#pernikahan idaman
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menjadi Istri Idaman Suami
Menjadi istri idaman suami melibatkan berbagai aspek, termasuk saling pengertian, komunikasi yang baik, dan komitmen untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjadi istri idaman:
Komunikasi yang Efektif Selalu berkomunikasi dengan jujur dan terbuka tentang perasaan, harapan, dan masalah. Dengarkan suami dengan penuh perhatian dan berikan dukungan saat dia membutuhkannya.
Kasih Sayang dan Dukungan Tunjukkan kasih sayang dan dukungan secara konsisten. Tindakan kecil seperti pelukan, kata-kata penyemangat, dan perhatian pada hal-hal yang disukai suami bisa membuat hubungan lebih harmonis.
Penghargaan dan Penghormatan Menghargai usaha dan kontribusi suami, serta menghormati pendapat dan keputusannya. Penghargaan yang tulus dapat memperkuat ikatan emosional.
Waktu Berkualitas Bersama Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama. Ini bisa termasuk berkencan, liburan, atau sekadar menghabiskan waktu di rumah dengan melakukan hobi bersama.
Kemandirian Menjadi istri yang mandiri dan mampu mengurus diri sendiri serta keluarga dengan baik. Kemandirian ini mencakup kemampuan mengelola keuangan, pekerjaan rumah, dan urusan keluarga tanpa selalu bergantung pada suami.
Pendidikan dan Pengembangan Diri Terus belajar dan mengembangkan diri agar tetap menarik dan relevan. Ini bisa termasuk pendidikan formal, hobi baru, atau keterampilan yang bermanfaat bagi keluarga.
Kesetiaan dan Kepercayaan Tetap setia dan membangun kepercayaan dalam hubungan. Hindari tindakan yang bisa merusak kepercayaan, seperti berbohong atau berselingkuh.
Kesehatan dan Penampilan Menjaga kesehatan dan penampilan diri. Ini tidak hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang menjaga kesehatan mental dan emosional.
Kemampuan Memecahkan Masalah Mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan tenang dan rasional. Bersama-sama mencari solusi yang baik untuk kedua belah pihak.
Fleksibilitas dan Penyesuaian Siap untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan pernikahan, seperti perubahan karier, tempat tinggal, atau kondisi keluarga.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih kuat, bahagia, dan harmonis dengan suami.
6 notes
·
View notes
Text
He's a family man.
Temanku itu kerja di Magelang, dan setiap akhir pekan ke Bandung demi keluarganya. Ibu, bapak, dan adiknya. Bukan demi istri dan anaknya, karena di usia 38 ini dia memang masih bujangan.
Bila tidak ada agenda istimewa di kantor, setiap jumat malam dia naik kereta menuju Stasiun Bandung. Kadang membawa oleh-oleh, kadang hanya membawa diri. Karena yang dibutuhkan dan diharapkan keluarga adalah kehadirannya, itu saja.
Di rumah, dia bercengkrama dengan keluarga, sesekali mengasuh keponakan, beres-beres, memasak, dan jaga warung. Hal teramat standar, sebagaimana yang biasa dilakukan anggota keluarga. Terkhusus di tahun 2024 ini, dia baru saja mengumrohkan kedua orang tua dari tabungan hasil kerjanya.
Kalau sekadar baik pada orang lain, dia jelas baik. Dia juga berbakti pada orang tuanya, mau mengerjakan tugas rumah, peduli dengan keluarganya. Sepengetahuanku, dia juga orang jujur yang enggan makan uang haram.
Kalau sekadar ibadah harian, shalatnya gak pernah terlewat. Begitu juga shaum atau shalat sunnah, lengkap dengan adabnya.
Hanya saja dia masih menjomblo.
Sayangnya, di umurnya yang menginjak 38 tahun, dia bukan tipe lelaki pilihan para gadis umumnya. Dia lebih ke tipe lelaki yang dicari para janda.
Gadis-gadis umumnya mencari yang rupawan, duit banyak, karir memuncak, dan/atau terkenal. Sedangkan janda-janda (dengan pengalamannya) lebih ingin yang sayang pada keluarga.
Gadis menanyakan tilawah, hafalan, qiyamul lail, dan komunitas kajiannya. Sedangkan janda hanya memastikan shalatnya sesuai kaidah, dan akhlak pada keluarganya.
***
Di tahun ini juga, seorang temanku menjanda. Dia menikahi pujaan hatinya, lalu kandas. Saya sudah mendengar alur kisah perpisahannya.
Setelah mendengar keluhan dia tentang mantan suaminya, saya melihat, tipe lelaki idaman saat gadis itu adalah mantan suaminya. Setelah menjalani pernikahan bertahun-tahun, ternyata yang dibutuhkan sebagai partner hidup adalah temanku yang bujangan itu. Si lelaki yang tak disukai gadis, tapi dicari janda.
2 notes
·
View notes
Text
Ketika Jodoh Tak Kunjung Datang
Menjalani hari-hari sebagai singlelilah ternyata tidak mudah. Apalagi di usia yang pada umumnya sudah seharusnya menikah. Orang-orang di sekitar pun tak bosan-bosannya memberi pertanyaan ataupun sindirian tentang pernikahan. Atau bahkan ada yang menilai negatif karena dianggap tidak ada lelaki yang menginginkan
Berbagai perasaan mengganggu juga seringkali bermunculan.
Merasa lelah karena berkali-kali salah orang. Merasa minder karena banyak yang menikah duluan. Merasa sedih melihat impian orangtua mendapat mantu idaman yang tak kunjung tercapai. Tak jarang juga perasaan resah menghantui, karena umur semakin tua, persaingan mendapatkan laki-laki idaman semakin ketat, di luar sana banyak wanita lebih cantik, muda, dan menawan hati.
Namun, lagi-lagi kita harus menguatkan hati dan menyadari bahwa pernikahan itu terjadi atas kehendak Allah.
Sekuat apapun kita berusaha menikah, tapi jika Allah tidak berkehendak, tetap saja kita tidak akan bisa menikah. Kehendak Allah tersebut pasti telah melalui pertimbangan terbaik untuk hidup kita. Meskipun kini mungkin kita masih beberapa kali jatuh bangun dengan berbagai perasaan negatif semoga dengan keyakinan kepada Allah, bisa menguatkan kita kembali.
