amoebaliar
102 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kita Tetap Menghadapinya Sendirian
Ketika kita tahu bahwa permasalahan hidup yang kita alami, ternyata juga dialami oleh orang lain. Kemudian kita merasa bahwa kita ternyata tidak sendirian, yang mengalaminya. Kita merasa seolah memiliki teman.
Tapi kemudian, tamparan keras menyadarkan kita. Karena, meski masalah itu sama. Kita tidak kenal dengan mereka. Mereka juga tidak kenal dengan kita. Dan kita tetap akan menghadapi masalah ini, sendirian.
Sampai kita akhirnya memahami bahwa agar tidak menghadapinya sendirian, yang kita butuhkan itu tidak hanya sekedar tahu bahwa ternyata ada orang lain yang nasibnya serupa. Tapi, kita harus mengenal, berteman, hingga bisa berteman ditaraf bertukar cerita. Bisa berbagi tentang apa yang sedang dilalui, saling menguatkan dan memberikan masukan.
Dan itu sebuah proses yang panjang. Memiliki teman saat kita menghadapi masalah adalah sebuah anugerah tak ternilai. Memiliki teman saat kita berada di masa-masa kritis. Dan kesadaran ini, yang kudapatkan beberapa tahun lalu, berbuah menjadi nasihat yang selalu kuberikan ke teman-temanku. Kalau kamu sedang dalam fase krisis, kamu sedang dalam masalah, saranku cuma satu: jangan sendirian. Karena aku pernah merasakan, saat sendirian, pikiran kita membawa kita ke mana-mana, kepikiran-pikiran yang mungkin buruk, dan kita kehilangan akal sehat dan logika dalam mengambil keputusan.
Jangan sendirian. 20 Maret 2021 | 23.34 WIB | ©kurniawangunadi
780 notes
·
View notes
Text
YANG BAIK BELUM TENTU PANTAS UNTUK KITA.
Hi.
Aku ingin sedikit bercerita, masih klasik tentang urusan percintaan. Bukankah manusia tanpa cinta itu bakal hambar? Terkecuali kalian yang sudah bodo amat dengan urusan hidup satu ini.
Kemarin, aku di pertemukan dengan seseorang lelaki baik dan dewasa. Pertemuan kita tak jauh dari soal gunung. Bahkan pertama pertemuan aku sudah memberikan kesan menyebalkan untuk dirinya. Menyebalkan seperti apa? Aku skip saja ya.
Jalur terpanjang menjadi saksi bagaimana aku harus mengontrol egoku yang begitu labil. Kalian tau rahasia terbesarku apa? Ya, aku mudah baper untuk seseorang yang baru aku kenal. Itu hanya berlaku di gunung, selepas itu dengan tak tahu diri aku melupakannya. Aku pikir semuanya akan sama, bagaimana bisa kalian tak goyah dengan sekali atau bahkan berkali-kali perhatian yang biasanya tak pernah kalian dapat? Suatu musibah untuk para tuna asmara.
Selesai perjalanan, selesai juga kita. Oh tentu tidak, akhirnya aku mencari tahu tentang dirinya. Lebih banyak lagi dari yang sebelumnya aku ketahui tapi aku melakukan ini secara diam-diam. Jelas ini mengandung resiko yang sebelumnya aku tak tahu betapa besarnya resiko itu.
Sampai aku menemukan bahwa dia sudah mempunyai kekasih, malang sekali nasib perempuan satu ini sebelum berjuang harapannya sudah patah.
Akhirnya aku memilih untuk mundur.
Libur panjang, seperti biasa aku dan teman-temanku merencanakan perjalanan dengan waktu lebih dari seminggu. Jalur terekstrim menjadi pilihan kita, tim kali ini adalah tim yang sama dengan tim yang melakukan pendakian di jalur terpanjang. Hanya berkurang saja personilnya. Disini juga lah aku mengetahui bahwa dia sudah tidak berhubungan lagi dengan kekasihnya (red:mantan). Harusnya aku bahagia tapi justru aku merasa "oh yaudah"
Perjalanan saat itu cukup menguras tenaga ekstra, faktor cuaca menjadi penyebabnya. Banyak cerita selama itu juga hingga kita harus berpisah satu persatu di terminal.
