#undangan nikah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Cetak Mmt Kaliwungu Kendal Telp/Wa 0813-2561-6050 Kencana Offset Weleri AMANAH
Percetakan Terdekat Dari Lokasi Saya, Percetakan Terdekat Dari Lokasi Saya Sekarang, Percetakan Terdekat Dari Sini, Percetakan Terdekat, Percetakan Terdekat Dan Murah ORDER KLIK DISINI https://wa.me/6281325616050 Cetak Spanduk Kain, Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan salah satu jasa ini. Merupakan salah satu jasa yang menghasilkan produk yang bisa dibilang sangat menentukan kelangsungan…
View On WordPress
#Cetak Notebook Terdekat#Percetakan Kartu Nama Terdekat#Percetakan Nota Terdekat#Percetakan Nota Terdekat Dari Lokasi Saya#Percetakan Undangan Nikah Terdekat
0 notes
Link
0 notes
Text
Ide Pernikahan Minimalis ala Saya
Jadi ceritanya dua taun lalu saya sama istri menikah (setelah lewat pergantian mindset dari mencari istri ke menjadi suami, ditolak orang bahkan baru aja ngasih cv taaruf udah ditolak duluan HHH, sampe akhirnya menikahi seorang perempuan sederhana yang membersamai saya sampe sekarang).
Buat saya yang jarang datang ke nikahan orang, konsep pernikahan yang diinisiasi oleh istri saya itu agak unik dan beda. Nikah di Ruang Terbuka Hijau (RTH), ngundang maksimal 80 orang close friend only (kalau kata IG), hujan-hujanan, sampe pake bingo bingo an apalah itu. Mumpung pada nulis resolusi 2025, kayaknya konsep ini mending dibagiin aja ya siapa tau bisa jadi konsep resolusi 2025 temen temen. Check it out . . .
Konsepin pake Wedding Canvas Model
Temen-temen pernah denger Business Canvas Model (BMC)? yups, wedding canvas model ini tuh terinspirasi dari BMC. Canvas ini tuh ngebantu banget buat mapping konsep wedding nya mau kaya gimana, dari mulai konsep uniknya, segmen tamunya kaya gimana, hingga dapet modalnya dari mana HHH. Hmm dari orang tua? Saya engga sih :(
2. Undangan Via Event Brite
Ada yang pernah dateng ke acara FPCI-nya Pak Dino Patti Djalal? sekarang masih pake event brite ga ya? Dulu pas saya masih mahasiswa, suka dateng ke acara itu dan keren masuknya pake QR Code. Dari situ, saya terinspirasi ngebuat hal yang sama. Cuman ini eventnya wedding. Oh iya, yang diundang itu cuman temen yang kebetulan sedang deket aja atau close friend only. Jadi setelah dibuatkan list yang diundang, semuanya diminta ngisi event brite yang udah dibuat biar nanti datang BAWA QR (di hp aja, ga perlu di cetak apalagi fotocopy). Dan ketika sudah mengisi, peserta bakal dikirim undangan google calendar biar ga lupa.
3. Ga Pake Buku Tamu, Pake Canvas
Ceritanya saya lagi mikir, entar kalau buku tamu itu, database nya kemanain ya. Apa di input satu satu ke database di excel. Tapi kalau iya, entar kemanain? Terus ttd nya buat apa HH. Alhasil, kepikiran ngebuat canvas ditengahnya ada ilustrasi saya sama istri. Terus para tamu yang dateng, tanda tangan sama ngasih ucapan disana. Poster ini sampe sekarang dipajang di rumah saya dan lucu jadi kenang-kenangan pas di pajang di rumah.
4. Ga Pake Foto Prewedding, tapi Foto lain
Suatu hari saya dateng ke pernikahan temen, terus pas kesana, saya ga nemu foto prewedding. Tapi justru nemunya sesuatu yang lebih menarik. Apa itu? jadi di depan resepsionis itu ada dua foto dimana si cowok background nya lagi di Hong Kong dan si cewek background nya lagi di USA. Buat saya itu keren sih. Dan alhasil, saya pake konsep yang sama dimana saya sama istri sepakat ga prewedding tapi tempel foto pas kita lagi go overseas aja.
