#menjadikan
Explore tagged Tumblr posts
Text
If life gave you lemons draw an unfinished ruby rose sketch for the 1839254th time
#avabako.png#rwby#ruby rose#rwby fanart#fanart#art#... if life gives you limā(geplak)#KONSONAN LANGIT YANG AKAN MENJADI SEBUAH TAKDIR CINTA KITA#MENJADIKAN HAMPARAN BAHWA SAKSI INI. DETIK INI.#SECARA SINARAN ULTRAFENG YANG MULAI DINAUNGI OLEH GREENDAY AKAN MENJADI CRANBERRIES CINTA KITA MENJADI NYATAā¼ļøā¼ļøā¼ļøā¼ļøā¼ļø#AKU SUDAH MEMPERSEMBAHKAN TERJUN DARI HELIKOPTER UNTUK KAMU SAYANGā¼ļøā¼ļøā¼ļøā¼ļøš„š„š„š„š„š„š„š„š„š„
950 notes
Ā·
View notes
Text
What if....F1 photocard....jk...unless?
#f1 art#op81#oscar piastri#my art#konsonan langit yang akan menjadi sebuah takdir cinta kita menjadikan hamparan bahwa saksi ini detik ini secara sinaran ultrafeng
112 notes
Ā·
View notes
Text
cowo siapa? cowo guahhhh
376 notes
Ā·
View notes
Text
#judi online terbaik dan terpercaya#selalu menjadikan permainan slot online sebagai salah satu pilihan utamanya. Oleh karena itulah#bagi tiap petaruh judi slot tidak perlu lagi harus bersusah payah mengunjungi tempat casino bilamana ingin bermain.
0 notes
Text
0813-3432-1383 | Lowongan Magang Multimedia Malang: Bergabunglah Sekarang!

lowongan magang multimedia malang, lowongan magang pemasaran malang, lowongan magang bdp malang, lowongan tempat magang teknik grafika malang, lowongan tempat magang dkv malang, lowongan tempat magang multimedia malang, lowongan tempat magang pemasaran malang, lowongan tempat magang bdp malang, lowongan tempat pkl teknik grafika malang, lowongan tempat pkl dkv malang
Alamat CV. SAUDAGARA KAYA ABADI (SAKA SOUVENIR, PUSAT SOUVENIR KANTOR) : Jl. Palmerah Raya D3-35B, Cemorokandang, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur 65138
Lowongan Magang Multimedia Malang: Bergabunglah Sekarang!
Dalam era digital yang terus berkembang, keberadaan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di bidang multimedia semakin penting. Bagi mahasiswa atau fresh graduate yang ingin mengasah kemampuan serta memperluas jaringan, mencari lowongan magang multimedia Malang adalah langkah strategis yang patut dipertimbangkan. Artikel ini akan mengulas berbagai peluang yang tersedia di kota Malang, serta manfaat yang bisa diperoleh melalui program magang ini.
Mengapa Memilih Magang di Malang?
Malang dikenal sebagai kota pendidikan yang memiliki beragam institusi pendidikan tinggi. Dengan banyaknya universitas dan perguruan tinggi, kota ini menawarkan potensi besar bagi mahasiswa yang ingin belajar dan berkarier di bidang multimedia. Selain itu, Malang juga memiliki banyak industri kreatif yang siap menyerap tenaga magang. Ini menjadikan Malang sebagai tempat yang ideal untuk mengembangkan karir di sektor multimedia.
Peluang dalam Bidang Multimedia
Berbagai jenis posisi magang tersedia bagi mereka yang ingin mengeksplorasi dunia multimedia. Beberapa di antaranya meliputi:
Desain Grafis
Produksi Video
Animasi
Manajemen Konten Digital
Setiap bidang ini menawarkan tantangan dan kesempatan yang berbeda. Melalui lowongan tempat magang multimedia Malang, individu dapat mendapatkan pengalaman praktis yang tak ternilai.
Menjelajahi Lowongan Magang di Malang
Berikut adalah beberapa kategori lowongan magang yang dapat ditemukan di Malang:
1. Lowongan Magang Pemasaran Malang
Pemasaran merupakan salah satu aspek penting dalam setiap bisnis. Mahasiswa yang ingin mendalami ilmu pemasaran digital dan strategi branding dapat mencari lowongan magang pemasaran Malang. Di sini, mereka akan belajar tentang bagaimana cara memasarkan produk secara efektif di dunia digital.
2. Lowongan Magang BDP Malang
Bagi mahasiswa yang mengambil jurusan Bisnis Digital dan Pemasaran (BDP), lowongan magang BDP Malang sangat cocok untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep-konsep dasar bisnis dalam konteks digital. Pengalaman langsung di lapangan akan memberikan wawasan berharga tentang dinamika pasar.
3. Lowongan Tempat Magang Teknik Grafika Malang
Bagi mereka yang berfokus pada desain grafis dan percetakan, mencari lowongan tempat magang teknik grafika Malang bisa menjadi pilihan yang menarik. Dalam magang ini, peserta dapat belajar tentang teknologi percetakan modern dan teknik desain yang diperlukan dalam industri kreatif.
4. Lowongan Tempat Magang DKV Malang
Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah salah satu jurusan yang banyak diminati. Lowongan tempat magang DKV Malang akan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkolaborasi dengan tim kreatif dan memahami proses pembuatan materi visual yang efektif.
5. Lowongan Tempat PKL Teknik Grafika Malang
Program kerja praktik atau PKL menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan. Dengan mencari lowongan tempat PKL teknik grafika Malang, mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman yang relevan dengan studi mereka, sekaligus meningkatkan keterampilan praktis.
6. Lowongan Tempat PKL DKV Malang
Bagi mahasiswa DKV, PKL merupakan kesempatan untuk terjun langsung ke industri. Melalui lowongan tempat PKL DKV Malang, mahasiswa dapat belajar tentang berbagai aspek desain, mulai dari riset hingga eksekusi proyek.
Manfaat Magang di Bidang Multimedia
Bergabung dalam program magang di bidang multimedia memiliki banyak keuntungan:
1. Pengalaman Praktis
Magang memungkinkan individu untuk menerapkan teori yang dipelajari di bangku kuliah dalam situasi nyata. Ini adalah kesempatan emas untuk membangun portofolio dan pengalaman kerja yang relevan.
2. Networking
Berkolaborasi dengan profesional di industri memberikan kesempatan untuk membangun jaringan yang dapat bermanfaat di masa depan. Pertemuan dengan mentor, rekan, dan klien akan membuka banyak peluang karir.
3. Peningkatan Keterampilan
Magang bukan hanya tentang bekerja, tetapi juga belajar. Peserta akan memperoleh keterampilan baru yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja. Ini termasuk keterampilan teknis serta soft skills seperti komunikasi dan kerja sama tim.
4. Kesempatan Kerja
Banyak perusahaan yang merekrut mantan intern setelah mereka menyelesaikan program magang. Menunjukkan kemampuan dan etika kerja yang baik selama magang dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan tetap.
Cara Mencari Lowongan Magang di Malang
Mencari lowongan tempat magang multimedia Malang bisa dilakukan melalui beberapa cara:
1. Situs Pencarian Kerja
Menggunakan situs pencarian kerja seperti JobStreet, Indeed, atau LinkedIn dapat membantu menemukan berbagai lowongan magang yang tersedia di Malang. Memfilter pencarian berdasarkan lokasi dan bidang spesifik akan memudahkan pencarian.
2. Media Sosial
Platform media sosial seperti Instagram dan Facebook sering kali menjadi tempat perusahaan mengumumkan lowongan magang. Bergabung dengan grup atau halaman yang relevan dapat memberikan informasi terbaru.
3. Kampus
Banyak perguruan tinggi memiliki pusat karir yang dapat membantu mahasiswa menemukan lowongan magang. Mengikuti seminar atau workshop yang diadakan kampus juga bisa memperluas pengetahuan tentang peluang yang tersedia.
4. Jaringan Pribadi
Membangun koneksi dengan alumni atau profesional di industri multimedia dapat membuka pintu untuk mendapatkan informasi tentang lowongan yang tidak diiklankan secara luas.
Tips Sukses dalam Menghadapi Magang
Setelah menemukan lowongan magang multimedia Malang yang sesuai, persiapan yang matang adalah kunci untuk sukses:
1. Siapkan CV dan Portofolio
CV yang menarik dan portofolio yang solid adalah alat promosi diri yang penting. Pastikan untuk menonjolkan keterampilan dan pengalaman yang relevan.
2. Pelajari Perusahaan
Sebelum wawancara, lakukan riset tentang perusahaan. Memahami visi, misi, dan proyek-proyek mereka akan memberikan nilai tambah dalam diskusi.
3. Bersikap Proaktif
Selama magang, tunjukkan inisiatif dengan mengambil tanggung jawab tambahan. Ini akan menunjukkan dedikasi dan kemauan untuk belajar.
4. Minta Umpan Balik
Setelah menyelesaikan tugas atau proyek, mintalah umpan balik dari mentor atau supervisor. Ini adalah cara yang baik untuk meningkatkan keterampilan dan mengetahui area yang perlu diperbaiki.
Kesimpulan
Magang adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri untuk karir di bidang multimedia. Dengan mencari lowongan magang multimedia Malang, mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman yang berharga dan membangun jaringan profesional yang kuat. Berbagai peluang, mulai dari lowongan magang pemasaran Malang hingga lowongan tempat PKL DKV Malang, menunggu untuk dijelajahi. Bergabunglah sekarang, dan jadilah bagian dari dunia kreatif yang penuh inovasi!

SAKA SOUVENIR MENERIMA SISWA MAGANG DAN PKL UNTUK : Jurusan Teknik Grafika, Jurusan Dkv, Jurusan Multimedia, Jurusan Pemasaran, Jurusan Bdp yang berasal dari sekolah di kota Malang, Singosari, Lawang, Purworejo, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, Blitar, Kepanjen, Turen, Dampit, Kediri, Blitar, Tumpang.
FAQ Lowongan Magang Multimedia Malang: Bergabunglah Sekarang!
1. Apa itu lowongan magang multimedia Malang?
Lowongan magang multimedia Malang adalah kesempatan bagi mahasiswa atau fresh graduate untuk mendapatkan pengalaman kerja di bidang multimedia. Program ini dirancang untuk membantu peserta mengembangkan keterampilan praktis dan pengetahuan dalam dunia kerja yang sebenarnya.
2. Di mana saya bisa menemukan lowongan magang multimedia Malang?
Anda dapat menemukan lowongan magang multimedia Malang melalui berbagai platform, seperti situs web karir, media sosial, dan forum komunitas. Pastikan untuk memeriksa situs resmi perusahaan yang bergerak di bidang multimedia di Malang.
3. Apa saja syarat untuk mendaftar di lowongan magang pemasaran Malang?
Syarat untuk mendaftar di lowongan magang pemasaran Malang umumnya meliputi:
Mahasiswa atau fresh graduate dari jurusan pemasaran, komunikasi, atau yang relevan.
Memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Mampu bekerja secara tim maupun individu.
4. Apakah ada lowongan magang BDP Malang untuk mahasiswa?
Ya, banyak perusahaan di Malang yang menawarkan lowongan magang BDP Malang. Program ini biasanya ditujukan untuk mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman di bidang desain produk dan bisnis.
5. Apa saja perusahaan yang menawarkan lowongan tempat magang teknik grafika Malang?
Berbagai perusahaan kreatif, studio desain, dan agensi periklanan di Malang sering kali menawarkan lowongan tempat magang teknik grafika Malang. Cek juga lembaga pendidikan yang memiliki kerjasama dengan industri.
6. Bisakah saya menemukan lowongan tempat magang DKV Malang secara online?
Tentu! Anda dapat menemukan lowongan tempat magang DKV Malang melalui website lowongan kerja, grup Facebook, dan Instagram. Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru dari lembaga pendidikan yang terkait.
7. Apa yang harus saya siapkan untuk melamar lowongan tempat magang multimedia Malang?

Anda perlu menyiapkan:
CV yang menarik
Portofolio karya multimedia (jika ada)
Surat lamaran yang menjelaskan motivasi dan keterampilan Anda
8. Bagaimana cara menemukan lowongan tempat magang pemasaran Malang yang sesuai dengan minat saya?
Untuk menemukan lowongan tempat magang pemasaran Malang yang sesuai, Anda bisa:
Menentukan bidang pemasaran yang ingin Anda geluti (digital marketing, brand management, dsb.)
Menggunakan filter pencarian di situs lowongan kerja untuk mempersempit pilihan.
9. Apakah ada lowongan tempat PKL teknik grafika Malang yang tersedia saat ini?
Banyak perusahaan yang menawarkan lowongan tempat PKL teknik grafika Malang sepanjang tahun. Pastikan untuk mengecek website resmi dan media sosial perusahaan untuk informasi terbaru.
10. Mengapa penting untuk mengikuti lowongan tempat PKL DKV Malang?
Mengikuti lowongan tempat PKL DKV Malang memberikan Anda kesempatan untuk:
Meningkatkan keterampilan desain
Menjalin jaringan dengan profesional di industri
Menerapkan teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata
Dengan informasi di atas, Anda kini lebih siap untuk mencari dan melamar lowongan magang multimedia Malang serta bidang terkait lainnya. Bergabunglah sekarang dan tingkatkan kemampuan Anda di dunia kerja! #lowonganmagangmultimediamalang, #lowonganmagangpemasaranmalang, #lowonganmagangbdpmalang, #lowongantempatmagangteknikgrafikamalang, #lowongantempatmagangdkvmalang, #lowongantempatmagangmultimediamalang, #lowongantempatmagangpemasaranmalang, #lowongantempatmagangbdpmalang, #lowongantempatpklteknikgrafikamalang, #lowongantempatpkldkvmalang
#lowongan magang multimedia malang#lowongan magang pemasaran malang#lowongan magang bdp malang#lowongan tempat magang teknik grafika malang#lowongan tempat magang dkv malang#lowongan tempat magang multimedia malang#lowongan tempat magang pemasaran malang#lowongan tempat magang bdp malang#lowongan tempat pkl teknik grafika malang#lowongan tempat pkl dkv malang#Alamat CV. SAUDAGARA KAYA ABADI (SAKA SOUVENIR#PUSAT SOUVENIR KANTOR) : Jl. Palmerah Raya D3-35B#Cemorokandang#Kec. Kedungkandang#Kota Malang#Jawa Timur 65138#Lowongan Magang Multimedia Malang: Bergabunglah Sekarang!#Dalam era digital yang terus berkembang#keberadaan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di bidang multimedia semakin penting. Bagi mahasiswa atau fresh graduate yan#mencari lowongan magang multimedia Malang adalah langkah strategis yang patut dipertimbangkan. Artikel ini akan mengulas berbagai peluang y#serta manfaat yang bisa diperoleh melalui program magang ini.#Mengapa Memilih Magang di Malang?#Malang dikenal sebagai kota pendidikan yang memiliki beragam institusi pendidikan tinggi. Dengan banyaknya universitas dan perguruan tinggi#kota ini menawarkan potensi besar bagi mahasiswa yang ingin belajar dan berkarier di bidang multimedia. Selain itu#Malang juga memiliki banyak industri kreatif yang siap menyerap tenaga magang. Ini menjadikan Malang sebagai tempat yang ideal untuk mengem#Peluang dalam Bidang Multimedia#Berbagai jenis posisi magang tersedia bagi mereka yang ingin mengeksplorasi dunia multimedia. Beberapa di antaranya meliputi:#1.#Desain Grafis#2.
