#sempoyongan
Explore tagged Tumblr posts
teguhherla · 3 months ago
Text
Betapa aku ingin sekali membuka cerita-ceritamu sekarang, bagaimana kamu menikmati hidup sekarang, senyum-senyum yg sudah tidak pernah kulihat lagi, keingintahuan ini sangat bergejolak seperti menggodaku dengan cara yg paling lembut
Tapi ..... Aku menahannya, aku tidak lagi mencuri-curi pandang karena aku ingin kecanduanku tentangmu lambat-laun efeknya menjadi berkurang dan terbiasa dengan ini
Sebab pun aku tahu jika sekalinya aku membuka itu, maka memori lama akan hidup kembali
Aku menjaga jarak aman itu demi kebaikan kita, entah sampai kapan perasaan ikhlas ini menjadi ikhlas yg sesungguhnya, hanya aku yakin ini sudah menjadi jalan yg benar untukku sekarang
Maka ya tuhan tolong bimbinglah perasaan ini kepada tempat yg seharusnya, jika berkenan beri petunjuk bagaimana aku bisa menemukan diriku yg sebenarnya, sebab kali ini aku merasa benar-benar terserat dan hilang arah
Entah mengarah kemana, aku hanya berjalan sempoyongan sembari menahan luka-luka akibat ulahku sendiri
29 notes · View notes
hime-arts · 5 months ago
Text
ZZZ
Gara-gara sebotol minuman
dia jalan sempoyongan~ 🎤
Tumblr media
28 notes · View notes
absurdismee · 3 months ago
Text
mati
Aku berbaring
di atas cakrawala mimpi
menikmati segalanya perlahan turun
dan terhempas
untung aku tak di bawahnya,
pikirku
kemudian aku bangun
tanpa perasaan apapun
dengan binar mata hampa
menggenggam reremahannya
aku berjalan sempoyongan
toh segalanya akan hilang
selamanya sendirian ya?
kurasa itu sebuah pilihan
mimpi dan hati
keduanya beriringan, membakar
lalu pudar dilahap kehampaan
si bengis ini malah diam,
termenung tanpa ada perlawanan
"Aneh", itu kata orang-orang
mereka bawakan cermin
dengan acuh kubakar rokokku
sedang di pantulan cermin
kulihat diriku,
mati.
5 notes · View notes
bersuara · 9 months ago
Text
Tumblr media
Sebenarnya tidak mau men-share foto ini di sini. Tetapi, karena menurutku cerita dibalik foto ini cukup lucu, maka aku tetap akan men-share foto ini hahaha.
Sekarang, kami sekeluarga sesekali kewalahan dalam mengawasi Syaki dalam bermain. Energinya seakan tidak pernah habis, rasanya ada saja sesuatu yang dia lakukan. Jalan terkadang masih sempoyongan, tetapi tidak menyusutkan semangat Syaki untuk mengeksplore isi rumah.
Foto di atas adalah foto ketika Syaki sedang berusaha memasukkan kunci ke dalam laci meja di klinik ibunnya. Lalu apakah berhasil? ternyata belum berhasil setelah mencoba berusaha dalam kurun waktu lima menit.
Fokus Syaki harus terus di latih, terlebih ketika memasukkan kunci ke dalam lubang kunci yang memang memerlukan ketelitian extra. Syaki sudah mulai menstimulus sensori motoriknya untuk belajar fokus.
Lalu, apa yang dilakukan Syaki setelah gagal dalam usahanya memasukkan kunci ke laci meja? Syaki masih melanjutkan misinya untuk mengeksplore klinik Ibun nya. Kali ini, fokus Syaki adalah ke tensimeter yang disimpan di atas meja. Kaki mungilnya yang berjinjit, Syaki berusaha menggapai tensimeter dan setelahnya memainkan karet pompa tensimeter dengan ekspresi bingung dan tertawa.
Setelah ku rasa cukup, Syaki akhirnya aku gendong dan ku bawa masuk kembali ke dalam rumah. Kalau dibiarkan lebih lama, bukan hanya meja klinik saja yang akan berantakan, tetapi etalase obat pun akan ikut berantakan karena tangan mungil Syaki akan mengeluarkan obat-obat yang sudah tersusun rapih.
- 28 Mei 2024
4 notes · View notes
jaemirani · 9 months ago
Text
Tumblr media
Tentang burung dan rumah emasnya.
Pemuda tinggi usap matanya berkali-kali kala pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dengan tak sabaran. Ia tahu pelakunya. Sudah jelas, siapa lagi kalau bukan sang majikan kecilnya.
Dengan sempoyongan akibat rasa kantuk, ia buka pintu, lantas tubuh kecil sang majikan bersama bantal dan ponsel di tangan sambut dirinya di depan pintu. Wajahnya datar tatap pemuda tinggi yang berdiri di ambang pintu, kalakian, tanpa beri ucap, pemuda kecil lewati si tuan kamar menuju kasur empuk yang sedikit berantakan.
Si tuan kamar jelas kebingungan, di tengah malam seperti sekarang ia kedatangan tamu yang lantas memonopoli tempat tidurnya. Apa yang salah dengan si majikan kecilnya?
“Kenapa tiba-tiba pindah ke sini? Kasur kamu gak nyaman?”
Wooyoung yang baru saja rebahkan tubuh di atas kasur, kini beri tatap sekilas pada San yang tengah tutup pintu. “I just had a nightmare.”
Oh, San bisa lihat wajah bantal dan mata sedikit kemerahan itu bahkan di bawah penerangan temaram dari lampu tidurnya. Ia paham. Lantas ia mendekat, raih bantalnya, dan bersiap untuk tinggalkan Wooyoung sendirian, sebelum sang majikan tahan ujung bantalnya.
“Mau ke mana?”
“Ke sofa ruang tengah. Kamu mau tidur di sini, kan?”
“Iya, tapi lu juga harus tidur di sini.”
Dan sekarang ia gagal paham. Kiranya sang majikan tengah mengigau atau semacamnya? Karena semua tingkah ini bukanlah hal yang wajar dan masuk akal jika itu Wooyoung.
“Kenapa? Kamu takut tidur sendirian?”
Anggukan kecil bersama binar sayu itu lantas buat ia terdiam. Ia tahu ada yang salah saat ini. Ada yang salah dari semua sikap tiba-tiba ini. Namun, ia bisa apa selain menuruti semua perkataan sang majikan.