Berjarak.
Setelah perjalanan selesai, dia (tokoh utama dalam cerita kali ini) menghubungiku. Kalian tahu apa yang di obrolkan? Dia mengajakku untuk berjalan ke arah yang lebih serius. Aku kaget? Jelas, tak ada angin ataupun hujan hanya suara perut yang sedari pagi belum aku isi makanan. Kesalahan aku saat itu adalah menjawab ajakannya dengan terburu-buru tanpa pikir panjang. Suatu kebiasaan jelek untukku.
Aku bingung harus bahagia atau menyesal.
Beberapa bulan kita mengenal satu sama lain. Mencoba saling memahami bahkan kita berdua pun mengutuk pandemi ini, sebab rencana-rencana kita gagal. Long distance relationship, sebuah perjalanan untuk kita berdua. Kalian ingin tahu? Lelaki yang aku sebut dia adalah sosok yang selalu ada untukku.
Mungkin tidak selalu, tapi disaat aku membutuhkannya dia akan ada bagaimana pun caranya. Dia juga dewasa dan penyabar, aku akui kesabarannya lebih dari batas yang aku ketahui. Terimakasih mas, pernah bersabar untuk menghadapi aku.
Hingga waktu itu tiba, dimana aku dan dia sudah tak sepaham lagi. Kita mengakhiri hubungan itu dengan baik. Aku kagum dengannya, dia masih tetap sabar. Sungguh beruntung wanita yang akan mendapatkanmu nantinya.
Siang ini, aku di kejutkan dengan kiriman foto dari teman baikku. Hah! Sial, aku menangis untuk hal yang sebenarnya tak perlu aku tangisin. Untung saja teman baikku bisa merubah suasana tidak menjadi kaku. Aku menangis sambil tertawa, ingin sekali aku mencubit tangan temanku sekaligu melampiaskannya. Sayang kita berjauhan.
Kalian tahu? Terkadang hal-hal baik yang pernah kita lalui itu adalah sebuah alur hidup. Numpang lewat untuk membuat kita semakin kuat. Menyadari bahwa hidup akan terus berjalan dan berjalan, mau tak mau aku harus melewatinya. Termasuk orang baik juga.
Mas, aku bahagia tapi aku ingin menangis juga saat melihat foto ini. Tapi aku harus bagaimana? Bukankah ini hidup? Banyak sekali kejutan-kejutan yang bisa membuat jantungmu berhenti berdetak beberapa detik. Dari sini aku paham apa itu arti kata pantas. Dia memang baik tapi belum pantas untukku. Dia pernah di hidupmu untuk memberi tahumu bahwa hidup ini terus berjalan.
Terimakasih mas, untuk apapun itu. Selalu ada disaat aku membutuhkanmu, tak peduli bagaimana caramu. Kamu memang baik dan pantasnya kamu mendapatkan wanita yang sebenarnya pantas untuk dirimu juga. Maaf untuk segala hal-hal menyebalkan yang pernah kau terima dariku dan kau tetap bersabar. Aku berdoa agar kamu tetap baik-baik saja, tentunya bahagia. Tetap kuat dengan sabarmu untuk menghadapi dunia ini.
0 notes
Text
ELEGI 2020
Untuk kali ini aku tak akan menuliskan kalimat-kalimat bijak yang aku peruntukan untuk diriku sendiri.
Aku ingin sedikit bercerita, biar nanti atau suatu hari yang akan datang saat aku bertemu dengan kehilangan lagi, aku bisa membacanya. Membaca kadang lebih gampang di cerna ketimbang mendengarkan cerita. Lantas setelah membaca, aku bisa mawas diri. Bahwa dulu aku pernah di fase yang sama dan bisa berjalan kembali.
