#rhenald kasali
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mendidik Strawberry Generation Susah?
Mendidik strawberry generation
tebuireng.co – Mendidik strawberry generation memiliki tantangan tersendiri. Strawberry generation dilabelkan pada generasi di atas tahun 2000. Generasi sebelumnya menganggap bahwa generasi ini lemah dan selalu menganggap bahwa generasi sebelumnya adalah yang lebih baik dari pada generasi stroberi. Setiap generasi menganggap bahwa generasi merekalah yang terbaik. Strawberry generation…

View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Mulai Aja Dulu
Kadang dalam beramal jamai, kita itu perlu memberi ruang lebih bagi sesama kader untuk bertumbuh, berpikir, dan juga berinovasi.
Entah kenapa kami di Solo kepikiran, gimana cara kita bikin DM 2 itu beda dengan lainya, nggak harus menyeluruh tapi ada hal beda dan bisa didiskusikan bareng.

Sederhananya, kami ingin memantik TPD dan calon peserta untuk memiliki growth mindset dalam menghadapi tantangan dakwah hari ini, akhirnya Buku Series disruption Prof Rhenald Kasali jadi pilihan untuk penugasan.
Ada panitia yang baru tahu bukunya, ada peserta yang tersadar, ada kawan-kawan lain yang terpantik membuat metode serupa di tempatnya, dan lain-lain.
Kadang ide-ide baru (yang bagi orang lain mungkin ga baru) perlu diaktualisasikan dan diberi ruang lebih, toh kalau salah atau meleset, umur kita masih muda, bisa coba lagi, diperbaiki kedepan, dan yang penting tidak melanggar syariat.
Ya intinya mulai aja dulu, mumpung masih ada waktu.
68 notes
·
View notes
Text
Refleksi 1107
Been suffering from cold for several days, tapi tidak bisa menghentikan ku dari bekerja. Karena apa?
Karena skincare dan kopi mahal harganya. wkwk. Ga, emang gue kudu kerja. Seperti yang orang dewasa lakukan (adulting hits really hard part kesekian).
Demam - demam pun harus tetap digempur. Sampai kayanya mati rasa dan "Kutidak akan menahan diri lagi" (means aku akan mengeluarkan apa yang ada dalam benakku tapi tetap dalam rentang kesopanan yang masuk akal).
Karena "Apa itu menahan diri?" >> (literal meaning for your my own good)
Menahan diri dari mengatakan hal - hal yang menambah dosa
Menahan diri dari hal - hal yang bikin orang overthinking dan merugikan orang lain and myself (at the end of the day)
Buying something karena impulsive (istighfar kisanak)
Shouldnt refraining myself for stating the fact
Oya harus juga bisa menahan diri dari over consuming caffeine while suffering from cold. Karena pas imun rendah, double shot espresso feel too much for my brain and my body (emang kurang cerdas).
Mengingat perubahan mendadak yang terjadi pada hidupku kami akhir - akhir ini, gue jadi inget buku nya om Rhenald Kasali soal disruption (buku yang ga kelar - kelar gue baca dari jaman kapan tahu). I feel like semua yang om Rhenald tulis adalah perwujudan yang terjadi saat ini. Bahwa semua hal di dunia ini berjalan sangat cepat dengan segala perubahan yang terjadi.
Perubahan itu adalah bagian dari hidup yang gue rasa gue sendiri punya love - hate relationship di dalamnya. Gue benci sekaligus membutuhkan perubahan. Gue merasa bisa lebih bertumbuh ketika didorong dipojokkan dengan keadaan, dan terpaksa beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Di satu sisi, ada void yang terbentuk karena bekerja dengan menekan perasaan gue sendiri. Makanya, I feel like harus meninggalkan digital diary disini. Dimana ga semua orang kenal gue, tapi ga semua orang merasa asing dengan gue.
Aneh kan ketika dua hal bertolak belakang bisa begitu familiar dalam hidup lu? Tapi emang nyatanya hampir semua hal di dunia ini berjalan berdampingan, berhadap - hadapan sekaligus berseberangan.
3 notes
·
View notes
Text
Oposan Abadi
Saya pernah baca artikel tulisan Professor Rhenald Kasali tentang kelompok yang selalu saja beropini negatif dan kontra pada setiap hal. Beliau menyebut orang-orang semacam ini sebagai Oposan Abadi. Setiap ada gagasan atau ide baru yang dilempar di masyarakat, orang-orang ini pasti menolak dan selalu punya pendapat apa pun untuk tidak setuju.
Hari ini Senin 6 Januari 2025 kantin di perusahaan saya merilis menu baru. Setelah bertahun-tahun menunya hanya berkutat pada pindang asin, bandeng, lodeh, dan sup, hari ini menunya diganti cah sawi dan wortel dengan tahu bakso.