2 notes
·
View notes
Text
Pandita Ratu
Gw sangat sadar bahwa selama menjadi suami bagi Pandita Ratu, banyak hal yang belum bisa gw berikan kepada dia; baik secara sadar ataupun tidak. Gw belum bisa membuat dia sepenuhnya dicintai, dihargai, dan diapresiasi. Gw berhutang hal itu kepada dia. Tidak. Ini bukan tentang sebuah keputusasaan; lebih ke penyesalan. Jika ditanya apakah ada yang bisa gw lakukan? Sekarang, tentu ada. Dulu? Gw sudah tidak bisa lagi melakukan apapun untuk mengubah masa lalu. Gw cerita sedikit tentang latar belakang gw ya. Sedari dulu, gw itu tipe anak laki-laki yang takut dengan perempuan yang ditaksir. Setiap kali melihat perempuan yang gw taksir, seluruh nyali gw itu langsung ciut. Gw tidak tahu harus berbuat apa. Kenapa gw bisa sampai sedemikian “parahnya”? Usut punya usut, semuanya karena yang terjadi di dalam rumah. Bokap gw itu adalah contoh ayah yang baik. Gw belajar banyak dari dia tentang menjadi ayah. Dia hadir di hampir semua kejadian penting di hidup gw yang mampu gw ingat. Dia memberikan yang terbaik buat anaknya: kehadirannya. Selain itu, dia juga memberi kebebasan kepada gw sebagai anak untuk mengekspresikan diri. Secara umum, bokap itu menjadi salah satu panutan gw dalam menjadi orang tua. Namun, selama gw tinggal dengan kedua orang tua gw, ada satu hal yang tak pernah bisa gw pelajari dari bokap gw. Tentang menjadi suami. Bokap gw itu payah kalau sudah soal menjadi suami. Dia meletakkan istrinya (nyokap) entah di posisi berapa di dalam hidupnya. Yang gw tangkap adalah, nyokap bahkan tidak masuk dalam 10 besar prioritas bokap. Selama gw hidup dengan mereka, gw tidak punya gambaran tentang bagaimana seharusnya menjadi suami. Gw malah belajar untuk menghindari menjadi tipe suami yang seperti apa. My dad was good father, but he was such a terrible husband. “Kekosongan” role model inilah yang gw isi dengan konsep gw sendiri. Sejak gw sudah bisa berpikir tentang pernikahan, yang tertanam di kepala gw adalah “Gw tidak akan menjadi suami seperti bokap gw tapi akan menjadi ayah yang lebih baik dari dia.” Gw tidak mau menjadi suami seperti bokap gw, tapi di saat yang sama, gw juga tidak memiliki contoh untuk bisa dipelajari. Gw buta sama sekali tentang bagaiman seharusnya memperlakukan perempuan. Kebutaan gw ini berujung pada ketakutan gw untuk memulai percakapan dengan perempuan yang menjadi taksiran gw. Gw tidak tahu bagaimana harus bertindak dan bertanduk agar lawan bicara gw (yang dalam hal ini adalah perempuan yang gw taksir), tertarik dengan isi kepala gw. Yang terbayang adalah semua ketidaktahuan itu. Gw takut tertolak. Gw takut gagal. Dan pada akhirnya, gw memilih untuk menjadi pengagum rahasia. Selama perjalanan hidup gw sebagai laki-laki yang menjalin hubungan dengan perempuan, yang gw lakukan adalah menjalani sebuah hubungan dengan logika. Iya, logika saja. Jika begini, maka harus begitu. Tidak mengherankan jika hubungan gw dengan perempuan-perempuan di masa lalu gw itu hanya bertahan seumur jagung. Gw sebenarnya sangat ingin memiliki hubungan yang awet, tapi ya balik lagi, gw tidak tahu bagaimana harus memperlakukan perempuan dan pasangan-pasangan gw di masa lalu ini tidak pernah menyampaikan mereka ingin dibagaimanakan. Gw semakin bingung. Lalu tibalah gw bertemu dengan Pandita Ratu. Perempuan yang amat sangat gw inginkan untuk menghabiskan hidup Bersama, dengan seluruh logika dan emosi gw. Ya gw masih takut seperti sebelumnya. Gw masih canggung. Di awal hubungan gw dengan Pandita Ratu, kami banyak berantem karena memang gw tidak bisa “memahami” perempuan. Gw tidak sensitif. Gw tidak bisa membuat inisiatif. Dan sejujurnya, jika Pandita Ratu tidak sedikit agresif dua belas tahun lalu, saat ini gw belum tentu menyandang gelar suami Pandita Ratu. Gw dengan masa lalu yang begitu bertemu dengan Pandita Ratu yang tidak memiliki sosok suami dan memiliki sosok suami idaman versi dia sendiri. Setelah kami menikah, Pandita Ratulah yang banyak mengajarkan gw bagaimana menjadi suami. Dari Pandita Ratulah gw belajar untuk memahami perempuan. Walaupun kadang dia tak sabar dengan perkembangan gw yang sangat lambat, dia tetap menuntun gw untuk menjadi suami seperti yang dia inginkan. “Suami yang dia inginkan.” Karena gw sendiri tidak memiliki gambaran yang baik tentang menjadi suami yang baik itu seperti apa, gw mengikuti arahan Pandita Ratu. Gw berusaha untuk menerima hasil bentukan tangan dia. Gw pasrah? Iya dan tidak, karena gw tidak punya sosok yang bisa gw jadikan contoh sehingga tidak ada salahnya juga gw mencoba untuk menjadi sosok yang diinginkan Pandita Ratu. Lambat laun, proses pembelajaran itu menjadi sebuah hal yang otomatis. Gw menjadi suami dengan blueprint yang disediakan Pandita Ratu. Tapi makin ke sini, gw merasa ada yang janggal. Ada yang kurang. Ada yang mengganjal. Gw merasa bahwa yang gw lakukan ke Pandita Ratu itu bukan menjadi suami, tapi menjadi robot. Sebuah kegiatan repetitif yang gw pelajari bukan dari seorang suami. Tahun pun berlalu, kegelisahan gw itu semakin menjadi dan tak jarang malah membuat gw menjadi jauh dari Pandita Ratu. Gw menggali lagi ke diri gw apa yang kurang. Jawabannya ternyata sederhana: Gw hanya melakukan apa yang sudah diprogram, bukan karena murni dari keinginan sendiri. Perlahan gw belajar untuk benar-benar menjadi suami bagi Pandita Ratu sesuai dengan konsep yang sudah gw pelajari bertahun-tahun sejak menikah. Gw amat sangat mencintai Pandita Ratu dan tak mau kehilangan dia hanya karena gw tidak mampu menjadi suami. Gw ingin menjadi suami bagi Pandita Ratu dengan kesadaran penuh. Hal pertama yang gw lakukan adalah dengan mempelajari lagi tentang Pandita Ratu. Mempelajari apa yang tersirat, tersurat, dan terucap. Gw ingin tahu sebenarnya Pandita Ratu itu ingin diperlakukan seperti apa. Bukan cuma apa yang terucap dari mulutnya. She lied. I lied. So I need to know the truth. Sampai sekarang gw masih belajar menjadi suami yang baik untuk Pandita Ratu. Gw masih terus berusaha mempelajari dia dari waktu ke waktu. Gw sadar bahwa ada masa di dalam hubungan kami, dia tidak menerima suami yang layak. Ada masanya di mana dia harus berjuang sendiri di dalam hubungan kami. Gw tidak mau hal itu terjadi lagi. Gw tidak ingin Pandita Ratu merasa tidak dicintai karena gw tidak mampu bertindak sebagai suami. Apakah gw berhasil? Beberapa minggu lalu gw sempat nanya ke Pandita Ratu apakah gw sudah menjadi suami yang baik buat dia, apakah dia bangga kepada gw sebagai suaminya? Dia menatap mata gw dengan teduhnya, sembari tersenyum (manis banget), dia bilang “You are the best husband, Baby. And I am so proud of you.” Gw menenggelamkan wajah gw di dadanya, menumpahkan sedikit air mata bahagia. Gw ingin merasakan seperti ini untuk seterusnya. Berkaca dari pengalaman gw sebagai anak, gw juga ingin agar anak-anak gw nantinya tahu bagaimana memperlakukan pasangan. Gw tidak ingin mereka secanggung gw dulu. Gw harus bisa menunjukkan ke Mikanshelica bahwa kita selalu bisa belajar untuk mewujudkan perasaan cinta kita kepada orang lain. Gw ingin Mikanshelica memiliki patokan yang benar tentang bagaimana memperlakukan orang-orang yang mereka sayangi dan cintai. Gw tidak akan berani mengakui diri gw sebagai suami yang baik. Masih banyak kekurangan gw di sana-sini. Masih banyak hal yang harus gw berikan kepada Pandita Ratu. Masih banyak hal yang harus gw pelajari dari Pandita Ratu. Masih banyak cinta yang masih harus gw berikan kepada Pandita Ratu. Tidak. Ini bukan sebuah cerita tentang keputusasaan. Ini sebuah cerita tentang penyesalan dan pengharapan.
24 notes
·
View notes
Text
Normal?
Hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya. Pasalnya aku harus bertugas mengambil tumpeng di warung Bude Sri. Malam ini ada acara syukuran ulang tahun keponakan kesayangan, Azka, anaknya Teh Nana. Keluar dari kantor satu jam lebih awal tidak menjamin diriku akan datang tepat waktu di acara tersebut. Seperti yang kalian ketahui, jalanan di Palembang tetaplah macet seperti biasanya.
