620-1688), terkenal dengan karyanya yang bersifat alegoris, The Pilgrim’s Progress. Karya tersebut merupakan karya alegori dunia. Buyan adalah seorang yang miskin dan tidak berpendidikan. Dia tidak tahu sama sekali kebudayaan Renaissance dan tidak mempunyai dasar kebudayaan Yunani dan Roma. Namun ia banyak terlibat denga Reformasi di Inggris.
Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Puritan
Paradise Lost
Sajak “Paradise Lost” merupakan sebuah epik dalam bentuk “blank verse” tentang pengusiran setan dari surga. Milton adalah seorang penganut Puritan. Sajak ini berkisahan tentang setan, malaikat pemberontak, yang diusir dari surga bersama pengikutnya. Di neraka, para malaikat yang terusir tersebut membahas cara-cara untuk membalas dendam, dan kemudian memutuskan untuk merusak Adam dan Eve, manusia pertama di dunia. Pada saat itu Adam dan Eve sepenuhnya tidak berdosa dan hidup bahagia, tetapi Tuhan telah melarang mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang baik dan buruk. Setan menipu Eve, danmembujuknya untuk memakan buah tersebut. Kemudian Adam dengan rasa enggan mengikuti bujukan Eve untuk ikut makan. Tak lama kemudian mereka merasa bersalah dan malu, kemudian mereka menjadi mortal dan harus mati. Tuhan mengusir mereka dari Taman Firdaus ke bumi dan mereka harus bekerja agar tetap hidup.
http://penapena-sastra.blogspot.co.id/2016/04/periode-puritan.html?m=1
0 notes
Photo
Bayang... Refleksi... Cermin... Saat bercermin, apa yang kita lihat adalah bayangan kita... Tapi bukan kita... Refleksikan diri kita dari hati kita biar tahu siapa kita, bukan pada cermin yang bukan kita... Kota Marmer, 16 Maret 2018
0 notes
Photo
Muffin... Dia penjual muffin Aku penjual sambel Dia beli sambelku Aku beli muffinnya Intinya simbiosis mutualisme And I realize, that everyone has an expert part within themselves Kampus, 9 Mei 2018
2 notes
·
View notes
Photo
Dia penjual muffin Aku penjual sambel Dia beli sambelku Aku beli muffinnya Intinya simbiosis mutualisme Everybody has an expert part within themselves Kampus, 9 Mei 2018
1 note
·
View note
Text
Mayoritas orang-orang bahagia justru tidak mengumbar kebahagiaan di sosial media. Sebab, mereka yang benar-benar berbahagia, tidak lagi butuh pengakuan, pencitraan atau pembuktian akan kebahagiaan mereka itu—apatah lagi dari manusia-manusia maya?
3K notes
·
View notes
Photo
FAREWELL, TUMBLR!
Dear pengguna tumblr, saya beberapa hari ini kurang aktif & jarang buka tumblr. Dan baru tau kalau tumblr sudah tak bisa diakses lagi di Indonesia waktu @verasofyana ngechat sy di sini (ig). Untuk sementara, saya akan optimalkan dulu akun instagram ini sambil menunggu tumblr dpt diakses lagi atau mencari platform lain.
Sejujurnya beberapa tahun terakhir, tumblr adalah tempat ternyaman bagi saya untuk menulis & menyehatkan pikiran dengan membaca tulisan-tulisan positif dr teman-teman.
Sebagai warga negara yang kritis, pemblokiran tumblr ini terasa seperti pisau bermata dua. Satu, dengan tepat membabat 360 lebih akun yang disinyalir berkonten pornografi seperti yang ditulis di akun twitter @kemenkominfo. Dua, dengan TEGA membabat akses puluhan ribu (bahkan mungkin lebih) akun-akun positif berisi tulisan yg mencerahkan.
