#tas ransel hitam
Explore tagged Tumblr posts
Text
---
Bukan sebuah kebetulan, jika perjalanan-perjalanan itu membawanya pada beberapa kisah untuk direkam dalam tulisan. Bahkan, sebagian barangkali cukuplah saja mendekam dalam ingatan diam-diam.
Ia berkata lirih pada dirinya sendiri, "Ayo kita pulang, tersesat pada banyak perjalanan lagi."
Maka, ia bergegas mengemas pakaian ke dalam ransel hitam kesayangannya. Peralatan sabun mandi, kosmetik, krim siang krim malam, uang tunai, lengkap dengan baju tidur dan kaos kaki motif kucing kesayangannya. "Untuk beberapa hari saja, (lagi) aku ingin minggat dari kota yang membosankan ini," gumamnya.
Sudah terbayang di kepalanya perjalanan berjam-jam di kereta ekonomi tipe C ; hiruk pikuk orang-orang, bau keringat, bau pesing toilet kereta, bau nasi bekal penumpang di dalam tas kresek, suara mesin roda kereta; sementara dirinya sibuk tenggelam dalam pikirannya sendiri. Menatap kosong ke luar jendela: di depannya pemandangan gersang bukit-bukit, sawah-sawah hijau, rumah-rumah kayu mungil di pemukiman penduduk atau pinggiran rel kereta api, sambil membayangkan hal-hal jauh yang tak terpikirkan sebelumnya. Pikirannya larut melebur tenggelam dalam perjalanan yang panjang dan melelahkan itu. Dan kalau sudah bosan, dibacanya buku kesayangan untuk mengusir kebosanannya itu.
Dengan sebuah kebetulan yang dituliskannya juga, ia mengepak hari-hari bahagia tanpa dibayang-bayangi beban kerja; membunuh waktu sendirian di sebuah kota yang asing, yang dimana orangorang tak kenal dan bahkan tak tahu siapa namanya. Malam hari, ia akan tertidur tanpa perlu memikirkan apa-apa. Melupakan rasa sakit sebentar, ngilu-ngilu yang diciptakan oleh rasa kecewa pada keadaan, dan di pagi hari ia akan terbangun dengan semangat menyala-nyala; mencari sarapan enak di kedai kuliner yang disarankan orang-orang di internet, lalu setelahnya pulang ke penginapan dengan perut kenyang sambil memikirkan nanti mau makan malam di mana dan makan apa.
Perjalanan-perjalanan itu tentu membuatnya kecanduan. Tak pernah dipikirkannya bahwa bepergian sendirian sungguh seseru ini. Dulu ia hanyalah perempuan naif yang takut kemana-mana sendirian. Tak pernah dipikirkannya bahwa perjalanan-perjalanan ini justru bisa membantunya membunuh kesepian. Tak pernah disangkanya perjalanan-perjalanan ini justru memberinya keberanian baru. Ia seperti menemukan lagi gairah hidup dan dirinya yang baru. Tak pernah diduganya perjalanan-perjalanan ini akan membawanya pada pelarian dan penolakan sekaligus; keramaian yang kadang bikin mual tapi sepi yang asing, ia juga menikmatinya.
Perjalanan-perjalanan itu, telah memberi kejut-kejut baru dalam kehidupannya. Melintas laut; bertemu orang-orang asing di stasiun, di peron kereta, di warung-warung kopi yang ia singgahi. Dilipatnya rasa muaknya pada kehidupan, kecewanya pada orang-orang; kini ikut berpindah ke dalam ransel hitam di punggungnya. Ia bahkan tak sempat mencari persembunyian dalam jejak-jejak perjalanan, di tanah yang kering dan bau asap-asap bus kota yang memenuhi rongga paru-parunya.
Perjalanan ini akan membawanya ke banyak perjalanan-perjalanan yang lain lagi. Masih begitu banyak tempat yang ingin ia singgahi. Dengan sebuah kebetulan yang lain, yang juga dituliskannya. begitulah, janjinya. Ia akan menabung ingatan perasaan; pada seseorang yang pernah ditemuinya. Yang kepada sepasang bibirnya, ia mendaratkan ciuman yang kikuk dan sebentar-sebentar. Yang di hamparan dadanya, ia menawarkan setangkup dekapan di tengah-tengah percakapan yang hangat dan panjang. Yang kepada dirinya, ia memberikan buku sebagai kado manis awal perjumpaan.
Hingga demikianlah perjalanan itu akan menuliskan semua kebetulan-kebetulan ke dalam dirinya. Ia akan mengingat betapa canggungnya mengakhiri perjalanan tanpa pelukan-pelukan dan ciuman selamat tinggal.
"sebab aku akan kembali," desahnya, di dalam kereta kepulangan.
"Sebab aku akan kembali lagi mengecup sepasang bibir yang kikuk,itu lagi."
/2024
2 notes
·
View notes
Text
Seorang pria kecil yang sendiri, membawa tas ransel yang diisinya oleh buku bacaan, makanan, kompor, dan cangkir kopi.
Pria itu tidak memasukan tenda dalam daftar bawaan, dia beranggapan seorang pria hidup nomaden. Berjalan berhenti, menjalani kehidupannya dengan kesunyian.
Pria yang menarik bukan? Dia tertawa ketika jalannya semakin terjal berbatu, tersenyum tipis ketika angin menggoyang ilalang, sampai setiap orang yang melihatnya, mereka bisa melihat kebahagiaan dan kesedihan yang sunyi tersirat dari mata yang sedikit tertutupi topi baseball.
Terjal di kaki gunung yang sendiri dia lalui. Sampailah dia menziarahi pohon di tengah ilalang, terpatnya menyelesaikan buku bacaan Bobo. Bahkan di batangnya masih tertulis namanya yang dia ukir dengan pisau eiger.
"Pria yang malang" kata orang. Mengunjungi masalalunya hanya untuk membaca, melukis gunung tanpa sawah, menyedu kopi, memandang ilalang kering kuning di goyang angin, menatap langit yang cerah sedikit awan. Orang lain selalu berkata demikian.
Tetapi seorang pria sepi itu menulis tujuannya di halaman buku Bobo yang telah selesai dia baca baca dahulu,
"Bahwa manusia makhluk berfikir yang tidak pernah berfikir, bahkan berfikir untuk mengenali dirinya sendiri"
Sepertinya mereka perlu mengenali pria sepi itu, setidaknya agar mereka mau mengunjungi langit dengan sedikit awan, ilalang kering, kesepian kesepian di hati mereka.
Menyenangkan mengenali diri dengan perjalanan, menggunakan sepatu converse, jaket jeans, memasang headset mendengarkan lagu "Blowin in the wind", dan kaca mata hitam.
3 notes
·
View notes
Text
Khawla
Sombrero, Januari 2016
Terpasang jelas di dinding kamarnya. Sebuah rancangan rumah mewah bergaya American style favoritenya.
Khawla, Gadis kelas tiga SMA yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas dengan cita-citanya menjadi seorang arsitek sukses dimasa yang akan datang. Ia selalu tersenyum tiap kali melihat dinding kamarnya dan juga gambar-gambar arsitektur lainnya yang disimpannya di laci meja belajar. Cita-citanya dirasa makin menguat kala Ia dinyatakan lulus dari SMA dua minggu lalu. Sejumlah jadwal tes masuk Universitas yang sudah Ia mantapkan untuk dipilih dan siap Ia jalani satu-persatu dengan setumpuk buku latihan soal yang sudah bulak-balik ia kerjakan. Ya! Khawla siap menjemput impiannya dengan sungguh-sungguh. Tak jarang Ia sampai tertidur di meja belajarnya karna tanggal ujian sebentar lagi tiba.
Pukul dua dini hari menjadi malam yang menegangkan bagi Khawla
“Khawla…. bangun. Ayo kita harus segera pergi, kemasi baju dan juga barang barangmu yang tidak ingin kau tinggalkan dirumah ini. Cepat Khawla”. Ibu Weli, Mama Khawla terlihat sibuk Manyiapkan beberapa tas.
Dengan mata setengah meram dan bingung luar biasa Khawla bangun dengan setengah nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. Melihat Mamanya mengemasi barang ke tas ransel yang cukup besar.
“Mah kita mau kemana malam-malam begini aku ngantuk”
“Pssstt jangan berisik, ikuti saja apa yang Mama katakan, diluar gang sudah ada mobil yang akan menjemput kita. Secepatnya kita akan pergi dari sini. Kita tidak punya banyak waktu!”
“Aku harus bawa apa Mah? Papa kemana?”
“Mama tidak bisa jawab sekarang dimana Papamu. Pokoknya bawa apapun yang kamu ingin bawa. Tapi tinggalkan handphone dan laptop kamu disini karna kita tidak akan kembali kesini”
“Tidak mau! Ini handphone dan laptopku dan ini rumah kita kenapa kita harus pergi meninggalkan semua ini?” Ada bendungan air di mata Khawla.
“Dengar Khawla! Dengarkan Mama, semua ini bukan milik kita, kita tidak bisa tinggal disini, kita harus pergi sejauh mungkin. Kamu akan menyesal kalau kamu tidak dengarkan Mama sekarang”.