Aku sampai di rumah Teh Nana tepat 30 menit sebelum acara dimulai. Aku tidak sempat kembali ke rumah. Acara hari ini akan ramai dengan keluarga besar. Setidaknya aku harus bebersih muka dan sedikit touch up meskipun outfitku belum berganti dari tadi pagi. Sepuluh menit sudah cukup insyaAllah untuk mengubah penampilan kucel ku sepulang kerja. Hehehe....
Setelah acara baca doa dan hiburan lainnya usai, maka acara selanjutnya adalah makan makan dan berbincang santai. Sejujurnya dari sekian proses acara, acara terakhir inilah yang paling aku hindari. Aku sudah hapal apa saja yang akan terjadi disana. Dalam satu keluarga, kalian pasti pernah menemukan seminimalnya satu orang yang paling menonjol dan aneh, seperti terlalu peduli dengan kehidupan keluarga lainnya. Kalau di keluargaku, Namanya Bude Ayu. Beliau ini adalah seorang yang selalu aku hindari di acara keluarga apapun, entah itu arisan, syukuran, apapun itu. Kalian pasti bingung kenapa aku bersikap seperti itu.
"Dina, kamu itu lho, bulan depan sudah seperempat abad kan usiamu? Lha kok durung nggowo pacar tho nduk. Mbak Fifi kae anake wis loro lho. Mosok kowe seneng dewean wae. Bude kenalne karo anake koncone budhe nda mau. Dina normal tho?" Pertanyaan itu muncul lagi tepat dimana semua orang sednag berkumpul di ruang keluarga. Alhamdulillah syukur, ibu sudah kembali ke kamar sehingga tak perlu lagi mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan itu sudah berulang kali ku dengar, rasanya seperti mendengar kaset rusak dari radio jadul.
Malam itu, entah energi dari mana, aku dengan lantang menjawab pertanyaan tersebut. Sesuatu yang tidak pernah ku lakukan sebelumnya.
"Alhamdulillah nggih bude, bulan depan kulo sampun seperempat abad. Memang kalau saya belum punya pacar kenapa budhe? Saya bangga menjadi jomblo idaman, belajar menyiapkan diri untuk jenjang pernikahan. Saya nda salah tho? Anggap saja Dina pengen belajar dan menyiapkan diri untuk menjadi perempuan baik yang siap jadi istri, ibu dan peran-peran lainnya untuk bermanfaat bagi orang banyak. Terimakasih budhe sudah perhatian ke Dina. Dina insyaAllah bisa jaga diri. Dan satu lagi, Dina normal, Budhe."
Budhe Sri hanya diam, mungkin beliau bingung kenapa aku yang selalu tersenyum, jawab iya, tidak papa, dan jawaban diplomatis aman lainnya bisa menjawab sedemikian rupa. Masih kuingat dengan jelas ekspresinya, matanya melotot, alisnya naik sekitar dua senti, taklupa bibirnya pun terbuka tanpa beliau sadari.
Aku menahan diriku untuk tidak menangis. Setelah mengatakan itu aku bergegas izin ke toilet untuk menenangkan diri. Rasanya aku ingin pulang saat ini juga. Namun aku sadar, ini sudah larut malam dan perjalanan yang harus ku tempuh satu jam lamanya untuk sampai ke rumah. Lagi pula, ibu sudah tidur di kamar Azka. Setelah ini rasanya aku terlalu malu untuk kembali ke ruang tamu. Ku putuskan untuk ke kamar Azka juga untuk merebahkan diri. Hari ini hari yang panjang, aku harus meluruskan pinggang dan menutup mata sesegera mungkin.
Izin tag Mas @kurniawangunadi, tim @careerclass dan tim @bentangpustaka-blog
9 notes
·
View notes
Text
My Wedding Journey
Bismillahirohmanirohim....
Alhamdulillah, tepat tanggal 23 Juli 2023 aku melangsungkan pernikahan yang khidmat dan istimewa. Dihadiri seluruh keluarga besar, sahabat dan kerabat yang selalu support apapun yang aku pilih.
Banyak sekali tantangan dan rintangan yg aku dan suami berhasil lewati, masyaAllah. Tanpa pertolongan Allah, aku yakin semua ini tidak akan berjalan dengan lancar. Definisi wedding dream aku terwujud, mulai dari vendor impian, hingga suami idaman. Terimakasih yaAllah, aku sangat2 bersyukur atas pemberianMu.
Terlebih, terimakasih suamiku, yang sabar, kalem dan mau dengerin semua ocehan dan bawelnya aku selama persiapan. Terimakasih sudah membantu, meskipun dalam persiapan kita harus LDR bahkan hingga saat inipun kita masih harus LDM, tapi kamu tetap berjuang untuk aku. Terimakasih sudah menepati janji untuk mengucapkan Ijab Kobul didepan saksi dan atas izin Allah semua dikatakan SAH sebagai suami-istri. Alhamdulillah, but I miss you so much right now huhuhuhu
Berikut highlight wedding kita:
2 notes
·
View notes
Text
Hari ini, usia pernikahan kita tepat satu bulan lebih dua pekan.
Di waktu tersebut, ternyata kita belajar banyak hal, yaa, Mas?
Dari menyikapi perkara sepele sampai hal besar.
Seiring berjalannya waktu nanti, kamu mungkin akan menemukan banyak sekali kurangku, Mas.
Mungkin, ketika segala kurangku semakin tak bisa kututupi, bayangan-bayangan sosok-sosok yang pernah hadir dalam hidupmu mulai bermunculan.
Mungkin, tanpa sadar, muncul sebuah narasi dalam benakmu,
‘Istriku tak sebaik dia, tak secantik dia, tak serapih dia..’
Mungkin saja seperti itu, tapi aku harap tidak.
Namun aku mengakui, banyak sekali salah dan kurangku bahkan sebelum usia pernikahan kita genap menginjak dua bulan.
Maaf, belum bisa memenuhi ekspektasi-ekspektasimu tentang Istri idaman.
Semoga Allah berikan aku taufik untuk tetap berkhidmat kepadamu, bagaimana pun keadaannya.
3 notes
·
View notes
Text
Hari kemarin, saya coba share kriteria memilih calon imam idaman. Kali ini, saya akan coba share tentang niat-niat dalam menikah. Sebenarnya sadari ataupun tidak, bab ini sering di tempatkan pada awal pembahasan. Kenapa? Karena bahasan inilah menjadi penentu, apakah perjuangan separuh agama kita benar-benar untuk ibadah mengharap rida Allah ataukah yang lainnya.
Banyak yang mau menikah, tapi tidak paham makna dan keutamaan nikah. Sedikit banget yang mau belajar ilmu pranikah, memikirkan mau melakukan hal apa setelah menikah, ataupun dapat doorprize apa setelah menikah.
Banyak yang gak paham ilmu ini, sampai akhirnya jemput sekedar jemput. Hal itu sangat berbahaya, karena bisa menghilangkan rasa ketika penjemputan dan menimbulkan kelelahan.
Mengutip salah satu hadist,
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Di antaranya,
وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ
“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR. An Nasai no. 3218, At Tirmidzi 1655)
Nah, dari hadist di atas, itu salah satu niatan menikah. Pastikan niat menikah untuk menjaga kesucian agar Allah tolong.
Lalu, kenapa saya tuliskan 150 kebaikan buat menikah? Temen-temen perlu kita pahami, rumusan dan hakikat tertinggi dalam beragama adalah niat. Jika hal tersebut tidak ada di dalamnya, maka runtuhlah semua amaliah-amaliah di dalamnya.
Para salafus shalih di jaman dulu, mereka akan mengumpulkan 150 niat sebelum menikah. Berkaca dari hal itu, maka dibuatlah 150 kebaikan menikah. Memupuk diri memiliki niatan kuat, lurus dan murni.
Satu diantaranya sudah di sebutkan yaitu menikah untuk menjaga kesucian. Apa saja niatan lainnya?