Perlahan, ia ikut rebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur. Meraih selimut untuk balut kaki mereka berdua agar tak disapa hembusan angin malam. Dan sialnya, sekarang sunyi itu kuasai ruangan bersama bunyi detak jarum jam serta suara AC yang menyala dengan kekuatan pelan.
Benar-benar sunyi, sebelum akhirnya Wooyoung tiba-tiba lempar kata dengan bisikan yang dibuat sepelan mungkin.
“Lu...bisa bacain dongeng, gak?”
Pemuda tinggi kembali buka matanya setelah sebelumnya berhasil pejamkan mata untuk bersiap kembali jemput alam bawah sadarnya. Ia beranikan diri pandangi pemuda kecil di sebelahnya, sebelum akhirnya beri balasan atas pertanyaan barusan.
“Gak tau. Belum pernah bacain dongeng sebelumnya,”
“Nevermind. Gue buka youtube a—”
“Mau dongeng apa?”
Pemuda kecil menoleh, sambung mata bersama sang bodyguardnya. Tak begitu lama, sebab ia memutuskan untuk alihkan pandangan ke jam yang menempel di tembok depan mereka.
“Mau dongeng apa, Wooyo? Biar aku ceritain buat kamu,”
“Terserah. Apapun dongeng yang lu tau.”
Sang majikan bersiap, menarik selimut sampai ke atas dada, merilekskan tubuh, lantas kini mulai memejamkan mata kala sang bodyguard ambil satu tarikan napas untuk memulai kisah dongengnya.
“Ini kisah tentang burung dan rumah mahalnya,” begitu pemuda itu memulainya. Ia ikut merilekskan otot-otot tubuhnya, ditatapnya plafon kamar, lantas kembali rangkai kalimat untuk ia sampaikan dengan suara yang luar biasa lembutnya.
“tentang lovebird bernama Biru yang rayakan satu tahun dirinya hidup di dalam rumah berupa sangkar emas. Awalnya, Biru selalu banggakan rumahnya yang kelewat mahal, pun sang tuan yang selalu beri dia makan makanan yang lezat. Biru bersuka cita jalani kehidupannya di dalam rumah mahalnya. Dia akan bangun setiap pagi untuk pamerkan nyanyiannya yang merdu kepada seisi rumah, layaknya alarm pagi untuk sang tuan. Namun, seminggu sebelum perayaan satu tahun rumahnya yang mahal, sang tuan dibawa oleh sekelompok orang sebab terlilit hutang. Biru ditinggalkan sendirian, tanpa makan dan minum di dalam rumahnya yang mahal.
“Tak ada lagi nyanyian di pukul enam pagi. Tak ada lagi makanan lezat untuk disantap. Tak ada lagi orang-orang yang datang untuk memuji suaranya yang merdu. Biru ketakutan, dia membenci rumahnya yang sepi dan kotor karena tak pernah lagi dibersihkan. Tapi di suatu malam, tepat di malam perayaan satu tahun rumah mahalnya, dia didatangi oleh Elang yang besar.”
San berhenti sejenak untuk sekadar atur napasnya. Ia diam-diam menoleh, memeriksa apakah pemuda di sebelahnya telah tertidur setelah mendengar setengah dari dongeng yang ia sampaikan. Namun, nyatanya, pemuda itu sekarang total hadapkan tubuh ke arahnya. Matanya mengerjap berkali-kali, kiranya penasaran atas kelanjutan nasib si Biru. Lantas sebelum dapati komentar dari sang majikan, San putuskan untuk segera lanjutkan kisahnya.
“Biru ketakutan saat Elang yang besar mengetuk sangkar emasnya berkali-kali dengan wajah tegasnya. Biru berteriak, tapi sang Elang tiba-tiba bertanya padanya. “Biru, kenapa tak pernah bernyanyi lagi?”. Biru kebingungan, dia menjawab, “memangnya kenapa? tuanku sudah pergi, tak ada yang perlu aku nyanyikan lagi”. Elang tertawa, dan Biru kesal mendengarnya. “Biru, Biru, kamu tak tahu ya, aku juga peminat nyanyianmu yang merdu sekali itu”, Elang berkata demikian, lantas Biru kembali dibuat bingung.
“Pasalnya, dia tak pernah menyanyi untuk orang dan hewan-hewan di luar sana. Elang mendekat, kemudian berbisik, “suaramu dapat terdengar bahkan dari kejauhan, Biru. Kalau seandainya kamu bernyanyi di atas awan, mungkin satu kota juga bisa mendengar suaramu yang merdu”. Biru tak percaya, tentu saja. “Kamu hanya ingin membodohiku. Kamu ingin aku keluar, lalu kamu akan mencuri rumah emasku, kan?” Sinis sekali Biru berkata demikian di depan wajah sang Elang. Namun, Elang tertawa, “kamu pikir aku tertarik dengan sangkar emasmu ini? Langit yang luas lebih menarik, Biru. Kamu tak tertarik untuk terbang bebas di langit yang luas?” Oh, sekarang Biru terdiam.”
Wooyoung menggeliat, sedikit bergerak untuk lebih dekat dengan tubuh San. Mata mereka sejenak beradu, binar penasaran yang pemuda kecil tunjukkan berhasil kirimkan sinyal aneh ke dalam perut sang bodyguard. “Elang beneran punya niat jahat?” Tiba-tiba ia lempar pertanyaan.
“Gak, Wooyo. Elang cuma berniat bantu Biru.” katanya dengan senyum tipis yang masih bisa Wooyoung lihat dengan sangat jelas. “Biru berkata, “aku takut untuk meninggalkan rumahku”. Namun, oleh sang Elang segera dibantahnya. “Sangkar emas ini tak ada apa-apanya dibanding luasnya langit dan samudera, Biru! Memangnya kamu tak ingin berpindah dari pohon ke pohon? Memangnya kamu tak ingin melihat perbukitan yang penuh rumput hijau? Di luar sana, ada banyak sekali mata air, dan kamu tak akan pernah kehausan”. Dan Biru berubah murung, “aku ingin keluar dari sini, Elang...”, katanya.
“Elang beri anggukan, kemudian dia kembali berkata selagi dirinya mundur ke belakang. “Pejamkan matamu, dan berjanjilah kamu akan merelakan sangkar emas ini demi luasnya dunia di luar sana”. Biru segera memejamkan mata, berjanji pada dirinya sendiri untuk merelakan apa-apa yang menjadi miliknya saat ini. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “sudah, aku sudah berjanji kepada diriku sendiri”. Kemudian, bunyi bising dari sangkar yang dihantam membuat Biru memejamkan mata lebih erat, sebelum akhirnya Elang berteriak, “buka matamu, Biru, kita sudah terbang bebas di langit yang luas!” Dan untuk pertama kalinya, Biru melebarkan sayapnya dengan leluasa tanpa kekangan sangkar yang sempit. Untuk pertama kalinya, Biru melihat dunia yang luar biasa indahnya.”
