Tumgik
alfabetaku · 4 years
Text
Jika tak ada seorangpun yang bisa kamu percaya, larilah ke Allah. Bukankah Dia Yang Maha Mendengar dan Maha Bijaksana?
0 notes
alfabetaku · 4 years
Text
Rasa kosong itu datang lagi. Entah apa yang mau dilakukan. Entah siapa yang mau ditemui. Entah kemana akan pergi.
Bertemu orang hanya untuk pekerjaan. Selebihnya, meringkuk di kasur, berguling ke kiri dan ke kanan tanpa tujuan.
Sebenarnya raga ini tidak penat, tapi entah mengapa berdiri, duduk keluar kamar terasa begitu berat. Bahkan untuk menjawab pertanyaan basa basi pun mulut memilih untuk menutup rapat.
Menjauhkan diri dari kebisingan yang membuat tidak nyaman. Menjauhkan diri dari membuang energi dengan percuma dengan lingkungan yang tidak sejalan.
Semoga segera berlalu. Semoga terisi kembali. Semoga seimbang kembali. Semoga tetap merasa dipenuhi oleh kebahagiaan. Semoga diri yang hilang bisa utuh kembali.
0 notes
alfabetaku · 4 years
Text
Tidurlah, bahkan insecure dan ketakutan saja menguras energi.
0 notes
alfabetaku · 4 years
Text
Hari ini bertemu dengan psikolog untuk pertama kalinya. Saat sharing session orang lain, aku masih bisa mengangguk-anggukan kepala, masih bisa mendengarkan dengan seksama.
Saat giliranku bercerita, entah kenapa aku merasa sangat emosional. Aku menangis. Menangis di depan orang yang baru kutemui pertama kalinya. Suaraku terdengar tenang pada awalnya. Namun saat memasuki cerita soal ibu, suaraku bergetar. Ujung mataku basah. Aku tak tau mengapa, tapi hatiku rasanya bergemuruh, suaraku putus satu-satu disusul isak tangisku. Aku tak menangis merana, aku terisak, mencoba menyusun memori mengapa aku bisa menangis seperti ini.
Aku menahan marah. Aku memendam kesedihan. Aku merasakan kehilangan. Aku mencari-cari kepada siapa aku harus bersandar
Seluruh yg kurasakan jatuh satu persatu dengan kata yg kuungkapkan. Sesekali aku menarik nafas dengan susah. Sesekali aku memenangkan hatiku agar tak terlalu berlebihan. Sesekali aku mengusap kedua mataku yg merah dan basah.
Mereka bilang, aku harus memaafkan. Memaafkan semua hal yg membuatku gusar. Memaafkan semua orang yg membuatku marah.
Mereka bilang, aku harus mengikhlaskan. Mengikhlaskan semua yg sudah pergi dan hilang. Mengikhlaskan bahwa orang itu berbeda-beda, tak perlu memaksaan untuk jadi baik. Mengikhlaskan semua yg kejadian yg sudah terjadi.
Berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan orang lain. Dan berdamai dengan keadaan.
0 notes
alfabetaku · 4 years
Text
Setahun tanpamu
Masih bisa kuingat betul bagaimana nafasmu kembang kempis memburu satu-satu. Nafas yang terlihat pilu.
Masih bisa kuingat tatapan mata tak sanggup memandang namun juga tak ingin memejam. Yang disudutnya ada sebutir air mata yang berlinang.
Masih bisa kuingat kulit tubuhmu, yang semula terasa hangat. Kemudian menjadi dingin dan memucat.
Setahun tanpamu
Ada perasaan kosong yang begitu besar namun penuh dengan ribuan kenangan yang mengakar.
Ada rindu yang tak terobati yang makin melukai hati hari demi hari.
Ada penyesalan yang terpendam dan sedih yang tak kunjung padam.
Setahun tanpamu
Aku berlalu tanpa tahu untuk apa aku melakukan ini itu
Aku tak tahu untuk apa aku masih berdiri hingga detik ini
Aku tak paham mengapa aku harus bekerja keras, sedangkan orang yang menjadi alasan ku untuk tetap bangkit sudah tiada
Aku kehilangan.
Setaun berlalu setelah kepergian ibuku. 29 Sept 2020.
AHR
1 note · View note
alfabetaku · 5 years
Text
Baby, pahamilah dunia ini tak selamanya terlihat baik-baik saja. Tak perlu khawatir jika yg kau inginkan tak sesuai harapan. Tak perlu risau jika tiba-tiba muncul perasaan galau. Tak perlu takut jika yang terlihat olehmu tak selalu sempurna. Yang kamu perlukan hanyalah membiasakan diri, mengikhlaskan apa yang akan terjadi dan meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Quote
Tak apa memiliki fisik yang tampak lemah. Tak apa orang lain menganggapmu sepele dan kecil. Tapi ketahuilah, dirimu memiliki tekad yang kuat dan hati yang lapang. Dengan dua hal itu dirimu akan bisa memukul mundur orang-orang "yang merasa besar" yang hanya bisa mengerdilkanmu.
