asfafirosa
berdiritigapuluhmeter
211 posts
perspektif
Don't wanna be here? Send us removal request.
asfafirosa · 3 months ago
Text
hilang
dengan mengambil langkah bernegasi dari apa saja yang dilalui, mengingat kembali untuk menemukan cara yang seharusnya—jadi penentu bagaimana dapat terjadi. menyimpan berbagai mimpi—entah dapat terwujud atau tidak. tempat seperti apa untuk berteduh, kepada siapa harus bersandar, dan di mana dapat bercerita juga berkeluh kesah. sampai saat ini semua masih begitu fana, ruangnya begitu sempit.
aku tidak menemukan kenyataan di sini, benar-benar menjalani hari dengan penuh bayangan. mimpi jadi satu-satunya kesempatan untuk menepi. bahkan tidak ada kesempatan untuk mengenali diriku sendiri lebih dalam. terlalu banyak prasangka akhir-akhir ini dan aku masih mencari rumah dengan beranda yang dijadikan tempat untuk beristirahat sejenak.
0 notes
asfafirosa · 3 months ago
Text
firasat
jembatan pembatas antara nyawa dan tiada, kini mata dibukakan dari yang selama ini dihijabi. langkah mana yang direstui dan mana yang disesali. kau berada di ruang kaca, bersebelahan dengan kekekalan dan fana. waktu benar-benar menjawab akhirnya dan kau teringat perbincangan masa lalu dalam rangka menerka apakah setelah hidup akan ada balasan atau hanya kehampaan. aku melihat wajahnya bersinar berseri.
0 notes
asfafirosa · 3 months ago
Text
babad : dua
seringnya rasa khawatir dan takut menjadi pemicu keingintahuan mendalam mengenai sebab akibat keterkaitan masa lalu dengan masa depan. ribuan tanya bergumam di langit-langit kepala, menyusuri ke hulu dari mana air mengalir, lintasan sungai yang dilalui, juga titik-titik pertemuan pada setiap muara. begitu juga dengan darah yang terus bermukim dan diturunkan dari jiwa ke jiwa. pola yang terbentuk dan pesan "laku" yang terus dijalankan.
pitutur yang terus terjaga, pendahulu coba meninggalkan jejak, entah yang tersurat maupun tersirat. bagaimana mata telanjang para pendahulu menyaksikan secara langsung turunnya para utusan dari langit, begitu juga dengan berbagai kejadian-kejadian irasional bagi peradaban masa itu.
0 notes
asfafirosa · 3 months ago
Text
babad : satu
"kalaupun kamu menjadi sebuah batu pada taman, maka kamu tengah menjadi satu titik penyeimbang bagi ekosistem taman itu." - Bapak Ardi Nur Prasetiya
sudah sekitar 5 tahun terakhir, selalu ada ketertarikan untuk menanyakan arti dan makna atas keputusan diturunkannya diri ke bumi. bagaimana tujuan terbentuk dan bagaimana akhir nanti telah dituliskan. mengapa harus berada di sini dan apa yang seharusnya di lakukan.
mengenali diri sebagai "laku" seperti yang dikatakan langit bahwa : "untuk mengenali-Ku, kau perlu mengenali diri sendiri terlebih dulu" memiliki durasi yang begitu panjang dan terus berputar. keterbatasan antar ruang serta dimensi sering kali membutakan akal. untuk mendapatkan sebuah jawaban, hati perlu terus meniadakan hal-hal terlebih dulu sampai akhirnya menemukan yang sejatinya. perjalanannya begitu buram dan samar.
0 notes
asfafirosa · 8 months ago
Text
rumah
masih mencari tempat—di mana kau dibutuhkan atas keberadaanmu, dirindukan juga dinantikan saat tidak berada di situ. sudut-sudut ruang yang meneduhkan, tempat yang dengan senang hati menjadi pendengar dan pemerhati yang baik, atas semua keluh kesah juga cerita-cerita kecil yang baru saja dilalui. pandangan dan garis matanya dengan tenang menatap setiap gerakmu. rumah itu selalu tersenyum padamu.
0 notes
asfafirosa · 8 months ago
Text
tersembunyi
dalam dukanya, sedari dulu tidak pernah ada yang coba memeluknya. mungkin terlalu banyak bertanya pada dirinya sendiri atau memang ada batasan yang tidak terlihat. mencari-cari tempat berteduh, berlalu-lalang menepi di beranda. dia sendiri dan akan selalu tersembunyi, tidak ada yang mengetahui.
merakit kembali ingatan dari salah satu garis waktu yang sudah berhenti sekian lama. dia mulai menetap di situ, untuk waktu yang tidak terbatas. ada rasa aman untuk berlindung, tidak ada prasangka yang menghimpitnya.
0 notes
asfafirosa · 8 months ago
Text
sebahagian
bagian terberat dalam duka ialah—waktu tidak berkenan untuk menantinya. bersikeras memperlambat ingatan, kenisbian itu telah menjadi obat penenang belakangan ini. beranjak dari kenyataan, ruangan yang telah lama tidak dihampiri. seandainya sebagian suara-suara percakapan itu masih tersisa, diri merindukannya.
0 notes
asfafirosa · 8 months ago
Text
tutur
keberadaannya pernah menetap di sini, tutur kata yang lembut, dia mampu meredam segalanya. ucapannya dibawa oleh waktu, dia mampu memberikan senyuman. dengan anggunnya, dia selalu mengikuti namun mampu meneduhkan. pagi terus menemaninya, dia telah merubah jalan hidupnya.