“Akhirnya Biru bebas?”
San beri anggukan selagi kepalanya dimiringkan, beri tatap pada Wooyoung di sebelahnya. “Biru akhirnya bisa cecap kebebasan seperti layaknya burung-burung bebas lainnya.”
Dan setelah sudahi dongengnya, entah mengapa San merasa emosional kala tatapan mereka beradu pandang. Melihat bagaimana binar sayu itu pelan-pelan berubah terang layaknya telah dinyalakan lentera kecil di dalam sana. Saat ia menyadari sikap pemuda kecil berubah lemah kala kantuk kuasai dirinya. Ia merasa, ada banyak lentera yang dipaksa redup di dalam maniknya. Ada banyak harap yang diredam sebab tak punya kuasa atas segala hal di dunianya.
Ia melihat, ada anak kecil yang dipaksa dewasa oleh keadaan dan dunia.
“What's the moral of the story, San?”
Perlahan, San bergerak, berbalik untuk menghadap ke arah Wooyoung. Dan kini mereka saling berhadapan, beri tatap pada masing-masing mata yang sudah setengah terbuka sebab kantuk mulai invasi kesadaran.
“It's simple, Wooyo,” katanya, melipat lengannya untuk dijadikan bantal tambahan, sebelum ia melanjutkan. “It's about freedom. But, freedom is not just about spreading your wings above the wide sky. Freedom is also a feeling. Freedom is about how you show your feelings freely, without fear and lies. Freedom is about how you show your true self without fear of being judged by the people around you. Don't be afraid to get out of the cage and fly freely in the wide sky, Wooyo.”
Dengan mata setengah terbuka, salah satu tangan pemuda kecil terangkat, ujung jemarinya bergerak sentuh wajah San dengan perlahan. Diberinya usapan dari dahi turun ke hidung, lalu kala jemarinya berhenti di sana, pemuda tinggi kembali lempar kata. Pelan, begitu pelan hingga Wooyoung nyaris tak mendengarnya.
“Spread your wings and fly freely, Wooyo. Don't be afraid of falling and getting hurt, 'cause I will lend you my wings.”
Jemarinya berhenti di sana, tepat di bilah bibir pemuda tinggi. Ia lantas mendekat, kikis jarak di antara wajah mereka berdua. Kala hidung mereka bertemu, ia tiba-tiba berhenti. Dan sunyi itu buat detak jantungnya berdegup kencang, nyaris penuhi seisi kamar. Dengan mata yang total terpejam, ia daratkan kecupan pada bibir lembut milik sang bodyguard. Hadiahkan sambaran petir pada pemuda tinggi.
“J-Jung Wooyoung?!”
Namun, belum sempat ia cerna semuanya, lunglai kepala itu sudah lebih dulu beri pertanda bahwa sang pembuat ulah telah sampai ke alam bawah sadarnya. Tinggalkan pemuda tinggi dengan rasa terkejut dan mata membelalak miliknya.
Lantas usai tenangkan diri serta atur detak jantungnya yang bergemuruh tak karuan, San kembali pandangi wajah damai sang majikan. “Biru bilang, selamat malam, Wooyo....”
2 notes · View notes
lamyaasfaraini · 11 months ago
Text
Lari akhir bulan..
Pas nih masih libur, udah rencana lari jg kan dari 2 hari lalu. Masih semangat lari dlm keadaan puasa wlpn kuatnya cuma 30 menit sekitar 4k lah itu. Tadi bangun agak siang, start lari jam 6.30 matahari udah tinggi jg. Lsg ke paskal aja deh, udah lama ngga kesana, ada sebulanan kali yah wkwk.
Selama lari ngos2an bgt, ngga enjoy, cpt lelah.. HR 150-160an kata suamiku max di umurku HR gaboleh melebihi 185. Masih aman wlpn hampir mendekati batas max. 4k berasa lama bgt haaaa.. Knp ya? Faktor kurang tidur gt yah, apa puasa ini ngaruh bgt. Yaudahlah yg penting gerak, finished 4k dgn sempoyongan.
30 min, 4k as usual. Long time no see, paskal 23!
Tumblr media Tumblr media
Btw di paskal ternyata ngga begitu rame. Yg lari bisa keitung jari padahal udah siang bgt. Sepuh2 yg jalan kaki jg jarang.. Lagi libur keagamaan gt yah..
Udah syncing di strava, gps bagus tapi kepotong setengahnya. Ada aja deh ih..
Tumblr media
Hari terakhir bulan maret dan udah kuprediksi pencapaian bakalan menurun karena bulan puasa ini.. Ya gpp dong yaa santai aja~ bulan april gmn nih? Awal bulan kayanya aku bakalan mens, iyak betul awal dan akhir puasa bgt sad kaaan. Prediksi di kalender sih 3 harian lg, let's see lah.. Lari yaa gpp msh 2 hari sekali aja, kalo udah plg ke rumah ortu bisa lari treadmill lg, puasa mah ternyata lebih enak lari di treadmill euyyy. Pacenya jg meni stabil atuh wlpn cm 4k hehe. Bulan april kepotong mudik jg kayanya yaa, jd kita liat aja gmn nanti atur2 jdwl larinya.. Sebelum tgl 22 april nemo masuk sekolah lagi, jdwl lari kembali normal dong yaa.
3 notes · View notes
plume-lune · 1 year ago
Text
belok kiri eden
aku sempoyongan..
aku tidak hilang arah,
soalnya ada google maps.
ada segelintir jantung yang
dibalut kulit.
ada mesin-mesin penghancur
batasan ruang, lalu
ada aku dan beberapa lainnya.
aku diminta untuk merapihkan
gawai, bukan bekal surga
tapi aku sembah.
bukan kepada tuhan
tapi aku tuhankan.
aku menggigil dan mulai melantur,
“ada kepala tanpa tubuh yang
percakapannya mampu memenggal
kepala-mu.”
pula, “ada tubuh yang asing terpasung
dan aku tidak ingin menyentuhnya.
karna aku pesuruhnya.”
aku merakit kata-kata dari lidah
lalu menjahit lidah-lidah dengan
benang dari urat segar yang aku
temui
di jalan-jalan yang aku lalui
hasil perintah google maps
untuk si tuan. si tuhan. si bahan.
si setan.