5. Bukan Resepsi, tapi Wedding Party
Istri saya selalu bilang kalau dia pengen konsepnya itu wedding party, bukan resepsi terus dia harus salam sama orang yang ga dikenal. Alhasil setelah mencoba melakukan riset di berbagai konsep wedding, muncullah ide membuat game bingo yang mana tamu disini dilibatkan tidak hanya sebagai orang yang hadir melainkan ikut juga sebagai peserta yang aktif. Mereka dikasih permainan bridal bingo gitu dan akhirnya saya yang nikah malah jadi ikutan jadi MC HHH
Sebenernya masih banyak sih kalau ditulis karena yang awalnya ini konsep wedding dream istri saya yang katanya Minimalist - Industrial, karena saya juga punya ide, alhasil ini bukan lagi wedding dream dia, tapi wedding konsep bersama. Dah lah, mungkin segitu dulu, entar kalau rame atau ada yang mau tanya, boleh chat aja di tumblr ini. Segitu dulu tulisan ini. Dah lama ga nulis, jadi 2025 ini salah satu resolusi saya menulis 100 tulisan tumblr. Ini bakal jadi yang pertama. Merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind
33 notes
·
View notes
Text
Diingatkan oleh teman bahwasanya 5 bulan lagi usiaku 33. Waw. Langsung ada yang nantangin "birthday trip kemana?" Auto mikir, kemana ya enaknya?
Tadi juga dapat undangan nikah dari teman yg hampir tiap hari stress kerja, lengah dikit weekend main ke SG/KL, atau minimal lari di Bali, ya tau-tau aja gitu bulan depan dah mau nikah. Waw. Aku juga mau gitu. Diem-diem aja, tau-tau taraaaaaaaa proyek mangkrak 😂
Yah, manusia itu unik beserta kisah hidupnya. Satset di mereka, belum tentu waswes di kita. Nikmati aja.
29 Oktober 2024
23 notes
·
View notes
Text
Ikhtiar Menemukan Pendamping Hidup (2)
"Ya Allah, aku memang belum baik. Masih banyak kekurangannya dan malu untuk meminta pasangan yang shalih dan mencintai Quran. Tapi orang tuaku, mereka adalah orang yang baik dan mencintai Quran. Ya Rabb. Kalau memang aku belum pantas mendapatkan suami seperti itu, izinkan orangtuaku mendapatkan menantu seperti itu ya."
Itu doa seorang teman yang dia ceritakan kepadaku. Berhubung dia anak perempuan satu-satunya di keluarga, jadi dari narasi doa seperti itu sudah tersirat maksudnya ke Allah ialah menantu untuk orangtua yang tidak lain akan menjadi suaminya. 😂
Tidak berhenti disitu saja, tapi dia dan ibunya serius untuk merayu Allah agar dihadirkan laki laki shalih dan cinta Quran yang kelak akan menjadi suami dan menantu di rumah tersebut. Karena hajat yang diminta besar, maka wasilah menuju kesana juga tidak main-main. Mereka berdua, tilawah 8 Juz sekali duduk. (Buatku itu sungguh tidak main-main 😂)
Dengan izin Allah, datanglah laki laki shalih, hafizh Quran, pejabat kampus, yang ketika dia menyebarkan undangan, orang-orang terkejut. Haah kamu nikah sama si itu? Masya Allah!!
Padahal tidak pernah berinteraksi sebelumnya dengan calon suami meski satu kampus. Pada usia yang sekeliling sepupunya sudah menyumbang cucu untuk nenek. Masa penantian mencari suami sebelumnya ia putuskan untuk hijrah ke luar pulau selepas sarjana, mengajar di sebuah pesantren selama setahun lalu hijrah lagi ke kota Bandung, melanjutkan studi S2 di ITB. Disana pun melanjutkan kembali hafalan Quran di lingkungan yang mendukung.
Pada usia tersebut, galaunya pasti ada, tapi alih-alih mencoba peruntungan dengan mendekat ke laki-laki yang dianggap berpotensi, atau mengeluh di sana sini, ia lebih memilih mengadukan semua kepada Illahi dengan terus mengasah kualitas diri.
Teringat lagi kisah tiga laki-laki yang terperangkap di dalam gua. Juga ayat di Quran yang membolehkan kita untuk mencari wasilah. Dan sebaik-baiknya wasilah ialah amal shalih.
Jadi, mungkin bisa dicoba sebagai ikhtiar. Mengingat kembali suatu amalan yang sudah pernah kita kerjakan dan kita ingat dalam pengerjaannya, tak ada tersirat nafsu riya disana. Lalu memohon kepada Allah. Ya Rabb, seandainya Engkau ridha aku pernah melakukan hal ini atau hal itu tolong kirimkan pasangan yang shalih untukku, juga menantu terbaik untuk orangtua, dan ipar yang baik untuk kakak adikku.
