alpaniammu
Separuh Sandiwara
20 posts
Autophile
Last active 3 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
alpaniammu · 1 month ago
Text
"kamu nih angin-anginan tau An, bikin aku maju mundur "
"untuk?"
Raja mengehela, dia berdecak lirik namun masih terdengar oleh Anjani
"ahh ribet lu bang, masih pagi gini udah cari pembahasan buat naskah novelmu. Aku udah banyak bantuin trus ngarep dapet gaji eh cuman dapet hikmahnya" cerocos Anjani
"asem kau, kurang apa aku ini An. Makan nasi kuning aja pakai duitku to"
Anjani meringis, sedang Raja melanjutkan suapannya yang entah ke berapa namun juga belum terasa kenyang.
Alun-alun Kidul pagi ini tidak cukup ramai. Hanya beberapa penjual lawuh yang terlihat wira wiri menawarkan dagangannya. Raja menghampiri ibu penjual nasi kuning yang duduk memangku nampan berisi bungkusan yang lumayan banyak, meminta teh hangat 2 gelas. Anjani yang mengetahui hal tersebut setengah berlari mengampiri mereka dan meralat pesanan Raja.
"Kulo es teh satu ya bu"
Ibu penjual nasi kuning mesem, "ra ono nduk, teh anget aja adanya"
"wah kok ibu pilih kasih, bawa teh anget ga bawa es teh. Tau aja kalo yang pesen teh anget orangnya ganteng kek yang disamping saya"
Raja terbatuk sekian detik setelah mendengar ucapan Anjani. Ibu penjual nasi kuning langsung menyodorkan segelas teh hangat yang masih mengepul asapnya dan segera oleh Raja diseruput penuh nikmat. Anjani berlagak seolah tidak bersalah dan terus memuji Raja di depan ibu penjual nasi kuning.
"tau ga bu, abangku ini mau wisuda S2 minggu depan, tapi belum punya gandengan buat foto padahal mukanya udah kebelet nikah hahaha
Trus abangku iki mau kerja di Surabaya buat jadi asisten dosen di sana, dosennya cewe masih single lagi. Abangku ga mau nolak soale podo-podo jomblo katane"
Anjani melirik Raja untuk menggoda sambil mengunyah suapan terakhir nasi kuningnya. Raja hanya memangut diam namun sorot matanya seolah sudah ingin mencengkeram Anjani biar dapat sedikit jeweran di telinganya. Anjani tak peduli, ibu nya pun sangat antusias mendengar ocehan Anjani yang sebenernya Ibu tau kalau Anjani hanya guyon.
"udah yuk An, makin ngaco kamu"
"wehh promosi iki bang, sapa tau Ibu nya naksir sama kamu bang"
Anjani tertawa diringi dengan suara sirine mobil ambulance yang lewat.
Raja memicing, dilihatnya mobil ambulance itu dengan seksama. Mobil melaju dengan cepat membelah kendaraan lain yang sedang melintas. Tak seramai pagi kemaren, kali ini hanya beberapa mobil dan sepeda motor berlalu lalang melewati jalan satu arah Alun-alun Kidul.
"lah lah hujan An"
Gerimis mulai berdatangan tanpa aba-aba. Dengan sigap Raja menarik Anjani menuju parkiran depan warung soto bu yani, sedang penjual nasi kuning tadi sudah aman di bawah payungnya yang sebelumnya bersandar dipagar pembatas jalan dengan lapangan.
"belum bayar bang"
"tunggu reda baru samperin ibunya"
"oke"
Sudah 7 menit hujan gerimis tak kunjung reda. Raja menoleh ke arah Anjani yang melamun diam.
