alilebaey
Sekedar Kiasan
1K posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
alilebaey · 2 years ago
Text
1 note · View note
alilebaey · 3 years ago
Text
Betapa banyak orang yang mengubah dirinya menjadi lebih baik karena ingin dipuji manusia, mengharapkan simpatik dari manusia. Ketika alasan itu hilang, sudah pasti mereka akan kembali seperti dulu lagi. Sebab, apapun yang dibangun bukan karena Allah, akan bersifat sementara
Hidup di dunia tidaklah kekal, sayang sekali kalau kita berubah menjadi lebih baik hanya karena hal-hal fana. Namun apabila niat kita benar karena Pencipta, insyaAllah akan bertahan, meski kita tak luput dari kesalahan.
Sekarang berkacalah pada diri, kita ini berubah karena siapa?
Pena Imaji
114 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
“Jangan berlebihan dalam menyukai hingga kamu terpaksa Tuhan pisahkan, tersebab harapan dan hidupmu kini hanya untuk manusia. Jangan berlebihan pula dalam membenci, hingga terpaksa Tuhan jatuhkan kamu untuk meminta bantuan pada yang kamu benci.”
Hal terberat itu ketika kamu harus terpaksa kembali pada titik 0 saat rasa dan langkahmu sudah terlampau jauh, pada jiwa dan raga yang sudah banyak kamu idamkan dan inginkan dari manusia tapi terpaksa Allah patahkan dan matikan. Dia hanya ingin mengajarkanmu bahwa segalanya itu milik Allah, semudah bagiNya mendekatkan maka semudah itu pula bagiNya menjauhkan.
Maka beruntunglah bagi mereka yang mengutamakan Allah dalam setiap pencariannya, pada dunia atau hati manusia. Tidak mustahil salju turun pada musim semi, dan tidak mustahil hujan akan turun pada musim kemarau. Begitulah konsep kuasa dari pemilik segalanya.
Semakin kamu mengutamakan Allah dalam setiap sisi kehidupan, semakin kamu akan mendapatkan kemudahan. Semakin kamu mengutamakan keberkahan dalam setiap pilihan, maka semakin banyak pertolongan Allah dalam setiap kesulitan.
Tenanglah, bukankah setelah segala kesulitan hati dan penantian ini menandakan akan segera hadir jawaban dari doamu? bukankah setelah tangisan airmata ini akan ada senyuman bahagia dari hasil usahamu?
Allah tahu kamu mampu, hanya saja kamu yang tidak percaya dan memilih berhenti. Mari kembali, menguatkan hati dan melatih rasa, bersama-sama menuju kebahagiaan dunia dan akherat.
Sabar, sebentar lagi.
@jndmmsyhd
855 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Suburkan dulu hatinya
Seringkali tidak baiknya apa yang kita tanam tumbuh bukan karna bibitnya yang buruk tapi karna lahannya yang tandus. Seunggul apapun bibitnya dan kemudian ditanam di tanah yang tandus maka tumbuhnya akan biasa-biasa saja, atau justru akan mati pada saatnya.
Ibarat tanah yang tandus, begitulah hati manusia. Kita sibuk mencari bibit yang unggul dari cinta orang lain, tapi lupa menyuburkan tanahnya agar cinta yang ditanam tumbuh subur. Seperti sebuah taman bunga yang semerbanknya kemana-mana. Tentu saja kalau bunganya ditanam diatas seonggok tanah beracun, maka sebanyak apapun bunga yang ditanam, tetap saja akan menjadi tanah yang mematikan bibit bunga.
Seringkali lupa pula bahwa banyak sekali manusia yang mengumpat menyalahkan bibit yang buruk. Tapi lupa untuk melihat seberapa subur lahannya. Tentu saja menyuburkan lahannya dengan terus saja disirami dengan nasehat-nasehat, memupuki dengan kebaikan, ditanami kesyukuran dan barangkali harus digali dengan kesabaran.
