#meja makan 6 kursi
Explore tagged Tumblr posts
Text
https://satipahjati.com/katalog-mebel-siap-pakai/
#mebel jepara minimalis#mebel jepara mentahan#gambar mebel jepara#mebel jepara terbaru#toko mebel di jepara yang bagus#mebel jepara terdekat#furniture jepara mewah#mebel jati minimalis#furniture jepara online terpercaya#mebel jepara murah#mebel jati terdekat#pusat mebel di jepara#meja makan harga 500 ribu#meja makan minimalis 4 kursi#meja makan minimalis modern 6 kursi#meja makan minimalis kayu#harga meja makan minimalis 4 kursi#model meja makan minimalis dan harganya#meja makan minimalis besi#harga meja makan 6 kursi jepara#harga meja makan 6 kursi jati#meja makan 6 kursi ikea#meja makan 6 kursi mewah#meja makan kayu minimalis 6 kursi#meja makan 6 kursi informa#model meja makan 6 kursi#harga meja makan kaca 6 kursi#kursi tamu jati mewah#kursi tamu jati minimalis terbaru#kursi tamu jati jepara terbaru
0 notes
Text
Littles
Suara bell tiba-tiba berbunyi di apartemen yang masih sepi suara itu, jam 6 pagi di hari Minggu, belum ada orang yang beraktifitas.
DUG DUG DUG
Mendengar suara itu, si gadis tidak lagi bisa berpura-pura tertidur. Lagipula siapa yang akan tidak sopan menggedor pintu orang lain di pagi hari, khususnya di hari Minggu?!!
Dengan masih mengernyit, mata yang menyipit, perempuan itu meninggalkan hangat dari pelukan kekasihnya, juga selimut tebalnya untuk melihat siapa yang ada di depan.
Perempuan itu justru semakin mengernyit, dari lubang pengintipnya ia melihat kakak perempuannya ada di depan pintu bersama kedua balita kembarnya.
Click
“AUNTIEEEEEE!!!”
Teriakan dari kedua bocah itu seketika memenuhi unit apartement beserta seisi lorongnya, membuat sang ibu buru-buru melangkah masuk, takut-takut mengganggu yang lain.
Keduanya menyerbu paha perempuan itu, karena tingginya yang belum seberapa, tetap semangat menyambut tantenya yang baru bangun tidur.
“Sorry, really need your help. i have to go to the hospital”
Seakan kakaknya bisa menebak apa yang dipikirkannya, anak kembar yang belum mengerti percakapan orang dewasa itu masih asyik bermain dan bercakap dengan mainan yang dibawanya masing-masing.
“Here I already prepared their meals, this-is what you should cook for them, and these are the list they couldn’t eat— you can bill me for the expenses okay? I really need your help sissy, -must go now!”
Bicaranya dengan kecepatan yang membuat adiknya sendiri termenung diam, berusaha mencerna semuanya. Kakak perempuannya menghampiri kedua balitanya dan mengecup pipi mereka masing-masing.
“You both are happy right? I granted your wish to go to Aunt’s house, now mommy gonna go for a while and you guys— don’t be naughty and give your auntie a hard time, alright? Bu-bye”
Lagi-lagi keduanya masih terlihat senang, mengecup balik pipi ibunya sebelum sang ibu meninggalkan mereka di tempat yang masih sedikit asing untuknya.
Click
Perempuan itu mengerjapkan matanya, apa.. yang baru saja terjadi.. tiba-tiba keponakannya berkunjung- atau lebih tepatnya terpaksa berkunjung?
Ia masih terduduk diam di kursi meja makan, menatap ke arah ruang tamu di mana keduanya sedang bercanda dan bermain, sampai tiba-tiba ia lengah dengan pengawasannya.
Salah satu dari gadis kecil itu membuka kamarnya, dan berteriak memanggil saudara kembarnya.
“PLAY HERE!! IT’S COOL IN HERE!!”
Dilanjut dengan tawanya dan kaki kecil itu mendepak lantai berlari dengan semangat, belum sempat dihentikan.
Oh tidak, Chan sedang tertidur di dalam. Hari ini seharusnya jadi hari istirahat Chan, setelah berminggu-minggu tidur di subuh hari dan kembali bekerja di pagi hari.
Bahkan, ia juga tidak tahu kekasihnya suka anak kecil atau tidak. Tidak pernah melihatnya bersinggungan atau berinteraksi dengan anak kecil sebelumnya, membuatnya sedikit tak enak hati kalau kedua keponakannya akan mengganggu.
“Wait guys! You can’t-“
“AUNTIE THERE’S SOMEONE SLEEPING!!”
Gadis itu tambah terbelalak dengan teriakan salah satu dari mereka, buru-buru ia masuk ke dalam kamar melihat pemandangan horror, keponakannya berloncat-loncat di ranjangnya. Bahkan tubuh Chan terlihat ikut sedikit terguncang karena ulah mereka.
“AUNTIEE LOOK WHO IS THIS!!!”
Anak kecil itu menunjuk pria yang perlahan terbangun, menyipitkan matanya berkat gorden yang sudah dibuka lebar oleh salah satu dari mereka. Laki-laki itu mengusap matanya, tubuhnya ikut berguncang dengan dua orang anak kecil terus berlomba-lomba meloncat lebih tinggi di atas kasur.
“Oh my God.. guys guys, come on come here”
Perempuan itu berbisik, yang tentu saja tidak mempengaruhi keduanya. Justru Chan yang memunggunginya tadi berbalik menghadapnya yang ada di pintu, berusaha memanggil kedua gadis kecil itu.
Oh she feels sorry for him
Kamar itu dipenuhi dengan berisik teriakan seru anak kecil, dan tak lama kekasihnya sepenuhnya terbangun. Tampaknya anak kembar itu juga tidak takut dengan pria asing yang sama sekali tidak pernah dikenal mereka.
Malahan keduanya tertawa tergelitik melihat, dengan berani menyentuh rambut keriting Chan, tapi justru malah membuat care takernya panik.
“Why your hair look like this mister?” One of them grab a small part of his curly hair and giggles.
“No baby.. no-no-no.. you can’t touch anyone without their permission okay? What do you say now?”
Tawa kecilnya diinterupsi karena tidak sopan pada pria asing di depannya, matanya membulat merasa bersalah.
“Awe it’s okay hahaha, who are you guys little girls hmm?”
Chan merespon dengan senyum lesung pipinya, tangannya menadah dan ditepuk dengan gadis kecil satunya, menjawab dengan riang.
“I’m Anne! That’s my sister Anna” Also answering on her behalf of her sister.
“I’m Chan”
“They are my nieces, twins. My sister just dropped by, she said she had an urgent, so.. yea”
Kekasihnya sedikit menjelaskan, sementara pria itu menggenggam tangan kecil yang menepuk tangannya tadi.
“Now.. girls come on, don’t bother uncle Chan because he needs to sleep, yea? Let’s go out”
Ajaknya berharap keduanya mengikuti, tapi tidak.
“Why? the sun is up already”
Chan yang mendengar itu malah tertawa kecil, pikiran anak kecil memang terlalu polos.
“It’s okay babe- I’m awake already”
“I’m really..sorry about this. You can just go back to sleep okay?”
“What do you mean? The sun is already up Anne said”
Ketiganya termasuk Chan tertawa serempak, bahkan sempat-sempatnya pria itu memberikan tangannya untuk ditos kedua anak kembar itu.
“Are you guys like mommy and daddy? Mommy and daddy says babe at home too”
Pertanyaan Anna membuat keduanya saling melirik.
“Yeah we are”
Jawab Chan mendahului kekasihnya yang berpikir menyiapkan jawaban.
“Now, what’s for breakfast? Did you guys aready have breakfast? Come on let’s go out”
Entah ia kurang mengenal kekasihnya sendiri, atau situasi yang menurutnya aneh ini sedikit menenangkannya. Bahkan Chan berhasil membawa kedua bocah kecil itu keluar dari kamar, tanpa paksaan atau teriakan.
33 notes
·
View notes
Text
đź“ŤKineruku - Hegarmanah, Bandung.
Secuil ulasan dari pengalaman mampir ke Kineruku ;
Book cafe konsep rumahan ini letaknya di area yang cukup sepi. Adem dan ga berisik karena bukan di pusat kota. Pertama dateng langsung disambut pegawai kafe yang ngasih tau rules baru. Ternyata ga boleh bawa tas ke dalam dan harus dititipkan di loker. Di dalam kafe juga tidak disediakan colokan atau wifi.
Area pertama di dalam toko yaitu kasir di sebelah kiri yang disambung pintu masuk ke bagian dapur. Area tengah diisi meja display yang ngejual perintilan buku dan aksesori. Bagian tembok depan dan kanan dipenuhi rak buku baru yang dijual. Masih sebelah kanan, ada ruangan khusus pegawai, lalu toilet dan mushola.