Selalu ada mulut menyinyir yang menolak, yang kontra, dan mengolok-olok.
Dikasih menu yang sama, tidak mau.
Ada inovasi menu baru, masih menolak juga.
:))
Saya yakin, kalau orang-orang ini diberikan opsi sesuai keinginan mereka, mereka pun masih akan menemukan sesuatu untuk ditolak. Untuk dicibir.
Kalau saya bersitubruk dengan orang-orang ini, saya cuma pengen bilang :
"Dunia tidak berjalan sesuai karepe raimu, ndhes!"
0 notes
Text
Kilas balik istilah strawberry generation.
(sedang menasehati diri sendiri yang juga Gen Z)
Dari bukunya Rhenald Kasali.
Gen ini seperti namanya, menarik tapi rapuh. Sisi rapuh ini berasal dari dua hal yang pertama adalah pola asuh orang tua dan yang kedua perkembangan teknologi.
Pola asuh orang tua asia, yang terlalu mengatur, yang selalu mengambil peran dalam keputusan anak, membuat anak selalu tidak punya kesempatan untuk memilih pilihannya sendiri. Berbeda dengan eropa. Mereka mengasuh anak-anak mereka dan memberikan mereka pilihan untuk hidup anak-anak. Dan yang terpenting adalah selalu mengajarkan kalau kegagalan adalah hal yang biasa.
Yang kedua adalah teknologi. Seperti yang telah diketahui. Teknologi yang makin instan membuat seseorang menjadi ingin praktis dan instan tanpa ingin repot. Bahkan sekarang hampir semua hal bisa dilakukan dengan internet (dan AI).
--Dampak -- (lainnya ada di post sebelumnya)
Hilangnya kecekatanan
Semisal kita akan melakukan sesuatu, contohnya belajar. Dulu orang harus sibuk menulis semua di papan tulis untuk mendapat ilmu, karena dulu buku sulit di dapat. Mereka juga harus membaca buku fisik (yang mungkin sangat tebal) untuk mencari tahu. Tapi sekarang sudah berbeda! Dengan internet mengubah semua itu. Hanya dengan mengetik di ponsel atau bahkan dengan audio, kita bisa mencari informasi banyak hal di internet dengan cepat. Bahkan PR sekarang kita bisa scan agar dijawab di internet!
Efeknya apa ?! Mereka ada tidak biasa membaca buku, mereka tidak ingin repot berpikir untuk pemecahan soal, mereka ketergantungan pada internet. Bahkan sekarang efek lebih jauhnya ada anak SMA yang masih belum bisa membaca!! 😭😭
Mudah ter-distrak
Kemampuan working memory adalah : mengumpulkan informasi -memilih informasi yang penting - mengurutkan informasi yang penting dan/atau urgent - tapi tidak melupakan tujuan dari pemecahan masalah utama
Sulit eksekusi
selain karena dampak lain yang sudah dibahas di atas, (cukup nyambung), kesulitan ini juga dipengaruhi dengan karakteristik anak. beberapa anak anak di negara maju sudah menggunakan teknologi untuk mengerti kelebihan dan kekurangan.
(btw aku kepanjangan nulisnya kyknya,masih page 50 an ini udah post ke dua hueee)
1 note
·
View note
Text
Aglomerasi Dinilai Berpengaruh Kuat Tekan Inflasi dan Keberlangsungan Lingkungan di Sultra
SULTRATOP.COM, KENDARI – Guru besar bidang Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali menilai aglomerasi berpengaruh kuat terhadap upaya penekanan inflasi dan keberlangsungan lingkungan, khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal tersebut disampaikannya saat hadir di kegiatan Forum Ekonomi Sulawesi Tenggara (Forkestra) 2024 yang digelar Kantor Perwakilan…
0 notes
Video
youtube
Prof. Rhenald Kasali : Pendidikan Bukan Hanya Sekedar Mengingat dan Menghapal
0 notes
Text
Dorong Keberlanjutan Transformasi Digital Pendidikan Indonesia, Acer Hadirkan Acer Edu Summit 2023

BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai partner teknologi dunia pendidikan yang memiliki komitmen tinggi dan peduli terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, Acer Indonesia pada Selasa (12/12/2023) kembali menyelenggarakan Acer Edu Summit 2023. Mengangkat tema ‘Education Outlook 2024: Keberlanjutan Transformasi Digital pada Lanskap Pendidikan Indonesia’, Acer mendorong peran sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan transformasi global dengan langkah keberlanjutan yang proaktif terhadap dinamika perubahan. Upaya mendorong keberlanjutan transformasi ditengarai oleh disrupsi teknologi selama beberapa tahun terakhir yang mengubah banyak cara manusia beraktivitas serta memengaruhi berbagai sektor, terutama pendidikan. Acer memfasilitasi dialog antara pemangku kepentingan utama, termasuk pemerintah, sekolah, lembaga pendidikan, guna mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam menghadapi keberlanjutan transformasi digital di masa mendatang. Leny Ng selaku Chief Operating Officer Acer Indonesia, mengatakan, sebagai partner dalam mewujudkan transformasi teknologi di dunia pendidikan, Acer memahami bahwa masa depan pendidikan dimulai sejak dini, dan peran transformasi digital sangat krusial untuk membentuk Indonesia yang lebih maju. Melalui Acer Edu Summit, pihaknya berkomitmen untuk menjadi penggerak utama dalam mendorong perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia. "Acer Edu Summit merupakan bukti komitmen perusahaan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dengan menghadirkan narasumber serta praktisi pendidikan untuk berbagi pengetahuan yang diperlukan dan menawarkan beragam solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global. Untuk mencapai transformasi yang berkelanjutan, kami menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk itu Acer berharap, wawasan yang disampaikan oleh para narasumber yang terlibat dalam Acer Edu Summit 2023 dapat memberikan keterampilan praktis kepada guru, kepala sekolah, badan pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan di dalamnya,” tambah Leny Ng. Sejumlah narasumber yang hadir pada Acer Edu Summit 2023 adalah Muchamad Sidik Sidiyanto, S. Ag., selaku Plt. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama; Dr. Iwan Syahril, S.IP., M.A., Ed.M., Ph.D., selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dan Pendiri Rumah Perubahan. Di samping itu, juga hadir Prof. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D., President, International Council for Open and Distance Education (ICDE), Former Chancellor of Indonesia Open University (Universitas Terbuka) yang membahas mengenai revitalisasi pendidikan di era digital, khususnya strategi sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan Artificial Intelligence (AI), serta Dr. Ir. Charles Lim, selaku Senior Technical Advisor, Acer Cyber Security Inc., yang membahas mengenai keamanan cyber dalam pendidikan, khususnya dalam menjaga intellectual property sekolah dan data privasi siswa. Muchamad Sidik Sidiyanto, S.Ag., selaku Plt. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama mengakui bahwa transformasi digital merupakan kunci dalam memajukan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan madrasah di bawah Kementerian Agama. “Kami memberikan dukungan penuh karena madrasah perlu secara aktif mengadopsi inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan lembaga. Madrasah tidak hanya dapat memainkan peran sentral dalam melahirkan generasi yang tidak hanya kuat dalam nilai-nilai keagamaan, tetapi juga terampil dalam menghadapi tantangan dunia digital,” katanya. Sementara itu, Dr. Iwan Syahril, S.IP., M.A., Ed.M., Ph.D., selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek, mengatakan, sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar keempat di dunia, kita tidak akan mampu melakukan eskalasi percepatan perubahan seperti ini tanpa teknologi. “Di sinilah peran penting teknologi dan Kemendikbud Ristek juga telah melakukan perubahan model perancangan, serta penerapan teknologi pendidikan, mulai dari menghadirkan produk-produk yang diperlukan oleh ekosistem kita dalam memberikan solusi yang benar dibutuhkan oleh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan juga murid-murid,” tuturnya. Dalam transformasi digital, Kementerian Agama dan Kemendikbud Ristek memiliki peran sentral dalam memajukan pendidikan nasional. Kolaborasi antar semua pihak, yang terdiri dari pemangku kebijakan, para ahli dan pakar pendidikan, ekosistem sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, kepala yayasan, guru dan pegiat pendidikan terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas guru melalui pembangunan infrastruktur teknologi serta penyediaan sumber belajar digital. Dengan demikian sinergi antara Acer dan berbagai pihak tersebut dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pembelajaran era digital dalam menghadapi tantangan zaman. Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari pemangku kepentingan pendidikan seperti pimpinan sekolah, kepala kurikulum, pemerintah, yayasan sekolah dengan jenjang sekolah dasar sampai menengah. Kegiatan ini dihadiri lebih dari dua ribu peserta daring dan lebih dari tiga ratus peserta luring. Agenda ini didukung oleh Kementerian Agama, Kemendikbud Ristek, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yayasan pendidikan yang terdiri dari Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Indonesia, Badan Musyawarah Perguruan Swasta, Jelajah Ilmu, Intel Indonesia, PT Intan Pariwara, Pusat Kajian Pendidikan dan Budaya Dewantara, HiLo, Biznet, dan berbagai pihak lainnya. Saksikan rekaman selengkapnya kegiatan Acer Edu Summit 2023 melalui akun YouTube Acer Indonesia. (*/bpn) Read the full article
#Acer#AcerEduSummit2023#AcerIndonesia#BaliPortalNews#EducationOutlook2024#Guru#Indonesia#LaptopMurah#Murid#Sekolah#Teknologi#TransformasiDigital
0 notes
Text
Baru Saja Resmikan 'Rumah Perubahan', Muhaimin Iskandar: Becanda
JAKARTA | KBA – Cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar mengaku baru saja meresmikan ‘Rumah Perubahan’. Tentu saja, hal itu adalah bentuk lucu-lucuan dari Ketua Umum PKB tersebut. Dalam video yang diunggah di Instagram @cakiminow, Muhaimin Iskandar melakukan silaturahmi ke Rumah Perubahan yang digagas oleh Prof Rhenald Kasali di Bekasi, Jawa Barat. “Wow, hari ini kita sudah sampai ke…

View On WordPress
0 notes
Text
Prof. Rhenald Kasali dan Ratusan Rektor Executive Forum SEVIMA: Kampus Harus Segera Berubah dan Melek Teknologi | BentengSumbar.com
0 notes
Text
Dunia usaha menghendaki manusia-manusia berkarakter driver yang berkompetensi, cekatan, gesit, berinisiatif, dan kreatif. Anak- anak sekolah terisolasi dari lingkungannya yang dinamis. Latihlah kegesitan, belajar dari kehidupan. Ilmu pengetahuan hanya akan hidup kalau ditanam dalam jiwa-jiawa yang siap menghadapi tantangan.
