Text
"Setelah sang ibunda Kau jadi selanjutnya Yang terpaksa terima Baik burukku dengan tertawa
Bila marah sebentar saja Tiga harilah paling lama Tak semua hal sama selera Karena berbeda lengkap kita
Jika terluka tetap percaya lagi Bukan pertama kita lewati ini" (Lagu Nikah - Juicy Luicy)
Lagu ini bukan aku dan Mas banget, karna kita belum sampai disana. Tapi langsung masuk ke playlist tanpa babibu. Tau lagu ini dari Berizik, waktu episode 163 : Lagu Untuk Melamar Kekasih. Lagunya punya lirik yang sederhana, tapi touching banget. Yaps, setelah ibu atau mama, aku sama kamu akan saling terpaksa nerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan aku yang apa saja dipikirkan, dan kekurangan aku yang terlalu percayaan. Kelebihan kamu yang apa aja dibawa bercanda atau santai dan kekurangan kamu yang gapernah marah.
Pernah ada waktu aku tersentak, aku yang marah-marah ke kamu karna ngira kamu terlalu santai untuk hidup, tapi ternyata aku yang salah. Ternyata beberapa gelisah dan rencana kamu simpen sendiri, karna kamu tahu kalo kamu cerita ke aku, aku akan overthinking. "Kalo aku cerita, pasti kamu bakalan lebih kepikiran, biar aku aja yang mikirin. Toh sekarang udah bisa dilewatin kan?". Iya, dibalik kamu yang terlalu santai, dibalik kamu yang jarang bicara, akan ada aku yang selalu bawelin kamu tentang rencana dan cita-cita kita. Kita rawat mimpi-mimpi kita yah. Kita wujudkan satu-satu. Dari mulai yang terkecil sampai nanti kita punya mimpi-mimpi besar yang bisa diwujudkan 🤍
1 note
·
View note
Text

Belajar meyakini, bahwa apa yang meninggalkan kita di masa lalu; apa yang telah kita pilih untuk lepaskan dengan penuh keyakinan baik; apa yang melewatkan kita-dan kita lewatkan karena garis takdir—pasti akan menemukan ganti yang lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang.
Sebab, selalu ada jutaan hikmah dibalik satu takdir yang terjadi. Semoga, hati kita peka memetiknya.
Sebab, tidak mungkin sesuatu itu akan berlalu, kecuali itu memang bukan rejeki kita. Pun segala hal yang menetap dalam hidup kita karena memang sudah Allah takdirkan menjadi rejeki kita.
Awal tahun yang masih berkabut dan mungkin masih panjang sekali perjalanan ini. Semoga ruang berbaik sangka terhadap takdir Allah luas sekali dalam dada, diiringi kelembutan hati untuk selalu bertawakkal pada-Nya.🍃
Hujan di pagi hari, 10 Januari 2025 07.41 wita
250 notes
·
View notes
Text
Kau tahu, manusia adalah makhluk yang tidak akan lelah berpendapat, berasumsi, dan membangun persepsi atas hal-hal yang menarik perhatiannya. Oleh karena itu, jangan menjadikan hal tersebut sebagai acuan. Justru kamu patut bersyukur saat banyak orang yang berpendapat tentangmu, itu artinya kamu menarik perhatiannya. Itulah wujud kecil kepedulian mereka. Kepedulian yang disalurkan dengan berkomentar terhadap hal-hal yang menjadi keputusan dan pilihanmu. Hal itu tidak lain untuk mengujimu, seberapa teguh kamu berdiri di atas pendirianmu sendiri.
Maka sekali lagi bersyukurlah, karena di balik semua itu, Allah menyimpan hikmah-Nya yang indah. Hanya saja, kapan dan bagaimana kamu bisa menguak hikmah yang Allah siapkan itu. Sehingga kelak kamu dapat menikmati keindahan-Nya, juga berterimakasih pada mereka yang pernah menjadi ujian bagimu dalam menentukan pilihan. Mereka yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidup ini.
Barakallahu Fiikum🤍✨
Kayyisa Humaira, 4 Januari 2025.
74 notes
·
View notes
Note
Bismillaah...
