Tumgik
alfakim · 3 years
Text
Mereka yang melihat hanya tahu tentangmu dipermukaan. Tidak pernah menanyakan mengapa kamu begini begitu. Tidak pernah menanyakan alasan kamu tidak ingin begini begitu. Yang mereka tahu, kamu bisa tertawa bersamanya. Dan mereka pikir candanya tentangmu itu menghiburmu. Padahal nyatanya tidak.
4 notes · View notes
alfakim · 3 years
Text
Ingin rasanya menangis sepanjang waktu.
0 notes
alfakim · 3 years
Text
Dewasa sebelum waktunya itu melelahkan
0 notes
alfakim · 4 years
Text
Mas, iman-ku masih payah tolong nanti bantu papah aku
Mas, ilmu-ku masih sedikit tolong nanti bantu didik aku
Mas, agama-ku masih lemah tolong nanti kuat-kan aku
Mas, aku inginkan surga tetapi aku ragu bahwa surga akan terbuka untukku.
Sebab iman, ilmu dan agama-ku masih belum sempurna. Aku ragu pintu surga akan terbuka untukku.
Maka, bantu aku untuk mencapai nya.
Mas, terima kasih sudah mau menjadi terang dalam gelapku.
Mas, ku titipkan namamu kepada Tuhan. Biar Tuhan yang menentukan.
Aku berserah.
1 note · View note
alfakim · 4 years
Text
Kepadamu, Lelaki Yang Entah Siapa.
Jika nanti kau baca tulisan ini, pahamilah.
Bahwa kelak mungkin aku akan menjadi sedikit posesif. Untuk kita yang tidak perlu mengumbar apa pun di sosial media kita masing-masing. Baik foto bahagia atas pernikahan kita atau sebingkai foto keluarga. Baik itu foto pribadi kita atau foto berdua.
Kupikir untuk hal yang begitu rahasia, baiknya cukuplah kita dan orang-orang sekitar saja yang menjadi saksinya. Tidak perlu lagi para tamu dunia maya turut menjadi penonton atas bahagia yang kita tampilkan dari balik layar kaca.
Tidak peduli jumlah followers kita sebanyak apa.
Rumah tangga adalah rahasia yang harus kita jaga dari banyak pasang mata. Rumah tangga bukanlah pertunjukan sirkus yang layak dijadikan bahan tontonan demi memuaskan ribuan mata. Rumah tangga adalah kehidupan paling rahasia yang harus dijaga bahkan kepada ibu-bapak kita.
Rumah tangga adalah ibadah kita kepada-Nya. Sesuatu yang harus dilakukan sembunyi-sembunyi agar tidak mengundang hasad dan dengki. Sesuatu yang harus dibangunkan padanya tembok paling tinggi agar jerat-jerat 'ain tidak menodai.
Kelak untuk urusan dunia maya, aku mungkin akan mati-matian mengingatkanmu tentang kita yang tidak perlu dipublish walau hanya sesekali. Atau mungkin tentang betapa bahagianya memiliki buah hati.
Silakan berdakwah di sana, silakan untukmu menebar risalah Rasulullah, menulis atau mungkin men-share kebaikan-kebaikan yang bisa mendatangkan hidayah pada hati siapa saja.
Namun tolong, jangan jadikan rumah tangga kita sebagai alasan untukmu berdakwah. Jangan jadikan romantisme keluarga kita sebagai alasan untukmu menampilkan apa saja yang tidak layak ditampilkan.
Karena benar, 'ain itu ada.
Dan aku tidak ingin jika dengki yang tertanam di hati para penonton kita, justru mendatangkan celaka bagi keluarga kecil kita.
Maka jika kau ingin segalanya benar-benar berjalan sesuai apa yang sudah kita ikrarkan bersama, mulailah dari sekarang. Tahan jemarimu untuk menampilkan apa pun yang tidak perlu. Tahan keinginan hatimu untuk dilihat dan disaksikan banyak orang.
Karena tampil atau tidak, semuanya tidak begitu penting, kan?
