#kabarmu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Meski Tidak Siap
Sudah beberapa kali mungkin kita merasa tidak siap dalam hidup. Tapi, meski tidak siap, kita tetap memilih buat menjalaninya hingga tak terasa sudah berlalu sekian lama. Apakah setelah sekian lama kita jadi merasa siap? Rasanya enggak juga. Tetap dengan rasa khawatirnya tapi juga diiringi dengan keyakinan, ternyata kita bisa menjalaninya meski dengan beragam rasa yang naik turun.
Sudah banyak hal yang berlalu seperti itu. Tapi setiap kali hal baru ditemui di usia ini, rasanya masih sama, ragu. Berusaha kuat untuk terus meyakinkan diri, "nggak apa-apa, ada Allah."
Jika pun kita tidak mendapatkan apa yang kita cari, berarti apa yang kita jalani saat ini memang yang terbaik. Susah sekali memang mengatakan hal itu ke pikiran sendiri, berulang-ulang. Agar tak menjadi putus asa.
Semoga kita dikuatkan sembari meyakini bahwa semua keyakinan kita tak akan menjadi sia-sia.
Jadi, apa hal yang akhirnya tetap kamu jalani meski dulu kamu tidak siap? Bagaimana kabarmu saat ini?
311 notes
·
View notes
Text
Andai saja kau tahu, aku hampir berulang kali menyapamu kembali, mencari tahu kabarmu, melihat foto-fotomu, menggali topik-topik pembicaraan agar kita kembali berbicara. Percayalah, aku hampir; meski untungnya tidak jadi kulakukan.
217 notes
·
View notes
Text
Kamu lagi dimana sekarang (?)
Kepada teman hidupku, yang juga akan jadi teman surgaku, insyaAllah.
... Assalamu’alaikum.
Gimana kabarmu sekarang?
Kamu lagi dimana?
Apa yang terjadi dalam harimu kemarin?
Ujian apa yang sedang kamu hadapi?
Apakah kamu sudah merasakan momen-momen berharga di masa mudamu?
Apa pengalaman paling seru yang membuatmu lupa sejenak tentang patah hati atau krisis seperempat usia yang mungkin kamu alami?
Simpan jawabannya ya, untuk kita bicarakan saat bertemu. Karena, aku juga ingin berbagi punyaku.
Dan tentang kenakalan yang pernah kamu lakukan saat remaja atau di usia dua puluh tahun. Seberapa parahkah itu?
Semoga tidak menjerumuskan. Semoga hanya sekedar ibarat salah menaruh kaos kaki yang seharusnya dipakai di kaki, malah dipakai di tangan. Tanpa mengorbankan syariat-Nya. Na’udzubillah.
Sebab aku di sini juga telah berjuang, jadi aku berharap kamu tetap kuat di tengah dunia yang semakin kacau dan pilihan-pilihan varian kenakalan beserta toppingnya yang mungkin terlihat manis di awal, tapi sejatinya membuat penyesalan pahit di akhir.
Oiya, tentang kesedihan yang tidak kamu bagi itu sayang, ke mana kamu mengalihkan energimu? Apakah kamu berlari? Jalan-jalan? Atau mendengarkan lagu favorit yang membuat hatimu merasa dipahami? Atau mungkin tidur? Atau membuka surat cinta-Nya sambil terisak?
Bagaimana pun caramu menghadapi semua ini, aku berharap kamu bijak dalam memilih jalan, tetap teguh pada syariat-Nya, meski godaan di sekelilingmu mengajak berbelok. Aku berharap kamu kuat melawan arus.
Ketika kita akhirnya bertemu dan saling mengenal lebih dalam, aku minta maaf jika aku masih banyak kurangnya, dalam berbicara, memutuskan, memaafkan, atau menerima.
Teman surgaku, maukah kita saling bertemu saat semua urusan kita dengan-Nya sudah selesai? Juga dengan mimpi-mimpi kecilmu, agar menciptakan chemistry penuh berkah?
Jujur, berjalan sendiri itu tidak mudah, tapi kita harus tetap berusaha, kan? Demi-Nya, kan? Janji kan?