1. Duhai Allah, saya niat menikah untuk terhindar dari zina.
2. Ya Allah, saya niat menikah untuk menjaga kedekatan dengan Mu.
3. Ya Allah, saya niat menikah untuk saling memotivasi dalam kebaikan dan kebermanfaatan.
4. Ya Rabb, saya niat menikah untuk membentuk keluarga yang memiliki karakter Qur'ani, Rabbani yang di ridai oleh Engkau.
5. Ya Allah, saya niat menikah untuk menjalankan sunnah kekasihMu, Rasulullah SAW.
6. Ya Rabb, saya niat menikah untuk memiliki banyak anak, karena ketika memiliki banyak anak/katurunan akan menjadi umat yang di banggakan Rasulullah di akhirat kelak.
7. Ya Rabb, saya niat menikah untuk memiliki anak soleh dan solehah, yang menjadi generasi madani dan menjadi juru dakwah kekasihmu, Rasulullah SAW.
8. Ya Allah, saya niat menikah untuk berkhidmat pada suami. Melayani suami sepenuh hati dan berusaha menjadi istri yang taat dan patuh pada suami.
9. Ya Rabb, saya niat menikah agar bisa menjadi teman berjuang suami dalam dakwah.
10. Ya Rabb, saya niat menikah untuk menjadi bunda terbaik, yang mampu memahami, mengayomi, dan mendukung anak-anaknya kelak.
Dan niatan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan di sini. Niatan ini masih dalam proses penulisan, dan belum tuntas. Baru 60 kebaikan yang tertulis.
Bukan karena sulit. Namun, penaku tak mampu menuliskannya, seperti ada getaran hebat di dalam hati, betapa mulia dan agungnya sebuah pernikahan.
Momen sakral untuk dua jiwa yang di persatukan karena landasan cinta kepada Rabb-Nya. Semoga dengan terus menambah dan mengupgrade niat menikah, Allah pertemukan dengan salah satu hambanya yang memiliki niatan yang sama. Aamiin...
#sumber online class intensif pranikah bersama Ustad Yosi, bahasan the power of marriage.
3 notes
·
View notes
Text
#MIMPI2
Senin, 20 Maret 2023.
Hari ini gua mimpi yang itu terasa nyataaaaa banget. Rasanya, gamau bangun dan gua bahkan kecewa saat bangun and realize itu semua cuma mimpi.
Jadi, di mimpinya, gua lagi di satu tempat yang indah banget. Gua ngejar bocil bocil disitu sambil lari lari lah intinya mah. Trus gatau gimana ceritanya, latarnya jadi berubah. Gue jd bareng bareng gitu sama keluarga. Entah acara apa, kayak nikahan gitu si keliatannya. Soalnya ada mempelai laki laki yg gua liat dia udah matang, mukanya juga nggak jelek, badannya bagus. Ya kayak seorang laki laki matang dan siap untuk nikah gitu lah pokoknya. Idaman. Hehee.
Trus uwa gue di mimpi itu bilang kalo laki laki itu dinikahin sama gue. Jadi kek perjodohan, tanpa gua tau menau soal itu. Gua emosi berat. Karena gua ngerasa gua masih belom siap buat nikah, gua belom selesai juga kuliahnya. Dan disitu gua marah marah. Gua ditenangin sama sepupu-sepupu gua. Gua bilang, "belom apa apa, kuliah belom lulus, tiba tiba nikah aja anjing". Gua ngerasa nyali gua gede bgt karena ngomong kasar gt di depan keluarga gua yg sebenernya kayak sangat nggak Nerima kata kata kasar lah. Nah trus, uwa gua yg ngejodohin gua itu, ngomong panjang lebarrrrrrr.. tp gak gua dengerin. Atau gua juga lupa sih beliau ngomong apa, saking keselnya. Gua gak terima, kenapa harus gue yg dijodohiiiiin ajg. Fiuhh.
Nah akhirnya gua rada misah, bareng sama sepupu gue, sama suami gua itu. Di mimpi, gua sebut namanya, tp setelah bangun, gue lupa siapa namanya. Yaa sebut aja "kakak" lah ya. Karena dia lebih tua dr gue.
Gua ngobrol lebih ke gibah si. Jarak gua Ama suami gua jauuuuh bgt. Gua juga nggak peduli dia nimbrung atau nggak. Dengerin apa nggak. Gua ngobrol sama sepupu-sepupu gua.. gua banyak omong, sampe akhirnya gua bilang "lagian juga dia yak ngapain sih. Emangnya dia gapunya cewek apah-_-" dan gak gua sangka, kakaknya bales omongan gue sambil natap gua "emang nggak". Anjir. Disitu jantung gua gak karuan. Kek anjiiiiiiirrr dia suami gue looooohhhh.. SUAMI. SU-A-MI.
Gua kikuk abis, tp sekaligus mikir.. ya Allah, gimana ini.. Dila gatau visi misi hidup dia apa.. kebiasaan dia kayak gimana.. dia bisa bimbing Dila atau nggak. Intinya gua sedih bgt, karena menurut gue, pernikahan itu atas dasar dua orang yg saling mencintai dan setuju untuk bersatu, sekaligus itu sakraaaal banget cuy:" hiks. Tp pernikahan gue???? Gua bahkan gatau klo di hari itu gua Dateng ke pernikahan gue sendiri.
Trus gua ngobrol lagi sama sepupu-sepupu gue.. tbtb ada sepupu cowok yg dia badannya gede banget in real life. Dia juga lebih gede dr gue. Di mimpi, balik lagi ke setelan badan dia pas masih kecil.. kurus bgt gitu, botak, dan pendek. Gua ngehirauin suami gua. Gua gak ajak ngobrol atau bahkan tegur sapa.
Sampai akhirnya sepupu gue pamit untuk pulang. Mau gamau, gua juga harus pulang, dan SERUMAH SAMA SUAMI GUAAAA. APA GAK GILAAAAAK. Rumahnya, di rumah gua sekarang. Kita masih gaada pembicaraan. Gua ke kamar gua, dia ke kamar satunya di belakang (kalo in real life, gaada kamar belakang). Dia tidur disitu. Dia gak minta gue buat sekamar. Alhamdulillah. GAK SIAP COY. bayangan gue kek anjir gua sekasur, trus melayani, itu kek watdefak. TAKUUUT BANGETTTTTTT!!.
Di tempat tidur gue, akhir nya gua tidur sendiri, dikelilingin bantal(kayak benteng gitu) gua kuruban pake sarung, dan disitu gua mikir. Anjir. Disini gua sadar kalo tidur aja, otak masih aktif tuh capek banget udahannya. Karena pas bangun, gua malah lemes kek abisa lari.
Gua mikirin intinya perihal being elone Lah.
Trus gua kepikiran.. klo gua udah nikah sama dia, berarti gua harus berlaku seperti istri. Gua gamau nggak ngobrol kayak gini.. hubungan kita (ceelah) harus ada keterbukaan. Gua juga harus ngobrolin perasaan gua, apa yg gua rasain, kenapa gua jutek sama dia, dia harus tau itu semua. Akhirnya gua mutusin untuk nyamperin dia ke kamarnya. Tp ternyata dia lagi meeting di ruang kerjanya. Gua gatau kenapa kek tbtb sedih gitu anjir dia sibuk kerja. WATDEFAK. APA INIH. Gua gamau ganggu, akhirnya gua masuk ke kamarnya tanpa permisi. Kamarnya gelap, dan bisa dibilang ada beberapa barang yang masih berantakan.. ya namanya juga dia baru pindah kan..
Gua kepikiran untuk rapihin, tp nggak jd. Gua takut salah, dan akhirnya gua diemin. Gua mau balik ke kamar gue. Eh malah papasan Ama dia yg abis dr ruang kerja mau ke kamarnya. Nggak banyak omong orangnya, tp tatapannya nenangin dan keknya sabar banget buat gua yg grasak grusuk plus bawel ini. Karena gua kikuk, gua bilang "I Can't sleep, and I want to talk to you!" Sambil pasang muka bete trus dr posisi diri, jadi duduk sambil nyender di pintu. Kayak merosot gitu. Shit. Dia sambil jalan, sambil senyum, dan gua ngeliat senyumannya!!!!!!!! Dia ngelewatin gua yg lagi duduk di depan pintu sambil kuruban sama sarung.. dia gaada ngomong apa apa, dan langsung beberes barang barangnya yg masih numpuk tadi. Tanpa ngomong apapun.