Masuk ke area perpustakaan -yang ternyata tidak terlalu besar-, dilengkapi rak dengan banyak buku-buku yang dikategorikan sesuai genrenya. Koleksinya cukup banyak, termasuk buku lama dan buku berbahasa Inggris. Aku bisa nemuin banyak buku yang pengin dibaca sejak lama. Funfact : aku nemuin buku Don Quixote-nya Miguel de Cervantes. "...so come and call me Don Quixote". ⚔️🎶
Setelah bimbang nyari buku mana buat dibaca, akhirnya kupilih Manifesto Flora oleh Cyntha Hariadi. Bukunya tipis, tapi hanya habis dibaca 6 halaman aja.
Lanjut pesan makan. Aku dengan Eskosu dan Kentang Goreng, Teh Niken dengan Capuccino dan Pisang Goreng. Kami pilih duduk di kursi sebelah jendela. Ga terlalu dekat dengan pengunjung lain, jadinya ga akan menganggu kalo tiba-tiba kami banyak ngobrol.
Hal yang disayangkan dari kafe ini cuma jam bukanya aja yang sebentar. Dari 11.30 sampai 17.30. Selain itu, semuanya suka. Tempatnya homey dan sejuk, bukunya lengkap, makanannya enak.
Semoga nanti bisa lebih sering lagi dateng kesini.✨
5 notes
·
View notes
Photo
PERTEMUAN
"Sarah ayo makan bareng." Tasya masuk ke dalam ruang poli tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Bentar aku masih nunggu hasil lab pasien, kamu duluan ke kantin aja." Sarah menjawab tanpa menoleh, tangannya sibuk mengerjakan sesuatu di laptop.
"Oke, ntar kabarin ya. Eh iya, jangan lupa nanti aku nebeng buat ketemuan sama anak-anak." Tasya segera keluar ruangan dan menuju kantin RS sendirian.
Tasya dan Sarah memiliki agenda rutin untuk bertemu dengan dua sahabat mereka Riani dan Alfi. Pertemuan rutin yang terus mereka usahakan sejak kelulusan mereka 6 tahun yang lalu. Meski sempat terpisah karena harus internship di kota yang berbeda, tapi akhirnya semua kembali ke kota ini. Perpisahan sesaat itu membuat persahabatan mereka semakin erat.
"Sya, boleh minta tolong nggak?" Radit menarik kursi di depan Tasya, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Hmm?" Tasya menganggukkan kepala sambil terus menyeruput kuah pangsit yang sudah dipesannya.
"Tolong bujuk Alfi buat bicara sama aku." Entah sudah berapa kali Radit meminta tolong hal yang sama, rupanya benteng Alfi masih belum bisa ditembus.
3 bulan yang lalu Alfi memutuskan hubungan dengan Radit secara sepihak, tanpa memberikan alasan yang jelas. Sejak saat itu setiap chat maupun telepon dari Radit sudah tidak pernah digubrisnya.
“Kamu udah pernah ketemu lagi sama Alfi belum?”Â
“Belum lah, chat sama telpon aja gak ada yang dibales.”Â
“Memangnya kalau mau ketemu harus chat atau telpon dulu ya?” Tasya membuat Radit terdiam, menyadari satu kesalahan yang telah dia lakukan.
Mangkok pangsit Tasya sudah kosong, dia segera membereskan meja dan meninggalkan Radit di kursinya. Tasya tahu sahabatnya masih menyimpan perasaan untuk Radit, dia juga berharap mereka bisa kembali bersama, tapi nampaknya Alfi memutuskan untuk menghukum dirinya dengan kesendirian.
Tasya kembali ke ruang poli, sudah tidak ada siapa-siapa selain Sarah yang masih sibuk dengan laptopnya. Disodorkan roti dan susu kotak ke sebelah tangan Sarah, ia yakin sahabatnya belum makan sejak tadi pagi. Salah satu kebiasaan buruk Sarah yang membuatnya khawatir adalah kebiasaan makannya, dia bisa saja tidak makan seharian jika sedang fokus mengerjakan sesuatu.
“Jangan sampai sakit.”Â
Sarah tersenyum mendengar ucapan Tasya, dalam waktu singkat roti dan susu kotak tadi sudah habis tak bersisa. Sarah kembali berkutat dengan laptopnya dan selesai 30 menit kemudian. Setelah membereskan barang-barangnya Sarah dan Tasya segera berangkat untuk menemui dua sahabat mereka.
Kafe Ambrosia, tempat yang rutin digunakan Sarah, Tasya, Alfi dan Riani untuk bertemu. Ada satu sudut kafe yang seolah-olah memang disiapkan untuk mereka. Jauh dari keramaian, tapi tetap bisa mengamati kondisi sekitar. Saat pertama kali empat sahabat bertemu di tempat ini rasanya mereka seperti dimengerti tanpa kenalan terlebih dahulu, dan sejak saat itu mereka selalu kembali ke kafe ini.
“Udah dari tadi fi?” Sarah duduk di seberang Alfi yang sedang membaca buku.
Rupanya Alfi telah tiba lebih dulu, ia duduk santai sambil ditemani buku dan minuman yang tinggal setengah.
“Iya, mumpung ada Mas Alif di rumah, jadi ibu ada yang nemenin.” Ibu, fokus utama Alfi saat ini.
Tidak lama Tasya dan Riani masuk kafe bersama-sama dan segera pesan makanan dan minuman untuk mereka semua. Salah satu tugas Riani setiap bertemu dengan sahabat-sahabatnya adalah menjadi “ibu”, ia akan memesankan makanan dan minuman untuk “anak-anaknya”.Â
“Eh fi, udah dateng duluan to, aku kira belum dateng jadi langsung aku pesenin seperti biasa.” Riani kaget melihat Alfi yang ternyata sudah duduk manis di tempatnya.
“Nggak papa, minumku juga sudah mau habis, makasih ya.” Alfi tersenyum sambil menunjuk minumannya yang sudah hampir habis, rupanya Sarah tadi ikut menyeruput juga.
“Oke, jadi ada yang mau dibahas nggak nih?” Riani duduk di tempatnya sambil mengeluarkan buku bacaan. Pertemuan mereka ini kadang menjadi sesi curhat tapi kadang hanya sesi duduk-duduk sambil sibuk sendiri entah membaca buku, mengerjakan sesuatu di laptop, atau duduk bengong mengamati sekitar. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal yang aneh, tapi keanehan inilah yang menjaga kuatnya ikatan persahabatan mereka.
“Radit tadi minta tolong buat dihubungin sama kamu lagi Fi.” Tasya mengamati wajah Alfi sambil menunggu jawabannya. Seperti yang diduga, Alfi diam tidak memberi tanggapan. Selalu seperti ini, setiap nama Radit disebut Alfi akan diam seolah tidak ada apa-apa di antara mereka.Â
“Alfi?” Tasya mencoba memberi penekanan pada suaranya, berharap sahabatnya akan menanggapi ucapannya.
 “Ya sudah Sya biarin aja.” Alfi hanya menjawab sambil lalu.
“At least bales chat nya Radit dong Fi, sebagai temen aja kan nggak papa.” Tasya masih mencoba menjalankan misi dari Radit.
“Aku nggak ada waktu Sya.” Alfi menarik nafas panjang dan kembali dengan buku di tangannya. Final. Keputusan Alfi tidak bisa diganggu-gugat, dan mereka kembali kepada kesibukan masing-masing.
Satu hal yang tidak diketahui Alfi, sekuat apapun ia berusaha menutupi kesedihannya, tiga sahabatnya tetap bisa merasakannya. Sorot mata Alfi memang tidak bisa bohong, terutama kepada orang-orang yang sudah lama dekat dengannya ini.Â
3 bulan yang lalu dokter menyatakan kanker ibu Alfi muncul kembali tapi kali ini lebih ganas karena telah menyebar ke organ lain dan tindakan yang dapat dilakukan hanya paliatif saja. Sejak saat itu Alfi memutuskan hubungannya dengan Radit dan fokus kepada ibunya. Alfi mengesampingkan perasaannya kepada Radit demi menjaga ibunya.
“Haduh, gimana sih ini.” Suara Sarah memecah keheningan yang ada dan tiga pasang mata segera tertuju padanya menuntut penjelasan.Â
“Arman nggak jadi pulang minggu ini, padahal udah janji mau ke rumah mama mertua.” Sarah segera menjawab tanpa ditanya.
“Ngomongin soal mertua nih Sya, bukannya kamu habis ketemuan sama Orangtua nya Haris ya? Gimana ceritanya?” Pertanyaan Sarah membuat Tasya terkejut, sebenarnya ini adalah topik yang sedang ia hindari.
