Tumgik
aceent · 4 years
Text
Hubungan antara Zoonosis dan COVID-19
         Munculnya virus Covid-19 yang sekarang semakin menyebar, membuat para ilmuwan berusaha mencari tahu dari mana asal virus tersebut dan bagaimana virus tersebut bisa menyebar. Kemudian ditemukan bahwa virus tersebut muncul dari kontak hewan dengan manusia. Pada webinar yang diselenggarakan oleh Earth Journalism Network, mengundang Maarten Hoek, seorang manajer kesehatan masyarakat senior, Non-Executive Director di Madaktari Africa dan dokter di bidang kedokteran hewan, menjelaskan mengenai penyakit zoonosis dan penyebaran epidemi.
         Maarten menjelaskan, zoonosis adalah sebuah penyakit yang ditularkan oleh hewan kepada manusia. Yang banyak orang tidak ketahui adalah hewan juga bisa terkena penyakit yang kita bawa, sehingga hewan yang berada di kebun binatang berada di balik kaca agar menghindari tertular penyakit yang manusia bawa. Salah satu contohnya adalah terdapat beberapa kasus hewan peliharaan yang tertular penyakit. Ilmuwan percaya bahwa hewan tersebut terkena virus yang dibawa oleh pemiliknya.
Beberapa penyakit zoonosis yang sering kita temui adalah SARS, MERS dan Covid-19. Berdasarkan World Health Organization (WHO), 61% dari semua penyakit yang manusia alami saat ini berasal dari zoonosis, sedangkan 75% penyakit yang baru ditemukan adalah zoonosis. Penyakit zoonosis dianggap dapat menimbulkan resiko penyebaran epidemi karena beberapa hal.
Yang pertama adalah perubahan iklim global. Bumi yang semakin panas menyebabkan perubahan vegetasi, hewan, dan perilaku manusia. Perubahan tersebut dapat menyebabkan penyakit-penyakit menyebar ke wilayah dengan geografis baru. Penyakit-penyakit tersebut juga dapt menginfeksi spesies hewan baru yang sebelumnya tidak ada di area tersebut dan akhirnya menyebar ke populasi hewan lainnya.
         Yang kedua adalah mengenai perawatan kesehatan, seperti penggunaan antimikroba yang berlebihan dalam proses pengobatan, rasio dokter atau pasien yang rendah, dan kurangnya deteksi dini. Yang ketiga adalah pada sektor pertanian dan peternakan. Menempatkan hewan dalam jumlah besar di ruang yang terbatas bisa sangat berisiko. Kemudian jika hewan tersebut dikirim ke seluruh dunia juga dapat menjadi faktor penyakit tersebut menyebar.
         Yang terakhir adalah faktor manusia. Peningkatan populasi dapat menyebabkan lebih banyak interaksi antara manusia dan hewan, dan juga meningkatkan kemampuan patogen (mikroorganisme parasit) untuk menyebar. Selain itu, popluasi yang menua dan mereka yang menderita penyakit kronis akan lebih rentan terinfeksi dan akan mengalami efek buruk dari infeksi tersebut.
         Covid-19 dapat digolongkan ke dalam penyakit zoonosis karena ada beberapa virus yang ditemukan pada populasi manusia dan juga banyak yang berada pada populasi hewan. Para peneliti yang meneliti virus ini menemukan virus serupa pada kelelawar dan trenggiling, tetapi bukan virus yang cocok. Peneliti masih mencari sumber hewan yang tepat dan ada indikasi kuat bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan tersebar melalui hewan mirip trenggiling.
         Banyak beredar informasi mengenai Covid-19 tertular melewati makanan. Maarten mengatakan bahwa penyakit tersebut tidak tertular melewati makanan, melainkan melalui kontak yang cukup dekat dan juga melewati tetesan yang dihasilkan saat kita bersin atau batuk. Selain itu, penyakit ini juga dapat tertular jika kita tidak menjaga kebersihan tangan.
