Tumgik
alimurtadlo-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
[Mendidik Anak Laki-laki]
Ibarat hujan, suci ketika turun ke bumi, tidak terkena kotoran apapun selain debu-debu di udara. Namun ketika sudah mengalir di permukaan bumi, air hujan mengandung banyak sekali kotoran. Mirip seperti anak kecil, dia suci dan terbebas dari dosa. Dia akan berubah sesuai dengan bagaimana cara kita mendidiknya. Jika didikan itu benar, maka fitrahnya akan tetap lurus, dan jika didikannya salah maka otomatis kitalah yang telah membengkokkan fitrah si anak tersebut.
Alhamdulillah, telah rampung bacaan buku pertamaku dalam campaign #ConnectingYourBooks. Butuh 2 hari 2 malam untuk menyelesaikan buku ini. Berawal dari keisengan diriku karena buku yang aku pesan belum kunjung tiba, aku berjodoh dengan buku ini. Buku ini aku temukan dari rak salah satu teman asramaku. Judulnya membuatku tergelitik, “motivasi menjadi orang tua?” pikirku. Buku ini tidak langsung membicarakan bagaimana cara mendidik anak, namun buku ini dimulai dari sisi potensi pemuda. Sejenak aku heran, judulnya mendidik anak tapi kok ngomongin tentang pemuda yang identik dengan kemandirian?
Penulis mengarahkan pembaca untuk memahami potensi pemuda yang identik dengan perubahan. Pemuda yang memiliki semangat juang dan idealisme yang kokoh sangat diperlukan untuk membangun sebuah peradaban. Pemuda lebih dekat dengan fitrah karena merupakan satu step fase setelah anak-anak. Jika ingin menilai sebuah peradaban, jangan melihat emas dan simpanan uangnya, tapi lihatlah fitrah pemudanya. Jika pemudanya taat beragama dan memiliki integritas tinggi, berarti umat itu mulia. Namun, jika pemudanya tidak bermoral, sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna sehingga jatuh dalam lembah kehinaan, maka umat itu rentan pada sebuah kehancuran.
Pondasi berfikir penulis dikembangkan lebih jauh kepada cara-cara mendidik anak agar menjadi generasi pemuda yang unggul. Mulai dari faktor-faktor yang menyebabkan dirinya berubah dari fitrahnya, cara-cara menjaga fitrah si anak, menciptakan lingkungan yang baik, dan kegiatan-kegiatan yang cocok diterapkan pada beberapa jenjang kehidupan si anak. Buku ini juga dilengkapi dengan riset-riset pendidikan anak secara umum yang ada di masyarakat.
Buku ini cocok untuk pemuda khususnya pemuda yang berada pada jenjang akhir menuju dewasa. Pemikiran ulama tentang pemuda banyak dikutip oleh penulis, seolah-olah penulis ingin memotivasi pemuda dalam mengembangkan dirinya menuju potensi terbaiknya.
iqro.co (instagram)
#ConnectingYourBooks
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[DAKWAH ITU . . . ]
          Dag-dig-dug, tiba-tiba perasaan sesak mengisi seluruh ruang di dadaku. Nafasku mulai tidak beraturan. Diam, ku hanya diam memerhatikan semua gerakan kalian. Kuperhatikan dan kurekam setiap detailnya, sedetikpun aku tidak ingin melupakan momen ini. Tidak dengan kamera, karena kamera akan membuyarkan konsentrasiku. Cukup dengan kedua bola mataku, seraya berharap ingatanku tidak akan pernah melupakannya.
           Aku masih ingat langkah cepatku kala itu, mataku yang tidak berkedip, melotot untuk mencari stand kalian, berharap aku memperoleh sedikit kenang-kenangan dari kalian. Hingga senyum girangku sesaat setelah mendapatkan flayer biodata kalian. Disaat mahasiswa yang lain mendapatkan kenang-kenangan yang lebih memikat, namun bagiku, flayer saja sudah cukup menjawab rasa penasaranku.
           Aku masih ingat saat kami dikumpulkan pada sebuah gedung dalam rangka sosialisasi kegiatan kampus. Ketika nama kalian disebut, aku langsung memperbaiki posisi dudukku. “Perasaan itu datang kembali”, batinku. Sesak, haru, pilu terpusat pada dadaku. Dan diam, hanya diam yang bisa aku lakukan kala itu.