Untuknya, cukupkan dulu mencari bibit yang unggul. Apalagi berencana membuat taman bunga yang kupu-kupu dan hewan sejenisnya akan datang dengan sendirinya. Jika lahan yang subur belum disiapkan, mimpi tersebut seperti membuat angan-angan yang sia-sia. Hal pertama untuk membuatnya adalah dengan menyuburkan dulu lahannya, kemudian baru mencari bibit unggulnya yang layak untuk hidup dilahan subur yang kita perjuangkan tadi.
222 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
solusi = ikhtiar & doa maksimal + menyerah total
Tumblr media
masalah datang bertubi-tubi. satu, dua, tiga, empat… sebelas, dua belas, tiga belas…
semakin kita berjuang keras & berdoa tanpa henti untuk selesaikan masalah, rasanya kok yang terjadi malah semakin kusut dan rumit?
sampai pada suatu titik, kita hanya bisa menyerah total kepada Allah. diam, mundur perlahan, dan mengakui bahwa kita lemah.
lalu Allah selesaikan semuanya. tiba-tiba.
satu demi satu semua terurai. menghilang.
Tumblr media
ternyata Allah hanya ingin kita berdoa lebih banyak, beristighfar lebih banyak, bertaubat, berserah diri total, dan mendekat pada-Nya tanpa jarak.
istighfar-istighfar kita menghapus dosa, doa-doa kita menundukkan hati, masalah-masalah yang datang semakin mengokohkan kita.
dan tersadar, semua kepahitan yang datang dan sudah tertelan, ternyata untuk kebaikan diri kita sendiri. kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat.
“segala puji bagi Allah, Rabb (pencipta, pemelihara, penguasa, pemilik, pemberi nikmat, pengatur) semesta alam”
Depok, 18 Juli 2019 - 06.11am
2K notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Tumblr media
Akan tiba saatnya nanti, semua temanmu akan melihat namamu offline.
Mereka mengirim pesan lewat WhatsApp, tapi kamu tak menjawabnya.
Mereka chat di Messenger, tapi kamupun tak mampu membalasnya.
Pada hari itu, postinganmu tiba-tiba saja terhenti, tidak lagi update.
Kenapa ?
Karena saat itu kamu telah pergi meninggalkan dunia ini.
Ya, Kamu tidak akan pernah online lagi, tidak mampu reply chat, ataupun berkomentar pada postingan teman temanmu
Kamu tak lagi bisa mengedit statusmu atau postinganmu, atau sekedar meminta maaf kepada orang yang pernah kamu sakiti karena omonganmu.
Semua sudah terlambat....
Ya, kamu sudah tak lagi bersama mereka.
Pada hari itu, kamu sedang terbujur sendirian di lubang kubur sempit dan terhimpit, sendirian menghadapi ujian.
Dan ketika kamu telah pergi, yang tertinggal hanyalah huruf - huruf di postinganmu.
Semua itu akan menjadi pembelamu atau mungkin malah akan membinasakanmu di alam sana.
Maka dengan itu, tulislah yang baik-baik saja saja, walaupun kita belum baik.
Sekurang-kurangnya kita terselamatkan dari dosa menulis yang buruk.
Tulislah yang baik-baik saja, bukan karena kita orang baik.
Tapi kita berusaha untuk menjadi baik.
Tulislah yang baik-baik saja, karena kita tahu itu perkara baik.
Dan apabila kita berikan yang baik, maka mudah mudahan perkara yang baik itu kembali
kepada kita.
Tulislah yang baik-baik saja, karena kita mau yang baik-baik itu yang tertinggal, apabila kita sudah pergi.
Bicaralah yang baik baik saja,
Tulislah yang baik-baik saja.
Karena yang baik itu semuanya bernilai ibadah.
Walaupun hanya sekadar Copas, senyum ataupun bersangka baik.
Berusahalah menjadi orang yg bermanfaat bagi orang lain, meski cuma sebatas tulisan sederhanamu.