“Masih belum nemu tanggal yang cocok.” Tasya menjawab sambil tersenyum canggung.
“Orangtuanya atau kamu yang nggak cocok?” Riani menimpali.
“Aku.” Tasya menjawab lirih. Ini kali ketiga ia mengundur-undur perkara tanggal pernikahannya dengan Haris. Untung saja calon mertuanya masih bisa menerima alasan yang ia berikan, meski Mamanya protes keras dengan sikapnya yang kekanak-kanakan ini. Rencana pernikahan ini memang lebih kepada desakan orang tua Tasya dan Haris yang risih, “sudah terlalu lama” kalau kata mereka.
“Kenapa sya?”
“Aku masih belum yakin Ri.” Meski sudah bertunangan sejak 1 tahun yang lalu rupanya Tasya masih belum juga yakin dengan rencana pernikahan ini.
"Haris baik kan Sya?" Tanya Alfi sambil menepuk-nepuk punggung tasya.
"Baik kok Fi." Tasya yakin bahwa Haris adalah orang yang baik, tapi tidak semua orang baik akan terus menjadi baik, dia takut Haris berubah ketika mereka sudah bersama.
"It's okay Sya, take your time. Kita emang nggak bisa gegabah untuk keputusan besar." Sarah berusaha menenangkan Tasya yang mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Jika ada yang bisa disalahkan maka masa lalu adalah pelaku utamanya, lebih tepatnya ayah Tasya yang telah menghancurkan rasa kepercayaannya terhadap laki-laki, dan ini sangat mempengaruhi hubungan percintaan Tasya. Beruntung ada Haris yang akhirnya bisa membuka hati Tasya 5 tahun yang lalu, meski rasa sayang mereka tidak perlu diragukan lagi tetap saja hubungan mereka seringkali diwarnai dengan masalah karena ketakutan Tasya, seperti saat ini.
Alarm di HP milik Riani berbunyi menandakan saat ini sudah pukul 5 sore, batas waktu pertemuan mereka. Tasya dan Riani pulang lebih dulu meninggalkan Alfi dan Sarah yang masih sibuk sendiri-sendiri.
"Aku nebeng ya Ri." Tasya segera masuk ke dalam mobil Riani, karena yakin tidak akan ditolak sahabatnya.Â
Rumah Tasya dan Riani tidak terlalu jauh dari kafe Ambrosia, tak perlu waktu lama mereka sudah sampai di depan rumah Tasya. Rumah yang terlalu besar jika hanya dihuni oleh 2 orang saja.
"Bener kata Sarah sya, take your time, belajar dari aku, jangan sampai kamu gagal juga seperti aku."
"Kamu nggak gagal Ri, ini semua adalah keputusan terbaik yang sudah kamu lakukan." Tasya memeluk Riani sebelum turun dari mobil.
Bisa dibilang apa yang dilalui Riani adalah mimpi buruk bagi semua wanita, bertemu laki-laki tak bertanggung jawab dan menjadi janda di usia muda. Tanpa kekuatan dari keluarga dan sahabatnya mungkin Riani akan memilih untuk menyerah. Selain itu adanya malaikat kecil di sisinya mencegah Riani untuk melakukan hal-hal yang dapat mencelakai dirinya. Malaikat itu bernama Aruni, gadis kecil yang saat ini sudah berusia 6 tahun. Usia dimana anak kecil banyak mengamati dan banyak bertanya. Dan malam ini Aruni memberikan pertanyaan yang sulit dijawab ibunya.
“Aruni punya papa nggak ma?” pertanyaan pertama.
“Aruni kan punya ayah.” Riani menjawab dengan tersenyum, berharap jawaban itu cukup untuk putrinya.
“Bukan, ayah kan kakek Aruni, kalau papa suaminya mama.” Rupanya Aruni sudah mulai paham dengan silsilah keluarga, dan ini mengganggunya karena selama ini ia tidak melihat ada sosok laki-laki di samping mamanya.
“Aruni punya papa, tapi kami sudah bukan suami istri lagi. Jadi Aruni sekarang sama mama.” Masih dengan senyum Riani berusaha menjelaskan kepada anaknya.
“Papa pergi karena nggak sayang sama Aruni ya ma? Kata Fia papanya pergi karena sudah nggak sayang Fia. Papa Aruni juga sama ya ma?” Pertanyaan yang sungguh menyakitkan untuk dijawab. Riani tidak pernah bercerita tentang Prasetya kepada Aruni, ia juga berusaha untuk tidak mengeluh di depan Aruni karena ia ingin menjaga perasaan bidadari kecilnya. Riani tidak ingin Aruni menilai buruk laki-laki karena kekecewaan terhadap papanya.
“Maaf ya sayang, mama nggak tahu kenapa papa pergi. Tapi Aruni nggak perlu merasa sedih, kan ada banyak yang sayang kamu. Ada Ayah, Ibu, Om Riski, dan yang pasti Mama.”Â
“Tapi Aruni pingin tanya Papa. Aku mau ketemu Papa.” Penasaran, hanya itu yang nampak di wajah Aruni, bukan kesedihan. Jika perkara kasih sayang maka apa yang didapatnya jelas lebih dari cukup. Tapi sosok yang tidak pernah diingatnya itu membuat Aruni gusar, ia ingin jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya. Malam ini berakhir dengan janji Riani untuk memenuhi keinginan anaknya.
Prasetya tidak pernah menghubunginya lagi semenjak perceraian mereka 5 tahun yang lalu, meski untuk menanyakan tentang putri mereka. Dan kini Aruni ingin jawaban dari papanya yang telah menghilang ditelan bumi. Riani menyesal telah berjanji kepada Aruni, tapi jika tidak demikian maka diskusi tentang papa tidak akan berkesudahan, dan Riani sudah tidak sanggup.
9 notes
·
View notes
Text
Well, Halo again~ Kedai Ling-ling!
Udah lama sih semenjak kedai lingling dibuka lagi pengen nostalgia jajan kesana, walapun tempatnya jadi jauh di setiabudi regency kalo ada wkt ya mau kesana. Kalogasalah kedai lingling ini tutup semenjak pandemi yg di sukajadi, juga di sultan agung. Ceritanya msh wacana sih belom niat2 amat. Tapi pas sepupu kesana minggu2 kemarin lalu dia fotoin makanannya lsg pgn gaskeun segera kesana wkwkwk. Akhirnya kubilang sama dia "sabtu aku kesana pokonya!"
Rencananya mau ngedate aja gitu berdua @sagarmatha13 belom jadwalin lg ngedate kita tp ternyata kata blio tutupnya jam 6. Sedangkan kita mau titip ke mamah plg kerjanya diatas jam 6, kebetulan jg initeh lg nginep dirumah mertua. Yasudah akhirnya abis dzuhur baru jalan kesana bertiga sama nemo jg. Setiabudi regency di sersan bajuri yah mayan tebih bestie! Kudu niat bgt emg kalo kesana ngga kaya pas masih di sukajadi/sultan agung ya iseng tiba2 pgn ya kari gaskeun da deket. Pas nyampe kesana emg tempatnya di halaman rumah gitu, pagernya setengah nutupin bener2 ngga keliatan, modal nyari di maps aja yg tercantum di ig nya. Bener2 "kaya ngga niat jualan", mengesankan "mau pada beli disini ayo, ngga jd ya gpp". Tp yg ngeriviu di tiktok ada aja sih, mungkin memang bakalan sulit se hype dulu yah. Tadi sih cuma ada 3 cust termasuk kita, bergantian yg satu pulang, lalu ada yg dtg lagi. Konsep tmpt duduknya lebih aneh lg. Meja besar dan luas di taro di 2 tempat lalu kursi aja disekelilingnya banyak. Kemudian kalo penuh hadep2an sama org yaak wkwk.
Si sepupu nge WA, ternyata abis dari sana alias pasalingsingan wkwkwk. Beda setengah jam doang.. Kita tadi perginya mageran dan penuh kelabilan jadi siang bgt. Kalo kebetulan ketemu lg eet dah kaya di saparua part 2 hahaha.
Pas nyampe lsg order favorit yg dari dulu okinomiyaki octopus, ramen miso, mango dessert, bento.