0 notes
Text

WA/Call. 0823-3777-8295 Bikin Bantal Foto di Cimahi
Bikin Bantal Foto di Cimahi Terbaik, Bikin Bantal Foto di Cimahi Termurah, Bikin Bantal Foto di Cimahi Terpercaya, Bikin Bantal Foto di Cimahi Bisa Tambah Tulisan, Bikin Bantal Foto di Cimahi Gambar Jelas, Bikin Bantal Foto di Cimahi Online, Bikin Bantal Foto di Cimahi Kado Ultah, Bikin Bantal Foto di Cimahi Kado Wedding, Bikin Bantal Foto di Cimahi Berkesan, Bikin Bantal Foto di Cimahi Kado Anniversary
Foto umumnya dicetak pada kertas jenis Matte dan Glossy sebagai kenang-kenangan. Mencetak foto pada kertas biasanya dimanfaatkan sebagai dokumenter suatu kegiatan. Beberapa orang mencetak foto pada kertas untuk dijadikan sebagai kado atau hadiah. Namun, belakangan ini menjadikan foto sebagai kado sudah menjadi hal yang umum dilakukan banyak orang. Oleh sebab itu kami merekomendasikan BANTAL FOTO yang cocok dijadikan sebagai souvenir kado. Bantal foto adalah mencetak foto pada bantal. Menggunakan tinta khusus anti luntur yang di press pada kain. Jenis kain yang kami gunakan adalah BSY, ideal digunakan sebagai bantal.
Bantal Foto untuk Kado Hadiah Souvenir :
Bebas pasang foto / gambar
Bebas tambah tulisan
Bisa menggunakan desain sendiri
Gambar anti luntur bisa dicuci
Direkomendasikan dan Cocok Digunakan sebagai :
Kado Ulang Tahun
Kado Anniversary
Kado Wedding / Pernikahan
Kado Wisuda
Souvenir / Bantal Promosi
Dll
Kami memasang iklan online dan mampu mengirim ke seluruh kota di Indonesia. Produksi dan Pengiriman langsung dari Bandung. Info pemesanan : LEMAH OMBO GROUP Call. 0823-3777-8295 Jalan Gemuruh No. 93 Batununggal, Bandung 40275
#Foto umumnya dicetak pada kertas jenis Matte dan Glossy sebagai kenang-kenangan. Mencetak foto pada kertas biasanya dimanfaatkan sebagai dok#belakangan ini menjadikan foto sebagai kado sudah menjadi hal yang umum dilakukan banyak orang. Oleh sebab itu kami merekomendasikan BANTAL#ideal digunakan sebagai bantal.#Bantal Foto untuk Kado Hadiah Souvenir :#1. Bebas pasang foto / gambar#2. Bebas tambah tulisan#3. Bisa menggunakan desain sendiri#4. Gambar anti luntur bisa dicuci#Direkomendasikan dan Cocok Digunakan sebagai :#1. Kado Ulang Tahun#2. Kado Anniversary#3. Kado Wedding / Pernikahan#4. Kado Wisuda#5. Souvenir / Bantal Promosi#6. Dll#Kami memasang iklan online dan mampu mengirim ke seluruh kota di Indonesia.#Produksi dan Pengiriman langsung dari Bandung.#Info pemesanan :#LEMAH OMBO GROUP#Call. 0823-3777-8295#Jalan Gemuruh No. 93 Batununggal#Bandung 40275
0 notes
Note
IM ASCENDING
Alr bro I am BACK from the Malevolent Kitchen- So this whole thing takes place in the Heian era, when Sukuna was at his strongest and walking around as a four armed, tall monster of a man (he has two massive dicks I am not being told otherwise don't even play, lad)
Reader (do I even gotta say it? I'm real predictable let's be fr š) as Sukuna's favourite shrine keeper- as he's speaking to some sorcerers (prolly begging for mercy or smth), he calls the reader over and commands him to strip and warm his (massive) cocks, all the while the poor sorcerers are just fucking sitting there. Eventually, he gets tired of the reader just warming his cocks and commands him to start moving, scoffing when the reader is too slow for his liking- ultimately he just grabs the reader's hips with his lower pair of arms, using him like a fleshlight,,,,,,,
ALSO if and only if you are feeling up to it,,,,, skip to modern day when Sukuna gets incarnated again and is immediately like okay where the fuck is reader (he's been alive with Uraume, which is why he hasn't physically aged, either) so he can drag the reader into his innate domain and get his dick wet after centuries of no bf :((( kinks- degradation, sadism/masochism, size, double penetration, exhibitionism

ą° šššššš šššššš
ź§ šš®š¤š¢šš£ š š©š§šš£šØ š¢šš”š š§ššššš§ ź§
w.c. āŗ 9.1k
Warnings āŗ first time ever writing Sukuna. Reader is trans male and he has breasts. Use of breasts and chest is interchangeable. Pussy, cunt, and hole are also used. Sukuna is still very mean but I made him just a little bit nicer, cuz romance lmao. Mentions of suicide. Boku is the JPN male version of I. Reader slurs his speech a lot
Kinks āŗ degradation, sadism/masochism, size, double penetration, exhibitionism, nipple play, creampie, breast/chest play
ą³ą¾ąæ ĖĖ-
Wakizashi.
Thatās what your dad called it. A Wakizashi. Shorter than a katana, larger than a dagger. The only weapon a civilian could handle in broad daylight without being seen as a threat. Many used it as a way to commit suicide.
He told you to use it for that reason.
It was the only good thing you could do.
The Fujiwara clan was powerful. No doubt about it. And while your father wasnāt the strongest, he was well respected. Many were excited when his wife was pregnant with you. Even when you came out as a girl, they werenāt too disappointed. Even a woman could be a strong sorcerer.
But you never did.
You had a curse technique.
But it was weak. It was fully based on defense.
The technique to manipulate shadows. But it was only your own. You could hide well but how does that help you in combat?
Didnāt help when you started spewing ānonsenseā of not being a woman.
That earned you multiple whippings.
Everyone in the clan stopped paying attention to you after that moment. Your back covered in scars.
And the one large scar across your face.
Your Wakizashi flickered in the soft pale moonlight. The gold casing shining proudly. You took great care of it.
The harsh patters of feet caught your attention. You stood up from your makeshift mat, shuffling over to the small crack in your dilapidated cabin. It was practically a box. You glanced out, seeing multiple assassins hurriedly rushing out.
It looked to be the entirety of the Sun, Moon, and Stars Squad and then Five Empty Generals. Odd.
You shrugged it off, going back to lay down. You turned your attention back to your Wakizashi. It was the only thing you had in this box. You flicked your wrists, practicing your technique.
Even though you were weak, you still practiced everyday. With a sigh, you collapsed onto the bed. The rebellions you used to do as a child seemed so silly now. Cutting your hair, bathing with men, wearing male kimonos. Just to be locked away in the corner of your own home.
The door was unlocked but they made sure to make you fear even pushing it open.
Your mother took pity on you, being the one to deliver you food. You were sure that if she didnāt, you wouldāve starved to death. But she seemed to be late today.
The soft sound of wind creaked against the old box. It shook slightly, always threatening to just collapse over you. Your eyes fluttered closed, clutching your Wakizashi close. It was only a few minutes later when the sounds of screaming caught your attention.
āHeās here!ā
āDo not run away! We are the Toh!ā
You sat up, staring at your door as the screams women, men, and even children reverberated through the cabin. Your grip tightened around the Wakizashi, bringing it up to your chest. Slowly, you crawled over to the door, pulling it inward to peek outside.
The sightā¦ was horrific.
Blood. Blood everywhere. Weapons scattered. Arms detached. Heads rolling off bodies. Even a few bodies didnāt have the upper half. Many sliced into pieces.
You wanted to vomit. Who was doing this?
The Tohā¦ was defeated.
You stepped outside the cabin, your bare feet touching the soft grass. The grass was colored red as you walked over to the piles of bodies. Your eyes scanning them, being able to name at least a fraction of the corpses. Underneath one, your motherās eyes stared right at you.
Your breathing hitched, your hand clamping around your mouth. Despite the cruelty they gave youāit was difficult seeing them like this. The further you walked to the entrance of the Toh estate, the more gruesome each body became.
A few just being blood splattered against the floor.
ā(Name).ā
You shrieked, feeling a hand grasp your leg. It wasnāt someone you knew but her eyes were filled with fear. Blood trickled down her face.
āRunā¦. For your own sake.ā She whispered.
Your eyes trailed over her body before you backed away.
The lower half of her body was gone.
Her arm fell down as her eyes closed.
You needed to run. If people as powerful as your clan were dropping like flies, youād be killed immediately if this thing came to see you.
You began to run. Ignoring the bodies you had to jump or step over. You kept your eyes straight ahead. The Wakizashi tight in your grip. You hoped and prayed you would make it out free.
āSukuna, is there any you want for dinner later?ā
A horrid gasp left your body as you skid to a stop.
Your dadās head hung from the grasp of a person. They were dressed in a kimono, short white hair. They held your fatherās head up to aā¦ thing behind them. The thing took your fatherās head and examined it before tossing it aside.
āNot that one. Look for another.ā
Its voice shook your body. The two of them were speaking as if they were looking at meat. Did they eat humans? But the white haired one looked like a human. You didnāt get the chance to think further when they suddenly turned over to you.
āWas something there?ā The white haired one asked.
They saw nothing. The spot you once stood was empty, the only sight being corpses. They turned over to the thing, Sukuna.
āGo look for acceptable meat, Uraume.ā
āYes, Sukuna.ā
Uraume began to move a few of the bodies about, looking for one that was acceptable for Sukuna. Sukuna hummed, cracking his neck as he looked around. His staggering form covered in blood. He stared in the direction of where you once stood.
You kept silent, staring right back at him. You had hastily summoned your curse technique, making yourself invisible to the naked eye. Your curse technique allowed you to hide in the shadows and even manipulate your own to hide yourself.
But it wasnāt strong, you could never hold it for longer than five minutes. And you havenāt eaten all day, you were weak. Hiding yourself physically didnāt hide any noises you made. So you clamped your lips shut, trying to not breathe, hoping heād look away.
If you moved, heād surely hear your footsteps, especially with how quiet it was. Your knuckles turned white as you clamped tightly at your Wakizashi.
Unable to hold it any longer, you let out a soft huff, pulling in as many air as possible.
But that was enough for Sukuna.
A large puff of air attacked you as you lost control of your technique, suddenly becoming visible. You collapsed to the ground, crying out in shock as you stared up at Sukuna.
He was large. Four arms and two faces. His eyes narrowed at you, glancing over you as he began to smirk. Blood covered his body. You knew your father and motherās blood was mixed in there.
āHow could I have missed you? You puny little thing.ā He reached over to grab your hair but it went right through your body. Sukuna huffed, slightly confused on what just happened.
Your other ability, besides just becoming one with shadows, was the short ability to make your body unable to be touched. Sukuna pulled back clamping his fist before thrusting it into your chest.
It went through, but he didnāt kill you. Sukuna pulled his arm away, his head tilting. He didnāt look angry, on the contrary. He looked amused.
You quickly pulled the sheath off your Wakizashi and stood up on shaky legs. You had never fought. Never even used the Wakizashi against a real opponent besides a tree.
Sukuna chuckled. āDo your best.ā He said, grinning. It was no encouragement. He didnāt even move into a fighting stance. Just from a look at you, he knew he was going to win.
āDomain Expansion: Moonlight Paradise.ā
Dark matter spilled out from the ground as it formed into an orb around you and Sukuna. Your domain wasnāt strong. It wasnāt anything that helped you win fights.
It was a paradise.
A crescent moon shined, adding light to the otherwise dark domain. Spider lilies grew from the ground, surrounding you like a barrier of protection. A large sakura tree sprouted from the ground, growing tall as it quickly blossomed.
You shivered as you looked up at Sukuna. A feeling of bile filled your throat as you doubled over and coughed out blood. Sukuna looked at you with disgust, the hell was this?
āIs this your best?ā He asked, stepping over to you. He was hoping for some sort of fight. But this was all you had to offer? A piss poor attempt at a domain.
You held out your Wakizashi, handing the hilt to Sukuna.
āIfā¦ dieā¦ā You winced, unsure of how to explain yourself. You werenāt taught to speak. Not after your whipping at age 9. And with everyone no longer speaking to you, you hadnāt spoken in years. Your voice was hoarse, struggling to work after years of being dormant.
You made the effort to write and read. But you stopped speaking. You hated your voice. This female voice that wasnāt yours.
Even now, just hearing your voice made you angry.
Itās a shame you were going to die with this voice.
āIfā¦Iā¦must dieā¦Youā¦willdo..bymyā¦Wakizashi.ā
āBoku?ā Sukuna muttered, staring at you. His eyes roamed your body. You werenāt a man. Not by the sight of your ample chest. You were wearing a female kimono. But your hair was cut short by a blade, judging by the jagged ends.
āBoku!ā You screamed, glaring at him. You werenāt going to die being misgendered. You were going to die with the pride of being a male.
Sukuna grabbed the Wakizashi. It was small in his large hand. He lazily spun it around, making you slightly worried that heād break it.
āYou call yourself a man but you give up so easily?ā He tossed the Wakizashi to your feet. āPick it up. You have a technique, use it.ā
You bent down, picking it up. āNouseā¦strongerthanā¦ me.ā You could tell he had a bit of trouble understanding you, but you didnāt care. You just wanted your death to be over with.
āWhy the domain?ā
ādieinā¦prettyā¦place..ā
Sukuna glanced around. Your domain seemed to be just for aesthetic. There wasnāt any hint of anything else brewing inside. Nothing that was waiting to attack him. You really seemed set on dying without a fight.
You knew your place quite well.
He liked that.
āDomain Expansion: Malevolent Shrine.ā
Your own peaceful domain was torn to shreds as red covered the sky. A large Buddhist shrine grew out of the ground behind Sukuna. Skulls decorated it. It looked to be human skulls. The ground beneath you became dark water.
But your spider lilies stayed alive. The crescent moon still shining down on you.
Sukuna sat down on his throne, his leg resting against the arm. He stared down at you, his eyes roaming you from his new position over you.
The Sakura tree died, disappearing like a puff of smoke. You collapsed to the floor and coughed heavily, the toll of opening your domain already affecting your body.
āAre you from the Toh?ā He suddenly asked.
You mutely nodded.
āLook at me when I speak to you.ā
You glanced up, trying to ignore the growing pit of fear in your belly. He smirked, leaning forward. One of his hands resting on his knee. The other holding up his chin.
āI find you interesting. Iāll allow you to live, as my shrine keeper. Once Iām bored, Iāll kill you.ā
āinmyā¦domain..?ā
āIf thatās what you desire.ā
Despite the voices in your head tell you to not accept, you nodded. You knew at most, this curse would only let you live for a day or two before he kills you. At the very least, youād get to enjoy Earthās beauty in the fullest.
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
āYouāre filthy.ā
A basin of water poured over your head as you shivered outside, fully nude. Your arms tightened around your chest as you were soaked twice before a rag began to rub against your body.
It was Uraume. They werenāt impressed that Sukuna had chosen to keep you alive. You were weak, what did Sukuna gain from keeping you?
But Uraume didnāt question it. They knew their limitations.
āWhen was the last time you bathed?ā
You winced, being roughly manhandled to face Uraume as they kneeled down, scrubbing between your legs.
āRiverā¦bathein..River.ā
Uraume hummed. Their hand trailed upward, unabashedly scrubbing your pussy before moving to your ass. āWhatās your technique? Or were you not blessed with one?ā
āShadows.ā
āHow does it work?ā
You bit your lip, unable to stop the slight giggle when Uraume moved up to your ribcage. They stopped for a second, believing they had hurt you until you gave a slight smile. They huffed and continued on, making sure no part of your body was left untouched.
