#sendokkue
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dua Titik Pertemuan ( : )
Pagi ini aku akan pergi untuk Car Free Day bersama teman-teman ku yang telah berjanji akan menemani. karena ini adalah hari Minggu dan tidak banyak kegiatan yang harus ku lakukan dan memastikan untuk pergi dari rumah. Tentu saja, aku termasuk golongan manusia yang tidak ber-olahraga disaat suasana seperti ini —melainkan aku akan menjelajahi Food Street.
“Permisi,” Sebuah suara mengalihkan perhatianku dari deretan makanan yang sedang kupilih. Aku menoleh, terkejut karena sepasang mata yang sedikit kecokelatan milik seorang pria sedang menatapku. “ada apa?” Tanya-ku pada pria itu. “ini, sendoknya tadi jatuh.” Ucap-nya.
“oh” dengan bodohnya aku hanya mengucapkan satu kata yang sangat singkat. Pria itu mengambil sendok baru, dan membawakannya padaku, “ini, pakai yang baru aja”. Aku mengangguk dan mencoba untuk tersenyum, “terimakasih”.
Setelah itu, ia pergi, tanpa aba-aba, tanpa pamit. Ah, aku lupa bertanya siapa nama-nya. Jujur saja, ia terlihat tampan dan juga tinggi. Aku sangat yakin, siapapun perempuan yang berada di dekatnya pun akan jatuh hati.
“Alitha, pulang yuk, kita udah capek!” Ucap Raisya, setengah berteriak, membuat ku sedikit tersadar dari lamunan. Aku mengangguk, kami pulang kerumah, menaiki transportasi umum MRT. Tanpa basa-basi kami langsung menuju stasiun.
Saat hendak memasuki stasiun, aku mengalami kesulitan karena saldo kartu flazz ku baru saja habis. “hey, kenapa? Saldo mu habis?” Demi Tuhan, pria itu membuat ku hampir mendadak mati. Tapi, tunggu. Setelah ku lihat wajah-nya, dia adalah Pria yang mengambil sendokku tadi.
“i-iya” Ucapku, gugup. “oh, kebetulan, saya punya dua. Pakai aja, gausah sungkan.” Balas-nya dengan santai. “aduh, ngga usah. Aku beli aja” Masa iya aku langsung meng-iyakan? Aku ini perempuan yang punya harga diri. “gapapa, pakai aja, daripada lama, kasian temannya, itu antriannya panjang lho?” kenapa baik sekali sih pria ini?
“baiklah, terimakasih.” Tanpa pikir panjang, aku memakai kartu yang ia tawarkan tadi. “Riyan.” Katanya sambil mengulurkan tangan. “eh?” Aku bingung. “boleh tau namamu?” tanya-nya. “Alitha” Jawabku, sudah kupastikan aku tersenyum saat ini.
Di MRT, kami banyak berbincang-bincang. Seolah temanku menghilang entah kemana. Kebetulan, Riyan dan aku mempunyai tujuan yang searah. Riyan orang yang cerewet, ia selalu saja bercerita hal yang tidak penting.
“kamu tahu? Kata banyak orang, kalau kita bertemu dengan orang yang ngga kita kenal sebanyak tiga kali, itu tandanya jodoh?” Ia bertanya, seperti kami sudah saling mengenal lama, padahal baru saja beberapa jam bertemu.
“iya tau! Sampai sekarang aku percaya dengan kata-kata itu, tapi sampai sekarang juga, aku tidak pernah mendapatkan tiga pertemuan tersebut hahaha!” Jawabku dengan percaya diri dan sedikit tertawa. “Kalau saya ga percaya.” Ucapnya, sambil tersenyum hangat.
“lho, kenapa?” kini, aku yang bertanya pada-nya. “kenapa harus menunggu pertemuan ketiga, kalau dipertemuan kedua kita berdua sudah merasa nyaman satu sama lain? Kalau boleh, saya mau izin untuk mengenal kamu lebih dalam.”
♡♡
Sejak saat itu, kami bertukar kontak dan saling berkirim pesan.
Aku hampir yakin, bahwa Riyan adalah pria paling romantis di dunia ini.
Ia selalu membuat hal-hal kecil menjadi sangat berarti. Aku berharap, Riyan bukanlah seperti pria kebanyakan yang hanya ingin singgah untuk sementara waktu.
Hari ini, tanggal 22 April, tahun 2020. Tepat pukul 10 malam, aku tidak akan percaya lagi dengan “tiga pertemuan”. Aku yakin, dua pertemuan saja sudah cukup, mungkin juga dengan satu pertemuan. Sama seperti hal-nya kisahku dan Riyan, kan?
