#pinggiran
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dancok!
Tidak ada yang lebih fasih mengumpat daripada dia. Setiap umpatan yang keluar berhamburan dari mulutnya selalu memiliki artikulasi yang sangat jelas. Bagaimana dia mengucapkan bunyi konsonan D yang dibuka oleh vokal A dan ditutup kembali dengan konsonan N di suku kata pertama benar-benar menandakan sebuah kefasihan yang tiada tara. Tidak sampai di situ, suku kata pertama yang belum jelas apa…
View On WordPress
0 notes
Text
(AGEN TERPERCAYA), CALL 0895-4154-69536, jual rumah pinggiran jakarta murah Rumah Minimalis Dekat Stasiun Langsung KLIK WA http://wa.me/62895415469536 , rumah cicilan tanpa bank, rumah cicilan tanpa bank, Rumah cicilan angsuran variatif, rumah cicilan 1 jutaan tangerang, rumah murah tanpa riba tangerang, rumah cicilan tanpa bank, rumah murah daerah tangerang selatan, jual rumah tanpa bi checking, kredit rumah tanpa bi checking di bogor
Rumah CLUSTER Harga 185.000.000 saja
Rumah murah Rp 185 Juta saja.
MENTAS GEMILANG RESIDENCE Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!
Rumah type 36/75. 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 dapur, -Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.
Langsung saja wa sebelum kehabisan…..! WA : 0895-4154-69536
Atau Klik Link https://wa.me/62895415469536
#(AGEN TERPERCAYA)#CALL 0895-4154-69536#jual rumah pinggiran jakarta murah#Rumah Minimalis Dekat Stasiun#Langsung KLIK WA http://wa.me/62895415469536#rumah cicilan tanpa bank#Rumah cicilan angsuran variatif#rumah cicilan 1 jutaan tangerang#rumah murah tanpa riba tangerang#rumah murah daerah tangerang selatan#jual rumah tanpa bi checking#kredit rumah tanpa bi checking di bogor#Rumah CLUSTER#Harga 170.000.000 saja#Rumah murah Rp 185 Juta saja.#MENTAS GEMILANG RESIDENCE#Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!#Rumah type 36/75.#1 kamar mandi#2 kamar tidur#1 dapur#-Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.#Langsung saja wa sebelum kehabisan.....!#WA : 0895-4154-69536#Atau Klik Link#https://wa.me/62895415469536#rumahcicilantanpabank#Rumahcicilanangsuranvariatif#rumahcicilan1jutaantangerang#rumahmurahtanparibatangerang
0 notes
Text
Ini Dia Penginapan Murah di Hongkong
MENCARI penginapan murah di Hongkong bisa menjadi tantangan, karena negara bagian Tiongkok ini dikenal sebagai salah satu kota termahal di dunia. Tapi Regina Pesik dari Backpacker International membagikan cerita penginapan murah Hongkong, di daerah Kowloon, tepatnya di Yau Ma Tei, selama 3 malam. Namanya: Homy Residence. Penginapannya memiliki dapur lengkap dengan alat masaknya seperti piring,…
View On WordPress
#memilih penginapan di pinggiran hongkong#naik bus dari bandara hongkong#pembatasan sosial di hongkong#penginapan murah di hongkong
0 notes
Text
Serenidade
Hanya karena tak bisa berenang, jangan memaksaku berhenti menyukai Lautan. Aku bisa melihatnya, aku bisa menyentuh lembut ia di pinggiran dengan liukan jemari, ia pun membalas sentuhan dengan lebih bingar.
Kakiku bisa mencium pasir-pasir yang lembut. Jauh dari lautan dalam, aku sudah tenggelam oleh kerinduan di rengkuh alam. Tanpa harus berenang aku bisa menikmati senja, melumat sinarnya yang jatuh di bibirku yang membeku.
Bagaimana aku tak jatuh dengan pesonanya, sedang ia merayu-rayu dengan aroma angin mendayu syahdu mencumbuku.
#sajak#quote#patah hati#luka#puisi#prosa#kumpulan puisi#sastra#curhat#cinta#tulisan#kata#cerita#rindu#spotify#hujan#senja#quotes#puisi pendek#puisi cinta#sajak patah#curahanhati#nasihat#kehidupan#renungan#motivasi hidup
126 notes
·
View notes
Text
Rudy doesn't (seem to) go to school
So, during their Arena tournament in season 3, we got to see the junior agents wearing their school uniforms. Other than finding out that most of the agents are at secondary school level or higher, there is one tiny detail that I've only realized when I thought back to Rudy's backstory; he was from Pinggiran.
