Tumgik
arsqa · 8 months
Text
Indahnya sebuah rumah, dari seorang suami yang pulang dari masjid dengan zikirnya, dari seorang istri yang juga berzikir di dalam rumahnya menanti suaminya pulang. Pagi itu, apa yang istri masak, maka suami akan memakan masakannya tanpa mencari apa yang tidak ada. Andai tidak masak, maka ia berpuasa, menyenangkan hati istrinya. Bersalawatlah padanya, suami terbaik. Rasulullah.
@jndmmsyhd
718 notes · View notes
arsqa · 8 months
Text
Pernikahan itu 10% isinya cinta dan 90% isinya ngobrol
Hubungan itu harus timbal balik terlebih jika hubungan itu untuk menuju bahtera rumah tangga
Pastikan dia memilih kamu dan kamu memilih dia pastikan juga dia mengingankan kamu dan kamu menginginkan dia. Mengarungi bahtera rumah tangga itu tidak mudah . Pastikan bahwa kamu sudah benar-benar siap baik dari segi mental, psikis, emosional dan finansial . selain itu kamu juga harus pastikan bahwa kamu sudah memiliki ilmu dan bekal yang cukup. Bagaimana menjadi seorang istri/suami yang shaliha/ah, bagaimana menjadi seorang ibu/bapak, dan menjadi seorang anak semuanya harus kamu persiapkan dengan baik dan matang.
Melihat fenomena saat ini dimana maraknya kasus perselingkuhan dan kasus KDRT. Jadi jika kamu hanya mengandalkan rupa dan cinta tentu itu tidak cukup yang seharusnya kamu nomor satukan dalam mengaruhi bahtera rumah tangga adalah iman. Cintamu dan cintanya benar-benar lillahita'ala Setelah kamu memilih dan dipilih hal yang paling penting kamu lakukan setelahnya adalah menjalin komunikasi dengan baik dan sehat . Apapun masalah yang kamu hadapi bicarakan jangan diam, sebab nikah itu isinya 90% ngobrol. Jadi sebelum akad dijalankan mulailah ngobrol dengan membicarakan hal-hal penting terkait dengan pernikahan mulai dari membicarakan masalah keuangan , bagaimana cara mendidik anak, cara pandang tentang pernikahan, agama gaya hidup, cara menyelesaikan masalah, cara mengespresikan emosi, trauma, keluarga, apa rencana setelah nikah, masalah pekerjaan, pendidikan semua hal penting ini pastikan kamu bicarakan dengan tuntas, agar jelas arah tujuan dari pernikahan yang kamu jalankan.
Setiap orang tentu punya harapan dan impian besar dalam pernikahannya, khususnya saya sendiri. Karena pernikahan adalah ibadah seumur hidup tentu lewat jalan ini harus lebih dekat-Nya dan syukur jika bisa meraih ridha dan cinta-Nya
271 notes · View notes
arsqa · 8 months
Text
Tumblr media
وفي النهاية جميعا سنصبح ذكريات
"Dan pada akhirnya, semua yang pernah kita lakukan hanya akan menjadi kenangan"
Tulisan ini berada di tembok yang lalui oleh pasangan suami istri yang sudah berusia tua, keduanya melalui dengan senyuman.
Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal.
Usia akan tua, badan akan melemas dan tidak lagi kuat, tapi kenangan yang akan membahagiakan. Terkadang ada yang berpisah dengan salah satu dari pasangannya, namun tidak dengan kenangannya.
Buatlah kenangan itu indah selagi bersama, saling membantu dan menguatkan. Dan tidak ada yang instan dari sakinah mawaddah warohmah, untuk mendapatkannya harus dengan melewati berbagai ujian, entah harta atau pun rasa.
Semoga Allah berikan kita semuanya keluarga yang saling menyejukkan hati.
Kuningan, 23 Juli 2023.
Jundi Imam Syuhada
771 notes · View notes
arsqa · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Aku ingin....