Jakarta, 22 April 2020,
Rheidinaoktv
2 notes
·
View notes
Photo
https://wa.me/6281328680537, sendok cocktail, sendok cetakan bakwan, sendok cetak edentulous, sendok coklat, sendok centong
Alamat; Prum. Alam pesona wanajaya blok p33 no21 rt 2 rw 011 Wanasari Cibitung Jawa barat 17520
Ownwer : 0857-6703-7625 https://shopee.co.id/product/124700641/3819597103?smtt=0.470649014-1641726863.9 https://shopee.co.id/sitiromelah021088?smtt=0.0.9
#sendokhotel #sendokhijau #sendokhitam #sendokimport #sendokicecream #sendokjadul #sendokjerami #sendokjati #sendokjelly #sendokkue
sendok garpu, sendok garpu set, sendok garpu plastik, sendok garpu png, sendok gunana pikeun, sendok garpu catering, sendok garpu internasional, sendok garpu satu set
0 notes
Photo
KLIK https://wa.me/6281328680537, Sendok Bayi, Sendok Batik, Sendok Besi, Sendok Bebek Plastik, Sendok Berbentuk
Agen Sendok Cibitung Perumahan Alam Pesona Wanajaya Blok P33 No21 Rt 002/011 Wanasari Cibitung Jawa Barat 17520
https://shopee.co.id/sitiromelah02108 https://shopee.co.id/vianaksesoris05 https://seller.tokopedia.com/home https://www.bukalapak.com/u/geraiperabot
#sendokimport #sendokicecream #sendokikea #sendokjadul #sendokjerami #sendokjepang #sendokjus #sendokjelly #sendokkue #sendoklipat
sendok korea, gambar sendok, sendok png, sendok makan, sendok dan garpu, sendok set gantung, sendok masak, sendok stainless
0 notes
Photo
KLIK https://wa.me/6281328680537, Sendok Bayi, Sendok Batik, Sendok Besi, Sendok Bebek Plastik, Sendok Berbentuk
Agen Sendok Cibitung Bekasi Per. Alam Pesona Wanajaya Blok P33 No21 Rt 002 Rw 011 Wanasari Cibitung Jawa Barat 17520
https://shopee.co.id/sitiromelah021 https://shopee.co.id/vianaksesoris05 https://seller.tokopedia.com/home https://www.bukalapak.com/u/geraiperabot
#sendokimport #sendokicecream #sendokikea #sendokjadul #sendokjerami #sendokjepang #sendokjus #sendokjelly #sendokkue #sendoklipat
sendok korea, gambar sendok, sendok png, sendok makan, sendok dan garpu, sendok set gantung, sendok masak, sendok stainless
0 notes
Text
Aku yang terlahir sebagai Heroine Otoge
CHAP 1.2
Aku buatkan tehnya, di sebuah gazebo taman rumah ini. Ia terlihat tertawa dan berbicara dengan seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya.
[Maaf atas keterlambatan Layla, ini teh buatan Layla]
Aku menyajikan teh yang sudah kuseduh ke cangkir di meja, setelah itu aku diperintahkan unruk tetap di gazebo ini.
[Layla, sendokku jatuh. Ambilkan.]
Ku menunduk dan menjangkau sendok yang terjatuh itu, lalu aku sadar ada cairan sedikit panas menyucur dari atasku. Aku tau ini teh, karena beberapa tetes tak sengaja mengalir ke bibirku.
[Ah, maaf tanganku gak sengaja. Tehku jadinya tumpah]
Disaat itu juga, aku rasanya mau meledak. Kuambil sendok tadi, ketika ku berdiri. Sisa isi teh yang di teko kulemparkan semuanya ke wajah kakakku.
[Panas! Panas!]
[Ah maaf, tanganku gak sengaja juga. Jadinya seisi teko kelempar ke kamu.] Ucapku
Kakaku menatapku dan mengayunkan tangannya menuju arahku, aku yakin ia sepertinya akan menamparku lagi. Jadi aku tahan tangannya sebelum mencoba melukaiku lagi,
[Kuberitahu satu hal, aku muak diperlalukan kayak budak sama kamu. Kalau kamu merasa seorang bangsawan, mendingan kamu hentikan deh semua perbuatanmu sebelum kamu mempermalukan dirimu lebih dari ini.]
Ia menarik tangannya, mengambil cangkir minumnya dan melemparnya kearahku. Aku mengihindar secepat yang ku bisa,
PRANG!
Dan gelas itu langsung pecah, namun tidak melukaiku.
[Beraninya kamu memperlakukanku seperti itu!! Kau pikir kamu siapa, anak haram!?]
Agh, gue muak dengan omongannya yang nyebut gue anak haram, anak haram itu.
[Saya memang anak haram, tapi saya juga punya hak untuk membela diri saya. Lagipula kamu duluan yang menyiramku dengan teh, jadi bukan hal salah jika aku membalasnya.]
[Udah, udah jangan kalian bertengkar. Layla kamu boleh membalas tapi gak begitu caranya, Aurora juga, kamu gak boleh menumpahkan teh bahkan melemparin saudarimu dengan cangkir]
Hee, nama kakak gue Aurora? Kayak nama putri tidur di dongeng dongeng gitu, sayangnya perilakunya gak sama kayak yang di dongeng.
[Nona Eurika! Apa menurutmu sopan seorang adik menumpahkan satu teko teh ke kakaknya? Lagipula aku cuma mengajarkan kepada anak haram ini mengenai kedudukannya]
Oh, jadi nama temennya ini Eurika. Hapalin, hapalin.
[Memang tidak sopan, tapi awal dari semuanya kan kamu duluan, Aurora. Dan Layla, kamu gak boleh membalas ke kakakmu begitu. Gak sopan,]
Aku langsung tersenyum, mengejek ucapannya yang seakan menceramahiku itu.
[Ho, jadi kamu tipe yang kalau di bully bakalan diem aja gitu? Mau nunggu ada pangeran berkuda yang nolongin gitu? Maaf aja, aku gak sebodoh itu. Dan aku tau kok emang gak sopan, tapi setidaknya dia bisa ngerasain rasanya ditumpahin teh panas itu kayak apa.]