Kamis sore yang cerah, setelah di sibukan dengan urusan perduniawi akupun pulang ke rumah. Kondisi badanku saat itu cukup lelah, setelah selesai dengan rutinitas layaknya ibu rumah tangga aku memilih untuk merebahkan diri. Hingga terbangun saat adzan Isya berkumandang.
Rencana ingin mempersiapkan hidangan buka puasa untuk abah malah berakhir menjadi wacana saja.
Aku keluar kamar, aku lihat beliau sedang asyik melihat acara TV yang para tokohnya adalah anak muda idola remaja perempuan. Mungkin dengan menontonnya membuat beliau mengingat saat masa mudanya atau keseruan saat para tokohnya sedang berkelahi. Ah, kita beda selera bah soal tontonan di layar kotak berwana hitam ini.
Setelah selesai mengambil segelas air, aku masuk ke kamar kembali. Tak lupa aku mengajak beliau berbincang sebentar, beliau menyuruhku untuk makan dan aku meng-iya-kan di susul "nanti".
Hingga pada dinihari aku di panggil beliau untuk ke kamarnya, kebetulan insomniaku sedang kambuh. Jadi tak perlu banyak waktu untuk membuatku datang ke kamar beliau.
Yah, hari Jumat pada dinihari menuju adzan Subuh. Aku menemani beliau, menjadi pendamping di saat beliau bertemu dengan apa itu sakaratul maut.
Aku ingin menangis sejadi-jadinya, tapi aku malu kalau nanti beliau sedang melihatku menangis. Hingga detik ini, aku masih di anggap perempuan keras kepala, cuek, dan kuat. Sampai pada akhirnya aku tak bisa membendung air mata yang keluar, cepat-cepat aku menghapusnya agar beliau tak melihat.
Jumat yang manis, hujan turun ke Bumi menyambut sekaligus mengantar abah kembali ke sisiNya.
Lihat Bah, sekarang aku masih menjadi perempuan keras kepala dan kuat. Tak perlu khawatir, aku mampu menjaga diri walaupun kadang hatiku gampang melow. Aku juga masih suka tidur di kamar abah, lebih tepatnya ketiduran. Itu sedikit membuat kerinduanku terbayar daripada aku harus menangis tiap malam akhir-akhir ini. Ternyata benar kata orang, tidur adalah jawaban dari segala masalah. Aku masih suka memanjat pohon rambutan samping rumah, walau pohon itu tak pernah berbuah lagi. Aku rasa pohon itu terkena kutukan atau malah tak sengaja sudah berjanji bakal sehidup semati dengan pohon Mangga di sebelahnya yang setahun lalu sudah di tebang Abah. Kesal memang, tapi kalo tak di tebang aku pasti tidak bisa mempunyai lahan yang luas untuk bermain lompat tali atau sesekali nimbrung anak tetangga yang numpang main gundu di depan rumah. Awalnya mereka tidak mengijinkan, tapi dengan menawarkan simbiosis mutualisme akhirnya mereka mau. Mereka bisa bermain gundu di depan rumah asal aku boleh ikut. Sungguh licik kan aku?
Pohon cabai yang di tanam kemarin sekarang sudah tumbuh tinggi bah, cabainya melimpah ruah walau tak terlalu pedas di banding omongan tetangga. Kadang cabai-cabai itu turut berkontribusi juga di dalam semangko Indomie Ayam Bawang yang suka aku jadikan pelampiasan saat lapar tengah malam.
Bah, rasanya banyak cerita yang ingin aku ceritakan selepas kepergianmu. Dari cerita bahagia hingga cerita yang tidak mengenakan. Itu juga yang kadang membuatku senyum-senyum sendiri seperti orang tidak waras, karena syndrom bahagia yang berhasil di ciptakan benar-benar melewati batas.
