Text
Bagian paling melelahkan dan menyakitkan saat sedang jatuh cinta dengan seseorang adalah saat kita tahu bahwa kita tidak punya masa depan dengannya.
Hari-hari memiliki perasaan padanya, selalu saja diisi dengan pemikiran bahwa kita teralu berbeda. Kita berupaya untuk mencari 'celah' untuk bisa bersamanya. Namun lagi-lagi kehidupan orang dewasa mau gak mau membuat kita harus selalu bersikap 'realistis'. Bahwa apa yang kita sukai, belum tentu menjadi apa yang kita butuhkan.
Kadang ada keadaan di mana kita ingin kembali ke masa-masa kita remaja dulu. Di mana saat kita menyukai seseorang, kita tak perlu menjadi serumit ini. Perasaan kita menjadi sangat sederhana dan apa adanya. Kita hanya fokus menikmati momen-momen 'merah jambu' di saat itu: perasaan excited sekaligus gugup saat bertemu dengannya, pipi yang merona, debaran di dada, dan juga perasaan hangat saat berada di dekatnya.
Kehidupan orang dewasa memang semenyebalkan itu. Kita tak pernah menginginkan hal sederhana di masa kecil kita menjadi serumit ini. Namun keadaanlah yang membuatnya menjadi rumit. Menyukai seseorang di usia dewasa berarti harus siap memikirkan:
Apakah dia seseorang yang tepat dan juga baik untuk kita?
Apakah orang tua kita akan setuju bila kita dengannya?
Apakah dia seseorang yang benar-benar kita butuhkan?
Rasanya, kita tidak boleh bersama seseorang hanya karena sesederhana kita menyukai bersama dengannya. Perasaan kita harus selalu punya alasan. Bahkan pada saat kita pun juga tidak tahu apa yang membuat kita menyukainya. Kita jatuh hati padanya begitu saja.
Menjadi orang dewasa berarti harus siap menjadi manusia yang mati rasa. Perasaan kita harus ditaruh di paling belakang. Kita harus selalu rasional di semua keadaan. Namun bukankah itu semua melelahkan?
Sebab lagi-lagi, kita ingin kembali pada masa-masa di mana menyukai seseorang tak harus selalu sesulit dan semenyebalkan ini...
@milaalkhansah
376 notes
·
View notes
Text
Belajar Mengakhiri
Tumbuh dewasa mempertemukan kita dengan banyak hal yang rasanya harus kita pelajari. Mempatkan diri kita pada kondisi awal untuk banyak hal, belajar ini dan itu, memulai ini dan itu. Banyak hal yang ingin kita kuasai, ingin kita segera lakukan.
Sampai-sampai di saat dewasa, seiring berjalannya peran-peran baru yang mungkin kita ambil, prioritas yang mulai berubah, dan segala hal yang terjadi membuat kita harus mengakhiri sesuatu. Tapi, kita tidak tahu cara mengakhirinya dengan baik.
Beberapa pertemanan juga mungkin telah melewati masanya, orang-orang yang dulu dekat, suka pergi bareng, tiba-tiba menjauh dengan sendirinya. Tidak ada masalah apapun, tapi tiba-tiba saja rasanya semakin jauh dan semakin jauh hingga benar-benar menghilang tanpa sempat kita ucapkan salam perpisahan.
Mungkin kita juga belum pernah belajar mengakhiri pekerjaan. Saat kita bekerja di tempat orang lain atau bersama dengan orang lain. Saat kita menemukan kesempatan yang lebih baik, menemukan hal yang kita cari. Kita harus mengakhiri satu hal untuk kemudian memulai hal baru lainnya.
Dalam perjalanan, bahkan saat kita mungkin sedang kebingungan bagaimana caranya bisa memulai fase baru menjalani kehidupan berumah tangga. Ada teman kita yang kesulitan untuk mengakhiri rumah tangganya yang sudah sulit diselamatkan karena perselingkuhan, kekerasan, dsb. Ia tidak pernah diajarkan keberanian untuk mengakhiri sesuatu. Dan kita pun demikian, belum cukup belajar keberanian untuk mengakhiri hal-hal buruk yang menyelinap dalam kehidupan kita.
Ada banyak hal yang butuh kita akhiri untuk keluar dari masalah atau untuk memulai hal baru. Tapi, apakah kita telah belajar banyak tentang cara mengakhiri agar sesedikit mungkin menyakiti diri sendiri? Agar apa yang kita akhiri itu benar-benar berakhir tanpa meninggalkan masalah-masalah baru?
Apa hal yang sedang ingin kamu akhiri tapi kamu sendiri kesulitan hingga saat ini?
(c)kurniawangunadi
234 notes
·
View notes
Text
It's necessary to have hope in hopeless times. Things will get better if we keep moving towards the source of the light, even when it's dark.
Chibird store | Positive pin club | Instagram
2K notes
·
View notes
Text
Jalanmu takkan tersesat, selama dirimu masih tahu arah kiblat.