"An, bisa ga serius sebentarr"
"apa"
"Abang suka sama Anjani"
"iya tau bang"
"hujan begini lo An, ga mau aku sia siain biar doaku terijabah. Anjani udah lulus, Abang udah siap kerja. Apalagi coba kurangnya. Kamu jomblo, aku lebih lama jomblonya"
Anjani menoleh
"ini nembak apa ngolok sihh"
Tatapan Raja tak berpaling
"lupain"
"idihh ngambek ceunah"
"semoga ada pelangi, badainya udah kebanyakan"
0 notes
alpaniammu · 1 month ago
Text
Ambara menepis tangan Inggit yang menyentuh rambutnya dengan keras. Inggit tersentak namun hanya diam.
"sudah git, sudah" ucap Ambara memelas
"kamu sering bohong bar, sesekali boleh kan aku yang berbohong"
Bara ngilu mendengar suara Inggit yang bergetar menahan tangis. Belum pernah sekalipun Bara membuat Inggit sedemikian emosi ataupun melihat Inggit marah kepada seseorang.
"Demi Allah bar, rasa ingin balas dendam atas perasaan sakitku itu nyata. Bohong kalau aku bahagia dengan kehadiranmu saat akan tidur. Tidurku kacau, suara risau datang saat nyenyak sudah terasa. Senyummu itu pahit saat pertama aku terbangun"
Inggit menghela nafas panjang menahan amarah yang sudah cukup tertampung. Tapi mata Inggit tak berbohong, dia sakit dan tak tertolong. Namun satu hal yang Inggit tak sadari, Bara sudah terududuk lemas di atas lantai tanpa melihat Inggit. Bibirnya tergigit, telapak tangannya menyatu didepan dada.
"Inggit, aku tau kamu akan jujur akan hal ini. Akupun tersiksa dengan apa yang aku lihat selama ini. Setiap hari rasanya seperti berjalan di atas api yang aku nyalakan sendiri namun tak bisa juga aku padamkan. Sampai Allah gantikan perasaanku kepadamu hanya sebatas teman untuk melanjutkan hidup. Aku pun bingung, kenapa sebegitu aku dideritakan seperti ini, kehilanganmu dan kehilangan rasa. Bukannya seharusnya aku yang membayar penyesalanku dengan terus mencintaimu tanpa celah, menemanimu saat kau renggang dan terus membercandaimu saat kau mulai diam. Aku bingung git, Allah ambil perasaanku tanpa aba-aba, aku mati rasa"
Dua menit Inggit diam, kemudian tersenyum
"yaa, Allah menyayangimu lebih bar, sedang aku diberi tempat untuk terus merasakan sakit yang tak ada obatnya. Terus merasa terancam dengan perasaanku sendiri. Salahku apa ke kamu bar ? Kamu yang khianat kenapa aku yang dipersulit?"
Ambara menangis tertahan. Telapak tangannya berganti menutup mulut yang rasanya ingin mengerang sekencang mungkin. Inggit kecewa, harusnya Inggit yang menangis.
Inggit berjalan berbalik menuju kamarnya di lantai dua tapi Bara tak beranjak. Inggit yakin, dia akan selamat kali ini. Ucapan Bara seolah menampar kesadaran Inggit yang sebelumnya koma. Ternyata begitu, Bara hanya terpaksa.
Tangis Inggit pecah saat badannya telah rebah di kasur kamarnya. Ia meringkuk kuat menggenggam kepalanya. Menangis tanpa suara, memukul dada tanpa tenaga.
"sakitt ya rabbi.. sakittt"
Terus menerus menggumam membuat Inggit lelah. Tanpa suara Inggit bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar pintu kamar menuju ke kamar Ambara di lantai satu. Saat sampai, Ambara tidak terlihat namun terdengar suara dari arah samping dapur. Inggit mendekat dan menemukan Ambara sedang menelepon seseorang.
"sudah nda, sudah selesai. Besok aku pulang ya" ucap Ambara tanpa nada. "Inggit yang mengalah, dia yang ambil resiko untuk pisah. Aku sudah malas menahan, akupun oke" lanjut Bara.
Inggit tak berkedip, dia hanya bergumam
"bangsat kau bar ..."
0 notes
alpaniammu · 1 year ago
Text
Akan ada cerita bernuansa hiruk pikuk yang damage nya ga karuan dan ga boleh ditiru after a long time alpa ga nulis tentang 'seseorang'
Will be back
1 note · View note
alpaniammu · 3 years ago
Text
By.