Alhasil, gua cuma duduk sambil tetep kuruban sama sarung, sambil nyender, dan merhatiin punggung sama gerak geriknya. Dia pake kaos polo lengan pendek. Disitu gua mikir dan ngomong dalam hati. "Ya Allah. Allah cepet bgt ngeijabah doa dan keinginan Dila. Tp kok secepat ini ya Allah.." jadi, di tanggal 19 Maret 2023, gua pulang dr Tasik ke Jakarta. Di perjalanan, gua ngebayangin gimana rasanya ke luar kota sama suami. Senderan Ama dia, makan bareng, kek masih gakebayang juga si gue sebenernya.. cuma keknya nyaman deh. Gua mikir gitu.. trus koooook di hadapan gua, sekarang ada suami gua. Padahal gua pribadi gapernah minta percepat datangnya jodoh sama Allah. Disitu gua mikir.. mana gua masih kuliah.. ah gapapa lah mungkin ini udh rencana Allah. Gua mikir gt.
Pas dia udah mau kelar, gua lgsg mikir ngobrolnya disitu? Gua cerita sambil dipeluk gitu?? Eh tp kan gapapa juga.. gua kan istrinya. Dih ngebayanginnya aja gua merinding. Takut. Hahahaha. Disaat gua mikir gitu, gua kebangun dan masih ngerasa gua tidur di kasur suami gua. Goblok bgt emang. Dan akhirnya menyadari klo itu semua mimpi. At the end, itu sakit banget, kecewa, sekaligus gua ngerasa badan gua capek bgt. Seketika itu juga gua lupa sama nama cowok yang gua impiin. Gua lupa wajahnya.. yg gua inget, respon dia bilang "nggak" pas gua bilang dia punya pacar, senyumnya, sama pemandangan badannya saat beberes dari belakang.
Ya Allah.. ujian bgt. Entah itu gangguan jin, atau Allah spill gambaran jodoh gue, semoga gue selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.
6 notes
·
View notes
Text
Cinta Yang Munafiq
“Assalamualaikum bel, mau nanya dong” Sontak Ara mengagetkanku
“Iya mau nanya apa bel”
“Kriteria pasangan hidupmu apa?”
“Haa? Kenapa emangnya ara kok tiba-tiba tanya yang begituan” Dahiku mengernyit
“Ya pengen tahu aja kriteria ukhiti-ukhti Solehah kayak kamu tu gimana hahaha” Tawanya renyah
“Dasar kamu ya, emangnya kamu akhi-akhi apa?” Balasku menepuk pundaknya
“Hmmm.. kriteriaku yang penting soleh dan baik orangnya” ucapku kembali
“Serius cuman itu?”
“Iyaa la emangnya apalagi?”
“Meskipun dengan si Toni ketua rohis yang culun pendek itu, atau si Anang yang berat badannya 115 kg itu?”
“Mm agamanya bagus, sholat subuhnya selalu di masjid, Insyaa Allah mah deh”
“Kalau Rian si perjaka tua itu ?” Lanjutnya kembali
“Iya dia dewasa, baik, soleh, dan berbakti dengan orang tua.”
“Masyaa Allah kamu benar-benar istri idaman ya, jarang ada wanita yang sepertimu. Semoga Allah memberikan balasan untukmu ya bel, maksih udah mau di tanya-tanya. Aku pamit dulu ya”. Sontak Ara langsung pergi meninggalkanku
Sesaat hatiku terasa sesak, pertanyaan Ara membuat kepalaku berfikir tentang jawaban yang ku berikan tadi.
“Apa iya aku mau menerima Anang yang berat basanya 3x lipat dari berat badanku, apakah aku sanggup memiliki suami yang pendek dan culun, dan apakah aku mampu hidup dengan seseorang yang usianya 15 tahun lebih tua dari kakakku. Lagi-lagi perkataan ku tak sesuai hatiku Ra.” Ucapku lirih
“Aku tidak semulia ibunda Khadijah dan Fatimah yang meletakkan Agama di atas segalanya, yang rela hartanya habis untuk mendukung suaminya, dan ibunda Fatimah yang mau menikahi laki-laki miskin. Padahal Ayah dan ibundanya adalah orang terpandang. Sedangkan aku hanya wanita akhir zaman yang jauh dari kata sempurna. Perihal jodoh yang ku tahu bisa datang dalam kondisi yang tidak di sangka. Bisa jadi berwujud penjahat dan kamu hidayahnya, bisa juga kamu adalah ibu sambung dari anak dengan istri sebelumnya, atau bisa saja kamu menikah dengan sodaramu. Tentang pernikahan yang paling terpenting adalah memupuk persiapan dari sekarang “Lagi-lagi aku berani mengucapkannya ketika Ara sudah pergi, ternyata aku adalah orang yang di anggap alim namun munafiq. Semoga Allah mengampuni :(
#5CC #5CC9 #DioramaCarerrClass #BentangPustaka
5 notes
·
View notes
Text
Bicara Tentang Pernikahan #4
Awal nulis "Bicara Tentang Pernikahan" ga ada rencana akan jadi tulisan bersambung. Maklum, aku sendiri belum menjalaninya, jadi masih sebatas teori-teori atau hasil pengamatan dari pernikahan orang-orang terdekat. Hari ini, tidak sengaja membaca dua tulisan dari orang yang kukenal tentang pernikahan mereka, intinya sama-sama tentang cara berdamai dengan pasangan masing-masing. Setelah membaca dua tulisan tersebut, aku menyadari kembali memang menulis itu untuk mengalirkan rasa dan juga sebagai pengingat. Sebagaimana tulisan-tulisanku yang lain, aku menulis tentang pernikahan ini sebagai pengingat ketika nanti aku sudah menjalaninya, insya Allah.
Aku bukan berasal dari keluarga yang melarang anaknya berpacaran. Bahkan dulu mama memberi saran kepadaku untuk punya tiga orang pacar, alasannya sederhana, supaya tiap kali makan ada yang bayarin haha. Namun, sependek yang mampu aku ingat, sejak dulu, konsep berpacaran tidak pernah masuk dalam kamusku. Bahkan ketika sempat dekat dengan beberapa teman laki-laki, rasanya aneh membayangkan harus menjalin "sebuah hubungan" yang menurutku banyak menuntut untuk "selalu ada".
Tahun 2015, pertama kali "menikah" terlintas di pikiranku. Waktu itu usiaku masih 20 tahun. Aku bahkan sempat bilang dengan teman dekatku, kalau ada yang serius untuk berproses denganku, aku insya Allah bersedia. Waktu itu, aku kira aku akan masuk ke dalam kloter awal yang menikah di antara teman-teman seangkatanku. Qadarullah, delapan tahun berselang, aku masih sendiri.
Setelah ku ingat kembali, delapan tahun yang lalu, aku tidak punya persiapan apa-apa, selain bayangan kalau pernikahanku harus menjadi pernikahan yang strategis. Karena menikah untukku berarti siap untuk membangun peradaban. Hanya bermodal ikut kajian lepas pra-nikah di masjid kampus, setelah kupikir kembali, rasanya tidak cukup untuk menjalani visi pernikahan yang melampaui ruang dan waktu.
Di tahun 2018, aku memutuskan untuk mendaftar kelas di Institut Ibu Profesional. Aku tertarik untuk belajar parenting, padahal belum menikah haha. Sebuah keputusan yang sampai sekarang selalu aku syukuri. Waktu itu, aku bisa dibilang anak bawang di angkatanku karena belum menikah dan masih muda. Ikut IIP tidak hanya menambah wawasanku tentang parenting, namun juga tentang pernikahan.