Pinggiran is a slum, likely with no form of education to speak of if even the kids living there resorts to stealing to eat.
This means Rudy never went to school and the first form of education he received was one to become an agent. Maybe that's why he's so good that even Alicia complimented him back in season 2.
If we look back at the episode, we can see the only one with the same color scheme as his is Roza, but even her uniform has a badge on it.
Rudy's "uniform" meanwhile doesn't have any sign that could be attributed to his school either on the front or the back.
Now, you can argue that it could just be a jacket. Like, I go to my uni class in my black sweater all the time but that's a university and Rudy is of school age. But try zooming in the picture. You'll see him wearing only a T-shirt inside the jacket.
So is this really a school uniform or is it just his daily wear whenever he's in public?
...okay, no, I lied
Apparently it's just an animation error. This is him in the next episode.
I legit believed it tho. WAU animation scammed me 😌
38 notes
·
View notes
Text
Makin hari bukan makin dewasa tapi makin rindu ibu dan masakan magis nya.
Makin hari bukan makin dewasa tapi makin rindu ayah dengan keahliannya pergi ke kantor
Makin hari bukan makin dewasa tapi makin rindu adik dengan debat debat kecilnya
Kejamnya pinggiran kota membuat kopi pagi selalu terasa dingin
Di sini matahari panas, bu bukan hangat
karena yang hangat hanya di dalam peluk mu.
13 notes
·
View notes
Text
Hikmah postdoc (dan PhD)
Akhir-akhir ini lagi banyak yang nanya dan minta saran PhD, jadi ku harus terpaksa mikir dan refleksi pros and consnya. Sebagai orang yang waktu itu menjadikan PhD sebagai tempat kabur dari kesuraman hidup korporat di Jakarta, I'd say it totally worth my time. Kalo ga PhD mungkin sekarang aku jadi middle management di suatu perusahaan, punya rumah kecil di pinggiran jakarta, pake sepatu Tory Burch dan tas coach plus mobil decentlah (ini melihat karir teman-teman seangkatan yang awal karirnya juga MT ya wk no shade at allll).
PhD bikin aku sadar betapa aku suka sekali fleksibilitas, kerja di korporat yang pake absen sidik jari tuh aku tersiksa banget, padahal perkara sepele ya. And I LOVE doing research. Love having flexibility to spend my time any way I want. BUT it is a lonely journey with lots of aspect you can't control. Kerja di korporat tuh banyak yang udah ada SOPnya, jelas kejarannya dan day to day activitynya udah defined. Research, at least in astronomy, is abstract. No one knows the definite answer so you have to really explore everything and the answer might not what you expected. 1 year project might turn into 3, 5 or even 10. Dan PhD tuh bikin kamu expert di suatu bidang yang niche banget yang di dunia ini yang ngerti banget bidang itu tuh bisa diitung jari, which again is very isolating because very little people can relate or help you.
How is life after PhD? Ga bohong menyelesaikan PhD change me a lottt. I became confidence that I got skills and can navigate my future career. Jelas ada safety cushion. Banyak opportunity yang sebelumnya ga kebayang jadi kebuka, kerja di luar negeri pun jadi relatif lebih mudah.
Doing postdoc is like doing another PhD but with 5x responsibilities. Helping students, helping PI, building your own research projects. Still very flexible, but still lonely. Benefit ok but not the best. Necessary to build more independent research skill and network if you want to stay in academia, or if you still care about the subject and it is still fun. Otherwise, not worth it. Sekarang lagi galau sih jujur mau stay di academia atau out, I still care about the subject and still want to be a professor though. Meskipun move ke industri financial benefitnya lebih banyak tapi trade offnya adalah ya gabisa riset sesuka kamu. Hmm.