Ini memang domain kemkominfo untuk melindungi warganya dari konten-konten negatif. Namun nampaknya saya sebagai pengguna yang tak memproduksi konten negatif merasa perlu mempertanyakan. Tumblr diblokir tanpa ada pengumuman sebelumnya dan belum nampak adanya mekanisme check & balances yang dilakukan kemkominfo, apakah ada data komparasi user dan konten positif vs negatif dari pengguna tumblr di Indonesia. Sejauh ini saya hanya tahu ada aduan & temuan 360 lebih akun yang disinyalir berkonten pornografi.
Dilema memang, membenturkan perang melawan pornografi dengan keadilan bagi kreator konten-konten positif. Ngilu rasanya kini saya coba akses laman taufikaulia yang muncul adalah: SITUS TERLARANG, NETSAFE, dan sebagainya.
Di sisi lain sebagai pengguna yang loyal, saya menyarankan kepada @tumblr untuk membalas email @kemenkominfo dan berkomunikasi dua arah untuk mengkompromikan kebijakan pelaporan & pemblokiran akun terkait isu pornografi, agar puluhan ribu penulis tumblr Indonesia tidak kehilangan rumahnya dan tumblr pun tidak kehilangan user base-nya di Indonesia.
Terakhir, sedih rasanya jika benar-benar harus beralih ke platform lain. Seperti kata mbak @prawitamutia, banyak orang-orang baik di #tumblr kehilangan panggung karyanya untuk menularkan kebaikannya. Mungkin ini trigger agar kita keluar dari zona nyaman tumblr & mulai membangun platform sendiri.
Taufik Aulia (at Tumblr)
565 notes
·
View notes
Text
‘How To’ Accept Negative Emotions
semua gambar yang disertakan di sini ditemukan dari Google, cuplikan dari film Inside Out (2015). Credit to Disney. Ini karena film Inside Out bagus banget untuk menggambarkan penerimaan terhadap emosi negatif
Beberapa hari kemarin, saya ngepost tulisan berjudul Negative Vibes yang terbagi menjadi bagian satu dan bagian dua saking panjangnya. Terus terang, nulisnya ngga pake outline atau rencana, tau-tau sebanyak itu. Karena merasa tulisannya udah kepanjangan, yaudin jadinya kemarin menyetop jari sendiri. Lalu dipikir-pikir, kayaknya walaupun udah panjang-panjang tetep masih kurang deh. Haha. Yauds lah ya, ini kan blog pribadi. Tulisan ini bisa disebut sebagai bagian ketiganya. Mungkin nanti bakal ada lanjutan-lanjutannya, semacam tulisan yang terkait satu sama lain.
Oke, jadi, sebenarnya yang saya tuliskan di bawah sudah saya sisipkan juga di tulisan Negative Vibes, tetapi, ini versi panjangnya aja. Karena, ada beberapa pertanyaan bernada, “Bagaimana cara menerima negative vibes dalam diri kita?”
Saya paham betapa sulitnya memulai sesuatu, betapa kakunya untuk mengubah suatu kebiasaan yang sudah lama mendarah daging. Saya juga masih belajar untuk menerima negative vibes yang saya alami.
Dari sedikit pengalaman ini, saya merasa ada tiga hal penting yang harus dilakukan saat kita berusaha menerima negative vibes, atau dalam konteks ini, lebih spesifiknya adalah menerima negative emotion yang kita alami.
1. Call its name
Lima emosi dasar manusia: Senang, sedih, takut, marah, dan jijik
Kenali emosi yang mengisi hati kita. Ada banyak sekali jenis emosi, tapi emosi dasar ada lima: senang, sedih, marah, jijik, dan takut. Emosi lainnya tentu masih ada, misalnya emosi tenang, murka, stres, merasa bersalah, malu, kaget, tertarik, cinta, benci, kagum, kasihan, dan lain-lain. Bahkan, dalam sebuah studi di University of California, C Berkeley terungkapkan bahwa ada 27 jenis emosi yang berbeda-beda yang bisa kita alami.. Kadang bedanya tipis sih, jadi mungkin susah juga ngebedainnya.