With the moonlight shining down on you, you glanced down at Uraumeās shadow. You reached out and gently poked the shadowās cheek. Uraume stopped, looking up at you with wide eyes.
You couldnāt help but grin. You grabbed the shadowās hair, twirling a strand. A strand of Uraumeās hair began to twirl as if a finger was doing it. But there was nothing holding it up.
āYou can manipulate shadows?ā
āMhnā¦justtouch.ā You slurred. āCanātā¦domuchā¦wasnātā¦taught.ā
You stepped away, shyly smiling as you slowly disappeared into your own shadow. Uraume hummed, nodding themselves as they watched you come back up.
āCanātā¦hideforā¦long. Noiseā¦canbeā¦heard.ā
āDo you have no offense attack?ā
You shook your head. āTouchā¦couldbeā¦offensiveā¦butiā¦canātā¦ canāt handleā¦weapons..tooā¦weak.ā
āI donāt believe that. Every curse can be offensive. You simply wasnāt trained properly.ā Uraume walked over, grabbing the basin filled with water. They brought over your head and dumped it, ignoring your slight shriek at the cold water.
āIt wonāt matter now. Sukuna more than likely wonāt let you live longer than a day. Itās a shame.ā They draped a small towel over your body. āUse this to dry off. Iāll retrieve your clothing.ā
As you dried off, you thought about what they said.
Was that true?
Could you use your technique for offense?
It made sense. You were never taught to try as you had quickly mastered hiding first. And then the whole problem of your stunts of being a male, itās no wonder you stuck to defense.
It was the only way you could protect yourself from such hatred.
It didnāt matter now though. You were going to die in a day, anyway.
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
Itās been months.
Itās been months and you were still alive.
It was shocking. After the first day, you were so sure you were going to die. But Sukuna didnāt even pay attention to you. He walked right past you. He hardly talks to you at all.
You stuck to cleaning his shrine, most of the time.
Even Uraume seemed surprised you even made it to a week. But soon, they started to treat youā¦ decently? They showed you how to cook certain meals and if they were up to it, taught you ways to use your curse technique in an offensive manner.
āSpeak slowly.ā Uraume said, sitting across from you in the small room. You and Uraume lived in a small minka, just a few feet away from Sukunaās shrine. He seemed to have two shrines, one in his domain and the other here.
You sighed, nodding your head. Uraume would sometimes hold speaking lessons. They had gotten tired of having to listen to your almost incoherent way of speech.
āIā¦wieldā¦theknifeāā
āāThe. Knife.ā
āTheā¦Knifeā¦ā
āContinue.ā
āTheā¦Knifeā¦toā¦cutā¦meat.ā
āGood enough. Go bathe.ā
You nod, grabbing your Wakizashi and walking outside. Since the minka was small, the shower area was just outside the home. Your robes pooled around your feet as you filled in the basin, yawning to yourself.
āYouāre still here?ā
A chill rushes up your spine as you look back, gasping in shock. It was Sukuna. He stood only a few feet away from you, his eyes trailing down your nude body. You blush, using your hands to cover your crotch and chest from his gaze.
āwhatdoā¦you..mean..? Whyā¦wouldi..leave?ā
Sukuna smirked. āYou have no sense of free will. You had multiple attempts to run away. Uraume canāt sense you when you use your technique. Yet youāre still here.ā He walks over to you, kneeling down to your level. You gulp, wondering if this is the moment of your demise.
His hand reaches out, coming into close contact with your face.
Your eyes clamp shut, leaning away.
But he doesnāt hurt you.
You feel a hand squeeze your right breast. You open one eye and look down. Sukunaās hand squeezes your breast as he hummed in satisfaction.
āItās soft.ā He said.
āMngh?!ā You shriek, unable to really move in fear heād tear you in two.
Two of his hands grasp both of your legs, spreading them open as you cry out. You were practically manhandled, spread open for his eyes to see. Your hands flung to his chest, embarrassment filling your chest as you tried to calm down your heavy breathing.
āIf you wish to keep living, become useful to me.ā
āUsefulā¦?ā
āI already have a cook. I need pleasure in other ways.ā
A feather like touch teased your cunt. You gasped, looking down to see his one free hand slightly teasing your cunt. Youāve never touched yourself down there. It felt odd. You didnāt understand how this could give him any sort of pleasure.
Sukuna seemed to notice your confusion as he chuckled lightly, manhandling you to rest on your back, legs still held up high.
āI will simply train you to handle me.ā Two fingers sinked into your tight heat. You felt your body thrash against his hold, believing he was somehow killing you. It felt strange. So strange to have something inside you.
Was this apart of his technique?
Would you explode if he curled his finger?!
Sukuna chuckled, enjoying your fearful expression. āRelax. Pleasure will soon consume you.ā The fingers began to slowly move in and out, rubbing against your wet walls. You gasped, toes slightly curled as something weird began to burrow in your belly.
His thumb rubbed against your clit, causing you to cry out. That seemed to be your weakness. For the next few minutes, he slowly teased your cunt open, occasionally rubbing your clit. Your body stopped thrashing but you couldnāt help but arch your back, biting your lip as screams threatened to live your throat.
āeeeehā¦pee..pee..!ā You cried out, tears welling in your eyes. Sukunaās fingers didnāt stop, instead they continued. Even as you continued to cry that you were about to piss, Sukuna only laughed.
Your cunt clamped tightly around his fingers as you felt your body spasm. A moan left your throat as something washed over you. You feltā¦good?
What was this? Why did you feel so sleepy?
With what little strength you had left, you grabbed your Wakizashi and held it against his chest, glaring up at him. Sukuna released your legs and grabbed your hand, simply having to squeeze it to have you release the Wakizashi.
You felt too sluggish to actually put up a fight.
āYou orgasm but still have the energy to use a weapon.ā He laughed to himself. āYou truly are interesting.ā
He stood up and walked away, leaving you on the floor, legs spread open.
Justā¦. What the fuck was that?
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
Orgasm.
It was an orgasm.
And Sukuna had been giving it to you constantly.
He appeared more frequently at the minka. He grabbed you whenever he pleased, even if Uraume was in the area. Spreading your thighs as he fingered your heat. He would sometimes squeeze your breasts, always commenting that it was his favorite body part of yours.
You were even forbidden from wearing underwear.
Easy access, apparently.
Uraume didnāt seem to comment or care about this new development. They simply helped you bathe whenever you were too tired. You still had your occasional lesson on speech and offense but you werenāt making much progress.
But somehow, the crazy murder, Uraume was encouraging. Believing it was just difficult for you to let go of old habits, especially in speech. You still couldnāt believe that they were a ruthless killer by how nicely they treated you.
It had been close to a year now.
You still thought about your clan. The massacre that happened right in front of you. But you couldnāt mourn them. Not after how they treated you. Such cruelty.
Sukuna and Uraume treated you like a male.
How could monsters treat you so well but not your own family?
There were days Uraume and Sukuna were gone. Those days you knew they were killing some other clan. Killing any sorcerers that dared stumble onto their path. But you never ran away.
Despite the amount of times you could.
You just never did.
Your fingers traced against Sukunaās shrine, making sure there was no dust collecting on it. This was one of the rare occasions you were in his domain. But there were other sorcerers hereāthey were on their knees, pleading for their life.
You didnāt look at them at all, not wanting to be reminded of their humanity. To be reminded that Sukuna was a ruthless killer. That you were lucky you could stand near him and not fear death.
ā(Name).ā
You glanced up, looking over to see Sukuna motion for you to come over. Your bare feet pattered against the dark water as you went over to him, standing up straight as you waited for whatever he could want.
āSit.ā
When you moved to kneel, Sukuna grabbed your arm and pulled you onto his lap. You cried out, feeling your body freeze at the sudden closeness. Youāve never been so close to him. Being able to feel his breathing. The slow swell of his chest.
He began speaking to the sorcerers again but you didnāt pay attention. Hypnotized by this new position. Your hand slowly rested against his chest, your head leaning on his shoulder. You looked so small against him.
You couldnāt help but sniff the air, wondering if he had a scent.
He didnāt.
You stayed on his lap for a moment, wondering if he had just wanted you to cuddle him but you felt something twitching against your crotch. It was thick. Being strained by his robes. You wondered if it was just his knee but it kept twitching.
It was strange. It pressed against your cunt, earning a whimper from you. You had gotten so sensitive down there, easily orgasming when Sukuna touched you.
There was a tug at your robes as it was pulled down, causing you to gasp. Your breasts plopped out but you quickly covered them. It was luck that you had your back facing the sorcerers. Though they seemed to have stopped talkingāonly their soft whimpering and cries heard.
Sukuna didnāt say a word as he pulled open his own robe, two cocks springing free. You stared at it in shock. Youād never seen anything like it. Itād been years since you saw male genitalia. Did all males have two? That seemed a bit much.
You were glad you didnāt have any. It looked to be a pain to have to walk with something so huge between your legs. They pressed against your pussyāteasing your entrance. You backed away a little, only to have Sukuna grip your waist with his two lower hands.
āI trained you for this.ā He simply said before turning his attention back to the pitiful sorcerers.
Training?
That training was for this?
Is that even safe?
You felt nervous. Thatā¦ thing was supposed to go inside you? It wouldnāt kill you? You slowly sat up, hesitantly hovering over his cocks. The thought of putting two in so quickly, you didnāt think you could handle it. So you settled for one at a time.
The bottom cock slowly nestled inside your cunt as you eased it inside. It wasnāt painful but you didnāt like the feeling. It was odd, different than Sukunaās fingers. His hands squeezed your waist once you finally bottomed out.
You glanced up, seeing his eyebrow raised. It was easy to tell that he was amused you could only fit one. You pouted, burying your face in his chest. He couldnāt blame you. You didnāt even know cocks could go inside a person! How could you fit two in the first try.
His second cock rested against your tummy. It looked a bit dejected. You kinda felt bad.
Sukuna and the sorcerers continued their conversation. You couldnāt pay it much attention. Your pussy clenching tightly around his cock. Your fingers clutched at his robe as you took deep breaths, beginning to feel weird with the thick cock spreading you full.
The sound of someone screaming caught your attention, but when you made the effort to turn around, Sukuna kept you still. He pushed you to rest against his chest, face smushed against his shoulder.
Someone was killed.
It was silent for a few more minutes before the remaining sorcerers began to speak about festivals they would hold in Sukunaās honor. Sukunaās cock twitched inside you. Huh, he must find that arousing.
Your eyes fluttered, sleep almost taking you over until Sukunaās hands tightened around your waist. You felt your body be lift up until he slammed you back down. Your back arched as you screamed out.
The pain of the sudden movement somehow made you feel good. He bounced you on his cock as if you were nothing but a plaything. His grunts filling the domain. You were so happy he couldnāt see the sorcerers eyes on you, watching as you were used by the King of Curses for his own personal pleasure.
The thought of anyone in your clan knowing too brought fear inside your heart.
Any sort of pleasure you were feeling left. Your eyes fluttered closed as you just allowed Sukuna to take whatever he pleased. The reality of your situation had hit. You were nothing.
A toy for Sukuna.
Pitiful.
You were fucking pitiful.
Something warm erupted inside your heat, coating your walls. You let out a shuddered gasp, unable to ignore the small amount of pleasure that brought you. There was something white coating your tummy from his second cock.
Was this sperm?
It didnāt matter.
You couldnāt live like this anymore.
You proved your father right.
You were only good for one thing.
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
Wakizashi.
The Wakizashi was smaller than a katana, bigger than a dagger. A weapon civilians could carry around safely.
A weapon many used in suicide.
It was midnight. The moon shining down at you. You stood deep in the forest, bare feet touching the soft grass. You always loved the beauty of nature. The one thing that couldnāt be tainted.
You wore the female kimono you were forced to wear in the Toh. Despite the trauma, you still held the kimono close to you. It was made by your mother.
Your Wakizashi was held tightly in your hand. Its sharp blade glistening in the pale moonlight. You slowly widen your stance, arms gently moving into position as you whispered those faithful words.
āDomain Expansion: Midnight Paradise.ā
The paradise soon engulfed you. The familiar spider lilies blooming around you. Sakura petals fluttering from the makeshift sky. It was peaceful.
The ground, however, was dark water.
Youād never done that before. Sukuna mustāve rubbed off on you. A bitter laugh left you. You really allowed a curse to take youāallowing it to plant itself into your heart.
The Wakizashi felt heavy in your grip. Even as you placed the blade against your neck, your hand shook. It rattled in your hand as tears streamed down your face. You didnāt even know why you were hesitating. Sukuna didnāt like you.
He used you for pleasureāhe said it himself.
You were simply doing him a favor.
Your grip tightened as you sighed. It would be okay. This is what you always wanted.
Maybe, youāll be born to a happy family.
The blade cut clean through your throat, blood oozing out. You dropped the Wakizashi as you collapsed. Your eyes fluttered closed as you accepted your death.
Only for you to realize you werenāt bleeding anymore.
You reached up and touched your throat, feeling a scaring instead of the open wound. Itā¦ healed?!
āDomain Expansion: Malevolent Shrine.ā
āYou humans are amusing.ā The calming paradise burstsāSukunaās shrine appearing in front of you. The spider lilies stayed, curling around you as if it was comforting you. āYou seem to have forgotten you belong to me.ā
Sukuna appeared on the throne, staring you down with a glare. āI choose when you die. I will grant you the freedom of death. Now, come here.ā
You slowly sat up, staring at him in shock. You had so many questions. How? Why? What did he do to make you live?
āCome here. Now.ā He said, his tone stern. You stood up on shaky legs, slowly walking over to him. His body seemed larger than before. His eyes narrowing at every movement you took.
Sukuna grabbed your kimono as soon as you were close enough and tore it open. It ripped to shreds, falling to your feet in minutes. You held back your tears, keeping your eyes on the ground.
ā(Name), you will look me in the eye when I speak to you.ā
You glanced up, feeling your body hiccup as your tears began to flow. Sukuna simply stared at you, his eyes roaming your nude body. He stood up and gripped your face, moving your face upwards.
You expected anger. His cruelty to show for your actions. But his thumb gently traced the scaring across your face. It was from the whipping back then. It was jaggeder, covering your left eye to your right cheek. It was pure luck that you could even see from that eye.
āThis body,ā his hands trail down to your throat, tracing your new scar across your throat, āisnāt yours anymore. Itās mine. If you wish to die so badly itāll be my hands.ā
His grip tightened, causing you to gasp, your hands clutching at his arm. He stared you down, eyes showing no sign of any heart. But he didnāt strangle you. He moved down, grasping your right breast.
āHumans are insignificant. You should be grateful that I keep you alive. Your only purpose is to please me.ā He pushed you into the ground as you gasped out, staring up at him as he kneeled down, tearing off his own robes.
You parted your legs, not even attempting to fight back. But you didnāt want to fight back. You wanted him.
Sukuna smirked. āSome man you are. Whoring yourself so easily.ā
āitsokayā¦becauseitsā¦Sukunaā¦ā You whispered, giving him a soft smile through your tears. Sukuna froze for a moment, staring down at you as he grunted in anger. His hands gripped your waist and pulled you close, rubbing his cocks against your pussy.
āYou know your place now?ā
āMmmmh. Sukunaāsā¦ā
Sukuna chuckled, his lips slightly tugging into a smile. It was odd. You felt safe in his presence. The dark thoughts swirling in your brain felt like nonsense when you were near him. But you didnāt know why.
It felt counterintuitive to feel safe in the arms of a man that committed a massacre.
His degradation felt like care. He used a technique to save you.
He must care about you.
Even if the way he showed it was cruel.
Perhaps you werenāt mentally sane.
More than likely.