24 notes
·
View notes
Text
Kalau ga di Bandung, aku mungkin ga akan melakukan apa yang aku lakukan saat ini. Jember cukup, tapi ternyata tidak cukup untuk membuat Nona ini berkembang. Pada akhirnya ternyata episode Bandung ini memang harus ada dalam takdir hidupnya untuk dia bisa tumbuh dan berkembang. Urusan akan menua dan punya rumah di pinggiran Lembang, itu perkara nanti. Siapa tau di Bandung cuma singgah? 🫣
Tapi sungguh Bandung menyaksikan banyak dramaku: mulai drama hampir mati sampai drama picisan.
Di Bandung, aku menjadi seorang Wirda yang merdeka, yang memutuskan banyak halnya sendiri, termasuk panik dan ke rumah sakit sendiri tahun lalu dan pengobatan sendiri 😂
Di Bandung, aku pertamakalinya kenal psikolog, orthodontist, personal trainer, dan banyak lainnya. Banyak hal pertama yang terjadi dalam hidupku, terjadi di Bandung.
Benar kata Pidi Baiq, bagiku Bandung bukan cuma urusan wilayah belaka, jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi.
Bandung, 16 Oktober 2023
29 notes
·
View notes
Text
Kemarin jogging di waduk. Setelah 3 kali memutari waduk, aku langsung mengistirahatkan diri, duduk dipinggiran waduk sambil lihatin sekitaran waduk. Sebelum duduk, aku sudah memperhatikan anak-anak kecil ini. Mereka sedang sibuk mencari kayu untuk mengambil sandal salah satu temannya yang terjatuh di waduk.
Awalnya aku perhatikan anak-anak kecil ini terlebih dahulu. Mereka membuat strategi, dua anak perempuan memegang kayu yang lumayan berat, lalu satu-satunya anak lelaki yang nantinya akan mengambil sandalnya ketika bisa digapai oleh tangan. Sudah 5 menit dalam usahanya, nampaknya mereka masih kesulitan mengambil sandal, sedang teman lainnya mencari kayu yang lebih panjang dan ringan di pinggiran waduk.
Akhirnya, setelah beberapa waktu aku sengaja hanya memperhatikan saja, aku beranjak menawarkan bantuan kepada mereka. (Sengaja karena ingin tahu sejauh mana kerjasama mereka antar teman).
Aku hampiri mereka dan bilang "Sudah bisa belum ambil sandalnya?" mereka yang kaget tiba-tiba ada orang dewasa bertanya, mereka menjawab "Belum teh, susah soalnya kayunya lumayan berat" dan ternyata kayunya memang berat karena bukan kayu sejenis ranting, tetapi kayu papan yang bobotnya lumayan berat.
Akhirnya dengan usahaku mengangkat kayu dan menarik sandal ke tepian waduk. Anak lelaki tadilah yang mengambil sandal ditepian waduk dengan salah satu tangannya dipegangi oleh beberapa temannya.
Sandal yang beberapa waktu lalu masih mengapung di waduk, bisa terselamatkan.
Anak-anak mengucapkan terimakasih, aku beranjak pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang, aku tersenyum "Ternyata, bahagia sesederhana itu".
- 26 Februari 2024
10 notes
·
View notes
Text
30
Kalau sudah melihat cahaya langit yang dipeluk oleh jingga, rasanya ingin menggenggam jari jemari yang entah milik siapa, lalu membawanya pergi. Bermain di tepi pinggiran danau menikmati mentari yang perlahan dilahap cakrawala. Mengambil satu buah batu pipih dan melemparnya secara bersamaan. Berlari berdua, mengejar angsa yang kehilangan induknya. Setelah itu berbincang di dalam lautan rumput liar yang tingginya sebatas lutut orang dewasa. Bercerita tentang awal kita berjumpa lalu menciptakan harsa tanpa adanya orang ketiga. Mirip seperti drama romantis yang bertema cinta. Sayangnya kau masih menjadi ilusi. Setidaknya sampai detik ini. Rancaekek, semangat buat kamu, semangat buat aku.
#puisi#sajak#rindu#kata#tulisan#syair#menulis#prosa#sastra#danau#kegaluan#catatan#cinta#kata cinta#motivasi#quotes#puisicinta#perasaan#sajakcinta#katakata
56 notes
·
View notes
Text
---
Bukan sebuah kebetulan, jika perjalanan-perjalanan itu membawanya pada beberapa kisah untuk direkam dalam tulisan. Bahkan, sebagian barangkali cukuplah saja mendekam dalam ingatan diam-diam.