Terbatasnya kosakata yang biasa kita pakai untuk mengungkapkan perasaaan kita juga bisa bikin kita bingung membedakannya. Misalnya, antara sadness dan grief. Kalau diterjemahkan secara sederhana, keduanya berarti “Sedih.” Padahal, sadness itu suatu perasaan sedih yang tidak berlangsung lama alias intensitasnya rendah, sedangkan grief adalah kesedihan yang berlarut-larut dan berkepanjangan.
Contohnya, kalau saya kehilangan buku saya, saya bakal sedih, iya. Tapi rasa sedihnya tentu jauh lebih kecil dengan rasa sedih ketika saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Yang contoh pertama itu sadness, yang contoh kedua grief. Kalau di bahasa Indonesia, saya ngga tahu deh, mungkin padanan yang cocok untuk grief adalah: merana, nestapa, atau muram durja. Kesan intensitas sedihnya terdengar lebih besar beberapa kali lipat.
Emosi juga ngga selalu berdiri sendiri, kadang mereka berkombinasi. Misalnya, perasaan marah dan sedih, senang dan sedih, sedih dan takut, dan lainnya. Kalau kamu pernah nonton film Inside Out pasti inget kan waktu si Joy (Emosi senang) dan Sadness (Emosi sedih) bekerja sama menghasilkan emosi sedih dan senang, yang berujung pada perasaan lega yang dialami Riley.
Nah, untuk bisa menerimanya, tentu kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu, emosi apa sih yang memenuhi hati? Sebut namanya, jika perlu.
“Saya sedang sedih,”
“Saya marah,”
“Saya sedih dan takut,”
Bisa juga terjadi, kita mengalami emosi yang sangat kompleks, misalnya terdiri dari sebelas emosi sekaligus. Waduh banyak ya? Iya, bisa saja kan kita mengalami emosi sebanyak itu dalam waktu bersamaan. Bayangkan perasaan seseorang yang dikhianati oleh pasangannya. Dalam satu ‘wadah’ yang sama, dia bisa ngerasa sedih, marah, dendam, cemburu, kecewa, merasa dikhianati, merasa tidak berguna, merasa bersalah, jijik, benci dan cinta sekaligus. Sebanyak itu sampai sulit kalau disimpulkan menjadi satu jenis emosi saja. Walaupun, kita kadang menyebutnya dengan satu kalimat pendek: hatiku hancur! Kalau itu terjadi, cobalah untuk mengenalinya pelan-pelan. Tapi, poinnya adalah kita sadar bahwa kita tengah mengalami suatu perasaan yang negatif. Sadari saja dulu. Jangan menolak pakai alibi, “I’m okay.”
You know what? It’s okay not to be okay, kok :)
2. Don’t feel bad for feeling something bad
Joy menganggap Sadness sering merusak suasana, sehingga ‘memaksa’ Sadness menjauhi papan kendali emosi. Joy yang dominan tak ingin Riley merasa sedih.
Setelah kita aware terhadap apa yang kita rasakan, biasanya logika kita mulai berkomentar macam-macam. Logika kita mulai membangun alasan-alasan, kenapa kita ngga seharusnya merasakan emosi-emosi itu.
Misalnya, ketika sedih, logika kita berkata, “Ih, kamu kok cengeng sih.. Gitu aja sedih. Kuat dong.”
Atau, ketika kita merasa cemburu sama orang lain, logika kita menilai bahwa kita seharusnya ngga merasa begitu, “Memalukan, masa seorang kamu cemburu sama hal seperti itu” dan berbagai penilaian lainnya yang mengarahkan kita untuk merasa buruk karena mengalami emosi yang buruk, alias feel bad for feeling bad. Kayak cerita saya di tulisan bagian pertama yang malu kalau cerita-cerita ke orang lain tentang masalah saya karena saya melihat orang lain hidupnya sangat positif (beda dunia) dan takut dianggap menebarkan negative vibes, merusak citra diri, dan sebagainya.