Namun karena kualitas diri kita jauh dibandingkan tiga laki-laki yang terperangkap dalam gua, doa itu jangan dituntut untuk segera pengabulannya. Terus diucapkan, hingga sampai di titik dimana kita terperanjat syukur karena terpesona dengan indahnya skenario hidup yang Allah ciptakan. Dan tak henti memantaskan diri, untuk senantiasa bertahan menyusuri jalan hidup yang baik meski tak menjadi yang paling unggul disana. Menjadi yang biasa saja tak apa, asal istiqomah senantiasa bertahta.
24 notes
·
View notes
Text
Bahasan seputar pernikahan tuh, di usia-usiaku lagi trending topic, ya. Apalagi, akhir tahun ini sampai awal tahun depan undangan nikah temen juga banyak sekali. Dulu sih masih sering bertanya-tanya "keren banget berani nikah umur segini, kok bisa sih?" Tapi lama lama ngga nggumun. Emang wis wayahe. Udah waktunya. Aku aja yang terjebak dan menganggap aku masih too young and childish buat ke arah sana. Padahal, aku tau jika orang-orang sering melihatku sebagai 'orang yg akan nikah duluan'. Hehe. Maaf ya.
Maaf ya, sebetulnya aku bodoh kalau perkara cinta. Mudah bagiku menentukan kriteria inklusi dlm riset supaya dpt data yang diinginkan, tapi mendadak gagu saat ada pertanyaan kriteria partner macam aku yang aku tentukan. Mudah bagiku mempelajari hal-hal baru dan excited utk itu, tapi mendadak ragu mengenai seputar masa depan yang satu itu. Mudah bagiku untuk bergaul dengan siapa saja, tapi mendadak menutup dan melarikan diri saat ada sosok dgn sinyal tertentu itu.
Bukan, bukannya aku ngga tertarik pernikahan (meski Kinan berucap syukur sekali saat aku bilang kalau aku udh mulai memikirkan hal itu, hahha). Tapi rasanya sebelum beranjak ke fase itu ada banyak sekali hal yang ingin aku tuntaskan sendiri. Iya, sendiri. Karena aku tau betul ketika menikah nanti aku ingin menjadi istri dan ibu yang sudah selesai dengan dirinya, dan siap mengabdi utk keluarga.
Jadi.. Tunggu dulu, ya :) sudah kubilang aku sedang menyiapkan kesiapan dan kepantasan itu.
Ai, yang akhir tahun ini berusia 23 tahun 6 bulan.
14 notes
·
View notes
Text
Baru aja di tiktok muncul video yang ngomong gini,
“Kenapa cewek mandiri, ujiannya di jodoh sih?”
Seketika ku langsung tertawa. Lebih tepat nya ngetawain diri sendiri 😁
Tentu aja ujian hidup mbak-mbak kecik ini ada banyak. Yah salah satu ujian yang paling hot adalah masalah jodoh.
Sebenarnya gak sebegitu pengen juga harus segera nikah, karena ngapain juga dipaksa paksa atau diburu-buru kalau emang belum ketemu. Ngapain juga diburu-buru kalau memang belum merasa yakin.
Kadang ya mikir “ini jodohnya dimana ya?”.
Tapi cuma sebentar aja.
Habis tuh udah mikir gimana cara nya dapatin cuan. Gimana cara nya bisa ngurangin konsumsi gula harian. Gimana cara nya biar konsisten olahraga. Gimana cara nya kulit wajah tampak lebih sehat. Dan hal hal lain yang rasa rasa nya lebih mudah digapai karena sudah ada alur nya ☺️
Paling juga kepikiran kalau salah satu teman di circle per-jomblo-An mulai mengirimkan undangan pernikahan. Atau kalau orangtua mulai ribet ngumumin anak tetangga atau anak sahabat nya yang udah nikah 🙂
Baru deh mikir, aku kapan ya.
Bahkan pernah juga ada di momen,
“Kok orang lain gampang ya, kok aku susah”
Tapi ya udah bentar aja. Habis itu ngelanjutin hidup lagi.
Oh iya, di kantor sering sekali bercanda dengan teman teman yang sudah nikah perihal slip gaji,
“Makanya dek, cari suami biar besaran gaji nya naik karena ada tunjangan suami 😂”
Yang biasanya para single di kantor akan langsung membalas dengan candaan,
“Duhhh siapa nih yang mau masuk ke slip gaji ku, biar dapat tunjangan suami”
🤣🤣🤣😂
Atau ketika bahas bahas sesuatu, lalu muncul kalimat,
“Aku mau foya foya dulu pakai uang suami”
“Oh, kalau aku mau foya foya dulu dengan uang hasil kerja keras dan banting tulang ku. Belum punya tulang punggung soalnya”
😂😂😂😅
Ya begitu kalau sudah Legowo. Menerima takdir hidup dan menertawakannya ☺️
Ku turut senang dengan kalian kalian yang sudah menemukan pasangan. Semoga menjadi pasangan yang tepat dan rukun selalu ☺️
Gak papa. Semua orang punya jalan dan waktu masing masing. Juga punya kebahagiaan sendiri-sendiri ☺️
Sendiri belum tentu tidak bahagia. Berdua belum tentu bahagia.
