#pejuang tb anak
Explore tagged Tumblr posts
jurnalweli · 3 months ago
Text
Pejuang TB Anak
Sudah memasuki bulan ketiga kami rutin meminumkan obat TB pada anak kami. Sebenarnya berat badannya sejak MPASI memang tidak bertambah sesuai KMS. Terkadang menetap atau bertambah tapi tidak sesuai KMS walhasil diagramnya hampir menyentuh garis kuning. Aku pribadi tidak ingin tergesa-gesa melakukan konsultasi dengan dokter anak. Aku ingin mengusahakan yang bisa kulakukan karena terbilang ia masih mau makan. Ada bagian sulitnya tapi tidak sampai GTM.
Sampai suatu ketika, aku ada panggilan dari posyandu untuk melakukan tes mantoux di puskesmas dekat rumah kami. Aku pun mengikuti alurnya. Aku sempat mencari tahu lebih dulu di internet tentang tes mantoux. Entah terlewat atau bagaimana, kupikir tes mantoux itu tidak disuntik. Ternyata setelah melaluinya, bahkan aku ngilu sendiri melihat jarum suntik masuk kulit tangannya. Masalahnya, masuknya jarum suntik tidak seperti menyuntik pada umumnya dimana jarum masuk lalu keluar. Namun di tes mantoux ini, jarum suntik yg masuk kemudian diteruskan sedikit sehingga jarum suntik menempel sekian cm di kulit. Tidak ada 1 cm. Ah, aku sendiri sulit mendeskripsikan jika tanpa memperagakannya. Maka, bisa dipastikan dan memang terlihat bahwa semua anak akan menangis kencang. Lalu untuk melihat hasilnya adalah dengan melihat apakah ada perubahan dari bekas suntikan tersebut. Jika muncul merah lebih besar maka diagnosanya adalah positif. Karena positif, perlu dilakukan tes selanjutnya untuk memastikan apakah anak kami positif TB atau tidak. Melalui rujukan puskesmas sebagai faskes 1 kami, kami melanjutkan tes ke rumah sakit.
Diantara tesnya adalah tes lab yaitu diambil darah dan urinenya. Kemudian dilanjutkan dengan rontgen. Alhamdulillah hasil semua tes lab aman baik tes darah maupun tes urine. Selanjutnya adalah rontgen. Hasilnya memang tidak keluar saat itu. Entah karena keterbatasan waktu atau yang lain sehingga kami diminta pulang dan datang kembali di kontrol selanjutnya dengan mendapat diagnosa dan penjelasan lebih. Agak disayangkan sebenarnya sampai aku bertanya kesana kemari apakah memang selama ini atau perlakuan berbeda oleh pengguna BPJS, hehe. Akhirnya kami datang kembali setelah sekitar 2 pekan atau bahkan lebih. Lupa tepatnya. Benar saja hasilnya positif.
Ketika mendengar kabarnya, ekspresiku terbilang datar. Tapi pikiranku bertanya-tanya, "Bagaimana bisa?". Karena anakku pun terbilang sangat jarang sakit baik demam, batuk atau pilek. Speechless. Tapi entah mengapa aku merasa penerimaanku terhadap kenyataan ini cukup cepat meskipun pikiranku tidak berhenti riuh. Awalnya aku ingin memastikan dengan opsi lain tapi sejak awal pemeriksaan mantoux hasilnya sudah positif, rontgen pun positif. Daripada pusing kesana kemari lebih baik fokus solusi yaitu fokus pengobatan.
Untuk lebih menjernihkan pikiranku, aku berselancar ke youtube untuk mendengar pengalaman dari orang lain yang terkena TB khususnya anak-anak. Kutemukan juga ada yang memang tidak tampak gejalanya seperti anakku. Alhamdulillah bisa sembuh. InsyaAllah demikian juga pada anakku.