Nah, don’t do that. Don’t judge yourself. Don’t feel bad for feeling something bad.
Itu semua normal banget kok dialami semua manusia. Kita semua adalah orang-orang yang pernah dipatahkan hatinya oleh kehidupan. Dan rasanya patah hati ya sakit. Hidup itu sulit, menurut perspektif negatif. Hidup itu menantang, menurut perspektif positif. Jadi, ngga perlu merasa malu atau merasa kalah karena mengalami perasaan negatif itu, even heroes have the right to bleed (kata lagunya Five For Fighting–Superman).
3. Be honest to your significant other
Riley akhirnya menyatakan perasaan sedihnya pada orang tuanya
Setelah di poin pertama kita jujur pada diri sendiri, di poin ini saya ingin bilang bahwa kita juga perlu lho jujur pada orang lain. Bukan ke orang asing juga sih, tapi ke orang-orang yang beneran care sama kita, orang-orang terdekat kita. Tahunya dia care darimana? Dari cara mereka bertanya. Ada juga kan yang bertanya, “Apa kabar?” sebagai basa-basi. Tapi ada juga kok yang bertanya begitu karena peduli. Yang ngga berhenti sampai kamu menjawab hal yang sejujurnya.
A: Kamu kenapa?
B: Ngga papa. Cuma sedih.
A: Mau cerita? Aku juga sebenarnya lagi sedih nih.
B: Lho, kamu sedih kenapa?
A: Karena ngeliat kamu sedih. Kalau kamu?
B: *nangis*
Ini penting banget sih menurutku. Kalau kita selalu tampil sok-sok kuat gitu, orang lain ngga bakal tahu kalau kita sebenarnya butuh bantuan. Kalau ngga ada yang peka sama kita, kita juga kan yang jadi merasa sedih dan sendirian, “Kok ngga ada yang bantuin sih. Ngga ada yang peduli sama aku.” Padahal kan itu mungkin bukan karena orang lain ngga peduli, tapi karena mereka belum tahu, karena kita belum membuka diri.
You will be helped
Umumnya, emosi itu muncul sebagai respon dari masalah yang kita hadapi. Misalnya, kita gagal lulus ujian, itu masalah utamanya. Nah, karena kegagalan itu, kita merasa sedih, sedihnya ini masalah emosi. Ada suatu keyakinan (atau bisa disebut teori juga mungkin), bahwa kalau kita mengalami masalah emosi ya berarti diperbaikinya juga pakai cara yang berlaku untuk emosi, bukan pakai cara logika. Sebaliknya, kalau masalahnya adalah masalah yang perlu penanganan logika, ya pakai logika, jangan pakai emosi. Jadi jangan kebalik.
Kegagalan dalam ujian tentu saja harus ditangani pakai cara logika, ya belajar lagi, ikut remedial. Nah, tapi kalau soal emosi, ngga selalu bisa gitu. Ngga bisa serta merta kita ajak supaya tunduk dengan cara-cara logika, misalnya dengan kita buat rasionalisasi. Kalau emosi ya pakai cara emosi juga, misalnya dengan mengekspresikannya (tentu dengan ekspresi yang ngga berlebihan juga). Kalau sudah mengalir, baru kita gunakan rasionalisasi, misalnya, “Oke, aku pasti bisa menghadapi ini.”
Seringkali, masalah utamanya ngga terlalu sulit, tapi karena diiringi oleh masalah emosi yang besar, masalah utamanya jadi terasa besar. Saya juga ngalamin ini. Misalnya pas ngerjain skripsi. Sebenarnya saya yakin saya bisa menuliskan penelitian saya, ikut seminar hasil dan seterusnya, tapi ada masalah emosi yang mengiringinya dan karenanya ngerjain skripsi jadi beraat sekali. Pasti bukan saya aja yang ngalamin. Masalah emosinya bisa bermacam-macam kan, trauma sama dosennya, kesal sama peraturan yang ribet, cemas, dan banyak lagi.
