#heri cepat Tumblr posts
Note
Membaca tulisan Bang Heri yang judulnya " Kepergian Ibu" mengingatkan saya pada ibu saya sendiri yang berpulang tepat 1 tahun dibulan Desember ini. Setahun tanpa ibu menyisakan begitu banyak kenangn. Saya ikut merasakan bagaimana rasanya mau ngapa2in seperti kehilangan ruh. Entah bekerja atau melakukan perjalanan sekalipun itu hobi yang sangat kita sukai. Hal yang paling membuat saya sedih adalah ada 1 permintaan ibu yang sampai ibu tiada saya belum bisa mewujudkannya. Keinginan ibu melihat saya menikah menjadi 1 kekecewaan yang teramat dalam bagi saya. Apalagi diusia saya yang bisa dikatakan terlambat menikah... Mohon doanya agar saya segera dipertemukan jodoh saya, setidaknya menjadi obat atas kesedihan2 ini. Jazakallah khoiran untuk tulisannya Bang Heri
“MENEMUKAN”, JANGAN HANYA “DIPERTEMUKAN”
Amin, semoga Allah ﷻ mengampuni orang-orang tua kita dan kita bisa dipertemukan kembali kelak di surga-Nya.
Tidak ada kata “terlambat menikah” selama kamu mengambil keputusannya dengan sukarela. Mau umur 20, 30, atau 40 sekalipun. Tujuan menikah itu untuk membangun rumah tangga. Anak-anak adalah rezekinya. “Terlambat” karena kita menggunakan ukuran orang lain terhadap diri kita. Menurut saya jangan seperti itu, karena menikah itu bukan soal “cepat” atau “lambat”, tapi soal kita “siap” dan “menyiapkan”.
Saya mendoakan kamu agar kamu bisa segera “menemukan” jodohmu, bukan “dipertemukan”. “Menemukan” berarti kamu aktif berupaya untuk temu-bertemu. Siapa yang ditemukan, itu urusan Allah ﷻ. Tapi kamu aktif berusaha untuk itu. Ini yang dimaksud dengan "menyiapkan". Sementara “dipertemukan” cenderung pasif dan berharap ada pihak ketiga (dalam hal ini yang kamu maksud pasti Allah ﷻ) yang menjadi perantara. Dan, seperti karakter khas perempuan di entitas kita, “menunggu” adalah satu-satunya pekerjaan yang mereka rasa bisa dilakukan.
Jadi, saya doakan agar kamu punya keinginan gigih untuk menjemput jodohmu dan dia juga saat ini sedang berupaya untuk menggapaimu. Sehingga kalian sama-sama berupaya untuk itu dan bertemu di titik yang membahagiakan.
42 notes
·
View notes
Text
Optimalkan Capaian Kinerja Pengelolaan Anggaran, Karupbasan Mojokerto Paparkan Speed Up
Optimalkan Capaian Kinerja Pengelolaan Anggaran, Karupbasan Mojokerto Paparkan Speed Up
Surabaya – Optimalisasi capaian kinerja dan pengelola anggaran menjadi fokus utama Kanwil Kemenkumham Jatim jelang akhir tahun 2024. Karenanya pada Kamis (10/10) digelar Rapat Evaluasi Capaian Kinerja & Pelaksanaan Anggaran Triwulan Ke-3 Dan Strategi Capaian Kinerja Triwulan Ke-4 Tahun 2024.
Kegiatan dibuka secara langsung oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim Heny Yuwono yang didampingi Kadiv Administrasi Saefur Rochim, Kadiv Pemasyarakatan Heri Azhari dan Kadivyankum dan HAM Dulyono. Kegiatan tersebut juga diikuti seluruh Ka UPT jajaran serta pejabat administrasi kantor wilayah.
Paparan disampaikan oleh para Ka UPT yang ditunjuk, untuk kemudian dievaluasi dan diberi masukan oleh para pimti kantor wilayah. Ka UPT tersebut antara lain Kalapas Blitar, Kakanim Pamekasan, Kabapas Kediri, Karupbasan Mojokerto dan Kepala BHP Surabaya.
Dalam pembukaanya Kadiv Administrasi menyampaikan kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendengarkan penjelasan dan analisa serta evaluasi dari pelaksana anggaran.
Kakanwil Heni Yuwono menyampaikan bahwa sampai dengan triwulan ke-3 ini mayoritas penyerapan UPT di Jatim telah mencapai target. Hanya ada beberapa UPT saja yang masih belum sampai pada target yang telah ditentukan. “Saya minta UPT yang belum mencapai target untuk segera speed up sehingga penyerapan dapat maksimal sampai dengan akhir tahun ini,” terangnya.
Para Ka UPT, lanjutnya, harus cepat bergerak, harus mampu memilah, memilih dan memutuskan sehingga setiap program kerja yang telah direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. “Kalau memang ada kendala sampaikan kepada kami sehingga dapat segera dicari solusinya,” pesannya.
Kakanwil juga menyampaikan strategi percepatan pelaksanaan anggaran triwulan IV tahun 2024, antara lain yaitu Optimalisasi Indikator Deviasi Halaman III, Optimalisasi Belanja Penyerapan Anggaran, Optimalisasi Sisa Anggaran serta Lakukan akselerasi pendaftaran data kontrak.