Dan dengan keributan yang kami ciptakan tuan besar rumah ini alias bapakku datang,
[Ada keributan apa ini? Hentikan Aurora, Layla tidak sopan didepan tamu kalian bertengkar.]
Aku menunduk hormat kepada bapakku,
[Maafkan Layla papa, tapi Layla hanya memberitahu rasanya ditumpahin teh panas kepada kakakku Aurora, agar ia tidak melakukan hal serupa di kemudian hari.]
Dan kakakku mencoba berbicara kepada bapak kami,
[Aku hanya mengajarkan Layla untuk berlaku sopan dan mengajarkan dirinya untuk berlaku sesuai derajatnya.]
[Tapi gak perlu pakai numpahin teh panas dan ngelemparin cangkir kan?]
[Jangan asal bicara kamu anak haram, kamu duluan yang numpahin teh ke aku!!]
Aku dan kakakku terus beragumen saling menyalahkan satu sama lain,
[Tuan Adelth, begini kejadian sebenarnya...]
BRAK!
Kami terkejut ketika suara keras muncul, aku melihat bapakku menundukkan kepalanya di hadapan kami.
[Papa sudah dengar apa yang terjadi dari nona Reincorn, Aurora kembali ke kamarmu dan renungkan apa kesalahanmu kamu tidak boleh keluar sebelum kamu minta maaf dan menyesali apa yang kamu perbuat kepada adikmu.] Lalu bapakku menatapku,
[Kau juga Layla, renungkan dan minta maaf ke kakakmu.]
Aku mau aja meminta maaf ke kakakku, tapi aku gak salah jadi ya... maaf aja, aku sedikit egois. Walau ogah,
[Aku minta maaf kakak, tapi kurasa apa yang kulakuan hanya meniru apa yang kamu lakukan. Jadi tidak sepenuhnya aku yang salah, dan kumohon hentikan membullyku bahkan memanggilku dengan sebutan anak haram. Aku punya nama,]
[Jadi kamu mau menyalahkan aku gitu?! Lagian kamu emang anak haram, jadi udah pantas dipanggil begitu.]
PLAK!
Dengan begitu cepat aku melihat kakakku terjatuh dan terduduk di lantai gazebo, kulihat juga bekas tangan ayahku yang dengan cepat baru saja menyentuh wajah kakakku.
[Hentikan ini semua, Aurora. Kamu mau sampai kapan memperlakukan adikmu dengan buruk? Sudah cukup kamu melukainya hingga parah, mau sampai kapan lagi? Sampai ia meninggal?] Oh? Informasi baru lagi, jadi kayaknya tebakanku bener deh. Cewek asli si Layla ini harusnya udah meninggal, tapi malah gue yang masuk ke badan dia buat gantiin dia.
[Apa maksud papa? Aku gak melakukan apapun ke dia!] Sambil ia menunjukku,
[Papa dengar dari kepala pembantu dan beberapa pembantu lainnya mengenai perilaku burukmu kepada saudarimu.] Wow, gercep juga si bapak dapatin informasi soal ini.
[Aku gak melakukannya papa, mereka pasti bohong. Mereka hanya gak suka sama aku.]
[Sudah cukup, Aurora. Minta maaf sama adikmu.]
Nih cewek kayaknya bersikeras banget gak mau mengaku akan kesalahannya. Yaudah sih,
[Gak, aku gak mau!]
[Aurora!]
Dan si Aurora langsung lari masuk ke rumah lagi, ninggalin kami bertiga doang di gazebo.
[Saya minta maaf atas ketidak sopanan yang dilakukan anak-anak saya, nona Reincorn.]
[Tidak apa tuan Adelth. Mungkin Aurora hanya kelelahan. Dan melihat reaksi Layla tadi juga membuatku kaget, Layla sekarang udah pemberani, gak penakut lagi.] Tuturnya, kok rasanya kayak ngeledek ya? Perasaan aja kali.
[Yasudah, saya kembali ke rumah untuk membujuk Aurora. Apa perlu saya panggilkan kereta kuda untuk mengantar anda pulang?]
[Gak perlu paman, sesekali aku ingin ngobrol dengan Layla.] Huh? Mau ngomong apa sama gue? Jangan-jangan dia diam-diam mau balas dendam soal kakak gue. Siap-siap kabur.
[Baiklah kalau begitu, papa tinggal dulu ya. Layla, jadi anak baik.] NOOO BAPAK!! Jangan tinggalin hamba!! Nih cewek pasti mau balas dendam.
[Oh iya Layla, besok kamu bakalan datang ke pesta ulang tahun pangeran Rodelf?] Huh? Apaan itu? Mana gue tahu soal begituan,
[Soal pesta saya tidak tahu menahu, tapi saya pikir mungkin hanya kakak Aurora yang datang.]
Ya, aku juga gak mau datang sih ogah + mager. Pesta begituan pasti bakalan banyak orang, terus bakalan sumpek dan panas.
[Begitu ya, padahal aku mau ngundang Layla biar ada temannya]
Kuhhh, sialan nih cewek. Dia tau mukanya bagus, tapi harus gitu pasang muka kayak anak anjing gitu? Imut banget pengen unyel unyel jadinya, awas bahaya inget dia ini temen kakakmu. kamu gak akan tau kalau kalau dia ternyata licik.
[A, aku gak tau apa boleh tidak nanti, kalau kakak mengajakku. Mungkin aku bisa datang,]
GREP!
Kaget nih cewek megang tanganku, apa lagi ini?