Mengingat kepingan moment yang telah berlalu; rasa bahagia, sedih, haru, merupakan rangkaian episode hidup yang harus dinikmati laksana sebuah seni, penuh sentuhan cinta dan keindahan.
Setiap dari kita tentu dihadapkan pada sebuah kenyataan. Selayaknya hidangan, kita bisa leluasa menentukan pilihan, namun tidak pada sebuah rasa (ekspresi diri), sebab ia adalah sunatullahNya.
Sepekan sebelum masa liburan tiba, kegiatan halaqah qur'an masih berjalan seperti biasanya bahkan hingga H-1 perpulangan. Wajah-wajah penuh sumringah sebab esok adalah jadwal perpulangan semester ini. Namun, ada satu yang menekuk wajah meski ditengah suasana kebahagiaan. "Enti kheir?" aku menatapnya pelan. "Tidak. Dapet iqob, nulis 200 keinginan dan hal yang disyukuri" ia menjawab tanyaku, lalu menenggelamkan wajah dibalik selembar kertas.
Aku membuka lembar demi lembar kertas yang hampir lusuh, mengeja barisan kata yang tersusun. Tiga halaman pertama dimulai dengan aku ingin "aku ingin menjadi lebih baik, aku ingin rajin ziyadah, aku ingin khatam 30 juz, aku ingin jadi anak shalihah, aku ingin kuliah di Mesir higga akhir. Pada halaman berikutnya dipenuhi dengan untain hamdalah "Alhamdulillah masih bangun pagi, Alhamdulillah bisa hadhir halaqah, Alhamdulillah bisa shalat tahajjud, Alhamdulillah bisa ikut amalan" dan seterusnya, meski tintanya mulai buram namun tetap apik untuk dibaca.
Melihat lembaran ini, seperti menghadap sebuah cermin lalu mendapati pantulannya, tetap saja diriku, seperti aku kemarin yang dipadati rencana dipenuhi dengan perasaan menggebu lalu berbalik arah saat diperjalanan; memang tidak terwujud, tidak jadi diwujudkan atau memang sengaja untuk tidak akan diwujudkan.
فكل ما قدره الله لك خير
"Karena segala yang Allah takdirkan untukmu adalah yang terbaik"
Pada dasarnya puncak pemegang otoritas diri kita adalah Allah, tetapi sebagai rahmahNya Ia bagikan sebagian dari otoritas tersebut kepada ciptaanNya melalui taqdir yang masih bisa diikhtiarkan (diusahakan).
Sekaligus mengetuk hatiku untuk melakukan hal yang sama, melepas penatnya beban dikepala yang mengitari setiap waktu. Akupun membuka reminder book lalu menuliskan 'aku ingin' versiku.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengharap ridho Allah, aku ingin....."
#30hbc0124
0 notes
arsqa · 10 months
Text
Memang harus aware ini, investasi jangka panjang
Softly reminder nih guys ya...
Khususnya bagi siapapun yang udah berusia 25+ mending mulai pertimbangkan serius buat alokasikan penghasilan buat investasi kesehatan. Apapun bentuknya, mau yang preventif ataupun interventif atas rekomendasi ahlinya tentunya.
Apalagi kalau tubuh udah mulai ngerasa dikit-dikit capek, ngantuk di jam-jam padat aktivitas, mudah lapar, dsb lebih lagi kalau udah gampang sakit. Semakin kesini nyadar nggak sih, kalau makanan semakin beragam, dan kebanyakan kalau nggak yang berminyak ya bergula wkwk.
Mulai cek gaya hidup kamu, mulai dari apa yang kamu makan seharian atau bagaimana kamu spend waktu sehari buat apa saja, ada nggak dalam sehari/sepekan waktu yang kamu alokasikan buat olahraga baik itu kardio (lari, sepedaan, dsb) atau weightlifting (khusus buat ini, kita bahas next).