#KumhamPASTI #kemenkumhamRI #supratmanandyagtas #kemenkumhamjatim #kakanwilkemenkumhamjatim #heniyuwono #RupMokerPrima #WBKPasti #menpanrb #rupbasanmojokerto #jatimpastihebat @kemenkumhamri @Ditjenpas @kumhamjatim @sipp_menpan @anugerahasn_menpan @diary_kemenkumham @rbkunwas
1 note
·
View note
Text
TURISIAN.com - Sebanyak 47 hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, menjadi korban peretasan siber. Insiden ini pun menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Terutama mereka yang telah melakukan pemesanan kamar melalui layanan Google Bisnis, namun justru berakhir dengan kena tipu. Modus ini sudah berlangsung sejak Sabtu, 10 Agustus 2024. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, membenarkan adanya peretasan tersebut. "Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini. Kami mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menghubungi hotel langsung jika ingin memesan kamar," kata Dodi dalam keterangan persnya, Senin malam, 12 Agustus 2024. BACA JUGA: Hotel-hotel di Inggris Diserang, KBRI London Ingatkan WNI Dodi juga mengingatkan agar masyarakat untuk sementara tidak melakukan transaksi melalui Google Bisnis. Sementara itu, Sekretaris PHRI Jawa Barat, Herie Hermanie Soewarma, menjelaskan modus operandi yang dilakukan peretas adalah dengan memanfaatkan Google Maps. Dimana, selama ini Google Maps tersebut berfungsi sebagai gerbang masuk bagi masyarakat ke industri pariwisata. Peretas, lanjut Herie, mengubah nomor WhatsApp hotel menjadi nomor WhatsApp mereka. Ketika masyarakat menghubungi nomor tersebut, peretas menawarkan tarif kamar dengan harga yang lebih murah. BACA JUGA: Menelusuri Jejak Sejarah di Tengah Kenyamanan, Hotel Bersejarah Ini Perlu Dicoba Nomor Rekening Jebakan "Setelah itu, mereka memberikan nomor rekening untuk pembayaran pesanan kamar hotel," ungkapnya. Selain di Kota Bandung, serangan serupa juga terjadi di berbagai daerah lain. Seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau. Juga terjadi di Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan lainnya. Sebagai respons atas kejadian ini, Badan Pimpinan Pusat PHRI akan segera melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib. Dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia. BACA JUGA: Kampanye Pilpres 2024 tak Menggangu Reservasi Hotel di Yogyakarta Sedangkan, langkah serupa juga akan dilakukan oleh Badan Pimpinan Daerah dan Cabang PHRI melalui POLDA dan POLRES di masing-masing wilayah. Manajemen hotel yang akun bisnisnya diretas juga akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai media. Termasuk media sosial dan situs resmi. Tindakan ini, agar konsumen lebih berhati-hati dalam melakukan reservasi hotel melalui Google Bisnis. Untuk itu, PHRI mengimbau masyarakat untuk: Menghubungi langsung kanal resmi hotel yang bersangkutan untuk menghindari penipuan. Melakukan pembayaran hanya melalui rekening resmi hotel, dan memastikan nomor rekening tersebut melalui kanal resmi sebelum melakukan pembayaran. Menyadari bahwa pihak hotel tidak bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi pada akun Google Bisnis yang diretas. BACA JUGA: 7 Hotel Paling Artistik di Bandung yang Sangat Instagramable PHRI juga mendesak pihak Google untuk segera mengambil tindakan atas kejadian ini. “Perlu ada tindakan cepat dari Google agar tidak ada korban lain akibat peretasan ini,” ujar Ketua Umum PHRI, Haryadi Sukamdani. Untuk saat ini, pihak hotel diharapkan melakukan langkah-langkah berikut: Melaporkan informasi yang tidak benar ke Google melalui fitur suggestion edit di akun Google Bisnis. Melaporkan penipuan melalui Business Redressal Complaints di tautan yang disediakan. Melakukan verifikasi penanggung jawab di akun bisnis melalui Google My Business Verified. ***
0 notes
Text
waterchiller surabaya dengan sales heri yang ramah, pelayanan teknisi yang cepat berpengalaman pada bidangnya.
0 notes
Text
Gubernur Lampung Lantik 4 Pejabat PTP, 64 Pejabat Administrator dan 89 Pejabat Pengawas
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melantik 4 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), 64 Pejabat Administrator (Eselon III) dan 89 Pejabat Pengawas (Eselon IV) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung di Balai Keratun, Komplek Dinas Kantor Gubernur, Selasa (9/1/2024). Keempat pejabat Eselon II yang dilantik tersebut, yaitu Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung M. Taufiqullah, Kepala Biro Organisasi Heri Sadly, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Evie Fatmawaty dan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Yulia Megaria. Pelantikan tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Lampung nomor 821.21/06/VI.04/2024 tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Dalam dan Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. Dalam sambutannya, Gubernur Arinal mengatakan pelantikan dan pengambilan Sumpah Janji Jabatan ini merupakan hasil dari pelaksanaan seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung beberapa waktu yang lalu. Ia melanjutkan seleksi tersebut telah menghasilkan para Pejabat yang memiliki kompetensi dan kinerja yang baik untuk menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Selanjutnya, Gubernur Arinal juga mengatakan bahwa pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas tersebut dalam rangka pengembangan karier, pengalaman kerja dan percepatan penyelenggaraan birokrasi. Menurutnya, mutasi dan rotasi jabatan merupakan hal yang biasa bagi Pejabat di lingkungan Instansi Pemerintah. "Disinilah masyarakat memiliki harapan yang besar kepada para pemimpin dan aparat pemerintah untuk bekerja secara lebih efektif dan progresif serta mempunyai pengalaman kerja yang baik," ujarnya. Gubernur Arinal berpesan kepada para pejabat yang baru saja dilantik untuk mampu membangun kompetensi, mengevaluasi dan membuat penyesuaian secara strategis, serta menjadi komunikator yang efektif agar dapat menentukan tujuan prioritas yang tepat. Ia juga berpesan untuk melakukan upaya koordinasi antar stakeholder secara vertikal maupun horizontal apabila terdapat kendala dalam bekerja. "Saudara sebagai Aparatur juga dituntut meningkatkan pelayanan publik dan cepat beradaptasi akan perubahan serta Mampu mengantisipasi perubahan di lingkungan eksternal dan internal organisasi," pungkasnya. Gubernur Arinal mengajak pejabat yang baru saja dilantik untuk dapat bekerja dengan baik dan memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya untuk bisa mengembangkan potensi dan kompetensi diri, baik melalui pendidikan maupun pelatihan. Ia berharap para pejabat agar selalu melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya serta berintegritas dan berkomitmen dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, karena merupakan tanggung jawab untuk kebermanfaatan rakyat. "Jadilah pemimpin yang cerdas dan bekerja keras, jujur dalam tindakan dan ikhlas dalam pengabdian, sehingga akan mampu menunjukkan dharma bhaktinya pada daerah, dan selalu siap menerima tugas dan tanggungjawab dari pimpinan," pungkasnya.(Adpim) Read the full article
0 notes
Text
Terus Jaga Hubungan Baik, Babinsa Melaksanakan Komsos Dengan Warga Binaan
Babinsa Koramil 06/Kertek Kodim 0707/WSB Serda Abu Nurchoiri dan Serda Heri Susanto Melaksanakan Komsos Dalam rangka meningkatkan silaturahmi dan Hubungan kerja yang baik di wilayah binaanya, Babinsa Serda Abu dan Serda Heri Melaksanakan Komsos dengan warga binaan di dusun Banjargede desa Banjar Kec.Kertek Kab.Wonosobo Minggu 30/04/2023
Serda Heri mengungkapkan, jika kegiatan Komsos tersebut bertujuan meningkatkan keamanan dan silaturahmi dengan warga binaannya. Sekaligus untuk mengetahui kondisi dan perkembangan di masyarakat.