Dengan wajah panik dan tangan gemetar serta jantungnya yang ikut berdebar sangat kencang Khawla menuruti perkataan Mamanya dan mulai membereskan baju-bajunya.
Berjalan perlahan. Khawla, Mama dan kedua adiknya, Fasha yang masih berumur delapan bulan dan Hisyam berumur dua tahun menghampiri mobil kijang hitam didepan gang agak jauh dari rumahnya, didalamya ada lelaki separuh baya memakai topi kupluk dan jaket hitam sudah siap memegang stir mobil.
Sambil melihat ke jendela Khawla menangis memandangi rumahnya yang Ia tinggali selama delapan belas tahun dengan banyak pertanyaan dibenaknya yang tak bisa Ia katakan saat ini.
••• Pelabuhan Simaya menjelang terbitnya Fajar •••
Tak sedikitpun pertanyaan Khawla terjawab, Mamanya sibuk menggendong Fasha beserta dua tas besar dan Khawla membantu menggendong Hisyam yang masih tertidur dan menggendong satu ransel besar berisi baju dan barang pribadinya. Sesekali adiknya terbangun dan menangis karna tidak nyaman. Khawla begitu lelah dengan perjalanan darat hampir empat jam dan untuk pertama kalinya menaiki kapal laut dan tidak bisa tidur karna goyangan kapal laut yang cukup kencang membuat perutnya mual dan ingin muntah. Mukanya pucat pasih tapi Ia tahan sampai di pelabuhan kota tujuan hampir duabelas jam lamanya.
Sesampainya di Pelabuhan Tarari rasanya semua isi perut Khawla keluar, pahit terasa ke seluruh mulutnya, matanya berair dan lemas sekali tapi Ia dan keluarganya harus melanjutkan perjalanan darat dengan bus ke kota tujuan.
“Ini dimana?” Gumam Khawla. Ia benar-benar asing disini dan hanya memperhatikan orang sekitar, tak sanggup bertanya-tanya lagi ke Mamanya karna energinya sudah habis diperjalanan. Ia hanya mengikuti kemana Mamanya melangkah dan baru Ia bisa tidur di bus.
••• Kota Antennae •••
Mamanya membuka kertas kecil berisikan tulisan singkat Jalan Polala IV no. 10 Kecamatan Lininam, Antennae. Mereka sampai disebuah rumah kecil berisi dua kamar, satu kamar mandi yang menyambung dengan dapur, ruang tamu kecil dan teras tanpa pagar. Amat jauh berbeda dengan rumahnya di Sombrero yang bisa dibilang dikawasan komplek mewah.
Mengeluarkan kunci dari tas kecilnya, Bu Weli membuka pintu rumah kecil itu
“Ini rumah siapa Mah?” Tanyanya heran sambil celingak-celinguk kedalam rumah yang tidak berpenghuni itu.
Karna waktu sudah menunjukkan waktu tengah malam, Khawla merebahkan badannya dan meletakkan semua tasnya di lantai. Mama dan kedua adiknya masuk ke kamar depan.
Aduh! Khawla sedikit menjerit karna kasurnya yang dikira empuk sepertinya dirumahnya dahulu ternyata hanya berbahan kapuk yang cukup keras. Tapi raganya tak mampu lagi berkutik. Ia melihat ke langit-langit rumah yang kini mereka tinggali.
“Oh Tuhan… apa aku sedang bermimpi saat ini? Tolong bangunkan aku sekarang juga.
Mimpi buruk ini sudah terlalu panjang, aku ingin bangun”. Tak sadar Khawla terlelap.
••••
Suara adzan subuh berkumandang, Bu Weli membangunkan Khawla dengan nada yang sama setiap paginya.
Matanya terbuka, masih di kamar di rumah kecil dengan plafon warna coklat mudah yang sudah sedikit berdebu.
“Jadi aku tidak mimpi yah?”
Seusai solat subuh Khawla sudah melihat situasi diluar rumah. Jarak antar rumah yang cukup jauh tak membuat Khawla khawatir karna di komplek rumah lamanya juga sesepi ini.
“Ini Mama beli kue didepan sana, sarapan dulu. Gimana perutmu sudah baik setelah mabuk laut kemarin?”
“Iya.. sudah lebih baik” Singkat padat dengan wajah yang tak bisa tersenyum ceria seperti biasanya.
“Mana senyummu yang selalu Mama lihat di pagi hari?kok….”
Khawla memegang tangan Mamanya seolah menghentikan omongannya.
“Mama fikir aku bisa tersenyum pada kondisi seperti ini? Dengan rasa bingung,takut,marah. Mama fikir aku masih bisa seperti Khawla yang biasanya?”.
Bu Weli menarik lagi tangannya yang hendak mengambil kue yang dibelinya di tukang kue keliling selepas subuh tadi. Wajah lelahnya seakan menyimpan banyak cerita rahasia.
“Khawla, Papamu bilang Ia melakukan kesalahan yang sangat besar dan harus pergi, Mama pun tidak tau yang pasti jauh dari Sembrero. Dan Papa ingin Mama, Kamu, Hisyam dan juga Fasha juga pergi jauh dari Sombrero agar kita selamat dan Papa hanya berpesan pada Mama untuk segera meninggalkan Sombrero tanpa membawa handphone dan juga laptop”.
“Memangnya Papa berbuat salah apa Mah? Kenapa Papa memilih pergi begitu saja? Kenapa Papa meninggalkan kita semua kenapaa?”.
“Mama juga tidak tahu apa yang Papamu perbuat Nak, sungguh Mama tidak tau”.
Tak percaya sama sekali hal ini terjadi padaku Kugantungkan angan dan citaku di kota Sombrero Seluruh kehidupanku ada disana. Di kota yang ku cintai itu Tapi kini ku harus menelan pahitnya roda hidup yang berputar kebawah Semua harus ku kubur dalam-dalam Dan pelan-pelan harus menerima kota asing bernama Antennae. Lalu bagaimana dengan teman-temanku? dunia ku? dan juga mimpi-mimpiku?
Tangis mereka berdua pecah diruang tamu kecil itu. Sambil menutup mulutnya rapat rapat. Tak ingin kedua adiknya terbangun karna jarak mereka ke kamar tempat adiknya tidur sangat dekat. Khawla merasakan sesak di dadanya, tak ada kata yang bisa terucap hanya tangis yang Ia tahan kuat kuat, air mata yang tak berhenti berlinang, tenggelam dalam kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapinya. Semua jadwal ujian masuk Universitas yang akan segera dijalani seakan lenyap, gambar-gambar arsitektur bangunan tertinggal dikamar bersama kenangan delapan belas tahun hidupnya di kota Sombrero. Kini yang Khawla fikirkan hanyalah bagaimana bertahan hidup di kota ini bersama Mama dan kedua adiknya yang masih kecil sedangkan mereka tak banyak membawa barang dan meninggalkan ATM.
Uang lembaran yang mereka bawa dari Sombrero tidak seberapa. Dalam kesedihan yang mendalam Khawla sudah harus putar otak bagaimana Ia bisa mencari pekerjaan di kota yang baru Ia datangi ini. Tanpa gadget semua terasa sulit, Khawla terbiasa membuka handphone dan laptopnya untuk mencari informasi, tapi kini Ia harus terbiasa tanpa hal itu.
••• Keesokan harinya •••
Mencoba ke pusat kota dengan menggunakan bus, bermodal tanya sana sini sampai juga Khawla di keramaian pusat kota Antennae, hal yang sangat Ia rindukan ketika tinggal di Sombrero dulu.
Langkah demi langkah dan matanya tak berhenti melihat ke kanan dan kiri, apakah ada yang bisa Ia kerjakan dan menghasilkan uang walau Ia tak tau punya keahlian apa. Toko demi toko Ia masuki, memastikan apakah ada lowongan pekerjaan untuknya, bahkan menjadi tukang cuci piring pun tak masalah asal Ia dan keluarganya punya uang tambahan. Sudah setengah hari lebih Khawla berjalan tanpa tau arah pasti apa yang dituju. Perutnya kelaparan dan Ia pun terpaksa berhenti di Bapak tukang siomay pinggir jalan raya, memesan satu porsi siomay tanpa pare dan kol. Sambil mengunyah dengan lahapnya, tanpa sengaja Ia mendengar percakapan dua orang disebelahnya.
“Eh kamu jadi resign kah? Kerjaan yang ini lebih cuan kan?”
“Insya Allah jadi tapi lagi cari pengganti nih, Koh Acoh mau ada pengganti dulu baru aku bisa caw dari tokonya”.
“Oh udah dapet?”
“Belum nih, sepupu ku pada gak mau, mereka juga udah pada kerja soalnya, lagian gajinya gak seberapa memang, tapi pemiliknya baik banget sebenernya walaupun cerewet hahaha”.
Mendengar sebuah informasi berharga ini tanpa fikri panjang Khawla memberanikan diri bertanya ke dua orang yang tidak Ia kenal itu.
