Text
children of broken home family
Anak dari kelurga BHF cari dan butuhkan dalam mencari pasangannya, ada ketakutan apabila kejadian pada orgtuanya akan menimpa dirinya kelak. Yaitu perceraian atau hubungan keluarga tidak harmonis.
Butuh waktu untuk anak2 kita yg lahir bukan dari keluarga harmonis dalam mempersiapkan dirinya mencari pasangan yg lebih baik dari yg dicontohkan atau yg dialami oleh orangtuanya
Anak bisa belajar dari kehidupan berkeluarga orang2 yg tergolong sukses dalam berumahtangga, tentunya ini susah, karena pengetahuan tersebut dia dapatkan dari luar, dia tidak mendapatkan itu ketika hadir dalam keluarganya.
Yaa... anak2 demikian butuh waktu dan dukungan dari kita semua
0 notes
Text
papaku guruku
shubuh ini papa sedikit tergesa-gesa, dari semalam mengatakan bahwa sudah harus tiba di sekolah (tempat kerja) jam 6 pagi, buatku papa orang yg bertanggungjawab dengan pekerjaannya, bahkan waktu di hari minggupun dipakai untuk mengurusi tanggungjawab pekerjaan yg belum selesai. hari ini papa pergi lebih cepat dari biasanya karna akan diadakan tryout UN-BK, sedari dulu aku sudah mengatakan tidak perlu papa lagi yg bertugas sebagai ketua/koordinator pelaksananya. Namun entah apa pertimbangan papa, tetap saja papa mengambil tugas itu, dengan alasan bahwa sedari awal pelaksanaan UN-BK di tempat sekolahnya, ialah pertama kali mendapat tugas itu, jadi agak "susah" kalau di pegang oleh yg lain, pernah papa menolaknya atau memberikan kpd yg lain, namun tidak ada yg berminat. Entahlah....aku harus percaya alasan papa atau tidak. papa sering bercerita kepadaku ttg siswa2nya di sekolah yg "segan" kepadanya, hahah jelas!, papaku termasuk org yg "disegani" siswa2 di sekolah, bahkan di lingkungan rumah saja banyak anak2 kecil yg takut, ketika mendengar nama papaku saja seperti mendengar ancaman yg akan datang kepadanya😂. pernah, Sesekali papa mendeham dari dalam rumah, anak2 yg tadinya main di teras rumah, kaburr bertaburan hingga sandalnya tinggal berserakan😆. Cerita papa ke padaku ttg lingkungan kerjanya banyaakk.. mulai dari siswa2nya yg baru masuk sekolah, ketika kelas pertamanya papa dimulai. papa selalu menyuruh siswa2nya berdiri ke depan satu org satu melafalkan perkalian yg wajib dihafal di kepala. alhasill banyakk diantara siswa2nya yg masih kurang mengingat perkalian.. hingga itu menjadi tugas mereka yg belum bisa, untuk melakukan kembali di pertemuan berikutnya.. tentu dengan perbaikan hingga sempurna, (sempurna standar papa, cukup bisa hafal perkalian 1x1 sampai 9x10 saja), hal tersebut terus dilakukan, bahkan sampai 3x pertemuan. Hahah jelass... kata papa harus bisa, itu dasar dari matematika dan kegunaan dalam penjurusan pelajaran yg mereka ambil. papa lumyan disiplin terhadap waktu, agak jarang papa tidak masuk kerja (ngajar di kelas) karna leha2 atau malas.. paling2pun ditinggalkan tugas kepada siswa karena ada kepentingan lain, seperti kadang papa izin untuk mengurus pajak motor atau keperluan kami yg hanya bisa kepala keluarga kerjakan, atauuu sakit kepala. yaaa.. sakit kepala, papa sering sakit kepala karena lambunganya berkontraksi negatif, pernah aku meledeknya.. mana mungkin papa sakit kepala karena lambungnya kumat.. orang perut papa buncit dan badan papa gemuk gitu🙂. Papa hanya diam..hehehee.. papa memang tidak bisa terlambat makan, bahkan papa makan 4x sehari atau 5x sehari dengan porsi yg standar, asalkan tepat waktu.. jika tidak, bahaya! pasti papa sendao2 dan sakit kepala dibagian belakang kian kumat. bahkan aku sangat senang ketika berbicara dengan papa mengenai pandangannya ttg sekolah gratis atau adanya bantuan bos.. woohh.. aku melihat papa seperti pemerhati pendidikan😄. ia tahu smua.. bahkan sampai seluk beluknyaa.. jika kalian penasaran bagaimana pandangannya, bsa sesekali di ajak ngobrol santai.. and u will know a lot of his reasons. ooh iyaa.. semester ini papa sedikit prihatin, saat ini