Menurutnya, melalui kegiatan Komsos akan terjalin silaturahmi yang baik dengan warga binaan akan tercipta suasana yang nyaman dan sejuk, sehingga memperlancar tugas keseharian sebagai Babinsa di wilayahnya.
Diakui, dengan Komsos pihaknya juga dapat mengetahui perkembangan situasi di wilayah desa binaan dan dapat melakukan upaya deteksi dini dan cegah dini, sehingga apabila ada hal-hal negatif yang berkembang bisa cepat diselesaikan.
“Apapun yang terjadi di wilayah binaan tentunya seorang Babinsa dapat mengetahuinya dan mengerti duduk persoalannya dengan baik,” pungkasnya.
0 notes
Text
Dua Dunia (5)
Nadya dan Adnan tidak menyadari bahwa hari sudah petang kerena terlalu untuk berbincang-bincang. Nadya pun memesan ojek online di gawainya dan meminta bantuan Adnan, “Adnan, kamu bisa bantu aku?”. Adnan yang merasa terpanggil pun menoleh ke Nadya, “Ya?”. “Kalau ada telepon masuk dari ojek online, kamu bisa bantu aku untuk menelpon?”, Nadya menjelaskan mengenai bantuan yang ia butuhkan. Adnan mengangguk dan tersenyum, “Boleh. Apakah kamu setiap kali memesan ojek online, selalu meminta bantuan ke orang lain untuk telepon?”. Nadya menggeleng, “Tidak. Kadang-kadang aku hanya mengetik. Lebih sering sebenarnya ojek online menelpon, padahal sudah tahu aku Tuli. Tapi mereka tetap menelpon. Jadi kalau ada teman, contohnya kamu, aku mencoba meminta bantuan. Yaa.. kalau kamu gamau juga gapapa sih”. Adnan hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Nadya yang sedikit terbata-bata. Gawai Nadya bergetar, tanda ada panggilan masuk, “Ini, ojeknya sudah nelpon”, ujar Nadya. Nadya langsung memberikan gawainya ke Adnan. Sesaat, Adnan menelpon ojek online tersebut dan mengarahkan tentang tempat mereka menunggu. Setelah telepon antara Adnan dan ojek online selesai, Adnan memberikan gawai Nadya. “Nad, ojeknya menuju kesini. Katanya dekat. Kayaknya sih bentar lagi nyampe”, ujar Adnan. Nadya mengangguk mengiyakan dan berterima kasih dalam bahasa isyarat.
Adnan mulai tiba-tiba celetuk, “Aku penasaran, apakah kita sekelas?”. Nadya fokus ke gawainya, sehingga terlambat mengetahui apa yang Adnan bicarakan. “Kenapa?”, Nadya mulai bertanya ke Adnan. Wajah Adnan tiba-tiba memerah. dia menjadi tersipu malu karena tiba-tiba celetuk mengenai dirinya dan Nadya. “Gapapa, Nad. Gak jadi, tadi aku juga salah ngomong”, Adnan cepat-cepat menjelaskan. “Kita lihat nanti di hari Senin, ya!”, Adnan mengalihkan percakapan supaya tidak terlalu malu.
Seketika, ojek online yang dipesan oleh Nadya pun datang. “Tuh. Ojek kamu sudah datang”, ujar Adnan. “Aku pulang dulu, ya! Sampai ketemu lagi”, pamit Nadya. Adnan merespon dengan mengangguk dan tersenyum, “Hati-hati, ya! Sampai ketemu Senin!”. Adnan menatap punggung Nadya yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya.
Saat hari Senin tiba, semua mahasiswa baru jurusan tata boga berkumpul di depan papan mading untuk melihat daftar pembagian ekelas-kelas. Tiga sekawan, yaitu Adnan, Rizal, dan Heri pun berteriak kegirangan. “Yeay! Kita sekelas nih bro!”, teriak Rizal. “Aduh, sekelas mulu nih nanti sama Rizal empat tahun ke depan!”, keluh Heri. Tidak ada respon apapun dari Adnan. Jari-jari Adnan mencari sebuah nama. Rizal dan Heri menatap Adnan keheranan. “Nan, lo nyari siapa?”, Rizal mulai bertanya. Heri mengangguk, “Iya, gue lihat lo ribet amat nyari seseorang. Siapa tuh?”. Saat Adnan menemukan nama yang dicarinya, senyum Adnan mengembang lebar. Rizal dan Heri semakin curiga. Adnan hanya menyahut, “Nadya Amira. Gue nyari dia. Ternyata, dia sekelas bareng kita!”, Adnan sangat gembira. Benar, kecurigaan Rizal dan Heri semakin terbukti. Rizal memastikan lagi, “Lo nyari Nadya? Serius?!”. “Ya iya, gue serius, bro! Gue kagak bercanda!”, suara Adnan membuktikan bahwa dia benar-benar serius. Seperti Rizal, Heri ingin memastikan lagi. “Nan, lo suka sama tetangga gue? Terus gimana caranya lo ngobrol sama dia?”. Senyum Adnan kembali mengembang, “Gue bukannya suka sama dia, gue kan cuma tulus berteman. Tentu saja, gue belajar bahasa dia! Her, lo kan tetangga dia. Emangnya lo ga belajar gitu?”, Adnan sedikit protes dengan pernyataan Heri. Heri pun menggeleng, “Gue walaupun tetangga dia, gue cuma paham gestur doang. Tapi gak sampe ngobrol. Lagipula, Nadya di rumah terus. Jarang banget dia ke depan rumah”. Adnan hanya memangut-mangut, memahami apa yang menjadi kendala Heri.
Kelas pertama mahasiswa/i baru Tata Boga adalah kelas bumbu dasar masak. Seperti yang mungkin semua orang tahu, tentu saja kita mengenal bumbu-bumbu dasar masak terlebih dahulu. Semua mahasiswa/i masuk ke ruang laboratorium tata boga, dimana semua bisa memasak disana. Di setiap meja, sudah tertata rapi di setiap mangkok yang berisi cabai, bawang merah, bawang putih, garam, tomat, terasi, gula pasir, kemiri, lengkuas, kunyit, jahe, lada bubuk, jinten, adas, gula jawa, asam jawa, daun jeruk. ketumbar, minyak goreng dan kemiri.