“Permisi mba maaf kalau saya lancang, tidak sengaja mendengar percakapan mba tadi, apa mba ini masih mencari orang yang mau bekerja di toko? Kebetulan saya sedang mencari pekerjaan, berapapun upahnya saya mau. Oiya sebelumnya perkenalkan nama saya Khawla”
Kedua mba itu saling bertatapan.
“Oh iya benar saya memang lagi cari orang untuk pengganti. Kamu tinggal dimana? Kamu terlihat muda, masih kuliah yah? Saya Pia”.
Khawla menyerahkan KTP nya ke Mba Pia yang berambut pirang itu.
“Saya sudah lulus SMA tapi belum melanjutkan kuliah karna saya ingin bekerja dulu sambil mengumpulkan uang untuk daftar kuliah”.
“Oh kamu pendatang yah? belum tau banyak daerah sini dong?”
“Iya Mba saya baru saja pindah ke kota Antennae, sebelumnya saya tinggal di kota Sombrero”
“Hoo begitu, oke boleh saya minta nomor handphone mu? Nanti saya infokan kelanjutannya besok yah karna saya harus izin Koh Acoh dulu”
“Maaf handphone saya rusak dalam perjalanan ke kota ini, tapi bisa beri saya alamat tokonya saja? saya pastikan datang di waktu yang diminta besok entah saya diterima atau tidaknya tidak apa-apa saya akan datang. Khawla terpaksa berbohong mengatakan hp nya rusak.
“Hoala okelah kalau begitu, saya tuliskan alamat dan letak tokonya yah”
Setelah mendapatkan kertas berisi tulisan alamat toko sembako di pasar kamis tempat mba Pia bekerja, Khawla tersenyum sumringah sepanjang perjalanan pulang, padahal Ia belum pasti akan bekerja tapi rasanya senang sekali. Tak sabar Ia beri tahu Mamanya dirumah.
“Mah.. lihat ini salah satu toko di Pasar Kamis, besok aku datangi untuk menggantikan Mba Pia yang tadi aku jumpai di tukang siomay, semoga aku bisa diterima, lumayan kita ada uang untuk menyambung hidup.
“Alhamdulillah.. kamu tidak apa kan La?” Mamanya tau ini sangat berat untuk Khawla, sejak kecil Ia hidup berkecukupan, belum pernah mencari uang sendiri tapi Ia tau anaknya juga bukan anak yang manja jadi Ia harus yakin Khawla bisa menghadapi ini meski akan terseok-seok.
“Enggak papa Mah, aku belum tau kerjanya gimana tapi jadi penjaga toko sembako ya paling melayani pembeli gitukan ya Mah? Bisalah aku dikit dikit, aku kan jago berbicara hahaha”
“Mandi dulu sana bau asam! Hahaha nanti Mama buatkan telor ceplok setengah matang kesukaanmu yah”.
Khawla masuk ke kamarnya, dibalik pintu Ia duduk bersandar. Memijit mijit kakinya yang terasa kebas karna berjalan jauh sekali, membiarkan air matanya menetes terus menerus tapi ia pastikan tidak ada suara yang keluar dari mulutnya, Ia tak mau mmebuat Mamanya sedih.
••• Di Pasar Kamis Toko Jaya Abadi •••
“Koh ini Khawla yang aku ceritakan kemarin di whatsapp, Dia pendatang, baru lulus SMA dan pengen kerja disini, gimana koh?”.
“Eh elu orang masih muda beneran mau kerja disini?”
“Iya Koh, saya siap bekerja apapun karna butuh sekali uang untuk Mama dan adik dirumah”
“Lah Bapak lu kemana emang?”
“Em…”.
Raut wajah Khawla mendadak berubah, campuran rasa sedih, kesal dan marah rasanya ingin Ia ledakkan tapi Ia sadar ini bukan tempatnya dan bukan jawaban yang tepat untuk ia utarakan saat ini.
“Sudah sudah tidak usah lu jawab gue udah bisa baca. Iya lu boleh kerja disini tapi gue coba dua minggu ya kalo lu oke nanti lanjut.
Wajah bingung sekaligus lega dirasakannya bersamaan dan tak lupa Ia pun mengucapkan terima kasih berulang kali ke Mba Pia dan juga Koh Acoh.
“Selamat ya Khawla sekarang resmi jadi anak buah Koh Acoh hahaha”.
Hari-harinya kini disibukkan dengan belajar melayani pembeli dan mencoba menghafal semua harga sembako dan bahan bahan kue di toko yang sudah cukup terkenal di kalangan orang pasar.
Benar ternyata Koh Acoh memang cerewet, si newbie ini benar-benar kelimpungan dengan semua instruksinya, cepat dan selalu penuh gelora semangat macam tak ada jeda Ia berbicara, suaranya juga kencang membuat Khawla mengalami culture shock pertamanya dan sesekali terdengar membentak, tapi tidak. Koh Acoh bukan sedang marah marah, memang nada bicaranya demikian, Khawla mulai terbiasa meski setiap pulang kerumah terasa remuk sekujur tubuh karna ia tidak ingin dinilai lambat dalam penilaian kerjanya di dua minggu pertama ini jadi Ia usahakan bisa mengikuti irama Koh Acoh dan juga pegawai yang lain.
“La, lu kagak punya hp? Kalo nanti sewaktu-waktu gue butuh tanya elu gimaa?”
“Ehm.. kan aku senin sampai sabtu setengah hari kesini koh, tenang aja hehe”
“Heh bukan gitu kalo tiba tiba lu sakit trus gak bisa berangkat kerja gimana coba?
“Tapi aku belum punya uang koh buat beli hp”
“Yaudah gini deh, nih gue ada hp agak jadul sih tapi masih bisa dipake jadi kalo ada urgent lu telfon gue yak, ini udah ada nomornya jadi lu tinggal pake”
“Wah makasih banyak koh makasih”.
“Heh tapi itu gue pinjemin bukan buat elu hak milik ya”
“Siap Koh”.
Nyaris sebulan Khawla tak memegang hp setelah Mamanya minta untuk ditinggalkan dirumah lamanya di Sombrero. Rindu sekali Khawla punya hp lagi, Ia juga rindu dengan teman-temannya, sudah lama Ia pergi tanpa kabar ke teman teman terdekatnya. Tapi ini belum waktunya untuk mellow, Ia harus kembali bekerja karna toko sedang ramai-ramainya.
•••
“Mah, lihat aku dipinjami hp sama Koh Acoh untuk komunikasi takut tiba-tiba aku sakit dan gak bisa mengabari koh Acoh”.
Dengan cepat Mamanya mengambil hp pinjamannya itu.
“Khawla, jangan membuka komunikasi dengan siapapun di Sombrero saat ini, kembalikan saja hp ini ke bos mu”. Mamanya terlihat panik sekali.
“Mah ini cuma bisa untuk telfon dan sms aja, Khawla menariknya kembali.
lagian ini sudah diisi kartu dan nomor Koh Acoh, aku tinggal pakai saja dan ini tidak bisa untuk internet kok”.
“Oh Mama fikir... Yasudah kalau tidak urgent tidak usah dipakai, lagi pula itu hp pinjaman kan? Kalau rusak nanti kamu kena ganti loh”.
“Iya siap Ma aku simpan saja”.
Khawla terlihat menuruti permintaan Mamanya tapi nyatanya tidak, Diam-diam Ia sempat mencatat nomor teman dekatnya di Sombrero dan berniat menghubungi mereka saat di pasar nanti dan mencari tau sebenarnya apa yang terjadi pada keluarganya.
Di Sore hari koh Acoh menegur Khawla karna sejak habis makan siang tadi kerjanya tidak fokus, berkali kali pembeli harus mengulang karna Khawla tidak dengar dan ada satu pembeli yang marah-marah karna pesanannya salah terus
“La elu lagi kenapa? Tumben banget lu gak fokus, muka lu pucet begitu lu sakit?” Niat hati ingin menegur Khawla Koh Acoh malah jadi kasian karna melihat muka Khawla tiba-tiba memucat dan seperti orang linglung.
“Gapapa Koh, aku sehat kok cuma tadi tiba-tiba nge blank aja karna kepikiran sesuatu”
“Ayok fokus La fokus nanti pelanggan marah lagi ke gue karna salah mulu pesenannya”
“Iya Koh maaf ya Koh”
Satu jam selepas solat dzuhur tadi rupanya Khawla berhasil menghubungi teman dekatnya di Sombrero, Kasih. Hanya bisa berbicara sebentar saja karna waktu yang diberikan untuk solat, makan dan istirahat tidak banyak.
Selama perjalanan pulang Khawla memilih turun bus lebih jauh dari rumahnya, Ia benar-benar tidak bisa berfikir jernih karna terlalu shock mendengar berita dari Kasih tadi kalau Papanya (Pak Soebandi) diberitakan menjadi terduga kasus korupsi bernilai milyaran rupiah.