         Selain penyakit zoonosis, terdapat pula penyakit X. Penyakit ini terdapaftar di antara penyakit prioritas yang diidentifikasi oleh WHO untuk penelitian dan pengembangan dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat. Penyakit ini bukanlah sebuah penyakit yang spesifik, tetapi hanya sebagai label untuk penyakit yang belum dating. Pada 2019, penyakit X adalah korona yang kemudian dinamai Covid-19 dan menjadi entitas yang diketahui. Maarten menjelaskan bahwa masih banyak penyakit yang belum kita ketahui dan kita harus bersiap-siap dalam menghadapi penyakit tersebut.
         Maarten juga menjelaskan apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari adanya penyebaran penyakit tersebut. Yang pertama adalah OneHealth, sebuah kolaborasi antara lembaga yang menangani kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Awalnya program ini hanya akan menangani kesehatan manusia dan hewan saja, tetapi lingkungan diikut sertakan karena dianggap sebagai bagian yang tidak kalah penting.
         Selanjutnya adalah peningkatan pendidikan terutama pada anak-anak tentang kebersihan dan pengetahuan praktis. Hal ini dikarenakan anak-anak dapat lebih mudah dalam memahami dan dapat menolong dirinya sendiri jika terinfeksi. Selain itu, pada sektor ekonomi juga harus diperhatikan. Berkurangnya angka kemiskinan dapat memberikan orang-orang sarana untuk melindungi diri mereka sendiri dari terkena penyakit, terutama para pekerja dengan pendapatan minimum.
         Hal lain yang harus diperhatikan adalah restorasi ekosistem. Jenis spesies yang sama akan mempermudah bagi virus untuk beradaptasi dan menyebar, sehingga keanekaragaman hayati sangat penting untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus tersebut. Perubahan dalam pola makan juga harus diperhatikan. Pola makan vegetarian dianggap lebih aman dan lebih baik bagi lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi daging, kita dapat mengurangi adanya perdagangan hewan liar yang ilegal.
         Maarten juga menjelaskan bahwa media memiliki peran yang besar dalam memberikan informasi mengenai masalah ini. Jurnalis mungkin memiliki pengetahuan mengenai penyakit zonosis, tetapi bagaimana si jurnalis tersebut memberikan informasi tersebutlah yang sangat penting. Berita-berita yang bersifat sensasional atau menyesatkan akan sangat merugikan manusia karena dapat menimbulkan ketakutan dan kebingungan.
Oleh karena itu, media harus pintar dalam menyampaikan informasi tersebut untuk menghindari terjadinya ketakutan di antara masyarakat. Dengan penyampaian informasi yang benar, masyarakat juga akan lebih mudah dalam memahami informasi tersebut. Kita sebagai pembaca juga harus hati-hati dalam menerima sebuah informasi. Informasi yang kita dapat harus dicari tahu terlebih dahulu apakah informasi tersebut benar atau tidak.
Sita Aisha Ananda/00000031869/UMN
0 notes
aceent · 4 years
Text
Dampak dan Solusi Urban Sprawl
          Belakangan ini perkotaan lebih banyak diisi dengan gedung-gedung pencakar langit yang digunakan sebagai kantor. Selain itu, jumlah penduduk yang terus bertambah juga membuat daerah perkotaan menjadi semakin padat. Semakin padatnya perkotaan, membuat lahan pemukiman juga semakin berkurang. Dengan berkurangnya lahan pemukiman, penduduk mulai berpindah ke daerah yang masih sedikit penghuninya. Mereka mencari lokasi yang masih sepi dan memiliki kualitas udara yang lebih baik.
           Hal ini yang disebut dengan urban sprawl atau rebakan kota. Urban sprawl adalah fenomena ketika perkembangan kota meluas hingga ke pinggiran kota. Penyebab terjadinya urban sprawl adalah meningkatnya jumlah penduduk, semakin tinggi tingkat urbanisasi, pola piker masyarakat yang berasumsi bahwa harga tanah di daerah pinggiran akan lebih murah dan terjangkau dibandingkan dengan di perkotaan. Selain itu, di daerah pinggiran juga memiliki kondisi udara yang masih sehat.