Bukannya Adnan berkumpul bersama kedua sahabatnya, Adnan justru mendekati Nadya. “Hey”, Adnan menepuk bahu Nadya. Nadya yang sadar bahwa ada yang memanggilnya, langsung menoleh. “Halo”, sapa Nadya. “Akhirnya kita sekelas. Ini yang aku maksud kemarin”, Adnan tidak bisa menahan wajahnya yang bergembira. Nadya tersipu malu mengetahui apa yang dimaksud Adnan, “Oalah. Kenapa kamu menginginkan kita sekelas?”, Nadya sungguh penasaran. Adnan tersenyum dan mengambil gawainya. Dia mengetik, “Aku mau belajar isyarat tentang bumbu-bumbu dasar ini dari kamu. Sepertinya, ini akan menarik. Aku mau kita akan ada masak bersama nanti, kita masak berdua. Kalau kamu butuh bumbu apa, kamu cukup berisyarat saja dan aku tahu maksud kamu.”. Nadya yang membaca ketikan ADnan menjadi semakin tersenyum. Senyumnya bukan karena Nadya suka, tetapi karena Nadya sungguh bahagia ada teman yang mau belajar isyarat. Adnan melanjutkan, kali ini dengan gerak bibir, “Tolong ajari aku isyaratnya, ya!”. Nadya pun mengangguk.
Setelah dosen memperkenalkan tentang bumbu dasar, Adnan menjadi terlihat sangat serius. Pikirannya menjadi terbagi dua, belajar dua kali. Belajar dari dosen dan belajar dari Nadya. Ingin sekali dia memasak makanan bersama Nadya.
“Sekarang, tolong kalian buat bumbu dasar merah. Dari bahan-bahan yang sudah ada di atas meja kalian. Pilih mana bahan yang menjadi bumbu dasar merah”, ujar dosen menerangkan instruksi untuk para mahasiswa/i nya. “Di atas meja sudah ada kompor untuk menumis dan blender untuk memblender”, dosen tersebut kembali melanjutkan instruksinya. Semua mahasiswa/i pun mengangguk tanda memahami instruksi dosen tersebut.
Seperti yang diduga, Adnan dan Nadya membuat bumbu bersama. Adnan juga sembari mengingat-ingat isyarat yang sudah diajarkan oleh Nadya. Nadya tertegun dan kagum, “Adnan, kamu jago!”, Nadya memuji Adnan dengan menggunakan bahasa isyarat.
Bersambung
0 notes
Text
Polres Jember Respon Cepat Korban Bencana Banjir Dengan Salurkan Bantuan
Polres Jember Respon Cepat Korban Bencana Banjir Dengan Salurkan Bantuan
JEMBER, detikkota.com – Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo bergegas melakukan sidak ke lokasi banjir yang melanda Kampung Ledok di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul Kecamatan Kaliwates. Tidak hanya itu, perwira dengan pangkat dua melati di pundaknya itu bersama anggota sigap membantu evakuasi barang milik warga yang terdampak banjir. Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi telah…
View On WordPress
0 notes
Photo
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini : Webinar Ara
“It’s look like impossible until it’s done”- Anonim
Kalimat tersebut menjadi sebuah kalimat yang berkali-kali ditanamkan ke dalam alam bawah sadar setiap kali ingin melakukan sesuatu.
Seperti kejadian seminggu yang lalu, ketika sebuah diskusi untuk menentukan moderator dalam webinar yang akan dilaksanakan oleh kelompok Akademi relawan Abdimuda (ARA). Webinar tersebut mengangkat materi mengenai cara meraih beasiswa untuk abdi negeri.
“Kak Azis aja coba. Sepertinya bakal asik” kata Anda, ketua kelompok, mengawali.
“Iya nih setuju aku. Kak Azis pasti bisa lah.” sambung Heri, anggota kelompok lain, menimpali.
Awalnya tentu saja aku menolak, sebab merasa bahwa kapasitas diri yang kurang mumpuni, serta rutinitas akhir pekan yang agak sulit untuk diprediksi. Setelah melalui diskusi yang panjang akhirnya aku menerima tugas yang harus diemban; menjadi seorang moderator dalam webinar pekan depan. Beruntungnya melalui diskusi tadi juga diputuskan bahwa aku tidak akan sendirian bertugas karena akan ditemani oleh salah seorang anggota kelompok lain, Dian namanya.
Hari setelahnya diisi dengan beberapa kali percobaan latihan yang sebagian besar diisi dengan kritik dan saran dari anggota kelompok lain mengenai konsep acara yang akan dibawakan. Karena konsep yang awalnya sudah direncanakan dinilai kurang efektif bila diterapkan. Maklum, moderator yang ditunjuk memang kurang berpengalaman.
“Kalau dilihat dari form pendaftaran. Kok banyak warga BPS ya ini” Celetuk Dini, Fasil kelompok kami ketika rapat persiapan, dua hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Aku tertawa menanggapi, sembari merasakan dilema yang muncul di hati. Senang karena berarti akan lebih banyak manfaat untuk rekan satu instansi, namun juga khawatir karena takut mengecewakan apabila kurang maksimal ketika hari H kelak.
...
Satu jam sebelum pelaksaan webinar. Gladi bersih sekaligus pengecekan kesiapan terakhir aku laksanakan bersama Dian, partner yang menjadi moderator. Seusai gladi, jantungku berdegup lebih cepat.
“Tarik napas dulu kak, jangan lupa” pesan Dian kepadaku yang diikuti dengan jawaban siap dariku. Setelah menyelesaikan gladi tersebut, kami pun akhirnya memutuskan untuk segera bergabung ke link webinar yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Namun, ternyata link tersebut belum dibuka oleh host. Segera aku berinisiatif untuk menghubungi panitia melalui telepon. Syukurnya panitia segera merespons dengan baik dan kami segera memasuki ruangan webinar beberapa menit sebelum acara dimulai.
Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Webinar yang membahas berbagai hal yang berkaitan dengan persiapan beasiswa ke luar negeri. Meskipun aku sudah sering mengikuti webinar sejenis, yang juga membahas mengenai beasiswa. Webinar kali ini terasa sangat berbeda, karena materi yang sangat detail mengenai beasiswa hingga pembawaan materi yang luar biasa oleh pemateri.
Meski diiringi dengan beberapa kendala teknis seperti kehilangan sinyal, link presensi yang baru dipersiapkan ketika kegiatan, kekurangsiapan moderator untuk mengakomodir pertanyaan yang begitu antusias dari peserta, dan beberapa kendala lain. Namun, acara webinar pada akhirnya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Bahkan melalui form evaluasi yang ada, kegiatan webinar mendapatkan berbagai apresiasi dari peserta yang menghadiri.
