apisemangat-blog
Api Semangat
1 post
Sebuah kisah nyata tentang perjuangan hidup anak manusia
Don't wanna be here? Send us removal request.
apisemangat-blog · 7 years ago
Text
Ario
Pagi itu, seperti biasa, Ario bangun sebelum adzan shubuh berkumandang. Bukan karena kemauannya. Tapi karena sebuah keterpaksaan, mengingat ibunya harus mengambil bahan-bahan makanan yang disimpan di kamarnya. Sebagai seorang penjual nasi uduk, sudah lumrah sang ibu mulai memasak jam 3 pagi bahkan terkadang jam 2 dini hari, agar saat matahari mulai mengintip di ufuk timur, semua masakan sudah siap hangat tersaji. Sebagian racikan makanan sudah disiapkan sejak malam menjelang tidur. Agar saat pagi hari aktivitas memasak menjadi lebih mudah. Semua dikerjakan oleh sang ibu seorang diri. Mulai dari menanak nasi, membungkus lontong, membuat menu pendukung seperti telur, bihun,  oreg tempe dan sambal. Hingga menggororeng kerupuk, bakwan, tahu, tempe, dan bawang goreng. --- Ario terbangun hanya untuk menggeser slerekan sebagai kunci pintu kamarnya, meski dengan sedikit kesulitan karena posisi batang slerekan yang sedikit bengkok dengan lubang yang sudah tidak lagi presisi, alhasil harus ada sedikit goyangan, getaran, dan tarikan ekstra agar dapat terbuka, dimana sesekali mengahasilkan bunyi decitan yang khas hasil gesekan antar besi. Setelah sang ibu masuk ke kamarnya, biasanya Ario kembali ke ranjang untuk melanjutnya mimpi indahnya, kecuali saat menjelang ujian sekolah, biasanya Ario rela melawan rasa kantuknya untuk mengambil air wudhu, selayaknya pelajar kelas 1 SMP lainnya, ia menjalankan modusnya kepada Tuhan agar diberi banyak keberuntungan saat ujian. Hanya saat ujian. Sebenarnya kamar Ario bukanlah sebuah kamar ideal yang nyaman, mengingat hanya seukuran 3 x 3,5 meter, dimana didalamnya dipenuhi barang-barang keluarga. Dibawah ranjang bertumpuk mainan masa kecil dan buku pelajaran sejak SD dengan beberapa prakarya seni yang tak layak dipajang, sehingga disana jadi pilihan paling tepat untuk menyimpan barang-barang tersebut. Diatas lemari kamarnya hingga menyentuh langit-langit, tertumpuk penuh barang-barang yang tak jelas statusnya, ada kalender-kalender hadiah pasar yang tak dipakai, bantal guling yang sobek dengan kapuk-kapuk yang ingin mendobrak keluar yang seharusnya akan dijahit ulang, kipas angin yang rusak namun sayang untuk dibuang dengan harapan masih bisa diperbaiki, hingga mesin potong rumput yang biasa dipakai sang ayah bekerja, dengan beberapa pilihan mata potong. Disudut dekat pintu terdapat sebuah meja belajar yang hampir tak pernah bersih, karena jendela kayu berisi pasukan rayap yang rutin mengeluarkan kotoran kayu dan beberapa bagian tembok yang bolong berpartisipasi atas banyaknya pasir-pasir halus di atas meja, terutama saat pintu kamar ditutup, getaran pada tembok dan jendela akan menghasilkan kotoran kayu dan pasir-pasir halus tersaji diatas meja belajar. Satu-satunya hiburan di kamar tersebut adalah radio usang yang menjadi teman belajar. Alasan mengapa sang ibu rutin masuk ke kamar Ario adalah karena terdapat kulkas di kamar tersebut, tempat menyimpan semua amunisi bahan makanan yang hendak di masak. Dapur yang sangat sempit, tak mampu menampung kulkas membuat tak ada pilihan lain, selain meletakkannya di kamar Ario. Sebuah kulkas bekas yang dibeli oleh sang ibu dari saudaranya, meski tidak baru tapi masih bisa dipakai. Kulkas dua pintu yang sudah tak mampu berdiri tegak, karena bagian bawah kulkas sering terkena tetesan air dari celah pintu kulkas, tak heran setelah bertahun-tahun kaki kulkas termakan oleh karat, sehingga agar tetap dapat berdiri seimbang, bagian depan harus disanggah dengan beberapa batu bata merah, dengan lap yang harus siaga dibawah kulkas saat suhu kulkas tak stabil dan air keluar lagi dari celah pintu kulkas. Satu-satunya kemewahan kamar Ario yang menjadikan kamarnya sangat nyaman adalah karena pintu kulkas sudah tidak bisa ditutup dengan rapat, sehingga angin dingin keluar dari celah-celah pintu kulkas dan suhu dingin merambat ke seluruh sisi kamar, membuat kamar sempit tersebut punya suhu sejuk yang terjaga sepanjang hari, meski tanpa AC. Tak heran jika kamar tersebut sangat nyaman, membuat magnet gravitasi pada kasur begitu kuat menarik Ario kembali kembali tidur.
0 notes