           Masalah ini dimanfaatkan oleh perusahaan real estate untuk membuat perumahan baru di daerah yang masih sepi penghuninya. Para pengusaha mulai mencari lokasi-lokasi mana yang bagus untuk dijadikan perumahan modern. Mereka menawarkan perumahan yang asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menggundulkan hutan dan lahan pertanian untuk dijadikan perumahan. Dengan begitu, lahan untuk menyerap air semakin berkurang dan peluang terjadinya banjir semakin meningkat.
          Bukan hanya masalah itu, sebagian dari masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran kota tetap bekerja di tengah kota, sehingga mereka membutuhkan transportasi untuk pergi ke tempat mereka bekerja. Walaupun sudah banyak angkutan umum yang tersedia, tetapi tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Mereka memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi karena lebih nyaman.
          Jika menggunakan kendaraan umum mereka harus berdesakan dengan penumpang lain, terutama pada jam sibuk. Selain karena tidak ingin berdesakan, terkadang fasilitas angkutan umum di beberapa daerah masih minim. Penumpang harus menggunakan lebih dari satu angkutan umum untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Sehingga menggunakan kendaraan pribadi dinilai lebih praktis dan nyaman.
        ��  Dengan masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, jumlah kendaraan pribadi yang ada di perkotaan akan meningkat. Hal ini bisa menyebabkan kemacetan dan meningkatnya polusi udara. Polusi udara dapat memperpendek umur masyarakat Jakarta hingga 2,3 tahun. Polusi udara juga dapat mengurangi panen global hingga 15% untuk gandum dan kedelai, serta 5% untuk jagung. Selain itu, angka kecelakaan lalu lintas juga akan meningkat dan menurunnya kesehatan masyarakat karena berkurangnya kegiatan berjalan. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi berkontribusi terhadap 70% dari emisi CO2. Pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur juga akan meningkat.
            Menurut Mark Swilling dari Stellenbosch University di Afrika Selatan, urban sprawl bukan merupakan solusi yang baik untuk masalah pertumbuhan populasi di perkotaan yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2050. Ia berargumen, daripada membangun di pinggiran pemerintah harus lebih fokus ke meningkatkan kepadatan perkotaan. Sebuah studi menunjukan, kota yang menerapkan sistem compact city lebih sedikit dalam menyumbang emesi CO2. Hal ini dikarenakan, penduduk yang tinggal di kota tersebut lebih memanfaatkan kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
          Contohnya adalah Johannesburg dan Addis Abba. Kota tersebut memiliki kepadatan yang telah ditingkatkan melalui layanan angkutan massal yang menghubungkan berbagai titik perkotaan, dan membangun gedung apartemen di dekat stasiun, sehingga masyarakat menengah dapat tetap berada di dalam kota daripada harus pindah ke pinggiran kota. Selain itu, masyarakat juga lebih mudah untuk bepergian dengan adanya kendaraan umum yang memadai.
          Para ahli melihat banyak manfaat yang bisa didapat, dari segi lingkungan, ekonomi dan sosial untuk menjaga kota tetap padat dan terhubung dengan sistem transportasi yang baik dan jarak yang lebih pendek membuat ketergantungan terhadap mobil pribadi menjadi lebih sedikit. Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi CO2 serta menurunkan biaya transportasi untuk memungkinkan lebih banyak mobilitas keluarga berpenghasilan rendah. Selain itu, lahan pertanian dapat dilestarikan dan akses ke layanan dan pekerjaan lokal diberi fasilitas.
          Tetapi di sisi lain, Phil McDermott dari Auckland University of Technology percaya bahwa sistem compact city bukan jawaban atas masalah yang ada, atau mungkin bukan untuk semua kasus yang ada. Phil memberikan beberapa alasan untuk mendukung argumennya sentralisasi menjamin kemacetan, mengurangi ruang hijau, memusatkan polusi, angkutan kereta api yang tidak menarik dan relative mahal dan tidak fleksibel, kepadatan hidup yang tinggi adalah cacat sosial, terkait dengan kejahatan, kualitas hidup yang rendah dan rasa kebersamaan, dan lahan bisnis baru yang terbatas dan biaya bisnis yang meningkat.