[Tenang aja, bakalan aku bujuk Aurora buat ajak kamu juga! Aku pulang dulu ya, pokoknya pesta besok kamu pasti bakalan datang!]
Dan, dia ninggalin aku gitu aja. Gila nih cewek optimisnya kelewatan tinggi, ya kali kakakku yang egonya setinggi gunung itu bakalan nurut.
-MALAMNYA-
[Layla, besok kamu ikut denganku datang ke pesta ulang tahun pangeran Rodelf]
[uhuk!] Beneran terjadi dooooong!! Tuh cewek bagaimana bisa?! Naklukkan kakak gue? Tuhan, cobaan apa lagi ini.
.........................................................
author note:
Hyaaa... akhirnya terpublish juga chap pertama, maaf yang nungguin karen kendali saya gak ada kosakata buat lanjutin. sama saya juga sibuk ujian jadi laporan disana-sini. tapi saya menghargai semua yang udah baca. jadi terima kasih banyak!
0 notes
Conversation
Mas Bakso (4)
Sejak punya kontaknya dan LDR-an sama Mas Lopez, saya jadi suka nge-wassap dia kalo lagi ada di rumah..
Saya: Mas, hari ini lewat komplek jam berapa?
Mas Lopez: Ini baru masuk komplek, Dek *ntah kenapa dia jadi ikut-ikutan kakak saya, manggil saya "Dek". Akrab abiz*
Mas Lopez: 5 menit lagi nyampe rumahmu, Dek.
Saya: Oke, Mas.
Nggak lama setelah baca chat-nya, saya dengar suara mangkok dipukul sendok dengan ritme beraturan yang artinya dia lewat.
Lha tapi kok ngilaaang..
Lalu dia wassap saya..
Mas Lopez: Sebentar ya, Dek.
Mas Lopez: Ini ada yang manggil dulu.
Saya: Siaaaaaaap
Seperti biasa dia tetap ngocol dan lucu. Waktu bertatap mukaaa..
Mas Lopez: Mau pake mi kuning apa mi putih?
Saya: Dua-duanya, Mas.
Saya: Eh, mi kuning.
Saya: Eh, mi putih aja deh.
Mas Lopez: Kok kamu galau, Dek?
Mas Lopez: Baru sebentar kita nggak ketemu.
Mas Lopez: Baru sehari ninggalin pacarnya *pacar siapeee, sotoy dah Masnya, wkkk!*
Saya: Hahaha, iya nih *iya aja biar cepet*
Saya: Eh, sendoknya panas, Mas! *mengalihkan pembicaraan*
Mas Lopez: Lha iya, mataharinya kan terik
Mas Lopez: Sendoknya dari besi
Mas Lopez: Dulu kan belajar di sekolah kalo besi gampang panas
Mas Lopez: Inget kan?
Wakakakakaaaaa, GHUE suka ghaya lo, Mas Lopeeez!
Saya: Oh iya, ner juga
Saya: Konduktor namanya, Mas
Mas Lopez: Nah itu
Mas Lopez: Besi kan bagus ya
Mas Lopez: Berarti sendoknya bagus yaa
Mas Lopez: Besi asli berarti kan sendokku
Wkwkwkwk, tumben kali ini obrolan sama Mas Lopez rada ilmiah. Awal ketemu ngomonginnya Bigo Live, terus sempet ngomongin salah paham (padahal seputar sambel doang, wk!), sekarang konduktor. Ada kemajuaaan! =)))
2 notes
·
View notes
Text
Pagi hari yang dingin di ruang kelas kuliah..
D masuk ke kelas dan membeli semangkuk brownis di salah satu teman sekelas yang berjualan.. Kebetulan posisi ku sedang duduk di kursi dekat teman yang sedang berjualan tersebut.
"kenapa? Kamu mau?", kata D setelah mengetahui bahwa aku memperhatikan ia yang sedang membeli brownis tersebut.
Aku pun langsung mengambil mangkuk brownis tersebut yang sengaja dia taruh diatas meja-kursi ku. Herannya, dia ga ngomel-ngomel seperti biasanya setelah sesaat barang apapun punya dia ku ambil..
Obrolan singkat pun terjadi saat itu. Aku sedang menceritakan masalah pribadiku kepada dia, dan di akhir pun terjadi pertarungan tidak terlalu sengit diantara kita..
"gatau deh. Udah ya. Aku mau makan", kata D.
"ehh, nanti duluuu.. Tadi katanya brownis ini untukku?? Gimana sih?!!"
Tiba-tiba si penjual pun lewat di antara kita, "ehh, sendok nya masih banyak ya?? bagi sendok satu lagi dong. Sendokku di ambil agri nih. Masa iya 1 brownis, 1 sendok untuk berdua?", kata D kepada si penjual wkwkw.. Tapi si penjual pun menolak untuk memberikan sendok brownis nya satu lagi haha..
"hahaha buat aku kan? Yaudah aku makan nih yaa hahaha", kataku. Dan setelah itu dia pergi dari hadapan kuu😂😂😂
Tak berapa lama kemudian, disaat aku sedang asik memakan brownis nya, dia pun menghapiri sembari berkata "jangan di habisin jugaa.. Aku belom sarapaannn".
A: "oh yaa??!! Yaudah nih, makan yaa"
D: "sendoknya ambil nih"
A: "loh, klo sendoknya ku ambil, kamu makannya gimana?"