Ia berkata lirih pada dirinya sendiri, "Ayo kita pulang, tersesat pada banyak perjalanan lagi."
Maka, ia bergegas mengemas pakaian ke dalam ransel hitam kesayangannya. Peralatan sabun mandi, kosmetik, krim siang krim malam, uang tunai, lengkap dengan baju tidur dan kaos kaki motif kucing kesayangannya. "Untuk beberapa hari saja, (lagi) aku ingin minggat dari kota yang membosankan ini," gumamnya.
Sudah terbayang di kepalanya perjalanan berjam-jam di kereta ekonomi tipe C ; hiruk pikuk orang-orang, bau keringat, bau pesing toilet kereta, bau nasi bekal penumpang di dalam tas kresek, suara mesin roda kereta; sementara dirinya sibuk tenggelam dalam pikirannya sendiri. Menatap kosong ke luar jendela: di depannya pemandangan gersang bukit-bukit, sawah-sawah hijau, rumah-rumah kayu mungil di pemukiman penduduk atau pinggiran rel kereta api, sambil membayangkan hal-hal jauh yang tak terpikirkan sebelumnya. Pikirannya larut melebur tenggelam dalam perjalanan yang panjang dan melelahkan itu. Dan kalau sudah bosan, dibacanya buku kesayangan untuk mengusir kebosanannya itu.
Dengan sebuah kebetulan yang dituliskannya juga, ia mengepak hari-hari bahagia tanpa dibayang-bayangi beban kerja; membunuh waktu sendirian di sebuah kota yang asing, yang dimana orangorang tak kenal dan bahkan tak tahu siapa namanya. Malam hari, ia akan tertidur tanpa perlu memikirkan apa-apa. Melupakan rasa sakit sebentar, ngilu-ngilu yang diciptakan oleh rasa kecewa pada keadaan, dan di pagi hari ia akan terbangun dengan semangat menyala-nyala; mencari sarapan enak di kedai kuliner yang disarankan orang-orang di internet, lalu setelahnya pulang ke penginapan dengan perut kenyang sambil memikirkan nanti mau makan malam di mana dan makan apa.
Perjalanan-perjalanan itu tentu membuatnya kecanduan. Tak pernah dipikirkannya bahwa bepergian sendirian sungguh seseru ini. Dulu ia hanyalah perempuan naif yang takut kemana-mana sendirian. Tak pernah dipikirkannya bahwa perjalanan-perjalanan ini justru bisa membantunya membunuh kesepian. Tak pernah disangkanya perjalanan-perjalanan ini justru memberinya keberanian baru. Ia seperti menemukan lagi gairah hidup dan dirinya yang baru. Tak pernah diduganya perjalanan-perjalanan ini akan membawanya pada pelarian dan penolakan sekaligus; keramaian yang kadang bikin mual tapi sepi yang asing, ia juga menikmatinya.
Perjalanan-perjalanan itu, telah memberi kejut-kejut baru dalam kehidupannya. Melintas laut; bertemu orang-orang asing di stasiun, di peron kereta, di warung-warung kopi yang ia singgahi. Dilipatnya rasa muaknya pada kehidupan, kecewanya pada orang-orang; kini ikut berpindah ke dalam ransel hitam di punggungnya. Ia bahkan tak sempat mencari persembunyian dalam jejak-jejak perjalanan, di tanah yang kering dan bau asap-asap bus kota yang memenuhi rongga paru-parunya.
Perjalanan ini akan membawanya ke banyak perjalanan-perjalanan yang lain lagi. Masih begitu banyak tempat yang ingin ia singgahi. Dengan sebuah kebetulan yang lain, yang juga dituliskannya. begitulah, janjinya. Ia akan menabung ingatan perasaan; pada seseorang yang pernah ditemuinya. Yang kepada sepasang bibirnya, ia mendaratkan ciuman yang kikuk dan sebentar-sebentar. Yang di hamparan dadanya, ia menawarkan setangkup dekapan di tengah-tengah percakapan yang hangat dan panjang. Yang kepada dirinya, ia memberikan buku sebagai kado manis awal perjumpaan.
Hingga demikianlah perjalanan itu akan menuliskan semua kebetulan-kebetulan ke dalam dirinya. Ia akan mengingat betapa canggungnya mengakhiri perjalanan tanpa pelukan-pelukan dan ciuman selamat tinggal.
