angelsibarani-nonaelegi
Goresan Hati Berbicara
8 posts
inilah catatan atau jejak kecil tentang ungkapan hati seorang puan melalui goresan diksi dan rima yang diabadikan
Don't wanna be here? Send us removal request.
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Catatan Sejuta Luka
Ini catatan tentang sebuah kisah pilu
Selalu membuatku mengharu biru
Hanya ada airmata disetiap ceritanya 
Hanya ada duka dalam helaan nafas
Kini aku hanya ingin terbang pergi jauh
Melepas jutaan luka yang kian merayapiku
Airmata seakan tiada guna lagi
Seakan tuli mendengar jerit tangisku
Seakan semua tak perdulikan deritaku
Semua hanya sebuah jerat penderitaan
Sungguh aku iri melihat pelangi diujung badai
Aku tak sanggup meringkas tinta merahku
Terbayang rindu terpasung diantara beku
Menari diantara bunga bertudung kelabu
Dan sejuta asa yang memimpikan kebebasan
Kini hujan datang memberi salam Mengungkapkan memori dibalik luka
Mengetuk bingkai lapuk cerita silamku
Raga seakan lelah mencari arti bahagia
Dan seketika derita menjadi penutup luka
Jujur aku merindukan kebahagiaan
Aku rindu berada diatara orang tersayang
Aku rindu menjadi orang yang dirindukan
Aku rindu hidup tanpa airmata luka
Aku benar-benar rindu tersenyum
Dulu bahagia dan duka mulus ku lalui
Tangis dan tawa imbang ku hadapi
Tapi mengapa semua kini berlalu
Menghilang dan meninggalkan sejuta luka
Dimana Kebahagian itu?
Mengapa sekarang semua berubah?
Derai tangis kini menjadi penghias hidup
Meninggalkan luka yang terpatri dalam hidup
Tuhan…
Aku hanya bisa mencoba tegar
Pasrah menjalani jalan hidupku
Iklas melewati semua cobaan ini
Karena aku yakin di balik cobaan-Mu
Selalu ada secercah harapan yang bersinar
Jakarta, AngelSibarani (NonaElegi)
4 notes · View notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Kesetiaan dalam Penantian
Kamu tak ada saat aku butuhkan
Ragamu tak menenangkan sedihku
Suaramu tak merangkul kesepianku
Sikapmu tak menunjukan kau peka
Hatimu tak pernah ada untukku
Mengapa aku masih perjuangkanmu?
Entahlah aku tak punya jawabannya! 
Jadi jangan lagi tanyakan itu padaku!
Intinya ada rasa yang tak bisa kupahami
Ada perasaan yang hanya aku diamkan
Rasa yang terlalu sibuk dalam penantian
Hingga rasa itu berkahir pada air mata
Apa kamu mengerti tentang semua itu?
Tentu tidak, kau tak pernah perdulikanku!
Dimatamu tak ada cinta sedalam kupunya
Tapi semampuku mempertahankan "kita"
Mesti sekuat tenagaku mempertaruhkan 
Meski sebenarnya membawa luka bagiku
Ada kekhawatiran tak bisa ku ceritakan
Perbedaan ini sukses membuatku linglung
Ketakutanku telah membungkam segalanya
Apa kamu pantas diperjuangkan sejauh ini?
Akankah kisah kita punya akhir bahagia?
Kini ku pasrahkan semua pada takdir ilahi
Ku biarkan waktu yang menjawab pertanyaannya
Jakarta, Angel Sibarani
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Ketidaksanggupan yang Kusanggupkan
Lucu tidak? Ketika kita yang dulunya begitu saling sayang, yang kabarnya selalu saling menyapa, yang setiap pertemuannya selalu dinantikan. Kini berubah menjadi dua orang yang saling membenci, bahkan ketika hanya namanya saja terdengar disebut di telingaku. Padahal dulu namanya termasuk salah satu dari barisan nama-nama yang kusebut dalam doa. Sekarang aku harus segera bergegas merapikan sisa-sisa puisi tentang kita yang masih berserakan. Aku hanya tak ingin wanitamu cemburu saat menatapku sedang mendekap tempat-tempat yang menjadi kenangan kita.
Pernah tidak kamu mengalami keadaan seperti itu? Lucu ya? Saat kita terbiasa melakukan apapun yang selalu bersama-sama, kemudian harus dipaksa rela untuk melupa. Kita juga harus melucuti kenangan yang sudah terlalu lama ada di rahang kepala. Seandainya aku dapat merubah keadaan, aku ingin sekali mengembalikan semua hal yang telah berubah sekarang. Aku ingin kembali menjadi aku yang mencintaimu. Aku yang memperhatikanmu. Aku yang selalu menyapa kabarmu. Aku yang selalu mengingatkannkamu ini dan itu. Aku yang dengan setia menjadi teman serta pendengar yang baik untuk setiap cerita-ceritamu. Tapi tampaknya tidak ada lagi yang bisa diubah keadaannya, jika dipaksa sekalipun semua tidak akan lagi bisa sama.