            Ia berpendapat bahwa setiap kota harus mempertimbangkan lingkungannya yang berbeda dan tidak melawan desentralisasi, tetapi tetap menyediakannya dengan memastikan orang-orang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan mereka yang relatif dekat dengan tempat tinggal mereka. Menurutnya, kota juga harus mengubah kawasan pusat menjadi lahan hijau dengan mengubah jalan menjadi taman kota untuk pejalan kaki.
            Secara keseluruhan, urban sprawl akan tetap ada dan akan terus berlanjut di sebagian besar kota, oleh karena itu pemerintah perlu mempersiapkannya dan mendiring penggunaan energi surya atau energi terbarukan lainnya secara masal. Namun, pada saat yang bersamaan, Langkah-langkah dapat diambil untuk memastikan daerah perkotaan digunakan dengan tepat.
             Terdapat beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung penurunan emisi di perkotaan. Kita bisa mengurangi jejak karbon dengan menerapkan gaya hidup rendah karbon, seperti menggunakan transportasi umum. Kita juga bisa mengikuti berbagai program carbon offsetting dan mendorong transisi menuju energi bersih dan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, kita juga bisa mulai implementasi praktik-prakik efiensi energi di seluruh tempat.
Sita Aisha Ananda/00000031869/UMN
0 notes
aceent · 4 years
Text
Kebakaran Hutan di Indonesia
           Terdapat 3 hutan hujan yang tersisa di dunia, salah satunya adalah di Indonesia. Secara garis besar, persebaran hutan hujan tropis di Indonesia terbagi menjadi 3 kawasan utama. Yang pertama adalah kawasan barat yang mencakup Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra, dan Pulau Jawa. Pada kawasan ini flora yang ada dikategorikan sebagai flora asiatis. Selanjutnya ada kawasan tengah. Kawasan ini biasanya disebut sebagai kawasan peralihan karena kawasan ini merupakan kawasan percampuran antara wilayah barat dan wilayah timur. Kawasan terakhir adalah kawasan timur yang mencakup Kepulauan Maluku hingga Papua.
           Di sisi lain, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkorup karena pembakaran hutan yang terjadi. Pada tahun 2019, terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia yang menghabiskan 857 ribu hektar hutan dari Januari hingga September. Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa luas lahan gambut yang terbakar mencapai 227 ribu hektar. Karhutla lahan gambut terbesar berada di Kalimantan Tengah seluas 76 ribu hektar, sedangkan di lahan mineral terjadi di Nusa Tenggara Timur seluas 119 ribu hektar.
           Tersangka kebakaran hutan tersebut akhirnya tertangkap. Mereka mengaku membakar hutan karena akan dijadikan kebun kelapa sawit. Kasat Reskrim Polres Berau AKP Rengga Puspo mengatakan per hektarnya bernilai Rp 8-10 juta. Ada 9 tersangka yang tertangkap dan masih terus diselidiki karena bisa jadi tersangka bertambah. Tersangka tersebut mengaku akan mendapatkan modal dari seseorang untuk mengembangkan sawit. Sebagian tersangka merupakan bekas tenaga kerja Indonesia di perusahaan sawit di Malaysia.
             Dalam film dokumenter “Before The Floods”, dijelaskan bahwa kelapa sawit merupakan sumber minyak sayur yang murah sehingga banyak dicari oleh konsumen. Karena peminatnya yang banyak, perkebunan kelapa sawit terus dibuat guna memenuhi permintaan tersebut. Dalam film itu dijelaskan juga perusahaan-perusahaan yang bergantung pada kelapa sawit menyuap pemerintah agar memberikan izin untuk membakar hutan.
              Kebakaran hutan tersebut menyebabkan banyak satwa liar kehilangan tempat tinggal mereka. Seperti orangutan yang kehilangan rumahnya, bahkan tidak sedikit dari orangutan yang mati akibat kebakaran tersebut. Selain itu, karena pohon menyerap karbon dioksida dan menyimpannya maka ketika pohon tersebut dibakar akan mengeluarkan karbon dioksida ke udara dalam jumlah yang banyak.