Dalam kasus gula nih ya, coba hitung berapa banyak gula yang masuk seharian, kebutuhan harian yang direkomendasikan KemKes 50 gram/hari, sedang misal tiap habis makan, minum-minuman manis, asumsi 3 sdm udah setara 45-50 gram sendiri. Belum kandungan karbohidrat pada nasinya, dan tepung-tepungan lainnya. 😂
Asli gaya hidup sehat itu semenyenangkan itu. Saya Alhamdulillah udah di tahap picky buat milih minuman. Tiap habis makan, mending air es/mineral, atau kalau nggak ya serba tawar. Misal beli AMDK, selalu cek NF/Ingrd. kalau dibawah 11 g auto blacklist~ dsb. Intinya mulai dari hal kecil, trust me little things always matter!
Ini beneran guys, intinya mulai pertimbangkan buat alokasikan at least 5-10% pengeluaran bulanan buat investasi kesehatan. Tubuh yang terlihat atau terasa sehat belum tentu sehat lohh. Biar nggak jadi boom waktu, kalau udah sakit saldo tabungan bisa boom! 😭
Kalau uang yang udah ditabung nggak kepakai, boleh dipakai?
Jawabannya, enggak! Anggaplah itu "dana darurat", jadi biarkan tetap mengendap atau spend hanya untuk hal-hal berkaitan soal kesehatan. Soalnya kan kalau pakai rumus dana darurat, 3x pengeluaran bulanan orang masih jarang aware, at least itu, alokasikan 5-10% pengeluaran bulanan buat investasi kesehatan.
Sehat-sehat ya guyss semua, kalian punya impian masing-masing yang masih harus diperjuangkan! ✨
182 notes · View notes
arsqa · 2 years
Text
Tumblr media
Salah satu tradisi keilmuan yang lekat dikalangan akademisi adalah budaya literasi; membaca dan menulis, begitupun bagi yang hobi belajar otomatis terkoneksi dengan dunia literasi sebagai wasilah pengetahuan. Seseorang yang memiliki integritas dalam literasi, cenderung 'berumur panjang' dengan menorehkan tulisan demi tulisan baik secara preferensi maupun buah fikiran.
Budaya literasi atau baca tulis ini hendaknya ditumbuhkan atas dasar kesadaran, sebab literasi yang dilahirkan oleh kinerja hati dan fikiran kabarnya akan berbuah manis. Hal semacam ini otomatis membuat kita selalu berdampingan dengan pengetahuan dan dunia terbuka, meski mungkin beberapa orang sangat tidak berminat, namun ada suatu kondisi yang memaksa benar-benar lengket dengan buku; penulisan skripsi misalnya. Berbeda halnya dengan tulisan yang lahir karena hawa nafsu ;untuk mendebat, agar terkenal atau kebutuhan komersil.
Membaca dan menulis dapat mengasah ketajaman berfikir. Sedikit dan perlahan akan terbentuk mindset yang kritis, apik dalam memecahkan masalah, dan visioner. Didukung dengan pembendaharaa kata yang luas, tentu semakin matang.
Hemat saya, tradisi ini hendaklah ditumbuhkan dan dirawat didalam diri terlepas dari apapun, sebab kita hidup berdampingan dengan pengetahuan. Seorang akademisi membaca untuk penguatan keilmuan, guru membaca untuk menyampaikan, penjual kuliner untuk mengetahui resep, teknisi membaca untuk pekerjaan, aktivis untuk menguatkan pergerakan, semua digunakan sebagai petunjuk, memperkuat pengetahuan keilmuan. Aktivitas apapun takkan jauh-jauh dari dunia baca tulis. Lantas kita seorang tholabul 'ilmi atau mahasiswa yang masih sangat faqir lalu malas sekali membaca sulit sekali menulis, bagaimana untuk melangkah? padahal kita semua tentu tahu, wahyu pertama yang datang kepada Rasulullah teladan kita adalah perintah membaca !
