Tumgik
a-toughcookie · 1 year
Text
Katamu selama trip ini kita harus banyak komunikasi, tapi kenapa malah banyak berdiam diri?
Mungkin kamunya juga merasa demikian, energiku yang terlalu kuat dan awan perasaanku yang terlalu besar. Dan kamu tak punya tenaga untuk mengimbangi.
You hurt me sooo damn at “ya energi kita ga match aja” and your silent treatment. Waw hate it, fyi wwkwkkw
Aku selalu mencoba, mengatur ucapku agar tak melukaimu lho hehe, menoleransi banyak hal juga yang biasanya ga pernah kulakukan 🙃
Sedih membuka diri, tapi pada akhirnya we are never enough. Ternyata cukup melelahkan, jadi baiknya emang melangkah mundur ya~
Pesanku cuma satu.
Berhenti mencari cintanya di raga yang lain, ya?
Mungkin ini akan jadi yang terakhir, begging for your attention, your hug that I was craving for.
I hope we find someone who speaks our language so we don't have to spend a lifetime translating our spirit.
Semoga di antara sibukmu dan duniamu yang tak tergapai, tak menyisakan penyesalan atas segala yang usai.
You are my bestfriend, always 🤍
Yogyakarta, 15 Juli 2023
*sobbing in Bernadya - Apa Mungkin* 🥲🥲
Ternyata nangis capek ya hahaha
1 note · View note
a-toughcookie · 2 years
Quote
Yang diturunin footstepnya, yang jatuh hatinya
Sidoarjo, 17 Juli 2022
6 notes · View notes
a-toughcookie · 2 years
Text
Kata adalah wadah. Tempatmu menumpahkan segenap lelah. Tak perlu ada yang tersembunyi selama ia tak merugikan. Baik untukmu, pun orang lain.
Kata juga pemulih pundakmu yang berat. Yang selama ini menanggung beban yang tak tampak. Engkau berjuang dan bersusah payah. Maka biarkan katamu jadi gemuruh sampai reda.
32 notes · View notes
a-toughcookie · 2 years
Text
Kepada Pria yang Kukagumi Isi Kepalanya
Akan aku mulai tulisan untukmu dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim. Dan “Indonesia Negara Hukum, Assalamualaikum.”
Semoga kamu tidak kesal karena template punchline andalanmu aku sadur kali ini. Mungkin ketika tulisan ini sampai kepadamu dan terbaca, akan hadir sedikit lengkung senyum di sudut bibirmu.
Entah seharusnya ini menjadi pertemuan kita yang keberapa, katamu kita pernah tanpa sengaja bertemu beberapa kali sebelum sama-sama mengabdi pada negara.
Jujur saja, yang terekam dalam ingatanku, lebih dari satu dekade lalu, kita berkawan di ruang maya. Hanya sekadar ‘berteman’ tanpa pernah saling sapa. Hingga akhirnya kita bertemu kembali kala mengucap janji pada negeri.
Pertemuan kedua, di salah satu kedai kopi. Saling menyempatkan waktu di tengah tumpukan kewajiban yang harus disudahi. 7200 detik lebih tidak terasa kita sesap habis membersamai dua gelas percakapan panjang, kisah-kisah nostalgia masa SMA dan abu rokok yang berakhir pada asbak di depanmu. 
Anggap saja, perjumpaan terakhir kita itu adalah yang ketiga. Kamu bagikan sinema yang sudah kamu tonton beberapa waktu terakhir. Kusadari ternyata kita berbeda selera, ya? Hehe, tapi tidak apa-apa, manusia tak harus sama kan? 
Jadi, terima kasih untuk waktu yang diluangkan, cerita yang tak habis diutarakan, gestur manis yang tanpa sadar kamu lakukan, dan apa lagi hayooo? Semoga akan ada rendezvous selanjutnya, entah hanya untuk sekadar mencicipi es cokelat atau semangkuk mie di depot terdekat. Bisa, kan?
Akan kusudahi tulisan random ini dengan pantun. “Burung pelikan burung cendrawasih, Sekian dan terima kasih.”
Tumblr media
Ps: Bonus foto punggungmu kupotret saat kamu serius menatap layar, hehe. 
0 notes
a-toughcookie · 2 years
Text
“Chat yang makin pendek. Topik pembicaraan yang itu-itu saja. Bertemu justru berujung lelah. Pertengkaran di hal-hal kecil. Dan kita yang mulai terbiasa akan ketidakbersamaan. Hanya tinggal menunggu waktu.”
371 notes · View notes
a-toughcookie · 4 years
Text
“Tak usah beranggapan berlebihan. Yang ia lakukan hanya sebatas baik. Perhatian-perhatiannya ada karena memang seperti itulah dia. Jangan besar kepala.”