              Dengan pelepasan karbon dioksida tersebut menyebabkan pencemaran udara yang membuat daerah sekitar hutan menjadi sangat berkabut dan membuat masyarakat kesulitan dalam beraktivitas. Pencemaran udara tersebut juga membuat lapisan ozon yang ada di sekeliling bumi menipis dan berpengaruh besar pada pemanasan global dan perubahan iklim.
              Melihat dampak yang disebabkan oleh kebakaran hutan, kita harus bisa mencegah kebakaran hutan tersebut. Dari film “Before The Floods”, kita bisa melihat pemerintah memiliki peranan penting dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. Pemerintah harus bisa tegas dalam menangani masalah ini, karena hal ini memiliki dampak jangka panjang yang mungkin saat ini belum terlihat dampaknya. Pemerintah bisa memberikan batasan bagi perusahaan kelapa sawit dalam pemakaian lahan untuk kebun kelapa sawit mereka.
             Sebagai konsumen, kita juga bisa mengambil peran dalam pencegahan ini. Kita bisa mulai dengan mengurangi penggunaan produk yang mengandung kelapa sawit. Hal ini memang terlihat sulit, tetapi setidaknya kita bisa membantu mulai dari hal yang kecil. Kita juga bisa mengurangi penggunaan alat elektronik, seperti ac, yang bisa menyebabkan pemanasan global semakin parah. Dengan begitu, kita sudah membantu mengurangi peningkatan pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi.
Sita Aisha Ananda/00000031869/UMN
0 notes
aceent · 4 years
Text
Jurnalis Lingkungan di Indonesia
          Menjadi jurnalis lingkungan di Indonesia membuat kita memfokuskan diri kepada kerusakan lingkungan yang ada. Tetapi di sisi lain, berita yang disajikan tidak terlalu mengkritik kerusakan yang disebabkan oleh industri masal karena dianggap bisa merugikan program pengembangan.  Jurnalis lingkungan diminta untuk menyajikan berita yang selaras dengan kebijakan pembangunan dari pemerintah.
           Menurut Hanitzsch (2001:94), ada 4 elemen kemampuan yang diperlukan oleh seorang jurnalis, profesionalisme, transfer, teknis dan keahlian. Keahlian merupakan hal yang dibutuhkan oleh jurnalis lingkungan karena ia harus bisa memahami masalah dari sisi sains, teknologi, kebijakan publik, ekonomi untuk dijadikan latar belakang untuk setiap isu yang ia liput. Selain itu, kemampuan secara teknis juga diperlukan agar bisa menyesuaikan dengan teknologi yang ada sekarang.
           Tantangan yang dihadapi oleh jurnalis lingkungan tergantung pada konteks sosial dan politik yang ada. Friedman & Friedman (1989) menyebutkan jurnalis lingkungan di Asia dan negara bagian barat mengalami ketidakpastian informasi ilmiah dan adanya ketidak-sepakatan di antara para ahli. Selain itu di Asia para jurnalis juga harus menghadapi berbagai tantang lainnya, seperti campur tangan pihak swasta, kurangnya pelatihan jurnalisme dan ilmu lingkungan dan kesulitan dalam menentukan sumber berita.
           Dengan adanya tantangan-tantangan tersebut membuat kebanyakan media tidak memiliki jurnalis yang khusus menangani isu lingkungan. Pada masa orde baru media terkadang mengesampingkan berita mengenai lingkungan dan jurnalis juga tidak mempunyai pengetahuan mengenai isu tersebut. Para jurnalis juga kesulitan mendapatkan informasi dikarenakan pemerintah tidak membagikan data yang mereka miliki karena memiliki rasa curiga kepada media massa yang mau memberitakan mengenai isu lingkungan.
           Sampai saat ini para jurnalis juga masih kesulitan mendapatkan informasi dari pemerintah. Beberapa jurnalis mengatakan sektor industri tidak terbuka bagi para jurnalis untuk mengakses data yang mereka miliki. Para jurnalis juga berpikir kalau sektor industri bisa mengancam media tempat mereka bekerja tentang isi berita yang mereka tulis. Hubungan yang dimiliki oleh media dan sektor industri juga menjadi tantangan tersendiri. Beberapa jurnalis mengatakan bahwa tidak banyak ahli di bidang lingkungan yang bisa memberikan informasi. Mengenai masalah itu, Marwan Azis mengatakan sebenarnya ada banyak ahli yang bisa memberikan informasi kepada para jurnalis. Tetapi para jurnalis tidak menelusuri ahli yang terdapat di universitas atau badan peneliti.
