Just want to write everything which running..flying..jumping..and swimming in my brain.. Just read it... ^-^
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
sudah berada di titik lelah yang...
yaudalah terserah kamu..
0 notes
Text
#bicarasendiri
kehidupan oh kehidupan...
mengajarkan sabar yang tak berkesudahan..
aku dan org2 pernah blg aku orang tersabar, kemudian aku diuji sampai seberapa sabar kamu jika menghadapi masalah...
hidup...
sebercanda itu...
apa yang kita sangka kita bisa, itulah yang diujikan olehnya..
#lessonlearned
0 notes
Text
Mata lelaki itu bagai danau gelap yang sunyi..
para gadis yang haus belaian itu beradu memutari singasananya..
mencoba tersesat di kedalaman abadi..
terdiam ku saksikan mereka menari..
dan kusadari mata kelam tadi menatapku tanpa henti.
Berat.. Suara bariton itu keluar dari bibirnya.. Dia segera menyebut, Kemarilah!
kutapakkan kaki mendekatinya..
tangan besar itu merengkuh tubuhku..
"Ah, bibirmu adalah mariyuana
Membawa jiwaku berjingkat tinggi ke nirwana", ucapnya.
“Kenapa kau melilit lidahku dengan ganas. Menghisap dan menjadi nadi menjalari tubuhku?” jawabku.
“Mungkin di sanalah rumahku yang sebenarnya,” desahnya menyesap bibirku yang selama ini tandus bagai gurun sahara..
Seketika cemburu yang tadi ku telan, tak lagi ku risaukan.
dia telah kudapatkan...
1 note
·
View note
Text
mata itu tak bisa berpaling..
menanti kabar lagi dan lagi..
mondar mandir di kepala ini berkeliling..
apa yang disana tak sadar beritanya dinanti..
bergulat dengan kesibukan indahkan pening..
yang sebenarnya ingin rebahkan diri..
membuang lelah lupakan pusing..
tuk bisa berdiri kembali..
Hidup memang sebercanda itu..
mengagumi saat tak lagi satu..
harap diam itu sampai padanya..
slalu disini doa membisu..
kejar bahagia itu..
sampai kapanpun kenangan itu mengisi relung kalbu..
1 note
·
View note
Text
apa kau sadar netramu begitu tajam dan dalam..
apa kau sadar senyummu begitu memabukkan..
apa kau sadar tubuhmu sandaran yang nyaman...
apa kau sadar sosokmu begitu indah bak lukisan..
apa kau sadar aku mengagumi ciptaan Tuhan..
apa kau sadar itu adalah kamu dari permulaan..
1 note
·
View note
Text
dalam diam
mendamba dalam diam, pusatkan riuh hati hanya di kamu..
mengharap dalam diam, menitip pada langit kabulkan doa tentangmu..
mencinta dalam diam, tanpa ada kata tidak.. hatiku milikmu..
Dalam diam kau kupuja..
Dalam diam kau mimpi indahku selamanya..
1 note
·
View note
Text
membayangkanmu katanya dosa..
apakah salah jika mendamba..
senyummu bagai setitik bisa..
begitu mudah lumpuhkan logika..
menatapmu sekali sehari kurang bagiku..
mendengar kabarmu tiap waktu serasa candu..
apa aku mulai gila akanmu..
atau ku hanya ingin dirindu..
1 note
·
View note
Text
melayang di ambang puas atau tidak..
penyatuan itu seperti tak sejiwa..
coba muntahkan hasrat menggelegak..
ingin gapai puncak namun fana..
rasakan hampa di ruang gerak...
kembali sadar tapi setengah gila...
haus jemari tinggalkan ratusan jejak..
puaskan gejolak membuncah dalam raga...
1 note
·
View note
Text
Late night I'm drowning...in my own dreaming...what should i do to make you knowing..that I'm so thirsty of your kissing..Lately i'm suffocating...cause it's only my desire wishing...