Mango dessert! Paling pertama datang duluan wkwk keburu cair di jadiin dessert tp masih enak sih wlpn dimakan di akhir. Wah seger bgt ini rasanya msh sama kek dulu, inget dulu pas hamil trimester 2 kalogasalah ngidam bgt ini cus lsg ke sultan agung. Tp emg hamil nemo itu pas lg kemarau pgnnya yg seger2 mulu minuman dingin, jaman suami beliin thai tea mulu, ngidam salad, cingcau mamang2 yg suka lewat dpn rumah. Dan mango dessert lingling salah 1 nya. Selama hamil brp kali emg ke lingling, sesuka itu! Cuma skrg toppingnya agak berkurang, jadi asa kurang bala gitu~
Okonomiyaki masih enaaaak, samaaa! Cuma ya ngga sebesar dulu, beli 1 porsi kekenyangan bgt. Huhu seneng makannya~ trus ramen miso aduh inimah b aja sih, padahal nanya yg rekomen kata mbanya itu. Taunya kata sepupu kuduna pilih yg yokohama soalnya creamy2, kata suaminya adik sepupu 1 lg yg pecinta hakata ikkousha garis keras aja blg enak. Ah jadi menyeshhaaall kalo iya teh modal 35rb bisa menyamai hakata kan leh uga. Oiya si bento ini nasinya ngga ada lah kocakkk yaudah cancel aja. Cukup lah segitu makan bertiga, nemo mah tinggal di paroin ramennya dah kenyang si smol eater, segutnya aja mango dessert. Enak katanya~
Kedai lingling mengingatkanku kembali jaman kuliah, yg hanya sekedar kedai sederhana pinggir jalan ada 2 tempat di cihampelas sebelah mangkok manis dan sultan agung (ini jg msh di parkirannya). Cuma pake kursi plastik, bahkan kursinyapun dijadiin meja buat nyimpen makanan. Harus buru2 makan karena ngantri parah. Dan geng kuliah sering bgt kesana, abis main, abis karoke, abis nonton, pasti nyempetin kesana. Sampe akhirnya punya tempat luas bgt di daerah sukajadi, amazing dr kedai pinggir jalan trus sewa tempat luas bgt dan pas pindah kesana ttp penuh, makan jd lebih nyaman, harga jd naik dong ya tp ya gpp. Di sultan agung jg ada udah ngga diparkiran lg tp sewa tmpt jg, enakeun wlpn ngga seluas di sukajadi. Tetep jadi tempat ketemuan geng, kencan jg kesana, sampe ya terakhir itu hamil masih kesana. Eh pas punya anak pernah sekali ke sultan agung. Kemudian pandemi dateng.. Tutup deh langsung ini dua2nya. Ih sedih tau!
Pandemi berakhir tiba2 ada info kalo kedai lingling buka lagi ya itu tp tempatnya pindah dan jauh. Alhamdulillah akhirnya kesampean kesana jg thn 2023 ini pas anak udah gede nih..
4 notes
·
View notes
Text
Bab 6: Labirin
Chia terbangun dengan peluh membasahi dahi, leher serta tengkuknya. Mimpi yang membuatnya tidur tidak lelap. Ia mengerjapkan mata, memulihkan kesadaran diri. Pikirannya justru melayang kepada Satya.
Diraihnya ponsel di bawah guling, dicarinya kotak pesan Satya. Chia menuju pesan satu minggu sebelum hari akad. Ia mencermati setiap balasan pesan dari Satya. Calon suaminya itu benar-benar rapi menyembunyikan fakta. Tak ada balasan pesan yang janggal atau membuat curiga. Chia kembali merebahkan tubuhnya. Rasa kantuk segera menyergap kembali.
***
Pagi hari setelah membuka bengkel Pram datang ke rumah eyang—tempat tinggal Chia. Ia tidak sendiri ada Iko bersamanya.
"Silakan masuk," kata Chia begitu melihat tamunya telah datang. "Eh, Iko juga?"Â
"Kebetulan datangnya barengan. Ini antar makanan dari ibu," jelas Iko seraya menyerahkan rantang makanan.Â
"Kok repot-repot, sih?" Chia menerima rantang dengan sedikit keberatan.
"Kamu juga nggak mungkin masak," celetuk Pram.Â
"Terima kasih, Iko. Nanti kalau longgar, saya mampir ke rumah." Chia menutup percakapan di teras. Iko pun segera berlalu menuju bengkel.
***
Selesai menyantap sarapan. Chia membuka diskusi memecahkan kasus hilangnya Satya.Â
"Aku sudah baca surat ini berulang kali. Tapi nggak nemu petunjuk," gerutu Chia.
Pram meraih surat dari tangan Chia. "Dari pilihan kalimat dan tulisan tangannya kamu nggak merasa aneh?"
Chia menggeleng. "Dia selalu serapi ini kalau nulis?"Â
"Dia memang punya tulisan tangan serapi itu. Soal kalimat atau bahasanya, ya, memang begitu," ujar Chia.Â
"Keluarganya gimana? Sudah dapat informasi keberadaan Satya atau mereka mau lapor polisi?" tanya Pram penuh selidik.
"Belum ada informasi apapun. Aku rasa mereka nggak akan gegabah untuk lapor polisi. Kalau benar Satya pergi dengan sendirinya, fakta itu bakal mencoreng nama keluarga Wicaksana. Sekarang sih sudah," ungkap Chia. Tadi sebelum Pram datang, Chia mengirimkan pesan lebih dulu ke Mama Satya. Jawabannya seperti tempo hari: tidak ada kabar dan tidak lapor polisi.
"Kenapa keluarga Wicaksana?"
"Maksudnya?"
"Maksudnya, keluarga Wicaksana terpandang?"
"Oh. Cukup terpandang. Ayahnya Satya punya bisnis furnitur yang sudah ekspor ke luar negeri. Rekan bisnisnya banyak. Di lingkungan rumah juga disegani tetangga," jelas Chia.
Pram yang sedari tadi mengamati surat Satya dan bertanya ini itu sambil mondar mandir akhirnya duduk di lantai. Ia menyalakan laptop Chia yang menganggur di atas meja.
"Mau apa?"
"Kamu sudah lacak perangkatnya atau nomor handphonenya?" pandangan Pram fokus ke layar laptop yang masih proses booting.
"Nggak ada hasil. Perangkatnya nggak tertaut di ponselku. Nomornya mati sejak dia hilang. Mana bisa dilacak kan?" ada nada putus asa dari jawabannya.
"Email?"
Chia tampak berpikir sesaat. "Ah, iya, email. Kok aku nggak kepikiran," decaknya gemas. Namun sekian detik berikutnya saat membuka email di ponsel ia tersadar sesuatu. "Aku nggak pernah kirim email ke Satya."
Pram menghentikan kesibukan jemarinya di antara tuts keyboard. Ia memberikan ekspresi keheranan yang disambut senyum datar Chia.Â
***
Ruangan ini luas namun minim cahaya. Lembab dan bau apak. Langit-langitnya penuh dengan sarang laba-laba. Ada meja dan kursi yang sudah lapuk di makan usia. Botol-botol bir berwarna hijau berserakan di lantai dan di meja. Bungkus makanan kosong ataupun yang masih ada sisa tergeletak di kursi menjadi sasaran kawanan semut.
Tepat di bawah lampu, ada dua buah kursi berhadapan. Ada seseorang duduk di salah satu kursi dengan kaki dan tangan terikat. Semakin mendekat, terlihat wajahnya yang lebam akibat pukulan. Kepalanya tertunduk lunglai. Pakaiannya lusuh.
"Sudah empat hari nggak mau ngaku. Dipukul berkali-kali nggak mampus juga," sebuah suara nyaring memecah keheningan.
"Lima hari, bodoh! Jangan sampai dia mampus. Kasih makan," suara berat menyahut.Â
"Ada kabar Arga?" tanya suara berat. Tak ada jawaban mengartikan tak ada kabar.
"Heh! Mau sampai kapan kau mengelak?! Kawan tololmu itu nggak akan balik. Semakin kau melawan, semakin remuk badanmu." suara berat mengancam orang yang duduk terikat di kursi. Ditariknya rambut orang tersebut dan ditepuk kepalanya dengan kasar.
"Apa perlu kirim pesan ke keluarganya, Bos?" tanya suara nyaring. Dijawab gelengan oleh suara berat.
Orang itu adalah Satya. Ia masih bertahan meski telah lebam wajah dan tubuhnya. Nama yang disebut suara berat tadi adalah penyebab kekacauan yang dialaminya. Ia terpaksa pergi meninggalkan surat perpisahan tepat di hari akad karena gerombolan preman ini. Mereka adalah debt collector yang dua minggu terakhir mengejarnya karena namanya tercantum sebagai penjamin hutang milik Arga. Sial benar nasib Satya.
Surat dalam amplop biru itu ditulisnya dengan ancaman dan desakan para debt collector. Saat itu Satya berniat menemui mereka untuk mengulur waktu, tapi justru diculik. Di dalam mobil ia menuliskan surat itu dengan berat hati. Entah bagaimana surat itu sampai ke Chia, ia tidak tahu. Selesai dengan suratnya, ia mendadak pening dan jatuh pingsan.
