alirsyadillahaidan
Al Irsyadillah Aidan
1 post
The world is full of valuable lessons that can help us become a better human being, so explore it, learn it, and share it with others!
Don't wanna be here? Send us removal request.
alirsyadillahaidan · 6 years ago
Text
00:00 (my version)
Aku adalah emas, dan kamu, anak kecil, adalah aluminium. 
Aku tidak tau kapan, dimana, ataupun bagaimana “kita” bisa bermula. Tapi yang tersimpan dalam memori otakku adalah.... 
September itu, kau meminta pendapatku tentang mereka yang bisa kuliah di dua tempat. Dan aku jawab; “Mereka pastilah orang yang hebat dalam mengatur waktu.” Tapi aku tidak menyadari, kau menanyakan itu karena terkena dilema atas permintaan ibumu.
Di bulan kesembilan itu pula, kita bersama teman kita yaitu argon, berbincang tentang orang-orang yang memiliki hubungan romansa tapi tidak mau lanjut ke pelaminan, serta tentang poligini. Argumenmu tentang poligini membuatku harus mencoretmu dari daftar suami idaman (yang kemudian kamu ralat sampai harus mengerang-erang, sementara aku tergelak, dan si argon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ketidaksetujuan). Aku pun bertanya-tanya, bisa-bisanya kamu mau memiliki istri lebih dari satu?! 
Saat Oktober tiba, aku menerima pesan darimu lewat aplikasi pesan instan, yang isinya adalah mengajakku untuk pergi beramai-ramai ke obral buku besar-besaran, dan aku terima ajakan itu dengan suka cita! “Ternyata, ada seseorang yang cinta sastra juga!” pikirku dengan senang.
Pada pertengahan bulan Halloween itu pula, aku menelponmu dengan merengek hingga jam satu pagi. Aku menceritakan kepadamu seorang brengsek dari masa laluku. Tapi aku heran, mengapa aku memilih menceritakan dia kepadamu?!
Pada awal November, kota ini sudah mulai hujan. Dengan iseng, aku menulis tentang hujan yang sunyi pada malam itu, yang di dalamnya aku masukkan pesan tersembunyi untukmu. Siapa sangka, ternyata kamu menangkapnya! Rasanya ingin aku kutuk semesta ini ketika teman kita, si kecil pemilik nomor induk awal itu tertawa terbahak-bahak dan berharap semoga aku selamat.
Lalu pada pertengahan Desember, tanpa sadar, aku mulai merangkum perasaan abstrakku padamu, anak kecil. Aku tidak bisa mengartikannya sesuai dengan definisi dari kamus, karena aku sendiri masih bingung. Kata mereka, level cinta kita itu paling tinggi saat kita bisa melepas semuanya asal seseorang itu bahagia. Maka dari itu, aku simpulkan bahwa diriku hanya sekedar kagum padamu, karena aku dapati aku ingin memasukkanmu ke dalam koper dan membawamu pulang bersamaku.
Aku hanya sekedar suka, mengetahui napasku selalu tertahan ketika kamu berada di depanku, sambil berbicara dalam batinku; “Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Itulah kenapa aku malah menunduk jika kau menoleh ke arahku saat di bioskop. Karena aku tidak tau harus memasang raut muka yang seperti apa!
Kalau kita pakai definisi dari dosen Pengantar Ilmu Komunikasi kita, jelas perasaanku untukmu ini bukanlah cinta, karena aku habiskan malam-malamku meminta kepada Tuhan, semoga kamu bisa aku miliki, dan hanya aku.
Malinau, 00:28
A.A.
(diambil dan diedit dengan izin dari pemilik)
1 note · View note