"sebab aku akan kembali," desahnya, di dalam kereta kepulangan.
"Sebab aku akan kembali lagi mengecup sepasang bibir yang kikuk,itu lagi."
/2024
2 notes
·
View notes
Text
FACTION BACKGROUND
Abnegation
Abnegation berada di Kota Tua Bern yang tenang dan bersejarah, di mana prinsip-prinsip yang memandu mereka adalah tidak mementingkan diri sendiri dan kesederhanaan. Di situs Warisan Dunia UNESCO ini, jalan-jalan sempit dan bangunan-bangunan kuno menciptakan suasana yang tenang dan bermartabat, cocok untuk faksi yang berdedikasi pada layanan publik dan pemerintahan.
Anggota Abnegation menjalani hidup yang sederhana dan rendah hati, dengan fokus pada pelayanan kepada orang lain dan kebaikan yang lebih besar. Mereka menjauhi materialisme dan kemewahan, tinggal di rumah-rumah yang sederhana dan mengenakan pakaian sederhana. Rutinitas harian mereka berkisar pada membantu masyarakat, baik melalui kerja sukarela, layanan publik, atau tindakan kebaikan.
Abnegation menjunjung tinggi sifat tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati. Tujuan utama mereka adalah melayani orang lain, dan pekerjaan mereka melibatkan pemerintahan, layanan publik, dan dukungan masyarakat. Anggota Abnegation bekerja dalam peran seperti pejabat pemerintah, pekerja sosial, dan pengasuh, dengan fokus pada kebutuhan masyarakat dan memastikan bahwa sumber daya masyarakat digunakan untuk kebaikan yang lebih besar.
Amity
Amity membangun faksinya di pinggiran kota Bern yang damai, khususnya di Wabern dan Köniz, tempat dimana alam memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh ladang hijau, hutan, dan padang rumput, anggota Amity hidup dalam harmoni dengan alam, berfokus pada pertanian, komunitas, dan hidup berdampingan secara damai.
Kehidupan di Amity berpusat pada pertanian dan dan hidup berkesinambungan. Komunitas ini berkembang pesat melalui kerja sama, bersama-sama mereka mengolah tanah dan berbagi hasil kerja keras mereka. Lingkungannya tenang, dengan rumah-rumah yang dibangun agar menyatu dengan lanskap dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Musik, seni, dan kegiatan komunal merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan, yang mencerminkan nilai-nilai Amity tentang kedamaian, kegembiraan, dan harmoni.
Amity menghargai kedamaian dan harmoni. Prinsip utama mereka adalah kebaikan, dan pekerjaan mereka melibatkan pembinaan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan yang berkelanjutan. Anggota Amity bekerja di bidang pertanian, pengorganisasian masyarakat, dan konservasi lingkungan. Mereka berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, meningkatkan ikatan masyarakat, dan memastikan bahwa semua anggota masyarakat hidup dalam kenyamanan dan kedamaian.
Candor
Candor didirikan di jantung kota Zurich, di distrik Altstadt yang bersejarah, tempat nilai-nilai kebenaran dan keadilan tertanam kuat. Dikelilingi oleh arsitektur abad pertengahan dan jalan-jalan yang ramai, anggota Candor tinggal dan bekerja di lingkungan yang menuntut kejujuran dan transparansi. Pusat kota, dengan lembaga hukum dan pusat keuangannya, berfungsi sebagai tempat yang sempurna bagi sebuah faksi yang berdedikasi untuk menegakkan kebenaran.
Di Candor, hidup adalah dialog yang konstan. Para anggota dilatih untuk bersikap jujur dan adil, dituntut untuk terlibat dalam perdebatan dan proses hukum yang membentuk tatanan moral masyarakat. Alun-alun publik sering kali menjadi tuan rumah forum terbuka tempat warga berdiskusi dan menyelesaikan masalah secara terbuka. Komitmen Candor terhadap kejujuran memastikan bahwa masyarakat mereka tetap adil dan etis, tanpa ruang untuk penipuan atau korupsi.