3 notes · View notes
serintikan · 1 year ago
Text
perihal kumis isagi.
dan rin yang suka?!
☆⋆。𖦹°‧★
ngomongin soal isagi kumisan. tau gak kalo yang ngebantu isagi cukuran, tuh, selalu rin?
dulu, sih, enggak ya. bahkan rin pun gak pernah kepikiran kalau ada kemungkinan kumis dan jenggot isagi bisa tumbuh. sangking kulit wajah isagi selalu bersih dari rambut tipis dari para kumis dan jenggot.
sampai akhirnya ada kondisi yang menyeret isagi buat mau-tidak mau menumbuhkan rambut-rambut tipis itu.
sewaktu tim futsal sekolahnya kalah ngelawan sekolah lain, taruhan kali itu membuat mereka gak boleh cukur kumis atau jenggot sampai sebelum UAS, yang artinya isagi harus tahan buat gak cukur sekitar empat (4) bulan.
untuk aiku, teman seangkatan sae, yang selalu bermimpi untuk memanjangkan kumisnya setelah lulus, taruhan itu bukan suatu mala petaka. lain halnya untuk isagi yang selalu langsung menyukur rambut tipisnya sesaat setelah ia melihat mereka muncul setiap ia bercermin.
kala itu, hubungan isagi dan rin semakin dekat dengan pernyataan cinta yang belum kunjung diucapkan, tapi isagi bercerita soal taruhan itu dan rin mulai menunggu dengan penuh harap.
rin tahu itu hanya rasa penasarannya saja karena pikiran soal lelaki berkumis sebagai tipenya tak pernah terlewat di benaknya. namun bayangan tentang isagi dengan rambut-rambut tipis di antara hidung juga bibirnya sempat membuat jantung rin berdegup kencang. rasa penasaran ‘kah? atau murni karena itu isagi?
dan waktu yang ditunggu pun telah tiba. saat rin menangkap ada segaris kumis halus yang muncul di wajah isagi, matanya bingung harus fokus ke garis tipis itu atau bibir—
“rin?”
empunya nama akhirnya melihat lawan bicaranya kembali. “kenapa? gak denger.”
“gue nanya, aneh gak, sih, kumisnya? gatal banget gue mau cukur, tapi masih sebulan lagi.”
“gatal? emang gatal ya kalo tumbuh kumis?”
“enggak juga. maksudnya, gue gak kebiasa aja numbuhin kumis—aneh gak? kok gue ngerasa aneh ya.”
rin mengalihkan pandangannya sesaat setelah isagi kembali menatap wajahnya di cermin kecil yang ia bawa dari dalam kamar. minggu sore itu mereka habiskan dengan bercengkerama di teras lantai dua rumah isagi. banyaknya angin sempoyongan bertiup ke arah mereka tapi kenapa rin malah merasa panas?
“gak aneh. mungkin lo gak kebiasa aja ngeliat kumis gitu di muka lo.”
“iya, kali ya,” ujar isagi, tidak ada kepekaan sedikit pun dengan apa yang rin rasakan saat itu. “kalo gak aneh, menurut lo cocok gak?”
“hah?”
“gue cocok gak kumisan gini?”
isagi menoleh ke arah rin. mata mereka bertemu tatap. isagi yang masih saja tidak peka akan tingkah rin dengan sabar menunggu rin untuk menjawabnya. rin meneguk ludahnya sebelum berucap pelan, “cocok aja.”
“cocok?”
“iya.”
suara pelan rin tetap ditangkap oleh isagi walaupun surai hijau itu membuang mukanya lagi setelah sadar seberapa dekat wajah kakak kelasnya itu dengannya. isagi pun terikut sadar mengapa mata rin tidak kuat berlama-lama bertatapan dengannya dan senyum jahil mulai muncul.
“lo suka ya?”
sontak rin menoleh kesal ke arah isagi. “apaan? enggak. ngaco mulu.”
“bilang aja iya.”
“enggak.”
“iyaa.”
“enggak, anjing. stop.”
“suka ‘kan?”
“enggak?! diam gak lo.”
“aku tau kamu suka.”
“enggak, isa. anjing. nyebelin lo. ngomong sekali lagi, gue cukur tuh kumis.”
“cukur aja,” ujar isagi semakin usil dengan memiringkan wajahnya agar rin bisa melihatnya dengan jelas. “tapi cobain dulu sebelum lu cukur.”
“cobain gimana—gak usah aneh-aneh lo, isagi?!”
“aneh-aneh apaan sihhh.”
isagi duduk tegak kali ini dengan telapaknya yang ia buka ke arah rin. “pinjam tangan, dong.”
“mau ngapain…”
“pinjam bentar. gak aneh-aneh. janji.”
rin bolak-balik melirik telapak tangan itu dan raut wajah isagi yang tenang. ia tahu ia akan dijahili lagi tapi di sisi lain rasa penasaran yang ia miliki berhasil melawan rasa kesalnya itu. maka ditaruhnya lah tangannya untuk isagi genggam dan membiarkan isagi menariknya pelan untuk menangkup pipi si surai biru.
perhatian rin terlalu fokus pada bagaimana isagi tetap menggenggamnya dan mengelus lembut punggung telapaknya sebelum ia merasa ibu jarinya didorong halus bersapuan dengan garis tipis kumis isagi.
“nih, coba.” isagi menyenderkan pipinya lebih relaks ke tangkupan rin seraya membiarkan rin yang pelan-pelan mulai mengusap kumis juga bibir isagi dengan ibu jarinya. “gitu rasanya.”
“rasa apaan, sih?”
“ya, gitu.” senyuman jahil lainnya nampak pada bibir isagi. ia menatap rin yang terlihat terlalu fokus pada apa yang ia lakukan. isagi juga tidak pernah menebak tentang rin dan rasa penasarannya itu, namun usut punya usut, ternyata rin gampang sekali ia tebak. dan muncul lah pikiran usil lainnya di kepala isagi yang langsung ia laksanakan: ditolehkan wajahnya sedikit untuk ia kecup sekilas telapak tangan rin yang masih ia genggam.
semburat merah di pipi rin terpampang jelas setelah itu dan menarik tawa kecil dari mulut isagi yang menyaksikannya. celoteh amarah rin keluarkan tapi tidak ada tanda-tanda ia ingin menarik tangannya. alih-alih ia tangkup kedua pipi isagi untuk dicubitnya gemas wajah itu. kesal, katanya. namun merah pipinya berkata lain.