Bang mau nanya, semoga dijawab. Apa yang harus saya lakukan sebagai perempuan ketika tau bahwa ternyata laki laki yang selama ini mendekati saya ternyata mendekati perempuan lain juga. Seperti menebar jala. Padahal saya sudah yakin kalau dia mau serius ke jenjang pernikahan.
LAKI-LAKI PENEBAR JALA
Sebenarnya banyak yang seperti ini, karena konsep dari pendekatannya adalah menggunakan probabilitas. Rasio dan logika digunakan oleh orang-orang model ini. Konsepnya sederhana: jika tidak berhasil dengan yang kesatu, bisa tetap mengusahakan dengan yang kedua tanpa harus mengulang dari awal. Karena "pendekatan" itu melelahkan dan memakan energi serta waktu yang tidak sedikit.
Orang-orang yang menerima konsep pendekatan seperti ini seharusnya juga paham bahwa probabilitas itu jadi kata kunci. Terutama yang didekati. Apakah ada jaminan bagi orang-orang yang melakukan pendekatan akan berhasil? "Ya, namanya juga usaha". Well, dia "menebar jala" juga bagian usaha logisnya. Usaha logis untuk tidak membuang waktu dari pendekatan yang energinya tidak seimbang.
Ini adalah buah dari konsep "laki-laki harus berusaha" sementara "perempuan menunggu". Laki-laki mendekati, perempuan didekati. Aktif-pasif. Laki-laki dianggap harus memulai duluan, inisiatif duluan, effort duluan. Sementara perempuannya "menunggu takdir menjemput". Saya tidak setuju sekali dengan konsep ini.
Usaha itu harusnya bersifat "saling": saling mencari, saling memberi, saling menerima, saling mempelajari, saling memahami, saling mendekati, saling menghormati, saling mengusahakan. Jika hanya ingin menjadi orang yang "didekati", maka kita akan sering menemukan orang-orang yang melakukan pendekatan dengan konsep probabilitas. Apalagi perhitungan soal effort. Jadilah orang yang juga sama-sama mendekati. Dalam artian kita sama-sama mengusahakan.
Jika kejadiannya sudah seperti yang kamu ceritakan, saran saya:
1) Jika kamu masih mau dengan dia, mintalah kepastian dan keseriusan darinya. Kalau dia meminta waktu, artinya dia sedang memilih. Kalau kamu terima sebagai pilihan, tidak apa, kamu bisa menunggu jawabannya. Tapi kalau kamu tidak mau jadi pilihan, ya sudah, tuntaskan saja dengan terang-benderang.
2) Lain kali, pastikan bahwa orang yang mendekatimu punya energi yang sama dengan kamu dan kamu juga memberikan sinyal pendekatan yang sama. Jangan berpikir laki-laki saja yang mendekati, tapi perempuan juga harus punya effort yang sama. Dengan begitu, konsep pendekatan kalian jadi seimbang.
29 notes
·
View notes
Text
Kadang bukan karena gak satu frekuensi, tapi kita yang bikin dinding tinggi antara kita dan orang lain sampai bikin kita kikuk mau ngobrol apa sama orang-orang baru. Padahal orang-orang yang kita temui itu baik dan tentu kita punya alasan masing-masing kenapa dinding itu tercipta begitu aja.
@terusberanjak
189 notes
·
View notes
Text
Sekali lagi, ini tentang sebuah ketenangan.
nyari yang sama-sama suka tenang itu penting. Kayak, "oh iya aku nggak boleh begini, nanti dia sakit hati, nanti bikin dia tidak bisa tenang."
Sebab ketenangan adalah hal yang membahagiakan dalam kehidupan berumah tangga. kehidupan yang tenang akan membuat orang-orang didalamnya bisa bertumbuh bersama-sama dalam kebaikan..
Satu sama lain akan mengupayakan dan menghadirkan rasa tenang untuk pasangannya. dan menurutku ini penting. berapa banyak orang yang saling mencintai namun gagal untuk saling memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi satu sama lainnya. dan akhirnya mereka mencari ketenangan itu disudut manapun yang akhirnya membuat keduanya saling menyakiti pada akhirnya.