0 notes
Text
so..here i am...
masih mencoba mencari sebenarnya apa sih yang aku inginkan..
bahkan sampai sekarang pun, aku masih mempertanyakan hal itu...
1 note
·
View note
Audio
Mencoba menjalani semua tanpa mengeluh meskipun pada kenyataannya banyak hal yang ternyata lumayan bikin lelah pikiran beberapa bulan terakhir ini.
Saat ini mencoba meyakinkan diri bahwa apapun masalah yang ada, Hadapilah apapun resikonya.
bcoz Life Goes On.....
0 notes
Quote
maaf…terkadang aku lupa. aku bukanlah apa-apa. yang tak lebih dari apa-apa. namun mengharap apa-apa.
12-6-14 01:31 (via estehmanistanpagula)
566 notes
·
View notes
Quote
Untuk air mata yang mengalir deras setiap malamnya, masih dengan dikarenakan alasan yang sama..
kamu…
Jakarta, 20 Juli 2016 00:18
(via estehmanistanpagula)
134 notes
·
View notes
Quote
Ada yang dulu menghilang, kini kembali datang. Ada yang kemarin datang, sekarang menghilang.
Terkadang hidup sebercanda itu.
Jakarta, 3 Agustus 2016 21:21
(via estehmanistanpagula)
True!
249 notes
·
View notes
Text
Cinta sudah gila!
Cinta sudah gila! Atau memang Cinta itu gila!
Setelah melahap habis film Ada Apa Dengan Cinta yang kedua, saya tertegun di depan layar hitam yang berisi dengan deretan nama pemain-pemain film tersebut. Ketika saat itu riuh orang-orang bertepuk tangan bersorak-sorai merayakan Cinta yang kembali dengan Rangga, saya hanya bisa terdiam.
Saya marah! Saya kesal hingga ke ubun-ubun kepala.
Kenapa orang-orang malah bertepuk tangan?! Apa yang harus dirayakan dari sebuah pengkhianatan?! Cinta yang telah sukses disembuhkan oleh Trian yang saya yakin itu sangat sulit sekali dan butuh kesabaran yang luar biasa, malah dengan mudahnya menghancurkan pondasi yang telah dibangun bertahun-tahun itu hanya dengan satu hari bertemu saja.
Ini siapa yang gila?
Mungkin, saya termasuk segelintir orang yang tidak setuju dengan akhir cerita dari Film legendaris Indonesia ini. Karena bukan saja mungkin, tapi saya pernah mengalami langsung menjadi 3 orang utama di cerita tersebut. Ya, di tiga pihak utama. Sebagai Cinta, sebagai Rangga, dan sebagai Tunangan Cinta; Trian.
Baiklah, akan saya jelaskan hingga kalian menganggukkan kepala.
Mengutip kata-kata dari Arman Dhani:
Rangga itu jahat dan selayaknya penjahat ia mesti dihukum. Jika kemudian ia merasakan penderitaan, sesak karena rindu, dan penyesalan mendalam. Itu harga yang pantas. Lagipula, jika ia tak merasa perlu menjelaskan alasan perpisahan, mengapa ia meminta kesempatan? Ini tidak adil. Bagi Cinta, pasangan Cinta, dan mereka yang telah berusaha memperbaiki kerusakan yang dibuat Rangga.
Dari seluruh kata-kata Arman Dhani di atas, saya benar-benar setuju di satu kalimat terakhirnya. Jika kalian bisa ada di posisi Trian, yang mencintai Cinta dengan segenap hatinya, yang rela ada di posisi hati yang tidak utama, apa yang akan kalian rasakan?
Tidak hanya Trian, entah siapapun yang pernah berhasil menyembuhkan Cinta dari kepergian Rangga dulu pasti benar-benar mencintai Cinta. Ia ada untuk Cinta meski hadirnya untuk menyembuhkan luka karena orang lain di hati Cinta. Ia hadir untuk Cinta meski tahu ia tak mungkin dipilih Cinta dalam waktu dekat.