☆⋆。𖦹°‧★
habis itu, karena isagi gak berhenti ketawa geli sehabis ngebuat rin mau meledak layaknya gunung berapi, rin beranjak masuk ke kamar mandi dan mengambil krim juga cukuran.
hari minggu itu, pertama kali rin belajar cara mencukur rambut-rambut tipis di wajah isagi dengan benar, yang akhirnya menjadi kebiasaan karena si kakak malah jadi ngelunjak dan manja—gak mau cukur kalo bukan rin yang cukurin.
dan isagi yang kena hukuman lainnya karena kumisnya udah dicukur sebelum waktu yang telah ditentukan.
☆⋆。𖦹°‧★
juga aiku yang keterusan gak cukur kumis & jenggotnya. jadinya di hari pertama UAS, dia ikut susulan karena gak boleh masuk kelas.
(selain kebersihan, jaga kerapian juga, ya, kak!)
6 notes · View notes
teguhherla · 9 months ago
Text
Aku sedang perjalanan menggapai puncak
Tapi..... Ceritanya baru saja dimulai
"Belum sampai kepada titik tertinggi dalam keadaan lelah, aku mendapat gangguan ya itulah memang rintangan dan resikonya jika kita mendaki gunung menjelajah hutan
Seketika badai datang bergemuruh menerpaku, aku bersembunyi dibalik batu besar tapi aku tidak kuat menahannya, jatuhlah lah ke dalam jurang
Bersyukur masih selamat karena tuhan masih mengizinkanku hidup meski penuh dengan luka
Dengan darah yg terus mengucur, luka disekujur badan, hanya harapan untuk terus hidup yg menolongku
Ku obati lukaku sendiri, dan alam membantuku menyediakan dirinya sebagai obat alami
Nafasku tersendat-sendat, berjalan sempoyongan mencari jalan pulang sebab tersesat tak tau arah
Pikiranku kacau karena sendirian, tapi aku mencoba untuk tetap tenang
Lagi-lagi harapan yg membuatku bertahan
Waktu yg berjalan lambat membawaku ke tempat aliran sungai, aku butuh minum dan istirahat sebentar
Tapi kau tau? Saat perjalanan menuju sungai itu aku tergelincir lagi, hanyut ke dalam sungai deras itu
Aku berusaha tenang jika tidak maka aku akan tenggelam
Mencoba berenang dan ketika ada batu-batu aku mencoba menggapainya dengan tangan tapi tetap aku terseret arus itu
Hanya berharap aku masih diberikan keberuntungan
Aku harus melawan ketakutan ini berusaha sebaik mungkin untuk ketepian
Sampai akhirnya perlawanan yg hebat ini berubah menjadi kepasrahan
Tuhan jika ini memang sudah waktunya untukku maka berilah aku senyumanmu agar aku bisa pergi dengan tenang
Tapi kau tahu? Setelah kupasrahkan hidupku aku tersadar, bahwa pasrah bukan berarti menyerah
Aku berusaha menggapai ketepian lagi meski terbelenggu keadaan, terus dan terus sampai pada akhirnya aku hilang ditelan arus itu".
Kesimpulannya.... Aku akhirnya mati dalam keadaan berjuang, dan itu sebuah kebanggaan diri yg harus diterima sebagai seorang petualang
Aku memang hilang, tapi aku akan tetap abadi dalam jiwa dan kenangan orang yg mengenangku dengan tulus
Terima kasih sayang
Ini cerita yg harusnya tidak terjadi dalam hidup kita tapi kita harus menerimanya dengan cinta yg terelakan takdir
3 notes · View notes
diamdisini · 2 years ago
Text
Kini, Saya Tahu Alasannya
Dulu semasa kami kecil, ketika mamah sakit kami selalu bilang agar mamah istirahat, pun hingga kami telah berkeluarga sekarang pun permintaan kami tetap sama. "Mah, istirahatlah kalau sakit. Jangan sibuk ngurus rumah terus, kasian badan mamah". Biasanya mamah hanya membalas dengan senyuman atau sekadar bilang "Gapapa, mamah masih kuat. Doain aja mamah sehat terus".
Kalau dipikir-pikir lagi, tidak mudah membesarkan lima orang anak dengan satu raga. Semua harus diurusi, semua harus dipenuhi, semua harus dikerjakan. Sangat tidak mudah, saya sadari mamah pasti sangat lelah. Bahkan saat malam pun, ditengah lelahnya beliau masih menyempatkan waktunya untuk menanyakan bagaimana kami hari ini? Apa saja yang dilakukan? Apa ada cerita?.
Padahal, sebenarnya mamah lah yang mungkin lebih pantas untuk ditanya bagaimana perasaannya? apa yang dia mau? Apakah ada hal yang sangat ingin dia lakukan? Sekadar berjalan keluar rumah atau makan makanan yang dia suka. Mamah lah orang yang butuh dikuatkan, setelah menjalani hari-hari yang melelahkan.
Beliau terus menjadi selembar kertas bagi cerita anak-anaknya. Tanpa ia sadari, ia pun bisa menjadi bagian dari lembaran cerita-cerita yang ada. Sayangnya, beliau tidak pernah melihat dirinya sendiri. Baginya, anak-anak adalah bahagianya.
Mah, dirimu sangat HEBAT!
Dan kini, setelah saya resmi menjadi seorang ibu. Saya tau mengapa mamah begitu HEBAT mengurus kami, membesarkan kami yang dengan berbeda-beda sifat. Mungkin mamah juga harus belajar untuk memahami kami satu persatu, sulit tapi beliau bisa dan mampu. Saya tau kini alasannya mengapa ketika sakit, beliau tetap mengurus kami. Beliau tak perdulikan sakitnya, selalu berkata "kuat" meskipun jalannya sempoyongan.
Beliau selalu menjadi malaikat di hari-hari buruk anaknya, selalu sediakan pelukan saat air mata sulit untuk ditahan, selalu menjadi rumah saat kami kehilangan arah.
Itu semua karena "Ibu adalah jantung bagi sebuah keluarga, jika jantung itu berhenti maka berhenti pula kehidupan dalam keluarga". Begitu kira-kira saya simpulkan.
Menjadi seorang ibu itu tidaklah mudah. Kamu akan tau semua jawaban mengapa ibu begini, begitu. Setelah kamu juga menjadi seorang ibu.
Untuk mamahku,
Panjang umur dan sehat selalu. Tuhan selalu memelukmu dalam semua hari dan situasi. Kami semua sayang mamah.
Tangerang, 22 Februari 2023
Sherla.