Candor menghargai kejujuran dan integritas. Prinsip utama mereka adalah kejujuran, dan tugas mereka meliputi pengawasan masalah hukum, memastikan transparansi, dan menegakkan keadilan. Para anggota Candor bekerja sebagai hakim, pengacara, dan pejabat publik, yang berdedikasi untuk menjaga masyarakat yang etis dan transparan. Mereka bertanggung jawab untuk menangani perselisihan, menegakkan hukum, dan memastikan bahwa semua tindakan dan kebijakan dilakukan dengan jujur.
Dauntless
Faksi Dauntless bermukim di Zurich Barat, distrik industri yang dulunya terkenal dengan lingkungan perkotaannya yang keras dan lingkungan budaya yang semarak. Anggota faksi ini berkembang pesat di gedung-gedung industri yang kokoh dan telah ditransformasikan, tempat dimana kekuatan, keberanian, dan ketahanan menjadi kunci untuk bertahan hidup. Daerah ini, yang dulunya merupakan pusat industri, kini menjadi tempat pelatihan yang sempurna bagi mereka yang melindungi dan mempertahankan masyarakat mereka.
Kehidupan di Dauntless sangat intens dan penuh aksi. Para anggota menjalani pelatihan fisik yang ketat, mendorong diri mereka hingga batas maksimal dalam rintangan dan latihan taktis. Faksi ini menghargai keberanian dan keberanian, mempersiapkan para anggotanya untuk menghadapi tantangan secara langsung. Ikatan sosial ditempa melalui pengalaman bersama, dan suasana distrik yang menegangkan mencerminkan semangat berani dan tangguh dari faksi ini.
Dauntless menghargai keberanian dan tindakan. Prinsip utama mereka adalah keberanian, dan pekerjaan mereka melibatkan perlindungan dan pertahanan. Para anggota Dauntless bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, menangani keadaan darurat, dan mengambil tugas-tugas berbahaya. Mereka bekerja sebagai petugas penegak hukum, pemadam kebakaran, dan responden darurat, selalu siap menghadapi risiko secara langsung dan memastikan keselamatan masyarakat.
Erudite
Faksi Erudite bermukim di daerah Zürichberg di Zurich yang sebelumnya menjadi rumah bagi universitas-universitas di Swiss. Terletak di antara perbukitan dan pepohonan hijau yang rimbun, para anggota Erudite tinggal di bangunan-bangunan modern yang menyatu dengan alam. Distrik ini cocok untuk lingkungan belajar dimana Erudite mendedikasikan hidup mereka untuk menghidupkan kembali keberadaan universitas-universitas dan lembaga-lembaga pengetahuan.
Jalanan di Erudite dipenuhi dengan perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar tempat ide-ide mengalir bebas. Erudite percaya bahwa kunci untuk membangun kembali umat manusia terletak pada pemahaman dunia di sekitar mereka dan mendorong batas-batas sains dan teknologi. Mereka adalah para pemikir, cendekiawan, dan visioner, yang selalu berusaha untuk mengungkap kebenaran-kebenaran baru dan memajukan masyarakat.
Erudite menghargai kecerdasan dan pengetahuan di atas segalanya. Tujuan utama mereka adalah mengejar kebenaran dan pemahaman. Mereka bertanggung jawab atas pendidikan, penelitian, dan kemajuan teknologi. Para anggota Erudite terlibat dalam berbagai kegiatan seperti penelitian ilmiah, pengajaran, dan pengembangan teknologi inovatif. Tugas mereka adalah memimpin kemajuan masyarakat melalui pengembangan intelektual dan memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada data dan akal sehat
2 notes
·
View notes
Text
Setelah kemarin mabok Lovely Runner, kiranya setelah itu drama selesai bakal minat lagi sama drama2 tema sejenis... Tapiii... Pas nonton drama sejenis itu malah rasanya FLAT pake BANGET !! Feeling nya udah habis di ImSol SunJae 😂
Dan tau akhirnya tertariknya sama apa?!! Yupp... Malah kepincut sama drama makjang satu ini 🤣🤣 padahal biasanya anti banget sama drama dark full nguras emosi gini 🤦🏻♀️
Pemeran2 utamanya bagus2 bgt aktingnya, tapi seperti kayak pas nonton anime... Diri ini malah tertarik sama tokoh sampingan yg jarang nongol (as always) 😂
Kim Jae Hui, rasanya pengen meluk ini anak tiap dia muncul. Anak yg dipaksa dewasa sama keadaan, dipaksa buat ada ditengah2 perang ego orang2 dewasa disekitarnya. Apalagi kalau liat dia ngomong dengan ekspresi flat nya, rasanya kok tambah nyesek....