Harapannya sih, baik sendiri atau berdua atau rame-rame, semoga kita selalu bisa merasa bahagia dan utuh ❤️
21 notes
·
View notes
Text
Gue mulai berasa "dikejar".
Dulu, gue dapet undangan nikahan temen sebiji dan abis itu jaraknya lama sampe dapet undangan lagi. Baru-baru ini banget, gue langsung dapet dua dalam waktu yang berdekatan.
Nggak, gue ga FOMO pen nikah juga. Gue sangat sadar diri gue masih jauh dari kata matang atau siap, diliat dari aspek apapun.
Cuma tuh kek... njir gue beneran udah masuk mid 20s ya.
It feels weird and scary at the same time.
9 notes
·
View notes
Text
Kesempatan
Tadi siang menghadiri undangan pernikahan salah satu temen yang menikah untuk kedua kalinya.
Disaat sahabatku memandang dengan penuh rasa cinta dan hormat ketika mempelai wanita datang bersama bridesmaidnya. Rasanya mengharukan sekali bisa melihat sahabatku pada akhirnya kini bisa kembali percaya dan bangkit dari kegagalan pernikahan sebelumnya.
Hal ini yang membuat gw mempercayai satu hal, kesempatan.
Setiap kita pasti pernah melewati kegagalan kegagalan dalam hidup dalam bentuk gagal yang beragam.
Gagal dapetin kerjaan yang selama ini kita ikhtiarkan,
Gagal menjadi sosok pribadi yang selama ini kita pengen,
Gagal bersanding di pelaminan bersama pasangan yang kita cintai, padahal udah mengkhayalkan konsep pernikahan sedemikian rupa, nikah dimana, undang siapa aja dan beli cincin dimana.
Dari kesemua kegagalan kegagalan yang pernah datang, selalu ada kesempatan lain, serta alasan lain untuk kita bisa kembali bangkit.
Seberapapun kita jatuh dan gagal, seberapapun kita kecewa dan patah hati.
Selama hari esok kita masih bisa menghirup segarnya udara pagi.
Selama kita masih bisa bernafas, sambil nyeruput Americano di coffeshop favorit
Selama badan masih bisa diajak bergerak dan membawa kita ke pengalaman baru dalam hidup
Pasti akan ada hal baru yang kita kerjakan yang membuat kita bangga sama diri kita
Pasti bisa menemukan seseorang yang tepat untuk membersamai kita untuk selamanya nanti
Pasti akan ada terbit peluang yang selalu kita usahakan.
Bukankah kata Allah, bersama kesulitan ada kemudahan.
Selama kita belum mati, kesempatan itu pasti selalu terbuka.
6 notes
·
View notes
Text
Bisa nebak kalau temen yang udah asing, udah lama banget ga chat an, mesti nanya kabar dulu trus habis gitu ngasih undangan nikah. Habis gitu yaudah, ga ada basa basi lagi.
People come and go, tapi ga rela kalau inner circle ku suatu hari jadi asing. Kayak rasanya panas setahun dihapus hujan sehari. Rasanya kayak semua moment suka duka itu kayak pertunjukan. Pertunjukannya selesai, yauda berpisah. Tapi ya pada akhirnya semuanya emang nabung kenangan. Semua moment suka duka itu memang sepantasnya menjadi kenangan.
4 notes
·
View notes
Text
Ibu Khawatir
"Assalamu'alaykum..." Salamku di ambang pintu
"Wa'alaykumussalam, mah ini mah anaknya baru datang tuh mah." Sambut Anggi
"Mana ibu?" tanyaku
"Di dapur lagi bikinin sambel, ada yang minta dibikinin sambel kalau kesini." Sindir Anggi
"Heheh...."
"Buuuu, kangen." Ku peluk tubuh tua itu yang sedang ngulek sambel.
"Kemana aja? Katanya kalau kesini mau ngasih undangan ya gi?" Ibu menembak tanpa aba-aba
"Be, tolongin. Aku baru dateng udah diserang." Wajahku memelas
"Tau gak? Niat s mamah nyuruh kamu ke rumah kan buat ditanyain ini Hahahah" Anggi tertawa puas
"Beneran deh, ibu tuh nungguin kabar kamu. Kamu sehat kan? Bukannya waktu itu udah ada calon?" Ibu melepas peluk menarik tanganku dan membawa duduk ditempat yang lebih nyaman untuk mengobrol
"Maafin ya udah segede ini aku masih bikin khawatir. Ibu doakan aku aja terus yaa."