Selama lima hari Satya bertahan dan berharap cemas tetap selamat. Jika teringat liciknya Arga ia menggeram kesal. Arga adalah kawan terdekatnya sejak kuliah. Sudah dianggap seperti saudara sendiri. Nasib baik mempertemukan mereka kembali di kantor yang sama, sebuah bank swasta. Tiga tahun bersama sebagai rekan kerja berjalan dengan baik. Prestasi Satya dan Arga cukup bersinar sebagai pegawai junior. Sayangnya, memasuki tahun keempat perilaku Arga mulai mencurigakan. Sampai enam bulan lalu, Satya mengetahui yang sebenarnya. Arga terlibat kecurangan terhadap tabungan milik nasabah. Awalnya ia menasehati kawannya agar berhenti melakukan tindakan tersebut. Tetapi tidak digubris. Tindakan yang sama terus berulang. Timbul niatan Satya untuk melaporkan ke atasan. Setelah melalui perdebatan dalam dirinya, Satya memilih menyelamatkan nasib nasabah.
Tak lama setelah melaporkan kecurangan Arga secara anonim, Satya mengajukan pengunduran diri. Proses laporannya terbilang cepat direspon. Bahkan lebih cepat dari keputusan resign dari HRD. Tindak lanjut atas laporannya berbuntut pada pemecatan Arga. Selang dua hari dari pemecatan Arga, Satya mulai diteror nomor tidak dikenal. Itulah awal mula mimpi buruk Satya.
Arga manusia licik dan pengecut kabur dari tanggung jawab ganti rugi serta pelunasan hutang pinjaman online. Ia sekarang menjadi buron polisi atas kasus penipuan nasabah. Debt collector juga mengincarnya. Tetapi terselamatkan karena kini Satya sebagai penjamin yang ditawan.
"Saya sudah bilang berkali-kali, saya dijebak Arga. Cari dia bukan saya. Sumpah saya nggak tahu apa-apa," kata-kata yang sama keluar dari mulut Satya yang luka. Sudut bibir kanannya robek. Ada bekas darah kering di sana. Pukulan kembali mendarat di perutnya.
***
"Teman Satya nggak ada yang bisa kasih petunjuk?" Pram kembali menyelidik.
Chia kembali mengamati setiap pesan dari teman Satya. Ada satu nama yang hampir terlupakan olehnya. Saat ia mengecek pesan ke orang itu, pesannya centang satu sejak Satya hilang.
"Pram, jangan-jangan ada hubungannya sama orang ini?" Chia menunjukkan pesannya. Mereka pun saling pandang.
6 notes
·
View notes
Text
The Worst Day Ever
As a Mom and Daughter.
Hari ini hari Sabtu.
Sejak Sabtu lalu, anakku sakit. Batuk pilek dan demam, yang pasti semua Ibu tau kalau anak sakit, Ibu sudah dipastikan tidak punya waktu istirahat.
Setiap jam cuma periksa Thermometer, cek suhu. Gendong sana, gendong sini. Menenangkan saat rewel. Membersihkan muntahannya. Repeat sampai hari Jumat, -total 6 hari-. Alhamdulillah, hari Sabtu ini, anakku sudah bisa ceria dan sedikit normal kembali.
Menghadapi hari-hari yang melelahkan, Sabtu ini ku putuskan untuk rehat sejenak.
Me Time ala aku.
Kami pergi ke Kopi Merapi. Aku Pesan semua yang ku mau, dan ku makan selagi hangat. Betul-betul aku rencanakan untuk menghilangkan segala emosi, penat yang memuncak seminggu terakhir.
Ya. Pemicunya adalah bapakku.
Sulit untuk tidak menyalahkan beliau karena anakku sakit disebabkan salah satunya adalah karena beliau. Karena ia sulit sekali menjaga kontak dengan anakku, padahal sudah tau diri sedang sakit, -selalu mendekati anakku-. Hal ini sudah berulang-ulang kali. Di bulan-bulan sebelumnya. Seperti tidak belajar dari pengalaman.
Memakai masker saja harus ku ingatkan. Bahkan saat ku ingatkan, ku dengar dengan jelas bapak bilang “Alah ribet”. Betapa tega bicara seperti itu padahal saat anakku sakit aku SENDIRIAN yang pontang-panting. Aku Tidak makan, susah istirahat. Rasanya ingin mengumpat tapi kuputuskan untuk istigfar berkali-kali, karena aku sedang hamil.
Di jalan pulang aku senang sekali… aku memutuskan untuk, baiklah. Hari ini aku akan memaafkan bapak, -padahal beliau tidak pernah sudi mengucap maaf kepadaku saat jelas-jelas berbuat salah-. Karena aku ingin memulai minggu yang baru. Aku merasa refreshed. Merasa baik. Terima kasih suamiku…
Aku merasa anakku jadi lebih kurus, entah kurus betulan atau karena 2 hari kebelakang aku tau ia menolak makan dan minum susu. Semua Ibu pasti setuju, yang dipikirkanku berarti anakku harus banyak makan!
Anakku sudah melewatkan jam makannya, karena kami sampai di rumah pukul 14. Ternyata saat proses makan, anakku sedang mengeluarkan kemampuan “egoisme”nya. Ia tidak mau duduk, dan ingin mengganti acara TV.
Aku ingin mendidiknya bahwa ia harus duduk saat makan. Aku juga ingin anakku mengerti jika tak semua yang ia inginkan bisa ia dapatkan jika hal itu tidak baik, -makan tidak mau, berdiri di kursi, dan ingin mengganti2 acara TV sesuka hatinya-. Di kejadian ini, anakku sambil tantrum dan menangis. Karena memang seperti aku dan anakku sedang berdebat. Tiba-tiba bapak keluar dari kamar dan ingin menggendong anakku sambil berkata, “sini-sini mau apa?”.
Aku murka. Sangat murka.
Di saat aku sedang mendidik anakku tiba-tiba ada interupsi yang tanpa izin tanpa aba-aba malah mendidik anakku jadi anak yang membantah orang tuanya.
“Apa pak? Mau apa?” Ku bilang.
“Anak kamu itu nanti stress. Diangkat dulu nanti… bla bla” (aku sudah tidak mendengarkan karena ini sudah kesekian kali bapak ikut campu pengasuhanku). Aku sangat marah.
“Kalau anak kamu gak ada kamu akan menyesal!” Beliau bilang.
Aku… perutku kencang, dadaku panas, tenggorokanku akhirnya menbuatku berteriak
“STRESSS? AKU YANG STRESS!!!! BERULANG KALI SELALU BAPAK IKUT CAMPUR! AKU LAGI DIDIK ANAKKU!!!” Mungkin tetanggaku mendengar suaraku yang sambil menangis, tp aku sudah tidak peduli. Hatiku sakit.
“CARA KAMU ITU SALAH! MENDIDIK BUKAN KAYA GITU!”.
Anakku jadi menangis karena takut. Suamiku menggendong anakku dan berusaha menenangkan kami.
Reflek, aku melempar kursi, melempar kacamata, melempar sendok. Aku ingin bapakku DIAM. Aku muak!!!!
Fyi, dulu saat aku bersikap tidak sesuai seperti keinginan bapak. Beliau juga pernah memukulku dengan sajadah, menendang meja, membanting es batu, menendang bokongku. Inner childku yang terluka, menjadi terbuka dan entah mengapa aku ingin bapak tua itu tau, ia pun tak sempurna. Ia pun pernah melukai ku.
Aku menangis kencang. Aku masuk kamar. Pintu kamar ku tutup dengan bantingan. Dititik ini, aku sadar aku durhaka. Tapi hatiku sakit. Badanku gemetar. Kepalaku pusing. Aku sulit bernafas. Perutku kram (padahal ada anakku di perut). Aku menghujam badanku ke kasur. Ku tutup kepalaku dengan bantal. AKU TERIAK. Benar-benar teriak. Biasanya aku berteriak tanpa suara. Tapi siang tadi aku teriak, seperti adegan orang depresi di sebuah film. Seperti memang rasanya harus ada yang dikeluarkan. Karena jika tidak berteriak, rasanya mau mati.
Aku menangis kencang, berteriak lagi. Sampai bapak membahas lagi dengan suamiku di luar kamar. Membuat emosiku tersulut lagi. Karena kali ini, ia anggap aku salah jadi ibu.
��SAYA ITU UDAH PERNAH PUNYA ANAK! SAYA ITU LEBIH TAU DARIPADA KAMU”, kata bapak tua itu. Selalu. Saat ada sesuatu yang ku lakukan yang tidak sesuai dengannya, selalu kalimat ini yang terlontar. Selalu aku dibilang tidak tahu apa-apa. Membuat muak.