You reached over, grasping two of Sukunaās hands and bringing it to your breasts. He easily squeezed them both, pulling at your nipples. A shuddered breath left your lips as you whimpered.
āYou must be punishedāfor damaging my possession.ā You feel his cocks teasing your pussy. There was no getting out of it. Youāll be taking both at the same time.
Slowly, inch by inch, his two cocks sinked into your pussy. It was painfulānothing you could have ever imagine. Your breathing shuddered, hands gripping at his shoulder for some form of relief.
How could anyone like this?
Two of his hands gripped your breasts while the other two held your waist down, keeping you still. You wanted to thrash around, pull away due to the pain but he was too strong. But even though it was so painful, your cunt clenched around his cocks.
Your hands moved downwards, tracing his abs as you giggled to yourself. Being so close to him, you could finally take a good look at him.
The black markings all over his body. The second face. His four large arms.
He looked better in the moonlight.
Your hand moved away from his chest, reaching over to grab your Wakizashi. With a swiftness, one of Sukunaās hands grabbed your wrist.
āWhat do you think youāre doing?ā
āWakizashi.ā
You managed to pull your wrist away and grab the Wakizashi. You used your other hand to grab one of his and place it over the other gripping the Wakizashi. Sukunaās eyes stayed on you, his eyebrows raising as he watched you with curiosity.
āMyheartā¦andā¦.Wakizashiā¦belongtoā¦Sukunaā¦Ryomen.ā
A childish grin spread on your lips as you leaned up and gently kissed Sukunaās hand that gripped yours. You looked up, unsure if Sukuna understood you. He seemed to have trouble understanding your form of speech.
But the look he gave you was scary. It was as if he was angry but alsoā¦ lustful?
He released his grip on your hand and reached up, grabbing the back of your head as he smashed his lips onto yours. Your eyes widen, your hand releasing the Wakizashi. It clattered onto the floor before being pushed away by Sukuna.
You didnāt know curses could kiss.
You never thought a curse would be your first kiss.
But you eagerly kissed back, wrapping your arms around his neck. He manhandled you to lay back down your back as two hands lifted your legs. You almost forgot all about his cocks inside of you.
His hips moved back before slamming forward, causing your body to jostle from the force. You screamed out, nails beginning to claw at his back as he took you.
The sounds of skin slapping and your stuttered moaning filled the domain. Sukunaās cocks stretched you full, reaching so deep inside you worried heād spilt you open. You glanced down, seeing the soft tell sign of something bulging against your stomach.
From the insideā¦
Was that his cock?
Curses were insane.
It didnāt take long for you to reach your orgasm, your cunt clamping tightly around his cocks. But he didnāt let up, using you like a sex toy. Though it didnāt bother you this timeāyou liked it.
Sukunaās hips slammed into you as the warm sperm began to coat your inner walls. That was fast.
You glanced up at Sukuna to see him looking away, as if he was also shocked he came that fast. A cocky grin appeared on your lips as you giggled, pressing kisses on Sukunaās cheek.
āWasiā¦thatgood?ā You asked, looking up at him with eyes that resembled a puppy. Sukuna didnāt answer, simply pulling away from you despite your whines.
āIām hungry. Go tell Uraume to cook me a meal.ā Sukuna bluntly said, standing up as he slipped back into his robes. You simply wrapped an arm around your chest and clamped your legs closed for decency.
You reached over to grab your Wakizashi when it was quickly taken from you. Your eyes nervously turned over to Sukuna, watching as he lazily flipped the weapon before hiding it in his robe.
āUhmā¦.myā¦ā
He smirked, ādid you not say that it belongs to me now?ā
You frowned. Well now you regretted that.
āYouāll earn it once you learn your place. Now go.ā His eyes trailed down to the new scar on your throat. You could never tell what Sukuna was feeling but you couldāve sworn he seemedā¦ upset at the sight. But his face quickly became neutral as he walked back to his shrine, sitting down and getting comfortable.
Your fingers gently traced the scaring on your throat. Youāve never seen the technique Sukuna used. It wasnāt something anyone taught you. But it mustāve been a strong one.
And he used it to save you.
Was thatā¦.
Love? ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
You havenāt gotten your Wakizashi back.
Sukuna would occasionally taunt you with it, threatening to snap it in half. But he never did. He seemed to enjoy your panicked responses.
He kept it close though. It was always tucked inside his robe. You wondered if he ever used it when he went on his sorcerer killing sprees. Not that heād ever need to. He could kill towns in minutes.
But it felt nice to have him hold it.
Your speech was still terrible. Uraume was the only person who could understand you, especially when you spoke longer sentences.
āAndiā¦sawtheā¦bunnyrushā¦awaytotheā¦burrow..! Butigrabbedā¦thecarrotsā¦itstole!ā
āYou shouldāve killed the bunny.ā Uraume responded, handing you a bowl of miso soup. They gave Sukuna a plate that looked to be human meat. You had gotten used to ignoring the smell.
Sukuna stared at you from across the table. āThe bunny ran where?ā
āTheburrow.ā
āUraume, I thought you were teaching him to speak clearly,ā Sukuna said. Uraume shrugged as they sat down beside you.
āTeaching takes time. (Name) is twenty two, itās harder to change habits by this age.ā
It practically became a habit for you to constantly repeat yourself when speaking to Sukuna. Other times heād tell you to stop speaking. He was still rude and a bit cruel.
But he certainly changed. Judging by the fact heād occasionally kiss you. Though it wasnāt soft and romantic kisses. Most kisses would leave you breathless with bruised lips.
He still took you whenever he pleased. Having you ride him in front of people. That was still embarrassing. But you learned to live with it.
You were sitting outside, the moon shining down at you as you slowly weaved a bracelet with flower stems. There were three others scattered beside you, dawned with small chrysanthemums decorating them.
The thin robe you wore hardly covered you properly causing you to shiver at a particular rush of cool breeze. You grinned, holding the finished bracelet in triumph. They were larger than your wrists, having been made as large as possible.
As you grabbed the other three, two hands grasped your breasts, harshly squeezing them. You gasped, almost dropping the bracelets as you looked back to see Sukuna. He used his other two hands to lift you up, just as his domain opened around you both.
He sat at his shrine, settling you onto his lap. His hands pulled your robe off as you clutched the bracelets tightly, making sure to not accidentally drop them.
One of his hands trailed between your legs, easily teasing your pussy. You shivered, resting your head on his chest as he slowly teased you open. His large fingers slipped inside your cunt, stretching you out.
āSukunaā¦ā You mewled. āGotyoupresentā¦ā
You felt the loud reverberation of his grunt through his chest. It was somehow comforting that he had such human bodily autonomy. Your hands slowly opened, holding them up for him to see. Four brackets with red and white chrysanthemums in the center of the flower stems.
Sukuna grabbed one of them, examining it as his finger continued to stretch you open. He chuckled slightly, placing it back into your palms.
āI donāt need gifts from you.ā He said, earning a frown from you. Your lips parted as you tried to argue back only for him to lean down and nip at your lips, kissing you with as much softness as he could possibly muster.
āI already own you.ā
Your breathing hitched, staring up at him in shock. You eagerly kissed him backāmoaning as he began to feverishly finger you open.
āTakemeā¦please.ā You whispered, placing the brackets onto the ground as you moved to properly straddle him. Your hand pulled his robe open, allowing his cock to freely press against your thigh.
You shyly grinned, wrapping your arms around his neck. āUsemeā¦Sukuna Ryomen.ā
Sukuna smirked, two of his hands instantly gripping your hips. āYou donāt get to complain later.ā He said before slamming you down onto his cock. You screamed out, the painful stretch bringing you a pleasure that you had learned to love.
He bounced you up and down on his cock with reckless abandon. Your sweet, high pitched cries being music to his ears. The sight of you was intoxicating. Your breasts bouncing in tandem with his thrustsāyour cunt clenching around his cocks like a vice.
And to thinkā¦ he was going to kill you that day.
He wouldāve missed out on such great pussy.
Whatever he felt for you, he wasnāt sure. But what he did know was that he loved fucking you.
His hand reached down, kneading your ass. He leaned over and began to suckle on one of your nipples, earning a whine from you. You would always end up cumming more than twice, the least.
His name left your lips like a prayer, your nails digging into his shoulder as you wailed out.
You reached your first orgasm in minutes. He could always tell whenever you did. Your nose would scrunch up, lips curling into a frown, as your body began to stiffen. Your cunt would always tighten as well, practically begging him to fuck his cum into you.
The effect you had on him was different. He could last longer with random woman he found but with youā¦ He always found himself releasing faster.
He bit down on your nipple, causing you to shriek at the pain. Despite the cries and whimpers you gave whenever he would intentionally hurt you. Twist a nipple too hard. Spank your ass a bit too red. You would always come back for more.
Fuckā¦ just what have you done to him?
He pulled away from your breasts and pulled you closer, claiming your lips with anger. You helplessly kissed backāunable to really take any sort of control in the kiss.
You pulled away from the kiss to breathe, hiccuping as you nuzzled your face into his neck. He continued to bounce you on his cocks, getting you closer to your second orgasm.
It was unreal. To be so connected to a curse. The King of Curses no less.
You felt the quick swelling of his cocks, indicating he was about to cum. Your cunt tightened as much as it could, earning an animalistic grunt. He began to use you with no regard whatsoever to the bruising his grip left on your body.
He slammed into you just as his cocks began to cum deep inside you. You pulled him close to give him a kiss, reaching your own orgasm.
You didnāt know if what you felt for Sukuna was love. But you certainly didnāt want to live without him.
Itās a shame this would be the last day you saw him.
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
It was interesting to see Japan grow so much.
You didn't know that you wouldāve been alive for so long. To not age at all. It was a blessing and a curse. You certainly stopped getting to know people, tired of seeing them grow old in age or even die by unfortunate events.
You would occasionally see how the sorcerers were doing. But you never got closeāknowing you were technically a betrayer. Uraume was still with you though they would occasionally disappear to meet a man named Kenjaku.
Other curses still disgusted you so you never made any effort to speak to them like Uraume did. They kept speaking as if they could bring back Sukuna but you didnāt really believe it.
No, it was more so you didnāt think it would be a great idea. Youād lived longer than youād been with Sukuna at this point. And while you still love him, you knew deep down humans were doomed if he were to come back.
The soft breeze gently flew past as you sat in the woods. Moonlight shining down on you as you moved to lay down.
Something felt off, but you had pushed the feeling away. Being able to live for so long shouldāve been a blessing though you would occasionally wish to die.
But you never got your Wakizashi back. You assumed Sukuna died with it.
You didnāt know if that made you feel better or not.
People were nice. Many calling you a man. It was like a dream come true.
It was like two sides fought inside of you.
The need to protect human lives.
The want to kiss and hug Sukuna.
Why couldnāt you have fallen in love with someone normal?
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
āYou shouldnāt come to Shibuya tonight.ā
The soft hums of the television almost entirely drowned out Uraumeās voice. You looked over at them, watching as they grabbed something from the closet. Shibuya?
āI havenāt been to Shibuya in a while.ā You said, glancing back at the tv. Your style of speech was more coherent after centuries of practice. Though you would sometimes revert back when emotional.
āWhy? Is something going to happen in Shibuya?ā
Uraume simply hummed. āCould your body handle Sukuna today?ā
You got up from the couch and walked over to Uraume. āHm? Handle him?ā Your hands rested against the countertop of the kitchen as you thought for a moment. āNo. I havenāt had sex in centuries. Iām a virgin again.ā
You giggled at your own joke while Uraume rolled their eyes.
They turned over to you, their eyes trailing over your body. āYour chest is bigger.ā
You glanced down at your chest before glaring at them. āI just gained weight.ā
āThatās a good thing.ā They patted you on the back. āBigger is better. Iāll be back.ā
You mutely waved as Uraume left, humming to yourself. Bigger is better? You were pretty sure you had seen porn ads with that as a slogan. But there was a weird feeling your tummy. Why did Uraume suddenly ask you about Sukuna?
It been forever. Did theyā¦.
No. You pushed the thought away. Youād become a stuttering mess if Sukuna appeared in front of you.
But you were sure youād kill him.
Just for leaving you.
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
āYouāre okay keeping your face like that?ā
āFor now. If Iām going to be fighting amongst sorcerers, itās better to maintain this kind of appearance.ā
ā¦..
āWhere is he?ā
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
Uraume hasnāt been back for a while now. You didnāt get too worried, they had a habit of doing so. It mainly worried you that things seemed off. A massacre happened in Shibuya.
It felt too similar to his work.
You shrugged it off, knowing just how difficult to was to reincarnate Sukuna.
But what ifā¦
You groaned in frustration. You needed to go visit the forest. Your favorite forest was all over the place. You would always change it whenever you felt tired of another. This forest was beautiful with a large crystal blue lake.
Small baby ducks floated about while its mother watched. You sat down right next to the lake, putting your feet in it for some cool water against your skin.
The pale moonlight shunned down on you, always being a comforting blanket. It would always calm you down. Your legs slowly treaded through the water, sending small waves to the ducks.
A giggle escaped your lips as you watched the baby ducks scatter at the sudden movement.
You leaned over and stared at your reflection, gently poking it with your index finger. Soft ripples carried across the lake.
Your mind began to blank as you yawned. The ease of distractions began to push away any worry you had before. Until you feltā¦ something was off.
The forest was silent. No more soft rustle of the wind. Crickets. Birds. Even the ducks on the water were long gone. Something was wrong.
You slipped out of the water, glancing around. You slowly stood up and tried to ignore your own wishes for your Wakizashi. Youād get through without it.
But nothing happened. It was stillānothing came out and attacked you. You shook your head, scratching at your scalp as you turned back to face the lake.
āDomain Expansion: Malevolent Shrine.ā
Those words.
That voice.
The familiar black water pooled your bare feet. The same shrine covered in human skulls. The memories of cleaning it. Sitting on Sukunaās lap while he taunted helpless sorcerers.
Spider lilies began to bloom around you, forming a circle. The moon was still shining down on you. You didnāt want to turn around. In fear of just how youād react to seeing him.
Would he look the same? Did he still like you?
Did he ever like you?
You felt young again. The young and naive (Name) rushing back in. Who couldnāt speak properly. Who couldnāt fight to save his life.
Two hands suddenly appeared from behind you and spun you around.
He was still taller than you. His markings still all over his body. But his hair was black this time. He didnāt have two arms either. You almost didnāt believe it was him until a smirk spread on his lips.
Yeahā¦ thatās your Sukuna.
Your body felt stiff as you slowly stepped forward before leaping into his arms. His arms immediately wrapped around your waist, holding you close as you began to wail. Your hands gripped at his bodyāmaking sure this wasnāt a dream.
He was real. He was real.
āYouāve missed me, huh?ā He teased, his hand trailing downwards to grip your hips. His thumbs sinked into your skin as if he was now checking if you were real too.
āMhmā¦.missedsukunaā¦solonelyā¦ā You whined, cursing when you noticed you couldnāt speak properly anymore. Now that was just embarrassing.
You continued hugging him, leaning in as close as humanly possible. Your hands gripping at his shoulders while you buried your face in his neck.
You really did betray your clan, cuddling with the murderer.
A sudden squeeze at your breasts caught your attention. You pulled away a bit to see Sukuna squeezing both of your breasts together. He smirked, his thumbs rubbing against your nipples through the shirt.
āTheyāre bigger.ā
You glared at him. āStopit. Youcanttouchā¦meuntilā¦igetā¦Wakizashi!ā Sukuna rolled his eyes but complied, pulling away as he reached into his robes. Slowly, he pulled out your Wakizashi. Its gold sheath somehow still shining proudly.
Your hands practically snatched it away from him as you held it in the air, letting the moonlight shine down on it.