Rasa cinta akan hadir dan terus bertumbuh bila keduanya memahami dan mengupayakan untuk menghadirkan rasa tenang bagi satu sama lain. bukankah rumah dikatakan tempat pulang sebab didalamnya kita menemukan sebuah ketenangan?
jika rumah bukanlah tempat paling nyaman dan tenang untuk pulang. maka harus kemana lagi ia akan berlabuh? dan rasa tenang itu hadirnya ada diantara rasa syukur sebab Allaah mempertemukan dua orang yang sebelumnya asing menjadi pasangan untuk melengkapi satu sama lain. rasa syukur akan hadirnya seseorang yang membuat kita akan mengupayakan kebahagian dan ketenangan untuk orang yang kita cintai.
itulah mengapa Rasulullaah Shallaahu 'alaihu wasalam selalu ditenangkan oleh Khadijah radhilyallahu anha saat-saat Rasulullaah mengalami masa sulit dan genting dalam hidupnya. ibunda Khadijah tidak pernah bertanya mengapa begini mengapa begitu. yang beliau lakukan adalah memberikan yang terbaik untuk Rasullaah, menenangkan Rasulullaah yang dalam kondisi ketakutan ketika menerima Wahyu pertamanya.
rasa tenang itu perlu diupayakan, dengan jalan satu sama lain memohon kepada Allaah agar dikarunia hati yang cukup..
jadilah rumah yang memberikan ketenangan untuk seseorang. yang didalamnya kamu akan melihat orang-orang yang kau cintai bertumbuh tanpa rasa khawatir. jadilah rumah tenang dan nyaman untuk seseorang yang kau cintai.
yach.. i'll be your home, dear...
230 notes
·
View notes
Text
Pict by @uroko
Ada luka di hati ibu yang tidak kita pahami. Ada luka di hati ayah yang tidak kita ketahui. Lalu, luka-luka itu diturunkan kepada kita tanpa mereka sadari.
Lalu kita pun menerima luka-luka itu sebagai bentuk perjalanan bertumbuh menjadi dewasa yang tidak mudah. Luka yang tumbuh dalam diri kita mungkin telah membentuk beberapa persepsi yang keliru akan beberapa hal sehingga kita menjadi takut mencoba banyak hal baru, tidak percaya diri untuk menjadi diri sendiri dan berbagai ragam bentuk kerapuhan diri yang selama ini susah payah kita sembunyikan.
Luka itu pun bisa jadi ikut andil mempengaruhi cara kita dalam mengambil keputusan dan juga menyikapi banyak kejadian dalam hidup. Luka yang mungkin menanamkan ketakutan di alam bawah sadar kita dan menjadikan diri kita hari ini, membawa luka pengasuhan.
Tetapi dilain sisi, seiring tumbuh besar dan menyaksikan berbagai dinamika kehidupan sebagai orang dewasa, kita mulai menyadari; menjadi orang tua itu sulit dan tak mudah, mengasuh itu penuh lelah, membesarkan itu penuh pengorbanan dan mendidik itu penuh tantangan. Menjadi yang sempurna tanpa cela bagi anak rasanya mustahil.
Ruang hati kita pun, mulai melapang menyakiskan kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam dunia orang dewasa. Pemakluman dan rasa maaf menghadirkan perasaan untuk menerima dan berdamai dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu.
Seandainya orang tua kita tahu bahwa mereka membawa luka pengasuhan dan memiliki cara untuk menyembuhkan diri mereka di masa lalu agar rantai luka itu terputus dan tidak menjangkau kita, mereka pasti akan melakukan segala cara. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari bahwa luka itu ada dalam diri mereka dan menemukan cara untuk memutus rantainya.
Ilmu pengasuhan tidak berkembang sepesat zaman sekarang. Sehingga mereka pun membawa luka itu dengan berat dan susah payah. Sehingga di masa kini, aku telah tiba pada titik kesimpulan yang selalu berusaha ku ingat dan pahami bahwa; tak ada orang tua yang sempurna tapi setiap orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Semoga tak ada satupun sikap dan perbuatan yang akan kita sesali di masa yang akan datang perihal bagaimana kita menjalani hari-hari bersama orang tua kita di masa kini. Berikan yang terbaik, selagi mereka masih ada disisi.💐
Mendung, 19 Desember 2023 13.12 wita
446 notes
·
View notes
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
311 notes
·
View notes
Text
Kalau dipikir-pikir kemampuan stalking ku patut diacungi jempol gak sih wkwk. Sampai dapat loh data ini itu nya. Tapi ya udah lah, sampai situ aja cukup au cukup.