“ Materinya luar biasa, semoga bisa mengikuti materi sejenis lain waktu”, “ Acaranya keren, terima kasih panitia”, “Luar biasa” begitu beberapa apresiasi yang ada pada form tersebut.
Apresiasi tersebut tentu tak luput dari berbagai kontribusi teman-teman Ara kelompok enam; Kak Dini, kak Anda, kak Heri, kak Vonda, kak Meiliza, serta kak Sefi.
Pada akhirnya, memang sesuatu akan tampak mustahil hingga kita benar-benar melewatinya. Seperti secuil pengalaman moderator di atas. Barangkali aku, kamu, dan sebagian besar orang di luar sana akan lebih sering mengalami hal tersebut. Nanti, ketika perasaan yang menganggap mustahil itu muncul, ingatlah hari ini. Hari ketika yang tampak mustahil menjadi kenyataan. Hari ketika yang kelihatan tak mampu diraih pada akhirnya dapat terlampaui.
6 notes
·
View notes
Text
7 April 2020
Ketika handphone berbunyi kulihat nama ayah di layar ponselku, kulirik jam sudah menunjukkan pukul 00.04 seketika jantungku berdrgup lebih cepat dan otakku mulai menerka-menerka berita buruk apa yang akan disampaikan. "Halo?" " Dah tidurkah?" Suara Uma yang terdengar dari sana. "Belum?" " Heri sudah tidurkah?" (Tanya Uma pelan) kemudian aku hanya melirik kepadanya yang sedang memelukku tanpa suara, dia lebih dulu terbangun ketika ponselku berbunyi karena dia yang mengambilkan dan menyerahkannya padaku. "Kenapa ma?" Aku mulai tak sabar dengan berita yang akan disampaikan. " Kasih tahu pelan-pelan ke Heri, bapak mertuamu meninggal tadi karena jatuh, orang rumahnya nggak bisa menghubunginya dari jam 10 tadi." "InnaIillahi wa Innailaihirojiun." Tak terasa air mataku menetes, kueratkan pelukanku, kugenggam tangannya. Perasaanku campur aduk. Setelah mendengar berita itu aku hanya bisa menjawab "iya" dari setiap apa yang Uma katakan dari sana. Setelah selesai Uma bicara kumatikan voice call itu. Air mataku terus mengalir deras dalam peluknya, ia terus memelukku menenangkan. Kami hanya saling diam tak bersuara, aku tidak tau apa yang ada dalam kepalanya. Tak ada setetespun air matanya yang keluar. Aku tahu dia berusaha tegar. Aku tak berani mengucapkan sepatah katapun karena aku yakin jika aku berbicara maka aku akan menangis menjadi-menjadi. Aku memperhatikan dia menutup mata, tak sampai 1 menit ia buka mata lagi. "Ayo shalat tahajud." Kubisikan pelan. " Iya,nunggu jam setengah 2." Jawabnya. Kulihat jam sudah jam 1 pagi, tak terasa hampir 1 jam kami saling diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 kusuruh dia shalat tahajud, aku tinggalkan dia untuk beres- beres rumah sebelum kami tinggalkan untuk beberapa hari. Kuberi ia waktu sendiri untuk mengadu pada-Nya. Aku yakin bagaimana pun dia merasa sedih karena tidak bersama bapak ketika di waktu-waktu terakhirnya. Aku ingat sekali bagaimana bapak selalu mengkhawatir dirinya ketika sedang tidak di rumah, ketika ia pergi jalan malam bersamaku bapak akan menelponnya berkali-kali menanyakan kapan pulang. Bapak sangat khawatir jika Ia belum juga di rumah. 1 hal yang membuatku sedih adalah ketika aku belum sempat membahagiakan bapak, belum sampai 2 bulan aku menjadi anaknya. Setiap datang berkunjung ke rumah aku selalu merasa kasihan di rumah sendirian, anak-anaknya sudah besar dan sibuk masing-masing. Aku ingin sekali memberikan cucu untuk membuat rumah itu ramai, tapi Allah punya rencana lain Ia dipanggil lebih cepat sebelum aku bisa memberikan semua itu. Aku hanya bisa berdoa semoga Bapak tenang di sana, dimudahkan segalanya, dijauhkan dari siksa kubur, Aamiin. :')
1 note
·
View note
Text
Gerak Cepat Kapolres Jember, Tangani Gedung SDN yang Ambruk dengan Dirikan Tenda Darurat.
Gerak Cepat Kapolres Jember, Tangani Gedung SDN yang Ambruk dengan Dirikan Tenda Darurat.
Jember, MN Cakrawala.Net-Hujan yang mengguyur Kabupaten Jember beberapa hari terakhir, menyebabkan 4 ruang kelas di SDN 7 Desa Gelang Kecamatan Sumberbaru Jember Sabtu (8/10/2022) pagi roboh dan rata dengan tanah, tidak ada korban jiwa dalam robohnya gedung tersebut, dikarenakan saat kejadian siswa sedang libur Maulid Nabi. Kapolres Jember AKBP. Hery Purnomo SIK. SH. yang mendapat laporan adanya…
View On WordPress
0 notes
Note
Assalamu'alaikum kak, tolong dijawab ya kalau berkenan. Saya punya cerita nih kak. Dulu sewaktu saya masih kuliah (S1), saya tuh punya temen yang menurut saya, kita tuh deket banget. Kita itu se-wisma, se-organisasi, se-jurusan, bahkan kita se-kelas. Dan nggak ada masalah di antara kita, kalau ketemu kita pun ngobrol seperti biasanya bestie. Waktu itu, saya follow akun sosmed dia, tapi nggak ada respon sama sekali. Bahkan untuk beberapa minggu/ bulan. Nggak difollowback, bahkan nggak di mention samsek. Yaudah saya beraniin diri buat ngomong langsung ke dia. Terus dia jawab, "emang tolok ukur pertemanan bisa diliat dari sosmed ya? kalau banyak follower berarti banyak temen gitu?"
Menurut Kak Heri gimana?
Kalau menurut saya begini. Seseorang jika menganggap ada orang lain yang penting baginya, dia akan menginvestasikan waktu, pikiran, dan apa-apa yang bisa jadi petunjuk bahwa dia punya ketertarikan untuk berkomunikasi. Hal sederhana seperti balas pesan dengan cepat, pakai emot, atau dengan euforia. Ini sepertinya sesuatu yang sangat standar. Kita harus paham bahwa kemauan kita membangun komunikasi itu adalah upaya ketertarikan. Tertarik ini bukan sekadar soal suka ya. Tidak. Tapi juga soal cinta yang disebut “cinta platonik”.