D: "ada sendok nasi uduk tuh di meja ku yang belom ku pakai"
A: "sendok nasi uduk? Wait, kamu beli nasi uduuukkk??!!! Ihhhhh, yaudah kamu makan nasi uduk ajaaa, yang ini buat akuuu"
D: "aku juga butuh makanan yang maniiisss"
A: "makan nasi uduk nya dihadapan ku aja, pasti auto manis tuh nasi uduk nya, semanis brownis"
D: "bukannya jadi manis, malah jadi hambarrr. Yakali nasi uduk rasanya manis. Jangan bilang sambal nya juga ikutan berubah jadi manis"
....
0 notes
Text
I Need You Spoon
Aku diam membisu. Lambat laun, tubuhku sedingin mayat. Aku kaku, tak bisa bergerak. Ketika kedinginan mulai menyelimuti seluruh tubuh, aku teringat. Tiba-tiba saja pikiranku melayang pada kejadian beberapa waktu lalu. Saat dirinya masih berada di sampingku. Saat dia masih terbaring di atas piring yang sama. Jangan kaget dengan ‘tertidur di atas piring yang sama’. Aku memanglah si garpu yang kehilangan sendoknya. Berbicara tentang sendok, sudah lama ia menghilang di sisiku. Entah apa alasannya ia pergi. Padahal sebelumnya ia pernah berujar padaku. “Teruslah bersamaku selamanya” Kalimat itu yang selalu menari dalam ingatan. Namun nyatanya kalimat itu hanyalah kalimat semu. Ia menghilang bersama kepergian sendokku. Sebenarnya aku ingin meminta pertanggung jawaban dari kalimat itu. Namun aku tak bisa. Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk menjadi garpu yang terbaring di atas piring sendirian.. Guruminda 17 Mei 2017
1 note
·
View note
Text
Aku Belajar,
Aku sudah banyak belajar beberapa bulan belakangan ini. Bukan lagi tentang mata kuliah. Bukan pula tentang romantika cinta. Aku bahkan tidak punya pengalaman apapun untuk kuceritakan tentang itu. Bukan ku tak percaya cinta atau aku terlalu ahli menjaga hati, yang kuragukan hanyalah insannya. Lagian, aku telah terbiasa menikmati kesendirian tanpa takut dibunuh oleh rasa sepi. Sudahlah, aku bahkan tidak tertarik memikirkannya. Di telinga sebelah kiriku mengalun ‘Mekkel Nama Ahu’-nya Viky Sianipar, telinga sebelah kananku berdengung ‘Iridescent’-nya Linkin Park. Aku melepaskan headset-ku yang tidak bekerja sama sekali, padahal sudah jelas-jelas suara antiknya Norah Jones lah yang sedang kudengarkan.
Beberapa kali kucoba untuk menonaktifkan akun facebook yang sebenarnya lebih sering kukunjungi dibandingkan twitter dan blogger yang sudah seperti hidup segan mati tak mau. 2010 adalah tahun pertama kali aku mengenal ketiganya, dan sekarang aku ingin melepas semuanya padahal BBM, Instagram, Path, WA, Line, Snapchat, atau apapun tetek bengek yang berkaitan dengan semua itu pun aku tak memilikinya. Aku memang belum membutuhkannya untuk saat ini. Bukan ingin bersikap apatis apalagi pesimis, aku hanya ingin menjadi perempuan yang merdeka di dunia yang serba hedonis ini, menjadi perempuan kuno dan tidak masuk kriteria karna tidak suka hang out tidak jelas di kafe atau di mall. Aku lebih memilih menggunakannya pada hal yang lebih bermanfaat atau menabungnya daripada terbuang percuma. Bukan karna lebih bermoral atau memiliki pengorbanan yang besar, tapi mungkin setiap orang memang memiliki cara masing-masing dalam menikmati hidup.
Dalam media sosial pun aku tak membagikan apa yang orang lain ingin lihat atau dengar, bagiku itu hanya akan menetaskan konspirasi bisu. Aku belajar untuk membagikan apa yang sebenarnya terjadi walau itu sulit, seperti berbicara bukan hanya untuk sekedar menyenangkan hati saja. Aku mulai mengurangi intensitas keingintahuanku pada berita-berita yang tersiar di berbagai media. Sejujurnya, aku sudah muak mendengar berita kejahatan: pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, korupsi, terorisme, narkoba, dan yang tersisa hanya kejahatan-kejahatan yang semakin parah dan berulang-ulang dengan pelaku yang berbeda. So, I’ve decided to use my smartphone for smarthings, bahkan aku lebih suka membiarkan ponselku istirahat lebih lama ataupun tertidur pulas.
Akupun banyak belajar tentang arti kejujuran, meskipun aku bukanlah makhluk yang paling jujur atau sesuci Bunda Teresa. Setidaknya aku sudah pernah melewatinya dalam berbagai ujian-ujian yang terkecil bahkan Ujian Nasional dari tingkat SD - SMK, Skripsi, ICT, hingga Toefl Kampus. Bukanlah hal yang mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Aku harus terbiasa hidup sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip yang kupegang. Akupun sudah banyak belajar tentang pertemanan, meskipun aku tak pantas dianggap sahabat karna aku tidak pernah benar-benar bisa hadir di saat suka maupun duka seperti motto pada umumnya. Tapi aku cukup beruntung dan akan selalu bersyukur pernah mengenal mereka dalam ruang sosial yang nyata, ataupun mereka yang telah menginspirasiku melalui tulisan dan dedikasi mereka terhadap kebaikan. Kerendahan hati dan keberanian mereka telah mengilhami sebagian dari hidupku.