Bah, tenang disana ya 💙
0 notes
Text
1/2
Dulu, ibu pernah bilang kepadaku. Nanti kalo cari pasangan lihat dulu bagaimana hubungan dengan Tuhannya, kalo baik berarti itu layak kau perjuangkan.
Mau sama-sama belajar, itu juga penting. Kalo ilmunya belum cukup tapi masih ada semangat belajar, itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Kesabaran juga termasuk dalam daftar bagaimana kau harus mencari lelaki untuk kau jadikan imam.
Selanjutnya, bagaimana tegasnya dia bersikap. Lelaki yang di pegang adalah omongannya tak lupa kepastian yang mau tak mau harus di berikan kepadamu.
Dan kemarin, aku menemukan seseorang itu. Hingga pada akhirnya aku terpatahkan oleh harapanku sendiri. Dia baik, rajin ibadah, sabar, dan juga asik. Tapi dia tidak pasti. Sebelum dia pergi meninggalkanku, dia bilang kita beda jalan dan juga jarak yang membuat kita semakin renggang. Kalo alasannya begitu, kenapa tidak dari awal kau tahu diri atau minimal kau tidak memberikan sebuah harapan dalam hidupku. Sungguh, ingin aku mengutuknya habis-habisan tapi tak sanggup.
0 notes
Text
Ternyata gak mudah ya? Melepas yang sepenuhnya belum kita ikhlaskan. Kemarin aku mencoba untuk menghapus nomormu di daftar kontakku. Sehari, aku merasa tenang. Dua hari, aku merasa tenang. Hari ketiga? Tiba-tiba sebuah chat masuk, tak perlu waktu terlalu banyak untuk menebak itu siapa. Ya, kamu. Aku berpikir, bisa-bisanya kamu mengirim pesan di saat aku sudah menghapus kontakmu. Kemarin, saat nomormu masih tersimpan rapi sesuai abjad, jangankan mengirim pesan menjawab pesanku saja kamu ogah-ogahan.
Aku mengutuk keras pada diriku sendiri, tak lupa aku memaki dirimu juga tapi didalam hati. Tuan, maumu apa? Apakah dengan mencariku, tandanya kamu masih peduli atau malah sekedar penasaran saja?
Setelah kejadian itu, aku langsung teringat salah satu pesan dari temanku. Sebaik-baik mencintai adalah mencintai dalam diam, disana tidak kau temukan sebuah penolakan. Oh aku inget, dia mengutip tulisan dari Jalaludin Rumi. Memang harusnya aku lakukan itu saat pertama kali bertemu denganmu, tapi ternyata egoku terlalu tinggi untuk memilikimu. Sampai kamu sudah meninggalkan aku pun, egoku masih tinggi. Egois sekali, padahal kamu juga ingin bahagia dengan caramu sendiri.
Bisa di katakan, aku kalah. Aku terlalu tergantung pada dirimu, padahal aku adalah perempuan mandiri yang sebelumnya terlalu bodo amat perkara percintaan apalagi soal lelaki. Menyesal? Ya, sesekali aku merasa begitu, selebihnya aku merasa bahagia. Mengenalmu walau akhirnya kamu memilih pergi.
Bukankah jatuh cinta adalah hal yang istimewa sekaligus hal yang bodoh juga?
Aku perempuan istimewa yang pernah jatuh cinta kepadamu sekaligus perempuan bodoh yang mengedepankan ego.
1 note
·
View note
Text
Sudahlah. Karena apapun yang sudah hilang, hanya bisa kau temui di dalam ingatan. Tidak lebih.
—ibnufir
152 notes
·
View notes
Text
Pulogebang
1. Aku pergi
Menuju ke luar jangkauanku
Jauh dari tempat istirahat sementaraku.
2. Dalam perjalanan, imajinasiku tidak berfungsi
Memikirkan apa yang akan terjadi nanti pun tak bisa.