Jika yang kamu anggap bestie itu secara terang-terangan menolak untuk difollow, memang ada banyak kemungkinan. Tapi kemungkinan paling besar ya di situ memang dia tidak mau berinteraksi. Entah dalam banyak alasan apa. Tapi kita harus memahami dan menghargainya. Memaksakan sesuatu justru bukan kemurnian niat. Jadi, mungkin kamu bisa mulai mengurangi ekspektasi kebestiean terhadapnya. Ini pelajaran buat kita bahwa investasi terhadap orang lain itu harus sebanding dari kebalikan yang akan kita dapatkan. Jika dia tidak mau berinteraksi, ya sudah, tidak apa. Tinggal mencari orang yang mau juga berinvestasi hal yang sama terhadapmu.
Saya ada banyak kok temen yang tidak saling Follower di IG, misalnya, tapi masih sering komunikasi di media lain. Bahkan, ada yang terang-terangan di depan saya bilang tidak mau follow. Ya, saya biasa saja. Bukan hal yang besar. Dia tidak jadi miskin gegara tidak follow saya. Saya pun tetap buncit. So, bak asa ajalah yang beginian mah. Fokus saja ke diri kita sendiri.
8 notes
·
View notes
Photo
Pembinaan Cegah Konflik Sosial Oleh TNI Brebes – Asisten Intelijen (Asintel) Kasad, turun ke Kabupaten Brebes Jawa Tengah untuk mensosialisasikan upaya cegah konflik sosial. Dengan tema “Sinergitas Komponen Masyarakat Dalam Mencegah Konflik Sosial”, Letkol Cpl. Heri Mulyadi selaku Katim Sintelad, tampak memberikan pembinaan kepada perwakilan segenap komponen masyarakat di Aula Jenderal Soedirman Makodim 0713 Brebes. Rabu (8/6/2022). Disampaikannya, sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 77 tahun silam, keberlangsungan penyelenggaraan pembangunan nasional tidak pernah lepas dari berbagai ancaman keamanan, mulai dari pemberontakan, separatisme, terorisme, kerusuhan, hingga konflik sosial, dimana semua itu menjadi pengalaman buruk yang mengakibatkan terganggunya stabilitas nasional. Gejolak konflik tersebut terbukti telah mengakibatkan hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut masyarakat, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis (dendam, benci, dan antipati), dimana jelas menghambat terwujudnya kesejahteraan umum. Konflik bisa muncul dari mana saja, baik dari karakter individu, masyarakat, kelompok, interaksi sosial, serta terjadinya ketimpangan dan kelangkaan. Ia mencontohkan, di awal pandemi covid-19 tahun 2019 lalu, hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi kelangkaan masker. Bahkan terjadinya lonjakan harga bahan pokok akibat pengaruh pandemi global. “Kita patut bersyukur karena di setiap konflik yang terjadi, pemerintah bersama elemen masyarakat dapat secara cepat, tepat, cerdas dan bijaksana dalam mengatasinya sehingga tidak berkembang luas,” paparnya membacakan sambutan Asintel Kasad Mayjen TNI Suko Pranoto. Lanjutnya, upaya pencegahan, penyelesaian secara damai, dan pemulihan pasca konflik bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga seluruh pihak yang memiliki tanggung jawab moral. Oleh karenanya, maka upaya strategis adalah dengan pencegahan konflik sehingga stabilitas keamanan dapat terjaga kondusifitasnya. “Jadi kegiatan Binkom (Pembinaan Komunikasi) cegah konflik sosial di wilayah Kodim Brebes merupakan salah satu upaya preventif melalui metode ceramah dan tanya jawab,” sambungnya. https://www.instagram.com/p/Cej9NuNvixk/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
Ombudsman RI; Penanggulangan Polusi Harus Berkelanjutan Dengan Penegakan Hukum
Ombudsman RI melaksanakan Rapid Assessment (Kajian Cepat) untuk saran perbaikan dalam penanggulangan permasalahan polusi udara di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini. Hasil dari pemeriksaan Ombudsman di lapangan dan pelaksanaan focus group discussion (FGD) akan dirumuskan dalam laporan Rapid Assessment yang akan diserahkan kepada pemerintah pusat dan daerah. Demikian disampaikan Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto dalam FGD Indonesia Dalam Kepungan Polusi dan Bagaimana Solusinya yang digelar secara hybrid di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (21/9/2023). Hadir sebagai narasumber FGD, Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Puji Lestari, Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budhy Setiawan. Kegiatan dihadiri oleh unsur kementerian/lembaga terkait, PT PLN, BUMS sektor kelistrikan, pemda se-Jabodetabek, Kantor Perwakilan Ombudsman RI di tingkat provinsi, ormas, LSM dan lainnya. Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto mengatakan, polusi udara selain terjadi di wilayah Jabodetabek, berdasarkan laman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Minggu (10/9/2023) pukul 06.00 WIB terungkap bahwa 10 provinsi dengan kualitas udara terburuk yakni Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Banten, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. “Data itu menunjukkan bahwa permasalahan polusi udara bukan hanya permasalahan di Jabodetabek. Karena beberapa penyebab termasuk karena kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan kualitas udara memburuk. Oleh karena itu perlu penanganan yang komprehensif terkait dengan permasalahan polusi udara dengan mengidentifikasi secara tepat penyebabnya pada setiap wilayah," ujar Hery Susanto. Ia menjelaskan, dengan mengetahui penyebab dari polusi udara tersebut, diharapkan ada solusi yang tepat dan berkelanjutan dengan penegakan hukum dalam penanganan permasalahan ini. Pada prinsipnya mendapatkan udara yang bersih adalah hak seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga menurut Hery, pemerintah dan semua pihak perlu mengupayakan adanya perbaikan kualitas udara dan meminimalisir polusi udara demi kesehatan masyarakat dan mendukung kelancaran pelayanan publik. Sebab, penanganan polusi yang tepat dan efektif akan mendukung pelayanan publik di berbagai sektor. "Jangan sampai permasalahan ini berulang dan dibiarkan sehingga memiliki efek jangka panjang bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sehingga mengganggu seluruh pelayanan