papa menjadi wali kelas, sebelum2nya sih juga iya😋. pada pergantian semester ada evaluasi penilaian belajar siswa.. sebut saja -bagi rapor- biar efektif. Kata papa tidak sampai setengah jumlah siswa yg orgtuanya datang mengambil rapor anaknya, lebih dari 15 orgtua/wali siswa tidak dtg untuk memgambil rapor anaknya. Kata papa padahal itu sangat penting hanya datang 6bulan sekali melihat hasil belajar anaknya saja orangtua tidak sempat.. pernah ada seorang ibu salah satu orgtua siswa, yg ibu tersebut ambil rapot ke rumah kami, jelas di luar jam dinas sekolah. Papa tahu ibu tsb IRT dan mempunyai kendaraan.. ketika dia memberikan alasan.. sangat jleb di hati saya saat mendengarnya.. alasannya adalah.. jam 9-12 adalah jam ibu tersebut masih di dapur untuk masak kebutuhan keluarga, jadi apasalahnya ambil sekarang saja ketika saya sudah selesai masak.😡🙈. papa saja dari kami(aku dan kakakku) sekolah dasar sampai tamat duduk di bangku SmA papa dan mama yg harus mau ga mau menyempatkan datang ke sekeloh buat ambil rapor kami, anak-anaknya.. kenapa ?? bagi kami anak2nya ada rasa harapan besar dan senang ketika orgtua yg mengambil rapor, kalau2 di rapor kami tertulis juara 1/2/3. atau malah sebaliknya, perasaan takut karena yakin nilai sudah rendah dibanding kwan2 sekelas. tapii saat momen ambil rapor ttp menjadi hari yg ditunggu-tunggu.. padahal papa sendiri tdk bsa izin sebentr untuk mengambil raporku, sebab papa juga menjadi wali kelas, dan ada tugas membagikan rapor siswa2nya, sedangkan mama bekerja di puskesmas.. paling2 kalau bukan mama yg ambil rapot kami dengan izin sebentar dri t4 kerjanya, yaa papa yg mengambilnya dipenghujung waktu, atau sebagai orgtua terakhir yg mengambil rapot kami di sekolah, dimana kawan2 lain sudah memegang dengan senang rapot2 mereka ditangannya, sembari ingin cepat pulang ke rumah. sedangkan kamiii jika mama tidak bisa, tentu sudah pasrah jadi org terakhir memegang rapor, karena papa harus menyelesaikan dahulu tugasnya sebagai wali kelas termasuk evaluasi belajar siswa-nasehat ke siswa dan orgtua- pembagian rapot. Atau juga saat sekolah sudah mau di tutup, dan sepi aku pulang tampa melihat rapor ku, padahal sebelumnya dari bilik jendela luar saat pembagian rapor aku melihat rapor ku digilir kembali karena wali kelas mencari nama siswa yg orgtuanya sdh ada di hadapannya, sedangkan aku.... belum. bahkan saat semua siswa dan orgtua siswa telah pulang, ibu guru ke luar kelas hanya memegang rapotku saja yg tinggal satu2nya, dan bu guru bertanya.. kenapa ayahnya belum datang juga ?? dengan wajah memelas aku menjawab, gak tau bu, mungkin sebentar lagi, karna papa juga kerja.. dan bu guru berlalu masuk ke kantor.. sudah sekian lamaa.. yaa lamaa.. dari jam 8-12 itu terasa lamaa.. melihat secuil wajah yg paling ku kenal dengan melihatnya dari kejauhan gerbang sekolah, yaa.. hanya gerbang itu jalan kaluar-masuk, sehingga pandanganku tak teroleh ke yg lain, menunggu kapan wajah yg paling ku kenal saat pertama x melihat dunia datang di sekolahku, Namun.. waktu sudah jam 12, dan aku pulang. setelah pukul satu.. mama pulang, dan 10menit setelah itu papaku pulang membawakan rapor ku.. HoraYYyyy! jadi, alasan ibu tadi yg dengan santai dan gelak tawa "receh" tanpa berat hati melontarkan kata seperti itu, membuat hatiku berucap semakin capat😀😀.
0 notes
Photo
0 notes
Link
Belakangan ini saya so exited😍 melihat vlog dari mahasiswa Indonesia yg berada di Swiss, nama vlognya Syarif Zapata. Beliau lumayan sering membuat konten2 yang memperlihatkan bagaimana sistem kebersihan dan pengelolaan sampah di Negara Swiss atau di Jerman.
eittsss…. mungkin Indonesia masih sangat jauh untuk bisa maju seperti Swiss dalam kesadaran akan kebersihan. Saya rasa juga karna orang2 di Swiss sudah sadar sedari dulu akan kebersihan, begitupun kalau mereka pergi ke luar negeri (Masyarakat Swiss) tetap tercermin akan kebersihan lingkungan.