Aku jadi tahu bagaimana struggle-nya ibu-ibu yang harus bekerja di ranah publik sembari mengurus anak, belum lagi ditambah suara-suara sumbang di sekelilingnya. Mengetahui bagaimana dikotomi ibu bekerja di ranah publik dan di ranah domestik, jadi lebih bisa menghargai kedua pilihan tersebut. Jadi tahu juga permasalahan yang mungkin terjadi di pernikahan, misal konflik dengan mertua, harus menjalani pernikahan jarak jauh dengan suami, terpaksa jadi single parent, dan masih banyak lainnya. Membaca curhatan teman-teman di grup agar bisa "tetap waras" dalam menjalani peran sebagai istri dan ibu, membuatku menyadari betapa pentingnya peran suami sebagai support system terbaik.
Tahun demi tahun berlalu, setelah mengikuti berbagai kelas pranikah, berdiskusi dengan teman-teman yang sudah ataupun yang belum menikah, membaca buku, dan persiapan lainnya, pandanganku tentang pernikahan dan kriteria suami idaman semakin "sederhana." Pernikahan strategis di bayanganku saat ini adalah bagaimana bisa lebih dekat dengan masyarakat, seperti bisa aktif di kegiatan-kegiatan sekitar rumah atau mengaktifkan kembali karang taruna. Bisa juga dengan jadi guru mengaji anak-anak kecil setiap sore. Membuat lingkungan sekitar menjadi lebih baik lagi. Sedangkan kriteria suami idamanku (selain se-visi, shalih dan mushlih) adalah yang mau menerimaku dan keluargaku, bisa diajak diskusi apa saja (mulai dari hal-hal serius sampai receh), dan yang paling penting mau bertumbuh bersamaku. Ya Allah, maafin kesa banyak maunya :")
Bismillah dulu, siapa tau habis ini ketemu di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram kan :")
3 notes
·
View notes
Text
wedding islami eksklusif di Surabaya hub = 0812–2427–2825
Wedding Islami Eksklusif di Surabaya: Mewujudkan Momen Sakral dengan Keberkahan Pernikahan adalah perjanjian suci yang mengikat dua insan dalam ikatan yang penuh cinta dan keberkahan. Bagi pasangan Muslim, acara pernikahan bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga momen yang dihadirkan untuk memuliakan perintah Allah SWT. Konsep pernikahan Islami kini semakin diminati, khususnya di kota besar seperti Surabaya, di mana gaya hidup modern dipadukan dengan nilai-nilai Islami dalam nuansa eksklusif yang memikat. More Information Call Us: 0812–2427 -2825 untuk mengetahui lebih lanjut mengenai wedding Islami eksklusif yang siap merealisasikan pernikahan idaman Anda di Surabaya.
Mengapa Memilih Konsep Wedding Islami Eksklusif? Pernikahan Islami eksklusif memberikan suasana yang berbeda dibandingkan pernikahan pada umumnya. Dengan konsep Islami, setiap tahapan acara, mulai dari akad hingga resepsi, dilakukan dalam koridor syariah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memilih konsep wedding Islami eksklusif di Surabaya:
Menjunjung Nilai-Nilai Syariah dalam Setiap Tahapan Acara Wedding Islami eksklusif memastikan bahwa setiap aspek acara dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Dari pemisahan tempat duduk tamu pria dan wanita, pilihan musik, hingga tata cara resepsi yang menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat, semuanya direncanakan secara seksama. Menghadirkan Nuansa Elegan dengan Keberkahan Dalam wedding Islami eksklusif, elegansi dan kesederhanaan menyatu dalam harmoni yang indah. Dekorasi mewah namun tetap dalam batas kesopanan, pilihan busana yang menutupi aurat, hingga hidangan halal menciptakan suasana penuh keberkahan. Acara yang megah, namun tetap menjaga kesakralan dan nilai Islami. Kesempatan untuk Menampilkan Keindahan Budaya Islam Wedding Islami eksklusif juga menjadi kesempatan bagi pasangan untuk menampilkan unsur-unsur budaya Islam, baik melalui dekorasi dengan nuansa Timur Tengah, penggunaan kaligrafi Arab, maupun alunan musik gambus yang lembut. Nuansa Islami ini tidak hanya menghadirkan suasana yang syahdu tetapi juga mencerminkan identitas spiritual dari kedua mempelai. Jika Anda ingin menyelenggarakan wedding Islami eksklusif yang tak terlupakan, Visit our Website: www.rajata.co.id untuk menemukan lebih banyak inspirasi dan solusi kreatif.
Rekomendasi Wedding Islami Eksklusif di Surabaya Surabaya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, menawarkan berbagai pilihan wedding organizer yang siap membantu pasangan Muslim dalam menyelenggarakan pernikahan eksklusif. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih wedding organizer Islami yang mampu memberikan layanan eksklusif:
1. Pengalaman dan Profesionalitas Tim Wedding organizer yang berpengalaman dan memiliki spesialisasi dalam pernikahan Islami akan sangat membantu dalam menghadirkan acara yang indah dan berkesan. Tim profesional yang paham dengan nilai-nilai syariah akan memastikan bahwa semua kebutuhan pernikahan Anda terpenuhi tanpa melanggar prinsip Islami.
2. Portofolio dan Ulasan Klien Melihat portofolio wedding organizer menjadi salah satu cara terbaik untuk memastikan kualitas mereka. Wedding organizer dengan pengalaman dalam menangani pernikahan Islami eksklusif di Surabaya biasanya memiliki portofolio acara-acara yang sukses dan testimoni positif dari klien.
3. Penyediaan Paket Pernikahan yang Islami dan Fleksibel Beberapa wedding organizer Islami di Surabaya menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Paket-paket ini dirancang untuk memberikan pilihan yang sesuai dengan anggaran dan preferensi, mulai dari paket akad nikah eksklusif hingga paket lengkap dengan resepsi.
Jika Anda tertarik, Anda bisa Visit our Website: www.rajata.co.id atau More Information Call Us: 0812–2427 -2825 untuk mengetahui detail lebih lanjut mengenai paket yang tersedia.
Elemen Dekorasi Eksklusif yang Islami Dekorasi merupakan salah satu elemen penting dalam wedding Islami eksklusif yang tak boleh diabaikan. Dekorasi Islami bukan hanya sekadar keindahan visual, namun juga sarana untuk menampilkan nilai spiritual dan kesakralan dalam acara pernikahan. Beberapa elemen dekorasi yang sering digunakan dalam wedding Islami eksklusif di Surabaya antara lain:
Backdrop Kaligrafi dengan Sentuhan Mewah Backdrop dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran atau lafadz Allah SWT merupakan elemen dekorasi yang khas. Dengan tambahan detail ukiran dan ornamen yang mewah, backdrop kaligrafi memberikan sentuhan eksklusif sekaligus memperkuat nuansa Islami dalam acara. Pilihan Warna yang Menyatu dengan Nuansa Islami Warna lembut seperti krem, putih, atau hijau muda sering kali menjadi pilihan utama dalam wedding Islami. Warna-warna ini memberi kesan yang menenangkan dan mendukung suasana sakral. Selain itu, warna emas atau perak dapat ditambahkan untuk memberikan sentuhan kemewahan yang tetap berkesan Islami. Ornamen Lampu Gantung dan Lilin Penggunaan lampu gantung atau lilin dengan cahaya temaram memberikan nuansa intim dan syahdu. Lampu-lampu gantung dengan desain Timur Tengah yang klasik, seperti lampu maroko, menambah sentuhan unik yang memberikan kesan mewah dan sakral. Dekorasi Bunga dan Tanaman Hijau Bunga-bunga segar seperti mawar putih, melati, dan anggrek menjadi pilihan dekorasi yang umum dalam wedding Islami eksklusif. Bunga-bunga ini tidak hanya memperindah suasana, namun juga melambangkan kemurnian dan keberkahan dalam pernikahan. Tanaman hijau ditambahkan untuk memberi kesan alami yang menyegarkan. Paket Wedding Islami Eksklusif di Surabaya Wedding Islami eksklusif di Surabaya sering kali menyediakan berbagai paket untuk memudahkan pasangan Muslim dalam mewujudkan pernikahan impian mereka. Beberapa jenis paket yang umumnya tersedia adalah sebagai berikut:
Paket Akad Nikah Eksklusif Paket ini ideal bagi pasangan yang ingin mengadakan akad nikah dengan suasana yang intim dan khusyuk. Paket akad nikah eksklusif biasanya mencakup dekorasi tempat akad yang mewah namun sederhana, dokumentasi acara, serta pengaturan kursi tamu yang nyaman. Paket Resepsi Islami Eksklusif Untuk pasangan yang ingin mengadakan resepsi pernikahan, paket ini merupakan pilihan terbaik. Paket ini mencakup dekorasi mewah untuk tempat resepsi, hiburan yang sesuai dengan nilai-nilai Islami, serta penyajian hidangan halal yang istimewa. Paket Pernikahan Lengkap Islami Paket ini cocok untuk pasangan yang ingin semua kebutuhan pernikahan mereka ditangani secara menyeluruh, mulai dari persiapan akad hingga resepsi. Selain dekorasi, paket ini juga meliputi layanan dokumentasi, katering halal, tata rias pengantin Islami, serta bantuan untuk menjalankan acara sesuai syariah. Jika Anda ingin mendapatkan informasi detail mengenai paket-paket wedding Islami eksklusif yang tersedia, More Information Call Us: 0812–2427 -2825 atau kunjungi Visit our Website: www.rajata.co.id untuk konsultasi lebih lanjut.
