akbarescobar
Untitled
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
akbarescobar · 4 months ago
Text
Nama : Akbar Multadzam Eryansah
Kelas : 10.D
Absen : 2
PENEMBAK MISTERIUS (PETRUS) 1980
*BAB 1
•LATAR BELAKANG
Operasi ini bertujuan menanggulangi tingkat kejahatan tinggi dengan melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap individu yang dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di Jakarta dan Jawa Tengah. [1] 
 
•RUMUSAN MASALAH
 Yogyakarta menurun dari 57 menjadi 20 dan Semarang menurun dari 78 menjadi 50.  Berkat keberhasilan ini, pemerintah terus melanjutkan Petrus.  Intejilen polisi memberi Komandan Garnisun daftar orang-orang yang termasuk jadi tersangka kejahatan.  Garnisun kemudian membuat daftar baru dan mengeluarkan ultimatum publik kepada semua galis (preman) untuk segera menyerah ke markas garnisun, tanpa perlu menyebutkan nama.  Mereka yang merasa preman, harus menandatangani pernyataan setuju menahan diri dari kegiatan kriminal.  Jika tidak, mereka akan menghadapi tindakan tegas dari pihak berwajib.  Akan tetapi, karena daftar tersebut penuh dengan misteri, tanpa nama, warga mulai bertanya-tanya apakah mereka termasuk penjahat atau tidak. Rupanya, hal ini juga merupakan taktik pengawasan diri, agar orang-orang sadar akan tindakan mereka dan berhati-hati dalam bertindak. Kendati taktik ini berhasil, Soeharto tetap tidak mengakui bahwa aksi pembunuhan dan fakta mengenai Petrus yang sudah terjadi itu dilakukan oleh militer.  Bagi Soeharto, para pelaku kriminal yang melawan, harus ditembak.  Namun, setelah terjadi banyak silang pendapat serta mendapat tekanan dari internasional, operasi ini berakhir pada 1985.
 
•TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai Penembakan Misterius dengan mengeksplorasi aspek sejarah, hukum, sosial, dan politik dari kejadian tersebut. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan serta mengidentifikasi pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut guna perbaikan sistem hukum dan kebijakan di masa depan.
 
•Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam makalah ini meliputi studi pustaka dengan mengkaji berbagai sumber, termasuk buku, artikel ilmiah, laporan berita, dan dokumen resmi yang berkaitan dengan Penembakan Misterius. Penelitian ini juga melibatkan analisis kritis terhadap berbagai perspektif dan opini dari para ahli serta pihak-pihak yang terdampak oleh peristiwa tersebut. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai isu ini.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang Penembakan Misterius, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang dampak jangka panjang dari tindakan tersebut terhadap masyarakat dan sistem hukum di Indonesia.
 
BAB II
[Pembahasan]
Sejarah Penembakan Misterius (Petrus)
2.1. Latar Belakang Sosial dan Politik
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Indonesia mengalami ketidakstabilan sosial dan ekonomi di bawah pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, korupsi, dan ketidakadilan sosial menciptakan ketegangan di masyarakat. Pemerintah menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas politik dan mengendalikan tingkat kejahatan yang tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Untuk menghadapi masalah kejahatan, pemerintah Orde Baru meluncurkan berbagai kebijakan represif. Salah satu strategi kontroversial adalah pelaksanaan operasi penembakan tanpa proses hukum yang dikenal dengan nama “Penembakan Misterius” atau “Petrus.” Penembakan ini ditujukan untuk mengurangi angka kriminalitas dan menegakkan keamanan, tetapi sering kali dilakukan tanpa adanya proses peradilan yang sah.
2.2. Kejadian dan Kronologi
Penembakan Misterius mulai marak pada tahun 1983 dan mencapai puncaknya pada akhir dekade 1980-an. Operasi ini dilakukan oleh aparat kepolisian dan militer, di mana mereka menargetkan individu yang dianggap sebagai penjahat atau pelanggar hukum, sering kali dengan tuduhan yang tidak jelas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa target operasi ini termasuk para pencuri, pemuda yang terlibat dalam tindakan kriminal, dan bahkan orang-orang yang hanya dicurigai tanpa bukti konkret.
Kronologi peristiwa mencakup beberapa fase:
 
Awal 1980-an: Pemerintah mulai merancang kebijakan untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang tinggi. Penembakan Misterius merupakan salah satu bagian dari strategi tersebut.
 
1983-1985: Penembakan mulai meningkat di berbagai kota besar, dengan banyak kasus yang dilaporkan oleh media dan organisasi hak asasi manusia. Tindakan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan sering kali tidak ada laporan resmi mengenai pelaksanaan penembakan.
 
1985-1986: Terjadi peningkatan intensitas penembakan dengan metode yang semakin sistematis. Pemerintah mengklaim bahwa operasi ini efektif dalam mengurangi angka kejahatan.
 
Akhir 1980-an: Penembakan Misterius semakin mendapatkan sorotan dari media dan kelompok hak asasi manusia, memicu kritik internasional dan domestik terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi.
 
Awal 1990-an: Tekanan dari masyarakat dan komunitas internasional menyebabkan pemerintah mulai mengurangi intensitas operasi ini dan melakukan beberapa langkah perbaikan dalam sistem peradilan.
 
2.3. Tokoh-Tokoh Terkait
Beberapa tokoh penting terkait dengan Penembakan Misterius adalah:
 
Presiden Soeharto: Sebagai pemimpin Orde Baru, Soeharto adalah pihak yang bertanggung jawab atas kebijakan keamanan yang represif, termasuk Penembakan Misterius.
 
Jenderal Ali Murtopo: Seorang tokoh militer penting yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan keamanan selama masa tersebut.
 
Bambang Widodo, SH: Aktivis hak asasi manusia yang berperan dalam mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama operasi ini dan menuntut pertanggungjawaban.
 
Secara keseluruhan, Penembakan Misterius merupakan salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia yang menunjukkan bagaimana upaya untuk menegakkan keamanan dapat mengabaikan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan proses hukum yang adil.
 
BAB III
[Kesimpulan]
Yang saya dapet dari cerita ini adalah, tidak akan ada perilaku seperti itu jikalau tidak ada yang memulai, semua bisa bertindak, namun ada batasan batasan nya
 
BAB IIII
[Daftar pustaka]
Kompas.com
https://www.kompas.com › stori › read › 2021/08/05 › penembakan-misterius-petrus-latar-belakang-dan-dampaknya
Penembakan Misterius (Petrus): Latar Belakang dan Dampaknya
1 note · View note