           Aku masih ingat dengan azamku ketika tiba di bumi rantauan ini. “Aku akan aktif organisasi” tanamku dalam hati. Ya, memang sebelumnya aku hanya berfokus pada studiku. Studi yang menghantarkanku pada salah satu kampus impianku. Aku percaya bahwa Allah akan mudahkan jalan orang yang percaya dengan rencana-Nya. Dan aku mulai mengikuti rangakaian penerimaan kedua organisasi itu. Gugup, itulah keadaan pertamaku bertatap-muka dengan kalian.
           Aku masih ingat waktu menerka-nerka salah satu dari kalian dibalik sebuah bilik kecil. Dan tertawa kencang selepas keliru menyebutkan nama. Atau ketika diriku ragu membangunkan seseorang yang teridur pulas di sebuah ruangan kami yang tidak lain adalah ketuaku. Aku masih ingat, memori itu, kenangan itu akan menjadi pondasi kedewasaanku. Hingga kini aku sadar sudah 3 tahun aku di lembaga ini. Sedih, adalah rasa yang muncul saat aku akan mencabut pena dari buku harianku. Mencabut kelanjutan history dalam perjuangan pengabdianku. Tapi aku yakin, suatu saat pena ini akan kembali melanjutkan ceritanya. Tidak harus di buku yang sama, karena aku yakin pena ini dapat bermanfaat dimanapun dan kapanpun dia berada.
           Terakhir, karena memang aku merasa ini sebagai penghujung tahunku bersama kalian di lembaga kampus, aku ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih kepada kalian semua, semua pihak yang telah mendewasakanku, telah memberi banyak pengalaman dan insight yang berharga kepadaku. Telah mentransformasi ilmu yang aku punya menjadi sebuah amal yang bermanfaat. Doakan aku agar doa terbaik yang selalu keluar dari lisanku untuk kalian.
 Dari saudara seiman-mu, Alfian Ali Murtadlo
Terima kasih telah membangunkan istana di surgaku. Salam hangatku untuk kalian, dari Enlighten sampai Teladan.
 Ditulis pada malam menjelang memoar LD se-UI.
Aula Indonesia Quran Foundation
Jum’at Mubarok, 21 Desember 2018
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[Tanyakan Kepada Siapa?]
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya...” (HR. Bukhari-Muslim).
Tanyakan kepada dirimu sendiri, untuk apa kamu berbuat baik? Percuma kalau ujung-ujungnya bukan karena Allah.
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[Memaknai Sebuah Amanah #2]
“Wahai ikhwan kuatkanlah keimanan dan ruhiyah kalian, kuatkanlah ilmu dan tsaqafah kalian serta kuatkanlah fisik dan segala sarana yang dapat digunakan untuk memikul amanah. Dan Allah memerintahkan kepada kita untuk mempersiapkan segala bentuk kekuatan” (Hasan Al-Banna).
Amanah itu tidak akan salah memilih pundak. Amanah akan mencari seseorang yang tepat, sekalipun orang itu ragu. Maka tugas kita hanya mempersiapkan. Sehingga, ketika amanah itu menentukan pilihannya, kita tidak akan ragu lagi.
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[Memaknai Sebuah Amanah #1]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal: 27).
Manusia itu bodoh. Bodohnya mereka telah memilih amanah yang langit, bumi dan gunung-gunung sekalipun enggan memikulnya (QS Al-Ahzab: 72). Semalam ini aku merenung, untuk apa aku harus berada di fase ini? kenapa harus aku yang memikul amanah ini? apakah tidak ada orang yang lain yang lebih pantas dari aku? apakah aku termasuk orang bodoh, yang tidak tau diri telah menerima amanah yang aku sendiri ragu untuk bisa menunaikannya? Lagi, amanah itu datang, dan aku tidak bisa untuk tidak menerimanya. Betapa bodohnya diriku.
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Quote
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan kepada kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepadaNya.
Imam Syafi’i
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[Al-Quran : itu Candu]
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS. Shaad [38]: 29).
Hayoo... Kapan kamu terakhir kali baca Al Qur'an? Tadi pagi? Kemarin? Bulan lalu? Atau Ramadhan terakhir?
Hmm.. bagimu Al Qur'an itu seperti apa sih?
Kalo bagiku... Al Qur'an adalah candu yang membuatku rindu. Yap, setidaknya itu yang aku tanamkan dalam hatiku. Berharap dengannya aku bisa meneruskan kehidupanku.
Al Qur'an adalah bintang di dalam kisah masa depanku. Yang akan bercerita banyak hal akan keberhasilanku.
Al Qur'an adalah penyejuk, menemani diriku menyusuri jalan abstrakku.
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
[Tahfizh Smart] Kisah ini bermula ketika aku baru saja menginjakkan kaki di bumi rantauan ini. Sebuah chat WhatsApp masuk ke handphoneku.