Saya mau bercerita sedikit, 😅 ga tau sedikit apa panjang😗😗. Sewaktu dulu saya masih kecil, pantai2 di Sabang (Aceh) termasuk kategori asri dan bisa dibilang bebas sampah. Mungkin salah satunya karena dulu belum ter-exposed seperti setelah tahun 2000an ini. Sekarang saya bisa lihat sendiri, sampah mulai tak jarang di lihat, bahkan ditempat parkir saja kita dapat menemukan sampah yang berserakan. Sediiih😥. Belakangan ini pemerintah Aceh gencang2nya mempromosikan Sabang sebagai salah satu destinasi parawisata di Aceh, tapi saya melihat pemerintah kurang sekali serius dan kesiapan dalam menjadikan Sabang destinasi wisata (khususnya secara letak dan bahari). Salah banyaknya🙄(salah tiganya). 1. Pemerintah kurang membekali masyarakat termasuk penduduk sekitar obyek wisata untuk meningkatkan income. Beri mereka, penduduk sekitar akan imformasi apa yang akan diperoleh jika daerah tersebut banyak didatangi wisatawan. Hal ini justru menyenangkan hati dan pendapatan penduduk lokal, ditambah lagi peran pemerintah yang turut mendampingi 2. Bagi kalian yang sudah pernah ke Pulau Rubiah atau Iboih. Saya ingin menanyakan, dimanakah toilet umum yang sdh dibangun pemerintah ? Atau kasarnya lagi adakan toilet berbayar/dikelola secara komersil ? 🤔. Saya ingat betul dulu tiap x ke rubiah selalu mck-nya ke toilet mesjid. Orang2 yg ke sudah ke Iboih, yoo know laahh😂. Tapi semenjak acara Sabang Fair akhir tahun 2017 kemarin saya belum ke Sabang lagi, dan belum tahu apakah sudah dibangun toilet umum seperti yg saya baca di koran Serambi, menyatakan dalam acara Sabang Fair pemerintah akan membangun toilet umum, yaa semoga saja jangan hanya mendirikan toilet umum, tapi pengelolaan dan kebersihan kamar mandi terealisasikan. 3. Naah kalau ini sesuai dengan judul dari awal saya tulis😄. Sampah. Perbanyaklah tempat sampah di sabang wahai bapak-ibu pemerintah Aceh atau Kota Sabang. Sakit sekali mata saya melihat sampah berserakan dimana-mana (walaupun jumlah sampahnya hanya beberapa ya, blum banyak banget kok), bahkan sebelum masuk lokasi parkir saya sudah melihat sampah. Saya turut sedih kalau nanti Sabang makin di dengar wisatawan, yang ada malah pantainya semakin kotor. Tindakan pertama yang perlu dilakukan pemerintah ialah perbanyaklah membangun fasilitas tempat sampah, kalau perlu di setiap corner, lalu terdapat tempat sampah yg bisa di recycle atau tidak. Mungkin juga perlu membuat slogan2 di sekitar pantai untuk sadar dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan🙏. Masyarakat dan pengunjung juga di ingatkan, kali aja ada gitu pengeras suara yang mengingatkan mereka disekitar lokasi untuk menjaga kebersihan, kalau perlu ada beberapa petugas di pantai yang mempatroli pasangan muda-mudi.. ehhh.. maksudnya mempatroli pengunjung..😂. “Jika Anda tidak bisa membersihkan sampah yang ada, Setidaknya tidak menambah sampah yang Anda bawa, bawa-pulang kembali barang-barang anda”.
Dengan cerita sampah ini saya jadi membayangkan dan teringat wisata safari di Turki/Arab. Tanah yang segersang dan setandus itu juga bisa menyenangkan dan menjadi daya tarik pengunjung. Padahal daerah tandus dan panas lhooo… Saya jadi berfikir, sesebagaimanapun lokasi atau daerah yang sudah Tuhan ciptakan, kalau dijaga dan dirawat tetap bermanfaat untuk “kita” kembali.
cheers🍻.
0 notes
Link
Well, ini berdasarkan pengalamanku yg kuliah di Jogja selama 4 tahun.. Merantau merupakan hal yg menjadikan individu hidup mandiri, ye ileee… mulai dari tiap x makan harus beli, nyuci pakaian hingga tidur sendiri😜
1. Menyesuaikan masakan, masakan di sana kaya akan rasaaa😋 rasa kasih sayang yg tertanggal. hahaha.. maksudnya rasa gurih, manis, dan micin (penyedap rasa). Buat kalian yg suka akan masakan rempah atau pedas, hal ini lumayan susah untuk menyesuaikan lidah saat di sana.. dulu kalau aku awal2nya di Jogja pasti langganan banget ke rumah makan padang😅 ini terbukti cukup ampuh selama masa transisi penyesuaian lidah dari masakan di rumah😥. Tapi percaya deh, masakan yg di jual di Jogja juga ga kalah enaaakk… buktinya aku kangen masakan2 di sana, daannn beratku naik 11kg selama di sana 😆.
2. Makanan angkringan/lesehan/jajanan. Dulu sewaktu awal kuliah di Jogja aku ga aneh lagi ketika membeli nasi kucing, sebab dlu sewaktu SmA aku sdh pernah membeli nasi kucing di Jogja. Naaah yang menjadikan aneh dan gimana gitu ketika aku beli makanan di lesehan, aku rada “jijik”(maaf) karena tempatnya kurang higenis gitu, mulai dari lokasinya di trotoar jalan yang berseblahan langsung dengan jalan raya, serta cara penyajiannya. Pekerja lesehan memegang makanan(ayam/tempe/ikan) langsung dengan tangan tanpa alas tangan atau pencapit. Lalu cara mencuci piring mereka yang aku lihat rada kurang bersih.. eitsss tapi ga disemua tempat lesehan lhoo yaa. Maka dari itu 2 tahun aku di Jogja, baru bisa aku makan-makanan lesehan, habisss teman2 ngajak makan bersama kadang di lesehan, kan ga enak aja gtu ga ikut makan, daan akhirnya aku sdh bisa makan-makanan lesehan👏👏😅. Buktinya, aku suka bangett lesehan Hollywood jakal samping Vokasi Ugm, Tapi tetep yaa kebersihan makanan diutamakan, kan bahaya kalo kena diare😎😎.