As beautiful as you remembered.
It looked recently cleaned. You glanced back at Sukuna, biting your lip. He kept it safe. He kept your Wakizashi safe.
Which meantā¦
He kept your heart safe.
āDo I get a reward for keeping that pathetic excuse of a weapon safe?ā Sukuna asked, crossing his arms across his chest. Despite his words, you knew he took its protection seriously.
You mutely nodded. āDidnātā¦.sleepwithā¦anyone. Not sinceā¦youwereā¦gone.ā You slowly placed the weapon on the floor as you stepped over to Sukuna.
āKept myself just for you.ā You managed to say before looking down in embarrassment. āIstillā¦belongā¦toā¦sukunaryomen.ā
A grip on your chin caused you to flinch as he forced you to look up at him. Sukuna stared down at you, his eyes roaming your face. The same whip scaring on your face almost gone in its entirety. The scar on your neck completely faded.
āI see I have to remind you of the rules.ā He said, forcefully tutting your head around as he continued to look at you. āLetās sey that cunt of yours can handle me.ā
ą½ą½²ā¤ļøą½ą¾
You missed this. His fingers thrusting into your pussy as he stretched you. Roughly kneading your breast with his free hand. It was weird being only touched by two handsāyou couldnāt wait until he got his normal body.
Your back arched, soft mewls leaving your lips. You were fully nude, sat atop of Sukunaās lap as he sat on his throne. Your cunt was tight. You really havenāt touched yourself ever since Sukuna left.
āWere you waiting for me?ā Sukuna suddenly asked, his thumb teasing your clit as you whimpered. āWaiting to be used as my whore again?ā
āNghhhā¦ā
āI was waiting to fuck this pussy again.ā He slowly spread your pussy open. āSqueezing your tits. All I had was that fucking Wakizashi of yours.ā He muttered bitterly, slamming his fingers deep into your cunt. You cried out, your hips moving upward as you tried to catch your breath.
He didnāt care that it had been centuries since you had sex. He seemed to enjoy that you were so loyal to him that you practiced celibacy.
āYouāre lucky I need to feel your pussy around my cockāyou deserve a punishment for not fulfilling your duties.ā He pulled open his robe, his cock springing out. Your shuddered, feeling it rub against your pussy.
āWhatā¦dutiesā¦?ā You whispered.
Sukuna harshly squeezed your breast, pulling at the nipple. You cried out in paināyour body squirming in his grip as his cock began teasing your pussy.
āYou mustāve forgotten your place.ā He whispered into your ear. āNo matter, Iāll remind you of it.ā
His cock slammed into your pussy, ignoring your scream of pain. He was harsh and unforgiving. Your body spasmed as it tried to get used to the harsh thrusting. Itād been so long, you already felt yourself feel close to an orgasm.
Sukunaās hands gripped your thighs, pulling them upward as he thrusted into your tight cunt. The sound of skin slapping and your stuttered moaning filled the domain.
Despite the pain, you couldnāt help the slight smile on your lips. You missed being used like a toy for his pleasure. A groan left you as your pussy clenched around his cock. Even as you orgasmed, Sukuna didnāt let you, using you to reach his own.
You felt his cock suddenly pulsate in you as warm cum filled your insides. A shuddered moan left your lips. You almost forgot just how warm sperm could be.
But you began to feel yourself being moved up and down. His hands moved to grip your waist, easily bouncing you on his cock. The overstimulation instantly caused you discomfort but your whines fell on deaf ears.
āIāve been without your cunt for centuries.ā He said, grunting as you clenched around his cock. Your hands gripped at his thighs. You couldnāt hold back your moans, they were on the verge of screams. It was so much for what was essentially your first time.
Sukuna grabbed a fistful of your hair and pulled your head back, smashing his lips into yours. You eagerly kissed back. The kiss reminded you of all the past ones. The bites on your lips. The feeling as if he was stealing your breath away.
As you pulled away, he gave you a lustful smirk.
āI intend to make up for lost time.ā
You werenāt going to be able to walk for years.
ą³ą¾ąæ ĖĖ-
wowowoā¦.my first fic at 10k wordsā¦. Jesus! I hope I did Sukuna justice <3
tag list: @the-ultimate-librarian @chill-guy-but-cooler @iwishtobeacrow @tehyunnie @flurrina @mello-life69 @ofclyde @smellwell @tomoeroi @remdayz @rhetorical-conscience @love-kha1 @star-3214 @kiiyoooo @ac3ifix
#I stand with sukuna ryomen now#GGRAAAAAHHHHHH#ARF#KONSONAN LANGIT YANG AKAN MENJADI SEBUAH TAKDIR CINTA KITA MENJADIKAN HAMPARAN DETIK INI SECARA SINARAN ULTRAFENG YANG-#i love this sm rgrgrgrrgrggsg#bottom male reader#x male reader#sukuna x male reader#jjk x male reader#ftm reader
3K notes
Ā·
View notes
Text
Trend Penjualan dan Pembelian Resale Produk Barang Mewah yang Sedang Booming saat ini dan Apakah Efeknya Terhadap Masyarakat Indonesia? Mari Kita Bahas TheRealReal dan Vestaire Collective
Penjualan dan pembelian barang mewah bekas atau resale telah menjadi tren yang booming dalam beberapa tahun terakhir, terutama melalui platform seperti TheRealReal dan Vestaire Collective. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi pasar global tetapi juga memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap masyarakat di Indonesia. Pasar barang mewah bekas telah mengalami pertumbuhan signifikan.ā¦
View On WordPress
#apa tantangan pengiriman barang mewah bekas impor ke indonesia#bagaimana bisnis kurir impor berkembang karena minat masyarakat indonesia terhadap merk mewah bekass#bagaimana bisnis personal shopper berkembang karena minat masyarakat indonesia terhadap barang mewah bekas#bagaimana pasar indonesia menanggapi tren penjualan barang mewah bekas yang sedang marak#bagaimana tren penjualan barang mewah bekas dapat menjadikan konsumen lebih hemat#bagaimana website resale barang mewah dapat memastikan produk nya asli#dampat lingkungan dari penjualan barang mewah bekas belakangan ini#kenapa pajak impor barang mewah bekas ke indonesia cukup tinggi#therealreal and vestaire collective effect#tren penjualan resale barang mewah branded
0 notes
Text
Merekomendasikan perbedaan antara haji dan umrah adalah Jatibening Baru (CALL 0813-1086-9970)

#[LAYANAN TERBAIK] Merekomendasikan perbedaan antara haji dan umrah adalah Jatibening Baru (CALL 0813-1086-9970)#.#āāMENGAPA JAMA'AH MEMILIH GRASINDO TRAVEL...??#*Kredibel dan Terpercaya*#_Telah memiliki Izin PPIU no. U541 dan Izin PIHK no. 021801024272600012021 serta mendapatkan *Akreditasi A* Kemenag RI#yang merupakan aktif dalam Organisasi AMPUH (Affiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh dan Haji)#serta Tersertifikasi *ISO 9001:2015* menjadikan Grasindo Travel menjadi sangat Kredibel dan Terpercaya._#*Sesuai Tuntunan Sunnah*#*Professional dan Berpengalaman*#_Pengalaman lebih dari 10 Tahun melayani Jama'ah dari Berbagai daerah Se-Indonesia menjadikan Grasindo Travel semakin Professional dalam pe#Haji#dan Wisata Halal._#*Paket Menarik Harga Kompetitif*#_Grasindo Travel menawarkan berbagai pilihan Paket Umroh yang Menarik dengan Harga Kompetitif guna memenuhi kebutuhan para Jama'ah._#*Jaringan Luas*#_Grasindo Travel Memiliki lebih dari 150 Cabang tersebar di berbagai Kota/Kabupaten di Indonesia_#*_Oh iyaaa#Grasindo Travel sudah 5 BER lho... š_*#*BER - izin PPIU No 541.*#*BER - Akreditasi A.*#*BER - izin PIHK No. 021801024272600012021*#*BER - sertifikat ISO 9001:2015*#*BER - Pengalaman lebih dari 10 Tahun melayani para jama'ah dari berbagai daerah.*#*Bersama Grasindo Travel Lebih Aman#Nyaman#dan Berkesan*#Informasi UMRAH .#WA : 0813-1086-9970 (Ibu Endang)#Telp : 0813-1086-9970 (Ibu Endang)#Web : grasindotravel.web.id
0 notes
Text
KERANI PEJABAT (PART 1)
Aku kerja sebagai executive di bahagian pertanian di Timur Malaysia. Dalam Pejabat aku ni x ramai mana pun perempuan, kalau ada pun jaga bahagian admin Pejabat je. Ada dalam 7 orang je perempuan dalam office ni. Aku memang agak mesra dengan semua kerani2 kat sini. Dalam ramai2 ni, 6 orang dah kahwin, 1 jer yang belum kahwin. Mesti korang ingat aku akan try yg single tu kan, tp takkkk.
Aku duk berkenan kat satu perempuan ni, korang pun boleh Teka. Ya, dia bini orang. Persona bini orang ni lain bosskuu. Ira namanya. Ira ni berkaca mata, putih kulitnya, tinggi dalam 165, berat dalam 60 gitu je. Badan kurus je, tp C cup. Ira ni yang buat aku geram dah laa cantik, pasti soft spoken dengan suara manja2 dia. Mana tak kerasnya keris aku.
Mula2 kami selalu keluar makan ramai2, lepak Mall spend time lepas waktu office. Sengaja aku ajak main bowling nk tgk punggung Ira ni, geram beb. Tp alang2 tu usha sekali punggung kerani yg lain sekali.. tp x blh lawan punggung Ira ni... Selalu kena pam dgn husband dia ni. Bila makan aku sengaja duk sebelah dia biar siku aku blh kena dada dia, itu taktik biasa kan? Dia pun mcm faham je.
Fast forward, dalam setahun jg aku rapat dgn ira, sampai lah satu masa tu dia meluah sesuatu yg menjadikan relay kami makin rapat. Suami ira ni sebenarnya kerja offshore, so beberapa bulan sekali baru blk. Time ni aku dah hidu bau2 isteri kesunyian. Yang buat dia sedih adalah suami Ira ni ada perempuan simpanan lain. Time ni aku dah sedar, peluang aku tinggi. Tapi waktu tu aku cover lagi, byk Bagi dia kata2 semangat. Padahal aku dah teringin nk rasa badan dia.
Sejak drpd tu, Aku Dan Ira makin kerap ws malam2, perkara ni makin nakal bila aku Tanya dia.
" Ira, tak rasa sunyi ke" aku pancing dgn harapan dia termakan.
"Urmmm, sunyi juga tinggal sorang lama2, ada suami mcm takde"
" Kesian diaa, saya kan ada. Tiap2 malam blh teman ira"
" Hmmm, tapi ws je kan, lain rasa tu"
" Kalau ira nak ada di sebelah tiap2 malam pun saya blh teman" Masih Cuba memujuk ira.
" Tak boleh, Ira isteri org, Ira tak nak curang, walaupun suami Ira curang."
" Mana adil mcm tu, dia dah tinggalkan Ira "kesunyian", kena laa balas balik"
" Macam mana nak balas balik?"
Umpan dah termakan sikit ni " Ira kena laa curang blk, buktikan bukan dia sahaja yg blh buat, tapi kan saya nk Tanya bila last Ira bersama?"
"Tak berani nk curang, entahlah bila last bersama, rasanya dah 4 bulan dah disentuh"
Dalam hati aku, ini kalau gosok sikit je dah banjir ni. " Pernah datang gersng tak?"
" Tipu laa kalau tak pernah, selalu je tp x blh nk buat apa" Ira mengeluh.
" Ira blh lncap kan? Bagi hilang rasa grsng tu"
" Hmmm, tak pandai and tak pernah buat"
Akhirnya Ira termakan umpan aku, " Saya blh ajarkan, malam2 ni lg best Lncp"
" Tapi tak turn on malam ni"
Aku pun terus hantar gambar batang aku pada dia, 3 keping gambar biar dia tgk puas2. " Untuk Ira, tgk laa dulu mana th blh buat Ira turn on"
Dalam masa 5 minit, juga Ira tak balas ws aku. Aku ingat dia dah block aku sbb hantar gambar batang kat dia.
"Awak, hmmm besarnya batang awak, takut" Ira balas. Waktu ni aku dah tahu, Ira dah turn on tgk batang aku.
" Biasa je tu Ira, Ira kena pegang laa nak tahu besar ke tak."
" Kalau dah berurat macam tu, mana ada biasa" Ira memuji lagi batang aku.
" Lagi best kalau masuk mulut Ira, Ira dah basah ke"
" Urmmm, dah basah laaa"
" Usaplah puki Ira tu slow2, biar kena dekat biji tu baru puas" aku hantar juga voice note pada Ira biar dia makin Gersang.
" Urmmm awak, rasa tak selesa laa." Semakin byk aku hantar voice note pada Ira biar dia basah sebasahnya.
Dalam 10 minit, aku menggoda Ira. Akhirnya, dia hantar aku satu gambar. Gambar jarinya yg basah, air puki Ira penuh tangan, tak pelik pun puki yg kesunyian memang banjir.
"Awak, lama saya tak rasa macam ni, puas sgt. Thank you tau"
" Sama2 Ira, saya akan sentiasa ada untuk Ira" ayat penghabisan yang mana aku tahu, Ira akan jadi hamba sxx aku.
Ira cuma balas dengan emoji "love", Dan aku tahu aku akan henjut dia tak lama lagi. Aku kena sabar. Lain macam penangan bini yang kesunyian ni.
SORRY KALAU PENULISAN ADMIN TAK BEST, TAPI KALAU NAK PART 2 KOMEN BANYAK2, ADMIN AKAN CERITA LAGI BILA IRA DAH JADI LAGI NAKAL.
#gadiscomel#gadisnakal#melayuboleh#melayunakal#melayu sedap#gadis tudung#gadishijab#gadishot#gadisbogel
2K notes
Ā·
View notes
Text

CETAK 0878-1086-0755 Percetakan Buku Yasin di Sawahan Nganjuk
087810860755 (WA) Cetak Buku Yasin di Sawahan Nganjuk, Jual Buku Yasin di Sukomoro Nganjuk, Tempat Pembuatan Buku Yasin di Tanjunganom Nganjuk, Jasa Percetakan Buku Yasin di Wilangan Nganjuk, Grosir Buku Yasin di Bagor Nganjuk Kami Adalah Pusat Percetakan Buku Yasin & Tahlil .
Menyediakan Pesanan Dengan Kualitas Terbaik Serta Harga Termurah.
Kami menyediakan berbagai macam jenis dan cover buku yasin sesuai keinginan Anda, seperti : Spiralcover, Softcover, Hardcover, Hardcover beludru, Hardcover royal paper, Softcover ekonomis, Hardcover Majmu Syarif dan masih banyak lagi.