3. Hai ibukota di negeriku!
Aku datang kembali untuk membayar rindu.
4. Adzan Shubuh, membangunkan mimpi orang-orang yang mencari nafkah di kota ini
Termasuk mimpiku.
5. Sekarang kau di depanku
Walau nyatanya lebih sulit ku jangkau dibanding sebelumnya
Sungguh rinduku terbayar lunas.
6. Matahari belum nampak di sisi timur
Tapi sapaanmu sudah memberi kehangatan di tengah jalanan ibukota yang dingin.
1 note
·
View note
Text
MENCARI
Laki-laki,
Kami mencari yang apa adanya, tidak perlu permak berlebih karena kami tidak akan hidup selamanya dengan permak itu setiap harinya. Bila memang perlu, silakan makeup sewajarnya, juga gaya hidup yang sewajarnya. Jujur, kami senang dengan permak yang mereka gunakan, namun sayangnya itu tidak terlalu membuat kami tertarik untuk memilih dan menetapkan pilihan padanya.
Kami mencari yang memang begitu perilakunya, perilaku yang sudah menetap dalam dirinya, tidak berpura-pura baik, tapi seperti itulah memang kebiasaannya. Siapa yang akan betah dengan hidup pura-pura? Duhai, begitu lelahnya hidup berpura-pura. Kami rasa masih ada waktu untuk berhenti berpura-pura dan menjadi baik seutuhnya.
Kami mencari yang pintar menjaga dirinya. Sebab suatu saat nanti, merekalah yang akan menjaga apa yang nanti kami punyai. Menjaga kehormatan rumah tangga yang akan dibangun bersama nanti. Entah, dimana kami menemukan perempuan seperti itu. Ia pasti begitu tegar menjaga dirinya.
Perempuan,
Kami juga mencari yang apa adanya. Penampilan yang tidak perlu berlebihan dengan gaya kekinian. Kami akui senang melihat serial drama yang saat ini sedang dipuncak pupuleritasnya. Namun, jauh di dalam hati kami, sungguh kami tidaklah terlalu memerlukannya. Yang kami perlu laki-laki sederhana, yang dapat membuat kami tersenyum setiap harinya, yang dapat menjadi pengingat ketika lupa, yang dapat menjadi pundak tempat kami menangis ketika kami terluka.
Kami juga mencari yang tidak berpura-pura, kebaikan yang tidak dibuat-buat, tapi baik yang natural melekat pada dirinya. Dan sayangnya kami tidak terlalu tahu mana yang pura-pura dan mana yang baik seutuhnya. Kami akui bahwa kami terlalu rapuh untuk menentukan pilihan hati, kami hanya berdoa agar yang mendatangi adalah Ia yang memang baik, tulus, dan murni.
Kami juga mencari apa yang bisa bertanggung jawab terhadap kami. Tanggung jawab yang bukan hanya di dunia, tapi lebih dari itu, Ia yang bisa membimbing kami pada kehidupan setelahnya. Kami yakin bahwa dunia tak akan selamanya. Entah, dimana kami dapat menemukan laki-laki seperti itu. Sebab, Ia begitu hebatnya mengemban amanah yang begitu besar, lengkap dengan konsekuensi-konsekuensinya.
El-Isbat | Bogor, 8 November 2018
1K notes
·
View notes
Text
TENTANG GHOUTA
Oleh: Ustadz Muhammad Rivaldy Abdullah
Kemarin, persis saya berbincang dengan salah satu imigran Suriah yang menjadi pedagang kaki lima di Mesir. Ketika itu kebetulan saya sedang beli barang dagangannya.
Dia bilang dia berasal dari wilayah Ghouta, Suriah. Wilayah yang kini sedang ditimpa kemalangan luar biasa akibat serangan pemerintahan Basyar Asad yang didukung Rusia.