Jika masih ada mimpi yang ingin kamu kejar, jangan khawatir, aku siap menjadi teman penyemangatmu, karena aku tahu kamu juga akan melakukan hal yang sama untukku. Sebab ketika kamu menikahiku, itu berati menyatukan mimpi-mimpi kita.
Semoga Allah ridha, sampai saat kita bertemu dan saling menemani dalam ibadah terpanjang kita. Aamiin.
Ruang semesta, awal musim gugur 2024.
36 notes
·
View notes
Text
Rasanya memang sudah semestinya kita kembali menjadi asing, tapi ku harap kali ini, kita akan melakukanya dengan benar. semoga selepas ini takdir tidak akan pernah mempertemukan kita selamanya.
Tenang saja, aku tidak akan pernah meminta kamu kembali lagi, aku tidak akan berusaha membuat hubungan ini kembali seperti dulu lagi, sudah cukup sampai disini saja, jika suatu hari nanti kamu temukan aku sedang berusaha untuk menghubungimu, tolong putus semua jalan untuku kembali mengusikmu.
Dan ku harap kamu bisa segera menemukan kebahagiaanmu, agar aku bisa hancur sepenuhnya, dan menanggalkan segala tentangmu akan terasa jauh lebih mudah.
Biarlah hubungan kita yang kemarin menjadi pelajaran agar kedepannya kita bisa lebih menghargai seseorang yang bersama kita nantinya.
Terimakasih kamu pernah membuatku merasa di cintai, hal itu benar-benar sangat membekas dihidupku, terimakasih juga sudah menerima baik dan buruknya diriku. Bertemu denganmu adalah salah satu hal yang paling aku syukuri sampai saat ini.
jaga diri kamu baik-baik ya, kamu adalah seseorang yang tidak akan pernah aku lupakan, sungguh hanya dirimu yang bisa membuatku mencintai dan menyayangimu dengan begitu hebatnya, hingga dengan bodohnya aku pernah mati-matian memperjuangkan apa yang sebenarnya tidak bisa lagi untuk dipertahankan.
Sekarang aku janji padamu.
Meski rindu, aku tidak akan pernah mencoba menghubungimu. Dan meski rasa kehilangan menghancurkan ku, takan ku biarkan hal itu membuatku kembali mencarimu, aku takan menanyakan kabarmu pada orang terdekatmu, atau berusaha mencari tahu tentang kehidupanmu.
Meskipun berat, kali ini akan aku pastikan bahwa aku melakukanya dengan benar. Sekali lagi jaga diri kamu baik-baik ya.
Semoga kita takan pernah bertemu di dunia manapun, atau pun di takdir yang bagaimanapun.
Aku sayang kamu.
#love quotes#puisipendek#galaubrutal#puisi#sajak patah#sajak galau#sajak puisi#galauquotes#patah hati#sajak#putuscinta#menyerah#sakit hati
12 notes
·
View notes
Text
Cinta dalam Paut Doa
Aku ... masih berkeyakinan bahwa kamulah orangnya. Meskipun beribu tanya menyergapku setiap saat tatkala tak ada benang yang terjalin di antara kita. Namun tatapan itu, saat itu sekan menjadi dinding yang memiliki ruang tersendiri dalam hati.
"Gila kamu ya Naf ... kamu nungguin dia. Sejak kapan? Jangan bilang sejak ...."
"Gue juga gak tahu Dan dengan perasaanku gue sendiri. Mana bisa ya gue suka dengan kulkas 2 pintu itu,"
"Sholeh sih ta ... pi,"
"Dia juga kayak gue gak ya,"
"Setia tanpa pacaran kayak lo? Ternyata ini alasan lo kenapa semua tawaran perjodohan dan surat2 itu kembali tanpa balasan, ternyata dia orangnya,"
"Aneh tapi gue juga bingung. Namun gak tahu ini gimana hati. Semoga kami bisa seperti kisah cinta Ali Fatimah,"
"Bisa-bisanya lo nunggu kulkas itu, gak habis fikri gue. Kalau lo beneran nikah sama tuh kulkas gue kasih umroh gratis dari biro gue dengan pelayanan terbaik,"
"Sekarang aja bisa gak hadiahnya?"