1 note
·
View note
Text
Doa kita saling bertemu
Pernah engga sih merenungkan sebuah kebetulan? Kebetulan bertemu seseorang yang tidak disengaja.
Kebetulan membeli suatu barang. Kebetulan membeli suatu makanan ketika di perjalanan.
Dan masih banyak serangkaian kebetulan-kebetulan lainnya.
Bagaimana kalau ternyata kebetulan itu adalah doa-doa kita yang saling bertemu?
"Ya Allah berkahi daganganku"
"Ya Allah pertemukan aku dengan pedagang yang jujur"
"Ya Allah persatukan aku dengan orang-orang yang baik"
Doa yang entah kapan, doa yang diucapkan jauh sebelum serangkaian kebetulan itu terjadi.
Doa yang membuat kita saling bertemu, saling mendekatkan dan mempersatukan.
Lalu masihkah kita mau menamainya sebagai kebetulan?
Hari ini adalah kebetulan dari setiap doamu. Doa orang-orang yang selalu mendoakanmu.
—ibnufir
317 notes
·
View notes
Text
salah satu kebiasaan saya saat membaca status teman-teman di semua sosmed saya, adalah memanjatkan doa.
"yaa Allah muliakanlah dia, mudahkanlah urusannya, lapangkanlah rejekinya, ampunilah dosanya dan berikanlah petunjuk"
kebiasaan ini juga terbawa saat berkendara, setiap melihat orang-orang dengan berbagai aktifitasnya di jalan.
125 notes
·
View notes
Text
Aku pikir, jatuh cinta–mencinta–dicintai seseorang itu gila luar biasa. Kau temukan dirimu giat tanya "apakah kau tetap mencintaiku meski aku terpatri kekurangan?" kepada ia yang jawabannya selalu, ya.
Gila!
Aku pikir, pada akhirnya kita hanya perlu menemukan seseorang yang melihat kita bak museum karya seni: yang tindak buah ketulusannya mengapresiasi guratmu, memahami nilaimu, mencintaimu dalam karena kau layak mendapatkannya.
— Arief Aumar | flaws
225 notes
·
View notes
Text
Kebahagiaan dalam pernikahan itu kayak dialog. Harus dua arah. Artinya, gak cuma kamu yang harus membahagiakan pasanganmu tapi juga pasanganmu harus membahagiakanmu. Gak harus dengan cara yang sama, tapi masing-masing harus punya effort yang sama untuk cari tahu apa yang bikin pasangannya bahagia dan melakukannya sepenuh hati.
756 notes
·
View notes
Text
Aku masih belum berhenti berbenah diri dan belajar menjadi rumah terbaik bagi seseorang yang dikirim untuk menetap bersamaku di dalamnya. Saat nanti dia datang, aku ingin dia merasa nyaman dan betah tinggal di sana. Kupastikan akan melindungi dirinya dari langit yang terik, atau hujan.
Aku akan mendampinginya dalam melalui berbagai tantangan hidup. Impiannya, adalah impianku juga. Akan kuupayakan agar dia bahagia menjalani hidup ini bersamaku nantinya.
—Iwan Widi. @hardkryptoniteheart
Magelang, 06 Desember 2023 | 00:35 |
34 notes
·
View notes
Text
Tidak peduli berapa lama waktu telah terlewati, rasa yang sudah tumbuh di dalam hati tak pernah hilang dan bertahan sampai detik ini. Kelak ia bisa berubah ke bentuk rasa yang lain, ketika harapan dipatahkan oleh keadaan. Namun, satu yang pasti, ia akan tetap ada untuk memberikan sebuah pelajaran mengenai kehidupan hingga akhirnya diri kita mati.
—Iwan Widi. @hardkryptoniteheart
Magelang, 17 Desember 2023 | 14:00 |
10 notes
·
View notes