8 notes · View notes
arsqa · 2 years
Text
Tumblr media
Duhai Rabbi, aku membutuhkan dua hal untuk menerangi hidupku. Pertama, jendela tempat melihat saat aku tidak tahu banyak tentang luasnya ilmuMu. Kedua, perpustakaan tempatku mencari kala banyak pertanyaan dikepala yang tidak bisa aku jawab dan tafsirkan sendiri.
Duhai Rabbi, memang menjadi istri sebaik-baik istri adalah sekian dari banyak impianku atau mungkin setiap perempuan dimuka bumi ini. Namun jauh lebih dari itu aku menginginkan menjadi murid dihadapan seseorang yang kelak Engkau percayai untuk menjaga amanahMu ini. Aku ingin menjadi murid atas 'teman perjalananku' dan menjadi guru sejati bagi anak-anak titipanMu. Tergambarkan olehku harmonisasi keluarga yang hangat dengan keilmuan, membentuk cendikiawan dan karakter pembelajar. Hari-hari bertemankan buku dan sibuk beristifadah diserambi-serambi haromain, mengikuti tradisi keilmuan yang diwariskan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam; bertalaqqi, mulazamah dan qudwah untuk meniupkan ruh-ruh tarbiyah, ta'lim dan ta'dib didalam keluarga.
Seketika hatiku terketuk pada sebuah perkataan bijak Imam Abdul Hamid "Ketika kau mendidik anak laki-laki maka kau sedang mendidik satu manusia. Namun ketika kau mendidik satu orang perempuan, sejatinya kau juga mendidik ummat"
Duhai Rabbi Yang Maha Pengasih, dekatkanlah kami dalam dekapan tarbiyahMu🤍
1 note · View note
arsqa · 2 years
Text
"Ada sebuah madrasah agung yang Allah hadirkan ditengah-tengah manusia, dengannya banyak sekali pelajaran yang tidak terhitung tuntas melalui jari-jemari"
________________________________
Membaca kisah ibunda para 'ulama menyadarkan untuk terus berbenah diri, lebih selektif dalam segala perkara; Apa apa yang dilakukan, apa yang dimakan dan apa yang keluar dari lisan. Sebab, yang ada didalam diri nantinya akan tertanam pada buah hati yang berada dibawah asuhan. Sebagaimana orangtua Syaikh 'Abdul Malik bin Abdullah Al-Juweiny yang sangat menjaga anaknya dari perkara syubhat dan harom, meski hanya seteguk susu.
"....Perbaikilah makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang mustajab do'anya. Demi dzat dan jiwa Muhammad berada ditangannya; boleh jadi seseorang hamba memasukkan sesuap makanan haram kedalam perutnya, kemudian amalnya tertolak selama 40 hari...." (HR Thabrani)
Menyelami kisah ibunda para 'ulama menyadarkan bahwa peran seorang ibu sangat esensial. Ia adalah pemain utama dan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu tarbiyah. Tersebab dalam urusan pengasuhan seorang ibu lebih kental perannya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak. Kisah dua bocah saat ikut ayahnya bersafar, yang sewaktu menapaki jalan mendaki keduanya menggemakan takbir lalu menuruni lembah dengan kalimat tasbih, rupanya ini adalah hasil didikan sosok bernama ibu -dikisahkan bahwa sang ayah adalah bukan tipe yang taat beragama-.
Membaca kisah para ibunda 'ulama membuat diri sadar, tugas mendasar seorang ibu adalah menanamkan norma norma luhur dan budi pekerti mulia dalam dirinya terlebih dahulu. Karena orang yang tidak punya sesuatu, tidak mungkin dapat memberikan sesuatu tersebut kepada oranglain. Hingga akhirnya Hasan dan 'Ali bin Huyai sepeninggal ibundanya terus menghidupkan malam malam dengan mengkhatamkan AlQur'an, darimana lagi kalau bukan qudwah dari sosok bernama ibu yang mewariskan keta'atan.
