ansyel
ansyel
ansyel
9 posts
Ada cerita di setiap foto
Don't wanna be here? Send us removal request.
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Film Indonesia Beberapa teman bertanya kenapa saya mau dan suka menonton film Indonesia di bioskop (tapi tidak semua ya). Beberapa pertimbangan umum dari teman-teman saya, antara lain: "Nanti kan bakal tayang di tv" atau "Ceritanya paling ya kayak gitu-gitu aja". Saya punya 2 alasan, yaitu: 1. Alasan kerennya adalah kalau bukan kita yang menonton lantas siapa lagi. Salah satu cara mendukungnya ya dengan menontonnya. Mengenai cerita, banyak kok film-film Indonesia yang bagus, yang real dengan kehidupan yang kita alami sehari-hari. 2. Alasan yang sederhana: Kalau ada yang bilang "Filmnya nanti juga bakal ditayangin di tv". Gak usah liat itu film barat atau Indonesia, semuanya juga bakal ditayangin di tv. Bahkan kalau film barat, hari tayang perdana, hari ini juga udah ada bajakannya atau yang ekstrimnya sebelum tayang di bioskop sudah ada streamingnya. Dan kalau kalian tau, cari DVD film Indonesia itu lama banget ada di pasaran. Jadi, saya mending nonton di bioskop aja. Film di atas merupakan salah satu film yang saya tonton. Baru-baru ini saya menonton film yang berjudul Ziarah, bukan film horor kok. Film ini full menggunakan bahasa Jawa, tenang saja bagi yang tidak bisa berbahasa Jawa, terdapat subtitlenya.
0 notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Buku
Buku di atas merupakan buku pertama yang saya beli ketika masa awal-awal di Jakarta, belum punya tv dan radio, belum tau jalan, dll. Saya menyelesaikannya sekitar 1-2 minggu. 
Buku Bumi Manusia adalah salah satu novel dari Tetralogi Buru, karya Pramoedya Ananta Toer. Saya lanjutkan dengan mencari buku yang kedua, Anak Semua Bangsa. Buku yang ke-2 ini tidak sampai selesai saya baca, hampir selesai sih sebenarnya. Meski tidak selesai membaca buku yang ke-2, saya tetap mencari buku ke-3 dan ke-4. Semoga tahun ini saya bisa selesai membacanya.
Menyimpan buku secara “fisik” ternyata cukup memakan tempat, keren sih kau misal di lihat, terlihat terpelajar. hehe. Saya pun mencoba beralih ke e-book. Tapi membolak-balikan kertas itu memang ada sensasi tersendiri. Namun, kemudian saya pikir ini hanyalah masalah kebiasaan saja. Secara tidak sengaja saya menemukan aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional) di Play Store. iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital persembahan Perpustakaan Nasional RI.
Aplikasi ini cukup membantu saya membiasakan diri membaca e-book dan yang pasti bisa hemat uang juga karena gratis. Sistemnya sama persis dengan cara meminjam buku di perpustakaan. Kadang stok bukunya habis dan kita harus mengantri. Perlu diketahui bahwa ada masa waktu peminjaman buku, gantian dengan yang lain.
Untuk buku-buku yang tidak ada di iPusnas, saya akan membelinya via Play Books, metode pembayarannya dapat menggunakan kartu kredit. Tidak punya kartu kredit? Pinjam punya teman saja, tapi jangan lupa di bayar lho. Harganya juga lebih murah bila dibandingkan dengan harga di toko buku. Tapi tidak semua buku di jual di play books, ya mau tidak mau saya harus membeli bukunya di toko buku. Mungkin masih banyak media-media lain yang menjual e-book.
Membaca buku secara fisik ataupun digital, itu tergantung dari kenyamanan dan kebutuhan masing-masing orang. Karena saya sering menggunakan angkutan umum, dan daripada melamun, jadi saya gunakan waktu selama diperjalanan untuk membaca ebook (lebih ringkas untuk “dibawa” kemana-mana).