Kepadamu yang dulu telah membuatku jatuh dalam pangkuan cinta, saat ini aku merasa kamu sedang berusaha memalingkan wajahmu dariku, bahkan untuk sebatas menyapapun aku tahu kamu sudah pelan-pelan menutup diri. Oleh sebab itu, aku memilih untuk mundur kemudian pergi menjauh dari keberadaanmu saat ini. Pergilah bersama pilihanmu yang baru, dengan harapan baru, dunia baru, dan segalanya yang tanpa aku. Aku senang melihatmu tertawa merayakan kebahagiaan seolah-olah tidak pernah ada luka meski kamu telah meninggalkan luka di hatiku. Tapi tidak apa-apa untukku, melihatmu bahagia saja sudah cukup membuatku merasa lega. Setidaknya aku tidak lagi melihat kesedihan terpancar dari matamu, sama seperti saat dulu bersamaku.
Aku pernah jatuh cinta pada caramu mencintaiku. Aku pernah jatuh cinta pada caramu setia padaku. Aku pernah jatuh cinta pada caramu saat memperhatikanku. Aku pernah jatuh cinta pada caramu saat menjaga cemasku. Aku pernah jatuh cinta pada setiap kehebatanmu, dan aku pernah begitu bangga karena memilikimu. Aku ingat semuanya, dan tidak berusaha untuk melupakannya. Meski sekarang tampaknya aku harus merelakan kenangan-kenangan kita mati satu persatu dalam ingatan.
Tenang saja selepas hari ini aku akan meniadakan segalanya yang tentang kita, seberapa banyak kenangannya aku harus rela untuk segera mematikannya dari ingatan dikepalaku. Aku tidak ingin terus menerus menyakiti diri sendiri menunggu sesuatu yang tidak bisa lagi dimiliki. Tidak ada lagi tanyaku kepadamu "sebenarnya kita ini apa?" Atau "apakah benar kita sungguh saling jatuh cinta?" Semua akan lenyap dalam kepala tak bersuara seperti doa - doa .  
Maaf selama ini aku hanya menunda mendapatkan jawaban atas semua tanya. Tapi sekarang aku mulai bisa menerjemahkannya. Kita tidak pernah benar-benar ada, mungkin itu jawaban yang tepat. Maka aku harus tau diri untuk tidak mengusik kehidupanmu yang baru. Tidak apa-apa, sampai kapanpun aku tidak akan mengutuk apapun yang pernah terjadi diantara kita.
Tertanda hari ini, aku harus bisa terima bahwa kamu telah menemukan beranda rumah baru yang ramah serta membuatmu selalu ingin segera kembali pulang. Aku harus bisa terima bahwa telah mengalir dalam tubuhmu rasa percaya pada mata yang bukan lagi aku. Aku harus terima bahwa kamu telah berpaling dariku dan menggapai kedua belah tangan yang lain selain aku. Kepergianmu telah menjadi rela, aku dan kamu berhak sama-sama bahagia meski ditempat dan keadaan yang berbeda. Semoga setelah ini kamu mengerti bahwa pergi yang tanpa pamit pasti meninggalkan pahit.
Jakarta, 4 Januari 2020
Angel Sibarani
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
angelsibarani-nonaelegi · 5 years ago
Text
Goresan Rasa di Sepenggal Sajakku
Disepotong senja yang perlahan mulai datang menyapa, ku coba tuliskan sebuah rasa yang tersirat dalam sebuah sajak. Ada sesuatu yang tak dapat aku ungkapkan. Ada keinginan yang tak lagi terbendung. Ada sebuah rasa yang memaksa minta diutarakan.
Andai saja aku bisa kembali waktu pertama kali mata kita saling mengadu. Sungguh, aku tak ingin membalas tatapanmu. Andai saja aku bisa kembali saat pertama kali sosokmu diam-diam dapat mencairkan kokohnya gunung es dalam hati ini. Aku akan pergi berlari menjauh dan mengabaikan keberadaanmu.
Jika aku paham tatapan dan senyummu adalah magnet yang dapat menarik hatiku, aku akan berpikir beribu-ribu kali untuk menatap matamu saat itu. Jika aku tahu keberadaanmu akan menjadi alasanku untuk tersenyum melewati hari-hari, harusnya aku tak mengizinkan cerita kita berlanjut setelah pertemuan kala itu.
Maaf, pelan-pelan aku telah mengajakmu masuk dalam zonaku. Maaf, aku hanya mampu mencintaimu dalam barisan kata di sajakku, karena waktu dan takdir tak berpihak pada kita. Aku hanya memiliki satu hati dan telah memilihmu di saat yang salah. Seperti itulah cinta datangnya selalu tanpa permisi, kemudian menjatuhkan pilihan pada orang dan waktu yang tidak tepat.
Namun salahkah jika hatiku memilih untuk mencintaimu? Salahkah jika aku memilih menantimu dalam ketidakpastian dan mempercayakan semuanya pada waktu yang tak pernah berpihak pada kita? Salahkah jika dalam sepi dan diam aku menanti saat dimana waktu memilih untuk memihak pada kita?
Jika suatu hari nanti waktu memutuskan untuk memihak pada kita, aku berdoa semoga kamu mengambil tempatku. Sehingga kamu mengerti bahwa mencintaimu dalam sajak membuatku mati dalam ketidakpastian. Bahwa mencintaimu dalam barisan kata membuat hatiku tak mampu membuka ruang untuk keberadaan cinta yang lain.
Ini tulisanku untukmu yang kucintai dalam diam, dalam bait goresan sajakku. Tolong bantu sadarkan aku, bahwa saat ini waktu belum memilih untuk menyatukan kita.
Jakarta, Angel Sibarani
0 notes