Waktu liat Jae Hui ini, jadi inget mimpi beberapa tahun yg lalu, entah berapa tahun yg lalu, mungkin lebih dari 3 atau 4 tahun yg lalu?! Tapi anehnya... Sampai sekarang masih inget banget sama mimpi itu, dan gimana perasaan dalam mimpi itu...
Mimpinya singkat, sangat singkat malah...
Setting tempatnya seperti di lingkungan kampus, ada gedung dan depan gedung itu ada pelataran berumput yg teduh. Beberapa orang berbincang disana.
Dan diri ini? Ada dimana? Haha
Diriku berjalan di pinggiran pelataran menuju gedung depan. Dan waktu itu, ada orang lain yg jalan didepan. Ternyata diriku ini jalan sambil ngikuti orang itu. Sepanjang berjalan kita cuma diem. Tapi, meski hanya berjalan dibelakangnya, entah kenapa rasanya sangat jelas bisa ngerasain kalau orang yg sedang jalan di depan itu lagi sedih...
Scene selanjutnya di mimpi itu, akhirnya kita masuk gedung... Gak jauh dari pintu masuk, orang itu berhenti... Dia sedikit berjongkok, entah mengambil sesuatu atau apa... Nah waktu kita berhenti itu diriku ini tanya... "Kenapa? Sedih kenapa?" seperti nanya ke orang yg udah akrab. Orang itu kembali berdiri tegak, sambil memegang sesuatu yg diambilnya dari bawah, dan di momen itu dia jawab "seenggaknya di hari ulang tahunku, aku berharap bisa kumpul bareng sama orang tuaku..." ya, itu alasan dia sedih. Dan... Mimpi berakhir disitu!!
Mimpi sependek itu, tapi masih inget sampai bertahun2!! Gila kan?! Iya!
Siapa orang itu? Entaahh... Gak liat mukanya!! Gak kenal!!
Ngomong2 soal "anak broken home", udah beberapa kali ketemu dan ngobrol sama mereka. Bukan krn diriku ini ngulik masa lalu orang, kepo atau gimana ya... Tau kisah hidup mereka, itu krn mrk yg ngomong sendiri waktu kita ngobrol. Dan itu pasti mrk ngmongnya secara tersirat, dan gak pakai aba2...
Kadang sebagai lawan bicaranya, rasanya jadi canggung... Jadi mikir kayak... "duh, tadi kata2ku ada yg nyinggung gak ya..." atau "aku salah ngomong gak ya..." dan sejenisnya. Krn emg sebelumnya gak tau sama sekaliii...
Tapi, hebatnya mrk... Mrk belum dewasa, masih di usia anak2... Tapi mrk seperti udah damai dengan keadaan yg mrk alami dan lalui. Waktu cerita tentang latar belakang keluarganya, mrk pun bisa cerita dengan santai... Senyum... Gak ada emosi2 yg membuncah2 keluar, gak ada drama2.... Dari situlah terus diriku mikir, kayaknya mrk juga gak nyaman dan gak suka kalau aku malah jadi sungkan atau canggung... Dan cobalah diriku bersikap biasa tapi tetep hati2 dalam memilih kata2... Yup, dan hasilnya mrk bisa lebih lepas dan lebih nyaman waktu ngobrol, meskipun dalam obrolan itu ada pembicaraan tentang sesuatu yg sensitif tentang mrk... Dan itu berlaku gak cuma di orbolan pertama kita, tapi di pertemuan2 lain setelah yg pertama... 😊
So... Buat anak2 yg 'kecepetan dewasanya', entah kalian sadar atau enggak... Orang2 di sekitar kalian itu seneng bgt bgt bgt kalau liat kalian bisa menjalani hidup dengan baik. Gak terbawa sama arus negatif, gak terjebak dengan drama2 negatif... Bisa menjalani hidup sebagai orang baik, meskipun kalian pernah terjebak dalam pusaran negatif...