Kalau gitu, masalah emosinya dulu yang diselesaikan. Kalau butuh terapi ke ahlinya, ya terapi. Kalau butuh teman, ya cari teman. Intinya, jangan biarkan emosi negatif itu jadi menguasai hidup kita. Oke kita menerima keberadaannya, kita menerima kenyataaan bahwa emosi negatif itu kita rasakan, tapi kendali tetap ada di tangan kita. Bukan berarti kita boleh membiarkan emosi negatif jadi mengambil hak pilih kita. Itu juga bahaya.
Anggap emosi negatif itu cuaca dingin di pagi hari. Karena cuacanya dingin, bukan berarti kita jadi boleh bolos sekolah atau kerja kan. Kecuali ada badai salju, yang tentunya membahayakan.
Kecuali kalau problem emosi kita sudah sangat parah dan kita ngga mampu melihat jalan keluarnya. Itu satu pertanda bahwa kita butuh bantuan orang lain. Ada ahli yang disebut psikolog dan psikiater yang bisa membantu. Well, saya bukan ahli, semua tulisan ini murni mengalir dari pengalaman dan hasil baca-baca. Jadi mungkin banyak kelirunya juga. Kaget juga sih jadi banyak yang curhat. Saya juga bingung jawabnya gimana. Meski begitu, saya tahu bahwa dalam menghadapi suatu masalah, seringkali kita pertama-tama sekali perlu merasa bahwa kita ngga menghadapinya sendirian, bahwa ada juga kok yang mengalami masalah yang sama. Dan, ya, kamu ngga sendirian kok :)
844 notes
·
View notes
Text
Hai teman-teman. Saat ini tumblr sedang di blokir situsnya di Indonesia. Dan ini sedang ramai diperbincangkan. Saya harus mengakses akun saya via VPN dan mungkin buat teman-teman pembaca yang tidak familiar dengan VPN akan kesulitan akses akun saya ini terutama yang mengakses di dalam wilayah Indonesia.
Untuk membuatnya lebih leluasa. Saya ada rencana untuk membuat dua blog. Tumblr ini tetaplah rumah bagi tulisan-tulisan saya. Sejak 2010 saya berada di media sosial ini. Bertumbuh bersama dengan teman-teman semua dari mulai labil anak ABG hingga sekarang sudah berkeluarga dan memiliki seorang puteri, Shabira.
Nanti. Saya akan informasikan blog kedua saya setelah proses pemindahannya selesai. Tumblr ini akan tetap aktif insyaAllah.
Salam hangat,
Kurniawan Gunadi
210 notes
·
View notes
Link
Yang masi bisa buka tumblr, maukah kita sama sama membela halaman ini? Ahseg.