"Please dehh Naf lo harus berjuang,"
Mencintaimu adalah keyakinan
Namun juga setengahnya ketakutan
Senyummu mengandung rindu
yang ingin kubungkus untuk menemani hari2ku
Aku kadang ingin bertanya "Baikkah kamu?" "Bagaimana kabarmu?"
Pintu itu selalu tertutup. Aku tak bisa memasukinya. Aku berharap kelak kita dapat bertemu dalam keyakinan yang kan menjadi satu. Kita yang akan sepakat untuk sepaket.
11 notes
·
View notes
Text
Hai, bagaimana kabarmu? Kulihat, sepertinya sudah lama kau tak berbicara bahkan meski melalui tulisan kata. Ada apa? Mengapa? Kau tampak tak baik-baik saja. Tapi kau tak menangis, dan kau tak berucap sepatah kata pun. Apa karena kali ini terasa lebih berat dari biasanya? Apa sudah terlalu banyak yang kau pendam sehingga kau lebih memilih bungkam?
Takutkah kau bila bebanmu membebani orang-orang sekitarmu? Hmm, kau benar-benar hebat, ya! Bahkan di saat seperti ini, saat jiwamu harusnya terobati, kau masih sempat-sempatnya memikirkan dengan penuh empati pada mereka yang kau pikir sangat berarti. Kuat-kuat, ya. Sebentar lagi, mungkin kau akan sampai. Bila pun tidak sekarang, mungkin esok, lusa atau entah kapan Tuhan mulai meridhoi do'amu dikabulkan kala kau sudah siap dengan segala kemampuan. Kala dadamu mulai lapang, kala egomu tak lagi butuh pengakuan. Hanya rasa syukur, bahwa Tuhan masih ada di sisimu, mendampingi setiap langkah perjalanan. Dan kapan do'a itu akan dikabulkan, biarlah jadi rahasia-Nya. Sebab hanya Dia yang tau, kapan saat-saat paling tepat untukmu menerima butiran harapan yang sejak lama telah kau langitkan. Tuhan tak akan lupa, dan kau pun juga harus percaya.
—Temusukma
16 notes
·
View notes
Text
Bicara bahagia, kabarmu bagaimana? Semoga selalu dalam penjagaan Tuhan dan hatimu selalu penuh dengan apa-apa pemberianNya. Dengan hati yang tulus, berbahagialah, sebab aku pun sedang~
8 notes
·
View notes
Text
(Mas)a Depan
Hai Mas, bagaimana kabarmu? Semoga senantiasa dalam penjagaan Allah yaa. Dalam penantian ini aku terkadang dipenuhi rasa ketidaksabaran untuk menunggu kapan ruas-ruas takdir ini terbuka. Penasaran, siapa kamu? Siapa namamu? Bagaimana perjalananmu menujuku? Aku sesekali menunggu diujung pintu, tapi belum juga kulihat tanda-tanda kedatanganmu. Semoga Allah segera mempertemukan kita, ya Mas.
Mas, setelah beberapa tahun menghibahkan diri untuk belajar langsung tentang anak-anak, tentang pendidikan. Aku ingin meminta izin kepadamu, bolehkah nanti aku berkhidmat di dalam rumah sebagai istri dan ibu penuh waktu? Bukan, bukan karena pasti aku akan menjelma menjadi ibu yang baik atau istri yang telaten. Aku hanya ingin menanam sendiri ladang-ladang itu, yang semoga kelak bisa aku tuai dengan manis saat bertemu dengan-Nya.
Mas, aku sedang belajar. Belajar mengisi waktu tunggu ini dengan belajar beberapa hal yang mungkin akan aku butuhkan saat menjalani peran-peran baru nantinya. Baik itu dari buku-buku teori, juga dari cerita-cerita kehidupan. Tapi, bukan berarti aku sudah sangat siap atau aku sudah cukup bekal. Karena aku menyadari apa yang aku pelajari belum tentu mudah untuk diaplikasi. Jadi, nanti kita saling bantu ya, mau kan?
Mas, sudah sampai mana? Semoga segera tiba. Hati-hati di jalan!