Kita pun tidak akan meraih nilai sempurna pada meja penonton akibat pertunjukan yang kita tampilkan itu, kan?
Jadi tolong, rahasiakan dirimu dari fitnah. Seperti engkau yang senantiasa berpesan pada banyak laman sosial media agar para wanita merahasiakan dirinya dari mata pria.
Karena perihal ini memang terdengar sederhana, namun dampaknya begitu luar biasa.
Sebab 'ain bisa menimpa siapa saja, termasuk benda mati yang tak bernyawa. Apalagi kita yang statusnya hanya seorang hamba.
Rahasiakan dirimu.
Bukankah hal-hal baik adalah kebiasaan yang dibentuk sejak dini?
Maka tentang kebiasaan pamer diri adalah sesuatu yang bisa diubah, juga dicegah.
Aku menyayangimu dan kupastikan aku akan menjadi wanita yang paling pencemburu saat hidup bersamamu nanti.
Karena tentang bahagia, ia adalah apa yang menjadi milik kita semata. Bukan sesuatu yang perlu disaksikan jutaan mata.
Karena tentang bahagia, ia adalah apa yang kita rasakan bersama. Bukan sesuatu yang berdasar dari penilaian manusia.
Apalagi jika semua hanya berkisar dalam bingkai sosial media.
10:47 p.m || 20 Oktober 2020
342 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
815 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
Jangan hanya fokus pada kelebihan yang ada pada dirinya saja, tetapi kamu juga harus siap dengan segala kekurangannya.
0 notes
alfakim · 4 years
Text
Sebaik apapun persiapanmu untuk sebuah kehilangan, tetap saja melepaskan selalu menjadi bagian tersulitnya.
94 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
Tuhan
Aku tidak ingin jatuh pada lubang yang sama
Aku tidak ingin merasakan sakit kembali
Tuhan
Jika Ia adalah sosok yang kau pilih untuk menyempurnakan separuh agamaku, tolong jaga kami
Tolong jaga hati kami
Tolong kuatkan kami
Tolong yakinkan bahwa kami memang pilihan terbaik untuk masing-masing
Tuhan
Aku memang jauh dari kata sempurna
Bahkan mungkin dari kata baik pun aku masih jauh
Dengan hadirnya, aku selalu merasa aku bukan orang yang tepat untuknya
Aku terlalu kurang untuk menyempurnakan agamanya
Tapi Tuhan
Aku tak mampu berbohong bahwa bersamanya lah itu menjadi salah satu pintaku
Tuhan
Ku serahkan pada-Mu
Apabila memang Ia yang terbaik, maka jagalah Ia
Dan bantulah aku untuk menjadi sosok yang terbaik bagi dirinya
0 notes
alfakim · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selalu merasa tertampar jika membaca kisah para Nabi dan para Salaful Ummah (Para Muslimin terbaik generasi awal).
Bagaimana tidak?
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia pilihan kekasih Allah, yang Allah Ta'ala jamin surga untuknya. Namun tidak pernah memohon agar Allah menyegerakan kenikmatan baginya didunia.
Nabi Sulaiman 'alaihissalam meminta kerajaan seluas bumi pun bukan berarti apa-apa bagi Allah. Beliau pernah diberi pilihan antara ilmu, harta, dan tahta. Beliau memilih ilmu (termasuk hidayah didalamnya), dan karenanya akhirnya harta dan tahtapun beliau miliki.
Seorang Tabi'in yang banyak berinteraksi dengan sahabat pernah ditanya, apakah surah dalam Qur'an yang paling sering membuat para sahabat menangis? Lalu dijawab: "Surah Hud". Kemudian ditanyakan lagi ayat berapakah dari surah tersebut yang membuat para sahabat menangis? Jawabannya: "Ayat 15-16"
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:⁣
"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan."⁣
"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan."⁣ (QS. Hud :15-16)⁣
Inilah alasan kenapa Abdurahman bin Auf sering menangis ketika mendapatkan kenikmatan duniawi. Sahabat yang mulia ini khawatir bila kenikmatan di dunia saat ini merupakan nikmat akhirat yang disegerakan. Beliau khawatir di akhirat kelak tidak mendapatkan nikmat-nikmat itu.