Jangan menjadi penyebab orang lain bertambah lebih buruk, karena ketikan jari jemarimu.
Copas..
Allahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammad wa alaa 'alii sayyidina Muhammad
159 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Tumblr media
ORANG TUA SEKARANG MEMBUNUH ANAKNYA SECARA HALUS
Ada seorang operations manager dari client kantor saya yang cool banget. Kita undang dia makan siang dan nasinya keras. Kita sebagai vendor yang baik, meminta maaf. Dia bilang,
“Gak papa. Justru saya suka nasi keras. Gak suka tuh saya, beras sushi.”
“Kok sukanya nasi yang keras Pak?” I cannot help but to ask.
“Iya, orang tua saya ngajarin jangan pernah buang makanan. Nasi kemarin juga kita makan.”
This may be simple. But this, blew my mind.
Dan setelah saya menjadi orang tua, di sini lah saya lihat banyak orang tua mulai mengambil langkah yang tidak disadari, berdampak.
“Saya waktu kecil, miskin. Saya pastikan anak-anak saya mendapatkan yang terbaik, termahal.”
“Waktu kecil, saya makan aja susah. Saya pastikan mereka itu sekarang makan enak.”
“Waktu kecil, saya belajar ditemani lilin dan 2 buku. Sekarang anak saya, saya sekolahkan ke Inggris.”
We experienced the worst and therefore we tend to give the best.
The question is, is the best…is what our children need? Really?
Orang sukses itu menjadi sukses karena :
(1) dididik dengan benar, terlepas dari dari apakah dia kaya atau miskin
(2) dididik oleh kesulitan yang dia hadapi.
Kita akui ada anak orang kaya yang tetap jempolan attitudenya dan perjuangannya. Tapi kita lihat kebanyakan orang sukses juga dulunya sulit. Kesulitan (dalam beberapa kasus, kemiskinan) itu yang menjadi drive orang-orang untuk menjadi sukses. Ini adalah resep yang nyata. Kesulitan yang orang-orang sukses ini hadapi adalah ladang ujian di mana mereka menempa diri mereka menjadi orang sukses.
Pertanyaannya, jika kita ingin mencetak anak-anak yang bermental baja, kenapa kita justru memberikan semua kemudahan? Kenapa justru kita hilangkan semua kesulitan itu?
Karena dengan menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, justru kita menciptakan generasi yang syarat hidupnya banyak.
Generasi Berikutnya
Apa yang terjadi dengan dari hasil thinking frame ‘dulu saya susah, saya tidak ingin anak saya susah’? Ini yang terjadi:
Anak dari teman ibu saya terbiasa makan beras impor thailand. Di 98, kita terkena krisis dan orang tuanya tdiak lagi mampu beli beras impor. Yang terjadi adalah, anaknya gak bisa makan.
Ada anak dari teman yang terbiasa makan es krim haagen dasz, ketika pertama kali makan es krim lokal, dia muntah.
Ada cucu yang ngamuk di rumah neneknya karena di rumah nenek, gak ada air panas.
Saya tidak mencibir mereka. Apa adanya seorang manusia itu terjadi dari nature dan nurture. Semua ini, adalah nurture.
Bahkan di kantor pun sama. Di kantor kebetulan saya jadi mentor seseorang (saat ini). Dalam sebuah kesempatan, dia pernah berkata “Duh, gak nyaman di posisi ini.”
Di lain kesempatan, “Sayang ya, si X resign, padahal dia membuat saya nyaman di kantor sini.”
Pada kali kedua saya mendengar temen saya ngomong ini, saya mulai masuk “Kamu sadar gak, kamu udah 2 kali menggarisbawahi bahwa kenyamanan dalam kerja itu, penting bagi kamu.”
“…”
“Emang sih idealnya nyaman. Tapi sayangnya, this is life. We don’t get to pick ideal situations. Sometimes we need to settle with what we have and deal with it.