Menjelajahi kehidupan berarti bertarung menghadapi tantangan dan perubahan seperti seorang pengendara yang tak bebas risiko.
Bukankah marketing itu berarti kepuasan pelanggan, melayani orang lain dengan baik, mengerti cara melakukan branding, packaging, dan membidik pasar? Mengapa tidak kau tanam semua itu di dalam dirimu? Mengapa hal-hal seperti itu hanya kau simpan dalam otakmu? Inilah perbedaan antara tahu dan bisa.
Tidak membekali dengan prinsip-prinsip kehidupan itu sendiri. Prinsip yang ditanam di dalam bukan di bagian luar, sehingga membuat manusia bukan sekadar tahu, tetapi bisa.
Pendidikan yang benar mengajarkan "jangan jual label-label (gelar, ijazah, dan nama universitas yang terkesan hebat untuk sesuatu yang mereka tidak mampu serahkan kepada pemberi kerja) itu", melainkan "juallah apa yang engkau miliki, yaitu dirimu sendiri".
Mandat Tuhan untuk menjalani kehidupan itu berhubungan dengan "kendaraan" yang dipinjamkan Tuhan selama kehidupan berlangsung (kita namakan self <diri> yaitu yourself). Diri masing-masing. "Kendaraan" itulah yang akan mengantarkan setiap manusia menuju impian-impiannya. Semua "kendaraan" itu baru akan menunjukkan keperkasaannya di tangan pengemudinya, apakah ia dipelihara dengan prinsip-prinsip yang biasa dikerjakan seorang profesional driver atau di tangan seorang bad passenger.
Sesuatu yang ada pada dirimu itulah kendaraanmu. Ia telah menjelma menjadi kekuatan mencipta, berkarya, berprestasi, atau berkreasi. Kita menyebutnya sebagai gabungan antara kompetensi (what you can do), kecekatan (how agile you are), dan perilaku (your attitude, your gesture).
Magelang, 8 June 2023
Self Driving -Rhenald Kasali-
0 notes
Text
Alumni Menwa yang Terkenal
satmenwa808.blogspot.com Alumni Menwa yang Terkenal YOUR NAME 4–5 minutes Alumni Menwa yang Terkenal 08.38 Menwa Universitas Indonesia Chandra Hamzah DR. Sri Mulyani Indrawati Ismeth Abdullah Prof. Juwono Sudarsono Prof. Rhenald Kasali Dr. Salim Said Dr. Burhan Magenda Menwa Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Thamrin Abdullah, M.Pd Dr. Karnadi, M.Si Dr. Sofyan Hanif, M.Pd Dr.…
View On WordPress
0 notes
Text
DM 2 Solo
Pertama, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para BPH, Pengurus, kader, dan peserta yang telah menyukseskan agenda DM 2 Solo. Sungguh tidak mudah memegang amanah pengkaderan besar ini, atas izin Allah semua berjalan lancar.

Kedua, teruntuk para peserta, Prof. Rhenald Kasali telah memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan dunia. Dakwah kampus yang terasa "jumud" itu perlu segera disikapi dengan bijak tanpa mengurangi esensi dakwah.
Dari buku "Menuju Kemenangan Dakwah Kampus" kita disadarkan mengenai pentingnya makna kemenangan, bukan sekadar menduduki jabatan strategis seperti BEM, namun kebermanfaatan yang dapat kita berikan bagi mahasiswa dan masyarakat.
Bagian penting dari buku ini adalah seruan untuk kembali ke Ashalah Dakwah Kampus, memahami kembali makna Islam, pentingnya tarbiyah untuk manusia, pentingnya dakwah sebagai seruan kebaikan, dan yang pasti fiqih dakwah sebagai rambu dasar yang dilengkapi oleh manhaj dakwah. ADK perlu paham itu.