“EMANG BAPAK DULU SEMPURNA? BAPAK KIRA AKU GA SAYANG ANAKKU MEMANGNYA SIAPA YANG SUAPIN, CEBOKIN ANAKKU SELAMA INI?? KALAU MAU BANTU YA BANTU LAH YANG KAMI MINTA, BUKAN IKUT CAMPUR!!!”
“ANAKKU SAKIT JUGA GARA2 BAPAK!!”
Lalu dia memotong
“DOKTER MATI, DUKUN MATI, SEMUA MATI” (padahal ga ada sangkut-pautnya sama sekali).
“DARI AKU SAKIT, ANAKMU SEHAT SEHAT SAJA SAMPAI KAMU SEMUA SAKIT BARU ANAKMU IKUT SAKIT”. Langsung masuk kamar.
“YA KARENA VIRUSNYA BARU MUNCUL DI ANAKKU!!!!!”
Aku lanjut..
“EMANG AKU NYUBIT ANAKKU? EMANG AKU MUKUL? BAPAK KIRA DULU BAPAK DIDIK AKU DENGAN PUKUL PAKAI SAJADAH, NENDANG AKU, APA AKU SENENG???!!!!”
“SELAMA INI AKU NGEREPOTIN APA SIH? MINTA UANG? ENGGAK KAN!!!! DARI ANAKKU LAHIR AKU JUGA JAGAIN SENDIRI!!! AKU CAPEKKKKK!!!!”
Sembari ku siapkan mandi anakku, sambil nangis dan membersihkan sendok yang td aku lempar.
Dititik ini aku betul-betul butuh Ibu. Bapak jadi liar karena tidak ada Ibu. Setiap hari ada saja sesuatu yang buatku kecewa, bahkan aku juga tidak percaya betapa aku benci beliau padahal dulu beliau adalah orang yang ku rindukan. Betapa saat ini orang yang paling mengerti aku ternyata bukan orang tuaku, melainkan suamiku.
“Nanti baikan ya sama bapak..” kata suamiku.
“Terserah dia. Aku lebih baik diam karena kalau bapak bicara pasti ada saja yg melukai hatiku. Aku juga capek digitukan sama orang tua sendiri”. ku bilang ke suamiku sambil menangis lagi karena kejadian tadi siang terlalu menyakitkan. Bahkan kram di perutku tak kunjung reda. Semoga adik baik-baik saja di rahimku.
#WorstDayDadIssueDaisyI
5 notes
·
View notes
Text
Keputusan
“Jadi gimana mas? Mau lanjut atau batal saja? Mumpung satu bulan lagi, masih ada waktu,” tanya perempuan berambut pendek itu, sambil menahan marah yang sudah memuncak. Tangan kecilnya mengepal kuat, terlihat sedikit gemetar, ia terlalu kaget mengetahui sebuah fakta menyakitkan dari calon suaminya.
Di sisi lain, calon suaminya hanya terdiam. Tidak ada satu patah kata yang terlontar dari mulutnya.
—
Nala, seorang perempuan supel. Sikapnya mudah akrab dan mudah berbaur membuat ia disenangi banyak orang. Ditambah lagi dia sangat cantik, tak heran jika ia populer di kampus.
“Nala, Berangkat dulu ya kak,” pamit Nala pada kakaknya.
“Hati-hati yaa dek, belajar yang bener. Oiya, nanti kakak nginep di rumah temen kakak. Udah tak siapin lauk sama nasi, ntar diangetin yaa. Jangan lupa makan nanti habis pulang kuliah,” pesan kakak Nala.
Nala tinggal bersama kakaknya sejak SMP. Ayah dan ibu mereka meninggal dunia 6 tahun lalu karena kecelakaan pesawat terbang. Sejak saat itu kakak Nala menjadi tulang punggung keluarga. 5 tahun sejak insiden itu, Nala dan kakaknya memutuskan untuk pindah rumah dekat universitas tempat Nala berkuliah sekarang.
Tak lama kemudian, terdengar suara motor mendekat. Teman Nala datang menjemput. Dilepaskanlah helm fullface itu, lalu ia salami kakak Nala, dan meminta ijin untuk berangkat kuliah bareng Nala.
“Jagain adek gue ya Rend! Dah, sana berangkat!” pesan kakak Nala.
“Siap, Bos! Kita berangkat dulu ya,” pamit Rendra.
Rendra adalah mantan pacar Nala sewaktu SMA. Namun keduanya masih saling menjaga hubungan baik. Dalam perjalanan menuju kampus, mereka saling mengobrol.
“Rend, ntar sore habis kuliah mampir ke cafe itu ya,” tunjuk Nala. “Ada yang mau gue omongin,” lanjut Nala.
“Oke, aku bawa temen juga gapapa yaa Nal! Sekalian mau kukenalin,” jawab Rendra.
“Boleh, kok Rend. Ntar aku tunggu disana yaa,” kata Nala.
—
Urusan kuliah Nala sudah selesai. Nala bergegas pergi ke kafe tempat janjian tadi, ia lekas memesan ojek online. Nala datang sendiri, sebab Rendra belum selesai kuliah. “Ren, gue otw ke kafe tadi yaa. Gue tunggu,” ketik Nala dalam pesan whatsapp. “Oke! tungguin di sana yaa. Gue masih nunggu temen,” balas Rendra. Ojek online  Nala sudah sampai. “Atas nama mbak Nala?” tanya driver itu. “Iyaa, bener,” jawab Nala.
—
Sudah 30 menit berlalu, Nala menunggu. Dia terus menengok ke pintu masuk kafe dengan gelisah. Tak lama kemudian, Rendra datang bersama teman perempuannya. Nala seperti tidak asing dengan perempuan itu. Dari pintu masuk, betapa terkejutnya perempuan itu menyapa Nala duluan seolah sudah kenal lama. Perempuan itu bergegas menuju Nala. ”Nala! lo Nala kan? Nala anaknya tante Litha. Lo beneran nggak inget gue? Ah.. wajar sih.. Gue udah lama enggak tinggal di Indonesia. Maaf yaa Nal, 6 tahun lalu  belum sempet nemenin. Gue Turut berbela sungkawa,” terang perempuan itu.
“Lhoh! udah kenal?” tanya Rendra.
“Ini sepupu jauh gue, Rend. Wajar kalau dia nggak inget karena keluarga gue lama banget enggak pulang ke Indonesia. Habis itu kita sempat putus kontak sama keluarga Nala,” terang perempuan itu.
“Oh gitu, wah kebetulan banget dong,” balas Rendra tersenyum senang, dibawah meja ia meraih tangan sepupu Nala. Lalu ditaruhlah tangan yang tergenggam itu diatas meja.
“Karena udah pada kenal, jadi gue mau ngasih tau ke lo Nal. Langsung aja yaa, gue sama Rara mau menikah bulan depan. Lo adalah temen yang pertama gue yang tau. Doa’in kita yaa Nal. Moga lancar,” jelas Rendra dengan wajah semringah dan sesekali menoleh kesamping menatap sepupu Nala itu.
Bak disambar petir di sore hari. Nala kaget mendengar kabar itu. Namun ia menyembunyikan dengan keahliannya. Suasana meja itu riuh dengan suka cita. Namun tidak untuk batin Nala.
“Lo katanya ada yang disampein?” tanya Rendra.
“Aduh, nggak jadi. Mendadak gue lupa. Eh, gue ngga bisa lama-lama nih, udah dijemput temen, gue ada tugas kelompok” pamit naila sembari beranjak dari kursi.
“Salam, buat temennya ya!” seru Rendra.
—
Nala berbohong. Dia tidak ada tugas kelompok, ia meminta temannya untuk mengantar pulang ke rumah. Sesampai di rumah, dia bergegas menuju kamar, dilemparkanlah tasnya ke kasur, disusul ambruk tubuhnya. Nala menangis sejadi-jadinya. Dia menangis, hingga malam sampai lupa makan.
—
Malam itu perasaan kakak Nala tidak enak. Dia memutuskan untuk pulang dan tidak jadi menginap. Betapa terkejutnya ia mendapati suara tangisan dalam kamar adiknya. Dibukalah pintu kamar Nala yang tidak terkunci. Adiknya menangis, dia tau betul kebiasaan adiknya jika sedang bersedih. Dia tidak ingin diganggu. Ia memindai kondisi kamar Nala, sangat berantakan. Banyak barang yang berserakan. Mata kakak Nala terbelalak saat menemukan sebuat alat berupa stick panjang yang di ujungnya ada strip, terlihat dua garis biru ditengahnya.
“Siapa orangnya,” tanya kakak Nala.
Nala menunjuk benda persegi panjang diatas nakasnya, jarinya tertuju pada salah satu orang didalam pigura foto SMA . Rendra.