Penyakit TB adalah penyakit menular yang bisa ditularkan kepada anak-anak jika orang dewasa tersebut membawa bakteri yang berkaitan. Penyakit ini tidak bisa ditularkan oleh anak-anak langsung.
Saat ini anakku telah memasuki bulan ketiga pengobatan. Alhamdulillah ternyata tidak sekhawatir itu untuk meminumkannya karena tidak perlu adaptasi yang lama. Mungkin hanya beberapa hari awal ia sempat menyemburkan obatnya tapi setelahnya ia bisa menghabiskannya. Mungkin rasanya cocok juga untuk lidah anak-anak. Mohon doanya ya semoga anakku dan pejuang lainnya lekas pulih dan dikuatkan dalam menjalani setiap tahapan pengobatannya. Aamiin.
0 notes
realita-lampung · 1 year ago
Text
Dandim 0426/TB Pimpin Upacara Hari Pahlawan Ke 78 Tahun 2023
Tumblr media
Kodim 0426 Tulang Bawang menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan Ke-78 Tahun 2023. Bertempat di lapangan Apel Makodim, Jl. Lintas Timur Sumatera, KM 113, Kampung Bujung Tenuk, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Jum'at 10 November 2023. Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Kodim 0426 Tulang Bawang, Letkol Inf Triano Iqbal, S.I.P., M.S.i, Komandan Upacara Pasiter Kapten Inf Sutio, Perwira Upacara Pasi Pers Kapten Inf Sahroni, Pembaca UUD 1945 Lettu Inf Yugo Utomo, Pembaca Pesan-pesan Kapten Inf Arif Affuan, Pembaca Doa Letda Inf Sudirman. Dalam kesempatan tersebut inspektur upacara membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia, Hari Pahlawan Ke-78 dengan mengusung Tema "Semangat Pahlawan Untuk Masa Depan Bangsa Dalam Memerangi Kemiskinan Dan Kebodohan," Merdeka kita hidupkan kembali dalam benak kita perjuangan para pahlawan bangsa dari para pejuang yang gugur dalam palagan pertempuran mempertahankan kemerdekaan penting kita rasapi semangat dan keikhlasannya. Dengan hanya berbekal bambu runcing pun para pahlawan dengan semangat bergerak serempak menghadang musuh yang merupakan pemenang perang dunia dengan persenjataan terbaiknya rakyat bergandeng tangan dengan para tokoh masyarakat dan pemuka agama berikut dan santrinya bersama laskar laskar pemuda dan pejuang dari seantero nusantara semuanya melebur menjadi satu merdeka atau mati. Para pejuang kemerdekaan Indonesia secara gagah berani melawan tentara tentara musuh yang bersenjata lengkap tidak akan mau menyerah pada siapapun juga para pejuang sepenuhnya percaya bahwa masa depan kita anak dan cucu kandung revolusi Indonesia sangat layak untuk diperjuangkan para pejuang telah berkorban sampai tetes darah penghabisan untuk kemerdekaan yang sesungguhnya dan bukan pemberian dari siapapun melainkan berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa," pungkasnya. (Samirun) Read the full article
0 notes
diaalani-blog · 5 years ago
Text
Bulan
Part 1
Bulan
“darimana sih kalian?”
“kantin” sambil bergegas beres-beres buku di meja karena sudah waktunya pulang.
“mau kemana?” 
“taman, yuk?” jawab dira
“ngapain?” 
“juggling botol minuman” kata dira sambil ketawa.
“eh? beneran? nggak mau ah, takut, aku mau nonton kalian aja”
“hahahhahah” dira dan romy ketawa ngejek.
“lagian kamu rajin banget jemput ke kelas kita?” lanjut romy
“iya, bosen, aku dah beres, mata pelajaran terakhir nggak ada guru”
“yaudah yuk ikut ke taman” kata romy
di bawah pohon yang rindang, taman yang letaknya nggak jauh dari sekolah, kita jalan kaki bertiga sambil ketawa-ketawa.