"Tentang kenyamanan, coba jadikan itu sebagai sesuatu yang ‘nice to have’ dan bukan "must have".
What to Do?
Saya menyukai cara Sultan Jogja mendidik anak-anaknya. Saya pernah dengar bahwa di saat balita, anak sultan dikirim untuk hiidup di desa. Makan susah, main tanah, mandi di sumur. Intinya, meski dia anak sultan, dia tidak tahu bahwa dia anak sultan dan dia merasakan standar hidup yang rendah – dan merasa cukup dengan itu. Setelah agak besar, dia kembali ke istana. Dampaknya, semua Sultan, bersikap merakyat. Dia makan steak, tapi dia tahu bahwa steak yang dia makan adalah sebuah kemewahan. Bukan sebuah syarat hidup minimum.
Saya pun memiliki syarat-syarat hidup. Semenjak menjadi seorang bapak, saya berubah total dan saya kikis hilang itu semua. Karena saya tidak ingin anak-anak saya memiliki syarat hidup yang banyak. Dan satu-satunya cara memastikan itu terjadi adalah bahwa sayapun tidak boleh memiliki syarat hidup banyak.
Saya mengajak mereka naikkopaja atau transjakarta setiap hari ke sekolah, sebelum mereka merasakan bahwa naik angkutan umum itu, rendah.
Saya membiarkan mereka tidur di lantai. Siapa tahu suatu saat nanti mereka harus terus-terusan.
Saya mematikan AC saat mereka tidur – siapa tahu mereka suatu saat cannot afford air conditioning.
Saya tidak menginstall air panas karena saya ingin anak-anak saya baik-baik saja jika suatu saat nanti mereka tiap hari harus mandi air dingin.
Saya melarang mereka main tablet karena saya ingin mereka tidak tergantung dengan kemewahan itu.
Saya melarang mereka menilai teman dari merk mobil mereka karena merk mobil itu gak pernah penting, dan gak akan penting.
Kita pergi ke mall memakai kopaja. And we have fun ketawa-ketawa, seperti jutaan orang lain.
Saya tidak membuang nasi kemarin yang memang masih bagus. Instead saya makan sama anak-anak saya. Siapa tahu suatu saat, that is all they can afford. Agak keras. And we like it.
We teach them to pursue happiness so that they learn the value and purposes of things. Not the price of things.
Nasi kemarin yang masih perfectly safe to eat, masih punya value. Kopaja dan mercy memiliki purpose yang sama, yaitu mengantar kita ke sebuah tempat.
AC atau gak AC memberikan value yang sama. A good night sleep.
Kenapa semua ini penting? Kita harus ingat bahwa generasi bapak kita adalah generasi yang bersaing dengan 3 milyar orang. Mereka bisa mengumpulkan kekayaan dan membeli kemudahan untuk generasi kita. Kita harus bersaing dengan 7 milyar orang. Anak kita nanti mungkin harus bersaing dengan 12 milyar orang di generasi mereka.
One needs to be a tough person to be able to compete with 12 billion people. Dan percaya lah, memiliki syarat hidup yang banyak, tidak akan membantu anak-anak kita bersaing dengan 12 milyar orang itu.
(Anonim)
181 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Yang Gaji Kamu Siapa?
@edgarhamas
Kata orang, carilah dunia dan jangan lupa akhirat. Tapi Al Qur'an bicara sebaliknya; “Dan carilah negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” (Al Qashash 77)
Manusia dari tanah, tapi diciptakan untuk melangit.
Semakin hatinya tak tertahan oleh dunia, maka semakin ringan ruhnya mencapai indahnya panorama di alam langit sana. Makin tertambat dunia, makin kaku sayapnya untuk terbang tinggi. Akhirnya, ia tertahan hanya di awang-awang; dunia tak didapatnya, akhirat luput darinya.