9 notes · View notes
biruu-langit · 2 years ago
Text
Cerita mudik (sabar)
Saat orang orang sudah pulang, tanggal 19 jam 14.00 masih masak pindang telur di kost, buat bekel kalau jadi mudik.
Posisi masih didepok
Tapi mau pulang lewat ciputat..
Sedangkan keberangkatan biasanya jam 4/jam 5 sore.
Sebenernya bukan ngejar berangkatnya karena pasti molor,tp tiketnya..
Orang orang sudah pada beli tiket 1 minggu sebelumnya
Tp aku gak mikirin samasekali
Gak terlalu berharap si,jadi pasrah aja sama Allah,kalau ndak jadi mudik
Mau nginep dirumah ka putri dpamulang
Biar deket sama P.o sinarjaya
Nah singkat cerita waktu masak pindang hati kepikiran yaudalah pulang hari ini aja.jadi langsung ku pesan grab buat otw ciputat..
Jam 14.10 abang grab dateng
Tp maaa syaa Allah..ini jalannya pelan bgt sambil istighfar berkali kali,krn dulu suka motoraan depok ciputat cuma 30menit kalau macet 45 an
aku sampai pengen gantiin bawa motor abang grabnya kkkkk
Hampir 2 jam perjalanan nyampai ciputat jam 4,ditambah hujan deras banget..
Diloket udah full orang,bahkan ndak ada celah buat masuk.yang penting koper sama tas aman..
Aku langsung lari ke tempat tiket
Qadarulloh ada mba2 yang baru mau beli tiket ciputat - bobotsari untuk 2 kursi.
Daannn
"Habis mba" begitu kata penjaganya
Yah dalam hati...(pupus sudah pulang hari ini,tapi gapapa si.)
Tp penjaga yang satu bilang
"Sisa satu ni yg arah jompo,masukin mba yang itu" nunjuk aku
Waaaw alhamdulillah..jadi ni pulang
Tp belum berakhir disitu..
Info dari petugasnya , bus yang mau aku naiki posisinya masih di cikampek krn macet..
Harus nunggu sampai jam 1 pagi..yaudahlah ndak papa..
Sepertinya menunggu jadi keahlianku..bahahha
Banyak sabar yang sedang aku jalankan.jadi menunggu tapi sudah ada kepastian,bukan suatu hal yang sulit
Jam 00.39 bus datang,alhamdulillah sudah duduk di kursi no 37,posisi sebelah kaca.
Duduk sama bapak bapak.fyi gak memungkinkan minta tuker posisi krn harus duduk di kursi sesuai nomor tiket,biasanya aku minta duduk sama cewek biarrr aman,tp semua duduknya rata 2 lg sama keluarga
Kalau safar gda mahrom itu emang was was apalagi kita cewek,
Sebelum naik pokonya berdoa semoga yang duduk sebelah orangnya baik
Pas perjalanan gada yang aneh,krn pada capek jd tidur,tas aku pangku,dan posisi tidur tangan gak lepas dari dada
Sampai akhirnya di pemalang,awalnya ngrasa biasa aja,sikunya si bapak di taro diatas paha aku, oo mungkin gasengaja
Lamalama kok tangannya kayak meraba paha sama lutut aku,langsung kutepis
(Dalam hati sudah keluar kata kata mutiara,sambil banyak doa.)
Waah gabisa di biarin ni orang gila
Akhirnya aku gerakin tu kaki.biar dia ngrasa kita gak nyaman.gerakin yang kenceng,badan juga berontak yaa
Tunjukin ekspresi gasuka,gak nyaman.bikin dia gak nyaman juga sebelahan sama kita.kalau dia tetep gitu,teriaaakkk si
Rencana dalam otak begitu
Akhirnya doa aku dikabulin,ada yang keluar 1 penumpang dan sibapak akhirnya pindah .legaaaaa
Saat di pemalang ,rasanya perjalanan panjang bgt harus sebelahan sama orang gila
Badan udah capek banget,gak sampai sampai.
Jam 19.00 akhirnya sampai di bobotsari dengan wajah pucat sempoyongan dan muallllll.
Alhamdulillah
3 notes · View notes
staf · 2 years ago
Text
Tumblr saya yang tersayang,
Wow wow wow. Semua reaksi yang mengambang di udara dasbor ini membuat saya merasa agak sempoyongan. Mereka benar-benar hampir memabukkan!
Waktu saya memberi tahu Anda, saya diliputi oleh aroma manis kesuksesan... Anda tahu, saya biasanya bukan orang yang emosional. Saya datang dari silsilah panjang keluarga Bricks, dan kami bangga menjadi, yah, Bricks. Tapi ya ampun, bagaimana saya tidak bercucuran air mata melihat keindahan pelangi reaksi yang saya lihat di depan saya ini. Saya mungkin seharusnya menyertakan 🌈 sebagai reaksi!
Apakah hal itu bisa terjadi? Bahwa saya meluncurkan produk baru, dan tidak dihentikan dalam satu hari, mengirim saya terbang kembali ke pengasingan di Clawland di mana saya mendarat di tempat yang tidak bisa disebutkan dengan suara DEBAM yang keras?! Apakah ini adalah sesuatu yang bisa benar-benar saya banggakan?!??
Tuan dan Nyonya kepiting, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan...
Tapi saya tahu apa yang harus saya JUAL!
Dapatkan MERCHANDISE Reaksi Abstrak Anda di sini, di Emporium! Wakil saya yang setia, Roberd, telah mengeluarkan sekumpulan [lencana perca/stiker/pin] yang keren absolut berdasarkan rangkaian reaksi yang diakui memang belum lengkap, yang telah Anda nikmati sepanjang hari.
Hanya selama waktu terbatas, Anda bisa memberikan reaksi DI DUNIA NYATA! Jadi tunggu apa lagi? Terdapat tombol baru untuk diklik yang mengatakan BELI SEKARANG!
Salam penuh reaksi,
Brick Whartley Direktur Utama Reaksi Direktur Utama Perdagangan Barang dan Insinyur Fisik (Sedang Cuti)
3 notes · View notes
walidahchoirun · 2 years ago
Text
Menikah dengan Orang yang Tepat
Tumblr media
Kehidupan pondok yang menyenangkan bagiku. Lantai atas yang menjadi saksi, bagaimana bahagianya aku ketika tak sengaja berpapasan dengan kakak senior itu. Mas Kaindra panggilannya. Ia merupakan hafidz “masyaAllah”. Memiliki postur tubuh yang ideal, kulit sawo matang, dan memiliki etika yang baik, hampir semua siswa putri tak ada yang tak mengenalinya. Kantin Soto Solo menjadi tempat favorit untuk memberi makan si lambung.