3. Jogja Kota wisata, yaa sebutan itu memang cocok di sematkan untuk NgaYogyakarta, buktinya pasti ada aja teman/sodara dekat/sodara jauh tiap kali main ke Jogja ngehubungi aku untuk mengajak mereka sightseeing. Ulalaa.. lagi, dan lagi, lagi lagi yaa😃 aku masuk Borobudur, Prambanan, Parangtritis.
4. Arah (Kompas) Mboten mbah, nek jalan ke Kaliurang iki neng ngendhi yo mbah ? ooo sampeyan ke timur, lurus too lalu ketemu perempatan ke utara. Naah loo! klenger2 sudah ga ngerti mana arah utara-selatan-timur-barat. Ini hal yang paling aku keseliinn kalo nanya lokasi tempat selalu patokannya dengan kompas, ya Allah rasanya bukan menemukan jawaban, tapi buat pusing. Dulu tahun pertama di Jogja, yaa sampe setahunn😶 aku masih belum ngerti mana arah mata angin. Penduduk Jogja itu ga bilang belok kiri/kanan atau dekat bangunan itu trus belok kiri. Tapi mereka menjawabnya dengan arah mata angin. Jadi mulai deh dulu aku belajar kalau arah pantai parangtritis itu ke selatan, Kaliurang/gunung berarti itu arah ke utara😅.
4. Teman-teman dari penjuru daerah, naahh ini menurutku sih point plusnya kuliah di Jogja, selain fasilitas pendidikannya yang lengkap, mahasiswa2 yang kuliah di sini datang dari beragam daerah. Woles ajaa… mereka kalau kita baik dan ramah, mereka juga baik kok.
5. Pulang kampung 1tahun sekali. Hahahah beberapa semester aku sempat tinggal di Asrama Aceh, buat mengobati homesick. Tapiii namanya teringat keluarga pasti susah mau disiasati/digantikan dengan apapun. Yaaa jadi cuma bisa pulang setahun sekali, habis kalo dapat libur cuma 2minggu, lalu pulang.. masih belum kerasa di rumahnya, eee tau2 sdh harus balik Jogja, sediihh kalo cuma sebentar, terlalu singkat untuk pulang kampung dengan waktu hanya 2minggu. Biasanya aku pulang saat ramadhan, lumayan dapat libur selama 2bulan.
6. Buat kita orang Aceh yaa buat orang Aceh dunia malam.. ce ileee… maksudnya dulu aku yaa ada sesekali karaokean gitu sama temen2 cewek atau cowok yaa ada juga di dalam karoekoan room mereka “minum”. Tapi selagi kita bisa jaga diri teman2 juga bisa menghargai kita, jangan merasa kikuk dengan kehidupan mahasiswa2 di Jogja, yaa mungkin bagi kita orang Aceh itu bebas, tapi kann itu kehidupan mereka, selagi kamu temenan dan saling menghargai-mereka juga menghargai kamu balik. Berusaha tidak menarik diri, memang harus menjauhi diri dari hal2 yg berpotensi merusak, tapi kan kembali lagi, temen2 kita dari latar agama dan budaya berbeda, kalau kamu bisa jaga diri dan ga gampang terpengaruh hal yg menurutmu buruk, yaa jauhii.. tpi tidak baik sampai tidak menghargai orang tsb 👌. Menghargai maksud aku itu luas yaa.. termasuk sesekali gabung berbicara dengan mereka, ramah-tegur-sapa ke sesama. Karna hal yg bagi kita buruk belum tentu itu buruk bagi mereka. Maka cobalah melihat dari dua sisi, jangan hanya menurut pandanganmu saja.
7. ini belum selesai yaa.. ngantuk mau rehat dulu, kapan2 aku sambung lagi😂
0 notes
Text
Individu yang menjalankan iman
Dulu saya sering kaget dengan beberapa orang, yang bagi saya dia orang yang alim, rajin sholat, intinya dia agamislaah. Saya kadang ambil sisi baiknya juga dari dirinya. Seperti ketika adzan, dia langsung bergerak untuk sholat, tidak menunggu hingga sejam ke depan seperti saya.
saya fikir orang tersebut atau orang2 lain yg pernah juga saya temui demikian cukup bijak untuk melihat permasalahan dilingkungan secara habluminaAllah dan habluminannas.
kita tahu semua yang dilahirkan dibumi ini bersih tanpa ada noda; bagaikan selembar kertas putih, bekal agama dan lingkunganlah yg mewarnai kertas tersebut. Bagaimana dengan anak yang tidak pernah mendapatkan pengetahuan atau ajaran agama dari orangtua dan lingkungannya ? mungkin beberapa orgtua tentu ada mengingkatkan hal yang salah dan benar, tapi kenyataannya tidak semua bisa dilaksanakan, apalagi orangtua tidak merasa itu hal yang terlalu berpengaruh (red: anaknya tak menutup aurat/boleh pacaran/"masih boleh" mabok/tidak mempermasalahkan sholat) atau hal2 yg bagi mereka bukan masalah besar (tentunya kalau dibawa ke ajaran agama tentu ada perilaku haram dan dosa).
Jadi begini, naah ini sedikit contoh ceritanya..🙄😐
Saya sudah sering mendengar langsung temen atau orang dekat saya sendiri yang dia memang religius, orangnya baik, tapi ada sifatnya dimana saya merasa itu bagi saya sendiri yg masih belum sereligius dia, kurang enak didengar. Ketika kami berjalan bersama (dia dan saya) kami susah untuk menyatukan pendapat dalam konteks habluminannas (hubungan antara manusia dan ke manusia). Saya melihat dirinya sudah mengeyampingkan orang2 yang tidak menjalankan habluminaAllah (hubungan individu dengan Allah). Seperti dia kurang respek dan enggan untuk berkomunikasi lebih dengan orang tersebut.