Buku Yasin Yang Kami Produksi Insya Allah Allah Dapat menjadikan Amal Jariyah untuk Almarhum/Almarhumah
Untuk Pemesanan dan Informasi Hubungi : 0878-1086-0755 (24 Jam)
Website: https://jualbukuyasin.com
Produksi dan Pengiriman Pasuruan
Kantor Pemasaran Jl. Puntodewo No. 2 Baron, Nganjuk Jawa Timur 64394 | Diupload Oleh: DEA ZASQIYA SHELOMITA
#087810860755 (WA) Cetak Buku Yasin di Sawahan Nganjuk#Jual Buku Yasin di Sukomoro Nganjuk#Tempat Pembuatan Buku Yasin di Tanjunganom Nganjuk#Jasa Percetakan Buku Yasin di Wilangan Nganjuk#Grosir Buku Yasin di Bagor Nganjuk#Kami Adalah Pusat Percetakan Buku Yasin & Tahlil .#Menyediakan Pesanan Dengan Kualitas Terbaik Serta Harga Termurah.#Kami menyediakan berbagai macam jenis dan cover buku yasin sesuai keinginan Anda#seperti : Spiralcover#Softcover#Hardcover#Hardcover beludru#Hardcover royal paper#Softcover ekonomis#Hardcover Majmu Syarif dan masih banyak lagi.#Buku Yasin Yang Kami Produksi Insya Allah Allah Dapat menjadikan Amal Jariyah untuk Almarhum/Almarhumah#Untuk Pemesanan dan Informasi Hubungi :#0878-1086-0755 (24 Jam)#Website:#https://jualbukuyasin.com#Produksi dan Pengiriman#Pasuruan#Kantor Pemasaran#Jl. Puntodewo No. 2 Baron#Nganjuk Jawa Timur 64394 | Diupload Oleh: DEA ZASQIYA SHELOMITA#CetakBukuYasindiSawahanNganjuk#JualBukuYasindiSukomoroNganjuk#TempatPembuatanBukuYasindiTanjunganomNganjuk#JasaPercetakanBukuYasindiWilanganNganjuk#GrosirBukuYasindiBagorNganjuk
0 notes
Text
wedang uwuh beverage, WA 0813-5812-3335, Jual Wedang Uwuh Solo
Wedang Uwuh adalah minuman tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, biji pala, cengkeh, dan kapulaga, yang kemudian direbus bersama-sama dengan air dan gula aren.

Wedang Uwuh sering disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa, seperti pernikahan, upacara adat, atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Selain itu, minuman ini juga dianggap memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu menghangatkan tubuh, meredakan sakit kepala dan flu, serta membantu meredakan stres dan kecemasan.
Selain khasiatnya yang bermanfaat, Wedang Uwuh juga memiliki rasa yang khas dan nikmat. Rasa manis dari gula aren dan aroma rempah-rempah yang harum menjadikan minuman ini sangat cocok disajikan dalam cuaca yang dingin atau pada saat sedang bersantai.
Wedang Uwuh dapat ditemukan di banyak warung atau kedai kopi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan kini telah mulai dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencoba minuman tradisional ini, Wedang Uwuh dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah dengan resep yang sederhana dan mudah diikuti.
š² 0813-5812-3335
https://wa.me/6281358123335 Dan bisa langsung ke lokasi kami di :
Jl. Phospat no 31, Pandean 2 , Purwantoro, Blimbing, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Terimakasih dan happy shoopingā¦
#Wedang Uwuh adalah minuman tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran remp#kayu manis#biji pala#cengkeh#dan kapulaga#yang kemudian direbus bersama-sama dengan air dan gula aren.#Wedang Uwuh sering disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa#seperti pernikahan#upacara adat#atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Selain itu#minuman ini juga dianggap memiliki manfaat kesehatan#seperti membantu menghangatkan tubuh#meredakan sakit kepala dan flu#serta membantu meredakan stres dan kecemasan.#Selain khasiatnya yang bermanfaat#Wedang Uwuh juga memiliki rasa yang khas dan nikmat. Rasa manis dari gula aren dan aroma rempah-rempah yang harum menjadikan minuman ini sa#Wedang Uwuh dapat ditemukan di banyak warung atau kedai kopi di Jawa Tengah dan Yogyakarta#dan kini telah mulai dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencoba minuman tradisional ini#Wedang Uwuh dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah dengan resep yang sederhana dan mudah diikuti.#š² 0813-5812-3335#https://wa.me/6281358123335#Dan bisa langsung ke lokasi kami di :#Jl. Phospat no 31#Pandean 2#Purwantoro#Blimbing#Malang#Jawa Timur#Indonesia#https://g.page/griya-mint-malang?gm
1 note
Ā·
View note
Text
CINTA SUCI
Sudah lebih setahun Ain menjadi kekasihku. tetapi kami tidak pernah melakukan sebarang perbuatan terkutuk. Kami hanya pernah berpimpin tangan sewaktu bersiar-siar. tidak lebih dari itu.
Cinta kami terlalu suci hinggakan kami menjaga tertib dan batas-batas pergaulan berpegangkan ajaran agama.
Aku sama sekali tidak menyangka pada hari tu merupakan bermulanya detik hitam dalam sejarah percintaan kami.
Aku dan Ain yang kedua-duanya tidak pernah meninggalkan sembahyang lima waktu pun boleh melakukan perkara terkutuk tersebut apatah lagi korang.
Bermulalah al-kisahnyaā¦ā¦
Lebih kurang pukul 5 petang aku terdengar bunyi ketukkan di pintu bilik rumah sewaku. Aku tahu Ain yang datang , hanya Ain sahaja yang ada kunci bilik rumah sewaku. Aku pun bangun daripada tidur dan terus membuka pintu bilikku.
āLama dah sampaiā aku tanya.
āBaru je ā jawab Ain.
Aku lihat wajah Ain jelas menunjukkan keresahan hati tetapi aku biarkan
āDuduklah duluā kataku.
Aku pun pergi ke bilik mandi dan mandi kejap. Selesai je aku mandi aku tengok Ain duduk di birai katilku sedang membelek helai demi helai muka surat novel B.A hasil karya Mishar. Aku yang hanya berseluar pendek tanpa baju lalu berbaring di atas katil.
āDah sembahyangā tanyaku.
āDahājawab Ain
āAbang?ā tanya Ain
āDahā jawab ku pula.
āPetang ni nak gi manaā aku tanya sebab hampir setiap petang kami akan keluar bersiar-siar. kalau tak pun kami akan lepak je dalam bilik sewaku.
āKita duduk je siniā pinta Ain
Lalu aku bangun dan keluar dari bilik untuk membuat air. Bila aku masuk bilik balikā¦aku lihat Ain sudah terbaring di atas katilku sambil menonton vcd āNight of The Living Deathā aku pun mempelawa Ain minum air sirap yang aku buat. Aku biarkan saja Ain menonton sambil aku meneguk air sirapku.
Dengan sedikit kebosanan aku pun baring disebelahnyaā¦.terus terang aku katakan kami sudah biasa dalam keadaan ini tanpa ada nafsu.
ā Abang..." tiba-tiba Ain bersuara.
āAbang cintakan Ain tak?ā
Aku jadi pelikā¦tak pernah pun Ain menyoal bagaimana perasaan cintaku terhadapnya.
Berat untuk aku menjawab soalan Ain tu kerana bagiku dah cukup untuk aku buktikan dengan tingkah laku bukannya dengan kata-kata romantis dan janji-janji manis. Tiba-tiba Ain menangis dan memeluk aku dengan erat.
Inilah pelukan pertama yang aku terima dalam jangka masa lebih dari setahun aku bercinta dengannya.
āSiapa perempuan yang tumpang motosikal abang semalamā tanya Ain dalam tangisan.
Baru aku teringat sewaktu balik dari kerja Hamidah rakan sekerjaku minta tolong hantarkan ke rumah kerana keretanya rosak. Baru aku faham rupa-rupanya kes cemburu.
āRakan sekerja abang laā¦ Hamidah namanya minta tolong hantarkan kerana keretanya rosak jelaskuājelasku.
āBohong! Apa buktinya!!?" Gertak Ain
"Abang tak sayangkan Ain!! " bentak Ain pada aku.
"sedangkan kemesraan kita tidak seperti Ain harapkanā¦. malah Ain tengok abang lebih mesra dengan perempuan ituā sambung Ain dalam esakkanya.
āSungguh, abang tidak pernah menduakan Ainā¦Abang sayangkan Ainā¦.sebab itu abang tidak pernah sesekali untuk menyentuh Ain ā¦..abang ada batas tertentuā¦.perempuan tu cuma rakan sekerja abang ā¦tak lebih dari ituā¦..hanya Ain saja yang layak jadi isteri bang, isteri abang yang sah,seorang isteri yang akan menjaga makan minum abang, isteri yang menjadi sumber inspirasi abang dan mendidik anak-anak abangā¦.hanya Ain seorang yang layak.ā tegasku panjang berjela.
Lalu Ain memandang mukaku. Tak ku sangka kata-kataku membuat Ain terharu. Ketika itu air mata sudah bergenag di kelopak mataku. Tertanam dalam sudut dihati aku sangat ikhlas cintakan Ain kekasih ku ini.
Air mata Ain pula sudah reda. Ain sekali lagi menjadikan dada ku untuk melepaskan rasa kesal terhadap tuduhan cintaku kepadanya.
Ku usap lembut dan ku cium umbun2 kepalanya. Aku biarkan Ain melayan sedih dan fikirannya seketika. Tanpa ku sedari bibir Ain yang lembut, yang tak pernah disentuh oleh mana-mana lelaki hinggap di bibirku.
Aku membalas walaupun kami tidak pernah melakukannya. Kemudian aku melepaskan bibirnya. Mata Ain tepat memandangku. sekali lagi Ain melepaskan kucupan azimatnya ke bibirku.
Semakin lama darahku menyingkap ke seluruh badan. Terasa bahang kepanasannya benar-benar membuat darah ku mendidih. Lantas aku memeluk Ain. Dapat ku rasakan pelukkan Ain terhadapku semakin erat. seperti aku tak mahu dilepaskan olehnya. Kami berguling-guling di atas katil. Ternyata kami semakin lemas , kami semakin hilang kawalan diri. Dorongan nafsu kami yang hanya bermula dengan ciuman mulut kini semakin membuak buak.
Walaupun aku tak tahu bagaimana perasaan Ain terhadapku ketika itu tetapi jelas yang Ain juga telah hilang kawalan di dalam nafsu yang Ain mula kan..
Tangan ku mula menjalar dengan lembut,Ā nafsu ku semakin menjadi-jadi. Kini tangan ku telah berada di sebalik coli kecilnya itu. Ramasan yang kuat menyebabkan badan Ain terangkat sedikit. Aku tak pasti sama ada Ain kesakitan atau kenikmatan yang diterima olehnya. Aku semakin bernafsu , butang baju kurung Ain aku tanggalkan. Terdedah sedikit luas leher Ain. Terus leher Ain ku sedut , ku cium , ku buat tanda cinta sepuas-puasnya.
Dapat ku rasakan belakang badanku terasa pedih oleh cakaran kuku Ain yang kian bernafsu. Aku mula membuka baju kurung Ain. Ain memberi kerjasama sambil matanya tepat memandang aku. Kini tinggal hanya coli dan kain Ain sahaja yang menutup tubuhnya.
Aku terus jilat leher Ain sesejali aku gigit , terus pula ke pangkal dadanya membuatkan Ain menarik-narik rambutku. Perbuatannya membuatkan aku semakin ghairah. dengan sekali percubaan saja coli Ain terus tercabut.Ā kesuburan buah dadanya 36A tak dapat di pertikaikan lagi kecantikkan dan ranum nya buah si dara kekasihku ini. Aku meramas di buah dada kanan dan lidah ku sibuk menjilat puting di dada kiri. sudah cukup membuatkan Ain mendesah kesedapan.
āAh!Ā Abanggg...ā jeritnya halus antara dengar dengan tidak.
Kini aku mula dapat mengawal rentak permainan.Ā Jejariku mula bergerak lembut jilat demi jilatan aku berikan dikedua belah puting buah dadanya.Ā jelas kelihatan putingnya yang merah jambu sudah lama membesar tanpa ada yang memetik. Aku yang sememangnya tidak punya apa-apa pengalaman, cuba memberikan yang terbaik untuk Ain.
Aku mula menggerakkan bibirku kearah pusat Ain, jilatan di lubang pusat Ain ternyata membuatkan Ain terasa geli. Badan melentok liuk mengikut rentak lidah aku. punggungnya tergerak turun naik menahan kegelian bercampur kesedapan. Sambil bermain di perot dan pusat , aku buka kancing dan zip kain Ain. Ain mengangkat punggungnya memberi kerjasama.Ā Tersergam indah di mata sekujur badan dara hanya berseluar dalam di depan mata aku. Paha yang putih mulus , sebuah pemandangan yang indah pernah aku saksikan. Aku tersenyum gembira. Ain juga tersenyum dengan nafsu yg membuak.
Aku kembali ke bibir Ain. Cuba mencari rentak si dara dan teruna untuk berlayar. Sambil bermain lidah di bibir Ain , tangan kanan ku pula mula cuba untuk menyusup perlahan memasuki kawasan larangan Ain. bibirku bermain-mainĀ di lidah Ain sesekali di leher Ain. tangan kiriku sudah merangkul leher Ain.
Ain sudah dalam keadaan yang tak sedarkan diri lemas di dalam nafsu geloranya. lalu aku pun masukkan tangan kanan ke dlm pantie Ain. Ain seolah paham, terus membuka kangkangan kaki nya. Lalu aku sentuh bijiĀ nikmat Ain..
"AAHHH....ABANGGGGG...Abanggggggg..ahhh." keras desahan Ain di akhiri tersekatĀ².
Ain klimaks utk kali pertama dalam hidup nya selepas aku mencuit biji nikmatnya yang keras tadi. Aku menekup cipap Ain , terasa basah sangat. Air Ain sangat banyak. Aku mengeluarkan tanganku dari pantie Ain dan menjilat tapak tangan aku yg penuh air nikmat Ain.
Darahku semakin membakar perasaan bila mataku tertumpu di celah kelangkang Ain.Ā Aku buka pantie Ain, dia angkat kedua kaki naik memudahkan aku menanggalkan pantie dia. Pertama kali aku melihat cipap perempuan real fresh dara. Ain seperti baru lepas shave. Licin putih bersih sedikit tembam. Ain menutup mukanya dengan kedua tangan. Mungkin Ain sendiri malu pertama kali bertelanjang bogel di depan lelaki iaitu kekasih nya sendiri. Aku pula melihat macam dah sebulan tak jumpa nasi.
Aku memulakan langkah pertama dengan menghisap puting Ain. Lidah aku bermain di tetek Ain di puting Ain. Perlahan lahan aku turun ke badan ke pusat . Lidah aku mula menjilat paha kiri Ain hingga ke jari kaki Ain. Lidah naik semula ke paha lalu berlalu lidah aku ke atas tundun Ain beralih menjilat paha kanan hingga ke jari kaki. Sedang aku bermain lidah aku di setiap inci kaki Ain aku terbau air yang tak tahu nak cakap macam mana. Tp sekarang dah tahu..bau air cipap. Lidah aku menyelusuri paha Ain sehingga turun ke celah kelangkang Ain.
"uummhhh!! Abanggg.....ā Ain merintih sambil tangannya menguis-nguis cadar tilam ku. Aku tengok di celahan cipap Ain ade air kilatĀ² berlendir. Aku biarkan dulu. Apabila lidah ku mula menyentuh cipap Ain, Ain terus Klimaks buat kedua kalinya. EranganĀ Ain bertambah keras dengan nafsu yang sudah tidak dapat dibendung lagi.
"ARGHHHHHH...ABANGGGGG..AAHHH!!.." ngerang Ain.
tanganĀ aku mula menguak kedua kaki Ain. Aku melihat kawasan larangan Ain sehingga ternampak batu permata Ain tersembul dari tempat persembunyiannya. Aku kuis mengunakan lidah aku. Terangkat sedikit bontot Ain. Aroma cipap dara Ain membuatkan nafsu aku membuak buak. Lantas lidah aku menjilat biji pertama Ain. Aki sedut dan jilat sepuas-puasnya sambil menarik-narik dengan bibirku. Ain yang kembali bernafsu melayan lidah aku di cipap nya terus klimaks untuk kali ke3.Ā Fuhh...betol betol kegersangan Ain. Lidah aku meneruskanĀ tugas untuk menguli biji permata Ain, tangan aku pula meramas tetek Ain. Sesekali aku menyelak kelopak cipap dara ini dan lidah aku pula menjolok-jolok ke dalam lobang daraĀ Ain. Ain menjerit manja semahu-mahunya,hilang sudah perasaan malu dalam diri Ain yang tadi tersipu sipu.Aku meneruskan sebegitu sehingga Ain klimaks untuk kali ke4. Mulut dan muka aku penuh air nikmat Ain. Nafas Ain mula mengendur selepas 4 kali klimaks dgn permainan lidah aku.