Sedih.. Dan sekali lagi kita hanya bisa prihatin dan menahan luka tanpa bisa berbuat apa apa..
Teman Suriah saya ini berkata kepada saya, “Apa yang terjadi di Ghouta ini merupakan sebagian tanda akhir zaman yang telah disebutkan Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wasallam sejak 1400 tahun yang lalu.. Dan hari ini benar benar terjadi.. Tidakkah engkau takjub dengan hal ini, akhi?”
Dalam hadits, telah disebutkan sebagian tanda akhir zaman -yang diantaranya akan terjadi satu peristiwa besar di wilayah yang bernama Ghouta, Suriah-.
عن أبي الدرداء رضي اللَّه عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «إن فسطاط المسلمين يوم الملحمة بالغوطة إلى جانب مدينة يقال لها: دمشق، من خير مدائن الشام» (أخرجه أحمد [21725]، وأبو داود [4298])
Dari Abu Darda radhiyallaahu 'anhu, bahwasanya Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wasallam bersabda : “Sesungguhnya tempat berlindung kaum Muslimin pada hari huru hara adalah di Ghouta, sebelah kota yang disebut sebagai Damaskus. Tempat itu adalah salah satu tempat terbaik wilayah Syam.” (HR. Ahmad No. 21725, Abu Dawud No. 4298)
Kiamat telah dekat. Sungguh telah mulai nampak tanda-tandanya..
Sumber: Ngaji FIQH
***
Mari BERGABUNG di Telegram CHANNEL MUSLIMAH https://t.me/komunitasmuslimah
10 notes
·
View notes
Text
Berbohong mengenai perasaan, misalnya.
Kamu tahu apa yang membuat manusia mudah terpuruk dalam panggung semesta ini?
Yaitu: lemahnya kejujuran.
Saat kebohongan malah dijadikan teladan dalam setiap langkah perjalanan. Sedikit demi sedikit kamu telah menghadirkan segumpal penyesalan yang akan tertera pada titik pengakhiran.
Padahal, semesta itu indah jika kita menciptakan keadaan yang tanpa ada kebohongan belaka. Cinta dan rasa bahagia akan merekah dalam tawa yang kita buat penenang luka. Dan aku hanya ingin kamu sadar, bahwa aku selalu siap untuk menerima segala kekuranganmu; selalu siap untuk ada di sisimu kala luka tengah membagikan pedihnya pilu.
Aku ada, dan aku ingin kita bahagia.
— Arief Aumar Purwanto
160 notes
·
View notes
Photo
Untuk diri ini, di bawah langit februari
Apa kabar februarimu gadis belia yang kini sudah dewasa? Sudah seindah dan sehangat sang surya? Sudah seperti impian yang kau cipta didalam doa? Sudahkah ceria tanpa ada peliknya drama-drama? Apakah sudah tidak semenderita saat kau berbagi luka pada senja?
Aku tahu kau pernah lalui harimu dengan sesak. Aku tahu dirimu sibuk dengan dunia yang tak berhenti bergerak. Aku tahu saat itu kaupun sempat berhenti untuk berharap sejenak. Pada hal-hal yang buat jantungmu seolah berhenti berdetak. Tapi jangan jadikan itu sebagai batu penghalang dirimu kelak.
Ketahuilah hai sosok keras kepala yang sudah berusaha kuat. Bahagia tak diukur dari seberapa banyak senyum terpahat. Bukan dari seberapa banyak orang yang menganggap dirimu hebat. Dan bukan dari sesedikit apa luka yang tersemat.
Precious, satu kata sifat untuk dirimu yang sudah jenius. Ini bukan tentang sebuah prestasi tanpa nilai minus. Bukan juga tentang caramu untuk menjadi lebih religius. Bukan pula tentang tingkah lakumu yang ingin membius. Lebih dari itu, berharganya kamu merupakan pembicaraan yang serius. Jangan pernah kalah pada rumus yang mungkin akan mengubah kamus hidup yang kau anggap lurus.