Saya langsung berfikir, salah dianya ke kamu apa ??? kok sebegitunya kamu menyisihkan orang2 yang hubungan habluminAllahnya kurang ??!
Saya hanya berfikir, kalau hubungan individu dengan Tuhannya, cukup menjadi urusan mereka berdua(individu-Tuhan), toh juga yang menanggung dosa, yaa dosa dia. Saya langsung berfikir apakah orang ini sudah menjalankan aturan kedua ? yaitu hanluminannas. Kalau urusan habluminAllah saya akui dia imannya memang taat sekali. Tapi saya juga berfikir, dalam agama urusan sesama manusia juga diatur oleh ajaran islam. bagaimana hubunganmu dengan Tuhan dan dengan Manusia.
Saya langsung berfikir apakah pandangannya orang yang tdk menjalankan perintah Tuhan sudah tidak "baik" dalam hubungan dengan sesama manusia ?
Saya juga sempat mendengar kata2 begini, "Jangan percaya dengan orang2 yang tidak menjalankan iman, dengan Tuhan saja mereka tidak taat apalagi dengan manusia"
Sampai sekarang kutipan itu masih menimbulkan tanda tanya dibenak saya.#@##$@##
Saya banyak mempunyai kawan lintas agama(hehehehe) baik itu yang taat ataupun tidak. Tapi hubungannya sesama manusia sangat baik, lebih baik dari teman2 religius yang saya kenal. Kadang timbul pertanyaan dalam diri saya, apakah kebaikan mereka ini memang benar2 ??! mengingat mereka tidak menjalankan perintah Tuhan, seperti kutipan di atas ?
Tapi makin ke sini saya sadar, mereka memang tulus dan ikhlas berbuat baik, Saya hanya kadang memposisikan kasihan juga dengan dirinya (org yang kurang taat tsb). Kadang saya membayangkan dia sudah baik sekali hubungan dengan sesama manusia, coba saja dengan Tuhan dia taat, tergolong orang2 yg beruntung dunia-akhirat lah orang ini.
Lain ceritanya dengan beberapa orang lain lagi yang saya kenali, bagi saya ini jauuhh membuat hati saya teriris. Bagaimana tidak, saya tahu betul bahwa dia orang yang taat kepada Allah, tapi seketika menegur orang yang salah. Ya Allah, rasanya saya bingung itu menegur atau mempermalukan orang yg dia tegur, atau bahkan mengaggap "najis" orang yg dia tegur/nasehati itu sampai tidak ingin mendengar alasannya . Saya sangat tidak suka bagaimana cara penyampaiannya, seoalah2 orang tersebut hina, karena tidak menjalankan habluminaAllah.
Memang ada orang yg sedari kecil dikenali oleh lingkungan dengan perintah dan larangan agama, ada sembari melakukan perjalan hidup mendapatkan hidayah, atau sebaliknya (awalnya beriman, semakin kesini imannya semakin memudar).
Jadi seketika melihat orang yg minim ilmu serta menerapkan aturan agama diseusinya, jangan langsung menceramahi layaknya pelaku "kejahatan", salahnya dia dengan anda apa tooh ???! kurang-kurangnya dia beriman kan dia sudah menanggung dosanya, kita sebagai orang yang Alhamdulillah sudah dibukakan mata hati kita oleh Allah, bisa mengayomi, menegur dengan bahasa lembut, bahkan kalau bisa membimbing mereka dekat dengan Sang pencipta. Melihat mereka sebagai orang yg sedang disusahkan atau jauh dari rangkulan Allah. Karena tidak semua orang berada dan dibekali dengan lingkungan yang "benar".
"Janganlah sekali-kali engkau kutitipkan secuil ilmuKu, menjadikan engkau Sombong".
0 notes
Photo
0 notes
Text
3 hal yang paling membuat individi benar-benar berada dalam "kerugian".
1. Orang sukses ataupun sebaliknya, tapi hidup tanpa kepercayaan dan tidak mengimani ajaran Tuhan.
2. Orang yg tidak sadar akan dirinya sendiri, maksudnya orang dengan gangguan jiwa akut, down sindrom, dan kelainan fungsi otak. Orang-orang yg keadaannya seperti itu sungguh sangat kasian, bagaimana mereka bisa merasakan kehidupan, jikalau mereka saja tidak bisa "menyatu" dengan diri mereka sendiri. Apapun yg mereka lakukan tidak membuat efek terhadap dirinya, dia tidak mengenal dirinya, tidak bisa merasakan yang namanya "nikmat" (senang, sedih, kesal, sukses, gagal, dll), tidak mengetahui aturan, tidak "sadar" hal itu salah ataukah benar. Tapi, mereka sampai dijauhi atau dianggap sebelah mata oleh orang lain. Padahal mereka tidak berada dalam kesadaran yang baik, fungsi kognitif mereka sedang terganggu. Seharusnya kita individu yang telah dititipkan akal sehat termasuk nikmat senang, sukses, atau sedih oleh Tuhan tidak ikut meremehkan dan membenci mereka.