"Wajar, orang tua itu berhenti khawatirnya kalau udah meninggal. Sekalipun anak-anak udah jadi orang tua. Orang tua pasti akan khawatir." Jawab ibu
"Mah udah mah jangan ditanya-tanya tentang itu mah. Bentar lagi nangis gera nanti gak mau main lagi ke rumah." Anggi menangkap sinyal yang dikirim oleh mataku
"Mumpung ibu masih sehat, nanti masih bisa bantuin nikahan kamu." Ibu masih belum menyerah
"Kalau gitu ibu harus terus sehat sampai nanti bisa lihat aku nikah, ngebangun keluarga, punya anak dan peran-peran yang lainnya." Aku genggam tangannya sembari tersenyum getir
"Udah nikmati aja dulu hidupmu sekarang Jul. Kehidupan pernikahan gak semudah yang digambarkan feed feed romantis di sosial media kok. Nanti kalau udah dateng jodohnya bakalan nikah juga." Sambung Anggi
"Buuu, anak ini udah gede, udah mau jadi ibu-ibu. Be, pernikahan membantu kamu buat jadi dewasa, cakep. Alhamdulillah." Aku kagum dengan kedewasaan calon ibu ini
"Tetep aja bubudakeun." Ibu tak terima pujianku hehe
"Ai gak nanya2 gt? Gak khawatir adeknya belum nikah?" Ibu masih dengan topik yang sama
"Jul, s mamah tuh kangen ngobrol dan dengerin cerita kamu. Makanya nanya-nanya nyari topik sekalian kepo wkwkw."
"Iya ih, baru juga dateng pertanyaannya ngegas banget."
"Udah ya kalian ngobrol yang akur ya, owe mau siap-siap kerja dulu. Mah, inget kade sebentar lagi dia ngangis nanti dia susah lagi main kesini gera."" Pamit Anggi
"Nangis apaan, owe mah nangisnya paling nanti pas balik ke rumah. Hahahah"
*Salah satu keluarga yang harus selalu ku ingat atas banyak kebaikannya. Banyak sekali suka duka yang dibagi bersama. Tumbuh bersama. Ibu Ciii, terima kasih. Allah yang balas segala kebaikan Ibu dan keluarga yaa 🌻✨💛
Nah sekarang baru nangis hehe
2 notes
·
View notes
Text
Bentar, mau nitip obrolan sama Bunda sabtu kemarin pas lagi mampir indomaret untuk membeli Point Coffee
"Kayanya kalo sampe 2027 belom ketemu jodoh, Nawra lanjut S2 dulu ya Nda hehe"
"Iya gapapaa, do whatever feels right for you"
Untuk saat ini tuh kalo boleh jujur aku masih ingin menikah dulu sebelum lanjut S2, toh juga skarang aku ngerasa masih perlu menentukan bidang S2 spesifik dn perlu belajar banyak juga di kantor.
Mana semalem tuh abis scroll2 video2 IG ku terus sampailah pada video visualisasi mimpi jaman asrama. Which is disitu, aku merencanakan untuk menikah di 2024 Haha. Meanwhile sampai September 2024 ini belum ada juga hilal yang terlihat.
Kalo inget obrolan sama Maharanii juga pengen ketawa sendiri karena kita sama-sama masih yakin 2025 nikah 👊🤣.
Btw, sbagai sebuah bentuk manifesting, aku kayanya akan memberikan template jawaban baru kalo ada yang nanyain
"Jadi kapan nih Naw sebar undangan?" Dan lain sebagainya.
Aku akan menjawab
"Hehe doain ya. Insyaallah tahun depan"
Dan kalau kemudian netizen penanya kagetsss dn bertanya
"HAH udah ada calonnya ya?"
Aku akan menjawab
"Hehe calon mah udah ada, tapi belum tau nih sampe skarang belom ketemu sih sama orangnya. Ato mungkin udah ketemu, tapi belom sadar itu jodohnya"
Ulala slayyy skali jawabanku itu wkwk
(Markicob kapan-kapan wkwk)
3 notes
·
View notes
Text
Kalender Liturgi 22 Agt 2024
Kamis Pekan Biasa XX
PW SP Maria, Ratu
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Yeh 36:23-28
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:12-15.18-19
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab
Bacaan Injil: Mat 22:1-14
Bacaan I
Yeh 36:23-28
Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Tuhan bersabda kepadaku, "Katakanlah kepada kaum Israel:
Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar,
yang sudah dinajiskan di tengah para bangsa,
dan yang kalian najiskan di tengah-tengah mereka.
Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan, "
demikianlah sabda Tuhan Allah,
"manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu
di hadapan para bangsa.
Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa
dan mengumpulkan kalian dari semua negeri
dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu.
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih,
yang akan mentahirkan kalian.
Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu
Aku akan mentahirkan kalian.
Kalian akan Kuberi hati yang baru,
dan roh yang baru di dalam batinmu.
Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu
dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku
dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Dan kalian akan mendiami negeri
yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu.
Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 51:12-15.18-19
R:Yeh 36:25
Aku akan mencurahkan air jernih kepadamu,
dan kalian akan disucikan dari segala kenajisanmu.
*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku.
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang durhaka,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
*Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan;
dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran,
Engkau tidak menyukainya.
Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur;
hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati,
tetapi dengarkanlah sabda Tuhnan.
Bacaan Injil
Mat 22:1-14
Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini.
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Pada suatu ketika
Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat
dengan memakai perumpamaan.
Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja
yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya.
Ia menyuruh hamba-hambanya
memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu
tetapi mereka tidak mau datang.
Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan,
'Katakanlah kepada para undangan:
Hidanganku sudah kusediakan,
lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih.
Semuanya telah tersedia.
Datanglah ke perjamuan nikah ini.'
Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya.
Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
dan yang lain menangkap para hamba itu,
menyiksa dan membunuhnya.
Maka murkalah raja itu.
Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana
untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu
dan membakar kota mereka.
Kemudian ia berkata kepada para hamba,
'Perjamuan nikah telah tersedia,
tetapi yang diundang tidak layak untuk itu.
Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan
dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana
ke perjamuan nikah itu.
Maka pergilah para hamba
dan mereka mengumpulkan semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan,
orang jahat dan orang-orang baik,
sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu.
Ketika raja masuk hendak menemui para tamu,
ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta.
Ia berkata kepadanya,
'Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?'
Tetapi orang itu diam saja.
Maka raja lalu berkata kepada para hamba,
'Ikatlah kaki dan tangannya
dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap;
di sana akan ada ratap dan kertak gigi.'
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Demikianlah sabda Tuhan.
2 notes
·
View notes
Text
Ketemu dosen di kampus ❌
Ketemu dosen di pengajian ✅
Bu D : Aduh ini kemana aja, sehat ?
Me : Alhamdulillah ibu sehat, ibu gimana, sehat bu ?
Bu D : Sehat, sehat, alhamdulillah. Eh ini loh di jajaran atas sana ada siapa namanya duh lupa, y
Me : Oh y bu ? Oh saya ga tau kalau pindah kesini bu, belum pernah lihat
Bu D : Iya saya juga baru tau, waktu itu ketemu malah saya yang lupa, padahal anak bimbingan saya, habisan beda banget, rambut nya gondrong sekarang. Eh kamu udah nikah belum ?
Me : Belum ibu, doain ya bu 😊
Bu D : Iya, saya tunggu tunggu undangan dari kamu loh ya
Me : Hehe iya bu, doain ya bu yang banyak 😁
Mamah : Iya bu doain ya bu
Bu D : Iya, InsyaAllah ya, nih doa mamah nih mustajab, InsyaAllah secepetnya
Aamiin
Bandung, 28 Juli 2024
5 notes
·
View notes
Text
Jaminan Menjalin Hubungan di Umur Sedewasa Ini
Kalau kau sudah menerima banyak undangan nikah dari teman seangkatan, itu artinya kau sudah berada di umur yang harus memikirkan tujuan jelas dalam menjalin hubungan dengan seseorang.
Itulah mengapa, sebelum dimulainya hubungan, atau sebelum terlalu banyak kenangan yang diciptakan, banyak orang di umur dewasa ini butuh semacam 'jaminan'. Apakah hubungan ini akhirnya akan dibawa ke pelamaninan? Atau jangan jangan, hubungan ini hanyalah perjalanan senang-senang tanpa adanya tujuan?
Maka banyak orang, terutama perempuan, butuh sesuatu untuk dipegang; agar ketika memulai hubungan, ada harapan untuk lanjut ke jenjang pernikahan.
Maka 'jaminan tujuan hubungan' menjadi hal yang sangat penting bagi kaum perempuan. Tapi di sinilah letak permasalahannya. Bagi beberapa laki-laki, niat serius itu tidak harus diperlihatkan dengan janji. Karena laki-laki dewasa tau, bahwa akhir hubungan tidak mempertimbangkan keinginan, tapi lebih mendengarkan takdir yang telah ditentukan.