           Tantangan lain yang jurnalis lingkungan hadapi adalah minimnya ruang yang untuk mempublikasikan isu lingkungan yang ada, karena terkadang media lebih terfokus pada isu politik. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan media daring untuk melaporkan isu-isu lingkungan yang ada. Melalui media dari para jurnalis juga bisa berkomunikasi secara langsung dengan pembaca, sehingga memudahkan jurnalis untuk tahu isu apa saja yang sedang terjadi. Selain itu, kurangnya pelatihan khusus bari jurnalis dan upaya mengembangkan jurnalis yang memfokuskan diri pada isu lingkungan.  Tantangan-tantangan tersebut bisa menjadi patokan bagi pemerintah dan media massa untuk lebih mengembangkan jurnalisme lingkungan.
Sita Aisha Ananda/00000031869/UMN
0 notes
aceent · 4 years
Text
Thrift Shopping
Tumblr media
         Belakangan ini sedang ramai penggunaan istilah thrift shopping di kalangan remaja. Istilah ini muncul setelah beberapa remaja mengunggah kegiatan mereka saat thrift shopping ke media social dan menarik banyak perhatian. Thrift shopping sebenarnya bukan sebuah tren yang baru muncul, bahkan kegiatan ini sudah berada sejak 1 abad yang lalu ketika revolusi industry terjadi. Walaupun begitu, kegiatan ini kembali menjadi tren terutama di kalangan remaja.
           Thrift yang diambil dari kata thrive yang berarti berkembang atau maju, sedangkan kata thrifty yang dapat diartikan sebagai cara menggunakan uang dan barang secara baik dan efisien. Thrift shopping dapat juga diartikan membeli barang bekas. Kegiatan ini memberikan kepuasan tersendiri kepada si pembeli jika bisa mendapatkan barang atau pakaian yang keren atau bahkan barang dengan merek terkenal dengan harga yang murah.
           Awalnya, thrift store dijadikan tempat untuk mengumpulkan donasi berupa pakaian bekas bagi masyarakat yang kesusahan akibat krisis yang terjadi di Amerika. Pada saat itu, masyarakat kesulitan untuk membeli pakaian baru dan lebih memilih berbelanja di thrift store. Thrift store terbesar pada saat itu bernama Goodwill Industries yang memiliki stok pakaian dan peralatan rumah tangga lainnya. Masuk tahun 90-an, Kurt Cobain dan istrinya secara tidak langsung mempromosikan style berpakaiannya yang identik dengan ripped jeans, flannel shirt dan layering yang cukup banyak. Karena cara berpakaiannya yang unik, baju dengan gaya yang mirip tidak banyak dijual di toko pakaian biasa dan hanya ada di thrift store.
           Memasuki tahun 2000, thrift store menjadi bagian dari industri yang cukup besar.  Tidak hanya di Amerika saja, industri ini juga semakin besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan maraknya remaja yang mulai memakai barang-barang bekas. Mereka menyukai pakaian-pakaian tersebut karena memiliki style yang terkesan vintage dan unik. Selain itu, berbelanja barang bekas juga memberikan kebanggaan tersendiri karena bisa mendapatkan barang bagus dengan harga yang tidak mahal.
Tumblr media
           Arafah adalah salah satu remaja yang gemar melakukan thrift shopping. Sekitar tahun 2018, Arafah mulai tertarik membeli barang bekas, terutama pakaian. Awalnya ia melihat baju-baju yang dipakai oleh temannya lucu, saat tahu kalau temannya membeli dari thrift store ia jadi tertarik untuk membeli juga. Style-style yang ada membuatnya menjadi lebih tertarik membeli barang bekas. Selain itu, pakaian yang dijual terkadang hanya ada 1 jenis saja, jadi tidak perlu takut memiliki baju yang sama dengan orang lain.