―
Aku memang tidak sedekat itu dengan Papa dan aku tidak tau persis pekerjaan Papa tapi aku benar-benar tidak percaya kalau Papa melakukan hal yang melanggar hukum Apa sebab itu juga Papa ingin kita pergi jauh dari Sombrero? Apa sebab itu Mama menyembunyikan cerita ini? Mama gak mungkin gak tau kan?atau memang Mama tidak tau? Kalau Mama tau kenapa Mama gak jujur kepadaku? Lalu sekarang Papa dimana? dipenjara? atau…..
―
Semua pertanyaan dan kenyataan itu benar-benar membuat kepala Khawla rasanya mau pecah.
Sedih, kesal dan marah semua jadi satu di satu waktu dan tanpa sadar Ia meremas remas botol kemasan air mineral yang sudah habis dan melemparnya kearah taman pinggir jalan sambil berteriak.
“Aduuuh”. Ada suara orang dibalik pagar tanaman, botol itu tepat mengenai kepalanya, segera Khawla mendekat ke sumber suara itu.
“Heii kamu yang lempar botol ini? Sakit tau ih.. udah buang sampah sembarangan, kena kepala orang lagi, gerutu laki-laki berumur sekitar tiga tahun lebih tua dari Khawla itu sambil mengusap usap kepalanya.
“Maaf, maaf ya Mas, saya tidak sengaja, benar-benar tidak sengaja”.
Terlihat muka pucat dan linglung Khawla kala itu membuat laki-laki itu merasa iba, lagi ada masalah kali ya nih cewe, gumamnya dalam hati.
“Yaudah lain kali hati-hati Mba, oiya diambil itu sampahnya, buang ketempat sampah”.
“Iya..” tak bicara banyak segera diambilnya sampah botol itu dan pergi meninggalkan laki-laki itu.
Sesampainya dirumah Khawla kaget melihat Adiknya Hisyam sedang muntah-muntah dan Adiknya yang paling kecil, Fasha ikut menangis.
“Maaaahh Hisyam kenapa?” Tanyanya panik.
“Enggak tau tadi habis makan, tidur lalu kebangun dan bilang perutnya sakit trus begini” Mamanya bingung sekali ingin mengurusi Hisyam atau mendiamkan Fasha yang menangis kencang. Segera Khawla menggendong Hisyam dan membawanya ke UGD terdekat sambil meminumkan adiknya air dicampur garam dan gula agar tidak dehidrasi.
Setelah diperiksa dokter, ada kemungkinan Hisyam keracunan makanan karna baru saja Hisyam yang pertama makan nasi dan lauk yang Mamanya beli di warung makan tadi siang.
“Ya Allah maafin Mama nak, harusnya tadi Mama dulu yang makan jadi biar Mama aja yang keracunan bukan kamu”.
“Sudah Mah jangan menyalahkan diri sendiri begitu, insya Allah Hisyam sudah gapapa tadi kata dokter sudah diberi obat dan di infus tadi juga dokter bilang paling tidak dirawat inap dulu satu malam karna perlu observaasi lebih lanjut kalau tidak ada keluhan besok bisa pulang”.
“Syukurlah nak kamu gapapa”. Mamanya mencium kening Hisyam yang sudah tertidur sambil menggendong Fasha.
Tak tega melihat kondisi keluarganya saat ini, Khawla urun untuk menanyakan berita yang Ia dapatkan dari Kasih di Sombrero. Lebih baik aku fokus dulu untuk Hisyam cepat pulih dan balik kerumah nanti baru akan kutanyakan perihal berita Papa di Sombrero pada Mama. Oiya aku harus beri tau Koh Acoh untuk izin kerja besok.
••••
“Biar aku saja yang menjaga Hisyam di rumah sakit, aku sudah izin kerja untuk hari ini, Mama dan Fasha pulang saja kasian Fasha kalau harus ikut menginap disini lagi pula hanya satu orang yang diizinkan menginap menemani pasien, jadi biar Khawla saja ya Mah”.
“Iya.. besok pagi Mama kesini lagi ya”.
Khawla duduk di dibangku samping tempat tidur Hisyam, Ia tidak bisa jauh jauh karna adiknya masih sering menangis dan tidak betah dengan selang infus yang berada ditangannya
Suasana ruang rawat yang sepi semakin membuat isi kepala Khawla makin berkecamuk dan saat ini Ia berfikir ingin cari pekerjaan lain. Karna setiap pagi sampai sore di toko dalam pasar membuat Khawla tidak berkembang, Ia masih ingin sekali berkuliah suatu hari nanti jika uangnya sudah cukup, dan saat Ia mendapat kepastian bagaimana Papanya.
―Kita kembali ke Kota Sombrero. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah mengagendakan pemeriksaan terhadap dua mantan komisaris PT. Manouvol yakni Chiko dan Bagas pada hari ini. Chico dan Bagas dipanggil sebagai saksi kasus dugaan korupsi kegiatan penjualan dan pemasaran PT. Manouvol―
Nama PT yang tidak asing baginya, lalu Ia mendekatkan dirinya ke TV ruang rawat inap yang dipasang diatas mendekati atap. Memastikan apa yang Ia dengar dan lihat adalah benar. Selama hijrah ke kota Antennae, Khawla tidak pernah melihat siaran TV lagi karna dirumahnya sekarang mereka tidak memiliki TV dan di toko seringnya tidak dinyalakan, jadi baru saat ini Khawla melihat TV dan menonton berita lagi.
―Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka SP (Soebandi Pratama,47) dan RR (Rachmat Rihardjo,45) yang saat ini masih menjadi buron. Dalam kasus ini SP dan RR diduga telah menerima aliran dana hasil pencairan pembayaran pekerjaan mitra fiktif senilai sembilan puluh tujuh milyar rupiah―
Khawla menjatuhnya dirinya ke samping tempat tidur Hisyam yang sudah tertidur, ternyata benar yang Kasih katakan kalau Papaku menjadi terduga kasus korupsi dan sekarang statusnya adalah buron. Jadi Papaku benar-benar terlibat korupsi? Dan sekarang Papa kabur entah kemana. Berarti aku anak seorang koruptor?
Khawla menutup mukanya rapat rapat sambil menangis , Ia sangat terpukul dengan berita yang baru saja Ia lihat di TV. Dirinya masih ingin percaya kalau apa yang Kasih katakan itu tidaklah benar dan Ia masih ingin tau kebenaran itu dari mulut Papanya sendiri tapi nyatanya Papanya kabur yang kemungkinan besar menandakan dirinya benar benar terlibat kasus ini.
Hancurnya sekali hatinya saat tau Papanya yang selama ini Ia hormati tega berbuat hal seperti ini. Lalu bagaimana kalau yang aku makan selama ini adalah harta haram dan sudah menjadi daging dan darah yang mengalir di tubuh ini? Tega sekali Papa pada kami. Oh Tuhan semoga engkau mengampuni dosa Papaku dan semoga Engkau mengampuni kami yang secara tidak sadar menikmati hasil pekerjaan kotor. Lelah menangis semalaman, Khawla tertidur bersandar besi tempat tidur sampai dibangunkan oleh cleaning service yang bertugas pagi ini untuk pindah ke kursi.
Setelah observasi terakhir, dokter bilang Hisyam sudah boleh pulang siang ini. Suster sudah melepaskan infusannya dan Khawla membereskan barang-barangnya ke dalam tas menunggu Bu Weli dan Fasha datang.
“Alhamdulillah yah dek kamu gak harus menginap disini, Mama sedih lihat kamu di tusuk jarum begini, yuk sekarang kita bisa pulang kerumah”. Khawla bantu dorongkan kursi roda kedepan lobby, mereka memesan taksi dekat RS.
“Kamu baik-baik saja? Semalam bisa tidur?”
“Sedikit” Jawabnya singkat.
Bu Weli melihat raut wajah anaknya yang sangat kusut tapi Ia berfikir Khawla begadang menjaga adiknya sepanjang malam. Dan mereka pun sampai di rumah. Menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Mamanya, hingga larut malam tiba ketika dua adiknya benar benar terlelap, Khawla menarik tangannya dan mengajaknya ke teras depan dan duduk dibangku plastik warna hijau menghadap jalanan tanpa pagar sebagai penyekat.
“Mama tau apa tentang Papa sampai detik ini? beri tau aku yang Mama ketahui dan Khawla mohon Mama jangan bohongi aku, jangan tutupi apapun dariku lagi”. Khawla mencoba menahan air matanya.
“Aku sudah tau beritanya kalau Papa tersandung kasus korupsi bernilai milyaran rupiah dan status Papa saat ini adalah buronan polisi”.
Bu Weli kaget darimana Khawla tau hal ini padahal selama pindah ke Antennae mereka tidak melihat siaran TV, hp yang dipinjamkan bosnya pun hanya bisa untuk sms dan tellfon
“Aku tau dari berita di TV ruang rawat saat menemani Hisyam di RS semalam”. Seolah bisa menebak isi hati Mamanya.
“Kenapa Mama gak jujur sejak awal soal ini? Dan kenapa Papa harus kabur? Berarti benar Papa korupsi uang perusahaan?”.