“kamu tunggu disini” romy menunjuk batang kayu besar yang tertidur dijadikan kursi.
“iya” aku jawab sambil duduk.
“hah? gaya-gayaan botol minuman, hahahhaha, itu sih botol kecap” 
“hahahahha, iya, namanya juga latihan, nanti pas perform kita pake botol minuman beneran, kayaknya” kata dira sambil agak nggak yakin.
“iya, nanti kita pake botol minuman beneran kok pas perform” saut anggota juggling lainnya yang aku belum tau namanya.
Dira dan Romy itu temen seangkatanku, kita baru kelas 1 SMA, mereka jurusan Tata Boga sedangkan aku jurusan Travel. makanya mereka belajar juggling sebagai ekstrakulikuler di sekolah untuk jadi bartender, walau pake botol kecap.
“hey, kamu anak kelas 1 ya?” tanya a tera (ini kakak kelasku, dia jurusan Perhotelan).
“iya a” jawabku.
“mau cobain juggling?” kata a tera
“nggak ah a, takut pecah”
“santai aja, ini kan rumput, nggak akan pecah” a tera bilang sambil ngasih botol kecapnya.
lalu aku ambil botol kecapnya sambil coba merhatiin orang-orang yang lagi puter-puter botol, sambil bengong.
“lan, gini nih, sok coba” kata romy yang artinya silahkan coba, sambil mencontohkan cara juggling basic.
terus aku coba, beberapa kali jatuh, tapi akhirnya bisa juga, cuma 2 gerakan aja sih, tapi keren (kataku) hahahahha.
“itu bisa” dira bicara sambil sombong nunjukin gerakan-gerakan juggling yang rumit.
“iya, itu kamu bisa” a tera juga bilang gitu.
“besok kamu datang lagi aja kesini, belajar juggling” a tera ngajak aku belajar juggling lagi besok.
“iya a, gimana besok aja” aku jawab apa adanya.
-
 Part 2
aku, akhirnya ikut ekstrakulikuler juggling, dan hari ini aku, Dira dan Romy juga temen-temen lain perform juggling di daerah Gatot Subroto, waktu itu kita beneran pake botol minuman bekas kelas Tata Boga latian bartender dan beli di tukang loak juga.
“Dir, Romy, buruan, nanti kita telat ke acaranya”
“bawel,kalem” kata Dira, itu artinya cerewet, tenang.
“ye” aku sambil ribet siapin botol
akhirnya kita pergi juga, aku dibonceng sama romy sambil bawa botol-botol buat perform.
“semuanya kumpul” kata a tera sambil celingak-celinguk memastikan semuanya sudah bergabung.
“iya sebelum kita mulai penampilan kita, aku berterimakasih sama temen-temen karena sudah bekerja keras latihan, mudah-mudahan di penampilan kali ini, semuanya berjalan lancar, dan hati-hati ya yang melakukan semburan api, yuk berdoa dulu, berdoa, mulai” 
Semuanya menunduk
“berdoa selesai”
perform kali ini lancar banget, terlebih kita semakin terlihat keren saat ada yang menyemburkan api  di pinggiran.
“waaaah, capek, tapi keren ya a?”
“iya, keren, semuanya lancar” kata a tera
“mau pulang?” a tera tanya
“iya a” 
lalu aku mundur dari kerumunan gabung sama Dira dan Romy juga temen-temen lain. lalu ada cowok yang nyamperin aku.
“hey, keren euy, bisaan gitu” kata cowok itu, artinya keren deh, kamu hebat.
“eh, makasih” sambil aku bingung, nggak kenal siapa.
“eh kenalin ini temen aku, hilmi” kata Dira
“iya, bulan” aku kenalan.
“dah, duluan ya” Hilmi pamit sambil pergi.
“yuk pulang?” Dira ngajak pulang, sekalian nganterin.