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Quote
Aku berjanji pada diriku sendiri, sejak dirimu hadir akan kugenggam selalu jari-jari kecil mu ini, selama apapun yang kau mau. Sampai akhirnya tibalah saat dimana kau akan memilih jari-jari lain yang akan kau genggam. Bukan jari milik ibu kalian ini, tapi milik seseorang yang akan mengisi hari-hari kalian setelah pernikahan.
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
Ada beberapa orang yang bertanya hanya untuk memastikan dirinya sendiri tetaplah menjadi yg paling unggul, tak tertandingi. Bukan karena simpati, tapi hanya karena iri. Hehe
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
Tak menangis bukan berarti tak sedih. Aku tak suka mengumbar kesedihanku. Aku tak ingin, tiap mata yg tak suka padaku bertepuk tangan atas kesedihan-kesedihanku, merasa menang atas prasangka-prasangka mereka.
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
Untuk sepanjang tahun 2019 yang begitu hebat. Terima kasih sudah meninggalkan lubang luka yg dalam ini sehingga aku paham apa seperti apa kehilangan yang terbesar di hidup. Terima kasih sudah mengajarkan ilmu ikhlas dengan cara melepas yang seharusnya tak mungkin lagi bertahan lama. Terima kasih sudah membuat diri ini semakin kuat dengan rentetan kejadian yang bertubi-tubi datang tanpa ampun, kinipun jika ada sakit yg kurasakan seolah hanya sekedar tusukan kecil. Terima kasih sudah membuatku agar selalu bangkit saat terjatuh berkali-kali, karena aku paham dalam hidup hanya ada dua pilihan, segera bangkit atau mati terinjak. Terima kasih untuk tiap tetes tangisan yang pernah jatuh yg menguras tiap sudut kelopak mata, yang membuatnya makin pedih. Jika memang tahun ini adalah titik rendah hidupku, aku tak merasa menyesal pernah melewatimu.
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
Jika tak ada seorangpun yang bisa menjadi alasan untuk membuatmu tetap bangkit dari keterpurukan, kasihanilah dirimu sendiri. Diri sendiri yang susah payah melewati semuanya dan mencoba bertahan semampunya. Jika merasa lemah, mengapa tak sedari zygot dirimu mundur?
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
Dari pilu membiru aku paham, belakangan ini aku kehilangan seseorang yang biasanya menjadi tempat bercerita. Baik itu cerita sedih atau bahagia. Aku baru tersadar, kini jika aku merasakan euforia bahagia itu hanya berlangsung sepersekian detik, tak lama, lalu kemudian yang ada hanyalah hampa. Terkadang aku bingung, apakah aku benar-benar bahagia atau hanya berpura-pura bahagia dan tak terjadi apa-apa. Apakah tawa yang kulepas adalah ungkapan rasa bahagiaku. Atau itu kamuflase penutup sedihku. Aku kehilangan sebagian kebahagiaanku. Kebahagiaanku untuk menyenangkan ibu. Tak ada yg bisa kulakukan lagi untuknya, kecuali hanya mengirimkan untaian doa. Hanya itu.
Jika biasanya ibulah orang pertama yg paham raut mukaku. Kini tak kan ada yg mampu menerjemahkan raut mukaku yg mudah berubah dari senang ke kecewa atau dari sedih ke marah. Tak ada lagi yg bertanya sebab bola mataku menjadi sayu atau kenapa keningku berkerut. Tak kan ada yg peduli. Dan kalau bisa, aku tak mau jika orang lain tau. Biarlah ku pikul sendiri, selama bahuku masih kuat memikulnya. Karena aku paham, orang lain hanya butuh bahan, bukan menjadi pendengar.
Selama 29 tahun terlahir, kuakui ibuku adalah seorang yang kuat. 7 tahun di sisa hidupnya, yang mana aku bahkan tak tau kalaulah itu sisa waktuku bersamanya, aku sadar wanita ini memiliki jalan hidup yang cukup sulit. Wanita ini ditakdirkan memiliki hati yg lembut, tapi fisik yang sangat amat kuat, bukan seorang wanita manja yg mudah putus asa. Kini, meskipun raganya tak hadir, sisa kebaikan-kebaikan darinya tetap ada di dalam setiap jiwa yg mengenalnya. Mungkin seperti inilah cara Allah menguatkan diriku. Agar tak menjadi seorang yg manja, agar menjadi seorang yg kuat seperti ibuku, seperti keinginanku. Mungkin inilah cara Allah meluaskan kesabaranku, melembutkan hatiku. Kini, aku harus bertengkar dengan egoku sendiri saat berada diantara kebimbangan. Aku harus menjejakkan kakiku sendiri kembali ketika jatuh.
Tak ada seorang pun yang mau, dilatih Allah dengan cara seperti ini. Tapi bagiNya inilah yang terbaik untukku, ibuku dan keluargaku.