Aku bangun membuka seluar aku. Mata Ain masih terpejam dlm keadaan terkangkang. Aku mula mengatur posisi seterusnya. Aku naik ke atas Ain. Ain memeluk erat aku. Mulut kami bertaut kembali. Sambil membelai rambut Ain kami berciuman. Batang aku sudah aku posisi kan dialur cipap Ain.Ā Aku nekad utuk melakukannya. YA sesuatu yang tidak sepatutnya ku lakukan. Perkara yg sepatutnya kami lakukan setelah bernikah akhirnya terjadi juga dek kerana mengutuhkan kepercayaan percintaan kami.
"Abang.. Ain sayang abang" lembut suara Ain ditelinga aku.
"Ye sayang, Abang pon sayangakan Ain, Ain seorang je yang abg cinta"Ā balas ku ikhlas kpd Ain.
Sedang kami meluah rasa cina,perlahan-lahan ku dekatkan batang aku ke lobang cipap Ain. Sedikit demi sedikit aku masukkan sambil mulut kami masih bermain lidah. Ain kembali bernafsu sehinga cipapnya kembali basah. Aku cuba mengeselkan batang aku di cipap Ain.Ā Ain sudah tidak mampu menahan nafsu nya saat batang aku menekan nekan biji permata Ain kerana dia sendiri sudah bersedia untuk melakukannya.
Tiba-tiba Nia menjerit sakit. "AHH..ABANGG!!" aku terkejut. Batang aku tergelincir masuk ke lobang cipap Ain yg sangat basah tu. Aku berhenti seketika. aku melihat tajam mata Ain dan memasukkan batang aku dengan seberapa perlahan yang boleh. Ain menjerit perlahan "ahhhhhh abanggggg.." tetapi ku tidak menarik batang aku untuk berundur. mata Ain terbuka melihat aku. Aku cuba masukkan anjakkan lagi dan berhenti. dapat ku rasakan Ain cuba menyesuaikan diri untuk menerima batang aku dengan menggelekkan punggung nya. akhirnya Ain seperti sudah dan rentak. Lalu Ain sendiri yang menganjakkan pinggangnya keatas dan aku membantunya dengan menekan batang aku ke dalam lobang cipap Ain sehingga melepasi sempadan had malam pertama kami.
"ARGHHHH...ARKKKK...AHH..ARGHHHHH..." Ain berteriak kuat sehingga ternganga mulut dia. Batang aku sudah menyusup jauh ke dalam lobang cipap Ain. Ain memeluk aku erat se eratnya. Badannya sedikit mengigil effect dari kesakitan upacara memecah dara dari batang aku.
Keperawanan Ain kini sah menjadi milikku. Kini tubuh Ain hak milik aku sepenuhnya.Ā Tubuh Ain masih menggigil dan ku biarkannya buat seketika. Terasa lobang cipap Ain mengemut batang aku sekuat nya sehingga terasa nak terpancut. Tapi aku tahan dulu. Batang aku terasa basah di dalam lobang cipap Ain. Mungkin Ain klimaks utk kali yg ke5. Fuhhh.
Sesudah semuanya reda, Ain menarik kepala aku dan cium mulut aku. Aku layan lidah Ain sambil aku mula berdayung perlahan-lahan. Ain mule selesa dengan adegan ini dan mula mengerang setiap kali aku tekan ke dalam lobang cipap Ain.
"Ahh..abang..sedapnya rasa..." "sedap sangat abang..sedapnya ahhhh..." Ain bersuara lembut membuatkan aku tak keruan dengar suara manja lembut Ain kekasih ku ini.
Aku dayung dengan penuh cermat slow n steady.Ā Kangkangan kaki Ain semakin luas untuk memudahkan aku henjut keluar masuk lobang cipap nya yang semakin basah. Aku cuba laju kan sedikit dayungan aku. Tangan Ain mula memeluk aku dengan erat.. Aku tetap meneruskan dayungan aku sehingga untuk yang ke6 kali Ain klimak lagi. Kali ini agak lama Nia berada dalam keadaan klimaks..lebih dari duabminit.. kedua kaki Ain memaut pinggang aku seolahĀ² tak bagi batang aku keluar dari lobang cipap nya. Aku yg melihat keadaan Ain yg sedang dipuncak terus memeluk Ain dgn erat.
āAbang...Ā ā Ain memanggil aku dalam nafas yang tersekat-sekat.
āye sayang..." jawab ku.
"Sedapnyaa abanngggg...sedap sangattttt.." suara Ain manja merengek.
"Ain tak tahan abang...sedap..." rengek Ain di telinga aku.
Aku jadi semakin ghairah bila Ain cakap macam tu, terus aku gerakkan batang aku henjut cipap Ain. Kali ini lebih laju dari tadi.
"Ah...ahh..Ahh..ahh..." Ain mendesah.
Air aku sudah di hujung, aku meneruskan lagi dayungan aku. Ain sudah tidak mampu lagi hanya mengerang kesedapan tatkala batang aku keluar masuk di cipap nya. Aku semakin nak pancut, aku laju kan lagi sedikit dayungan aku. Ain kembali memeluk aku sambil mengerang laju mengikut rentak batang aku di cipap nya.
Ah..ah.. ahh..abang...ahh..ah..abangggggg..." Ain mengerang.
Akhirnya aku yg sudah tidak tahan terus pancut ke dalam lobang cipap daraĀ Ain.
Ain tersentak. "Ahhhhhhhhhhhh...!!!" lantang suara Ain keluar.
Air yang pancut berkali kali ke dalam lobang Ain membuatkan Ain tersentak sentak menerima benih teruna ini. Kemutan cipap Ain membuatkan aku kalah ditambah lobang yang masih dara sempit itu. Sesuatu yg sangat nikmat. Terasa batang aku di perah oleh cipap. Habis air aku, akhirnya aku layu di atas Ain.
Ain memeluk aku dan berbisik "abg cukuplah, syg dah tak larat abg..." aku akur dengan mencium pipi Ain. Rupanya Ain klimaks utk yg ke7 kali seiring pancutan aku tadi. Ade potensi Ain akan mengandung anak aku. Haha. Seketika aku temenung , aku masih terkejut dgn diri aku yg tak ada pengalaman dlm sex selama ini boleh beraksi seperti ini. Well,Ā nafsu punya pasal.
Aku bangun dan baring di sisi Ain sambil memeluk Ain ke dada aku dan mencium umbun kepalanya. Ain lelap di dalam pelukan aku. Aku sambung termenung memikirkan lepas ini kami kene nikah secepat mungkin sebelom Ain mengandung..
Ahh jemm.. sedap da dapat... Sekian.
440 notes
Ā·
View notes
Text
Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable 0821-3108-7971

Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta, souvenir acara kantor Jakarta, vendor harga souvenir kantor Jakarta, souvenir untuk teman kantor Jakarta, souvenir kantor unik Jakarta Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable Mengapa Cinderamata Penting untuk Kantor
Membangun Kesan Positif Cinderamata memiliki peran penting dalam membangun kesan positif dari sebuah acara kantor. Mereka berfungsi sebagai pengingat fisik dari pengalaman yang telah dialami. Ketika karyawan atau tamu menerima cinderamata yang thoughtfully chosen, mereka merasa dihargai dan diakui. Kesan positif ini dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan keterlibatan, menjadikan setiap momen acara lebih berarti dan tak terlupakan.
Meningkatkan Kepuasan Karyawan Memberikan cinderamata yang berkualitas dan bermanfaat dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan karyawan. Ketika karyawan menerima hadiah yang berguna dan relevan, mereka merasa dihargai dan termotivasi. Ini berkontribusi pada suasana kerja yang lebih positif dan mendukung loyalitas yang lebih besar terhadap perusahaan. Souvenir yang baik bukan hanya sekadar hadiah, tetapi juga bentuk apresiasi yang mendalam.
Kriteria Cinderamata yang Memorable Keunikan dan Kreativitas Cinderamata yang memorable biasanya memiliki unsur keunikan dan kreativitas. Pilihlah cinderamata yang tidak hanya berguna tetapi juga memiliki desain yang menonjol. Souvenir dengan elemen inovatif, seperti barang yang dipersonalisasi atau yang memiliki fitur khusus, akan lebih mudah diingat. Keunikan dalam desain menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan membedakan cinderamata Anda dari yang lainnya.
Kualitas dan Daya Tahan Kualitas adalah faktor kunci dalam menentukan apakah cinderamata akan dikenang. Cinderamata yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan memiliki daya tahan yang baik akan memberikan kesan yang lebih positif. Souvenir yang awet tidak hanya berfungsi dalam jangka panjang tetapi juga menjaga citra perusahaan sebagai pemberi hadiah yang berkelas. Pastikan cinderamata yang dipilih tidak hanya menarik tetapi juga praktis dan tahan lama.
Pilihan Cinderamata Populer di Jakarta Teknologi Terkini dan Inovatif Di Jakarta, cinderamata berbasis teknologi sangat populer. Produk seperti power bank dengan desain sleek, speaker Bluetooth portabel, atau notebook digital yang terintegrasi dengan teknologi terkini menjadi pilihan utama. Souvenir teknologi tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga mencerminkan kemajuan dan inovasi. Mereka sangat praktis dan sering digunakan, menjadikannya pilihan yang ideal untuk meninggalkan kesan yang mendalam.
Produk Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Tren keberlanjutan semakin mendominasi pasar cinderamata. Produk seperti botol air stainless steel yang dapat digunakan berulang kali, tas belanja dari bahan daur ulang, atau alat tulis dari bahan organik menunjukkan komitmen terhadap lingkungan. Souvenir berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat praktis tetapi juga menonjolkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ini memberi kesan positif dan menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap isu-isu lingkungan.
Manfaat Cinderamata yang Tepat untuk Kantor Memperkuat Brand Perusahaan Cinderamata yang tepat dapat memperkuat brand perusahaan secara efektif. Souvenir yang menampilkan logo atau nama perusahaan dengan cara yang elegan akan meningkatkan visibilitas dan pengenalan merek. Ini membantu dalam membangun dan mempertahankan citra perusahaan yang positif di mata karyawan dan klien. Cinderamata yang dirancang dengan baik akan mengingatkan penerima tentang perusahaan setiap kali mereka menggunakannya.
Menambah Nilai dan Fungsi Cinderamata yang memiliki nilai dan fungsi lebih akan memberikan manfaat tambahan. Souvenir yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti alat tulis berkualitas tinggi atau gadget praktis, menambah nilai lebih bagi penerima. Ini tidak hanya membuat souvenir lebih berharga tetapi juga meningkatkan pengalaman penerima. Cinderamata yang multifungsi atau memiliki fitur khusus membuatnya lebih memorable dan berarti.

Cara Memilih Cinderamata yang Ideal Personalisasi untuk Sentuhan Pribadi Personalisasi adalah cara yang efektif untuk membuat cinderamata terasa lebih spesial. Menambahkan nama penerima, pesan pribadi, atau detail khusus akan memberikan sentuhan yang lebih pribadi dan emosional. Personalisasi menunjukkan perhatian terhadap individu dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam antara perusahaan dan penerima. Ini meningkatkan nilai sentimental dari cinderamata.
Memastikan Relevansi dengan Acara Pastikan cinderamata yang dipilih relevan dengan acara yang diselenggarakan. Pilihlah souvenir yang sesuai dengan tema atau tujuan acara agar lebih bermakna. Cinderamata yang relevan dengan konteks acara akan lebih dihargai dan dikenang oleh peserta. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memahami dan memperhatikan detail, serta menghargai pengalaman yang diberikan kepada para tamu atau karyawan.
Beberapa kota yang paling banyak mencari souvenir : malang, Jakarta, denpasar, Jakarta, banjarmasin, balikpapan, jogja, Jakarta, batam, Jakarta, medan, semarang,
FAQ: Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable
Apa yang membuat vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta menjadi pilihan yang tepat untuk acara perusahaan? Vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta yang baik dapat menawarkan berbagai pilihan produk yang sesuai dengan tema acara dan kebutuhan perusahaan. Mereka biasanya memiliki pengalaman dalam menyediakan souvenir untuk berbagai jenis acara, sehingga dapat memberikan saran yang sesuai dengan anggaran dan tema acara. Pilih vendor yang menawarkan produk berkualitas tinggi dan dapat dipersonalisasi untuk menciptakan cinderamata yang memorable.
Bagaimana cara memilih souvenir acara kantor Jakarta yang tepat untuk meninggalkan kesan mendalam? Untuk memilih souvenir acara kantor Jakarta yang tepat, pertimbangkan produk yang memiliki nilai sentimental dan praktis. Pilih item yang dapat dipersonalisasi, seperti barang-barang yang menyertakan logo perusahaan atau pesan khusus. Souvenir yang berkaitan dengan tema acara atau yang dapat digunakan sehari-hari juga merupakan pilihan yang baik untuk meninggalkan kesan yang mendalam.
Apa yang perlu dipertimbangkan saat memilih vendor harga souvenir kantor Jakarta? Saat memilih vendor harga souvenir kantor Jakarta, pertimbangkan kualitas produk yang ditawarkan serta kemampuan mereka untuk memenuhi anggaran Anda. Periksa apakah mereka dapat memberikan pilihan produk yang sesuai dengan budget dan tetap berkualitas tinggi. Bandingkan harga dari beberapa vendor dan pastikan bahwa mereka menawarkan transparansi dalam penetapan harga dan biaya tambahan.
Apa jenis souvenir untuk teman kantor Jakarta yang dapat menciptakan momen berkesan? Souvenir untuk teman kantor Jakarta yang dapat menciptakan momen berkesan adalah item yang personal dan unik. Contoh termasuk barang-barang yang dipersonalisasi dengan nama atau pesan khusus, barang-barang yang terkait dengan hobi atau minat teman, atau produk yang memiliki makna sentimental. Diskusikan dengan vendor tentang ide-ide yang dapat disesuaikan dengan preferensi individu teman kantor Anda.
Apa kelebihan dari memilih souvenir kantor unik Jakarta dibandingkan dengan souvenir yang lebih umum? Souvenir kantor unik Jakarta memiliki kelebihan karena dapat memberikan kesan yang lebih personal dan membedakan acara Anda dari yang lain. Souvenir yang unik biasanya lebih diingat dan dihargai oleh penerima, karena mereka mencerminkan perhatian dan usaha yang dilakukan untuk memilih sesuatu yang berbeda. Pilihlah souvenir yang memiliki desain atau fungsi yang tidak biasa, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih memorable bagi penerima.
Bagaimana cara menemukan vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta yang dapat dipercaya? Untuk menemukan vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta yang dapat dipercaya, lakukan riset terlebih dahulu. Bacalah ulasan dari pelanggan sebelumnya, periksa portofolio mereka, dan tanyakan tentang pengalaman mereka dalam menyediakan souvenir untuk acara kantor. Pilih vendor yang memiliki reputasi baik, menawarkan produk berkualitas, dan memiliki pelayanan pelanggan yang responsif.