Saking tertahannya kita pada warna-warni dunia, sampai-sampai kita akhirnya mengukur segala sesuatu dengan ukuran dan timbangan yang juga berstandar dunia. Akhirnya kita lupa definisi bahagia sebenarnya, menyempitkan makna rezeki, menisbatkan pemberi rezeki pada mereka yang tak berhak menyandangnya.
Ujungnya, kita merona lebih bahagia ketika diberi uang daripada ketika bisa bangun subuh. Kita lebih sigap ketika bertemu pejabat daripada memenuhi masjid, kita berpakaian rapi menemui pemegang kebijakan, tapi lusuh ketika menghadiri shaf-shaf shalat jama'ah.
Yang lebih parah lagi, adalah ketika kita tertipu bahwa manusialah pembagi rezeki dan penentu nasib. Ketika manusia yang mungil dan lemah ini mengklaim diri sebagai penentu nasib manusia, selalunya ia berakhir dengan episode akhir yang duka.
Firaun bilang, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”, lalu ia hanyut cukup dengan sentilan air. Namrud bilang, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan”, kemudian ia mati hanya dengan sentuhan nyamuk.
Sepanjang perjalanan generasi sahabat membuka gerbang Romawi dan Persia, mereka tak pernah lancang berkata bahwa itu semua usaha manusiawinya. Selalunya, narasi indah justru tertuang megah, “Allah memenangkan kita di sini, Allah memenangkan kita di sana.”
Barangkali kalimat “yang gaji kamu siapa?” yang viral belakangan ini, hanyalah lidah yang terpeleset bukan pada tempatnya. Namun begitulah justru cara Sang Maharaya membeberkan isi hati yang barangkali adalah puncak terlihat dari sebuah gunung es kekusaman cara pemimpin kita memandang diri mereka.
Atau, mudah-mudahan, hanya karena mereka belum tahu bagaimana sejatinya logika Al Qur'an memandang nasib dan rezeki. Ini tugas kita, mari peduli dengan mencari pemegang kebijakan selanjutnya yang tahu frekuensi Qur'ani dalam bernarasi dan bekerja, atau, mereka yang siap mendengarkan arahan para Ulama.
Agar bangsa kita naik kelas dari pertanyaan, “yang gaji kamu siapa?” menjadi pernyataan “Allah memenangkan bangsa kita di sini, Allah memenangkan bangsa kita si sana.”
594 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Kamu sudah berusaha
Orang lain memang tak pernah tahu sekeras apa usahamu, seberapa sering kamu terjatuh, bahkan seterjal apa jalanmu. Mereka hanya melihat dari luar, tak pernah berusaha memahami posisimu. Ketika kamu diremehkan, dipandang sebelah mata, bahkan dicaci maki, sudah diam, jangan marah, jangan menangis, meski rasanya berat menahan bibir untuk tersenyum.
Dalam perjalanan hidup, dianggap rendah itu biasa. Itu hanya secuil bumbu kehidupan yang nantinya semakin banyak kau rasakan. Seberat apapun langkah yang kau hadapi hari ini, ambil sisi positifnya. Terkadang manusia harus menelan pahit, sama halnya kita membutuhkan obat ketika sakit.
Mereka yang tak pernah menghargai bagaimana arti perjuangan, nantinya akan merasakan apa yang kamu rasakan. Sebab, setiap orang tentu pernah berada pada titik jatuhnya masing-masing. Sekarang kamu berdirilah, dan terus berusaha meski berat. Buang rasa malas, genggam semangat juang dan optimismu.
Percayalah, dibalik kesulitan tentu banyak jalan kemudahan.
Sidoarjo, 15 Juni 2019 | Pena Imaji                                             
465 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Yang masih kamu pertahankan
Bagaimana rasanya dikecewakan oleh seseorang yang sudah begitu kamu percayai. 
Seseorang yang tidak pernah sedikitpun kamu curigai bahwa ia akan melukaimu. Seseorang yang kamu sangat yakin bahwa ia mampu menjaga perasaanmu.