Sekarang aku pun tak lupa untuk mengerti arti kesehatan. Akibat keseringan begadang dan mandi malam, beberapa kali aku jadi mudah jatuh sakit. Ternyata kita akan tetap menjadi seorang bocah bagi keluarga. Jika orang dewasa adalah seorang anak kecil yang bertubuh besar, aku menganggap keponakanku-ocy sebagai orang dewasa bertubuh kecil. Kata mereka kami takan pernah menyatu dan selalu bertengkar karna memiliki zodiak dan bulan kelahiran yang sama. Aku tak perduli, aku malah lebih mengerti dia dan selalu senang ketika dia berkunjung ke rumah. Aku suka kepolosannya, seperti ketika berdoa saat makan, dia akan menyebutkan semua nama-nama yang ada di atas piringnya:
“Ya Tuhan, berkatilah nasiku, tahuku, ikanku, wortelku, brokoliku, sendokku, minumku, dan berkatilah makanan dan minum bouku. Terimakasih Tuhan, Amin..”
Bocah 4 tahun ini sangat hobi bertanya dan menuntut penjelasan lebih:
“Bou, kenapa kalau sore langitnya warna kuning (baca: jingga)?”
“Bou, kenapa tahi nyam (baca: ayam) ada yang warna hijau?”
“Bou, kenapa bapakku yang duluan lahir tapi bapakku paling pendek dari orang uda?”
“Bou, kenapa opung itu udah besar tapi masih digendong?”
“Bou, kenapa senternya bisa hidup?”
“Bou, kenapa badannya masih segini tapi uda wisuda (-____-)?”
“Bou, kenapa, kenapa, kenapa, kenapa????
Terkadang aku kesulitan memberikan jawaban yang bisa dicernanya dengan mudah, dan bisa kupastikan setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, akan lahir pertanyaan berikutnya. Semoga kau tabah kawan memuaskan dahaganya yang selalu haus untuk bertanya. Aku suka berpikir, kenapa setelah dewasa kita berhenti untuk bertanya?
Aku tidak lupa belajar tentang toleransi-SARA, apalagi yang paling krusial – Agama. Meskipun aku sedikit kecewa dibalik peristiwa aksi ini aksi itu, gunjang-ganjing konspirasi dalam konspirasi, yang minoritas merasa didiskriminatifkan yang mayoritas merasa berhak menuntut. Aku belajar untuk menutup mata dan telingaku pada berita-berita yang menebar kebencian. Aku harus lebih banyak belajar memperbaiki tingkah lakuku yang mungkin telah melukai sesama yang berbeda. Aku belajar menahan diri untuk lebih mendengar nurani ku berbicara. Toh, dalam hati yang murni fanatisme terbunuh, karna iman yang akan menyelamatkan kita. Sangat sedikit orang yang bisa menerima kebenaran keras, apalagi jika mendengarnya bukan dari orang yang diharapkan, sehingga menimbulkan tumbuh suburnya sentimen, kemarahan, kebencian, menghasilkan sifat munafik, menutupi ketidakberesan dan mencabik-cabik kebaikan. Seandainya ketulusan dan kewibawaan moral yang kita gunakan mungkin semua pertikaian ini takan terjadi. Toleransi mengajarkanku untuk menghormati perbedaan dan tidak mudah untuk diprovokasi. Mari berdoa untuk kebaikan bangsa.
Aku belajar pula dari tiap-tiap buku yang pernah kubaca. Menarik pesan-pesan moral dari tiap-tiap tulisan yang ada. Membaca mengajarkanku untuk memandang dari berbagai perspektif. Buku bagiku sudah seperti Mercusuar, suluh di tengah lautan yang gelap. Tulisan-tulisan tersebut menjadi semen yang menyatukan batu bata untuk membangun jembatan yang menghantarkanku ke pintu gerbang pengetahuan. Alampun turut menjadi tempat ku menimba ilmu secara cuma-cuma, rasa terimakasih yang sedalamnya kepada Sang Pencipta dan menjadi kewajiban kita untuk memelihara kelestariannya.
Aku sudah banyak bergumul, membisu, berdiam diri, merenungkan berbagai hal dengan semesta dan membungkam suara untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Lebih banyak bertindak daripada berkata-kata meski pikiranku masih suka mengembara kemana-mana. Setidaknya aku harus lebih baik dari hari kemarin. Akupun sudah terbiasa menahan gejolak-gejolak dalam sanubari, sampai aku sulit membedakan yang mana keinginan dan kebutuhan.
Dalam berbagai banyak hal, sekarang aku akan belajar untuk melupakan apapun, termasuk orang-orang sebagaimana aku ingin dilupakan. Aku akan belajar untuk melepas yang tidak bisa kugenggam, menghormati apa yang telah kuterima dan melanjutkan hidup dalam pertumbuhan. Aku akan lebih banyak mendengar intuisi mengimbangi logika, memandang jauh ke dalam jiwa, merasakan setiap udara yang kuhirup, menikmati harmonisasi kehidupan, berdamai dengan hari-hari yang ada, menyingkirkan segala jenis fantasi semu, membakar ego dan lebih bersikap proaktif tanpa merasa menjadi korban.