“Mitt pokoknya mengusahakannya lewat doa masih terus kulakukan”
“Hah gimanaa? Kamu masih mengaguminya sejak 4 tahun lalu?”
“Aku tidak paham bagaimana cinta ini bekerja, yang kutahu sebagai manusia aku hanya bisa berusaha dan berdoa; istiqoroh dan sholat tahajud sembari kuselipakan nama dalam doa yang kupanjatkan”
Tepat ditahun ke empat setelah lulus dari pondok, mas Kaindra dan rombongan keluarganya datang ke rumah untuk melamarku. Begitulah cara semesta bekerja, orang yang selama ini kukagumi ternyata menjadi jodohku.
Pernikahan ini baru berumur satu tahun, kalau anak – anak satu tahun jalannya masih sempoyongan. Aku memilih menikah ketika sudah mempunyai rasa cinta, dan visi misi yang selaras. Begitu baik dan lembut caranya memperlakukan isterinya.
“Bertemu denganmu dan keluargamu adalah salah satu hal yang kusyukuri mas”
@langitlangit.yk @careerclass @bentangpustaka-blog
3 notes · View notes
plume-lune · 2 years ago
Text
tengah malam, sekali lagi (1)
segenggam rautan kayu lapuk,
lalu dijadikan satu dengan kertas lusuh,
aku kembali bangun disela-sela malam
temaram dan tak tenang, mengerjap,
meraba, menghampiri kunang-kunang.
merasakan pusing dari batang sayang.
mengerjap;
aku menghindari dan menyusuri perasaan,
memaki keadaan, mencintai luka dalam,
memeluk tubuh lebam babak belur dihantam
kenyataan.
aku sedang di atas,
sempoyongan dan hilang akal.
ingin pergi ke alam khayangan,
minta makan dan validasi akan
dosa yang telah aku kaji.
hasil analisa yang membuatku hampir mati,
dengan daftar pustaka jurnal milik para
sastrawan dan seniman dan mereka yang
tak dihargai. milik para filsuf kehidupan haha hihi
maka jika aku ingin hidup lagi,
kan ku coba tidur sekali lagi.
3 notes · View notes
syncedforjune · 2 years ago
Text
The other side of the door.
Tumblr media
Narasena.
Sayup-sayup musik jazz terdengar mengalun menemani tidurku di atas kursi sofa ruang tamu sedari tadi. Musik itu berasal dari halaman belakang, sepertinya dad dan juga yang lain masih asyik menghabiskan waktunya bersama dengan berpesta ria. Maklum, kami adalah penghuni baru di rumah besar yang akhirnya selesai direnovasi sedemikian rupa agar mirip dengan style rumah lama kami; rumah dengan gaya Jepang modern.
Ibaratnya syukuran sambil bertukar sapa dengan saudara sendiri. Toh juga ini kali keempat kami sekeluarga bisa berkumpul di satu tempat akibat pekerjaan yang tak kunjung menemukan titik senggang. Walaupun tidak semuanya bisa berkumpul, tapi aku sudah merasa bahagia. Keasingan yang dulu aku rasakan sekarang sudah berubah menjadi kebahagiaan seutuhnya.
Rumah ini semula ditempati oleh Aunt Lily dan juga Uncle Jonas. Mereka bilang, rumah ini harus terus dikunjungi dan dipantau pengerjaan renovasinya agar tidak ditempati oleh makhluk-makhluk tak kasat mata. 
“Permisi….” 
Di tengah kedamaianku di atas kursi sofa yang empuk, tiba-tiba, terdengar lirihan suara panggilan dari pintu luar yang memang sengaja aku buka sedikit. Suaranya kecil dan halus. Aku terperanjat bangun dari kursi sofa dan tersadar kalau hari sudah berganti malam.
Aura rumah mendadak berubah drastis; jadi terasa dingin dan muram. Sekujur bulu kudukku juga mendadak berdiri, entah kenapa. Aku menelan ludah dengan susah payah karena pikiran mengerikan mulai merangkak ke seluruh tubuhku. Hanya aku yang ada di ruang tamu ini. Ruang tamu yang cukup hening dan redup.
Jangan bilang kalau itu lirihan suara hantu.
“Permisi….” Lirihan suara itu kembali terdengar. Mau tidak mau akhirnya aku beranjak berjalan menuju ke arah sumber suara. Pandanganku masih terasa kunang-kunang dan jalan pun sedikit sempoyongan. Kugisik kedua mataku menggunakan tangan lalu hadirlah sesosok gadis dengan rambut panjang sampai pinggang menunduk di hadapanku. 
Aku memekik hendak kabur namun sepatu milik Grissham membuatku tersandung lalu terjatuh. Gadis itu terkejut kemudian mengulurkan tangannya, menyeringai seperti hendak memakanku sekarang juga.
He? Atau mungkin tadi aku salah lihat.
“Ma-maaf!” serunya dengan cepat. Ternyata benar. Fyuh, aku memang sudah salah lihat. Buktinya kaki gadis itu masih menapak pada tanah, tidak melayang atau bahkan mengambang. Dia juga bukanlah sesosok hantu legenda berambut panjang yang terkenal dikalangan masyarakat Indonesia. Atau bahkan Sadako… bukan, dia hanyalah seorang gadis yang hendak berkunjung ke rumahku sembari membawa satu kotak entah apalah itu isinya.
Aku meraih tangannya yang dingin lalu kembali berdiri. Jarak antara tinggi badan kami cukup jauh. Dia… imut sekali. Bahkan aku harus menundukkan kepalaku sedikit agar bisa bertukar kontak mata dengannya. Aku rasa kami seumuran.
“Maaf kalau aku ngagetin kamu,” ucapnya seperti sedang merasa bersalah. Aku pun langsung menggeleng tidak masalah.
“Ma-maaf lagi. Aku tetangga di depan rumah kamu. Ini, ada sedikit hadiah dari keluargaku. Selamat datang di komplek ini. Eum… oh ya, ibu dan ayah bilang terima kasih untuk souvenirnya yang cantik. Maaf tadi kami semua memang enggak lagi ada di rumah,” ucapnya sedikit kaku dan tergagap-gagap sambil memberikan hadiah itu kepadaku. Wajahnya juga terlihat pucat, apa dia sedang sakit?