“Maaf kalau kamu harus tau ini lebih cepat sebelum Mama memberitahumu, sama sekali tidak ingin menutupi semua ini darimu, hanya saja kalau kamu tau hal ini dari awal Mama yakin kamu pasti tidak akan mau pergi dari Sombrero”.
“Jelas aku tidak akan mau pergi dan aku juga tidak akan membiarkan Papa kabur dari masalah yang Ia buat sendiri, Papa harus bertanggung jawab dan kita juga harus membantu polisi agar Papa bisa mempertanggungjawabkan kesalahannya Mah, bukan malah kabur menjauh dari sana”.
“Tapi kita tidak membawa apapun dari sana kan nak, kita tidak bawa ATM, uang, eletronik dan apapun, kita tidak salah”.
“Tapi kita salah membiarkan Papa kabur dan kita juga salah menutupi keberadaan Papa saat ini dari tim penyidik”.
“Mama takut Papamu dipenjara, Mama juga tidak siap di cemooh semua orang disana, Mama tidak siap membesarkan kalian seorang diri dengan status istri seorang koruptor”.
“Mau sampai kapan mah? Cepat atau lambat semuanya akan terkuak, mau berapa lama Papa bersembunyi seperti ini? Mama fikir polisi akan berhenti mencari Papa dan kasus ini ditutup dengan kaburnya Papa? tidak Mah!
Bu Weli kali ini menangis sejadi jadinya, sudah lama rasanya Ia ingin meluapkan emosinya seperti ini tapi selalu ditahan karna tidak ingin Khawla dan adik-adiknya tau kalau Papanya seorang koruptor dan menjadi buron. Atas permintaan suaminya juga untuk membawa anaknya pergi jauh dari Sombrero dan memulai hidup baru dengan lingkungan baru di Antennae dan berjanji untuk tidak buka suara perihal keberadaannya. Namun bangkai tetaplah bangkai, mau di tutupi serapat apapun tetap akan tercium juga.
“Sekarang apa yang Mama harapkan dengan menyembunyikan Papa? keutuhan keluarga? yang aslinya tidak pernah utuh? keluarga kita memang terlihat seperti keluarga normal pada umumnya, bahkan mungkin orang lain melihatnya sebagai satu keluarga yang sempurna dengan kepala keluarga yang mempunyai posisi penting di perusahaan besar, berkecukupan bahkan lebih dari cukup, memiliki anak laki-laki dan perempuan. Semuanya terlihat ideal tapi sesungguhnya aku tidak merasakah se hangat itu didalamnya. Papa ya seorang orang tua, orang tua yang dihormati, pemberi segala keputusan dan memenuhi semua kebutuhan sandang pangan dan papan kita tapi apa pernah Papa tau bagaimana anak-anaknya? Kurasa tidak.
Rumah yang bukan ‘rumah’ untukku, Tak dapat lagi menahan beratnya bendungan air mata yang akhirnya dibiarkan jatuh, tak seberat kala merasakan kekecewaan yang teramat sangat pada Papanya sendiri yang sudah benar-benar menghancurkan hatinya dan juga mimpinya.
Malam ini menjadi malam yang paling mendung seumur hidupku. Aku dan Mama masih menangis di teras rumah.
••••
Sesungguhnya Khawla juga kecewa pada keputusan Mamanya yang hingga kini tak juga mau memberi taunya keberadaan Papanya tapi Ia ingin mengesampingkan sedikit masalah hidupnya saat ini mencoba untuk tidak terus berlarut dengan kesedihan yang mendalam. Khawla ingin hidup normal kembali entah bagaimana rencananya kedepan.
Khawla kembali bekerja besok pagi dan yang Ia fikirkan sekarang adalah menghidupi keluarganya dari kedua tangannya yang harus sepuluh kali lebih kuat dari sebelumnya.
―6 bulan kemudian―
Tidak seperti hari biasanya, hari ini Khawla sudah mantap memutuskan tidak lagi bekerja di toko Koh Acoh dan Ia sudah menyiapkan kata-kata pengunduran dirinya. Walau cerewetnya bukan main, tapi koh Acoh bos yang sangat baik dan dia membolehkan Khawla melamar pekerjaan lain tanpa harus mencarikan penggantinya terlebih dahulu karna koh Acoh juga merasa Khawla masih sangat muda, Ia berhak mencari pengalaman diluar sana yang lebih luas lagi. Khawla sudah memiliki cukup uang untuk membeli handphone yang sesuai dengan budgetnya saat ini, dan Ia sudah mengembalikan handphone pinjaman Koh Acoh sebelum pamitan dari toko.
Beberapa hari lalu saat Khawla sedang mengobrol dengan pegawai toko sebelah, Ia mendengar ada toko kue baru yang cukup besar, lokasinya gak jauh dari Pasar Kamis yang sedang buka lowongan pekerjaan. Khawla ingin mencoba melamar disana. Posisi yang dibutuhkan yaitu kitchen prep dan front –of-house. Khawla tertarik di front of house, selain kriteria yang dibutuhkan tak perlu sarjana, Ia juga merasa cukup cakap dalam berbicara dan pengalaman menjadi pegawai toko Jaya Abadi selama hampir setahun membuatnya belajar banyak melayani pelanggan dengan baik. Selang seminggu pengumuman calon pegawai, Khawla dipanggil untuk menjalani test kedua setelah lolos tes administrasi di toko cake and pastry tersebut, dengan semangat Ia datang dengan pakaian hitam putih ala pegawai orientasi. Ada sepuluh orang yang menjalani tes kedua yaitu praktek akan diambil dua orang.
Seminggu kemudian ternyata Khawla lulus sesuai harapannya. Hari pertama Khawla bekerja di toko kue tersebut rasanya membahagiakan sekali, selain harum dari pastry dari kitchen yang menyerbak ke seluruh bagian toko yang bahkan sejak melewati pintu masuk sudah tercium, lingkungannya yang pasti bersih dan yang paling Ia sukai adalah ketika memakai seragam Vimallya’s cake and pastry, terlihat chic dan keren sekali. Seluruh staff baru diajak berkeliling seluruh bagian toko sampai ke dalam kitchen dan office yang terletak di lantai dua untuk berkenalan dengan seluruh bagian di Vimallya dan ada yang membuat Khawla sedikit kaget ketika menyapa salah satu Specialty Chef yang wajahnya tak asing baginya tapi sama sekali tak ingat dimana mereka pernah bertemu. Ketika waktu pulang, tak sengaja Khawla bersinggungan dengan Chef tadi, ekspresi Khawla terlihat sekali memandanginya terus sambil mengerutkan alisnya lalu dengan santainya Chef itu nyeletuk.
“Gimana?masih gak inget pernah ketemu saya dimana? Masa sih gak inget pernah merasa menimpuk kepala saya dengan botol? Hahaha”.
Ah iya, Khawla baru ingat dan rasanya malu sekali karna saat itu dirinya sedang kalut.
“Saya gak sengaja kok Chef saat itu hehe”
“Hahaha iyaa santa. Inikan udah diluar kantor, gak usah panggil Chef segala, panggil aja Kafka”.
Kafka.. nama yang bagus dan tiba-tiba ada senyum ikhlas yang muncul di wajah manis Khawla.
Ah apasi kamu La baru juga kenal hahaha, gumamnya.
Hari demi hari Khawla makin terlihat makin dekat dengan Kafka lebih dari sekedar rekan kerja.
Kafka orang yang sangat humble kepada semua orang, Ia juga dikenal ramah dan sopan.. Buat Khawla, Kafka menjadi orang yang slalu bisa menghiburnya. Ada saja kelakuannya seperti bukan Chef Kafka yang Ia kenal saat bekerja, ada saja yang mereka tertawakan bersama seakan semua hal di dunia ini lucu untuk ditertawai Sebagai seorang Chef, Kafka juga tidak pelit membagi ilmunya kepada Khawla, di akhir jam kerja mereka sering menghabiskan waktu untuk praktek membuat sebuah resep baru dari sisa bahan kue yang sudah tidak dipakai dan dihitung. Bagai saling mengisi, akhirnya mereka menjalin kasih.
Atas saran Kafka juga Khawla mendaftar kuliah jurusan manajemen kuliner atau tata boga untuk jenjang karirnya lebih baik dari sekedar menjadi front-of-house di Vimallya’s cake and pastry.
Kehidupan Khawla dan keluarganya kini lebih baik, dipekerjaan yang lebih baik dan disamping orang yang berhasil menyentuh hatinya dan juga membantunya memperbaiki hidupnya yang semrawut selama dua tahun belakangan. Kepada Kafka juga Khawla menceritakan semua kisah hidupnya dan Papanya yang masih buron hingga detik ini, meski awalnya kaget tapi Kafka menerima semua masa lalu Khawla yang membuatnya justru makin kagum dengannya.
Empat tahun kemudian Khawla dinyatakan lulus sebagai Sarjana Manajemen. Pada hari bahagia ini, Khawla membuat perayaan kecil-kecilan di suatu Caffe dengan mengajak keluarganya dan juga Kafka makan bersama.