Jangankan berjanji untuk menikahi, berjanji untuk tetap bersama saja; tak ada yang bisa memastikannya. Maka membuat janji di awal agar tetap bersama hingga akhir; tidak lebih dari janji cinta anak remaja yang belum ditampar realita.
Dan betul saja, ada banyak orang yang di awal hubungan mendapatkan jaminan kata-kata manis, tapi hubungannya berakhir dengan begitu miris. Ada yang mendapat jaminan datang ke rumah lalu memikat hati orang tua, ada yang sudah sampai di tahap lamaran bersama keluarga, bahkan ada yang sudah sampai di tahap pertunangan yang disertai acara megah. Tapi pada akhirnya? Mahar yang didapat adalah perpisahan dan kekecewaan.
Di lain sisi, tidak sedikit laki-laki yang di awal hubungannya tidak menjanjikan apa-apa, dan si perempuan pun tidak menagih jaminan apa-apa. Tapi di pertengahan jalan, di suatu titik sang pria menyadari, bahwa perempuan yang bersamanya ini adalah perempuan yang tulus menemaninya. Perempuan yang bahkan tak pernah mendapat kepastian untuk tidak ditinggalkan. Perempuan yang tidak pernah meminta dijanjikan untuk dibawa ke pelaminan. Tapi tanpa pamrih dia tetap bersama walau dalam hati kecilnya sangat mengharapkan kebersamaan yang direstui Tuhan. Hingga sang pria terketuk hati nuraninya, lalu mendapatkan tekat yang genuine untuk memutuskan dengan teguh, bahwa perempuan yang bersamanya saat ini; akan ia jadikan sebagai perempuan terakhir yang ingin ia bahagiakan hingga akhir hayatnya.
Begitulah dua jenis hubungan yang banyak terjadi di sekitar saya. Maka menurut analisa saya. Penentuan akhir hubungan itu bukan hanya melihat sisi laki-laki. Peran perempuan juga sungguh berarti.
Jika laki-laki dinilai dari kesungguhannya, harusnya perempuan juga dinilai dari ketulusannya.
Jika perempuan menilai karakter laki-laki yang tidak mampu menjanjikan kesiapan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Laki-laki pun dapat menilai karakter perempuan yang hanya ingin menjalani hubungan dengan sebuah syarat dan perjanjian.
Tapi pada akhirnya. Ini hanyalah dua jenis hubungan yang sama sama punya peluang berhasil dan sama sama punya potensi gagal.
Ada banyak kok 'jaminan' di sebuah Bank yang berhasil dengan program KPRnya. Di mana pada akhirnya, jaminan itu berhasil ditebus dan dimiliki seutuhnya oleh si debitur. Tapi saya juga mau mengingatkan, bahwa tidak sedikit pula jaminan yang tidak mampu ditebus; hingga harus berakhir di pelelangan untuk menemukan pemilik baru.
Dan untuk siapapun yang datang padamu tanpa sebuah jaminan apa-apa, jangan terburu-buru menilai bahwa tak ada masa depan yang indah bersamanya. Bisa jadi ia sedang membangun tempat terbaiknya, tanpa memberitahumu proses yang sedang ia jalankan. Dan akan mengajakmu tinggal bersama ke tempat itu; ketika ia telah yakin bahwa tak ada lagi orang yang lebih pantas darimu untuk ia bahagiakan seumur hidupnya.
Sekian.😉
31 notes
·
View notes
Text
AKU SIAP MENIKAH
Hal-hal yang aku rasa cukup ternyata mengantarkan aku untuk menyadari bahwa aku ini masih belum cukup untuk dikatakan siap
Dulu beberapa bulan setelah lulus SMA, aku mendapatkan 3 undangan pernikahan dari teman SMA-ku. Saat itu tidak banyak yang aku lakukan kecuali mengucapkan selamat dan turut berbahagia atas rezeki yang Allah tetapkan kepada mereka. Tapi di sisi lain, aku juga berpikir:
“Hah? Ini beneran mereka nikah? Si A ini kan orangnya manja, pas di asrama saja dia gak bener-bener belajarnya. Si B juga, kok bisa-bisanya dia yang duluan nikah padahal kan orangnya jarang mandi gak pintar merawat diri sendiri? Apalagi si C, dia kan manja banget sama orang tuanya, pengennya dijenguk saja pas lagi di asrama dulu? Ini beneran orang-orang yang kaya gini yang duluan nikah?”