9 notes
·
View notes
Text
Dunia ada kalanya terasa sempit ya. Senang bisa mengetahui kabarmu. Aku lega dan turut bahagia.
-na
11 notes
·
View notes
Text
Bagaimana Aku Bisa Percaya Kepadamu?
Semisal kita berhasil melewati semua ini. Apakah kita akan pasti bahagia? Bersanding tanpa perkara, tanpa seteru yang membuat kita kehilangan rasa percaya? Semisal kita berhasil melewati semua ini? Apakah bisa kamu berjanji untuk setia? Karena satu-satunya yang kutakutkan darimu adalah itu. Dengan semua trauma hidup yang kumiliki hingga saat ini, aku perlu waktu untuk belajar percaya pada kesetiaanmu. Karena satu-satunya hal yang tak kupercayai saat ini adalah kesetiaan. Apakah kamu akan marah jika aku terlalu pencemburu, menanyaimu kabarmu setiap waktu? Bagaimana caranya aku bisa percaya kepadamu? Bagaimana aku tahu kamu akan menepati janjimu, takkan menyakiti dan meninggalkan? Bagaimana aku bisa sepenuhnya yakin bahwa kamu takkan ubah kesetiaanmu seumur hidup? Lalu jawabmu hanya sebaris kata, "Caranya? Menikahlah denganku? Bagaimana?" (c)kurniawangunadi
234 notes
·
View notes
Text
Untukmu rindu yang tak kunjung temu. Untukmu yang saat pertama lebih dahulu menyapa. Kamu dan sejuta hal-hal baik. Kamu dan kerinduan yang entah kapan akan tuntas.
Bagaimana kabarmu? Sudikah kamu mengabari barang sejenak? Oh, maaf terlalu banyak pintaku. Kita begini saja, ya?
Jangan kemana-mana
19 Ags 24 | BAC Youth center
8 notes
·
View notes
Text
Yang Paling Kutakutkan Setelah Kepergianmu (yang Tiba-tiba Itu)
"Lebih dari sekali pernah kubayangkan kehilanganmu. Sesak sekali rasanya, meski itu hanya dalam benakku saja. Namun, malam itu 17 Mei 2023, kepergianmu yang sangat tiba-tiba untuk selamanya. Ingin kupukul wajahku dengan keras, berharap ini hanya mimpi. Ingin kuanggap ada keajaiban datang, dan membawamu perlahan kembali ke dunia ini. Tapi nihil. Nyatanya kau memang pergi untuk selamanya."
---
Hai, Pap. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tak akan kutanyakan bagaimana rasanya ada di alam yang berbeda, atau apa kabarmu sekarang. Karena doaku sama setiap detik sejak hari itu. Kuharap Tuhan akan selalu menjagamu, mengampuni dosa-dosamu, menerima amalan-amalan baikmu selama di dunia, dan melapangkan kuburmu.
Betapa mengerikan dan menyedihkan ternyata, tidak mampu melihat dan memeluk ragamu untuk yang terakhir kalinya. Dan sekuat tenaga kutahan rasa sesak itu, ia seringkali muncul tiba-tiba saat tak ada sesiapa di sisiku. Aku tahu aku sudah dewasa, tapi kesedihan tidak pernah kenal usia, kan?
Pap, setelah kepergianmu, Mama tidak pernah berhenti berduka, menangis, dan berkata ia tidak akan sanggup hidup tanpamu. Aku juga ingin berlaku yang sama. Tapi aku tahu, mungkin hanya kami; anak-anaknya, yang sekarang ia punya. Sehingga kesedihanku kuanggap tidak ada apa-apanya dibanding seluruh duka yang ia rasakan saat ini; kehilangan belahan jiwanya.
Pap, setelah kepergianmu aku jadi memiliki ketakutan-ketakutan lain perihal hidup ini. Aku jadi takut Tuhan beri waktu sebentar untukku untuk membahagiakan Mama; satu-satunya perempuan (yang jika bisa) akan kuberikan seluruh duniaku untuknya. Aku takut tidak sebaik engkau dalam hal menenangkan kegelisahan-kegelisahannya. Aku takut kehilangan ia juga.