Keunggulan Wedding Islami Eksklusif di Surabaya Menggunakan layanan wedding Islami eksklusif di Surabaya memiliki berbagai keuntungan. Beberapa keunggulan yang akan Anda rasakan antara lain:
Ketenangan dan Kepastian Acara Berjalan Sesuai Syariah Wedding Islami eksklusif memastikan setiap tahap acara berlangsung sesuai dengan syariat Islam, memberikan ketenangan hati bagi kedua mempelai dan keluarga besar. Pelayanan Eksklusif dan Profesional Layanan wedding Islami eksklusif di Surabaya biasanya dilengkapi dengan tim yang profesional dan berpengalaman. Mereka memahami kebutuhan khusus dalam pernikahan Islami dan siap membantu pasangan dalam menciptakan momen yang tidak terlupakan. Dekorasi yang Elegan dan Mewah namun Tetap Islami Wedding Islami eksklusif menghadirkan dekorasi yang elegan dan mewah tanpa meninggalkan esensi kesopanan dan keanggunan dalam Islam. Elemen-elemen dekorasi dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan kesan yang eksklusif namun tetap dalam batasan syariah. Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengatur wedding Islami eksklusif di Surabaya, tim kami siap membantu mewujudkan pernikahan yang sakral, elegan, dan penuh keberkahan. Kunjungi Location: Jl. Gn. Anyar Tambak IV №50, Gn. Anyar Tambak, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294 untuk konsultasi lebih lanjut dan mendapatkan solusi pernikahan Islami eksklusif yang sesuai dengan harapan Anda.
Memilih Wedding Islami Eksklusif yang Tepat untuk Momen Tak Terlupakan Memilih wedding Islami eksklusif bukan hanya soal kemewahan, namun juga komitmen untuk menjaga acara pernikahan tetap dalam koridor syariah. Dengan menggunakan wedding organizer Islami, pasangan tidak perlu khawatir akan hal-hal yang tidak sesuai syariat, karena setiap aspek acara telah dirancang dengan memperhatikan nilai-nilai Islam. Tim wedding organizer Islami yang profesional dan berpengalaman di Surabaya siap membantu Anda dalam merencanakan dan mengatur setiap detail pernikahan secara eksklusif, mulai dari dekorasi, dokumentasi, hingga susunan acara.
Jika Anda memiliki impian untuk mewujudkan wedding Islami eksklusif di Surabaya, percayakan pada wedding organizer terpercaya yang dapat memberikan layanan terbaik. Visit our Website: www.rajata.co.id atau More Information Call Us: 0812–2427 -2825 untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai layanan dan paket pernikahan Islami eksklusif yang tersedia.
0 notes
Text
Ladies Ring Cantik: Hadiah Pernikahan Terbaik untuk Pasangan
Memilih hadiah pernikahan yang tepat bisa menjadi salah satu hal yang menantang. Perlu Anda ketahui bahwa salah satu hadiah paling menarik bagi seorang wanita adalah perhiasan. Misalnya memberinya cincin cantik dengan taburan berlian asli. Cincin berlian selalu menjadi idaman para wanita, bahkan banyak yang menganggap bahwa cincin bertabur berlian merupakan sahabat terbaik dari seorang…
0 notes
Text
Tak Ada yang "Paling", Adanya Saling
Sebagai reminder untuk saya suatu hari nanti, ketika sudah waktunya Allah titipkan seorang pasangan. Dari postingan IG Rabbit Hole ini bahwa semua pernikahan dimulai dari kondisi sama-sama "cupu". Berarti memang tak ada yang paling paham, atau paling tahu segala hal, yang ada saling tidak tahu, tidak paham dan bahkan saling berbuat salah.
Tak ada yang ujug-ujug jadi ahli pernikahan setelah 1 atau 2 hari pernikahan, atau jadi ahli konselor pernikahan dan pasangan tanpa memiliki pengalaman menjalani pernikahan dan tanpa pasangan sebelumnya.
Namun terlepas dari ketidaktahuan dan ketidakpahaman kita, tak menjadikan alasan untuk berhenti belajar dan bertumbuh. Tak juga berhenti saling ingin tahu keadaan dan kondisi masing-masing pasangan agar terciptanya saling memahami. Tapi yang ada hanya terus belajar, berusaha, dan memperbaiki diri menjadi pasangan yang baik dalam rangka memenuhi ketaatan pada Allah swt.
Pada awal dan sampai akhir nanti peran utama kita adalah sebagai hamba Allah, dengan atau tanpa pasangan. Maka seharusnya setelah pernikahan pun peran utama itu tidak terlupakan apalagi luntur lalu berganti fokus menjadi "hambanya pasangan", naudzu'billah.
Meskipun ingin memperbaiki hubungan dan keharmonisan rumah tangga, tapi semua itu harus terus didasarkan pada niat memenuhi ketaatan dan kewajiban sebagai hamba Allah, serta akhirnya untuk menyiapkan diri dan keluarga kembali pada Allah swt dalam keadaan terbaik. Bukan hanya berhenti sampai saling membahagiakan pasangan, atau menjadi pasangan idaman saja.
Maka lagi-lagi untuk menjalani itu semua diperlukan ilmu yang benar yang mendasari pengambilan setiap keputusan. Sehingga referensi ilmu yang benar itu akan menghasilkan buah amal-amalan yang benar juga. Niatnya tentu saja hanya untuk menjalani peran sebagai hamba Allah yang mendamba ridho dan cinta-Nya Allah swt.
youtube
Berawal dari tujuan dan niat untuk bersama-sama berjuang menjadi hamba Allah yang benar dan baik, maka akan tumbuhnya perjuangan dari masing-masing untuk saling berikhtiar menjalani peran-peran titipan dari Allah dengan benar dan baik juga.
Salah satu contohnya adalah membuat atau mengikuti program mendengar kajian bersama, sehingga referensi yang mendasari pengambilan keputusan dalam setiap aktivitasnya selaras. Kalau kata guru PKN saya di SMA, "Seiya, sekata, seirama", karena didasari dengan referensi ilmu yang sama dan diamalkan bersama sehingga memiliki memori pengalaman yang sama pula.
Dampaknya adalah kekompakan dalam beribadah, berdakwah, berkomunikasi hingga pendidikan dan pengasuhan anak kelak pun terjadi. Tentu sekali lagi, ujungnya bukan agar menjadi keluarga inspiratif yang dikagumi penduduk bumi tapi agar dilihat penduduk langit dan Allah meridhoi keluarga kita kembali lagi ke surga.