Sebelum lanjut, ucapkan Astagfirullah dulu yaa hehe. Pemikiran ini tidak benar ya teman-teman. Sekarang aku juga sadar bahwa pemikiran tersebut ternyata hadir dari perasaan merasa lebih baik dibandingkan orang lain dan itu tidak seharusnya ada pada pribadi seorang muslim.
Oke lanjut. Saat itu, jujur saja aku memang merasa lebih baik daripada mereka dari segi kepribadian, kepintaran dan juga prestasi yang selama ini aku punya. Sampai akhirnya, setelah berada di rumah pun (aku dulu di asrama), aku merasa banyak hal yang ternyata aku ini cukup siap untuk menghadapi banyak hal, salah satunya juga “pernikahan”.
Pertama, kesabaran. Saat itu, aku merasa bahwa kesabaranku begitu luas, bisa sabar menghadapi orang lain, bisa sabar menghadapi orang tua, bisa sabar menghadapi tetangga, bisa sabar menghadapi pertemanan dan lain sebagainya. Sehingga aku pikir bahwa menghadapi seseorang yang menjadi pasanganku nanti adalah suatu hal yang mudah. Tapi menginjak umurku yang ke 23 tahun ini, aku menyadari suatu hal, bahwa ternyata aku tidak cukup sabar untuk menghadapi semua itu. Regulasi emosi yang ternyata masih berantakan. Menghadapi orang yang tidak semuanya menyukai kita juga amat melelahkan. Pekerjaan, tuntutan dari rumah maupun tempat kerja kadang menguras banyak energi dan pikiran. Belum lagi, semakin dewasa semakin banyak hal yang tidak aku sukai terjadi dan ini kadang merusak mood dan membuat emosi cenderung negatif.
Kedua, Cara mendidik (ilmu parenting). Aku adalah penyuka anak-anak dan menjadi seorang guru di salah satu sekolah dasar yang pastinya dikelilingi oleh anak-anak yang menggemaskan. Dulu, aku berpikir dengan modal itu, aku cukup siap untuk menikah. Sampai akhirnya, setelah 6 bulan aku mengajar di sana, aku lebih mengenal diriku sendiri dan mendapati banyak hal. Bahwa mendidik bukanlah tugas yang mudah. Aku perlu tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan anak, perlu tahu bagaimana caranya mengatur emosi, perlu tahu bagaimana caranya memanajemen pembelajaran yang menarik untuk anak dan banyak hal lainnya yang tidak kalah penting. Semua hal itu, ternyata tidak banyak yang aku tahu dan aku merasa sangat-sangat minim pengetahuan tentang ilmu mendidik. Yaaa, pada akhirnya aku menyadari bahwa ilmuku terkait pernikahan dan juga mendidik tidak cukup untuk mengatakan bahwa aku ini siap untuk menikah.
Ketiga, Komunikasi. Cara aku berbicara, pilihan kata, cara menyampaikan, bagaimana komunikasi saat aku sedang ada masalah dengan pasangan, orang tua, sahabat dan lain sebagainya ternyata perlu sekali ilmu. Dulu, aku berpikir bahwa komunikasi hanya sebatas ya ngobrol saja, spontanitas, tidak perlu banyak hal yang dipikirkan, apa adanya saja dan semaunya aku. Tapi ternyata tidak sesimpel itu, bahkan ilmu yang mungkin aku rasa sudah cukup, itu perlu penerapan yang baik dan semua itu tidak mudah. Akhirnya, aku merasakan bahwa aku ini belum cukup untuk dikatakan siap menikah.
Sebenarnya masih banyak hal yang aku rasa kurang di dalam diri aku dan itu cukup membuat aku merasa belum siap untuk menikah. Tapi mungkin teman-teman bertanya:
“Terus teman kamu, kok bisa-bisanya Allah kasih rezeki menikah di usianya yang amat sangat muda?”
Ini pertanyaan bagus menurut aku karena mungkin selama ini, kita selalu merasa bahwa mereka tidak cukup siap untuk menghadapi pernikahan. Dalam pandangan kita, mungkin hal yang demikian bisa kita katakan benar dengan segala pemahaman dan prinsip yang kita pegang. Tapi perlu ingat teman-teman, bahwa menentukan kesiapan seseorang untuk menikah itu bukanlah hak kita, itu hak Allah yang mutlak lebih mengetahui dibandingkan siapa pun di dunia ini. Pasti ada hal kebaikan yang merupakan pembelajaran yang ingin Allah beri kepadanya dan menurut-Nya cara pemberian terbaik kepada meraka adalah dengan menikah.
43 notes
·
View notes