Waiters Caffe mengantarkan pesanan sambil memberikan kartu seukuran A5 dari seseorang dengan isi pesan :
[Selamat ya Khawla kamu sudah lulus kuliah kuliner dan Papa turut bahagia atas pencapaianmu di Vimallya cake and Pastry]
“Papa?”. Khawla mematung membaca surat tersebut.
Ada sesosok laki-laki setengah abad yang berjalan mendekati meja Khawla dan keluarga.
Sungguh mengejutkan ternyata itu Pak Soebandi, Papa Khawla. Pertemuan seorang Ayah dan Istri serta anak-anaknya setelah hampir lima tahun terpisah karna keadaan.
Bu Weli sangat terkejut melihat suaminya kini ada didepan matanya dan langsung memeluk erat suami yang sangat Ia cintai dan rindukan itu. Campur marut perasaan Khawla saat ini, Ia masih diam mematung ditempatnya berdiri dari kursi.
Senang akhirnya Ia bertemu Papanya lagi setelah lima tahun berpisah dengan cara yang paling menyakitkan.
Marah mengingat beberapa tahun silam Ia, Mama dan Adiknya harus hijrah ke Antennae karna ulah Papanya sendiri dan sedih mimpi Khawla saat di Sombrero pupus walau kini Ia sudah merangkak ke mimpinya yang baru.
Sakit menahan luka yang ditorehkan Papa kandungnya sendiri.
Khawla mendekati Papanya perlahan dan Ia mengepalkan tangannya sambal menahan tangis yang pecah begitu saja.
Papanya memeluk putri pertamanya begitu erat
“Maafkan Papa nak”.
Masih menangis dipeluk Papanya, secara tiba-tiba sekelompok Polisi mengepung meja itu
“Pak Soebandi, anda kami tangkap atas dugaan kasus korupsi lima tahun silam” dan polisi langsung memborgol kedua tangannya.
“Pak.. apa ini Pak..” Pak Soebandi sangat terkejut kenapa bisa ada Polisi sebanyak ini disini dan Ia masih mencoba untuk menahan diri untuk tidak ikut ketika dua orang polisi mulai menariknya ke mobil yang berada tepat didepan Caffe itu
“Pahhh..Papaa, Pak Polisi jangan bawa suami saya”. Teriak Bu Weli histeris sambal menangis, Fasha, adik bontot Khawla yang kini berumur lima tahun ikut menangis melihat Mamanya menangis seperti itu. Hisyam memeluk Mamanya dari samping.
Khawla masih menangis sambal menunduk.
Setelah lima tahun lamanya menjadi buronan, didepan mereka semua akhirnya Pak Soebandi telah dibawa oleh pihak yang berwajib untuk mejalani proses hukum sebagaimana mestinya.
Caffe saat itu menjadi ramai karna proses penangkapan Pak Soebandi.
Kafka menggengam tangan Khawla, mencoba menguatkannya.
Setelah menjalani sejumlah pemeriksaan, termasuk Khawla dan Mamanya ikut dimintai keterangan oleh tim penyidik. Setelah melakukan sidang demi sidang, Hakim memutuskan bahwa Pak soebando dijatuhkan hukuman penjara selama delapan tahun dan juga denda sejumlah uang. Rumah di Sombrero juga sudah disita.
Mereka semua sudah pasrah dan mencoba menguatkan satu sama lain. Mereka tetap tinggal di Antennae, dirumah sederhana itu.
Hari pertama Papanya mendekam di penjara, Pak Soebandi mendapatkan surat pertama dari Anaknya.
――
Untuk Papa yang Aku cintai, Aku tidak tau apa yang Papa rasakan saat ini. Melalui surat ini aku ingin mencurahkan seluruh hatiku kepada Papa. Yang pasti aku sangat marah, sangat sedih dan sangat kecewa atas apa yang Papa lakukan selama lima tahun ini. Kalau saja aku tau hal ini, lima tahun lalu takkan kubiarkan Papa pergi meningalkan kami dan membiarkan kami hijrah ke kota baru dan menjalani hidup disana tanpa Papa, memulai hidup dari nol yang sangat tidak mudah untuk aku jalani sebagai anak yang baru saja lulus dari sekolah menengah. Secara tidak sadar Papa juga telah menghancurkan mimpiku menjadi arsitek, aku gagal mengikuti sejumlah tes Universitas yang telah aku siapkan jauh-jauh hari. Membuatku jauh dari teman temanku di Sombrero dan menjadi orang asing di Antennae. Aku harus bekerja disini, mencari uang demi uang untuk menghidupi Mama dan kedua Adikku. Ya.. mungkin Papa sudah tau semua hal ini dari Mama kan? Tapi aku juga ingin Papa tau juga, Papa tetaplah Papaku bagaimanapun kesalahanmu dimata hukum. Papa yang aku hormati, yang telah membesarkan aku dan juga Adik-adik. Maafkan anakmu ini ya Pah, karna hanya dengan cara ini Khawla baru bisa benar-benar memaafkan Papa setulus hati Khawla dan Khawla akan mencoba ikhlas atas semua yang terjadi pada keluarga kita. Khawla akan terus melanjutkan mimpi-mipi Khawla yang baru di Antennae. Ku harap setelah ini keluarga kita makin membaik ya Pah dan bisa memetik pelajaran dari apa yang sudah kita lewati bersama. Aku ingin tidak ada lagi kebohongan didalamnya, ketidakjujuran dan ketidakterbukaan satu sama lain dikeluarga ini, Aku ingin rumah benar-benar ‘rumah’ yang hangat untukku pulang. Aku tunggu Papa sampai masa tahanan Papa berakhir, dan kita akan berkumpul kembali setelah Papa menebus semua kesalahan yang Papa perbuat. Salam sayang, Khawla Anakmu yang sudah melaporkanmu ke Polisi
――
• Flashback •
Khawla menemukan sejumlah surat dengan nama samaran, tapi Khawla tau persis itu bahasa Mama dan Papa Ketika berbicara. Jadi selama ini mereka saling bertukar kabar melalui surat surat ini? Kok aku tidak tau ya? Gumamnya sambal membaca semua surat secara cepat karna takut ketauan Mamanya.
Khawla segera mencatat alamat alamat yang tertera disitu, dan Ia segera melaporkannya ke Polisi. Tapi tidak mudah karna di semua surat tersebut ternyata ada beberapa alamat berbeda dari pengirim, mungkin Papa berpindah-pindah tempat selama ini. Akhirnya Khawla punya ide untuk memancing Papanya datang melalui Mamanya, Setelah lulus kuliah nanti Khawla ingin membuat perayaan kecil-kecilan dan ingin sekali Papanya ada disitu, dan tepat perkiraan Khawla, Mamanya menyampaikan hal itu kepada Papanya. Khawla mengatur strategi dengan tim kepolisian yang akan menangkap Papanya di Caffe yang sudah Khawla siapkan dan semua berjalan sesuai rencana.
••••
Di suatu sore yang indah di Antennae
Kafka sedang berada diruang tamu rumah Khawla dan berniat untuk melamar Khawla didepan Mamanya dan juga Adik-adiknya. Kafka mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.
“Khawla, bersediakah kamu menjadi teman yang setiap hari ada disampingku? Yang kupanggil dengan sebutan Istri?”. Kafka gugup sekali.
Khawla menengok ke Mamanya meminta persetujuannya, Mamanya mengangguk dengan penuh senyuman. Ia juga bahagia sekali Putri pertamanya sudah dilamar lelaki baik Bernama Kafka.
Yes Chef!!
Semua tawa menyertai keduanya yang insya Allah akan membina hubungan yang lebih serius lagi.
----------TAMAT------------
15 notes
·
View notes
Text
Ransel Zara Black Studded
Untuk Anda yang senang berpenampilan fashionable, ransel ini akan sangat cocok untuk Anda gunakan. Jadi, penampilan Anda akan tetap modis dan keren. Ransel dari Zara ini didesain dengan aksen paku di bagian depan tas. Hadir dengan potongan yang kokoh dengan warna hitam, ransel ini cocok digunakan oleh semua kalangan, baik pria maupun wanita.