publik," tegasnya. Terkait dengan polusi udara di wilayah Indonesia khususnya Jabodetabek, Ombudsman ingin memastikan bahwa pemerintah dan unsur-unsur terkait mengambil aksi dan Langkah-langkah sistematik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan upaya mitigasi dan penegakan hukum agar dampak polusi udara tidak berkepanjangan. Ombudsman RI melalui Keasistenan Utama V telah melakukan tinjauan lapangan ke beberapa lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Suralaya, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Marunda-Cilincing, PLTU Cikarang Babelan, dan Stockpile Batubara di KBN Tanjung Priok. Langkah ini merupakan bagian dari metode kajian cepat Ombudsman RI. Pada kunjungan Ombudman RI ke lokasi PT KBN dan PT KCN Marunda, pada 30 Agustus 2023 yang lalu, untuk memastikan bahwa tidak ada operasional aktifitas batubara kedua perusahaan tersebut. "Kami mendapat informasi bahwa kedua PT tersebut dihentikan operasionalnya sebab belum memenuhi dokumen lingkungan atau AMDAL. Selain itu terdapat keluhan warga akibat pencemaran polusi udara di area Stockpile Batubara kedua PT tersebut," jelas Hery. Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah melalui KLHK yang sudah menertibkan kedua PT tersebut. Hery memberikan catatan, bahwa perusahaan stockpile batubara itu selama menjalankan kegiatan wajib memiliki Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang lengkap. Diperlukan evaluasi secara berkala, menyeluruh, dan sistematis. Sementara pada kunjungan ke pembangkit listrik, Hery menegaskan bahwa selain harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, Ombudsman meminta pemerintah untuk melakukan pengawasan yang kontinyu di seluruh pembangkit listrik yang beroperasi di Indonesia. Ombudsman RI menyampaikan saran perbaikan kepada pemerintah dalam mengatasi polusi di antaranya di lini hulu pemerintah perlu melakukan penanganan alih teknologi yang ramah lingkungan dengan secara bertahap meninggalkan penerapan PLTU batubara ke energi baru terbarukan. Implementasi Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pasca Tambang dengan menghijaukan kembali areal pasca tambang, serta memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan. "Di lini tengah, pemerintah perlu terus melakukan uji emisi kendaraan, mengurangi BBM fosil termasuk pertalite yang rendah oktan dan polutif. Salah satunya implementasi transportasi massal dengan memperluas ekosistem Electrifying Vehicle (EV) atau kendaraan listrik. Penerapan EV masih lambat dan belum masif termasuk kendaraan dinas dan operasional instansi pemerintah pusat dan daerah melalui kendaraan listrik. Sayangnya, di lini hilir belum ada solusi untuk pengolahan limbah baterai dari kendaraan listrik," pungkas Hery. (Rls/Red) Read the full article
0 notes
Text
Mewujudkan Keakraban, Babinsa Komsos Dengan Warga Binaan
Kegiatan Komunikasi Sosial (Kosmos) selain silaturahmi untuk mempererat hubungan TNI dan rakyat juga untuk mengetahui perkembangan situasi di wilayah binaan. Hal tersebut ditegaskan Babinsa Desa Serengede Koramil 06/Kertek Kodim 0707/ WSB Serda Heri dan Koptu Warjo saat melaksanakan Komsos dengan warga binaannya, Rabu (26/04/2023).
Menurutnya, keakraban dan kebersamaan akan tercipta dalam kegiatan Komsos dengan warga binaannya.“Kegiatan Komsos merupakan cerminan kemanunggalan TNI dengan rakyat khususnya Babinsa kepada masyarakat wilayah binaannya,” ungkap Koptu Warjo.
Dikatakan, keberadaan Babinsa di tengah-tengah masyarakat dapat memberi manfaat dan berdaya guna langsung maupun tidak langsung dan kehadirannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Dengan Babinsa yang selalu memantau wilayah binaannya, maka akan tahu permasalahan di wilayah binaannya. Sehingga jika ada permasalahan dapat dengan cepat diatasi dan diselesaikan. Karena Komsos merupakan tugas yang dilaksanakan sehari-hari oleh setiap Babinsa sebagai sarana mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat.
0 notes
Text
DUA DUNIA (2)
Setelah menunggu Adnan membaca, Nadya melanjutkannya dengan mengetik kembali, “Bagaimana bisa kamu tau cara bersikap dengan aku untuk berinteraksi?”.
Adnan membaca dengan cepat dan terkekeh. Jari–jarinya lihai sekali mengetik balasan dengan cepat, “Kak Ghea. Saat orientasi tadi, aku melihat cara kak Ghea berinteraksi dengan kamu. Aku pikir aku bisa jadi tau bagaimana cara berinteraksi sama kamu. Boleh tau kenapa kak Ghea berinteraksi seperti itu dengan kamu?”.
Sebenarnya, Adnan berpura-pura tidak tahu dan mencari alasan supaya bisa mengobrol dengan Nadya. Adnan menunjukkan gawainya ke Nadya, Nadya yang membaca pun menjadi tersenyum.
Nadya : “Aku Tuli, karena itu kak Ghea membantu aku memahami apa yang orang bicarakan dengan cara mengetik di HP”, Nadya membalikkan gawainya sambil tersenyum. Adnan : “Bagaimana cara ngobrol sama kamu tanpa HP? Aku penasaran”.
Adnan mulai mulai semangat 45 saking penasarannya.
Nadya : “Sebenarnya, aku sehari-hari berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kamu tahu gak apa itu bahasa isyarat?”, Adnan bereaksi menggeleng. Artinya, Adnan tidak tahu. Nadya mulai mengetik kembali. Kali ini, sedikit lebih lama
Nadya : “Bahasa isyarat itu bahasa yang sering digunakan Tuli, terutama dipakai untuk sehari-hari. Kalau kamu pakai bahasa isyarat, jauh lebih efektif daripada mengetik seperti ini. Menurutku, terlalu banyak membuang waktu. Kamu capek kan mengetik-etik di HP?”.
Dengan tulisan yang cukup panjang, Adnan butuh waktu sedikit lebih lama untuk membaca. Selesai membaca, Adnan terkekeh. Dia mengangguk dan menyadari bahwa berkomunikasi dengan saling mengetik sedikit melelahkan. Adnan tersenyum.
Adnan : “Iya, aku baru sadar. Tapi aku seneng bisa belajar dari kamu”, senyum Adnan semakin merekah. Nadya tersenyum mengangguk. Dia mengangkat jempolnya tanda bahwa Nadya menghargai maksud Adnan.
Tidak lama, sebuah mobil mendatangi mereka. Nadya yang memiliki jarak pandang luas pun mengenali mobil kepunyaan adiknya.