3. Orang yang tidak mendapatkan keadilan ( ; termasuk pencari suaka). Contohnya saja korban pemerkosaan yg hamil dan melahirkan, pelaku hanya dijerat hukuman tidak lebih dari 5 tahun, atau lebih banyak kasus lain dimana hal tersebut tidak sebanding, dan mempengaruhi kehidupan individu selanjutnya. Untuk pencari suaka, sangat sedih mengingat kasus di sekitar Rakhine, Rohingya. Dimana mereka harus dideportasi dari tempat tinggalnya untuk keluar dari negara tersebut. Kalaupun mencoba hidup di negara baru tapi tidak memiliki tanda identitas, hal itu sangat-sangat susah bahkan berpotensi tidak mendapatkan keadilan dan jauh untuk dapat hidup sejahtera.
0 notes
Text
Jika berpergian ke Luar Negeri baik itu sekedar jalan-jalan, mencari inspirasi melalui destinasi baru, ataupun karena tuntutan tugas. Di sini ada hal-hal kecil bahkan sepele yang tidak terlalu difikirkan para pelancong/traveler mengenai barang yang nantinya sangat membantu dirinya. Apa saja itu, yuk simak di bawah
1. Stop kontak/penerime listrik yang ada di luar Indonesia itu terkadang berbeda, yaitu memiliki 3 bagian lubang, anda sebaiknya mempersiapkankan charger Hp anda dgn membeli tambahan kepala charger sebelum berangkat.
2. Obat-obatan, standar obat yang perlu dibawa misalnya, obat diare, ini sangat penting karena bisa jadi makanan di luar tidak biasa anda konsumsi, sehingga mungkin mendapatkan efek/reaksi seperti diare, dan tentu diare sangat mengganggu aktivitas anda. Obat demam, vitamin kapsul, handsaplast, hansaplast ini juga terkadang berfungsi sebagai penutup kulit anda karena adanya gesekan yang tidak nyaman pada alas kaki, ketika anda terlalu banyak berjalan, biasa di tempel pada siku kaki. Masker dokter (yang warnanya hijau), untuk menjaga anda dari serbuan Paparazi, hehe maksdnya untuk menjaga ketika anda sedang tidur di pesawat, jadi tidur mangap/terbuka mulut tidak membuat anda khawatir dilirik orang, sekaligus menjaga anda dari paparan matahari ketika melakukan aktivitas jalan kaki, minyak angin/fresh*are, kalau perlu bawa sehelai koyo, pembalut (jika perkiraan selama di sana nanti anda akan datang bulan ; bawa secukupnya saja), dan tisu basah.
3. Sandal/sepatu, dan pakaian yang membuat anda sangat nyaman menggunakannya, terkadang saat traveler ke luar negeri, di sana anda hanya perlu berjalan kaki dan menaiki Mrt ataupun transportasi umum, jadi sangat dianjurkan anda beraktivitas dgn pakaian yang membuat anda nyaman.
4. Power bank dan tongsis, ini sebagai pelengkap kebahagian keberadaan anda saat di sana.
5. Bawa sedikit snack dan jajanan yang paling anda sukai sebelum berangkat, ada kalanya anda ketempat baru dan tempat itu menyenangkan, ditambah anda menikmati makanan yg paling anda sukai, hal ini akan membuat anda merasa bahagia menjadi makhluk ciptaanNya ~~nah Lhooh.
6. Sudah me-list tempat-tempat wisata ataupun dengan apa transportasi menuju ke tempat tujuan anda, serta ada baiknya jika anda x pertama ke tempat anda kunjungi, untuk memilih dulu penginapan/hotel di situs pemesanan online, biasanya di booking.com sudah bisa anda prediksi harga dan jarak lokasi. Kemudian hal ini juga membuat anda setidaknya tahu tempat tujuan pertama ketika anda meninggalkan bandara saat di luar negeri, sebab kalau begitu anda sampai di negara tujuan, dan anda belum tahu penginapan dimana atau perkiraannya dimana, hal tersebut akan membuat anda kerepotan dan membuang waktu anda.
7. Pastikan saat anda packing tidak membawa berbahan cair dgn banyak, misal botol minum, shampo, atau cairan lainnya di case anda, karena beberapa barang dilarang oleh petugas imigrasi bandara, kecuali shampo kecil, pasta gigi yg kecil, dsb. Cek saja lebih lengkapnya apa yang dilarang memalui situs imigrasi indonesia.
8. Bawa barang2 jangan terlalu banyak, dan sempatkan membawa tas lipat (untuk tempat jika anda membawa pulang oleh-oleh)
9. Tetap membawa sehelai Jacket, dan kaus kaki, dan sungglesses(disesuaikan).
10. Jika anda baru pertama kali menggunakan passport anda dan merencanakan ke luar negeri, pastikan anda juga sudah membeli tiket pulang, karena jika kali pertama anda ke luar negeri, nanti petugas imigrasi akan meminta anda untuk melihatkan tiket anda balik ke Indonesia, hal ini wajib bagi anda yang baru pertama kali ke luar negeri.