Aku pun menerima hadiahnya lalu membungkuk, mengucapkan kata 'terima kasih' dalam bahasa Jepang. Dia membeku, matanya tiba-tiba melirik ke arah tangan kananku. Seperti terkejut.
“E-eh... maaf kalau tangan kananku buat kamu takut,” refleksku lalu menyembunyikan tangan kananku ke dalam saku celana. Ah… selalu saja begini. Bekas dari luka bakar yang ada di sekujur tangan kananku ini selalu saja mengundang lirikkan yang tidak mengenakkan. Bekas luka yang sudah bertahun-tahun lamanya. Bekas yang selalu menghantuiku hingga kini.
“Lho? Enggak, bukan begitu! Aduh, kamu salah paham, aku cuma… lagi nervous aja. He… he… he….”
“I'm sorry,” sahutnya lagi lalu menunduk seperti sedang dihukum oleh guru galak yang ada di sekolah. Aku tertawa kecil. Ya ampun, dia ini memang suka sekali meminta maaf seperti itu ya jangan-jangan?  
“Gak apa-apa, nama kamu siapa? Boleh aku tahu?” Kini aku memberanikan diri, hendak mencairkan suasana. Aku pun mengulurkan tangan kananku lagi untuk berkenalan secara resmi dengannya.
“Namaku Shankara Jenaka, panggil aja aku—”
“Kara, gimana? Boleh aku panggil kamu Kara?” tanyaku lagi memotong ucapannya karena terlalu bersemangat dapat teman baru. 
“Hee… biasanya orang-orang manggil aku Shan atau Jenaka, sih. But Kara sounds good. Namamu sendiri siapa?” tanya balik gadis yang kini aku panggil dengan nama Kara.
“Oh, namaku Narasena Shuichi. Panggil aja aku Sena, Shuichi juga boleh,” jawabku lalu dia mengangguk paham. Kami pun saling berjabat tangan.
Mendadak angin malam berhembus kencang yang membuat aku dan Kara refleks memeluk diri sendiri. Suasana juga kembali mendadak hening dan dingin. Kami membisu dalam rentetan helaan napas yang tercipta.
Sampai suatu kalimat yang masih menggantung terucap secara bersamaan, kecanggungan mulai menyeruak. Oh come on, I hate this situation. Benar-benar canggung sekali.
“Ladies first,” ucapku membiarkan Kara agar dia melanjutkan kalimatnya terlebih dahulu.
“Okay. Kalau gitu… aku pamit dulu. Udah malem, kamu juga pastinya harus istirahat. It was nice talking to you, Sena. Selamat malam,” pamitnya melanjutkan kalimat yang sempat menggantung tadi seperti enggan berlama-lama dekat denganku. Did I say something wrong to her…?
Ah, aku rasa tidak. Lagi pula Kara benar, ini sudah malam dan rasanya aku ingin segera melanjutkan tidurku yang sempat terpotong karena kehadirannya tersebut. Atau mungkin, dia hanya sedang mengalami gejala kecemasan ringan ketika sedang bertemu dengan orang baru. Sama seperti dirimu yang dulu, Narasena. 
“Oh? Oke deh. Catch you later, Ra.” 
Dia kemudian pergi dengan langkah yang terburu-buru, aku kembali menahan langkahnya dengan satu panggilan. Dia pun menoleh, raut wajahnya terlihat gugup setengah mati.
“Omong-omong, sankyu! Selamat malam!” teriakku sambil mengangkat kotak pemberian keluarganya—sebuah kotak yang berisi coklat Haigh's (coklat tertua yang berasal dari Australia). Kebetulan coklat ini adalah coklat kesukaan keluargaku juga.
Kara tersenyum hambar lalu mengangguk, melanjutkan langkahnya dan kemudian mulai hilang dari pandanganku. Dia sudah kembali masuk ke dalam rumahnya.
Aku melamun untuk beberapa saat. Angin kencang kembali mengacak-acak rambutku yang sudah mulai memanjang. Entah kenapa ada suatu hal yang membuatku jadi merasa penasaran dengannya. I feel like she's different, berbeda sekali dengan gadis-gadis yang pernah aku temui sebelumnya.
4 notes · View notes
chaelneii · 11 days ago
Text
Kebodohan dan penyesalan
Tumblr media
— 30 Januari —
Malam itu Jevan yang memutuskan untuk menemui Avelyn di bar sudah berada ditempat tujuannya, Jevan sudah berada di dalam ruangan 08.
Avelyn pun bersorak, "wihh idola akuu udahh dateng nihh".
"apaan dah, terus gua kesini ngapain si? Ga guna juga gua kesini", balas Jevan dengan kesal.
"Ayolah jev, sekali aja malam ini kamu seneng seneng di sini". Kata velyn 
setelah itu, avelyn menuangkan minuman alkohol untuk Jevan, lalu memberinya "nih, minum aja jev aku ga bakalan racunin kamu kok buset dah". Kata avelyn
Entah mengapa Jevan meminumnya, Seiring berjalannya waktu Jevan semakin mabuk, dia sangat mabuk sampai ingin tertidur.
Melihat itu, avelyn langsung sigap membawa Jevan ke satu ruangan yang isinya hanya ada mereka berdua. Jevan sudah sangat mabuk, dia masih sadar, namun sempoyongan. 
Tak lama kemudian Jevan sudah tak sadar, Avelyn pun menjalankan aksi nya, Betapa jahat nya perempuan itu yang memegang semua tubuh Jevan, ia membuka semua pakaian nya. Dan setelahnya tak tahu apa yang terjadi malam itu.
Paginya, saat Jevan tersadar dari tidur nya, Jevan terkejut dan bingung mengapa dia ada di samping tubuh avelyn yang masih tertidur itu bahkan tanpa pakaian? , Jevan sangat panik dan mengingat apa yang terjadi semalam.
Ia buru-buru pulang dan pergi dari ruangan itu, iya sangat panik apalagi kalau kekasih nya tau tentang itu. "Ya tuhan, kenapa gua sebodoh ini si? serius gua tidur Ama ceww itu? FU*K gua emang ga sadar bgt malam itu kenapa semabuk itu". 
Jevan sangat menyesali perbuatannya malam itu, dia juga baru ingat kalau pagi ini ada kelas di kampusnya. Dia berpikir apa tidak usah masuk saja kelas pagi ini? tapi pasti Gavin dan Sye mencari nya. Dan Jevan memutuskan untuk tidak datang ke kelas pagi itu.
- setia bukan hanya mempertahankan hubungan, tetapi menjaga perasaan satu sama lain.
by.chaelnei
0 notes