Ia seperti sebuah bunga bakung putih yang diam di atas vas kaca ruang tamu. Menghias, mengharumkan, sebelum pada akhirnya layu, dibuang, dan diganti dengan yang baru.
Kau pikir Cinta adalah sosok yang kuat karena ia berhasil bangkit dari sakit hati ditinggalkan Rangga? Bodoh! Cinta itu lemah! Yang kuat adalah mereka-mereka yang ada untuk Cinta ketika Cinta patah hati dengan begitu sangat!
Lelaki mana yang bisa begitu kuat untuk melipat hatinya hingga dalam bentuk lipatan yang begitu kecil hanya untuk memeluk cinta yang masih menangisi pria lain padahal di sampingnya ada pria yang begitu mencintainya?
Lelaki mana yang selalu setia menemani Cinta di kala Cinta kesepian namun harus terus memasang senyum palsu ketika Cinta berkali-kali membicarakan orang yang telah menyakit hatinya?
Lelaki mana yang begitu berbesar hati memberikan Cinta beberapa masukan untuk terus memaafkan Rangga padahal dalam hatinya ia begitu membenci Rangga karena telah menyakiti seorang wanita sesempurna Cinta baginya?
Rangga itu tak pantas dimaafkan, Rangga harus menderita karena telah melepas Cinta. Dan Cinta sudah sepatutnya bahagia karena telah melangkah bersama Trian. Bukan seperti ini. Trian bukanlah pihak yang salah, justru Trian adalah pihak yang paling disakiti. Buka Cinta, bukan juga Rangga.
Kau pikir bagaimana sakitnya seseorang yang telah benar-benar sabar merawat sayap-sayap patah kekasihnya yang dipatahkan oleh orang lain, lalu kemudian ketika telah sembuh kini ia terbang meninggalkan orang yang telah dengan susah payah menyembuhkan patah di hatinya itu?
Saya pernah menjadi Rangga. Dan saya jujur mengakui bahwa ada di posisi itu adalah benar-benar salah. Tidak seharusnya saya dimaafkan. Saya telah salah, dan saya telah memutuskan pergi. Bukankah meninggalkan Cinta adalah keputusan Rangga? Terlepas dari apapun alasannya, sebagai lelaki, setidaknya ia harus bisa hidup di kata-kata yang ia keluarkan sendiri.
Saya pernah menjadi Cinta. Dan saya pernah lebih memilih dia yang ada untuk saya ketimbang dia yang pergi walau saat itu saya masih mencintainya. Karena saya tahu, akan ada alasan-alasan lain di mana ia bisa pergi meninggalkan saya lagi. Entah kapan, tapi mungkin akan.
Lalu Trian? Tunangan Cinta?
Peran Trian dan orang-orang seperti Trian – yang mana itu saya – tampaknya memang harus seperti itu. Ada sebentar hanya untuk menyembuhkan Cinta, lalu tiba-tiba muncul kembali di akhir cerita dengan kecewa berat karena harus patah hati oleh Cinta juga; Ia menyembuhkan dan disakiti di satu cerita cinta yang sama; yang mana Trian harus dua kali menelan kekalahan oleh seorang bajingan yang sama yang sekarang merebut kembali cintanya Cinta itu.
Trian adalah nyala api lilin kecil yang menjaga menghangatkan dan menerangi Cinta di tengah gelapnya suatu ruang, namun dengan mudahnya Cinta meniup Trian ketika lampunya sudah kembali menyala.
Brengsek! Seharusnya tak ada yang perlu dirayakan dari sebuah pengkhianatan!
841 notes
·
View notes
Photo
Percuma aku melarikan diri ke ujung dunia..kalau pada akhirnya hatiku baliknya ke kamu juga... 🙍🙍🙍
0 notes