Masuk ke bab metode, setelah memahami Ashalah Dakwah Kampus, kita perlu membaca perubahan pemuda saat ini. Bagaimana memahami diri sendiri, memahami orang lain, selanjutnya memberi pembebanan yang tepat dalam setiap amanah yang diberikan.
Kita para aktivis dakwah, berangkat dengan mimpi, ekspektasi, dan juga pengalaman spiritual yang berbeda. Jangan menganggap sama, jangan menuntut banyak hal sebelum memberi pemahaman, jangan mematikan mimpi mereka! Jangan berlindung dengan term "ini amanah dakwah."
Mengutip dari buku "Di Kekinian Dakwah" dalam proses tarbiyah, terkadang para aktivis banyak melupakan proses pemahaman dari perangkat-perangkat dan rukun-rukun ukhuwah. Apabila 2 step ini dilupakan, dakwah akan runtuh dari dalam.
Ingat kembali klasifikasi basis dakwah, mana basis pendukung, mana para penggerak, mana ideolog gerakan. Saat berada di fase penggerak, sudah sepantasnya sadar akan peran, pun saat hilang arah tujuan, bukan sibuk mencari kesalahan atau pembenaran, namun kembali lagi ke 2 poin atas, harus saling memahami dan menguatkan ukhuwahnya.
Kita sudah sama-sama membaca umat ini. Kita familiar dengan kalimat dakwah tak butuh kita, namun kita yang butuh dakwah. Namun dalam tulisan ini, saya tegaskan bahwa hari ini dakwah butuh kita semua! orang-orang dipersimpangan jalan itu butuh kita, orang-orang terzalimi butuh kita, saudara seperjuangan pun butuh kita, jangan sampai mengecap manisnya iman sendirian namun kita tutup mata di luar sana.
Manhaj kita menuntun manusia untuk menuju kemuliaan, melepaskan diri dari perdebatan khilafiyah, dan yang paling penting mengupayakan persatuan umat.
"kita adalah dai sebelum apapun"
"Sampaikan walau satu ayat"
bukanlah menjadi pembenaran untuk kita tidak menambah ilmu. Cari majelis ilmu, carilah guru, jagalah adab dengan guru, orang tua, dan saudara sesama muslim. Carilah bekal sebanyak-banyaknya, tenangkan hatimu, sucikan hatimu dari niat-niat untuk pujian, harta, dan dunia dan segala isinya.
Tempat kita berdiri saat ini, Solo, bumi yang diridhai oleh Allah memiliki jenama "The Spirit Of Java." namun menurut Ustadz Syihabuddin Al-Hafizh, Solo ini bukan hanya jawa semata, tapi "Spirit Of The World"
Peranakan china di pasar gede, peranakan Arab di Pasar Kliwon, India di Laweyan dan jawa sebagai etnis mayoritas berkumpul di kota ini.
Tak cukup dari itu, di kota ini juga ada bekas Kraton Kerajaan Mataram Islam yang besar di Kartasura, Kraton Mangkunegaran pimpinan Pangeran Sambernyawa dan Kasunanan pimpinan PB X yang gigih melawan belanda, lalu munculnya SDI yang memicu pembentukan SI sebagai perlawanan oligarki kolonial di Laweyan.
Di zaman ini, ormas dan kelompok Islam meliputi : MTA yang besar di Karangayar, LDII Sukoharjo sekitarnya, Hidayatullah di Mojosongo, DSKS dan laskar Islam di Ngruki, Muhammadiyah di Sukoharjo, dan Para Habaib tarekat yang besar di Pasar Kliwon.
Faktor historis dan landscape ormas ini menjadi bukti bawah Islam adalah pemersatu bangsa, sebuah spirit yang harus kita bawa sembari menyerukan moralitas kepada peradaban barat yang rapuh itu.
Maka, saat berkumpul kembali kelak, kita sepakat untuk mengesampingkan perbedaan pendapat dalam suatu perkara, kita berfokus merangkai persatuan antar umat, sesuai dengan prinsip kita, persaudaran adalah watak muamalah KAMMI.
Terakhir, dimasa yang penuh fitnah ini, kita harus membangun optimisme akan kejayaan umat. Bukan toxic positivity, namun berputus asa dan berpangku tangan itu bukanlah karakter seorang muslim.
Selayaknya Bilal bin Rabbah dengan ketauhidanya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam saat memukul batu di Parit Khandaq, Umar bin Abdul Aziz dengan reformasi birokrasi Umayyah, Imam Ghazali, Nuruddin Zanki, Shalahuddin Al-Ayyubi sebagai aktor Islah dalam menaklukan Al-Quds, Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel, dan kita semua para aktivis dakwah kampus yang tengah mempersiapkan diri untuk kejayaan Islam.