Tak banyak harapku padamu duhai sang pemberontak. Kau takkan suka jika inginmu terus ku sepak. Maka dari itu jangan hanya mencoba berteriak. Lakukanlah segalanya agar kelak kau bisa mendongak. Bukan menjadi pribadi tak berakhlak, hanya saja tuk buktikan bahagia itu hak.
Dariku, wanita biasa yang bukan apa-apa. #SuratUntukFebruari2018 #EigerAdventure #PecanduBuku
29 notes
·
View notes
Note
Kak, bagaimana seharusnya sikap seorang perempuan jikalau sedang menyukai seseorang? Apakah langsung diungkapkan atau di pendam saja?thanks kak😊
Kalau ingin serius, ungkapkan. Seperti Siti Khadijah.
40 notes
·
View notes
Text
AKU INGIN BERCERITA
– kepada Orang Lain
sabana mengantarkan angin dari celah reranting garing di bawahnya, telaga menimpas dikelantang cahaya matahari
batang ilalang bergoyang menyambut senja di ufuk barat juga ia yang kau sebut silam yang lames seribu pinta atas nama rindu
ia majnun lantaran harapan terbantun dan kau lupa pernah menutuk luka cinta pertama yang rapuh seperti usia
malam sembunyikan air mata yang khusus ia persembahkan untuk kenangan dan hari depan di mana ia tak lagi kau temukan
(dusunmaja, 2018)
16 notes
·
View notes
Text
27
Aku tak peduli bagaimana kau sekarang, masih berantakan atau sudah menemukan lembaran baru
Aku tak peduli bagaimana keadaanmu sekarang, karena aku cukup tau diri; siapa aku sekarang
Aku tak peduli kau akan membacanya atau tidak, sejak awal aku menulis ini memang tak berguna
Terserah kau bilang apa, terserah kau mau berprasangka seperti apa kepadaku
Terserah, itu semua kehendakmu.
Kau yang lebih berhak untuk segala pikiran dan jalan hidupmu, termasuk hatimu
Tapi
Doaku tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yang mungkin sudah tak di ingat kembali
Aku sedikit khawatir kalo nantinya terlalu banyak doa akan membuat kau menyepelekannya
Maka dari itu aku masih berdoa dengan doa yang kemarin, masih sama walaupun situasi sudah berbeda
Kau masih bisa berdiri kan?
Aku berharap seperti itu, masih tetap berdiri dengan pikiranmu sendiri
Sekali lagi, selamat mengulang tahun kembali (mas). Januari kali ini benar benar kelabu dan juga hambar
Sebenarnya aku tak mau berbasi basi untuk sekedar mengirimkan sms panjang kali lebar yang menurutku malah membuat jijik diri sendiri, jujur aku tak suka. Entah karena keadaan atau memang hujan yang membuatku mager. Untuk sebatas tulisan saja aku tak mau, apalagi harus membuat catatan panggilan baru di handphoneku. Aku lebih suka jika kontakmu di handphone tertata rapi mengikuti huruf abjad tanpa ada riwayat chat ataupun panggilan.
Teruntuk kamu, yang pernah menjadi lelakiku saat itu
0 notes
Text
Sore ini hujan
Aku tak mau menyalahkan langit ataupun cuaca yang akhir akhir ini membuat jemuran susah kering
Mungkin ini semacam pertanda, bahwa pelukan ibu lebih hangat di bandingkan dengan segelas kopi ataupun sepiring nasi goreng dengan sekilo cabe rawit
Untuk merasakan sebuah pelukan, aku pun harus rela meninggalkan beberapa rutinitas yang terlalu membosankan sehingga membuat kepalaku migran
Sebenarnya tidak membosankan kalo aku mencoba mengingat pola-pola anak kecil yang kadang membuat ususku semakin panjang hari demi hari, ataupun dengan suara cempreng mereka yang membuat kupingku terasa panas.