Buat JaeHui, buat tokoh tanpa nama yg pernah mendatangi mimpiku, dan buat anak2 lain... Semoga kalian gak pernah sudi untuk terjebak dalam lingkar kehidupan negatif, semoga kalian saat ini sedang dan akan terus menjalani hidup sebagai orang baik, sebagai kebaikan, hidup dengan baik, dan memiliki akhir hidup yg sangat sangat baik.... 🥺😊
2 notes
·
View notes
Text
Istirahat sejenak.
Tidak ada rencana untuk duduk menepi disini. Pulang dari RS jam 15.00 Wita lewat.Lihat pom bensin desa terbuka, tapi tidak bawa cukup uang. Jadilah aku terus ke rumah dan balik lagi.
Cuaca hatiku lagi sedih hari ini. Perjalanan balik ke rumah lagi, tiba-tiba teringat bapak. Jadilah aku bersenandung lagunya gita gutawa dengan lantangnya dibalik masker dan helm. Kepikiran saja buat meluapkan semua perasaan dijalanan tanpa harus di dengar orang.
Kuputuskan melajukan motor melewati rumah biar bisa terus bersenandung hingga lega hinggap di hatiku. Setidaknya aku ingin melihat pantai. Ada hamparan pantai di sepanjang pinggiran jalan dua desa dari desa tempatku. Kurang lebih 15 menit sudah bisa menikmatinya juga hembusan angin sepoi yang bisa menenangkan hati.
Ah seperti akan menyenangkan bisa duduk di bawah sana, pikirku. Setelah sampai di ujung tanjung, kuputar balik lagi melewati dua warung beriringan di pingir jalan sepanjang tanjung itu. Seratus meter dari warung aku putar balik lagi karena melihat cela bisa turun di samping warung untuk bisa ke pantai dan yup pesanlah es cincau sebagai alasan sekaligus membantu perekonomian orang lain kan. Meski tanpa membeli pun aku bisa saja turun ke pantai itu.
Pantai yang kudatangi ini bukan pantai yang biasa dikunjungi orang atau tempat wisata .Pantai wisatanya ada dekat rumah juga, masih satu garis lurus dengan pantai ini. Hanya aku dari dulu mau kesini.
Gimana ya membahasakannya? Bisa dibilang karena letaknya sangat dekat dengan tepi jalan jadi tidak digunakan untuk komersial. Penduduk setempat juga hanya turun saat pantai surut dan tidak ada rumah di sepanjang jalan tanjung ini. Cuma dua warung yang kusebutkan.
Pemandangan laut, naungan pohon, angin yang berhembus, dan sinar matahari yang menembus dedaunan menguapkan lelahnya hati. Sungguh hanya butuh udara segar biar energi negatifnya keluar. Alhamdulillah karya yang Maha Kuasa selalu bisa menenangkan hati dan tidak lupa juga untuk berbicara pada-Nya di tempat itu. Serupa doa yang bergulir sebab terharu akan kuasa-Nya yang kadang lupa untuk ku syukuri lagi.
Terima kasih ya Allah. Apapun yang aku lewati hari ini, langkahku tidak sekedar kebetulan melainkan ada campur tangan-Mu di sana.
#ceritaanakrantau #ceritakuhariini
Tolitoli, 12 Agustus 2024
3 notes
·
View notes
Text
MATA is shady
I like the agency and all, but boy, aren't they scary
First off, the first thing General Rama decided to do after Ali got his hand on IRIS was to execute him before Bakar (and Jenny) intervened. And even then Ali was considered the agency's, and I quote, "property". That's illegal.
Secondly, while it's not explicitly said, MATA is a child soldiers factory. They're training children to fight their war whether inside Cyberaya or outside.
And third and lastly, by using Protokol Gegas as an excuse, they can abandon those child soldiers who've been nothing but loyal to them just because a mission doesn't go their way. While this is a noble moral code, again I repeat that literal children are expected to carry this code as we've seen during S1E7. Right on the next episode, even General Rama admitted that he was grateful Ali wasn't a good agent and had disobeyed a direct order because he wanted to save Alicia.
Bear in mind that MATA is Cyberaya's military first and foremost, founded and funded by none other than Dato' Othman to protect Cyberaya from threats. They're not created as a justice system like the police is. They're just there for Cyberaya's interest and could care less about people's plight such as the Pinggiran.
...okay, I've cooked enough. Time to sleep
21 notes
·
View notes