Membaca buku ini menyadarkan bahwa mendidik dan membesarkan buah hati butuh perjuangan dan do'a yang tidak pernah putus. Kuatnya perjuangan ibunda Sufyan ats-Tsauri yang bekerja siang malam memintal kapas menjadi benang lalu menjualnya untuk membiayai sang anak menuntut ilmu. Hebatnya, ia berpesan kepada Sufyan ats-Tsauri "Wahai puteraku, tuntutlah ilmu dan aku akan membiayaimu dari pintalanku..Wahai puteraku, jika engkau telah mencatat sepuluh kalimat maka perhatikan: Apakah engkau bertambah takut, sabar dan sopan? Jika tidak maka ketahuilah bahwa semua kalimat tadi akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu"
Disini saya juga tersentak, rupanya do'a do'a untuk keturunan hendaknya mengucur deras sebagai salah satu ikhtiar untuk mendapatkan keturunan shalih/shalihah bahkan sejak mereka (anak) belum Allah hadirkan ketangan kita, atau juga saat sosok Ayah/ibu tersebut belum Allah datangkan sebagai pasangan kita. Sebagaimana do'a Nabiyullah Zakaria. as yang kerap kita dawamkan :
رب هب لي من لدنك زرىية طيبة..
"Ya Allah berikanlah aku keturunan yang baik dari sisiMu"
Membaca buku ini juga memberi pesan kepada saya tentang ketabahan hati, sikap bijaksana dan kegigihan dari ibunda Rabi'ah bin Abi 'Abdirrahman yang berhasil membuat suaminya meneteskan airmata setelah pulang dari bertahun tahun lamanya jihad, rupanya anak yang ia tinggalkan kini duduk sebagai 'ulama besar yang menghabiskan hari hari khidmah dengan 'ilmu dan ummat dibawah serambi serambi Nabawi. Allahu Akbar !
Dari buku ini saya belajar kematangan berfikir, rasa tulus yang tiada putus dan kasih sayang yang selalu terjaga. Sebagaimana mengalirnya kasih sayang Ibunda syaikh Bin Baz yang terus menerus menanamkan sifat 'anti' putus asa dengan keadaan, dimana kondisi syaikh yang mengalami kebutaan sebab sakit yang diderita menyerang beberapa organ tubuh. Sang Ibunda mengarahkan syaikh untuk masuk kuttab sejak beliau usia belia. Buah dari ketekunan dan dukungan ibundalah hingga akhirnya Syaikh bin Baz banyak didatangi pemburu ilmu dari berbagai penjuru dunia. Dengan senang hati ia melayani murid-muridnya; menyediakan makan, menjahitkan pakaian dan hal lain yang menunjukkan pelayanan dengan cara mulia. MaasyaAllah.
Dibalik itu, banyak lagi sosok ibu yang kisahnya tidak termaktub namun perjuangan yang ia berikan tertoreh abadi dihati anak anaknya.
Definisi 'memantaskan diri' yang sering kita dengar bukanlah hanya terbatas pada persiapan untuk mendapatkan pasangan yang shalih/ah, tetapi juga bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi figur ibu/ayah. Memaksimalkan siang hari untuk belajar, menghabiskan malam malam untuk bermunajat kepadaNya, memperbanyak dzikir, menghadiri majelis ilmu dll. Karena sebagus apapun parenting, ia tidak akan berjalan mulus tanpa berjalan diatas pondasi; agama.
Sepucuk nasihat menggugah hati dari guru saya "Seorang yang shalihah, saat gadis ia menjadi jembatan surga bagi kedua orangtuanya, saat menikah ia menjadi pahala bagi suaminya, saat dikarunia keturunan ia pemilik syurga bagi anak-anaknya"
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Aamiin ya rabb..
7 notes · View notes
arsqa · 2 years
Text
Sedikit saja, tak masalah...