           Jaket atau outer adalah pakaian yang paling sering ia beli saat berkunjung ke thrift store. Menurutnya, jaket yang dijual di thrift store memiliki keunikan tersendiri, terutama jaket dengan bahan parasut yang sering ia beli. Selain jaket, ia biasanya membeli celana panjang dengan kualitas yang cukup baik untuk barang bekas. Arafah jarang membeli kaos jika sedang berkunjung ke thrift store, menurutnya kaos yang dijual terkadang terlihat sudah tidak layak atau kualitasnya yang sudah tidak bagus. Seperti warnanya yang sudah tidak cerah, bahkan ada lubang di kaos tersebut.
           Dari banyaknya thrift store yang ada, Arafah memiliki dua tempat favouritenya untuk berbelanja barang bekas, yaitu Pasar Baru dan Pasar Senen. Menurutnya, kedua tempat ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
            Arafah juga mengatakan kalau ia tidak terlalu suka berbelanja barang-barang bekas di social media seperti Instagram. Menurutnya, barang yang dijual di sana cenderung lebih mahal dibandingkan dengan belanja langsung ke toko-toko thrift yang ada. Di sisi lain, jika belanja secara online kita tidak dapat menawar harga untuk setiap pakaian yang dibeli. Padahal menawar merupakan hal yang paling menarik dari thrift shopping.
Tumblr media
           Arafah juga membagikan pengalaman menarik saat belanja barang bekas. Saat itu, ia sedang berbelanja dengan temannya. Baju yang dibeli oleh temannya seperti ada hawa yang aneh saat dipakai. Temannya ini juga memiliki kemampuan melihat atau merasakan sesuatu yang kasat mana. Ternyata, baju yang ia beli masih “ditempeli” oleh pemilik sebelumnya dan mengikuti dirinya sampai ke rumah. Pengalaman lain yang pernah Arafah alami adalah saat itu ia membeli sebuah baju setelah berhasil menawar harganya menjadi cukup murah. Pada saat ia sampai di rumah, ia mengecek baju tersebut ternyata ada bagian yang luntur.
          Berdasarkan pengalaman Arafah saat berbelanja, harga yang ditawarkan untuk setiap pakaian sangat beragam. Ia pernah membeli 3 jaket parasut dengan harga 100 ribu rupiah. Beberapa jaket yang ia beli juga berkisaran 35 sampai 40 ribu rupiah tergantung seberapa pintar kalian menawar. Celana yang ia beli juga berkisar 50 ribu rupiah, sedangkan kaos harganya sekitar 20 sampai 30 ribu rupiah. Ia mengatakan barang yang dia beli satuannya tidak pernah lebih dari 50 ribu, sehingga cocok dengan kantong mahasiswa sepertinya.
           Buat kalian yang mau coba thrift shopping, Arafah juga membagikan tips berdasarkan pengalamannya berbelanja barang bekas. Tips pertama adalah kalian harus pandai dalam menawar harga. Salah satu kebanggaan saat berbelanja barang bekas adalah mendapatkannya dengan harga yang murah, yaitu dengan menawar harga tersebut. Kalian harus pintar saat menawar atau kalian bisa membawa teman kalian yang pintar dalam menawar harga agar mendapatkan harga yang murah.
           Tips kedua adalah jangan terlihat bersemangat atau terlalu memberikan ekspresi. Hal ini harus dilakukan karena terkadang penjual akan memanfaatkan hal tersebut untuk menaikkan harganya. Sebisa mungkin kita harus terlihat biasa saja saat mencari barang yang kita inginkan. Tips yang ketiga adalah kalian harus sabar saat mencari barang bekas. Jika kalian berbelanja di tempat seperti Pasar Baru atau Pasar Senen maka kalian harus bersabar dalam mencari barang tersebut, karena tempat yang luas dan dengan berbagai macam jenis barang yang dijual membuat terkadang kita malas untuk berada lama disana. Tips terakhir adalah kalian harus teliti saat membeli barang bekas. Hal ini sangat penting, karena takutnya barang yang kita beli terdapat noda atau bahkan robek yang tidak terlalu terlihat.
0 notes