Ukurlah diri kita dengan manusia-manusia yang telah Allah jamin surga itu. Seberapa bagusnya amalan mereka dibanding kita, apakah tujuan mereka dunia?
Jika kita kaum muslimin memperbanyak shalat dhuha, memperbanyak shalawat, tahajjud dan sedekah agar mendapatkan rezeki semata, tidakkah kita melihat bagaimana orang-orang kafir yang sama sekali tidak pernah melakukan amalan tersebut, bahkan melakukan perbuatan dzalim yang teramat besar karena mempersekutukan Allah, bukankah mereka tetap sukses dan Allah berikan rezeki? Karena kenikmatan didunia ini tidak ada harganya di mata Allah. Bahkan Allah umpamakan bahwa dunia dan seisinya tidak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk. Dan tempat mereka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Naudzubillahi min dzalik.
Maka luruskan niat.
Niatkan Dhuha sebagai sedekah untuk 360 ruas sendi kita.⁣
Niatkan Tahajjud dan shalat sunnah rawatib sebagai ibadah tambahan menutupi apa yang kurang atas shalat fardhu kita.
Niatkan shalawat kita kepada nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam agar dosa kita dihapuskan sebanyak kita bershalawat. Sebagaimana hadits agung mengenainya, merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah Ta’ala, yaitu agar kita mendapatkan syafa'at dari Allah di akhirat nanti.
Dengan niat ikhlas karenaNya, Insya Allah balasan untuk akhirat kita tetap ada dan dipermudah segala urusan kita didunia.
400 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
#tentangpernikahan : Sebuah Makna Bersama
Bersama setelah menikah, tak hanya berarti hanya tidur bersama. Menonton youtube bersama. Makan sepiring bersama. Pokoknya yang bahagia-bahagia bersama.
Bersama setelah menikah bagiku adalah menerima segala bentuk rezeki dan ujian yang diterima salah satu pasangan bersama.
Akad yang telah tergelar, menandakan sebuah tanggung jawab agung yang harus diemban oleh masing-masing bersama, terutama suami yang bertanggung jawab atas istrinya setelah menikah, tak hanya menafkahi fisik, namun juga kebutuhan jiwanya.
Baik dan buruknya, adalah juga bersama menjadi bagian kita. Tak bisa hanya ingin menerima baiknya, tanpa menyadari bahwa setiap orang itu mempunyai kekurangan dan kelemahan. Bersama saling belajar dan memperbaiki apa yang harus dirubah.
Sakit dan sehatnya, adalah juga amanah kita bersama. Bagaimana kita bisa menjaganya untuk selalu sehat, dan juga bagaimana kita harus sanggup merawatnya saat ia sakit, bagaimanapun kondisinya. Bersama menanggung setiap ujian yang menimpa pasangan, terlebih bila harus sampai dirawat di rumah sakit. Kecilnya perhatian dari pasangan itu bisa menjadi sebuah penyemangat besar untuk bisa pulih.
Bersama dan sendirinya, sangat membutuhkan kepekaan kita. Tak serta merta saat meninggalkannya sendirian di rumah dan ia tak pernah protes, berarti bahwa ia mau selalu menerima untuk ditinggal sendiri. Bukankah ia juga butuh rasa aman dan perhatian? Siapa yang tak senang jika hari-harinya diisi dengan kehadiran pasangan? Dan juga, sekalipun bersama di rumah, bukan hanya dengan asyik sendiri dan saling diam.
Bersama, bagiku, tak hanya berarti 'berdua'. Namun lebih dari sekedar itu.
Bersama melewati setiap suka dan duka, mencari pelipur bersama atas setiap luka.
Bersama mengemban amanah dari Yang Kuasa, saling menyemangati bila lelah melanda.
Bersama bertumbuh dengan kasih sayang, merawat cinta yang mulai pudar terkadang.
Bersama denganmu tak pernah mudah, namun aku tak ingin kita begitu saja menyerah.