0 notes
Text
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI, SERVICE TAS BRANDED
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
SERVICE TAS KOTA KEDIRI
Kami melayani resleting tas ransel,memperbaiki resleting tas rusak,cara memperbaiki resleting tas,ganti resleting tas,ganti resleting tas terdekat,harga resleting tas yang bagus,harga resleting tas,jahit resleting tas,jasa perbaikan resleting tas,resleting tas lepas sebelah,ahli reparasi tas, reparasi tas bekasi,resleting tas lepas sebelah,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,reparasi tas cikarang,reparasi tas balik papan,reparasi tas cibubur,reparasi tas cinere,cara mengembalikan warna tas yang pudar,membersihkan hardware tas,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,resleting tas tidak bisa menutup
#reparasitaskotakediri#reparasitasmalang#reparasitasdenpasarbali#cucitaskotabatu#cucitassurabaya#bagspadepok#bagspakotakediri#servicetaspontianak#servicetasbekasi
0 notes
Text
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI, SERVICE TAS BRANDED
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
SERVICE TAS KOTA KEDIRI
Kami melayani resleting tas ransel,memperbaiki resleting tas rusak,cara memperbaiki resleting tas,ganti resleting tas,ganti resleting tas terdekat,harga resleting tas yang bagus,harga resleting tas,jahit resleting tas,jasa perbaikan resleting tas,resleting tas lepas sebelah,ahli reparasi tas, reparasi tas bekasi,resleting tas lepas sebelah,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,reparasi tas cikarang,reparasi tas balik papan,reparasi tas cibubur,reparasi tas cinere,cara mengembalikan warna tas yang pudar,membersihkan hardware tas,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,resleting tas tidak bisa menutup
#reparasitaskotakediri#reparasitasmalang#reparasitasdenpasarbali#cucitaskotabatu#cucitassurabaya#bagspadepok#bagspakotakediri#servicetaspontianak#servicetasbekasi
0 notes
Text
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI, SERVICE TAS BRANDED
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
SERVICE TAS KOTA KEDIRI
Kami melayani resleting tas ransel,memperbaiki resleting tas rusak,cara memperbaiki resleting tas,ganti resleting tas,ganti resleting tas terdekat,harga resleting tas yang bagus,harga resleting tas,jahit resleting tas,jasa perbaikan resleting tas,resleting tas lepas sebelah,ahli reparasi tas, reparasi tas bekasi,resleting tas lepas sebelah,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,reparasi tas cikarang,reparasi tas balik papan,reparasi tas cibubur,reparasi tas cinere,cara mengembalikan warna tas yang pudar,membersihkan hardware tas,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,resleting tas tidak bisa menutup
#reparasitaskotakediri#reparasitasmalang#reparasitasdenpasarbali#cucitaskotabatu#cucitassurabaya#bagspadepok#bagspakotakediri#servicetaspontianak#servicetasbekasi
0 notes
Text
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI, SERVICE TAS BRANDED
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
SERVICE TAS KOTA KEDIRI
Kami melayani resleting tas ransel,memperbaiki resleting tas rusak,cara memperbaiki resleting tas,ganti resleting tas,ganti resleting tas terdekat,harga resleting tas yang bagus,harga resleting tas,jahit resleting tas,jasa perbaikan resleting tas,resleting tas lepas sebelah,ahli reparasi tas, reparasi tas bekasi,resleting tas lepas sebelah,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,reparasi tas cikarang,reparasi tas balik papan,reparasi tas cibubur,reparasi tas cinere,cara mengembalikan warna tas yang pudar,membersihkan hardware tas,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,resleting tas tidak bisa menutup
#cucitassurabaya#reparasitasmalang#bagspakotakediri#bagspadepok#servicetasbekasi#reparasitasdenpasarbali#servicetaspontianak#cucitaskotabatu#reparasitasdepok#reparasitasbulelengbali
0 notes
Text
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI
VIRAL, ( 0822-1953-5895 ),CUCI TAS KOTA KEDIRI, SERVICE TAS BRANDED
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
SERVICE TAS KOTA KEDIRI
Kami melayani resleting tas ransel,memperbaiki resleting tas rusak,cara memperbaiki resleting tas,ganti resleting tas,ganti resleting tas terdekat,harga resleting tas yang bagus,harga resleting tas,jahit resleting tas,jasa perbaikan resleting tas,resleting tas lepas sebelah,ahli reparasi tas, reparasi tas bekasi,resleting tas lepas sebelah,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,reparasi tas cikarang,reparasi tas balik papan,reparasi tas cibubur,reparasi tas cinere,cara mengembalikan warna tas yang pudar,membersihkan hardware tas,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,resleting tas tidak bisa menutup
#cucitassurabaya#bagspakotakediri#reparasitasdenpasarbali#reparasitasmalang#servicetasbekasi#cucitaskotabatu#reparasitasbulelengbali#bagspadepok#reparasitasdepok#servicetaspontianak
0 notes
Text
Terpercaya, 0818-0958-4233 Tas Jumbo warna hitam
Terpercaya, 0818-0958-4233 Tas Jumbo warna hitam
Tas jumbo : selempang wanita, ransel, selempang, ransel wanita, wanita, spunbond, serut, coach, anak, anak tk, anti air
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
Tas Jumbo warna hitam
#TasJumbowarnahitam
0 notes
Text
Terbaik, 0818-0958-4233 Tas Kain warna hitam
Terbaik, 0818-0958-4233 Tas Kain warna hitam
Tas kain : selempang wanita, ransel, selempang, ransel wanita, wanita, spunbond, serut, coach, anak, anak tk, anti air
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
Tas Kain warna hitam
#TasKainwarnahitam
0 notes
Text
Terbaik, 0818-0958-4233 Tas Kecil hitam
Terbaik, 0818-0958-4233 Tas Kecil hitam
Tas Kecil : selempang wanita, ransel, selempang, ransel wanita, wanita, spunbond, serut, coach, anak, anak tk, anti air
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
Tas Kecil hitam
#TasKecilhitam
0 notes
Text
Unfolds Instruments: Port-adhair Dhùn Èideann
Agustus, 2014 / Jakarta
“Semuanya udah siap?” tanya Papa dengan kedua tangannya yang sibuk menyusun koper satu per satu di kamar Difall. Beliau menghitung lagi koper-koper yang berisi baju, makanan, alat mandi, alat makan, alat belajar dan buku-buku gadis itu. Empat koper datu satu koper besar, semuanya berwarna hitam dan sudah diberi tanda pengenal agar tidak tertukar saat pengambilan bagasi.
Bulan Agustus, iya, setidaknya ia harus mempersiapkan semuanya pada bulan Agustus, satu bulan sebelum tahun akademik kembali dilaksanakan. Jadi, kalau semisal ada sesuatu yang harus diurusi di sana, ia tidak perlu terburu-buru atau kelimpungan karena punya waktu lebih banyak.
“Udah siap belum ini?” Mama masuk ke dalam kamar, melihat betapa berantakan dan tidak teraturnya kamar anak gadisnya. Ia berjalan sambil melihat koper yang sudah berjejer dekat pintu kamar mandi, lalu duduk di atas kursi belajar Difall. “Kayaknya tinggal berangkat aja, nih.”
“Udah siap, kayaknya.” Ujar Difall ragu. Sambil memikirkan apakah semua barangnya sudah masuk koper dengan melihat kertas yang sudah kusut karena berulang kali dibuka dan ditutup, beberapa kali juga kertas itu ia simpan diantara kantung saku bajunya atau terselip didompet. Difall bergumam, “…kayaknya udah semua, Pa.” lanjutnya mantap.
“Kalau ada yang kelupaan atau ketinggalan, bisa kita kirim juga dari sini, ‘kan, Pa?” Tanya Mama.
Papa menggeleng, tidak setuju dengan pendapat Mama. “Lebih baik Mine beli aja di sana, kalau harus dikirim dari sini pengeluaran buat pengiriman barangnya bakal lebih pricey.” Kata Papa memberi saran.
Mama setuju. “Terus di sana juga pasti banyak juga bahan-bahan yang lebih bagus kalau semisal kamu ketinggalan sesuatu di sini.” Kata Mama melengkapi.
Semoga saja enggak ada yang ketinggalan. Cuman itu harapan Difall. Memang enggak ada barang-barang penting untuk sekarang ini, cuman ada beberapa buku novel sebagai bahan bacaannya, juga baju-baju favoritenya yang tentu saja ia sendiri tidak akan menemukan di Eddie. Untuk alat tulis, semisal ia lupa beberapa alat tulisnya, di sana akan lebih banyak dan juga mungkin lebih bagus, jadi ia tidak perlu khawatir tentang alat tulis dan buku tulis. Perlengkapan perkabelan dan alat elektroniknya sudah masuk check list semua, dan, OH! Difall menyernyit, membuat Papa dan Mama menoleh.
“Kamera! Tuh kan ini tuh selalu hampir lupa.” Difall beranjak mendekati rak penyimpanan dan mengambil kamera digital dan analognya. “Kalo beli di sana, aku ngga punya cukup uang buat belinya.” Lanjutnya dengan tangan yang penuh dengan kamera dan mendekati tas ransel untuk menyimpannya di sana. “Ini baru udah semuanya!”
⭑
Agustus, 2014 / Soekarno–Hatta International Airport
“Hati-hati, ya, sayang.” Mama memeluk dengan hangat. Rambut Difall dibelai penuh kasih sayang. Berjauh-jauh mili ditinggal anak perempuan akan sama beratnya ditinggal oleh anak laki-laki. Mama ngebayangin gimana hari-hari tanpa fisik anaknya jika sedang seru bercerita tentang apapun yang sedang dialami anak gadisnya. “Kalau ada apa-apa di sana, cerita aja, ya, kalo berat dijalanin ngga papa berhenti dulu.” Ujar Mama dengan menahan air mata.
Difall hanya mendengarkan aja, ia pun udah enggak sanggup buat seenggaknya berceloteh atau berkata tidak untuk pergi dari zona nyamannya. Matanya melihat Rashad yang baru saja datang dari toilet sambil membawa tengtengan tote bag, laki-laki itu Nampak kewalahan karena isi tasnya yang terlihat berat di mata Difall.