0 notes
asfafirosa · 8 months ago
Text
menahan
di mana tempat dapat menemukan cara untuk menahan, bagaimana untuk menahan, serta alasan untuk menahan. mungkin bagian dari garis titik temu, mempersilahkan diri yang lalu untuk mngenali keadaan yang saat ini berlangsung. begitu cepatnya, hingga setiap perbincangan terasa (juga) terlupakan begitu saja. entah apa yang sebenarnya dicari, bagian mana saja yang perlu ditemukan, dan biasanya sukar berdamai dengan arti.
selalu ada yang dipelajari, begitu banyak yang menyapa. sekali lagi, entah memang ada niat untuk menyembunyikan atau bisa jadi sudah lelah untuk mengungkap. tiadanya menyapa elegi, buruknya semakin mendalam. sangat disayangkan waktu tidak berkenan untuk menanti, hanya sebagian mata yang bertahan menatap dan memerintahkan telinga untuk sabar mendengar, syukur apabila sampai dengan menyusurinya.
0 notes
asfafirosa · 10 months ago
Text
nafs
begitulah hati yang telah mendapatkan jawabannya, begitulah diri yang telah disapa oleh rasa keinginan yang terpenuhi. relung arti terasa hampa kembali, mencari-cari lagi apa yang belum dirasa. sembari menyusun setiap terkaan, kepalamu dihantui dahaga yang tidak ada habisnya.
0 notes
asfafirosa · 11 months ago
Text
carut marut
kau sedang berada di (kesekian) persimpangan, sudah bukan tentang arah mana yang akan diambil namun harus bagaimana mengambil keputusan untuk setiap arah tersebut. berandai-andai berbagai angan membawamu beterbangan tiada hentinya, detik waktu memperhatikanmu dengan diam. mungkin juga sembari mengambil asumsi-asumsi ringan tentang ekspresi wajah yang tertangkap.
hatimu kini telah melebur dengan ketidaktahuanmu, sudah bisa lagi memisahkan antara yang diyakini atau yang harus dijalani. sering kali akhir-akhir ini malam dilalui tanpa adanya arti, begitu saja terlewatkan. yang kau tahu hanyalah mencari cara bagaimana untuk bertahan.
0 notes
asfafirosa · 11 months ago
Text
seberapa jauh manusia mampu bertahan atas prasangkanya sendiri, limitasi akal untuk meraih setiap kemungkinan yang (antara) bisa saja terjadi atau yang di-semoga-kan dapat terjadi. pada titik tertentu, wahyu langit dapat menjadi penenang tersendiri namun di titik lain rasionalitas terus mengkritisi keberadaannya.
0 notes
asfafirosa · 1 year ago
Text
bab : kesaksian
mengenai ruh yang masih tertanam atau bersemayan pada tubuh, selama itu pula sifat-sifat atau ciri keduniaan masih akan melekat padanya. gemuruh langit seraya berbisik, pertanda yang ada merupakan pola yang terus terulang. tanah daratan yang masih menjadi punggung berjalannya kehidupan.
0 notes
asfafirosa · 1 year ago
Text
bab : nur
titik mula atas segala penciptaan merupakan bagian yang bermuara pada saat diturunkannya sang kekasih langit ke bumi. kelahirannya disertai dengan pergerakan bintang yang begitu terang di pergantian malam itu. para penerka akhirnya menemukan atas apa yang telah dituliskan selama ini. tiada hentinya malaikat beterbangan untuk menyaksikan, penutup dari segala pesan keabsolutan yang esa.
0 notes
asfafirosa · 1 year ago
Text
bab : pertanyaan
manifestasi untuk melanjutkan berbagai pertanyaan yang turun temurun terus dijaga. peran indera mata dan telinga sebagai wasilah menuju akal dan hati, pandangan yang memiliki keterbatasan dalam bentuk empiris. ruang materialis begitu jauh membawa sudut pandang peradaban, entah direncanakan atau sebuah ketidaksengajaan. pesan tersirat dari langit untuk tidak henti mencari apa yang belum terungkap.
0 notes
asfafirosa · 1 year ago
Text
bab : menepi
bahwasanya setiap perkara berada pada singularitas yang tepat, mengenai kehadirannya juga berakhirnya. para mufasir menelusuri setiap makna dengan melepaskan setiap tendensi yang masih melekat pada hati dan pikirannya. persimpangan garis-garis yang ditarik dari berbagai sisi akan menemukan titik temunya. diri perlu menepi untuk menelusuri, apabila titik itu tidak ditemukan, mungkin saja ada hal yang perlu lebih didalami kembali.
tiga fase untuk menemukan diri, perjalanan antar ruang dan waktu. coba kembali melihat setiap pergerakan yang ada di sekeliling, mengenai keberadaan. bagaimana jiwa dalam tubuh ditempatkan pada satu makna yang bisa jadi adalah jalan untuk mengenali arti.
0 notes
asfafirosa · 1 year ago
Text
bab : persimpangan
bahkan diri mempertanyakan arti keberadaan saat ini, ke mana harus menuju dan bagaimana harus bersikap. diri telah menelusuri begitu dalam mengenai makna, jawaban belum saja memberikan jalan keluar. apa yang seharusnya diberi.
0 notes