-
 Part 3
Bulan
Dingin banget, malam itu aku pulang dianterin Dira, kebetulan rumahnya Dira hampir searah, Dira naik motor matic warna pink, lucu, walau nggak cocok sama badannya yang gempal.
“Dir, emang bawa helm?”
“bawalah, buat jaga-jaga nganterin cewe-cewe pulang” Dira bercanda, dia emg suka nganterin cewe-cewe pulang, termasuk aku. tapi kalau ke cewe lain dia ada maksud lain, caper gitu.
“yeee, pinter emang”
di jalan sekitar jam 10 malem kita lewat jalan pelajar pejuang yang panjang, sambil dingin, terang bulan.
“Dir, hilmi tuh emang anak TB (Tata Boga) juga? kok aku nggak pernah liat ya? apa nggak ngeuh?”
“hah? Dira mengarahkan telinganya ke dekat kepalaku, nyari sumber suara yang kebawa angin.
“tau ah, males ulang”
“hah?” Dira nggak ngedenger lagi.
akhirnya aku sampe di rumah, dan Dira pamit sama ibu. Ibu udah tau kalau Dira itu sahabatku, dan ibu tau Romy juga.
“Bu, pulang dulu ya?” Dira pamit ke ibu sambil balikin motor, karena rumah aku sempit.
“iya, ati-ati ya” ibu bilang sambil melambaikan tangan.
“assalamualaikum” Dira salam sambil pergi.
“walaikumsalam” saut Ibu dan aku.
Aku dan ibu berjalan masuk ke rumah.
“Gimana teh, lancar? Ibu nanya tentang perform tadi, oiya, aku di rumah dipanggil teteh, ini bahasa sunda yang artinya kakak. 
“alhamdulillah bu” jawabku sambil buka sepatu
“Bu, teteh bersih-bersih dulu ya, langsung tidur”
“iya sok” Ibu bilang.
3 notes · View notes
ristidwiyana · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Sebongkah pop corn caramel dan jaket merah abu-abu
#cewek
hari ini aku tidak meyangka dia akan berkunjung dikota ku, jarak dari kota ia tinggal kekota memakan waktu 10-12 jam. Hari ini pukul 04 sore mata kuliah semester 6 selesai sebelum waktunya, aku mencari ponsel ku yang menyelinap di tas selempang coklat ku yang pernah dikirim oleh temanku diyogjakarta 6 bulan yang lalu. Ntah kenapa, aku selalu memakainya setelah tas itu datang. Mungkin karena corak simpelnya yang tak terlalu banyak berkombinasi.
Ada notife whatsapp dari teman lama ku, aku tidak memiliki firasat apapun tentang notife itu. Mungkin dia mau bercerita  tentang lagu barunya, atau teman barunya yang baru ia deketi 2 bulan yang lalu, atau mungkin pekerjaan kewartawanan dia yang suntuk, dikejar deadline atau apalah, atau mungkin hanya terketik dia basa basi menegur sapa karena tidak ada matakuliah ketika dijam segitu. Aku membuka pesan tersebut tanpa menerka-nerka apa maksudnya.
“ko dimana wi, aku dimedan nih.” Mata yang awalnya tak melihat niat, terbuka dan tepokus pada layar ponsel lalu dengan cepat sekali tangan ku membalas chatnya. Tanpa basa basi mengabaikan pertanyaanya langsung aku membalas “ngapai kau dimedan, dat?”
Aku memanggil dia dengan sebutan “Dat”, yang berawal bukan dari salah satu namanya. Tapi berawal dari kata BODAT, lalu kusingkat Dat agar lebih efesien ketika memanggil.  Ntah kenapa panggilan itu lebih terlihat enak diketik dari pada aku haru memanggil dia dod, yang berawal dari kata dodi. Seperti dod, dot bayi terdengernya.
“aku melamar polisi, aku sama orang bosku.”