Malang, 21 Oktober 2020.
@shafiranoorlatifah
@hellofira, menuju 2 tahun bersama.
187 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
Dulu aku benci solo. Sekarang aku jatuh cinta dengannya. Memang benci jadi cinta benar adanya.
0 notes
alfakim · 4 years
Text
คุณคือแรงบันดาลใจของฉัน
คุณคือไฟที่เผาไหม้ในใจของฉัน
แม้กระทั่งเมื่อฉันล้มหรือหลงทาง และ ผิดหวัง
ฉันรู้ว่าฉันมีคุณอยู่ใกล้ฉัน
0 notes
alfakim · 4 years
Text
Tumblr media
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Bagaimana? Belum terlambat kan?
Hari Pendidikan Nasional bukan hanya sebuah momentum atau pun peringatan saja. Ini mengingatkan-ku pada arti perjuangan. Iya, perjuangan yang paling sederhana,menuntut ilmu. Thalibul’ilm.
Pada kesempatan kali ini, izinkan aku untuk sedikit mengulas buku yang pernah dan sedang aku baca. Aku awali dengan buku karya pemuda Indonesia yang memiliki ghirah perjuangan yang sungguh luar biasa, yang terus mengajak pemuda Indonesia bukan saja menjadi kaum rebahan, tetapi mampu membawa perubahan.
Ya, buku Kaum Rebahan Bawa Perubahan karya Kak Fathur ini cukup banyak di request oleh teman-temanku, supaya aku segera menamatkan dan me-review isi nya.
Baik, aku mulai.
Ketika membaca buku ini, serasa sedang diajak diskusi perihal bagaimana kita sebagai kaum rebahan harus mengubah pola pikir kita untuk terus mampu membawa perubahan dengan potensi yang kita punya. Lebih dalam lagi, menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Mengajak berdiskusi tentang pentingnya sebuah visi untuk kehidupan kita, bukan hanya kehidupan dunia tetapi juga akhirat. Dengan bahasa yang ringan, seakan Kak Fathur terus mengingatkan pada kita bahwasanya ada sesuatu yang lebih penting dari sekedar menjadi baik, yaitu menjadi sebaik-baik manusia. Khairunnas anfauhum linnas, berkali-kali kalimat ini ditulis supaya kita ingat bahwa kita memiliki potensi untuk terus bermanfaat. Terus isi hari-hari kita dengan kebermanfaatan,niatkan karena Allah SWT, jangan sampai waktu kita kosong, jangan dahulukan istirahat jika belum lelah.
Buku ini mengingatkan-ku pada salah satu buku milik Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Ia mengatakan bahwa, “Sesungguhnya kondisi yan paling kritis bagi pemikiran sesorang ialah manakala yang bersangkutan kosong dari kegiatan yang menyibukkannya, sehingga keadaannya sama seperti mobil yang digelandang menuju jalan menurun tanpa pengemudi. Jadilah dirinya oleh ke arah kanan dan ke arah kiri”.
Dalam menulis buku ini, sepertinya penulis benar-benar menggunakan hati sehingga pesan benar-benar sampai pada pembaca. Benar-benar mengingatkan bahwa benar adanya yang dikatakan Buya Hamka, “pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas,”
Terima kasih aku ucapkan kepada penulis yang terus semangat mengajak dan mengingatkan kami, para pemuda untuk terus bermanfaat, menjadi seorang a full thalabul 'ilm, dan menjadi sebaik-baik manusia.
2 notes · View notes
alfakim · 4 years
Text
Ganti Lelah jadi Lillah yuk!
Terus jadi sebaik-baik manusia ya, yaitu yang bermanfaat bagi orang lain.
Khairunnas anfauhum linnas✨
0 notes
alfakim · 4 years
Text
Sudah masuk Ramadhan ke empat.
Sayang, kita masih belum bisa bertatap.
Tapi tak apa, mungkin karena keadaan yang tidak tepat.
Setidaknya, rindu dapat terobati dengan bercakap
0 notes
alfakim · 4 years
Photo
Tumblr media
16 notes · View notes