Semoga dimudahkan dan dikuatkan!
"Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok" - Imam Hasan Al-Banna
30 notes
·
View notes
Text
Hadapi Era Double Disrupsi, Gubernur Khofifah Ajak Seluruh Jajaran Pemprov Jatim Adaptif-Produktif, Miliki Loyalitas dan Integritas Dalam Melayani Masyarakat

Suara Jember News, Malang - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim untuk adaptif serta memiliki loyalitas dan integritas dalam menjalankan program-program pemerintahan utamanya dalam hal pelayanan publik atau masyarakat. Ini penting, guna menghadapi double disruption. Dimana, disrupsi ini tidak hanya disebabkan oleh perkembangan digitalisasi, tapi juga ditambah disrupsi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. “Belajar dari apa yang disampaikan Prof. Rheinald Kasali dan Prof. Muhammad Nuh bahwa kita sedang mengalami double disruption. Untuk itu kita harus belajar mengubah mindset atau cara pandang dalam menjalankan pemerintahan. Serta memberikan loyalitas untuk terciptanya public trust,” urai Khofifah usai mengikuti Refreshment Manajemen Pemerintah Tahun 2023 di lingkungan Pemprov Jatim di Ballroom Hotel Grand Mercure Malang, Kamis (12/11) malam. "Kita harus adaptif, terus belajar, dan mengembangkan diri. Harus mencoba memikirkan cara-cara yang tidak biasa, yang lain dari biasanya guna melayani masyarakat lebih baik lagi," imbuhnya.

Khofifah mengatakan, di era double disrupsi ini para ASN dan Kepala OPD dituntut untuk memiliki pola pikir out of the box. Sehingga mampu menghasilkan gagasan dan kebijakan baru, dapat mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan warga, sehingga mampu efektif dalam menjalankan program bagi masyarakat. Tidak hanya itu, ASN termasuk para Kepala OPD harus memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk menjalankan amanah sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang prima dan obyektif bagi masyarakat. “Di era double disrupsi ini kita harus kaya ide, senang bereksplorasi, belajar hal baru dan mampu melihat masalah secara holistic. Dengan begitu kita memiliki kemampuan untuk menangani permasalahan yang sangat beragam saat ini,” tegas Khofifah. Lebih lanjut menurutnya, menghadapi perubahan dinamika global saat ini, para ASN dan Kepala OPD harus memiliki kemampuan untuk membaca atau menganalisis oermasalahan secara menyeluruh dan kritis. Hal ini untuk menyiapkan langkah-langkah dan strategi apa yang harus dilakukan agar setiap masalah yang dihadapi dapat diseleseikan dengan baik. “Kita juga harus fokus mana yang menjadi prioritas utama kita dalam program-program pembangunan. Hal ini agar kita dapat memaksimalkan upaya kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya. “Saya berharap refreshment ini memberikan penyegaran sesungguhnya pada para Kepala OPD. Penyegaran pada cara berpikir kita agar mampu merespon perubahan karakter masyarakat ini,” pungkasnya. Sementara itu, Founder Rumah Perubahan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan pentingnya jiwa penuh integritas agar dimiliki oleh setiap Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. Menurutnya, posisi JPT atau Jabatan Pimpinan Tinggi memiliki tugas besar dalam menyiapkan program bagi pembangunan sesuai kapasitasnya masing-masing.

"Integritas itu adalah karakter yang harus dipegang teguh oleh setiap pimpinan OPD Pemprov Jatim baik saat dilihat maupun tidak dilihat oleh orang lain," pesannya. Dirinya melanjutkan, untuk menjadi seorang pemimpin yang adaptif sekaligus produktif di era double disrupsi diperlukan pemahaman atas cara berpikir yang tepat. "Segala sesuatu harus dimulai dari pikiran. Kalau kita berpikir akan gagal, maka kita akan gagal," tegasnya. Untuk itu, ada lima hal yang perlu dirubah untuk mendapatkan cara berpikir yang tepat, yaitu, cara pikir, persepsi, ekspektasi, sikap, tingkah laku dan performa. Di tahun yang baru, diharapkan para Kepala OPD bisa memiliki cara berpikir yang baru dalam mendukung setiap program kerja yang diusung oleh Gubernur Khofifah. Dengan Big Picture dan Focused Thinking para kepala OPD diharap bisa memiliki prioritas yang reliable dan konsentrasi pada hal-hal kecil namun berdampak besar. Tidak hanya itu, setiap kepala OPD juga harus memiliki berbagai karakter berpikir seperti simplicity thinking, creative thinking, realistic thinking dan strategic thinking. Ditambah juga dengan possibility thinking, reflective thinking, populer thinking, shared thinking, unselfish thinking dan bottom line thinking . Selain Prof. Rhenald Kasali, turut hadir sebagai pemateri Prof. Muhammad Nuh , DEA. Kepada seluruh jajaran pimpinan OPD yang hadir, dirinya menekankan pentingnya menjadi pemimpin yang memungkinkan melakukan perbaikan atau Enable Leadership sekaligus pemimpin yang terus mau belajar. "Seluruh jajaran pimpinan Pemprov Jatim harus menjadi pemungkin (Enabler). Memungkinkan yang tidak/belum Mungkin dan Menjadi Expert. Untuk itu kita harus menjadi bagian dari solusi bukan bagian dari persoalan," ungkapnya.