Hingga kamu menaruh harap yang sangat besar kepadanya. Berharap suatu waktu harapanmu dapat menjadi kenyataan.
Bagaimana rasanya ketika kamu menyaksikan harapanmu runtuh seketika. Harapan yang sudah selama ini kamu bangun dan kamu rawat dengan penuh perasaan.
Bagaimana rasanya terbangun dari mimpi indah, sedang kenyataan memperlihatkan yang terburuk?
—ibnufir
485 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
“Tak usah saling menyalahkan. Kita sama-sama memiliki luka yang menyakitkan. Tak usah saling menghakimi. Kita sama-sama bersalah atas hati yang tersakiti. Tak usah saling memeluk egois. Kita sama-sama memelihara tangis. Tak usah saling meninggalkan. Kita sama-sama tahu, keperihan selalu bertenda pada titik itu. Kita hanya perlu saling mengingatkan rasa. Sebab. Kita sama-sama saling mencinta. Kita sama-sama gila atas luka yang telah diterima. Meninggalkan, bukanlah pilihan yang harus didamba angan. Introspeksi dirilah yang harus dijadikan langkah dalam berjalan.”
— Arief Aumar Purwanto Jumat, 4 Agustus 2017
732 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Jatuh Cintalah
Jatuh cintalah pada yang tahu bagaimana cara membuatmu tersenyum Bahkan ketika kau enggan melakukannya dan tak punya alasan melakukannya.
Jatuh cintalah pada yang tahu bagaimana caranya membunuh waktu dengan berbincang-bincang Kelak nanti hanya itu yang akan kalian berdua lakukan, ketika raga sudah renta dan rambut telah beruban semua.
Jatuh cintalah pada yang paham bagaimana caranya menghargai nilaimu. Yang setiap saat selalu merasa kau adalah sosok istimewa yang tak pantas dikecewakan. Bahkan saat kau merasa, kau tidak berharga bagi siapapun.
Jatuh cintalah pada yang mampu mencintai sisi gelapmu. Keburukan, kekurangan, kekonyolan, dan keanehan. Dan selalu merasa beruntung karena telah dipertemukan dengan seorang seperti kau.
Jatuh cintalah pada sosok yang mampu membuatmu jatuh cinta berkali-kali. Meski hidup penuh dengan keadaan naik dan turun, bahagia dan duka. Kalian harus paham bahwa cinta adalah perjuangan berdua.
Jatuh cintalah pada cinta yang (mau berproses menjadi) baik. Yang denganmu ia merasa mampu berproses bersama dan tidak hanya merasa harus saling melengkapi. Karena masing-masing harus utuh secara pribadi.
-
© Tia Setiawati | Garut, 26 Juni 2017
1K notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Setia itu mudah
Setia itu tidak se-sulit selingkuh.
Kau tak perlu repot membagi waktu untuk selingkuhanmu dan pasanganmu
kau tak perlu sulit mencari alasan apalagi saat sedang selinkuh
kau tak perlu gelisah saat selingkuh
kau tak perlu takut saat terjadi pertengkaran lantaran perihal selingkuh
kau tak perlu susah-susah membalas pesan-pesan selingkuhanmu dan pasanganmu
Setialah karena setia itu mudah
11 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Saat Hidup Bersamanya
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu harus mengapresiasi kelebihannya sekaligus menerima setiap kekurangannya. Tetapi, tak cukup sampai di sana. Kamu dan dirinya harus berkomitmen untuk terus bertumbuh, agar hidup tak jua menyentuh titik jenuh.
Genggam tangannya, berjalanlah bersama dan nikmati aneka petualangan baru yang menanti. Tataplah masa depan dengan mata yang menyala dan tetaplah berbaik sangka atas setiap kepastian-Nya.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu harus ingat bahwa menyampaikan kebaikan di waktu yang tidak tepat itu tidak baik. Ada waktu ketika yang dibutuhkan teman hidupmu hanyalah telinga untuk mendengar dan bahu untuk bersandar. Ada waktu ketika yang dibutuhkan teman hidupmu hanyalah ruang untuk merenung dan menangis sendiri.