“Bawa apa Kak?” tanya Difall sambil melepas pelukan Mama.
Rashad senyum, sambil melepas tote bag dan menyerahkannya pada adiknya. “Novel yang lagi trending, buat dibaca di pesawat.” Ujar Rashad tersenyum.
Difall menerima tote bag yang menyebalkannya memang sangat berat, wajahnya antara sumringan dan cemberut menerima seperangkat novel yang Rashad berikan sebagai hadiah. Ia membuka sedikit dan menemukan setumpuk novel berjejer dari bawah ke atas, mungkin ada sepuluh buku di sana.
“Aduh banyak banget!” ujar Difall antusias. “Boleh enggak Kakak kirim via ekspedisi biar aku nggak ribet bawa ini semua?” lanjutnya sambil tersenyum sarkas pada kakaknya.
Rashad ketawa mengejek. “Apa sih susahnya bawa hal remeh kayak begini?” kata Rashad sambil memasukan bagian tengtengan ke bahu Difall dengan maksud meledek.
“Iya, gimana sih kamu Shad,” Mama memukul kecil punggung Rashad. “Kuat-kuat, ya, nak bawanya.”
“Ajarin anak cowoknya buat enggak bikin kerjaan makin berat dong Ma.” Saut Difall kesal dengan memukul pinggang belakang kakaknya keras. “Malesin!”
Papa sama Mama cuman ketawa aja, sedangkan Rashad makin ngelunjak ketika dicemberutin sama Difall. “Nanti kangen loh adek diginin.” Ujar Rashad menoel pundak Difall.
“Nggak boleh nyebelin gini, ya.” Kata Difall sambil tersenyum lebar.
Sebuah intercom berbunyi di ujung sana. “Good morning, ladies and gentlemen. This is a pre-boarding announcement for passengers of Qatar Airlines on flight number 0312 to Edinburgh. We would like to invite those passengers with small children and any passengers who require special assistance to start boarding first. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will start in approximately ten minutes. Thank you.”
“Udah dipanggil tuh yang belum pre-boarding.” Tukas Rashad. “Yah, bentar lagi berangkat ya?” Rashad tersenyum lalu memeluk Difall.
Difall menepuk pundak Rashad. “Nitip Mama Papa, ya, buat check up kesehatan setiap bulan.” Ujar Yasmine.
“Aman.” Sahut Rashad, kemudian melepas pelukan adiknya.
Difall memeluk Papa, beriringan dengan mengusap punggung Papa yang terasa ringkih dibadannya. “Aku pamit, ya, Pa.”
“Hati-hati, ya, sayang, hubungin Papa kalo udah sampe.” Ujar Papa pelan. “Tante Dina udah Papa hubungin, ya, biar nanti langsung dijemput di sana.” Lanjut Papa sedih.
Difall dengan keluarganya berpisah jauh untuk pertama kalinya di tahun dua ribu empat belas ini, entah duka cita apa yang sedang menunggunya di depan. Pada banyak buku yang sering ia baca, ketika memulai sesuatu, ada banyak sekali rintangan dan hal-hal lain yang pasti membuatnya menangis. Yasmine cuman bisa berdoa, kalau memang sesuatu itu terjadi atas kehendak Tuhan, ia hanya ingin dikuatkan dalam langkah kakinya dan degup jantungnya.
⭑
Agustus, 2014 / Port-adhair Dhùn Èideann
Difall menarik napas, semua koper sudah berhasil masuk ke dalam troli barang. Ia berhenti sejenak sebelum akhirnya menarik napas panjang lagi, kemudian mengeluarkannya dengan bebas. Ya Tuhan, ini banyak banget. Dia cukup bangga kepada dirinya karena bisa menemukan semua kopernya yang besar itu dan memasukannya ke dalam troli tanpa bantuan siapapun. Urusan koper selesai, sekarang ia beranjak ke tempat duduk dahulu untuk registrasi nomor baru yang sudah Papa beli dua minggu yang lalu ketika berjung menemui Tante Dina untuk urusan sekolahnya. Semuanya terasa begitu lancar sampai detik ini, Yasmine hanya berpikir kalau seperti di novel-novel, hal selancar ini kedepannya selalu ada saja yang enggak beres.
Bunyi gedebug langsung menarik kesadarannya kembali pada dunia nyata. Dihadapannya ada seorang anak kecil yang menjatuhkan kopernya dengan sengaja kearahnya, sepertinya tertarik dengan gantungan dinosaurus milik sepupunya di Jakarta, anak kecil itu tidak ragu untuk naik ke atas troli lalu menarik gantungan dinosaurus itu dengan kaki yang bebas. Difall gemetar, anak siapa ini dihadapannya dan orang tua mana yang membebaskan dia untuk berkeliaran.
“Hai,” Difall menyapa ramah dengan duduk di atas troli agar menjaga anak itu untuk tidak terjatuh ke belakang, karena pasti bisa merepotkan jika anak kecil ini terjatuh. Beberapa detik meraka berdua hanya diam, anak kecil tersebut menatap sebuah gantungan boneka cantik- yang dibelinya sudah lama. Difall tidak begitu peka, sampai akhirnya anak kecil tersebut menarik-narik gantungan tersebut minta dilepaskan dari posisi asalnya.
Jika benar-benar diperhatikan, anak kecil ini memiliki wajah oriental yang berbeda dari orang western yang lain. Mungkinkah ada campuran? Tapi, orang tuanya di mana?
“Here for you.” Akhirnya Difall memberikan gantungan tersebut, walaupun ia sendiri tidak yakin apakah orang tua anak tersebut akan menerima secara cuma-cuma atau malah membuangnya karena pemberinya tidak diketahui. Juga, gantungan tersebut sudah sangat usang, memang sudah seharusnya dibuang.
Difall akhirnya berdiri, ia menarik kopernya sambil merogoh ponselnya yang sudah berdering. Tante Dina pasti sudah menunggunya. Difall menarik napas, sampai akhirnya ia mengambil langkah mantap meninggalkan posisinya.
0 notes
Text
terbaik, 081809584233 hanbag produksi hitam
terbaik, 081809584233 hanbag produksi hitam
Hanbag produksi: tas selempang pria,tas ransel,tas serut,tas selempang,tas coach,tas sekolah,tas anak Perempuan,tas adidas,tas branded,tas belanja,tas bayi,tas brand lokal
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
hanbag produksi hitam
#hanbagproduksihitam
0 notes
Text
terbaik, 0818-0958-4233 custom tas hitam
terbaik, 0818-0958-4233 custom tas hitam
Custom tas: tas selempang pria,tas ransel,tas serut,tas selempang,tas coach,tas sekolah,tas anak Perempuan,tas adidas,tas branded,tas belanja,tas bayi,tas brand lokal
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
custom tas hitam
#customtashitam
0 notes
Text
JASA,( 0822-1953-5895 ), TEMPAT PERBAIKAN TAS SAMARINDA
JASA,( 0822-1953-5895 ), TEMPAT PERBAIKAN TAS SAMARINDA
BSB (Bag Spa Bandung) adalah jasa layanan profesional di Bandung yang mengkhususkan diri dalam reparasi tas, cuci tas branded, dan perawatan tas. Kami memahami betapa berharganya tas Anda,maka dari itu lebih baik dari segi fungsi maupun nilai emosional. Oleh karena itu, kami menawarkan berbagai layanan tas untuk memastikan tas Anda selalu dalam kondisi terbaik.
Kami menerima layanan dari seluruh indonesia
Dan kami juga menyediakan untuk konsultasi untuk tas cantik anda.
Contact person:
08.787.8899.163 ( admin 1 )
0822.1953.5895 ( admin 2 )
0881.0237.71375 ( admin 3)
Alamat store :
Taman kopo katapang blok E2 32
BANDUNG
Website : bagspabandung.com
Instragram : bag.spa.bandung
service tas samarinda
Kami melayani reparasi tas depok,resleting tas lepas sebelah,jahit tas ransel,resleting tas lepas,jahit tas samarinda,tempat jahit tas terdekat,tempat jahit resleting tas terdekat,tukang jahit tas terdekat,warna tas pudar,warna tas kulit pudar,mengembalikan warna tas yang pudar,tas berubah warna,cara mengembalikan warna tas yang pudar,cara mengembalikan warna tas yang kusam,cara mewarnai tas yang sudah pudar,cara mengatasi warna tas yang pudar,tas warna merah,cara mengembalikan warna tas kulit yang pudar,cara memperbaiki warna tas yang pudar,tas warna fuschia,arti warna tas,ganti warna tas kulit,mengubah warna tas,tas warna hitam,tas warna hitam polos,cara mengembalikan warna tas hitam yang pudar,tas warna hitam sekolah,tas warna
#reparasitassamarinda#reparasitasmalang#reparasitasdenpasarbali#cucitaskotabatu#cucitassurabaya#bagspadepok#bagspakotakediri#servicetaspontianak#servicetasbekasi
0 notes