Sebagai pembelajar sejati, seorang pemimpin patutnya juga memahami Siklus Pembelajar Sejati, yaitu They know how todo and they can do. Mereka harus berfokus pada perubahan, kompetisi, dan sinergi, bahkan mampu mengelola stres nya untuk tetap memberikan performa yang optimal bagi pemerintahan dan masyarakatnya. "Nantinya, pengetahuan akan menentukan segalanya. Bukan yang paling kuat atau paling pintar yang akan bertahan, tetapi yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan lah yang mampu bertahan sebagai pemenang," tandasnya. Untuk itu, Prof. Nuh juga mengimbau agar para ASN bisa keluar dari comfort zone sehingga menantang dirinya untuk terus melakukan perubahan. Salah satunya dengan menerapkan pola pikir disiplin , respectful, creating, critical, dan syinthesizing. "Menjadi Inovatif berarti dikaitan dengan kreatitas dan inovasi. Jadi, jika kita selalu melihat permasalahan melalui sudut pandang pola pikir tersebut akan menjadi lebih mudah dipahami. Maka, marilah kita Menjadikan kerja dan prestasi sebagai investasi kekinian dalam keabadian," pungkasnya. Sebagai informasi, pada penyelenggaraan Refreshment Manajemen Pemerintah Tahun 2023 di hari kedua, Gubernur Khofifah secara khusus mengikuti seluruh rangkaian hingga malam. Dan peserta yang mengikuti pun ditambah, tidak hanya para Kepala OPD atau tingkatan Eselon II, namun juga para Sekretaris OPD atau tingkatan Eselon III dari seluruh OPD di lingkungan Pemprov Jatim. Harapannya mereka mendapatkan bekal untuk menggerakkan organisasi ini lebih berdampak pada peningjatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. (Moch Ali Kuncoro) Read the full article
0 notes
Text
Semua masalah yg kita saksikan di panggung dunia politik, birokrasi, dan akademik, sesungguhnya tak lepas dari bagaimana manusia-manusia Indonesia dididik dalam keluarga pada masa kecil. Lagi-lagi, faktor didikan orangtua punya andil besar terhadap apa yang terjadi pada kita saat ini. Terlepas dari faktor lingkungan, faktor didikan orangtualah yang menurutku paling krusial dan paling dasar dalam pembentukan karakter pribadi anak.
Sepakat dengan Bapak Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul "Self Driving", beliau menuliskan bahwa "Rasa ketergantungan yang besar semakin hari semakin banyak kita saksikan. Yang kita lupa, anak-anak itu telah tumbuh menjadi manusia dewasa, yang mampu berpikir sendiri karena kita melatihnya. Namun, kita tak rela menjadikan mereka manusia dewasa yang mampu berpikir sendiri. Kasihan anak-anak itu. Alih-alih menjadi manusia merdeka, mereka bisa jadi pengeluh yang selalu kembali ke "sangkar induknya". Mereka menjadi passengers dalam kendaraan besar keluarga. Ini adalah 'mandat dipegang orangtua'.
Selanjutnya adalah saat melepas ketergantungan itu. Anak-anak akan menjadi manusia dewasa. Ia akan berganti peran menjadi orangtua pula. Akankah ia masih bergantung pada orang lain tanpa inisiatif?Akankah ia masih menjadi jiwa passenger yg seperti kita tahu bahwa passenger hanya bisa menumpang, tidak harus tahu arah jalan, boleh mengantuk, boleh tertidur, dan menjadi passenger adalah sebuah pilihan yg bebas dari bahaya. Lain halnya jika para orangtua sudah menanamkan jiwa menjadi 'driver' pada anak sejak dini. Seperti kita tahu juga bahwa driver itu mutlak harus tahu jalan, dilarang mengantuk apalagi tertidur, dan harus siap menanggung risiko bahaya.