Sudah tau, jika akan seperti ini
Aku mengalah by, aku yang mundur, aku yang mencukupkan segala harapku dengan maumu. jahat memang, tapi aku ingin sehat, ingin berbenah atas rusaknya perasaan. sudah sedikit aku kehilangan, bertambah atas hilangnya kamu. terus aku harus gimana ?
aku sudah rusak dan parahnya aku dirusak kembali
gini lho, aku sayang-sayang banget. bisa bucin kalau mau lebay. tapi ya balik gitu lagi, jangan sudah dalam baru kamu menyesal. paham kan ?
aku mulai berani sekarang ngandelin duit demi bahagyaku. duit jadi segalanya biar ga ada kata galau lagi, kata ga bisa move on lagi, I am happy with I get 
ijin ngumpulin duit dulu yak biar bisa foya-foya trus lupa sama kamu hehe otakku, hatiku perlu sehat, udah sakit parah, bernanah trus busuk
kita ketemu baik-baik dan pastinya berpisah juga baik-baik. and see, we keep it !
bener kata Song He Kyo, salah satu cara terbaik mencintai adalah melepas dengan baik-baik dan dengan cara yang baik :)
0 notes
alpaniammu · 3 years ago
Text
Maaf ya Bun, kita mengobati sakit ini sendiri-sendiri, maaf tak bisa membantu, maaf tak bisa menyembuhkan. Maaf lagi ..
0 notes
alpaniammu · 3 years ago
Text
Aku cuman minta sama Tuhan, semoga dikasih kuat-sabar yang lebih biar aku bisa nyelesein semuanya sendiri
0 notes
alpaniammu · 4 years ago
Text
Aku ingin menjarah seluruh biar makin gaduh. Aku mau risau karena sudah patut untut menuntut
Bisa kita ngobrol lagi ndak ? Bisa kita saling bercakap omong kosong lagi ndak ? Truss ?!
We have not choice, we just keep our relationship
Bahagia ? Enggak
Biarin lah, toh juga semua ndak akan sama-sama
Udah. Take care ..
0 notes
alpaniammu · 4 years ago
Text
Akan sangat bodoh jika masih bertahan. Antara,
Seiman tapi tak seamin, seamin tapi tak seiman
:)
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
Gini deh, mau corat coret saja
Ya gimana yaa akhir-akhir ini labilnya kumat. Parahh ! Dan belum nemuin obatnya. Manusia ?! Takut kecewa. Cuman semata gak selamanya. Trus ?! Diri sendiri. Cuman diri sendiri yang bisa jadi obat buat diri sendiri dalam keadaan apapun. Dia yang repair segala bentuk yang ga patut. Entah pake cara apapun. Pelan-pelan boleh, tapi jangan sampe lengah. Its me ..
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
Rindu kemarin, rindu hari ini juga. Tetap sama pak, tetap dan akan terus. Biar saja mata sampai basah, badan sampai meringkuk, tangan terus menggenggam, dan hati ikut remuk. Sudah dikatakan kuat saja belum cukup, karena belum ada obat yang paling ampuh pak
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
1 Mei 2020/8 Ramadhan 1441 H
Setelah 25 tahun, kehilangan yang sebenarnya adalah ketika sudah tak lagi mendengar nasihat tanpa kata seorang bapak. Memang biasa beliau diam, agar kita tau mana yang patut. Tapi sekarang, diam yang benar diam yang bapak tinggalkan.