Pap, maafkan untuk waktu-waktu kebersamaan kita yang tampaknya lama, tetapi ternyata sesingkat itu. Maafkan untuk ketidaksabaranku menanggapi segala pertanyaan dan permintaan darimu. Maafkan untuk kealpaanku di masa tuamu. Maafkan untuk hal-hal kecil dan besar tentangmu yang mungkin sengaja kulewatkan. Maafkan ketidaksempurnaanku sebagai seorang anak perempuan bungsumu.
Terima kasih telah menjadi guru kehidupanku yang nomor satu. Dunia ini tidak akan sama tanpa hadirmu.
---
Pontianak, 4 Juni 2023.
Tia Setiawati
89 notes
·
View notes
Text
Aku menahan diri untuk tidak bertanya bagaimana kabarmu.
Aku menahan diri agar kamu tak tahu bahwa aku merindukanmu.
Aku menahan diri agar tidak selalu mencemaskan mu.
Aku berpura-pura sibuk, agar kamu berfikir bahwa aku sudah tak lagi menganggapmu penting dalam hidupku.
#love quotes#puisipendek#galaubrutal#puisi#sajak patah#sajak galau#sajak puisi#galauquotes#patah hati#sajak
12 notes
·
View notes
Text
Halo, lama tidak menyapa.
Bagaimana kabarmu? Aku, baik-baik saja. Sigh. Mungkin. Hehe.
Kamu tahu hal paling lucu yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini? Aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku sudah tidak menyukaimu, tapi kamu diam-diam menyelinap hadir dalam mimpiku. Tidak hanya sekali! Lucu, kan? Aku terlalu malu tertangkap basah oleh hati kecilku sendiri bahwa aku masih merindukanmu.
Aku membuka lembaran demi lembaran buku tentang tafsir mimpi. Berseluncur dalam pencarian internet tentang makna sebuah mimpi. Aku berharap ada sesatu yang menjelaskan bahwa mimpiku itu bukan hanya aku yang punya.
Haha, ternyata aku terlalu banyak berharap dan masih berharap. Aku harap kamu juga merasakan hal yang sama. Juga berharap kamu setidaknya sedikit saja merindukanku di sana.
Aku tidak tahu pada siapa hati ini berlabuh, jika ternyata saat ini kamu dalam pelukan orang lain. Aku masih egois memintamu setidaknya sedikit saja mengingat aku hadir dalam hidupmu. Walau hanya sebagai teman sebangku dalam kelas, aku harap kamu mengingatku dengan senyuman tulusku.
Aku tidak bisa apa-apa. Melihatmu dari sosial media saja aku tak mampu. Aku bahkan tak memiliki nomor pribadimu. Aku takut jika suatu malam aku akan menggila karena terlalu merindukanmu, aku tiba-tiba menghubungimu. Aku terlalu takut jika aku membunuh empatiku dan bersikap egois padamu. Pula, ketakutanku jika akhirnya melihatmu bersanding dengan penuh senyuman menawanmu itu dengan seseorang yang juga aku kenali. Aku takut.
Setidaknya, sudah 6 tahun terlewati. Aku kira waktu perlahan akan menghapusmu tanpa kusadari. Aku pun menjalani hidupku dengan bahagia terlupa oleh sosokmu. Sesekali, walau sesekali ingatan itu hadir, aku menepisnya. Aku kira aku terbiasa. Tapi semua terbalikkan ketika malam menyelimutiku perlahan. Sunyi yang menyekapku dalam bunga tidur, seolah mengolok-olok isi hatiku paling dalam. Mungkin kesunyian itu mengerti tentang perasaan hati yang disekap oleh pikiran. Sang sunyi tahu, padahal sudah disembunyikan rapi oleh pikiran dan wajah yang selalu bahagia. Ada satu laci dalam hatiku yang tidak pernah dibuka dan tidak ingin dibuka. Sebuah laci kenangan dan rasa bahagia saat bersamamu kala itu. Sebuah laci yang sengaja dikunci rapat agar dia tak leluar lagi seenaknya.