Aku akan mencintai kehidupanku, sebagaimana aku mencintai setiap aroma kopi yang kusesap walau mungkin aku hanya bisa menjadi barista bagi diriku sendiri, atau sebagaimana aku menikmati hujan di balik selimut atau kaca jendela karna aku tak begitu suka dengan kehadirannya yang berduyun-duyun. Aku akan tetap belajar menikmati setiap guratan pensil dalam kertas imajinasiku yang menari-nari, atau sebagaimana aku ingin tetap mencoba untuk menyulut api yang menyala dalam jiwaku.
So many things happened in this year. Happiness and sorrow had completed my age. Graduation was also indeed one of the most important day in my life, a day which has changed the whole course of my life. On the other hand, my grandparents had passed away and left us in this world. I will never be sad anymore. I want to stand on my way however I ever feel lost inside. No matter how far, I’ll see the road and find my really home. I will relive the dreams, thus accomplish them. I will not compare myself with other people’s life who walked far ahead. No regret. No blame. No condemned. Coz’ who knows how the time flies? My life ever filled with pressure and stagnation without progress like I want. But I can out of the frustration and fear cause I’ve found the reason I live. Like the wise men who followed the stars, I’ll also follow my heart and lead me to the miracles.
Ketika Dewi Fortuna dan manusia memandang aib padaku, Seorang diri aku meratapi pengasinganku, Menggucang surga yang tuli dengan tangisan sia-siaku Dan menatap diriku sendiri serta mengutuki nasibku, Berharap seperti orang yang lebih berharta, Menonjol seperti dia, seperti dia yang banyak berteman, Mendambakan kecakapannya, keleluasaannya Dengan yang paling kunikmatipun ternyata tak memuaskanku: Meski begitu, dalam pikiran yang nyaris kubenci ini, Tiba-tiba aku memikirkan-Mu, lalu keadaanku (seperti burung yang bangkit saat fajar dari bumi yang gelap) Aku menyanyikan kidung suci di gerbang surga, Karena cinta manis-Mu mengingatkan kekayaan yang dibawanya Hingga aku tak mau bertukar nasibku dengan para raja.
~ W. Shakespeare, Soneta ke-29
1 note
·
View note
Text
TANYA.
Aku beli maem, berkuah, pake mangkok.
Pas lagi makan, aku pake sendokku sendiri. (Karena emang bawa sendok, garpu, sumpit, dan sedotan kemana-mana).
Pas udah selesai makan. Mau bayar ke kasir. Si Bapak yg beresin mejaku terlihat bingung.
Dia menatapku, aku juga.
Mungkin dalam hatinya, "Mbak ini makan berkuah kayak gini ga pake sendok? Atau si Mbak pake sendok tapi dibalikin ke sendok yg bersih? Atau si Mbak pake tangan? Ah masa Iya kuah nya habis? Atau si Mbak bawa sendok? Kok aneh?"
Si Bapak diam, menungguku cukup lama, matanya memancarkan sejuta tanya.
Akupun hanya diam di kasir, menerka-nerka.
0 notes
Text
Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia "MIC DROP" - BTS (Love Yourself Album)
ROMANIZATION
[Jhope] Yeah nuga nae sujeo deoreopdae I don’t care maikeu jabeum geumsujeo yeoreot pae beoreokhae jal mot igeun geosdeul seutekki yeoreo gae geodeuphaeseo ssibeojulge seutaui jeonyeoge World Business haeksim seoboe 1sunwi maejin manhji anhji i class gachil mankkik joheun hyanggie akchwin banchik Mic mic bungee [Suga] Mic mic bungee Bright light jeonjin manghal geo gatassgessjiman I’m fine sorry mianhae Billboard mianhae worldwide adeuri neom jalnagaseo mianhae eomma daesinhaejwo niga moshan hyodo uri konseoteu jeoldae eopseo podo I do it I do it neon maseopsneun rattattui hok baega apeudamyeon gosohae Sue it [Jhope] Did you see my bag Did you see my bag teuropideullo baegi gadeukhae How you think bout that How you think bout that Haterdeureun beolsseo hageul tte imi hwanggeumbit hwanggeumbit naui seonggong I’m so firin’ firin’ seonghwabongsong neoneun hwanggeuphi hwanggeuphi domang syongsyong How you dare How you dare How you dare [Jhope] nae sone teuropi a neomu manha neomu heavy nae du soni mojalla [Suga] MIC Drop MIC Drop bal bal josim neone mal mal josim [Jhope] Lodi dodi a neomu bappa neomu busy nae onmomi mojalla [Suga] MIC Drop MIC Drop bal bal josim neone mal mal josim [Rap Monster] igeo wanjeon ne geulja sapilgwijeong ah Once upon a time isobuhwa fly ni hyeonsireul bwara ssae ssaemtong jigeum jugeodo nan gaehaengbok ibeonen eoneu nara ga bihaenggi myeot siganeul ta Yeah I’m on the mountain Yeah I’m on the bay mudaeeseo taljin MIC Drop baam [Jhope] Did you see my bag Did you see my bag teuropideullo baegi gadeukhae How you think bout that How you think bout that Haterdeureun beolsseo hageul tte imi hwanggeumbit hwanggeumbit naui seonggong I’m so firin’ firin’ seonghwabongsong