Gagal menjadi yang terbaik dimata manusia tak mengapa, asalkan jangan gagal menjadi hamba yang baik dimata sang maha pencipta.
349 notes
·
View notes
Text
Akhirnya kita tahu, bahwa ujian yang kita lewati itu ternyata mendewasakan kita, entah kita berhasil atau gagal melewatinya. Rumit dan unik ya, dipaksa dewasa oleh ujian.
Karena Tuhan yang Maha Baik hanya mendatangkan kebaikan. Unik ya ujian itu, tiap kita berbeda-beda jenis dan takarannya, ada yang diuji keuangan, keluarga, jodoh, teman atau yang lainnya.
— jndmmsyhd
357 notes
·
View notes
Text
Jika kamu mulai menyukai makan, maka berpuasalah.
Jika kamu mulai menggilai uang, maka bersedekahlah.
Jika kamu lebih banyak tidur, maka mulailah tahajud.
Jika mulai lebih sering mendengar musik, maka mulailah mendengar Alquran.
Karena kecintaan kita kepada dunia tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah. Jalan menuju Allah itu adalah jalan di mana; Nabi Adam kelelahan, Nabi Nuh mengeluh, Nabi Ibrahim di lempar ke dalam api, Nabi Ismail dibentang untuk disembelih, Nabi Yusuf dijual dengan harga murah–bahkan dipenjara, dan Nabi Zakariya di gergaji.
Juga dideritanya penyakit oleh Nabi Ayub, menangis luar bisanya Nabi Ya'qub, berjalan sendiriannya Nabi Isa, bahkan kefakiran dan kemalangan Nabi Muhammad SAW.
Maka Yaa Rabb, ingatkanlah kami bahwa tidak boleh ada yang kami cintai sebegitunya kecuali kecintaan kepada-Mu dan Rasul-Mu.
413 notes
·
View notes
Text
kita usahakan punya pasangan yang mau belajar dan tumbuh bersama itu.
bukan yang; "aku emang begini orangnya".
kita usahakan juga bangun hubungan yang setara itu.
bukan hanya mengikuti kemauan masing-masing.
309 notes
·
View notes
Text
Kesopanan intelektual adalah kerendahan hati terhadap apa yang aku ketahui; kerendahan hati intelektual adalah kesopanan terhadap apa yang tidak aku ketahui.
— Tariq Ramadan
157 notes
·
View notes
Text
You hold yourself so well, people would never suspect you're going through hell.
21K notes
·
View notes
Text
I heard my mother asking our neighbour for some salt. I asked her why she was asking them as we have salt at home. She replied: "It's because they are always asking us for things; they're poor. So, I thought I'd ask something small from them so as not to burden them, but at the same time make them feel as if we need them too. That way it'll be easier for them to ask us for anything they need from us.”
Ali al-Jifri
50K notes
·
View notes
Text
نحن منتجات ماضيتنا
ولكن نجب أن لانكون سجنائها
Kita adalah hasil dari masa lalu kita sendiri.
Namun seharusnya kita tak menjadi tawanannya.
-jejakhina
27 notes
·
View notes
Text
Kalau kita merasa memiliki banyak aib, maka jadilah pribadi yang dermawan. Karena dari kedermawanan itu akan menjadi jalan Allaah menutupi aib - aib kita.
— Sepenggal nasehat Ustadz nuzul dzikri, di kajian beliau hari ini 8 sept 2024.
179 notes
·
View notes
Text
Ya, benar. Aku tak sebaik pikirmu.
Ya, benar. Sifat burukku masih bertebaran sana-sini.
Ya, benar. Aku tak harus selalu baik di dalam cerita orang lain.
Tak masalah. Anggaplah aku sebagaimana apa yang ada di pikiranmu.
Anggaplah aku sebagaimana apa yang ditangkap oleh indramu.
Aku tak mengapa.
Semoga segera lapang dan ikhlas hatiku. Aamiin.
4 notes
·
View notes
Text
“Everyone needs a person to whom you can actually tell the truth when he/she asks “How are you?””
— Tinku Razoria
297 notes
·
View notes
Text
Jika burung jatuh cinta dengan ikan, di mana mereka akan tinggal?
Tidak di mana pun.
Ikan akan tetap berenang di dalam air, burung akan tetap terbang di udara dengan bebas.
Ikan akan terus berenang membawa cintanya sedalam inti bumi, sedangkan burung akan terus membawa cintanya ke langit tertinggi.
Mereka akan menjalani kehidupannya masing-masing demi kebaikan satu sama lain.
364 notes
·
View notes
Text
Menurut Umar al-Khattab, hati kita ada masanya sangat bersemangat dalam beribadah. Ada masa hati akan jadi lemah dan longgar dalam beribadah. Maka apabila sedang bersemangat, banyakkanlah amalan sunat. Apabila sedang lemah, kuatkanlah amalan wajib.
— Madarij al-Salikin, 3/542
578 notes
·
View notes
Text
16K notes
·
View notes