Hidup ini penuh dengan ketidaksempurnaan, sebab itu butuh banyak pemakluman.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu bukan cuma harus memahami kata-katanya saat bicara. Kamu juga perlu mengerti arti diamnya. Kadang, ada pesan-pesan penting yang disampaikan justru dengan diam.
Tak selamanya luka berdarah, tak selamanya tangis berair mata. Bersikaplah lebih peka.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, setiap masalah yang hadir adalah sarana untuk saling menguatkan. Setiap takdir yang mampir adalah kesempatan untuk mencipta kenangan yang berkesan. Kelak setelah menua, momen-momen itu ‘kan jadi alasan untuk terus bersama. Atau semacam pengingat, betapa hidupmu akan berbeda jika dilalui tanpanya.
Hidup bersama dengan seseorang sepatutnya saling meringankan, bukan saling memberi beban. Hidup bersama dengan seseorang sepatutnya menambah motivasi untuk berjuang, bukan membuatmu jadi bermalas-malasan dan doyan rebahan.
Hidup bersama dengan seseorang akan menuntutmu untuk terus menerus memberi. Namun, jika ada cinta di dalamnya, setiap kerja keras adalah pengorbanan yang membahagiakan. Dan setiap luka yang tercipta selalu bisa ditertawakan.
~
Saat Hidup Bersama dalam buku yang terjadi terjadilah
533 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Puncak dari Harapan adalah Ikhlas
Usia seakan terus mengejar kita, padahal kematian pun juga sama. Sebenarnya bukan masalah kita menggenap di angka berapa, selama langkah kita tetap berupaya di jalan-Nya.
Setiap laki-laki tentu ingin ditunggu; setiap perempuan tentu ingin diperjuangkan. Keduanya sama-sama berupaya, berjalan hingga berlari, tetap berada pada koridornya.
Namun, akankah keduanya bertemu di satu titik? Atau pergi dengan jalan takdirnya masing-masing?
Bagaimana jika yang ditunggu tengah memperjuangkan orang lain? Sebaliknya, bagaimana jika yang diperjuangkan sedang menunggu orang lain?
Apakah setiap rasa yang sama akan sampai pada titik temu? Bagaimana jika ternyata tidak bisa menyatu?
Pikiran kita terjebak, terbayang-bayang kegagalan masa lalu dan ketidakpastian tentang masa depan. Juga, urusan-urusan kita yang rasanya tak kunjung usai. Kita seringkali mengandalkan matematika kita sampai lelah sendiri.
Ya, banyak hal yang menjadi tanda tanya hari ini. Namun, kita tak punya kuasa untuk membuka tabir rahasia sebelum waktunya. Tugas setiap hamba ialah berikhtiar, melangitkan doa sebaik-baiknya.
Jikalau yang menjadi takdir bukanlah keinginan kita, sudah semestinya kita berlapang dada. Bukankah tak ada yang benar-benar kita miliki di dunia?
Jikalau takdir benar seirama dengan keinginan kita, bersyukurlah dan tak perlu jemawa. Bukankah ujian bisa datang dari hal-hal yang kita suka?
Nyatanya, sabar bukan sekadar bertahan pada pilihan, tapi juga yakin atas setiap ketetapan. Toh pada akhirnya, puncak dari sebuah harapan adalah keikhlasan.
Lagi-lagi baliknya ke Allah, kan?
Pena Imaji
224 notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
#tentangpernikahan: Bila Saja
Seandainya kita mengalami ini, ingatlah di suatu hari.
Bila suatu saat kamu merasa lebih baik dari pasanganmu dan mampu memberinya lebih, maka jangan hinakan ia. Jangan buat ia merasa bersalah karena tak dapat memberikan seperti apa yang kamu harapkan. Jangan buat ia merasa rendah akan apa yang telah ia usahakan.