11. Komunikasi seluler, anda pertimbangkan menurut provider seluler anda, menurut mimin, di sana/luar negeri menggunakan paket data yg jaringan selulernya Indonesia sangat mahal, dan di luar negeri sudah lumayan banyak tempat umum yang menyediakan wifi/hotspot gratis, jadi tergantung anda. 12. Perlu mengetahui cuaca / musim di lokasi tersebut, agar bekal pakaian yg kita bawa, sesuai saat dibutuhkan di sana, kan ga mungkin musim summer, bawanya pakain musim winter😉
0 notes
Photo
0 notes
Text
Di dunia yang singkat ini, memang jangan memikirkan jauh hal-hal yang dijanjikan Tuhan. Tahu kah bahwa banyak filsuf yang sangat mempertanykan hal tersebut hingga tampa mereka sadari bahkan sadari telah tidak beragama / atheis. Semua agama yang saya (maaf) akui hanya 5 agama (ini juga pengetahuannya saya yang kurang karena tinggal di Indonesia)
Saya meyakini bahwa semua agama itu memiliki firman/ajaran/perintah yang baik. Tidak satupun diantara ke-lima tadi yang memuat ajaran merugikan pihak lain. Saya sebagai orang yg beragama islam tidak pernah sekalipun membenci agama lain, yaa terkadang kurang menyukai org tsb ia, bukan karena agamanya, hanya karena mereka tidak menjalankan perintah Tuhan dengan benar. Tapi lebih ke perilaku di dalam dirinya sendiri. Saya yakin sekali dengan apa yang saya yakini, dan sayapun bukan orang yang selalu menjalankan perintah Allah dengan sempurna.
Anda tahu jika di dunia ini kita tidak bisa selalu mendapatkan apa yang kita inginkan ?? Ya begitu juga dengan rahasia, jawaban, dan janji Tuhan. Kita sebagai makhluk ciptaanNya hanya perlu menjalankan dan menimani perintah tersebut, karena yang Maha Mulia telah menitipkan dan menciptakan kita sementara di dunia ini. Lantas wajar saja jika engkau tidak dapat mendapatkan jawaban atas apa yang Ia seluruhNya ciptakan
0 notes
Text
Mental Kencur
Okey, di sini saya akan berbicara tentang sebuah keluarga yang tidak menerima anaknya disalahkan. (re : baca cerita ini akunya kesel kayak lagi ngejar-ngejar orang pakai bakul). Misal saja dalam kasus pelecehan seksual, saya pernah membaca berita yg informasinya kredibel mengenai berita tsb, bayangkan saja sekumpulan anak laki2 yang masih di bawah umur mencabuli seorang anak perempuan. Akhirnya ibu korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Tapi beberapa ibu tersangka tidak menerima keadaan tersebut, sehingga mereka mencoba berkali-kali menyuap ibu korban untuk tidak melanjutkan kasus ini. Saya bisa memposisikan diri menjadi orangtua pelaku, tidak menyangka, sedih, bahkan dapat melakukan hal2 di luar batas. Untung2 ada orangtua dari salah satu pelaku yang menyesal karena kurang memperhatikan anak, atau terlalu membebaskan mereka. Apa yang anak pelajari dari kasus ini jika perbuatan mereka salah saja orangtua tetap mendukungnya?! Gimana alur berfikir orangtua tsb ya ? Setidaknya jika mereka salah, katakan itu salah dan tanamkan sikap tanggungjawab walaupun sedari dini, belajar dari kesalahan serta perbaiki diri kedepannya, agar anak dapat belajar dari kesalahannya. Sedih memang melihat anak harus mendekap di sel tahanan anak2. Belajar/pengalaman itu memang mahal bahkan terkadang prosesnya menyakitkan. Orangtua juga bisa berkaca atas apa yang telah mereka berikan kepada anak, sehingga anak bisa melakulan hal demikian. Dari situ juga anak dan orangtua dapat belajar dari kesalahan mereka.
Lainnya hal nya dengan orangtua yang tidak menerima kesalahan anak dan menutupi kesalahan tersebut. Anak akan berfikir itu bukan suatu masalah. Walaupun dilain hal terkadang setelah orangtua membela perbuatan tersebut di depan hukum dan tetap menasehati, bahkan menghardiknya di rumah karena tau itu memang salah. Lantas, apa yang dia pelajar dari sikap tanggungjawab ??
Kadang orangtua berbicara “alaaahh belajar tanggungjawab nanti saja, ini merusak nama baik.
Belajar untuk menjadi individu yang bertanggungjawab ialah bagaimana belajar memulai dan mengakhiri sebuah keputusan dengan selesai. Lhaa wong anak anda sudah berani memulai, kok tanggungjawabnya nanti ???
*** Bagi orangtua mulailah mendidik anak dari hal2 kecil hingga besar pada dirinya. Jangan terlalu membebaskan mereka sehingga semua keinginannya dipenuhi. Anak butuh perhatian, buatlah kerjasama yang baik dengan komunikasi autoritative. lihat. Dengan siapa dia berteman, apa yang dikerjakannya, menemaninya sesekali menonton televisi/kegiatan yang ia sukai, menanyakan apa ia mempunyai masalah akhir2 ini. Orangtua yang wear dan memberikan perhatian akan mengetahui sejauh mana nilai2 yang ada dalam diri si anak.