Semoga Allah jagakan bapak disana, diberikan bahagia lebih, juga semoga Allah berikan kami kuat 🙏
Bapak, kami rindu ❣
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
Bersyukur dengan segala apa yang ada di Aprilku, terimakasih :)
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
19.09.19
Tanggal cantik untuk hati yang baik 💙
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
Ia terdiam saat tau bahwa kursi tempat dirinya duduk selama menjadi pengunjung perpustakaan sudah berjodoh dengan orang lain. Beberapa detik dia melihat sekeliling sudut perpustakaan yang cukup ramai sore ini. Tak seperti biasanya perpustakan sore ini menggema dengan suara orang-orang, atau mungkin aku yang terlalu cuek dengan situasi perpustakaan semenjak gadis ini hadir sebagai penghuni tetap kursi nomor 4a barisan ketiga dari belakang. Entahlah, rasanya tidak terlalu penting. Tapi untuknya, itu sebuah masalah.
"Duk !!"
"Eh maaf mas, ga sengaja".
Aku menoleh. Mengangguk dan tersenyum
Sedetik kemudian ..
"Loh kok mbaknya duduk sini ?"
"Oh ada orangnya ya mas ?"
"Bukan, maksutnya mbaknya biasanya duduk di kursi sebelah pojok kanan barisan ketiga dari belakang kan ?!"
Dia mengernyit. Wt* !! Aku ngomong apa barusannnnn. Mampusss kau dam :(
"Maaf mbak, maksutnya tu .."
"Iya mas, saya juga hafal kursi yang biasa mas samperin. Pojok kiri 6e kan "
Dia tersenyum
Tiba-tiba dia bilang gini,
"Kadang-kadang terlalu lama menatap pada satu orang yang sama tu bikin dongkol ya mas. Gemess gitu kalo ga diungkapin. Akhirnya yaa, kamu mau nyapa juga setelah bikin saya salting dua minggu ini gegara sering dilirikin mas nya tiap saya masuk apa keluar perpus. Dan semesta sudah mulai bekerja ternyata". Sambungnya.
"Nama saya .."
"Saya Adam. Adam Syahid"
"Iya, saya udah tau kok mas"
"Tapi saya belum ta.."
"Saya Nilam, Nilam Astari".
Terimakasih semesta :)
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
Ada satu kalimat yang ngena, ngenaaa pake banget. Jadi begini isinya, " ..setelah kau dipatahkan dengan pengaharapan manusia, sesungguhnya dibalik itu semua Allah merawat hatimu untuk mendapatkan yang jauh lebih baik". Tanpa disadari memang benar Allah yang menolong, merawat dan menyembuhkan.
Pernah dulu ngrasain patah hati yang bener-bener bikin depresi saking sayangnya sama makhluk Allah satu itu. Tapi setelah minta sama Allah buat disembuhin dari sakitnya sakit hati, tiba-tiba ada perasaan yang meledak bahagia. Sebahagia sebelum aku mengenal makhluk Allah itu. Bahagianya ngalahin waktu lagi kasmaran sama si doi. Bahagianya karena emang bahagia karena Allah yang kasih, bahagia karena Allah bener-bener ijabah doa selama patah hati buat terus dipantau sama Allah biar ga kecewa sama manusia.
Kangen masa-masa galau yang justru bikin aku hidup. Hidup yang butuhnya cuman ke Allah. Apa-apa Allah dilibatin. Sampe milih kos an aja minta sama Allah biar dikasih temen yang bisa nguatin biar istiqomah ibadah.
Nikmat mana lagi yang mau dicari kalo ga nikmat bisa ngrasain Allah sedekat satu jengkal diatas kepala 🙃
0 notes
alpaniammu · 5 years ago
Text
On July
Bentuk bahagia kita beda, tapi ke siapa kita bersyukurnya sama kan ?!
0 notes
alpaniammu · 6 years ago
Text
Dia, datang lebih dulu #3
" kita temenan aja ya aa, sahabatan gitu. Kamu abangnya aku adeknya hehe."
Aku diem, dia lebih diem
Dua menit
"Iya Fa, makasih ya udah bikin aku ngrasain jatuh cinta lagi. Aku ga ada nyesel kok. Seneng banget malahan. Karena aku yakin jatuh cintanya sama orang yang menurutku tepat."
Aku senyum. Diapun ikutan senyum
-end
Makasih aa, buat santun dan sayangmu yang tulus :)
0 notes