MasyaaAllah, semoga Allah sampaikan kita sesuai dengan niat-niat yang kita tanamkan dalam hati yaa yaitu menjadi keluarga qurota'ayun untuk satu sama lainnya.
0 notes
Text
Sakit
Aku nggk pengen naruh amarah dalam hati, tapi setelah apa yg kamu lakukan. Aku jadi gk paham sampai sekarang, aku masih mencoba untuk paham apa yang kamu lakukan sama aku, kenapa nggak dari jauh-jauh hari ngomong kalau kamu udah menemukan yg jdi pilihanmu. Aku udah tanya dari awal kalau udah punya yaa aku gk bakal berharap lagi.
Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu bilang nggak ada, setelahnya kamu mungkin sudah menemukan pilihanmu tapi kamu gk bilangn sama sekali. Kamu ngelihat aku selama ini jadi orang yg bodoh kan ?
Oke kamu baik, tapi apa yang kamu lakukan selama ini malah membuatku semakin bodoh. Apa yang kamu katakan selama ini ke aku hanya omong kosong?
Seharusnya kamu memberi tanda, agar aku bisa mundur pelan-pelan. Agar aku bisa tau diri kalau memang gk berjodoh. Apa yang kamu lakukan itu jahat sekali.
Sekecewa itu aku, bahkan kamu nggk ada minta maaf sama sekali ke aku. Apakah ini bisa diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak? Aku akan bilang sama Allah kalau kamu bener-bener nyakitin aku pas di dunia.
Sudah beberapa hari setalah pertunanganmu, aku mencoba memahami dari jawabanmu yang dulu-dulu. Sepertinya kamu memang sudah memberi tanda tapi aku yang masih berpositif masih bisa diperjuangkan. Karena kamu bilang akan datang ke rumahku. Bahkan sebahagia itu aku ketika kamu ngomong itu.
Satu, katamu kamu nggak mau hidup berumah tangga dengan jarak jauh? Jarak kita yg lintas pulau mungkin jadi pertimbanganmu. Siapa juga yang mau menjalin hubungan LDR? Aku juga nggk mau kalau dikasih pilihan. Aku pikir dengan sabar dulu mungkin 2-3 tahun, jika hubungan kita berlanjut ke pernikahan. Akan ada waktunya kita akan serumah. Aku akan mencari cara mengajukan mutasi supaya bisa balik ke Jawa.
Dua, katamu pekerjaanmu belum settle kamu bilang aku mau cari pasangan yang menemaniku dari 0. Aku bahkan seringkali menyemangatimu kalau usahamu itu luar biasa. Apa hebatnya menjadi seorang PNS? Katamu menjadi PNS idaman semua mertua. Tapi kamu bahkan tidak mengenalkanku ke ibumu. Apanya yang idaman? Membual.
Aku menjadi pns karena memang takdirnya. Berkat doa ibu dan bapakku anaknya ini bisa mandiri secara finansial, aku berpikir kamu akan bangga kalau aku bisa mencari nafkah untuk keluargaku bahkan sampai rela lintas pulau, bisa mencukupi kebutuhan keluarga meskipun kami juga LDR.
Kalau boleh memilih pasti aku akan memilih ditempatkan di homebase saja dekat dengan orang tua. Bisa setiap hari melihat orang tua. Atau nggak usah setiap hari, sebulan sekali sudah cukup. Tapi sekarang bahkan sebulan sekali nggak bisa menengok mereka secara langsung.
Aku kira kamu bisa memahamiku, ternyata selama ini kita memang membuang-buang waktu. Enggak, lebih tepatnya Aku yang membuang-buang waktu itu. Setelah kamu memposting story kamu bertunangan, aku bahkan nggk bisa menangis. Malamnya aku menangis, setelah itu aku sampai bertanya-tanya kenapa kamu sejahat itu, apa perkataan ku selama ini salah?
Setelahnya kamu mengumumkan pertunanganmu di post ig, dengan kata-kata romantis kepada calon istrimu. Semakin membuatku merasa sakit dan bodoh.
Aku tau ini akan mereda, juga amarahku. Aku mencoba mengikhlaskan orang yang tidak menyukaiku dengan orang lain, aku mencoba menerima semua ini dengan akal sehat. Kalau kita memang nggak berjodoh atau lebih tepatnya kamu nggak memilih aku.
Berhari-hari setelah kamu mengumumkan pertunanganmu. Kamu bahkan tidak terlihat lagi memposting story wa, aku berpikir oh barangkali aku sudah diblokir atau aku dihide dari storynya. Aku membiarkannya, silahkan perbuat apa yang kamu suka. Aku pikir akan selesai. Lalu rasa sakitku akan sembuh seiring dengan waktu.
Pagi tadi aku membuat story, tidak aku hide oleh siapun. Kontakmu memang masih aku simpan, toh kalau kontakku udah kamu hapus tidak akan terlihat juga.
Ternyata aku melihatnya kamu melihat storyku. Setelahnya kamu baru terlihat memposting di story wa. Apa yang kamu lakukan? Berpikir oh kontakku ternyata masih disave, masih nggak bisa move on ya? Pikiran" negatif ini semakin menjadi. Sudah sebenci itu mengingat perlakuanmu.
Kenapa muncul? Hide terus aja atau sekalian blokir kontakku supaya aku jauh-jauh dari duniamu dan sebaliknya. Aku nggak perlu tau kehidupanmu dan kamu jg gk butuh tau kehidupanku bagaimana.
Aku yakin suatu saat entah kapan itu, jodohku akan datang, yang lebih bisa memahamiku dan bahkan lebih baik baik baik dari pada kamu.
Aku doakan supaya pernikahanmu langgeng. Dan semoga nanti ketika kamu punya anak perempuan, anak perempuanmu jga gk akan mengalaminya seperti aku. Perempuan yang disakiti oleh laki-laki sepertimu.
Aku bahkan nggk sanggup memberimu selamat. Orang gila mana yang memberi selamat kepada orang yang telah menyakitinya? Adakah orang yang begitu? Mungkin ada, tapi aku belum pada level itu.
Semoga aku bisa move on dari rasa sakit ini semoga Allah masih menyayangiku dan memelukku supaya aku bisa merelakan dan mengikhlaskan orang-orang yg telah membuat sakit hati.
Astaghfirullahaladzim 🥺
1 note
·
View note
Text
Kisahku sebagai istri mungkin akan pilu jika ku bagi. Bukaannya tidak pernah ada bahagia tapi makin kesini mungkin kebanyakan luka, luka yang aku usahakan sembuh dan pulih sendiri.
Berjalan sendiri dalam 6 tahun pernikahan itu sulit, sakit dan menyesakkan. Seringkali tak terbendung hingga akhirnya tertidur dengan genangan air mata atau bahkan menangis dalam diam di toilet.
Impianku membangun rumah tangga idaman seperti angan dan buaian. Rasanya tak sanggup ku gapai. Padahal impianku hanya sederhana. Kadang rasanya tak sanggup ku jalani. Kadang ingin ku tumpahkan smua rasa sesak yang makin hari makin menggunung. Tapi suamiku bukaan tipe orang yang bisa menerima, apalagi jika kritikan ku tajam. Aku takut jika setelh ku kritik ia malah sakit hati lalu pergi tanpa pamit seperti yang sudah sudah. Maka sejauh ini hanya kepada Allah aku dpat mengadu. Memohon agar semua baik baik saja dan berjalan sesuai harapanku.
Tapi disisi lain mungkin aku yang salah, aku yang memberinya ruang untuk terlalu jauh. Aku sudah terlalu lelah untuk mengingatkan. Hampir ratusan bahkan ribuan harapku didengar namun tak ada perubahan, hingga akhirnya aku berada di akhir batas. Lelah dan tak lagi punya daya. Seakan semua hanya angin belaka, padahal hidupku yang cuma sekali ini aku pertaruhkan untuknya.
Jadi, pada akhirnya skali lagi aku menyerah. Sekali lagi aku pasrah.
0 notes