Bos yang artinya bersama orang tua, ntah kenapa panggilan bos itu mencuak dikalangan anak-anak sumatera ini. Aku tau sebutan bos ketika aku pindah dari kota jakarta ke kota medan, nanti aku akan ceritakan bagian itu, ketika aku mood menjelaskan gimana aku bisa memutuskan pindah. Memang dari dulu dia ingin sekali menjadi alat, alat disini yang dimaksud bukan alat rumah tangga, tapi terlebih kepada profesi seperti polisi, tentara dan sejenisnya. Dia bahkan sekarang berhenti kuliah karena fokus pada pendidikan atau syarat pendaftaran polisi tersebut. aku malah mikir, apa enakanya si jadi polisi?
“iya nya, sampai kapan dimedan? “ pertanyaan kecil basa-basi seorang teman yang lama tak berkunjung.
“seminggu aku, cuman tes pertama aja, kalau lulus aku balek lagi kemedan”
Kebiasaan mendaftar polisi ya harus sabar dengan prosesnya, tahap pertama lolos nunggu seminggu atau bahkan berminggu-minggu untuk lulus tes, ya kalo dewa fortuna menyertainya, mungkin dia akan sibuk bulak balik sibolga-medan hanya untuk tes saja. Bagiku itu kan melelahkan, atau mungkin jiwa ku bukan pejuang, sudahlah.
Belum sempet kumembalas pesan dia, dan belum tau juga ingin membalas apa, tiba tiba ia mengirim pesan singkat “ temenin aku nonton kebioskop, aku pingin nonton star ways. Kau dah plg kuliah kan?”
Ketika aku mengetik, aku malas nonton dan juga karena faktor bokek. tiba tiba aku berfikir, bioskop hanya tersedia dikota-kota besar, seperti medan ini, sedangkan dia yang tinggal yang jauh disana tidak bisa merasakan sesuka anak medan kapan mau nonton.  Andai saja bioskop itu kaya kuaci, murah dan dimana-mana tak perlu lagi dia menonton jauh dari kotanya kekotaku. Ah benakku juga menolak, nemenin dia menonton star ways, aku kan tak mengikuti serial itu, sudah berapa edisi dan episode starways aku tidak pernah mengikuti. Tapi, hati kecilku bicara lain, dan jemari ku langsung menerima ajakan itu, karena demi seorang yang ingin permen, eh engga deng. Ingin nonton star ways.
“starways? Aih.. okelah kapan dimana?” jawab singkatku, sesudah pertarungan batin, analisis dompet dan mood yang pastinya.
“kau lah, akukan gak tau yang enak dimana nonton?” jawabnya.
Yang enak nonton? Menurut ku yang enak bukan nonton star ways. Aku memikirkan tempat, dimana dan jangkauan mana yang bisa aku naikan angkot lebih mudah. Aku mengecek jadwal starways sudah tayang dimana. Urusan melihat jadwal pun aku juga yang harus turun tangan. Terkadang bodat ini mau enaknya aja.
“hermes pukul 19:00 wib!” setelah mengotak ngatik jadwal, waktu dan keputusan final.
“yes. Jam 18:00 wib aku jemput dikampusmu ya” jawabnya, mungkin dia menang kali ini.
Tak apalah, setidaknya dia masih punya pikiran untuk menjemputku, mengurangi ongkos angkotku, atau mungkin ini adalah salah satu stategi marketing dia untuk tetap mengokohkan keputusan aku untuk menemani ia menonton, supaya aku tidak berubah pikiran diujung keputusan ku.
18:25 wib
Kami sampai, aku mengerutu karena dia bawel memburu-burukan aku. Ketika aku diburu-buru otak ku seketika lupa, barang apa yang harus aku bawa, maka sekaranglah aku sama sekali tak membawa kain penghangat, minimal selendang untuk menutupi dada ku di dalam ruangan tersebut. aku tidak tahan AC, yes! Ntah kenapa aku selalu tak tahan dingin, terlebih pada suhu AC. Itu melinukan seluruh tulang-tulang. Dody bilang mungkin karena aku sudah tua, anak itu terkadang mau aku masukan kedalam kolam cabai, biar gak bergurau terus mengenai usia. Kan kita hanya selisih 2 tahun, walau faktanya aku yang lebih tua, bukan berarti aku tua dalam hal stamina. Lagilagi aku membela diri sendiri, memang diri sendiri harus dibela, jika bukan diri sendiri yang membela lalu siapa lagi.