Di sinilah pentingnya kita perlu memahami bahwa menjadi orangtua berat tanggungjawabnya. Berterima kasihlah kepada orangtua kita. Aku yakin, mereka sudah berusaha melakukan yg terbaik untuk kita anaknya, sepengetahuan mereka. Bila pun ada yg belum sesuai dengan apa yg kita inginkan, cukup jadikan pembelajaran untuk kita nanti ketika menjadi orangtua. Seperti kata dr. Davrina Rianda dalam sebuah seminarnya kala itu, beliau mengatakan bahwa anak layaknya seperti canvas yang kosong, dan orangtua adalah pelukisnya. Orangtua mau anak yang seperti apa, maka tergantung apa yg ia lukis, dan bagaimana ia melukisnya, krg lebih seperti itu.
Sebenarnya tidak usah muluk² langsung masuk ke orangtua,- jauh lebih penting lagi, kita sendirilah yang sebenarnya wajib perlu kita kasih perhatikan terlebih dahulu. Apakah kita selama ini menjadi passenger atau driver dalam kehidupan kita. Apakah kita masih sering ragu dalam menginisiasi suatu perubahan? Apakah kita masih sering ragu dan selalu minta validasi dulu ketika akan memutuskan sesuatu? Apakah kita kurang insiatif dalam bertindak? Apakah kita masih sering takut dalam mengungkapkan isi pikiran? Beropini, dsb?
Maka aku jadi berpikir bahwa orangtua-orangtua di zaman yg akan datang adalah ya diri kita ini nantinya. Sudah seyogyanya kita membekali diri kita dengan kepahaman yang cukup, nah dalam hal ini adalah tentang bagaimana didikan² yg tepat untuk anak sesuai dengan usianya, sesuai dgn fitrahnya.
13 notes
·
View notes
Text
Pj Gubernur Mahendra Jaya Ikuti Diklat PAKU Integritas KPK RI, Dorong Kesadaran dan Pengetahuan Anti Korupsi di Penyelenggara Negara

BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Pj Gubernur Bali, S.M Mahendra Jaya hadir dan mengikuti program Penguatan Antikorupsi bagi Penyelenggara Negara (PAKU Integritas) yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi. Bersama Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Sugawa Korry, Pj Gubernur Mahendra Jaya serta 24 pejabat daerah beserta pasangannya mengikuti rangkaian program di JS Luwansa Hotel, Jakarta Selatan, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi menjelaskan tujuan PAKU Integritas untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang anti korupsi, sekaligus meningkatkan integritas bagi penyelenggara negara. Ia berharap pula, PAKU Integritas dapat membantu membangun karakter penyelenggara negara yang berintegritas. “Dengan penyegaran ini, semoga dapat membantu Bapak/Ibu terhindar dari perilaku KKN. Tentunya, bapak/ibu juga bisa menjadi teladan di daerah,” jelas Dian dalam sambutannya. Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana mengatakan, praktik-praktik korupsi di Indonesia terkadang sudah dianggap lumrah, bahkan dianggap sebagai budaya. Namun, ia tak sependapat dengan pendapat ini sebab namanya budaya haruslah yang bersifat baik. “Adapun korupsi, hanya perilaku-perilaku oknum, bukan sebuah budaya. Maka, yang kita dorong harusnya budaya antikorupsi,” ujarnya dalam pembukaan diklat. PAKU Integritas yang digelar selama 2 hari (22-23 November 2023) merupakan pembelajaran antikorupsi yang ditujukan kepada penyelenggara negara. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari Executive Briefing yang telah dijalani peserta bersama pasangannya pada Rabu (22/11/2023). Pada Executive Briefing angkatan kesembilan tersebut, pembekalan anti korupsi diberikan langsung oleh pimpinan KPK. Tampak hadir Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron. Kegiatan ini mengkombinasikan metode ceramah dan diskusi dengan menghadirkan narasumber baik internal maupun eksternal KPK. Selain itu, para peserta juga diajak melakukan kunjungan ke rutan KPK. Hadir sebagai narasumber pelatihan yaitu Herda Helmijaya (Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK) memberikan materi “Delik Tipikor dan Studi Kasus”, Rhenald Kasali (Pendiri Rumah Perubahan) dengan materi “Implementasi Integritas dalam Pelaksanaan Tugas sebagai Penyelenggara Negara”. Narasumber ketiga, Pendiri ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian dengan materi “Membangun Karakter Penyelenggara Negara yang Berintegritas dan Debrief dan Refleksi Integritas”. Di tempat lain, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya juga mengikuti pembekalan antikorupsi yang diikuti oleh pasangan pejabat daerah diisi oleh Widyaiswara Ahli Madya KPK, M Indra Furqon dengan materi “Gratifikasi vs Keluarga” dan Psikolog juga pengajar di Universitas Sampoerna Jakarta, Ade Iva Murty menyampaikan materi “Membangun Keluarga Antikorupsi”.(bpn) Read the full article
#BaliPortalNews#BudayaAntikorupsi#DorongKesadaran#Jakarta#PAKUIntegritasKPKRI#PengetahuanAntiKorupsi#PJGubernurMahendraJaya
0 notes