"Al, tau Indonesia Quran Foundation?", tulisnya. Sebuah pertanyaan yg menggugah jari jemariku untuk mulai membuka laptopku dan mencari apa itu Indonesia Quran Foundation (IQF).
"Oh, ternyata asrama Penghafal Qur'an" gumamku dalam hati.
Menghafal adalah impian setiap muslim di dunia ini, tak terkecuali bagiku, aku sudah tertarik menghafal sejak di bangku madrasah. Menghafal surat2 yg bagiku indah untuk dibaca, seperti surat Al Mulk, surat Ar Rahman, surat Al Fath, surat Muhammad, dlsb. Namun, aku punya kendala dalam menghafal. Aku cepat sekali menghafal, tapi hafalanku tidak bertahan lama. Sebatas keinginan untuk menghafal itulah aku coba berkunjung ke asrama IQF. Jauh...! itu kesan pertamaku berkunjung kesana. Setelah menimbang banyak hal, disertai pertimbangan uang saku dari orang tua, pada tahun tersebut aku mengurungkan niatku untuk berasrama di sana. Aku memilih asrama mahasiswa saja yang lebih terjangkau dari segi finansialnya. Lagi2, aku mendapatkan chat dari teman baikku.
"Gimana, Al, jadi berasrama disana?"
"Tidak, terlalu mahal, hehe, insyaAllah di tahun terakhir, doakan ya".
Sebuah keinginan yang hanya terbesit pada waktu itu, ternyata Allah mendengar doaku, qodarullah, hari ini aku menjadi mahasantri IQF, salah satu impianku sewaktu menjadi mahasiswa baru. Nyaman, nyaman sekali, itu kesan pertamaku, bangun ditengah malam adalah impianku setiap hari, berlama-lama dengan kalamnya adalah keindahan yang tak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini. Rasanya, aku ingin selamanya disini saja :), disini aku mendapatkan sebuah metode menghafal yang baru.
"Ziyadah (menambah hafalan) itu bagus, tapi lebih penting Murojaahnya (mengulang hafalan), karena kunci menghafal adalah murojaah".
"Hati2 kalo ingin cepat2 menghafal brti itu datangnya dari setan"
"Menghafal ibarat kamu mendengar perkataan dari Allah, sedangkan bacaan dalam sholatmu ibarat kamu berbicara kepada Allah"
"Maksimalkan setiap detik usahamu dalam mendekat padaNya"Aku berharap, setahunku disini bisa banyak mengubah habitku. Mengubahku menjadi sosok yang bersemangat memaksimalkan potensiku, menjadi sebaik-baiknya versi dari diriku. AamiinRajinlah membaca Al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).
Tahfizh Smart Setiap detik harus bernilai
0 notes
alimurtadlo-blog · 6 years
Text
[Salam Menulis]
Teruntuk para pejuang dakwah -Salam UI 20- Entah sudah berapa lama kita berada di jalan dakwah ini, dipertemukan oleh mahabbah dan dipersatukan oleh ukhuwah. Entah sudah berapa lama kaki ini melangkah, menuju asa yang jauh di ujung sana, meninggalkan jejak nostalgia untuk adik-adik kita. Mungkin ini yang dinamakan perjuangan. Saat ketika amanah terasa berat untuk kita emban, saat ketika bayangan kekecewaan tak penat menghampiri kita, atau saat ketika air mata terkuras di malam-malam panjang kita. Sahabat, inikah yang dinamakan jalan dakwah. Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Jalan yang oleh karenanya beliau diusir dari tempat tinggalnya, jalan yang oleh karenanya beliau diperangi kaumnya sendiri, dan jalan yang oleh karenanya beliau selalu bersimpuh dihadapan Tuhannya. Sahabat, kalian mengajariku arti sebuah perjuangan. Perjuangan yang bukan hanya sebuah kewajiban, bukan pula hanya sebuah pengorbanan, atau bukan pula hanya sebuah tanggung jawab. Karena bukan karena cinta, mungkin kita tak akan pernah bertemu. Karena bukan karena ukhuwah, mungkin kita tak akan pernah bersatu. maka izinkan saya berterima kasih kepada teman, kawan, sahabat, dan saudaraku Salam UI 20, yang telah menyisihkan waktunya untuk mengajariku menolong agama Allah. Kalianlah umat yang dirindukan Rasulullah, yang membuat Rasulullah menangis atas perjuangan kalian. "Jika bersama dakwah saja kau serapuh itu, bagaimana mungkin jika kau seorang diri? sekuat apa kau jika seorang diri?", K.H. Rahmat Abdullah
1 note · View note