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
youtube
Bu, terima kasih telah melahirkan aku. Aku yang kini berjalan sendiri merespon bentuk bahagia. Aku yg kini fasih memikul rasa sedih dan kecewa. Aku yg terus menyamankan diri dari cara takdir membagikan ilmu ikhlasnya.
Masih banyak yg belum sempat, ku sampaikan kepadamu. Masih banyak yg belum sempat, ku katakan kepadamu.
Tapi sekuat hati, akan kupenuhi semua janjiku kepadamu yg sempat tertunda. Akan kutirukan setiap kebiasaan-kebiasaan kecil yg baik darimu. Bu, dirimu seorang yg baik, terbaik. Mungkin aku tak bisa menyamaimu, tapi ku akan menjaga diriku sebaik mungkin sesuai pesan terakhirmu.
0 notes
alfabetaku · 5 years
Quote
Sibuk meyankinkan orang lain agar selalu baik-baik saja, padahal dianya sendiri sedang tak baik-baik saja. Lalai atas kewarasan diri sendiri.
AHR
0 notes
alfabetaku · 5 years
Text
H+7 Sejak 29 September 2019
Jika ditanya apakah sudah ikhlas? Tentu. Bahkan saya sudah menetapkan hati saya jika sesuatu yg paling buruk terjadi. Bahkan terlalu sering mendengar berita buruk yang bertubi-tubi, membuat hati ini menjadi lebih siap. Menangis sewajarnya, tak ada ratapan berkepanjangan. Justru yg ada kepala terisi rencana-rencana panjang yg harus segera disiapkan kedepan.
Dan benar. Tepat 29 September 2019, salah satu jalan menuju surga sudah benar2 tertutup untuk saya. Tak tanggung2, tak ada tawar menawar, tak ada perpanjangan waktu atau kesempatan lagi. Sedih, iya. Tp saya juga sedikit lega, beliau sudah tidak menderita lagi. Beliau tak merasakan sakit lagi. Beliau sekarang hanya bisa menunggu doa dari anak2nya yg sholeh/ha insyaallah dan seluruh amal yang beliau perbuat di sisa hidupnya. Saya benar-benar ikhlas. Saya merasa memiliki sebuah kebahagiaan kecil sebab saya sempat merasakan merawat beliau di sisa hidupnya, semampu saya. Saya pernah berjuang untuknya dan mendapatkan untaian doa-doa yang keluar dari bibirnya. Setahun kurang sebulan saya bergulat dengan hari-hari panjang yang penuh dengan harapan, doa, cobaan, semangat. Selama itu saya menata hati dan pikiran saya. Mencoba terlihat kuat menghadapi kenyataan yang lemah. Tak sedikitpun ada rasa lelah, jenuh, ataupun bosan. Sungguh, saya bersumpah, tak ada sedikitpun rasa itu. Saya selalu memiliki pengharapan yang besar akan terjadinya mukjizat pada beliau. Saya yakin beliau kuat dan bersemangat. Pun dengan saya. Saya pun merasa sangat yakin, setiap penyakit ada obatnya kecuali kematian. Saya senang melihat setiap sedikit perkembangan baik pada beliau. Bahkan dalam situasi penurunan keadaan pun, saya masih optimis, beliau sanggup melewati ini.
Tapi sekuat-kuatnya keinginan manusia, takdir tetap di tangan Allah. Allah tak ingin melihat beliau sakit lagi. Allah menyayangi beliau dengan menyudahi semua rasa sakit beliau dengan tarikan yang benar-benar tenang dan lembut. Bahkan dalam tidur abadinya, beliau nampak hanya seperti tidur siang barang sejam.
Bu, tak ada orang sekuat dirimu, tak ada orang setulus dirimu. Terlahir dari rahimmu adalah sebuah hadiah istimewa bagiku.
Bu, aku ikhlas. Berbahagialah di sana. Tunggu kami, anak-anakmu, cucu-cucumu di pintu surga. Kelak kita akan berkumpul lagi.
Aku menyayangimu, hatiku 💙💙💙
3 notes · View notes
alfabetaku · 5 years
Text
Unconditional Love
Makin berumur, aku semakin paham, cinta orang tua ke anak itu undescribed, uncountable, unconditonal. Tak akan bisa dijelaskan. Dulu waktu kecil, yang kutau hanyalah marah jika keinginanku tak tercapai, meracau tak jelas, merasa tak beruntung, mengutuk diri sendiri dsb dsb. Tapi sungguh, betapa malu saat kutau alasan dibalik kenapa keinginanku tak selalu tercapai. Mereka bukan tak sayang, mereka bukan tak mau, mereka hanya butuh sedikit waktu. Sedikit waktu untuk bisa mengumpulkan setiap potong keinginan ku yang tak bisa sekaligus terbeli. Menahan diri hanya untuk seuntai senyuman si anak. Mereka yang mengeluarkan lebih banyak tenaga dan usaha demi kebutuhan si anak. Mereka yang mengalah demi kebahagiaan si anak, berpura-pura cukup padahal dalam hatipun sedang kalut. Kini kupaham, apa makna cinta orang tua ke anak.
0 notes