Ingatlah bahwa di suatu hari, ia telah mengusahakan supaya kita bisa tertidur nyenyak dan lelap, tanpa terkena terik panas dan hujan, tanpa adanya gigitan nyamuk dan ancaman lainnya. Ingatlah, ia pernah berusaha melindungimu dan memberimu sandaran.
Bila suatu saat kamu menemukannya melakukan kesalahan, tak perlu mengungkitnya berkali-kali dan terus menerus menyalahkannya. Apalagi sampai diri kita mengangungkan diri bahwa kitalah yang selalu benar.
Ingatlah bahwa kita pun pernah salah. Dan ketika kita salah, betapa besar hatinya, yang bahkan tak pernah sekalipun memarahi kita, apalagi membentak dan berteriak. Karena kita hanyalah manusia yang tak dapat luput dari kekurangan.
Bila suatu saat terdapat perdebatan kecil dengan pasanganmu, maka tak perlu membuatnya menjadi besar. Dan jangan pernah memutuskan sesuatu dalam keadaan emosi. La taghdob, wa lakal jannah. Jangan marah, maka bagimu surga.
Ingatlah bahwa kebenaran adalah milik Allah. Tak ada siapapun yang paling benar. Maka kembalikanlah segala permasalahan kepada Sang Penguasa Alam Semesta. Tak perlu saling bersitegang memperebutkan siapa yang benar dan menang. Karena hal tersebut hanyalah akan menyebabkan sakit hati.
Bila suatu saat pasanganmu sedang ditimpa musibah dan sesungguhnya kamu kecewa, maka bersabarlah dan jangan menjauhinya. Tak perlu menghakiminya dan membuatnya bersedih hati. Ada kalanya hidup ini berjalan tak semulus seperti apa yang kita bayangkan. Beberapa kerikil tajam itu biasa dalam kehidupan pernikahan.
Ingatlah bahwa yang mampu mempertahankan rumah tangga adalah kita sendiri, bukan orang lain. Berkacalah, barangkali musibah itu bisa saja sebabnya karena kita. Kita, sebagai pasangan, yang tak pernah mendo’akannya, yang seringkali tak patuh atas perintahnya, dan juga acuh atas rambu-rambu-Nya.
Jangan pernah lupa, bahwa rumah tangga itu seperti isi rumah yang harus dilindungi. Baik ataupun buruk, sebaiknya tak keluar dari pintu secara sembarangan. Dilengkapi korden dan filter agar tak semua orang dapat ‘melihatnya’. Disapu dan dibersihkan, agar terhindar dari berbagai macam fitnah serta keburukan yang asalnya dari luar. Diisi dan dihiasi dengan berbagai kata indah, supaya Allah tak enggan menjaganya dan malaikat tak malas mendo’akannya.
Malang, 8 Juli 2020 | @shafiranoorlatifah Sungguh, bila Allah telah menjadi yang kesekian, maka tak heran betapa mudahnya sebuah rumah tangga dapat dirubuhkan.
1K notes · View notes
alilebaey · 4 years ago
Text
Menunggu pun, Ada Waktunya.
“Sekeras-kerasnya niat orang; ada waktunya dia capek menunggu jawaban.” - kutipan dialog si Nathan dalam film Dear Nathan.
Membuat saya semakin sadar, bahwa akan ada saatnya seseorang berhenti berharap dan pergi meninggalkan; meski pada awalnya ia mencintai dengan sebegitunya tetapi menjadi rapuh seiring berjalannya waktu.
Boleh jatuh cinta; boleh berkorban; tetapi semua memiliki batasan waktu, bukan itu tandanya tidak tulus; tapi boleh jadi itu jawaban dari Sang Pencipta bahwa dia bukan untukmu dan kamu bukan untuknya.
Hati boleh tenggelam tetapi jangan pada logika.
84 notes · View notes