Apa saja tren terbaru dalam souvenir acara kantor Jakarta? Tren terbaru dalam souvenir acara kantor Jakarta termasuk barang-barang yang ramah lingkungan, produk teknologi seperti power bank atau flash drive, dan item yang dapat dipersonalisasi dengan desain modern. Souvenir yang inovatif dan sesuai dengan tema acara saat ini sangat diminati, sehingga memilih vendor yang mengikuti tren terbaru dapat membantu Anda memberikan cinderamata yang up-to-date dan memorable. Dengan memilih vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta, souvenir acara kantor Jakarta, dan souvenir kantor unik Jakarta yang tepat, Anda dapat memastikan bahwa cinderamata yang diberikan akan meninggalkan kesan yang mendalam dan memorable. Pastikan untuk mempertimbangkan kualitas, personalisasi, dan tren terbaru untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para peserta acara kantor Anda.
#Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable#Cinderamata untuk Kantor Jakarta yang Memorable vendor souvenir kegiatan kantor Jakarta#souvenir acara kantor Jakarta#vendor harga souvenir kantor Jakarta#souvenir untuk teman kantor Jakarta#souvenir kantor unik Jakarta#Mengapa Cinderamata Penting untuk Kantor#Membangun Kesan Positif#Cinderamata memiliki peran penting dalam membangun kesan positif dari sebuah acara kantor. Mereka berfungsi sebagai pengingat fisik dari pe#mereka merasa dihargai dan diakui. Kesan positif ini dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan keterlibatan#menjadikan setiap momen acara lebih berarti dan tak terlupakan.#Meningkatkan Kepuasan Karyawan#Memberikan cinderamata yang berkualitas dan bermanfaat dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan karyawan. Ketika karyawan menerima had#mereka merasa dihargai dan termotivasi. Ini berkontribusi pada suasana kerja yang lebih positif dan mendukung loyalitas yang lebih besar te#tetapi juga bentuk apresiasi yang mendalam.#Kriteria Cinderamata yang Memorable#Keunikan dan Kreativitas#Cinderamata yang memorable biasanya memiliki unsur keunikan dan kreativitas. Pilihlah cinderamata yang tidak hanya berguna tetapi juga memi#seperti barang yang dipersonalisasi atau yang memiliki fitur khusus#akan lebih mudah diingat. Keunikan dalam desain menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan membedakan cinderamata Anda dari yang lainny#Kualitas dan Daya Tahan#Kualitas adalah faktor kunci dalam menentukan apakah cinderamata akan dikenang. Cinderamata yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan#Pilihan Cinderamata Populer di Jakarta#Teknologi Terkini dan Inovatif#Di Jakarta#cinderamata berbasis teknologi sangat populer. Produk seperti power bank dengan desain sleek#speaker Bluetooth portabel#atau notebook digital yang terintegrasi dengan teknologi terkini menjadi pilihan utama. Souvenir teknologi tidak hanya berfungsi dengan bai#menjadikannya pilihan yang ideal untuk meninggalkan kesan yang mendalam.#Produk Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
0 notes
Text
Jilat Pepek Maya Sampai Kering
Semalam merupakan malam yang indah kerana aku pertama kali melakukan seks dengan pakwe aku, nama dia khalid. Panggil Lid. Kami saling membahasakan diri kami papa dan mama. Biasalahā¦saat bercinta semuanya indah belakaā¦sebagaimana seks dengan Lid semalam. Takkan aku lupakan. Kami main dalam bilik Lid. Semuanya berpunca daripada Lid memainkan cerita jilat di telefonnya. Niat awal berjumpa adalah seperti baisa, belajar bersama-sama.
Seks kami jua rasanya subjek yang boleh dibelajarkan bersama-sama. Di praktikkan terusā¦huhuā¦pertama kali batang Lid masuk dalam pepek aku, aku menangis..sehinggakan demam aku dikerjakan. Darah dara aku keluar, menandakan hilang sudah dara aku. Lid tersenyum puas kerana aku merupakan orang pertama merasakan keterunaannya dicabul dan dia berjaya menjadi insan pertama meragut dara aku. Lid sangat berlembut dengan akuā¦tak sangka seksnya seperti satu rasukan syaitan.
Semalam kami dah mulakan, hari ini merupakan sambungan.pagi lagi aku dah terima sms daripada Lid āmama demam ke sayang,papa nak rasa pepek mama sangat-sangatā aku jawab āsamalah,tak sabar juga niā¦ada peluang ke hari ini?ā Lid menjawab ājom, papa jemput mama datang rumah, kita main ek..āaku pun jawab āOK smile emoticonā. Paling best sebab mak ayah Lid takde. Abang dan kakaknya juga entah ke mana. Setelah aku menipu mak dan ayah untuk ke perpustakaan kolej, Lid jemput aku untuk sesi seterusnya.
Sampai kat bilik Lid,aku pun mula cium bibir Lidā¦Kami berpelukan atas katil Lid. Berpelukan sambil membalas ciuman sambil Lid membuka baju ā¦bra. Lampu malap disisi bilik menjadikan keadaan bertambah romantik. Aku dan dia semakin rancak bercumbu-cumbuan..tangan Lid juga mula merayap ke leher dan turun ke buah dada aku. Aku merelakan semuanya. Jari jemari Lid mula meramas mesra puting tetek aku. DIjilit manja dan dihisap sekuat-kuatnya. Biji aku semakin rancak dikerjakan tangan sebelahnya. Aku merengekā¦āaaaaā¦aaaaaā¦aaaaaaā¦..fuckā¦fuck meā¦āsuara aku keluar merayu.
Lid semakin rancak bila mendengar rengekan aku. Dia mula memasukkan jari ke dalam seluar dalam akuā¦jarinya semakin laju bermain di biji kelentit akuā¦air keluar dengan banyaknya. Lid mula jolok jarinya ke dalam pantat akuā¦sedapnyaā¦sambil mulutnya tak henti-henti menghisap puting tetek aku. Lid membuka seluar dalam aku dengan pennuh nafsuā¦.nafasnya kencang..digigitnya peha akuā¦arghā¦.sedapnyaā¦ Nafsu aku semakin memuncak jadinya. Mulut aku mengerangā¦Lid meletakkan seluar dalam aku dimulut aku..diikatnya supaya aku tidak bersuaraā¦.
Lid kemudiannya menyuruh aku menutupkan mata dan diikat kedua belah tangan aku di hadapan menggunakan tali bra aku, kaki aku dikangkangkannya..kangkang luasā¦. Aku terkejut dan bertanya kenapa, Lid hanya diamā¦dijilatnya pantat aku. Terkangkang-kangkang aku menahan kesedapanā¦Aku apitkan kepala Lid di celah peha semasa klimaks..sedapnyaā¦semua air pantat aku disedut oleh Lid. Lid bangun lagi,kali ini dia mengambil entah tali apa dan ditarik kaki aku ke penjuru katil. Diikat sebelah kiri dan kanan kaki aku. Aku sekarang berada dalam posisi duduk atas katilā¦kaki terbuka berbentuk V.
Dikangkangkan oleh Lid.. Lid naik ke atas katil dan membuka ikatan dimulut aku. Dilepuknya bontot aku dengan kuat.sedapnya bontot di lepuk begini. Bertambah naik nafsu aku. Dibuka ikatan tangan aku tadi.
Lid menggunakan seluar dalam dan bra aku untuk ikat kedua belah tangan aku di katilnya. sekarang aku dalam posisi X. Aku tidak ada idea akan apa terjadi pada hubungan seks kami. Aku bertanya āLid, sayangā¦macam mana nak seks kalau u ikat i ni sayangāā¦Lid menjawab ālagi senang uā¦seks kita akan jadi lebih nikmat macam niā¦kita try posisi baru ye sayangā Lid nai katas badan aku dalam posisi terbalikā¦disumbatkan batang konek ke dalam mulut aku dan mulutnya menjilat biji kelentit akuā¦
Aku seperti tidak boleh bernafasā¦namun,Lid berterusan menjolok batang koneknya ke dalam mulut akuā¦aku hanya hisap dan air liur semakin banyak keluar bertambah air mazi Lid,,,nafsu aku semakin memuncakā¦Lid menikmati setiap saat melayan biji kelentit akuā¦dihisapā¦dijolok ke dalam pantatā¦dijilatā¦terangkat-angakat punggung akuā¦sedap sangat..terpancut keluar air aku ā¦makin lama, Lid makin lajukan jolokan batangnyaā¦dan crutttā¦crutā¦..dipancutkan terus air maninya ke dalam mulut aku..
Aku terus tertelan kerana batang Lid makin kuat aku hisapā¦Lid bersuara kepuasanā¦
Aku jilat air mani yang mengalir keluar daripada mulutā¦sedapnya air mani jantan..bisik aku didalam hatiā¦Lid terus bangun dan baring di sebelah akuā¦ikatan aku masih belum dibuka. Aku juga kepenatan.Lid menghempap badan aku. Terasa peluh jantannya mengalir pada tubuh aku. Penghawa dingin bilik tidak terasa langsung.
Kami kelayuan tertidurā¦tiba-tiba terasa sakitā¦pedih dan panasā¦di tetak aku..aku terbuka mata dan lihat Lid sedang nyalakan lilin. Dititiskan lilin ke atas tetak aku..aku menjerit āarghā¦.no please..stop itā¦noā¦.stopā¦its hurtingā¦pleaseā¦..āLid meneruskan titisan lilin ke perutā¦diturunkan ke bawah sehingga ke kakiā¦aku meraungā¦sakit. Lid senyumā¦aku terpinga-pingaā¦Lid bersuara ābertambah nafsu i tengok u sakit..i jadi gila niā..āoh my godā¦then,come and fuck me darlingāaku bersuara..
Lid membuka ikatan tangan dan kaki akuā¦diarah aku untuk bertukar ke posisi doggy.
Dimasukkan batangnya kedalam pantat aku dari belakang. Rentak seks Lid semakin rancak. Tiba-tiba Lid berhenti dan gigit bontot aku.Argh ā¦aku bertambah syok. Sedapnya permainan seks Lid. Bontot aku juga dilepuk kuat dengan menggunakan rotan..aku kesakitan bercampur sedapā¦tapiā¦masih ingin terus dirodok oleh batang konek. āArghā¦u are a good fuckerā¦fuck me harderā aku bersuaraā¦.Lid hanya tergelak..dan terus menerus menjalankan tugasnyaā¦Lid kemudian semakin rancak melajukan tusukan batangnya dan menjerit puas apabila batangnya koneknya melepaskan berdas-das tembakan mani ke dalam pantat aku.
836 notes
Ā·
View notes
Text
5 Pesan yang Jadi Bekal Saya Memulai Awal 2025
@edgarhamas
Saya suka dengan pepatah ini, "In the beginning there is meaning, in the end there is feeling." Di permulaan ada pemaknaan, dan di akhir biasanya ada rasa.
Orang memulai harinya dengan membuat pengalaman, lalu senja harinya ia pulang membawa pengalaman, dan malamnya ia merenungi kenangan dari sebuah pengalaman. Dan, itulah yang membuat hidup jadi dinamis. Kita, memaknainya, setiap pergantiannya. Ada zikir pagi, ada pula wirid sorenya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, rasa-rasanya kita yang terbiasa menggunakan kalender Masehi jadi perlu membuat pemberhentian sejenak. Bukan, bukan kita merayakan akhir tahun gregorian. Kita sudah punya kalender sendiri. Namun terbiasanya kita menggunakan tahun-tahun gregorian ini akhirnya membuat kita jadi butuh juga memuhasabahi: akhir tahun 2024 aku sudah jalan sejauh apa, dan bagaimana aku memulai hari-hari setelahnya?
Maka, "in the end, there is feeling."
Alih-alih fokus membeli bahan bakar-bakaran, makin dewasa ini, saatnya diam sejenak bersama Allah dan diri kita sendiri. Hadiri kajian jika ada, mabit jika memang ada agendanya. Kalau saya sendiri, saya biasanya diam saja sambil merenung.
Saya selalu menanyakan dua hal: tentang apa yang telah saya lakukan, dan apa yang kelak akan saya azamkan. Saya akan lihat 100 target 5 tahunan, dan mulai memindai mana yang masih relevan, mana yang telah terjadi, dan mana yang masih mimpi.
Dan, pesan-pesan ini membantu saya ādan semoga kamuā untuk kembali menyegarkan sudut pandang menjalani hari-hari ke depan.
1. "Allow yourself to be a beginner"
Izinkan diri kita untuk menjadi pemula pada hal yang baru. Pada potensi yang kita baru asah, pada pekerjaan yang baru kita jalani. Sebab banyak orang menuntut dirinya harus langsung ahli, dan itu mustahil. Banyak guru bilang pada saya bahwa setiap hal butuh "Husnul Bidayah", awal yang baik.
Dan salah satu makna awal yang baik itu adalah: berikan hak pada dirimu untuk berproses.
2. "Some years you win, some years you build characters."
Hendaknya kita memahami bahwa tahun-tahun yang berjalan, tak selalunya berakhir memuaskan. Kadang ada masa dimana kita menang. Tapi, jangan overthinking kalau memang tahun ini kita "rasanya" tak menghasilkan banyak hal berarti. Kamu salah jika berpikir begitu.
Sebab pada akhirnya kita bertumbuh: kadang berakhir dengan momentum, kadang berubah menjadi pelajaran berharga. Baca surat Ali Imran 140, dan kita akan memahami siklus ini.
3. "I'rif qadraka..."
Seseorang pernah datang pada Imam Ibnu Mubarak, lalu dia meminta nasihat. Dan, jawaban Ibnu Mubarak singkat padat jelas namun sangat dalam, "i'rif qadraka", ketahuilah kapasitasmu. Dalam jalan panjang hidup ini, kita sering mengenal orang, tapi kenapa kita jarang duduk mengenal diri kita sendiri?
Mengetahui kapasitas kita, itu artinya memetakan apa yang bisa persembahan buat Islam dan umat ini.
Sebab generasi pembebas Al Aqsha bukanlah hanya dari orang-orang militer, tapi oleh siapapun yang memenangkan potensinya di bidangnya masing-masing. Dan itu hanya bisa benar-benar terjadi jika setiap orang mengetahui kapasitasnya, sehingga ia mampu menentukan posisinya.
4. "Maa kaana Lillahi yabqaa"
"Apapun yang dilakukan karena Allah, maka akan bertahan", itulah yang dikatakan Imam Malik bin Anas ketika menulis Kitab hadits Al Muwattha. Saat itu, buku-buku hadits sudah banyak. Namun Imam Malik tetap menulis dan bahkan karyanya bertahan sampai kini. Apa rahasianya?
Ya, beliau melakukannya tulus karena Allah, maka Allah menjadikan karya itu "abadi" menginspirasi umat melintasi ruang dan zaman.
Mirip-mirip dengan quote Maximus, "What we do in life echoes in eternity"
5. Terhubung dengan misi para kesatria: Al Aqsha
Dan ini yang pamungkas. Saya terkesan dengan salah satu quote demonstran pro Palestina di Amerika, "bukan dunia yang telah membantu Gaza, tapi Gaza lah yang membangunkan dunia." Clear. Jernih.
Permasalahan Al Aqsha dan Palestina adalah milik pendekar hati nurani. Selama kita masih bertaut dengan Al Aqsha, maka kita akan sadar: beban kita belum ada apa-apanya, dan visi kita bertaut dengan mereka; yang terabadikan dalam lisan seorang ibu di pengungsian Gaza, "Al Aqsha, jika tidak dibebaskan oleh aku, maka oleh anak-anakku. Jika bukan oleh anak-anakku, maka oleh cucuku!"
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#tadabbur#quotation#edgarhamas
251 notes
Ā·
View notes