I fly^^^^^^^^^ ;)
1 note
·
View note
Text
http://www.jawapos.com/read/2017/08/01/147960/demi-lks-bocah-sd-jual-klepon-malah-digaruk-satpol-pp
“Berapa kotornya dirimu jika hal yang tidak halal juga engkau jadikan untuk menafkahi keluarga??. Hal yang insyaallah kau peroleh dengan cara yang benar saja perlu untuk dibersihkan kembali (zakat)”.~~intro~~ Mengenaskan sekali mendengar cerita teman yang ayahnya bekerja di salahsatu SD di Alue Bilie. Pihak sekolah; guru, termasuk kepala sekolah ingin memindahkan bapak tersebut, karena ia menolak terus menerus untuk menerima tiap bulanan uang ‘fee’ dari dana Bos (bantuan operasional sekolah), dan dipindah tugaskan ke dinas petern*kan (*wth*??!!#?). Karena dia menolak uang 'panas’ dari dana bos tersebut sehingga ia harus di 'campakkan’ ke tempat kerja yang bukan bidangnya?!. Saya rasa hampir semua tokoh di sekolah tersebut telah gagal menjalankan fungsi dasar pendidikan. Apa yang hendak diajar jika moral saja tidak dapat dijadikan contoh. Hanya sekedar mengajar dan berada di kelas..? mungkin lain kali anak-anak tidak perlu ke sekolah. Belajar saja E-modul di depan layar komputer. Tugas seorang guru ialah mengajar, mendidik, dan aaah satu lagi saya lupa apa. Ini pernah saya dapat di materi perkuliahan Psikologi pendidikan dan Filsafat ilmu dan logika. –panjang x lebar yaa…. Jadi begini…. ini ada cerita 2 bocah atau adik-adik yang nasibnya kurang dari kata mampu secara keuangan bahkan kelengkapan keluarga. Sebenarnya kalo sedari umur segini sudah punya sosok jiwa wirausaha, bagus yaa.... Ga ada yang salah dengan caranya mencari uang. Namun anak di bawah umur memang belum boleh untuk bekerja, apalagi di tempat umum seperti itu, wajar jika satpol pp melarangnya. “Saya diajak teman. Ini kue punya Makci di Kampung Baru. Saya yang mau sendiri. Uangnya untuk beli LKS di sekolah. LKS itu wajib, disuruh guru. Orang tua tidak ada, di sini saya tinggal sama Kai (Kakek) saya,” jawab Sup saat diwawancarai KPFM di Kantor Satpol PP Balikpapan". kutipan dari kabar harian jawapos.com. Naah yang saya ingin sampaikan benang merah dari kedua kejadian berbeda di atas yaitu: Betapa jelekkah orang(red:guru) yang telah merampas dana bos terutama diperuntukan bagi siswa miskin ???. Jika memang guru tidak mewajibkan atau mewajibkan membeli LKS, apa ia... hanya 2 bocah tadi di kelas tidak mampu mempunyainya hanya karena tidak mempunyai uang?? Bisa anda bayangkan bagaimana perasaan mereka diumur sekian tidak bisa merasakan hal dan kesempatan yang sama dengan temen-temannya ?? Merasa lain dengan teman-temannya, bahkan terganggu dengan proses belajar yg seharusnya ia terima (karena biasanya LKS milik perorangan). Wajar saja jika anak mandiri ini punya inisiatif untuk mendapatkan uang.----#refleksi #bebas berpendapat asal sopan #jadi pribadi yang bermanfaat.
0 notes
Quote
Buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya. Tipe orangtua menjaga anaknya dalam berpacaran cuma ada 3 menurut sensori dan pemantauan ku😂. 1. Ada orangtua yang ngejalani/“mempercayakan” anaknya pacaran, karena dulu waktu orangtuanya pacaran disikapi begitu juga sama orangtuanya. 2. Orangtua yang membatasi/mengatur/bahkan melarang anaknya pacaran, karena nih orangtua belajar dari pengalaman sendiri dan ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya menurutnya. 3. Orangtua yang menjalani nilai2 agama dan norma (ini harus di lihat dari beberapa generasinya yaa.. apakah keluarga dan keturunan yang taat sedari dulu, maksudnya apakah keturunan dan generasi sebelumnya baik2 aja, kalo cuma di lihat dari 1 generasi berarti orangtua tersebut tipe orangtua ke. 2⬆
0 notes
Link
Hmmm… ga bener. Menurut aku ga bener itu ga totalitas dampaknya merugikan diri kita yaa. Eh aku lupa pernah dpt kata2 ini dari salah satu tokoh yang mengatakan “sejahat-jahatnya orang, dia tahu kalo yang dia lakukan itu salah, percayalah”. Begitu kira2 isi petikan dri tokoh tsb. Aku berfikir itu memang benar, besarnya dorongan kebutuhan/keadaanlah yang membuat orang tersebut tidak menjalankan sikap/sifat yang sebenarnya dia tahu itu salah. Aku percaya semua manusia pertama kali lahir seperti sehelai kertas kosong yang bersih. Hal bersih tersebut telah dan sedang ada di dalam diri kita itulah yang menimbang bahwa perilaku tsb salah atau tidak. Negatifnya si manusia yang dibilang perilakunya “ga bener” ini karena mereka lebih mendahulukan kepentingan dan mengecilkan hal kebenaran.. sebenarnya dalam hati kecilnya ia tahu bahwa perilaku tsb salah, tp hati kecil bersih itu yang ditenggelamkan, ini dalam konteks orang yang sehat secara rohani yaa..
0 notes