Ramaikan yuk @gincumerah @jagungrebus @hujanmimpi @estehmanistanpagula @kunamaibintangitunamamu @melisalalalaa @a-hap @aksarannyta @kotak-nasi @lookitasari @sendingfailed @crescenthemums @rubahlicik @dwsrkhns tag yang lainnya juga ya, ehe ehe ’-’)/
2K notes
·
View notes
Photo
Adikku yang satu ini, meski masih kecil tapi sudah nampak sifatnya yang keras, punya pendirian, pemalu, tapi cerdas. Entah ini implikasi dari pendidikan bapak ibu dan lingkungan kami atau memang itu potensi bawaan. Yang pasti saat sikap kerasnya muncul, dia hanya perlu pengertian dari sekitarnya. Setidak sabarnya saya sebagai kakak, selalu berusaha memposisikan emosi saya lebih rendah dari dia. Pukulan, tendangan, dan suara yang memekakan telinga saya anggap bahwa dia menunjukkan kalau dia laki-laki. Berani. Dan hanya ingin menunjukkan semua lewat bahasa tubuh. Ya meski kadang itu salah. Tapi tinggal bagaimana saya sebagai kakak memberi dia pengertian. Tak tega bila harus membentak. Karena sama-sama posisi sebagai anak tentu sadar. Posisi anak itu selalu kalah. Harus hormat pada orang tua. Menjaga tutur kata dan sopan santun. Tidak boleh durhaka. Dan kunci keberhasilan hidup semua ada pada ridho orang tua. Dari dia belajar banyak sekali, komunikasi yang baik. Kesabaran. Dan mengajaknya tertawa butuh trik-trik tertentu. Semua itu karena kepribadian kami jauh berbeda disertai rentan usia jauh pula. Yang pasti, i cherish u my bro... let's grow up together with love, laugh, and bless 😁
1 note
·
View note
Text
😭 NGENA
[Q&A] Liqa` dan Organisasi, Mana Yang Harus Didahulukan?
Liqa` dan organisasi seringkali menjadi dua hal yang berbenturan. Bagi aktivis dakwah, tentu saja kedua hal ini akan terus terjadi dan terjadi terus. Bagi yang tidak pernah absen dalam kegiatan liqa`, tentu saja kegiatan organisasi akan dinomorduakan. Bagi yang menganggap organisasi lebih penting, tentu saja akan mengesampingkan liqa`.
Lalu, di antara keduanya, mana yang harus didahulukan?
Mari kita dudukkan permasalahannya terlebih dahulu… Bagaimana kedudukan liqa` dalam konsep tarbiyah dan bagaimana kedudukan organisasi?
Mari kita bahas satu-persatu…
Pertama
Liqa` (atau biasa disebut usrah) secara bahasa dapat diartikan sebagai jama’ah yang diikat oleh kepentingan yang sama (Majma’ Al-Lughatil ���Arabiyah). Usrah merupakan batu bata pertama dalam struktur jama’ah. Ia juga merupakan landasan bagi pembentukan kepribadian anggota
Dalam Kitab Wasailut Tarbiyah ‘inda Ikhwanil Muslimin: Dirasah Tahliliyah Tarikhiyah yang ditulis oleh Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, usrah memiliki rambu-rambu yang sesuai dengan pemahaman jama’ah. Rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:
Sistem usrah adalah sistem Islam yang mengarahkan para anggotanya ke arah nilai-nilai teladan tertinggi.
Mengukuhkan ikatan persatuan antar personal, terutama apabila kita ingat bahwa rukun-rukun sistem ini adalah saling mengenal, saling memahami, dan saling menanggung beban.
mengangkat jalinan persaudaraan antar personal dari tataran teori ke tingkat operasional.
Ia merupakan sarana untuk memudahkan interaksi dengan para personal yang merelakan diri terjun ke medan dakwah dalam satu ikatan amal.
Ia merupakan sarana untuk menghimpun dana bagi Ikhwan yang mencerminkan kekuatan ekonomi yang sedang tumbuh.
Keterikatan dengan sistem ini merupakan kewajiban bagi semua anggota jama’ah ini.
Sistem ini merupakan tulang punggung jama’ah, baik secara individu, sosial, maupun finansial.
Sehingga, liqa` (usrah) secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat pembinaan dan tempat kembali bagi aktivis dakwah. Para aktivis berdakwah di organisasi-organisasi yang mereka ikuti, kemudian kembali mengisi asupan batu baterainya di dalam liqa`.
Kedua
Organisasi merupakan bentuk lain dari amal jama’i. Mengutip dari Kitab Ats-Tsawabit Wal-Mutaghayyirat,
“Maka hendaklah amal jama’i itu terorganisir. Dibangun di atas kepemimpinan yang bertanggung jawab, basis massa yang kokoh, dan pemahaman yang jelas. Hubungan antara pemimpin dan basis massanya ditentukan dengan jelas berdasarkan sistem syura. Islam tidak mengenal jama’ah yang tidak tersistem. Bahkan jama’ah kecil dalam shalat sekali pun didirikan di atas sebuah sistem.”