Kali ini, Nadya tidak mengetik. Nadya menggunakan gestur yang sedikit campur dengan bahasa isyarat, “Itu adikku. Aku sudah dijemput. Aku izin pulang ya. Seneng bisa berkenalan sama kamu”
Sebenarnya, Adnan tidak sepenuhnya mengerti maksud Nadya. Sedikit-sedikit, Adnan mulai melihat gestur Nadya yang menyiratkan bahwa Nadya akan pulang. Adnan cuma bisa tersenyum mengangguk dan mengacungkan jempol sambil mengucap “Oke”.
Adnan menyaksikan punggung tubuh Nadya yang semakin menjauh. Nadya sudah mulai masuk mobil. Nadya melambaikan tangannya tanda pamit. Adnan pun membalas lambaian tangan Nadya sambil tersenyum.
“ASIK BANGET KALIAN BERDUA!” Rizal mengagetkan Adnan dari belakang. Rizal merangkul pundak Adnan. “YaAllah kaget! Gue cuma kenalan sama Nadya!”, Adnan membalas teriakan Rizal. “Anjir, Nan! Baru hari pertama juga udah incer Nadya aja lo! Gila lu ya!”, tawa Heri meledek Adnan.
“Gue ga ngerti. Gue makin penasaran sama dia!”, Adnan seperti orang kesurupan yang semangat 45. Tatapan Adnan menatap mobil Nadya yang semakin menjauh. Adnan menoleh ke hadapan kawanannya. “Jadi mau kemana sekarang? Mau pulang apa mau cari kebutuhan orientasi untuk besok?”.
Rizal menyahut, “Ke rumah lo aja deh! Mau ngerjain buat orientasi besok bareng-bareng, gimana?”. Adnan dan Heri mengangguk dan menyetujui, “Ayo deh!”.
Empat hari kemudian, masa orientasi mereka telah selesai. Ya, hari ini adalah hari Jumat. Tampaknya, semua mahasiswa baru sangat gembira. Banyak yang ingin segera pulang dan keluar dari ruangan Anggrek 1.
Tentu saja, tiga sekawanan Adnan, Rizal, dan Heri, tidak mau ketinggalan. Khususnya Adnan, yang sudah mulai sibuk celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang. Rizal yang melihat tingkah Adnan yang tidak biasa pun penasaran dan bertanya, “Nan, lo cari siapa sih? Perasaan lo ga bilang ada janjian sama orang”. Adnan yang tidak lepas dari pandangannya yang sedang mencari menjawab, “Nadya Amara”. Heri dan Rizal yang mendengar jawaban Adnan pun sedikit terkejut. Heri mulai celetuk berusaha memastikan, “Hah? Nadya Amara? Gak salah?”. Adnan tidak ragu menjawab, “Iya, Nadya Amara”. Rizal masih tidak percaya. “Ngapain coba lu cari Nadya?”. Pandangan Adnan yang tidak menemui Nadya pun menjadi teralihkan ke dua sahabatnya. Adnan berhenti mencari, “Gue lihat tuh si Nadya kayaknya ga ada temennya. Gimana lo berdua bantuin gue cari si Nadya? Gue ajak lo berdua jadi temannya dia juga. Ayo!”. Ya, Adnan jauh lebih peduli daripada teman-temannya. Rizal hanya meledek dan menjawab dengan malas, “Hadeuuhhhh.. Ayo, deh! Terserah si Adnan aja. Apapun gue lakuin buat Adnan!”
10 menit mencari di seluruh sudut kampus, Adnan dan dua sahabatnya tidak juga menemui Nadya. Tinggal sudut terakhir yang harus mereka kunjungi, kantin. Ya, kantin kampus mereka terletak di paling ujung. Sedikit jauh dari Anggrek 1. Disitulah, mereka bertiga menemukan Nadya yang sedang duduk dan makan sendirian. Adnan, yang diikuti oleh dua sahabatnya, menghampiri Nadya. Adnan memulai dengan gestur lambaian tangan, lalu menunjukkan telunjukknya ke dadanya, mulutnya berucap, “Halo, kamu masih inget aku?”
Nadya yang sedang menikmati suapan makannya pun terkaget dan menjadi kikuk. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan membalas Adnan, “Halo”, Nadya hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Adnan. Adnan menunjuk kursi panjang kosong di sebelah Nadya, lagi-lagi dia hanya berucap tanpa suara, “Aku duduk disini, boleh?”. Nadya membalas dengan mengangguk, menandakan bahwa Nadya memberi ijin. Adnan pun mengajak kedua sahabatnya untuk duduk. “Heri, Rizal, duduk sini!”. Tak enak untuk bergabung, Heri dan Rizal menggeleng. Rizal ingin pamit pulang, “Sorry, bro! Better kita pulang aja. Gue gak bisa ikutan, capek gue. Pengen pulang pulang aja, bobo di rumah!”. Heri mengiyakan dan menambahkan, “Iya, bro. Sama! Gue juga udah ada janji sama nyokap ke pasar. Sorry, ya!”. Adnan mengangguk, “Yaudah. Kalian berdua hati-hati di jalan! See you, bro! Hari Senin ketemu lagi ya!”. Obrolan tiga sekawan itu ditutup dengan pelukan dan tepukan tanda perpisahan.
Setelah memastikan temannya sudah pergi, Adnan segera duduk di sebelah Nadya dan mengeluarkan gawainya. Dia mengetik sesuatu, “Bagaimana orientasi seminggu ini? Gimana perasaanmu?”. Nadya sudah sedari tadi memegang gawainya. Memang rencananya Nadya membuka media sosial Instagram sambil makan. Nadya menutup media sosialnya dan membuka aplikasi catatan untuk membalas Adnan, “Aku lelah dan sungkan”. Adnan tidak langsung mengetik. Adnan menunjukkan ekspresi bertanya-tanya, yaitu dengan menaikkan alisnya. Sambil mulutnya berucap, “Kenapa?”. Nadya mengetik kembali, “Aku seminggu ini sudah merepotkan teman-teman senior dari BEM untuk membantu aku. Sejujurnya, aku sangat lelah menjadi minoritas. Adnan mengernyitkan dahinya. Nadya sangat memahami kebingungan Adnan.
Adnan sabar menunggu Nadya selesai mengetik secara bergantian. Nadya menjelaskan bahwa dirinya merupakan Tuli satu-satunya di kampus ini, ditambah lagi para mahasiswa di kampus belum semua mengerti cara interaksi dengan dirinya sebagai Tuli. Karena adanya perbedaan bahasa membuat komunikasi antara Nadya dengan teman-teman dengar menjadi terhambat. Ditambah lagi, tidak semua familiar dengan Tuli.
Bersambung…
1 note
·
View note