neoneun hwanggeuphi hwanggeuphi domang syongsyong How you dare How you dare How you dare nae sone teuropi a neomu manha neomu heavy nae du soni mojalla [Suga] MIC Drop MIC Drop bal bal josim neone mal mal josim [Jhope] Lodi dodi a neomu bappa neomu busy nae onmomi mojalla MIC Drop MIC Drop [Jhope] bal bal josim neone mal mal josim [Rap Monster] Haters gon’ hate Players gon’ play Live a life man Good luck [All] deo bol il eopseo [Jhope] majimak insaya [All] hal maldo eopseo [Rap Monster] sagwado haji ma [All] deo bol il eopseo [Suga] majimak insaya [All] hal maldo eopseo sagwado haji ma jal bwa neon geu kkol naji urin tak sswa machi kollaji neoui gakmak kkamjjak nollaji kkwae kkwae pomnaji po po pomnaji Terjemahan Indonesia [JHope] Yeah siapa yang bilang sendokku kotor Aku tidak peduli aku meraih mic, aku mendapat beberapa sendok emas Aku memukul keluar, semuanya matang Aku akan mengunyahmu berulang-ulang, saat malam hari penuh bintang-bintang Judul utama didunia # 1 dicor, habis terjual Tidak banyak di kelas ini, kita sangat menikmati nilainya Bau busuk pada aroma yang baik adalah bertentangan dengan peraturan Mic mic bungee [suga] Mic mic bungee Cahaya terang, maju terus Mungkin sepertinya kita akan gagal, aku akan baik-baik saja, maaf Maaf, "Billboard" Maaf, "seluruh dunia" Maaf ibu anakmu terlalu sukses Aku memenuhi tugas berbakti yang tidak akan kau lakukan Kami tidak pernah memiliki konser Aku melakukannya aku melakukannya kau adalah ratatouille yang hambar Jika Kau cemburu, itu baguslalu tuntut aku, Tuntut itu [Taehyung] Apakah kau melihat tas ku?Apakah kau melihat tas ku? Tasku penuh dengan piala [Jungkook] Bagaimana menurutmu tentang itu?Bagaimana menurutmu tentang itu? Pembenci sedang berjuang [Jimin] Ini sudah keemasan, emas, kesuksesanku Aku jadi terbakar terbakar [Jin] Kau buru-buru, buru-buru kabur [Jhope] Beraninya kau Beraninya kau Beraninya kau [Jungkook] Ah, terlalu banyak piala di tanganku Terlalu berat, tanganku tidak cukup [Rap Monster] MIC Drop MIC Drop [Suga] Hati-hati dengan kakimu, kaki Hati-hati dengan kata-kata, kata-katamu [Taehyung-Jungkook-Jhope] Lodi dodi oh aku sangat sibuk Begitu sibuknya memiliki satu tubuh saja tidak cukup [Rap Monster] MIC Drop MIC Drop [Suga] Hati-hati dengan kakimu, kaki Hati-hati dengan kata-kata, kata-katamu [Rap Monster] Ini benar-benar apa yang mereka katakan Benar selalu berlaku ah Pada suatu ketika Dongeng Aesop terbang Lihatlah kenyataan mu, melayani, melayani hak mu Aku bisa mati bahagia saat ini juga Ke negara mana kita akan pergi sekarang? Berapa jam di pesawat Iya aku di gunung Iya aku di teluk Kita runtuh di atas panggung MIC Drop baam! [Jungkook] Apakah kau melihat tas ku?Apakah kau melihat tas ku? Tasku penuh dengan piala [Taehyung] Bagaimana menurutmu tentang itu?Bagaimana menurutmu tentang itu? Pembenci sedang berjuang [Jimin] Ini sudah keemasan, emas, kesuksesanku Aku jadi terbakar terbakar [Jin] Kau buru-buru, buru-buru kabur [Jhope] Beraninya kau Beraninya kau Beraninya kau [Jungkook] Ah, terlalu banyak piala di tanganku Terlalu berat, tanganku tidak cukup [Rap Monster] MIC Drop MIC Drop [Suga] Hati-hati dengan kakimu, kaki Hati-hati dengan kata-kata, kata-kata mu [Taehyung-Jungkook-Jhope] Lodi dodi oh aku sangat sibuk Begitu sibuknya memiliki satu tubuh saja tidak cukup [Rap Monster] MIC Drop MIC Drop [Suga] Hati-hati dengan kakimu, kaki Hati-hati dengan kata-kata, kata-kata mu Pembenci hanya membenci Pemain hanya bermain Hidup untuk hidup Semoga berhasil, Man! [All] Tidak perlu bertemu lagi, ini kata selamat tinggal terakhir Tidak ada yang perlu dikatakan, bahkan tidak perlu meminta maaf Tidak perlu bertemu lagi, ini kata selamat tinggal terakhir Tidak ada yang perlu dikatakan, bahkan tidak perlu meminta maaf Kau akan lihat, Kau akan berakhir seperti itu Kita menusuk seperti coke Kornea mu akan terkejut Aku-keren sekali, c-c-cool! ---------------------------------------------------------------------------- Liat juga Lirik Lagu Dan terjemahan Indonesia DNA - BTS Lirik Lagu Terjemahan "BEST OF ME" - BTS Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia " 보조개 (Dimple)" - BTS Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia "PIED PIPER" - BTS Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia "고민보다 GO (Worried)" - BTS Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia "OUTRO : Her" - BTS Lirik Lagu Dan Terjemahan Indonesia "SEA" - BTS (Hidden Track)
#V#Suga#Rap Monster#Love Yourself#Lirik Lagu#Jungkook#Jin#Jimin#JHope#BTS#Bangtan Seonyeondan#mp3 download#Terjemahan#Bekop#Download#Mp3#Lirik
0 notes