Tak banyak hal menarik ketika menuju kesana, ya hanya tentang cerita bagaimana disana, bagimana mendaftar polisi, dan sudah ditahap mana dia sekarang, hal-hal biasa mengenai cerita dikotanya, dikotaku, mengenai lakilaki yang mendekatiku, dan para wanita yang selalu kena phpnya.  Hal itu berlalu sambil kami menuju kasir untuk membeli tiket, memesan bangku, dan bayar.
“bentar, aku beli minum dulu” seketika ia memotong cerita tentang masa lalunya yang tak siap-siap dalam topiknya, lalu beranjak menuju tempat minuman.
5 menit berlalu, tak datang-datang. Kok lama sekali ya, apa lagi direbus airnya, gerutuku.
10 menit berlalu, tetap tak kunjung datang. Padahal 5 menit theater 2 akan dimulai.
Aku chat dia, ah lupa, dia menitipkan ponselnya ketika ia pamit tadi. Tak lama dari kocar kacir menunggu dia, tibatiba ia datang. Aku sudah memasang wajah siap merepet panjang-panjang. Lalu niat itu aku urungkan, karena tibatiba ia membawa jaket merah abu-abu dan pop corn caramel kesukaan ku. Mungkin juga kesukaannya. Memanglah dia selalu meniru, dan lagilagi teknik marketing dia tepat sasaran. Aku tak mengomel.
Cowok
23 mei 2017, aku ingat ditanggal itu aku sedang berada di kota medan. Yang tak lain dan tak mungkin adalah mengikuti tes masuk polisi, tak hanya sekali aku melakukan ini. ketika semester 2, 4 dan 6 aku selalu terus mengikuti tes itu, tak hanya di polisi, akupun juga mencoba di brigadir, tamtama hingga akpol. Ini mungkin terhitung ku 6x melalukan tes yang berbeda-beda dengan posisi yang berbeda-beda juga.
Setelah lolos pemberkasan, aku dinyatakan lolos kesehatan pertama, seminggu kedepan aku akan disibukan dengan pemeriksaan THT, cek mata, berat badan dan postur tubuh, hingga beruntung ke alat vital. Sudahlah aku tak ingin membicarakan kegagalan aku berkali-kali ketika aku melamar polisi itu. Lagi lagi juga aku tidak lolos di tes akademik, entah aku yang kurang fokus mengerjakan soal-soal atau emang dewi fortuna tidak selalu menyertai hingga tahap terakhir.
Hari ini pukul 03 sore aku pergi kesalah satu mall yang ada dikota medan, aku teringat teman lama ku. Yang dulu satu kampus, mungkin saja kalau aku teruskan kuliah aku dimedan, aku sudah semester 6 sekarang. Yaaa aku sudah menyerah di akhir semester 3, ntah lah aku tidak bisa jauh dari orang tua ku, berlaga ingin mandiri, merantau. tenyata takdir ku harus melanjutkan kuliah ku dikota lahirku, ditambah dengan pekerjaan kewartawanan ku yang sedikit memakan deadline waktu ku, dialah yang terkadang menjadi tempat cerita ku tentang semua kegalauan, 1 jam tidak pernah cukup untuk bercerita, bergurau, meratapi, memberi solusi hingga mendapat makian apapun dari dia. Dia berhak tau aku dimedan, ya mungkin sekali-kali membawa dia refreshing walau hanya menonton dibioskop. Lagi pun aku lagi ingin pergi melihatnya, dan tujuan utamaku adalah menonton star ways, ada lebih baiknya ditemani olehnya. Karena aku selalu minder jalan sendiri, apalagi untuk menonton. bahkan orang tua ku dan adik ku sendiri tidak ingin pergi menonton denganku, ah mereka hanya suka berkeliling mall mencari barang yang tidak ada dikotaku, bapak ku yang pengertian selalu duduk di kedai kopi, duduk berlama mencari teman lama untuk sekedar kombur bercerita perihal kemediaan tentang pemberitaan dimedan, bapakku juga termaksud salah satu wartawan daerah yang cukup tersohor, mungkin aku bekerja di bidang itu karena menyontoh bapakku, entahlah aku selalu suka meniru hal baik dari orang-orang sekelilingku. Bapak ku melakukan kesibukannya sambil menunggu ibu dan adik ku selesai berkeliling. Bagiku itu membosankan, bagus aku cari kesibukan ku sendiri-sendiri.