Itu tidak membosankan, sebab di posisi itu aku bisa mengeluarkan imajinasi konyol yang nantinya akan menghasilkan pertanyaan yang nyatanya sulit untuk ku jawab
Keadaan sekitarlah yang membuatkan bosan, mungkin aku butuh udara yang lebih segar tiap paginya atau sinar matahari yang lebih panas menjelang adzan Dzuhur
Tak perlu menuju Mars ataupun Venus, itu memakan banyak waktu dan mungkin akan memeras tenaga dan pikiran
Di saat masalah itu datang, pandanganku jatuh pada halaman belakang rumah Ibu
Ya, memang aku akui tak ada yang bisa mengalahkan bagaiman syahdunya halaman belakang rumah Ibu.
Disana aku bisa memanjat pohon sesuka hati tanpa harus kenal omelan nenek, memetik buah jambu yang masih setengah matang sambil membaca buku
Atau jika ku mau, aku bisa mandi di sungai terlebih dari kemarin hujan selalu datang tiba tiba.
Buk, aku ada di perjalanan untuk menemuimu.
Aku berharap pelukmu mampu membuang semua penat termasuk migran yang akhir akhir ini tak mau mengalah padaku
Aku tak mau banyak bicara dalam obrolan panjang nanti, aku hanya ingin pelukmu saja bu.
Terserah kau akan mengomel tak jelas, sungguh aku tak peduli
Aku hanya butuh pelukmu saja
1 note
·
View note
Text
TERA ERRAU
Oleh: Pidi Baiq
Selalu ada satu orang khusus yang akan mendengarmu,
dengan siapa kamu dapat bicara tentang hampir segalanya.
Menjadi orang yang memahamimu ketika engkau butuh.
Selalu ada satu orang khusus yang akan merisaukan dirimu,
ketika hari berpetir, ketika hari berhujan.
Berterimakasihlah kepada dirimu sendiri
yang sudah bisa membuat dia menyayangi dirimu
dan katakanlah: “yang melibatkan diriku, engkau ahlinya.”
Dia adalah yang datang kepadamu bukan untuk bicara cinta
tetapi untuk menghadirkan dirinya yang pandai membuat dirimu senang,
membuat dirimu tenang.
Kemudian dengannya kamu tersenyum, kamu tertawa,
bahwa pada orang yang sedang jatuh cinta,
tak akan pernah peduli dengan apapun yang ditakutkan.
Pelajaran mendapat hikmat kasih sayang, datang darinya,
dan engkau tidak usah mencarinya
karena dia selalu ada waktu untuk bersama dengan dirimu.
Berkata dia: “Jika aku mencintaimu,
benar-benar mencintaimu, sesibuk apapun diriku,
selalu akan berusaha meluangkan waktu untukmu.”
Pikiran atas kasih sayang yang dia berikan kepadamu,
menjadi dasar di atas semua sikap dan perilakunya kepadamu.
Bahkan jika dia harus mengatakan “aku mencintaimu”,
kamu merasa tidak perlu lagi memeriksa kesungguhannya.
Kesenangan di hari ini adalah harapan di masa depan.
Digunakan pada kesempatan bahagia.
Ambillah dirinya untuk kau berikan dirimu kepadanya.
Dia mendengar perasaanmu
bahkan tanpa perlu kau ungkap melalui kata-kata.
Ketika dia membuat dirimu tenang,
kau mengerti untuk apa dia bersamamu.
Kamu hanya memiliki keyakinanmu sendiri
bahwa kamu mencintainya dan itu serius.
Tak akan pernah berakhir bahkan ketika kamu ingin berhenti.
Maka itulah yang akan kau rasakan bersama dengannya
jika benar ia ada.
Mengatakannya dalam gelombang kekuasaan logika dan perasaan.
Sumber: @pidibaiq 05032014
820 notes
·
View notes