Saya pun berencana menjual buku-buku saya, salah satunya adalah buku yang saya posting di tulisan ini. Tapi buku yang saya jual hanya buku cerita atau novel sedangkan untuk buku “pelajaran” tidak saya jual karena saya masih suka membacanya kembali. Berbeda dengan novel yang biasanya hanya akan saya baca sekali saja.
Selamat membaca...
0 notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Minum Teh
Terlepas dari khasiat atau manfaat dari minum teh, sedari kecil saya memang sudah senang minum teh, khususnya merk SariWangi. Pokoknya kalau bicara tentang teh, ya berarti SariWangi. Baru kemudian saya kenal merk Teh Bendera. Setelah itu teh naga dari Malang, Jawa Timur. 
Nah akhir-akhir ini saya baru kenal merk-merk seperti Dilmah, Ahmad Tea, dan Twinings yang menawarkan varian seperti English Breakfast, Earl Grey, Cleyton, Chamomile, Darjeeling, dan seri “buah-buahan”. Rasanya tidak lazim di lidah saya, dan saya suka. Tapi harga dari merk-merk tersebut lumayan mahal (menurut saya), saya pun mencoba mencari merk-merk lokal yang menawarkan varian-varian diatas, dan saya menemukan teh merk Walini (teh yang di produksi di Jawa Barat). Varian yang ditawarkan pun lumayan beragam.
Dulu saya juga pernah membeli teh merk Lipton dengan varian Earl Grey, tapi sekarang saya tidak pernah menemukannya lagi, yang ada hanya varian black tea.
Kenapa saya posting foto di atas? Karena ketika saya sedang di Malaysia, saya menemukan teh tersebut dengan harga yang murah, bila dirupiahkan sekitar Rp 16.000,- Langsung saja saya borong. hihi. Lumayan untuk persediaan.
Saya jadi makin penasaran dengan varian-varian teh yang lain dan kalau bisa mencoba minum teh dimana teh tersebut di produksi, seperti London mungkin :)
0 notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Nasi Jamblang Bu Nur
Salah satu tempat makan yang selalu saya kunjungi bila ke Cirebon. Terdiri dari berbagai macam lauk. Menu favorit saya adalah pepes, oncom, dan cumi hitam. Beneran deh warnanya hitam kayak oli tapi rasanya enak. Nasinya seuprit, jadi kadang bisa makan 2-3 bungkus nasi. Kayak nasi kucing yang ada di Jogja.
Iya sih mirip nasi kucing. Nasi seuprit dengan pilihan makanan yang beragam. Bedanya daun yang membungkusnya, kalau nasi kuncing di bungkus daun pisang atau kertas minyak coklat sedangkan nasi jamblang dibungkus dengan daun jati. Pilihan makanan pada nasi kucing seperti telur puyuh, orek telor, ikan teri, orek tempe, gorengan, dll. Sedangkan untuk nasi jamblang lebih beragam, selain yang telah saya sebutkan di atas, juga terdapat pergedel kering, lidah, balado kentang, paru, telur, dll.
Aduh jadi laper kan…
0 notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Paralayang
Ini merupakan pengalaman pertama saya. Sudah ada niat dari berbulan-bulan yang lalu tapi ya itu suka males bayangin macetnya puncak. Kebetulan minggu ini saya ada kerjaan di daerah Puncak, Kab. Bogor, Jawa Barat. Niat saya memang datang untuk bekerja, sama sekali gak kepikiran untuk main, yang penting kerjaan selesai. 
Lagi asik-asiknya nyelesaiin kerjaan, tiba-tiba temen saya nyeletuk, “Paralayang yuk...”. Saya pun langsung menjawab dengan cepat, “Yuk...”
Aduh... Jadi, tambah semangat kerja deh, supaya bisa lebih cepet nyobain paralayang. hihi...
Hari ini, cuaca cerah, saya pun sampai di lokasi sekitar jam 9 pagi. Cukup 2 kali angkot, yang berwarna hijau terus disambung angkot warna biru, kalau males jalan dari pintu masuk ke atas (lokasi), bilang aja ke akangnya minta tolong dianter sampai atas.