Aku menanyakan dimana dia? Lama tak dibalas, hingga hampir sejam centang dua tak kunjung menjadi biru, yang artinya sudah dibaca. Tepat pukul 04 dia membalas, bertanya aku dimedan ngapai, jelas-jelas ini membuat berita yang mendadak, tiba-tiba aku sudah dimedan tanpa tahu aku kapan datang.
Sekilas berbasa basi menanyakan keberadaan, aku langsung menanyakan tujuan arah pembicaraan ku. Tidak mau lagi berlama-lama menunggu dan ingin langsung bergegas pergi menemuinya, dan menonton. Setidaknya aku masih punya aktivitas lain, selain menunggu. Menunggu itu membosankan.
Akhirnya dia setuju dengan ajakan aku menonton star ways, aku tau dia tidak pernah mengikuti serial ini. baginya mungkin hanya serial serial drama yang romance-romance yang selalu iya tonton, dan itu bertolak belakang denganku. Mungkin ada satu film romance yang aku suka, lain dengan dia yang membela-belakan ke cafe dengan kapasitas wifi terbaik dan mendownload semua film romance, hingga laptop jadulnya yang tak bisa menampung semua file filmnya, bahkan dengan gilanya ia membeli hardisk dengan kapasitas 1 TB demi menyimpan semua filefile film tersebut. Cewek memang beda-beda jenis kesukaannya. ***** Aku sebal, kenapa perempuan terlalu lama berdandan. Aku sudah menunggu hmm hampir 15 menit, dia tak kunjung datang. Janjian kita adalah jam 06 sore didepan kampus, nampun 06 lewat 10 pun tak nampak. Benar-benar menunggu itu membosankan.
Setelah berkutat dengan cerita-cerita disepanjang jalan, aku sadar ada yang tidak lengkap yang selalu iya bawa. Iya jaket, atau sekedar kain tipis. ia tidak membawanya masuk kedalam bioskop. Apa karena aku yang memburu-burukannya? dia selalu tak tahan AC, itu mungkin karena dia sudah tua, aku selalu bergurau seperti itu. mungkin gurauan ku terkadang membuatnya kesal, aku senang saja melihat wajah sebalnya ketika aku mengkaitakn soal usia.
Aku izin membeli minuman dan pop corn caramel untuknya, mungkin juga untukku. Entah kapan aku gemar menyukai pop corn manis, mungkin itu aku tiru dari dia yang pernah mengajak ku nonton bioskop untuk pertama kalinya aku menginjak bioskop tivi layar lebar, seingatku ketika semester 2 kami masih satu kampus dulu dan waktu itu ia sedang galau tentang mantan terindahnya, lalu akulah korban paksaannya untuk menemaninya pergi kebioskop dengan rayuannya akan dibayari jika aku ingin menemaninya. Dan sekarang mungkin posisinya sedang berada di aku, aku sedang bosan dan aku secara tidak langsung memaksa menonton dengan gendre yang tidak ia suka. Kebaikan dulu ternyata berbalik keaku.
0 notes