4 notes
·
View notes
Text
Enam desain backyard dengan big slab, bikin halaman makin elegan
 Jumat, 18 Oktober 2024 08:05 WIB
Jakarta (ANTARA) - Lem keramik berkualitas penting untuk mendukung pemasangan lantai, terutama bagian backyard yang menggunakan big slab elegan dan mewah.
Desain backyard dengan big slab dapat dikreasikan menjadi berbagai pilihan. Bingung menentukan desain yang tepat? Tenang saja, mari simak rekomendasi kami di sini!
6 Desain Backyard dengan Big Slab, Dukung Pemasangan Lantai dengan Lem Keramik Terbaik!
Area backyard identik dengan rumah mewah dengan halaman belakang yang luas. Area ini memang menunjukkan tampilan rumah dan dapat dikreasikan sesuai keinginan. Berikut ini pilihan desain backyard yang bikin halaman rumah makin elegan.
Backyard dengan Tempat Duduk dan Area Bersantai
Anda dapat membuat halaman belakang yang dikelilingi oleh tanaman hijau dengan tempat duduk yang nyaman untuk bersantai. Kursi malas yang empuk dan meja kecil tentu sempurna untuk menikmati secangkir kopi di pagi hari.
Di sekelilingnya, lampu taman yang lembut akan memberikan sentuhan manis saat malam tiba. Dengan begitu, backyard dapat digunakan untuk bersantai dengan keluarga maupun teman.
Desain menarik seperti ini dapat didukung dengan big slab berwarna gelap untuk kesan lebih mewah. Pantulan cahaya lampu di malam hari akan menambah suasana yang privat.
Nyaman dengan Area BBQ
Area BBQ juga menjadikan backyard Anda lebih fungsional. Desain yang menarik dapat dimulai dengan penggunaan big slab dari batu alam atau beton yang kokoh, sehingga memberikan kesan modern dan tahan lama. Anda bisa menambahkan grill yang stylish dan meja bar yang nyaman untuk menyajikan hidangan.
Tambahkan pula kursi-kursi dan meja makan outdoor yang besar menciptakan tempat ideal untuk bersantap bersama keluarga dan teman. Tambahkan lampu gantung atau lentera untuk suasana yang lebih hangat di malam hari.
Padukan dengan Kolam
0 notes
Text
#mebel jepara minimalis#mebel jepara mentahan#gambar mebel jepara#mebel jepara terbaru#toko mebel di jepara yang bagus#mebel jepara terdekat#furniture jepara mewah#mebel jati minimalis#furniture jepara online terpercaya#mebel jepara murah#mebel jati terdekat#pusat mebel di jepara#meja makan harga 500 ribu#meja makan minimalis 4 kursi#meja makan minimalis modern 6 kursi#meja makan minimalis kayu#harga meja makan minimalis 4 kursi#model meja makan minimalis dan harganya#meja makan minimalis besi#harga meja makan 6 kursi jepara#harga meja makan 6 kursi jati#meja makan 6 kursi ikea#meja makan 6 kursi mewah#meja makan kayu minimalis 6 kursi#meja makan 6 kursi informa#model meja makan 6 kursi#harga meja makan kaca 6 kursi#kursi tamu jati mewah#kursi tamu jati minimalis terbaru#kursi tamu jati jepara terbaru
0 notes
Text
Cara Memaksimalkan Ruang Di Rumah Kecil
Memiliki rumah kecil bukanlah halangan untuk menciptakan ruang yang nyaman dan fungsional. Dengan beberapa strategi cerdas, Anda dapat memaksimalkan setiap inci ruang yang ada. Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan ruang di rumah kecil Anda.
1. Rencanakan Tata Letak dengan Baik
Tata letak adalah kunci dalam mengoptimalkan ruang. Sebelum Anda memulai proses desain, buatlah rencana tata letak. Ukur setiap ruangan dan buat sketsa untuk menentukan bagaimana Anda ingin menyusun furnitur. Pilih furnitur yang sesuai dengan skala ruangan agar tidak terlihat sempit. Gunakan software desain interior atau aplikasi smartphone untuk membantu Anda merencanakan tata letak dengan lebih akurat.
2. Pilih Furnitur Multifungsi
Furnitur multifungsi adalah pilihan yang tepat untuk rumah kecil. Pilihlah sofa yang dapat diubah menjadi tempat tidur, meja makan yang dapat dilipat, atau kursi dengan ruang penyimpanan di dalamnya. Dengan menggunakan furnitur multifungsi, Anda dapat menghemat ruang dan memaksimalkan fungsi setiap item. Misalnya, meja kopi dengan rak di bawahnya dapat menyimpan buku atau majalah, sementara tempat tidur dengan laci penyimpanan dapat menyimpan selimut dan bantal.
3. Gunakan Dinding sebagai Ruang Penyimpanan
Dinding sering kali menjadi ruang yang terabaikan dalam rumah kecil. Manfaatkan dinding untuk menambah ruang penyimpanan. Anda dapat memasang rak dinding untuk menampilkan buku, foto, atau tanaman hias. Gunakan sistem rak modular yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Anda juga bisa memasang gantungan untuk menyimpan barang-barang seperti tas, sepatu, atau alat-alat kebersihan. Dengan cara ini, Anda tidak hanya menghemat ruang, tetapi juga menciptakan elemen dekoratif yang menarik.
4. Pilih Warna Cerah
Warna juga berperan penting dalam menciptakan kesan luas di rumah kecil. Pilihlah warna cerah dan netral untuk dinding dan furnitur. Warna-warna terang dapat memantulkan cahaya, sehingga ruangan terlihat lebih terang dan luas. Anda dapat menambahkan aksen warna yang lebih gelap melalui dekorasi, seperti bantal, tirai, atau lukisan. Penggunaan cermin besar di dinding juga dapat menciptakan ilusi ruang yang lebih besar.
5. Buat Ruang Terbuka
Ruang terbuka memberikan kesan luas pada rumah kecil. Cobalah untuk menghindari sekat yang tidak perlu antara ruangan. Sebagai gantinya, gunakan furnitur untuk membagi ruang. Misalnya, Anda bisa menggunakan sofa sebagai pemisah antara ruang tamu dan ruang makan. Dengan cara ini, Anda tetap mendapatkan privasi tanpa mengurangi kesan terbuka.
6. Gunakan Penyimpanan Vertikal
Manfaatkan ruang vertikal dengan memasang rak tinggi atau lemari yang mencapai langit-langit. Penyimpanan vertikal membantu memaksimalkan ruang tanpa memakan banyak area lantai. Anda bisa menyimpan barang-barang yang jarang digunakan di bagian atas, sementara barang-barang yang sering dipakai bisa diletakkan di bagian bawah. Ini juga membantu menjaga rumah tetap rapi dan terorganisir.
7. Jaga Kebersihan dan Kerapihan
Menjaga kebersihan dan kerapihan sangat penting dalam rumah kecil. Barang-barang yang berserakan dapat membuat ruang terlihat lebih sempit. Selalu sisihkan waktu untuk merapikan barang-barang setiap hari. Gunakan kotak penyimpanan atau keranjang untuk menyimpan barang-barang kecil agar tidak mengganggu tampilan ruangan. Dengan menjaga kebersihan, Anda juga akan merasa lebih nyaman dan betah di rumah.
Kesimpulan
Mengoptimalkan ruang di rumah kecil memerlukan perencanaan dan kreativitas. Dengan menggunakan strategi yang tepat, Anda bisa menciptakan ruang yang fungsional dan nyaman tanpa merasa sesak. Dari pemilihan furnitur multifungsi hingga penggunaan dinding sebagai ruang penyimpanan, setiap langkah kecil dapat membuat perbedaan besar. Dengan melakukan perubahan yang sederhana, rumah kecil Anda dapat menjadi tempat yang menyenangkan dan efisien untuk ditinggali.
Apakah Anda ingin menjadikan rumah kecil Anda lebih fungsional dan nyaman? Hubungi Pusat Interior Medan di Lt. 1 KOMP. SETIA BUDI POINT, Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan Nomor Hp: - 082374570543 (Admin 1) - 082277873412 (Admin 2)
0 notes
Text
WA 0812-2560-2535, Jual Meja Makan di Jogja, Jual Meja Makan di Solo, Jual Meja Makan di Semarang, Pengrajin Meja Makan Kayu Jati, Produsen Meja Makan Minimalis, Pabrik Meja Makan Kayu Jati, Rekomendasi Meja Makan Minimalis, Set Meja Makan Minimalis
SET MEJA MAKAN KAYU JATI MINIMALIS BEST SELLER #mejamakankarunia
Material : Kayu Jati
PRODUSEN MEJA MAKAN KAYU JATI MINIMALIS AMANAH, TERPERCAYA, TERMURAH . Produsen Mebel Furniture Sejak 1995 . KARUNIA PRODUSEN MEBEL Kemiri RT.016/RW.008, Kel. Kradenan, Kec. Trucuk, Klaten, Jawa Tengah
(Kiat Motor Trucuk ke Utara 750 M) . WA : 0812-2560-2535 . IG : @karunia.produsenmebel @karunia.produsenfurniture . FB : Karunia Produsen MebelKlaten . Toko Furniture Klaten .