Ketika sampai di lokasi, saya masih belum bisa terbang karena “arah angin masih dari belakang”. Saya pun angguk-angguk aja. Saya dan teman saya sudah sempat sedikit pesimis arah angin akan berubah, maka kami putuskan untuk menunggu sampai sekitar jam 10 pagi. Sekitar jam 10.30 arah angin berubah dan petugas registrasi pun datang. Fix kami bisa paralayang.
Saya mendapat antrian nomer 2, asik bisa dapat urutan awal. Cukup deg-degan ketika peralatan mulai dipasang dan helm mulai di pakai. Mengingat ini pengalaman pertama, maka saya ikuti semua instruksi dari petugas. 
Yeah...
Akhirnya terbang juga. Moment yang indah itu kadang cukup dinikmati tanpa mengambil ponsel untuk mengabadikannya. Saya pun menikmati pemandangan dari atas, clingak-clinguk, menggoyang-goyangkan kaki, dan melepas tangan dari pegangan.
Jarak dari titik tebang ke lokasi “landing” bila ditarik garis lurus adalah 1,2 Km dengan waktu tempuh berkisar 5-10 menit. Rasanya singkat sekali ketika berada diatas. Sekali terbang dikenakan biaya sebesar Rp. 350.000,-
Bagaimana cara kita kembali ke lokasi titik terbang? Ternyata pihak penyelenggara menyediakan angkot, tapi ketika weekend, mengingat jalanan yang macet, maka kita dapat menggunakan ojek.
Kerjaan kelar, main pun lancar :)
2 notes · View notes
ansyel · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Tsutaya Shibuya
Lokasinya persis berada di “perempatan” Shibuya. Gak nyangka bisa menyeberang jalan di sini, berasa kayak di film-film. Adegan dimana semua pejalan kaki menanti lampu berubah menjadi warna hijau.
Tsutaya terdiri dari beberapa lantai dan terdapat Starbucks disana. Buat yang mau mencari koleksi lagu, film, dll di sini tempatnya. Saya sendiri hanya melihat-lihat mengingat saya gak tau juga apa yang mau saya cari. hehe...
Saya malah menemani teman mencari tumblr Starbucks untuk oleh-oleh. Tumblrnya lucu-lucu, kebetulan saat itu sedang ada seri kota-kota yang ada di Jepang, seperti Tokyo, Osaka, Hokkaido, dll.
0 notes
ansyel · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Gereja Paroki Roh Kudus Katedral - Denpasar
Masih berada di Bali.
Gerejanya besar dan arsitekturnya menyenangkan untuk di lihat. Kami datang ketika tidak ada jadwal ibadah sehingga kami bisa melihat-lihat dan tentunya juga berdoa dengan leluasa. Lebih tepatnya mengantar teman yang ingin berdoa di gereja ini. 
0 notes
ansyel · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Foto diatas berlokasi di Liyer House yang berada di Bali, Indonesia. Tempat tersebut juga merupakan salah satu lokasi syuting film Eat Pray Love.
Bali merupakan salah satu destinasi favorit wisata baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Saya pun baru pertama kali ke Bali pada tanggal 1 Desember 2015. I was so excited. Hehe.. Sebenarnya agak memalukan, mengingat Bali itu hitz banget. Tapi ternyata saya tidak sendiri, saya pun bertemu dengan teman-teman yang juga belum pernah ke Bali.
Terima kasih untuk “kantor” yang telah mewujudkan salah satu impian saya ini secara “gratis” meskipun dalam rangka urusan kantor. Selama di sana saya menginap di Hotel Mercure Kuta Bali, yang persis berada di depan pantai Kuta. Hotelnya nyaman dan dekat kemana-mana. Sejak saat itu, saya pun resmi keluar dari “genk belum pernah ke Bali”.
Meskipun sudah pernah ke Bali, saya masih saja tetap bersemangat ketika teman-teman sekolah mengajak saya liburan ke sana. Ingat, liburan bukan kerja seperti biasanya. 
Bali selalu menyenangkan bahkan walau hanya untuk sekedar duduk-duduk dan melamun.
0 notes