Namun malam ini, kesunyian ini memintaku dengan lembut untuk membuka laci itu kembali. Memintaku untuk melepas semua isi didalamnya. Merasakan kembali bagaimana indahnya hati yang meletup-letup saat bertatap mata denganmu, salah tingkah ketika berbicara denganmu, berpaling saat kamu menatapku balik.
Aku mulai mengenang semua itu lagi, malam ini. Aku tak ingin membohongi perasaanku lagi, lewat mimpi-mimpiku, bahwa aku masih menyukaimu. Entah apa itu cinta, setidaknya aku membenarkan bahwa aku ingin melihatmu malam ini.
Memang benar, cara terbaik bukan melupakan, tapi merelakan. Aku bukan sekedar pengecut yang sudah menyerah tanpa bertindak, karena nyatanya sudah melingkar cincin di jari manismu saat ini. Lebih baik pengecut dari pada menjadi wanita brengsek yang mengakui cinta pada pria dalam pelukan wanita lain.
Sekiranya malam ini, aku bisa menetralkan jiwaku dan pikirku. Untuk bisa meikhlaskanmu. Aku hanya menerima dan mengakui, aku merindukanmu.
Aku berharap, aku bisa menemukan seseorang yang lebih aku rindukan suatu saat nanti dari pada dirimu saat ini. Aku hanya tersesat sesaat dalam ruang yang aku buat.
Selamat malam.
Dan semoga kali ini kamu tak memaksa masuk dalam mimpiku lagi.
ND.01.37.240731
13 notes
·
View notes
Text
Temu di Ujung Rindu
Malam itu kita bertemu, terpekur menatap satu sama lain, tersenyum. mengisi ruang hati yang kosong karena rindu. harap sua yang sudah lama berdebu, merekah sempurna. anehnya, bukan kaku yang kita sampaikan dalam kata. tapi hangat peluk sapa yang terlontarkan.
Aku tidak lagi memberikan pertanyaan-pertanyaan retorik dan penuh permintaan validasi mengenai kala itu, disaat kamu memilih bersama yang lain. aku hanya berkata, apa kabarmu selama hilang ditelan bumi? dan tanyamu pun sama, apakah tangisku masih tetap hadir disetiap malam?
Tangis itu masih tetap ada, tapi kelakarku lebih mendominasi hari-hariku setelah keputusan itu dibuat. Aku tidak mau mengambil lebih banyak patah hati lagi.
Bandung, katamu. tapi ternyata bohong. tak apa. mungkin kemarin, malam juga membantu kita untuk lebih ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. petuahmu, cara marahmu dan kesalmu masih bisa kau tumpahkan hingga bulan terasa merangkul kita dalam hangatnya percakapan itu.
Kelakarku, masih menjadi kalimat yang asing di telingamu, tapi rona merah jambu di pipiku, selalu menjadi tempat favoritmu untuk membuatnya menjadi lebih pekat. Sial.
Jadi, selamat. kita sudah bertemu di ujung rindu. rasa sesak yang sering hadir pada malam yang katamu membosankan, sudah melepaskan jangkarnya.
Malam itu sangat hangat, tidak seperti malam sebelumnya yang terasa dikejar setan. perlahan dan menyenangkan. Terimakasih atas pertemuan itu.
Pada akhirnya, kita hanya akan kembali menjadi teman. Kata teman yang pernah aku tolak dan benci dimasa aku masih mencari. Tak apa, aku sudah terima.
selamat, kita sudah menjadi dua insan yang bisa mengatur rasa. Selamat menempuh hidup yang baru.
#cerpen#curahanhati#cerita pendek#catatan#kisah hidup#tulisan#cinta#menulis#sajak puisi#puisi#cerita
12 notes
·
View notes
Text
Rindu sekali dengan kebiasaan yang baru saja terbentuk itu. Rindu sekali dengan hal-hal yang sudah lama tidak dirasakan itu. Rindu sekali dengan dering telepon yang sempat berbunyi dengan membawa kabarmu itu. Rindu sekali dengan percakapan di depan gedung-gedung tinggi itu, rindu sekali antre magrib di bawah tanah, rindu sekali dengan pujianmu walau hanya beberapa kali, rindu sekali dengan cerita kita yang baru saja di mulai itu.
12 notes
·
View notes