— (via mbeeer)
1K notes · View notes
a-toughcookie · 4 years
Quote
I miss you deeply, unfathomably, senselessly, terribly.
Franz Kafka, Letters to Milena (via eminusdoleo)
45 notes · View notes
a-toughcookie · 5 years
Text
Hanya kamu yg mampu meringkas semrawut isi kepalaku, dalam satu pelukmu...
-no one to no one-
@ronitoxid via 🐦
0 notes
a-toughcookie · 5 years
Text
“Es krim bisa membuat perasaanmu lebih baik. Atau lebih buruk karena memikirkan berapa banyak kalori yang dikonsumsi.”
Aditia Yudis
Sama kayak cinta, bikin hatimu penuh suka cita. Atau penuh duka lara karena memikirkan segala kemungkinan buruk yang ada. Gitu~
0 notes
a-toughcookie · 5 years
Text
Same shit, different person.
Itu sih kamunya yang bodoh my dear 🙃
*talk to myself*
0 notes
a-toughcookie · 5 years
Text
You did it twice, and made me mess. Thankyou 🙃
Malang, 25 Mei 2019
0 notes
a-toughcookie · 5 years
Text
Dear Pria di balik kemudi yang aku amati dari bangku kiri
Terimakasih untuk waktu-waktu yang telah diluangkan, cerita-cerita sepanjang perjalanan, nyaman yang telah kamu ciptakan, dekap yang kurasakan semalaman, dan tawa yang buat semua terasa menyenangkan.
0 notes
a-toughcookie · 5 years
Quote
Namun yang selalu aku ingat, ada darahku juga dalam nadimu yang melekat erat.
Sepanjang jarak Surabaya - Tangerang yang terpisah 20 tahun
0 notes
a-toughcookie · 6 years
Text
Lucu sekali, karena setelah emosi yang panjang, pada akhirnya aku tetap masih buta soal apa dan bagaimana aku di hati dan rencanamu.
@dedesisi
247 notes · View notes
a-toughcookie · 6 years
Text
Di ujung pelukan dan tawa, katamu kita tidak boleh pakai rasa. Lucu ya~
Semarang, 8 Maret 2019
0 notes
a-toughcookie · 6 years
Text
Sesekali
Sesekali pergilah ke pantai, lalu lihatlah ombak yang beradu itu, dan kamu akan paham–rasanya mengejar seseorang, tapi sekeras apapun kamu berusaha, dia tak bisa digapai.
Sesekali pesanlah secangkir kopi panas, lalu perhatikanlah uap asap yang meliuk-liuk itu, dan kamu akan paham–rasanya dibiarkan pergi tanpa dicegah sama sekali.
Sesekali duduklah di ruang tunggu bandara, lalu lihatlah pesawat-pesawat sibuk itu, dan kamu akan paham–rasanya didatangi untuk kemudian ditinggal pergi lagi.
Sesekali pergilah ke stasiun terdekat, lalu lihatlah sepasang rel sedih itu, dan kamu akan paham–rasanya bersisian namun pada ujungnya tak pernah bisa bersama.
Sesekali pergilah ke persimpangan, lalu amatilah lampu lalu lintas itu, dan kamu akan paham–rasanya sudah menunggu lama, lalu dibiarkan pergi begitu saja
Sesekali berdirilah di bawah pohon, lalu lihatlah daun yang jatuh itu, dan kamu akan paham–rasanya bertahan sejak lama, lalu dilepaskan juga pada akhirnya. 
4K notes · View notes
a-toughcookie · 8 years
Text
Bercermin Pada Diri Sendiri
Waktu yang tepat yang ditakdirkan Tuhan, bagi masing-masing orang, jelas berbeda.
.
Dia sudah lulus kuliah, kau belum. Kau bahkan baru memulai skripsimu. Dia sudah mendapatkan pekerjaan, kau belum. Kau bahkan masih belum memegang ijazahmu. Dia sudah memiliki pasangan, kau belum. Kau bahkan baru saja mengakhiri hubunganmu. Dia sudah menikah, kau belum. Kau bahkan tak tahu, harus bagaimana saat diteror pertanyaan oleh keluarga. Dia sudah memiliki anak, kau belum. Kau bahkan sedang berjuang bersama pasangan halalmu, menyiapkan semuanya dengan matang.
.
Percayalah, waktu yang tepat itu tidak selalu sama. Jangan banyak mengeluh. Karena itu tiada guna.
Semua orang punya waktu tepat bagi kejadian-kejadian penting dalam hidupnya. Waktu yang tepat yang sudah ditentukanNya.
Jangan memaksa. Jangan. Sering berkacalah pada diri sendiri. Hidup sendiri. Bukan pada orang lain. Hidup mereka.
-
© Tia Setiawati | Palembang, 17122016
414 notes · View notes