Ada kisah yang menceritakan seekor burung pipit di zaman Nabi Ibrahim As. Tatkala Nabi Ibrahim As hendak dibakar oleh Namrud dengan segenap kekejamannya, burung pipit tersebut berusaha melakukan sesuatu untuk membantu Nabiyullah Ibrahim As.
Berbekal optimis dan tawakkal kepada Allah ia mengangkut air dengan paruh kecilnya. Kemudian sebagian burung lain bertanya 'mengapa engkau melakukan itu, bukankah akan berujung sia sia dan takkan memberikan hasil?' Lalu burung pipit memberikan jawaban yang luar biasa.
'Tetesan tetesan air yang aku bawa mungkin memang tidak akan mampu memadamkan apinya Namrud. Akan tetapi jika Allah bertanya, setidaknya aku bisa memberikan jawaban sebagai bukti dimana aku berpihak dan bersaksi bahwa aku tidak tinggal diam dan telah melakukan sesuatu untukNya'
Sahabat Ammar bin Yassir juga tak kalah takjub dalam memberikan perannya saat pembangunan masjid Nabawi.
Dengan kesungguhan sosok Ammar bin Yassir ini mengangkut batu dikedua pundaknya. Bahkan tatkala ia menanggul batu batu tersebut, tak sekali dua kali goresan menyayat tangan Ammar bin Yassir.
Salah satu sahabat bertanya 'mengapa tak membawa bongkahan batu satu persatu?'
Maka Ammar bin Yassir menjawab 'satu aku bawa untuk kebaikan diriku sendiri dan satunya lagi aku hadiahkan untuk baginda Rasulullah'
Demikianlah kisah keteladanan yang bisa kita ambil bahwa agama ini angkat melalui peran. Mengusung jalinan dakwah dengan segala kemampuan. Rela mengorbankan harta, tenaga, fikiran, kemampuan dan segala bentuk pengorbanan. Bukan sekedar mencari kemenangan duniawi semata, melainkan mencari pahala untuk investasi akhirat.
Maka, sentuhan tanganmu untuk mengatur manajemen majelis ilmu dalam menghidupkan jalan dakwah para ustadz/zah (guru guru kita). Mulai dari mengatur sound system, menggelar karpet, mempersiapkan spanduk dll yang menjadi rangkaian dakwah termasuk suatu kemuliaan yang Allah berikan kepada siapapun yang hatinya terpanggil untuk siap mengambil BAGIAN dan PERAN. Bersyukurlah.
0 notes
arsqa · 2 years
Text
"Apa yang kita bawa ketika hidup, apa yang kita tinggalkan ketika mati"
Aku banyak sekali menyaksikan orang orang berumur panjang dimuka bumi ini, meski tulang belulangnya telah menyatu padat dengan tanah, ada nama yang harum mewangi. Wangi karena dedikasi untuk ummat.
Berbicara soal 'dedikasi untuk ummat' , ada sebuah wejangan nan indah dari idola saya, salah satu figur yang aktif berdakwah dikalangan masyarakat urban, beliau juga seorang azhari yang banyak memberikan kebermanfa'atan untuk ummat, sosok tersebut adalah ustadz Faris BQ حفظه الله.
Nasihat ini sebagai tamparan dan motivasi -wabil khusus bagi diri saya secara pribadi dan umumnya untuk pembaca- tentang atsar atau jejak yang ditinggalkan untuk ummat setelah kita wafat nantinya, mau dikenang seperti apa dan mau bagaimana.