#KaruniaProdusenMebel, #mejamakan, #mejamakanminimali, #mejamakanmurah, #mejamakancustom, #rumahminimalis, #mejamakanjati, #furniturejakarta, #setmejamakan, #mebeljakarta, #mejamakanjakarta, #mejakursimakanmurah, #furniturejogja, #furniturejepara, #furniturecustom, #mejamakanwonogiri, #mejamakan4kursi, #mejamakan6kursi, #mejamakanwonogiri, #mejamakanklaten, #mejamakanjogja, #mejamakansemarang, #mejamakansolo, #mejamakanboyolali, #mejamakansalatiga, #mejamakanmagelang, #mejamakan8kursi, #inspirasidapur, #inspirasirumah,
Meja Makan, Meja Makan Minimalis, Meja Makan Kayu, Meja Makan Kayu Jati, Meja Makan Minimalis Modern 4 Kursi, Meja Makan Minimalis Modern 6 Kursi, Meja Makan Ala Jepang, Meja Makan Ala Cafe, Meja Makan Bundar, Meja Makan Besi, Meja Makan Bulat Minimalis, Meja Makan Bundar 6 Kursi, Meja Makan Cantik, Meja Makan Cafe Minimalis, Meja Makan Dari Kayu, Meja Makan Dari Besi, Meja Makan Dapur Minimalis, Meja Makan Dari Kayu Jati, Desain Meja Makan, Meja Makan Elegan Minimalis, Meja Makan Full Kayu, Harga Meja Makan Minimalis 4 Kursi, Harga Meja Makan Kayu Jati Kursi 6, Harga Meja Makan 6 Kursi, Inspirasi Meja Makan Minimalis, Meja Makan Jati Minimalis, Custom Meja Makan Kayu Jati, Meja Makan Minimalis Custom.
#KaruniaProdusenMebel#mejamakan#mejamakanminimali#mejamakanmurah#mejamakancustom#rumahminimalis#mejamakanjati#furniturejakarta#setmejamakan#mebeljakarta#mejamakanjakarta#mejakursimakanmurah#furniturejogja#furniturejepara#furniturecustom#mejamakanwonogiri#mejamakan4kursi#mejamakan6kursi#mejamakanklaten#mejamakanjogja#mejamakansemarang#mejamakansolo#mejamakanboyolali#mejamakansalatiga#mejamakanmagelang#mejamakan8kursi#inspirasidapur#inspirasirumah
0 notes
Text
Temukan Etife Meja Lipat /Set meja lipat dan kursi / Meja Makan Lipat /Meja Lipat kerja / Meja Lipat Belajar / Meja Makan Portable / Meja Laptop Portable seharga Rp297.500. Dapatkan sekarang juga di Shopee! https://shope.ee/2q6qDIyY7d?share_channel_code=6
1 note
·
View note
Text
Wisata Menawan di Kota Bandung by MPOMAX
Eksplorasi Keindahan dan Keunikan
Kota Bandung, yang juga dikenal sebagai "Paris van Java," bukan hanya tempat belanja yang menarik tetapi juga destinasi wisata yang menyajikan keindahan alam, budaya, dan kegiatan menarik. Dengan paduan arsitektur klasik dan modern, Bandung menjadi surga bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang beragam. Mari bersama MPOMAX kita jelajahi pesona kota ini dalam artikel ini.
1. Keberagaman Kulinernya yang Memikat
Bandung terkenal sebagai surganya para pecinta kuliner. Jalan-jalan seperti Jalan Braga dan Dago menjadi pusat kegiatan kuliner di mana pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan lezat, mulai dari makanan tradisional hingga makanan internasional. Kafe-kafe yang menawan juga menyediakan tempat yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati kopi khas Bandung.
2. Kawasan Lembang: Alam yang Menyegarkan di Pegunungan
Lembang, sebuah kecamatan di Bandung, menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Dengan udara yang sejuk, kebun teh yang hijau, dan panorama pegunungan, Lembang menjadi destinasi ideal untuk berlibur. Kawasan ini juga dikenal dengan Farmhouse Susu Lembang, sebuah tempat wisata yang menampilkan arsitektur bergaya Eropa dan berbagai kegiatan menyenangkan.
3. Jalan Asia Afrika: Nostalgia Sejarah dan Arsitektur Klasik
Jalan Asia Afrika adalah jalanan bersejarah di Bandung yang menjadi saksi bisu Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Di sepanjang jalan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan bangunan-bangunan klasik, seperti Gedung Merdeka, yang menjadi tempat berlangsungnya konferensi tersebut. Jalan ini juga menjadi titik pusat perbelanjaan dan hiburan di kota.
4. Kawah Putih: Keajaiban Alam di Puncak Gunung Patuha
Salah satu daya tarik utama Bandung adalah Kawah Putih, sebuah danau vulkanik yang terletak di puncak Gunung Patuha. Air danau ini memiliki warna putih kehijauan yang unik, menciptakan pemandangan yang sangat memukau. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam, berjalan-jalan di sekitar danau, atau sekadar bersantai menikmati udara segar di ketinggian.
5. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda: Suaka Alam dan Rekreasi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura) adalah kawasan konservasi alam yang melindungi keanekaragaman flora dan fauna. Dengan jalur-jalur hiking yang menarik, pengunjung dapat menjelajahi hutan, menikmati aliran sungai yang jernih, dan menyaksikan keindahan alam yang masih alami. Tahura juga menawarkan fasilitas camping untuk para petualang yang ingin menghabiskan waktu lebih lama di tengah alam.
6. Gedung Sate: Simbol Kebesaran Arsitektur Kolonial
Gedung Sate, yang terletak di pusat kota Bandung, adalah ikon arsitektur kolonial Belanda. Bangunan ini memiliki delapan menara yang menjadi ciri khasnya. Awalnya dibangun sebagai kantor gubernur, Gedung Sate kini menjadi gedung kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur bangunan ini atau mengunjungi museum di dalamnya untuk memahami sejarahnya.
7. Kampung Daun: Restoran Unik di Tengah Alam
Kampung Daun adalah restoran yang unik di Bandung yang menawarkan pengalaman makan di tengah kehijauan alam. Dengan meja dan kursi yang tersebar di antara pepohonan, pengunjung dapat menikmati hidangan lezat sambil merasakan kesejukan udara Bandung. Suasana yang tenang dan alami membuat makanan di Kampung Daun menjadi lebih nikmat.
8. Museum Geologi: Jejak Kaya Geologi Indonesia
Museum Geologi di Bandung merupakan tempat yang ideal bagi para penggemar sains dan geologi. Museum ini menampilkan berbagai koleksi batuan, fosil, dan artefak geologi lainnya. Pengunjung dapat belajar tentang sejarah geologi Indonesia dan melihat berbagai fosil unik yang menjadi saksi perjalanan panjang bumi.
9. Floating Market Lembang: Pengalaman Belanja yang Unik
Floating Market Lembang adalah tempat wisata yang menarik di Bandung. Pengunjung dapat menikmati suasana pasar terapung di pinggir danau, mencicipi berbagai makanan dan minuman khas Sunda, dan berbelanja oleh-oleh tradisional. Suasana alam dan keberagaman kuliner membuat Floating Market menjadi tempat yang penuh pesona.
10. Dago Dream Park: Taman Rekreasi Keluarga yang Seru
Dago Dream Park adalah taman rekreasi yang cocok untuk keluarga. Dengan wahana permainan yang seru dan pemandangan kota Bandung yang indah, tempat ini menjadi destinasi yang menyenangkan bagi anak-anak dan orang dewasa. Berbagai aktivitas, mulai dari permainan air hingga wahana petualangan, membuat Dago Dream Park menjadi tempat yang penuh kegembiraan.
Menutup Perjalanan di Kota Kreatif Bandung
Bandung, sebagai kota kreatif dan bersejarah, menawarkan berbagai pengalaman wisata yang tak terlupakan. Mulai dari wisata alam hingga keindahan arsitektur dan kekayaan kuliner, Bandung memiliki daya tarik yang dapat memenuhi berbagai selera dan minat. Jelajahi setiap sudut kota ini, dan biarkan keajaiban Bandung merayakan setiap momen perjalanan Anda. Selamat berwisata!
MPOMAX
0 notes