Kemudian, apabila usrah merupakan tataran teori, maka organisasi merupakan tataran operasional bagi para aktivis dakwah. Organisasi, merupakan ladang amal bagi para aktivis dakwah untuk mengejawantahkan apa yang telah didapat sebelumnya dari tempat pembinaan.
Maka, dapat kita katakan bahwa liqa` (usrah) merupakan sebuah kebutuhan pokok para aktivis dakwah di mana pun ia berada dan dalam wajihah (sarana berupa organisasi) apapun ia bekerja.
Mengapa Pembinaan Lebih Diberi Prioritas?
Dr. Yusuf Al Qaradhawi menjelaskan dalam Kitab Fi Fiqhil Aulawiyat: Dirasah Jadiidah Fii Dhau’il Suq’ani was Sunnah bahwasanya ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Berikut poin-poin yang beliau sampaikan:
Pertama, bahwa para aktivis sudah tentu, suka atau tidak suka, akan terkena belenggu-belenggu duniawi. Sikap melepaskan diri dari berbagai dorongan duniawi tidak dapat muncul dengan tiba-tiba, tetapi harus melalui pembinaan yang cukup panjang sehingga dia melakukan ajaran agamanya hanya untuk Allah.
Kedua, sesungguhnya, orang-orang yang diberi kedudukan dan kemenangan oleh Allah sebelum pembinaan mereka "matang" seringkali malah melakukan berbagai kerusakan di muka bumi daripada melakukan perbaikan.
Ketiga, menurut sunnatullah, kedudukan itu tidak akan dapat terwujudkan kecuali setelah orang yang berhak memperolehnya lulus dari berbagai ujian Allah terhadap hati mereka sehingga dapat dibedakan antara orang yang buruk hatinya dan orang yang baik hatinya. Imam Syafi’i pernah ditanya, “Manakah yang lebih utama bagi orang mukmin, mendapatkan ujian atau mendapatkan kedudukan di muka bumi?” Beliau menjawab, “Apakah ada pemberian kedudukan sebelum terjadinya kedudukan?” Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kedudukan kepada Yusuf setelah ia mengalami ujian dari Allah. Sesungguhnya, kedudukan yang diperoleh dengan cara yang mudah dikhawatirkan akan mudah dihilangkan oleh orang yang mendudukinya dan menyia-nyiakan hasilnya. Berbeda dengan orang-orang yang berjuang dengan jiwa dan harta mereka sendiri. Mereka merasakan suka dan duka dan ujian yang sangat berat hingga dia diberi kemenangan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sekarang, kita telah mengetahui kedudukan liqa` dan organisasi. Kita pun sudah mengetahui rambu-rambu liqa`, bahwa liqa` atau aktivitas pembinaan adalah kebutuhan pokok para aktivis dakwah. Nantinya, liqa` lah yang akan menjadi penyokong organisasi ke depannya.
Terlebih lagi, Imam Hasan Al-Banna menegaskan bahwasanya kegiatan pembinaan berupa liqa` (usrah) merupakan manhaj yang tsawabit (permanen).
Liqa` memiliki tujuan untuk penguatan pribadi, untuk sebuah kesatuan amal (’amal jama’i). Maka liqa` dan organisasi tidak bertentangan dan tidak perlu dibenturkan untuk kemudian dipertentangkan.
Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Salman Al-Farisi
239 notes
·
View notes
Text
Sedih dan bahagia layaknya sajadah dan kening. Sangat dekat. Bahkan melekat. Seperti malam ini misalnya, sedih karena besok subuh harus beranjak. Dan bahagiaku, 72 jam setelahnya hatiku lapang karena pulang.
Yah, paksakan saja...
1 note
·
View note