"Pasti akan ada hari dimana jenazah kita diusung diatas keranda. Ada ribuan anak yatim menangis, ada puluhan orang yang berjuang bersama kita menangis, ada ratusan ribu orang yang kita kenalkan AlQur'an menangis berarti kita telah meninggalkan legacy (jejak)"
"Ada dua jenis tabungan diakhirat : amal yang kita buat ketika hidup, dan legacy setelah kita mati. Lalu amal yang kita buat ketika hidup berapa tahun waktunya? dari kita baligh hingga kita wafat. Tapi atsar, legecy atau jejak itu bisa bertahan ribuan tahun. Kita tidak tahu kapan waktu itu datang, tetapi kita sudah punya 'oh ini tanah yang saya wakafkan untuk para penghafal AlQur'an, ini dana untuk memperkenalkan orang kepada AlQur'an'"
Melalui tulisan ini, mari sama sama kita berinvestasi dengan mengambil peran. Investasi ini tidak melulu soal harta atau kekayaan, apa yang kita lakukan pada dasarnya semua adalah investasi baik berupa waktu, fikiran, ide, gagasan, habbit atau tenaga itu semua adalah investasi. Maka carilah dimana posisimu untuk bisa menempatkan diri agar dapat memetik indahnya buah dari investasi amal yang kita buat. Sedikit namun kontinue.
Bengkulu, 27 Oktober 2022.
1 note · View note
arsqa · 2 years
Text
Akar dan Cabang
Jika engkau belajar karena makhluk maka dirimu pun akan belajar karena makhluk. Jika engkau belajar karena Allah maka dirimupun akan beramal karena-Nya. Bila engkau belajar karena dunia maka dirimu pun akan beramal karena dunia. Bila engkau belajar karena akhirat maka dirimu pun akan beramal karena akhirat.
Cabang terbangun atas akar. Begitupun pembayaran hutang didasari oleh peminjaman. Setiap wadah akan mengeluarkan isi yang ada didalamnya. Engkau mengisi wadah dengan minyak, tetapi dirimu mengingikannya mengucurkan air mawar. Ketika didunia engkau beramal untuk dunia dan seisinya, tetapi dirimu ingin medapatkan pahala akhirat. Taat adalah amal menuju syurga, sedangkan maksiat adalah amal menuju neraka. Atas nama itu, pemberian pahala ataupun siksa semata mata urusan Allah.
0 notes
arsqa · 2 years
Text
Mengeja nikmat yang telah Allah beri, rupanya ucapku habis sebelum semua terhitung.
0 notes
arsqa · 2 years
Text
Ada dua makna suci sebelum tidur ;
Pertama suci secara lahir (dzahir) yaitu dengan berwudhu, kedua suci secara batin dengan bertaubat. Allahummaghfirlana...
0 notes
arsqa · 2 years
Text
Perkara yang seharusnya diketahui bahwasanya dosa dan kemaksiatan pasti menimbulkan mudharat (kerugian), tidak mungkin tidak. Mudharatnya bagi hati sebagaimana mudharat yang ditimbulkan racun bagi tubuh, yaitu memiliki tingkatan beragam.
Bukankah dosa telah mengeluarkan iblis dari kerajaan langit, sekaligus menjadikannya terusir dan terlaknat?
Bukankah dosa yang mengakibatkan Allah mengirimkan angin kepada kaum 'Ad, hingga menjadikan mayat mayat mereka bertebaran dimuka bumi?
Bukankah dosa yang menyebabkan terangkatnya desa kaum Luth hingga dihujani batu batuan dari langit?
Bukankah dosa yang menyebabkan terkirimnya awan azab kepada kaum Syu'aib, hingga mereka dihujani api yang menyala nyala?
Bukankah dosa yang menyebabkan Fir'aun dan kaumnya tenggelam dilautan?
Bukankah dosa yang menyebabkan Bani Israil ditimpa hukuman? terkadang dengan pembunuhan, perbudakan, hancurnya negri, hadirnya raja yang dzalim, mengubah mereka menjadi kera dan babi, sampai Allah berfirman disurah Al-A'raf:167.
Orang yang tertipu tidak menyadari bahwa dosa akan merembet seperti racun meskipun dirasakan beberapa waktu kemudian.
[Dinukil dari kitab Ad-Daa' wa Ad-Dawaa karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah ; ditahqiq oleh Syaikh 'Ali Hasan 'Ali al-Halabi al-Atsari]
Tumblr media
1 note · View note