Tumgik
#beradab
asaberita · 3 months
Text
Rahudman Harahap: Menangani Kota Harus Solutif dan Libatkan Masyarakat
Asaberita.com, Medan — Mantan Walikota Medan periode 2010 – 2015, Drs H Rahudman Harahap MM, menekankan pentingnya pendekatan solutif dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota. Menurutnya, pemimpin Kota Medan ke depan harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai persoalan dengan segera dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan. “Menangani Kota dan Kabupaten itu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Antisipasi Pemilu dan Pilpres 2024, Peran Media Sosial yang Belum Beradab
SERANG – Problem dari media sosial dalam konteks budaya menjadi problem Indonesia, seolah-olah yang kita alami hanya terjadi di Indonesia saja. Ada kecenderungan masokistis dalam hidup kita, kita selalu mengaku Indonesia jelek, dan orang lain bagusan dikit. Tapi sebenarnya hal ini semuanya dialami dengan semua orang, merupakan masalah global bukan hanya terjadi di Indonesia. Demikian disampaikan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
atifadhilah · 18 days
Text
Journaling: Mom to be (aamiin, insya Allaah) #1
Kenapa ga ada yang bilang kalau menjadi dewasa ternyata tak semudah dan seindah yang dikira? Orangtua seringkali menutupi bahwa semua berjalan baik-baik saja.
Tidak ada sekolah menjadi orangtua, kita yang harus secara inisiatif dan mandiri upgrade ilmu dan skill yang mumpuni (ditengah arus banjir informasi yang kadang kesana kemari), dengan tanpa melupakan diri kita sendiri, dengan menyeimbangkan ideal diri serta realitas hidup yang memang tidak akan pernah bisa menjadi sesempurna itu, dan tentu, yang tidak pernah boleh lupa, yakni: senantiasa meminta pertolongan Allaah untuk selalu menjaga dan melindungi.
Tumblr media
Sedang berpikir, bagaimana hisabku nanti? yang belum mengoptimalkan potensi yang dititipi untuk merawat diri, anak, dan keluarga saat ini. Kenapa tidak ada yang memberitahu bahwa tantangan mendidik dan mengedukasi ternyata seberat ini? Dari soal tauhid dan pengetahuan agama yang haq, makanan dan pengolahannya yang sehat dan bergizi, fasilitas pendidikan yang beradab, bermoral, jujur, dan berintegritas tinggi, sampai menyeimbangkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rasanya seringkali malas masih menghantui, banyak alasan ini dan itu, banyak penundaan nanti-nanti hingga tidak jadi, banyak mimpi yang akhirnya terkubur sendiri.
Ya Allaah, betapa hamba khawatir dengan melihat berita penyimpangan akhir-akhir ini, tapi hanya kepada-Mu hamba titipkan diri dan keluarga dengan sebaik-baik penjagaan-Mu ya Rabb, Ampunilah segala kesia-siaan, maksiat, dan dosa-dosa yang barangkali menutupi kebaikan-kebaikan selama ini.
Bismillaah, yuk, kita usahakan menjadi orangtua baik itu! (meski nantinya juga pasti tidak sempurna dan ada salahnya, gapapa!).
20 notes · View notes
herricahyadi · 2 months
Note
Kenapa sih, mayoritas laki-laki, ketika lagi pdkt, janjinya manis² tapi setelah memiliki, manisnya tiba-tiba menguap perlahan, bahkan ada sebagian dari mereka, ketika dia hendak meninggalkan atau berpisah maka dia akan sengaja memberikan rasa pahit ?
KARENA PEREMPUAN MERASA DIRINYA PIALA
Sudah berjuta kali saya bilang yang begini adalah hasil dari hubungan yang tidak setara; effort yang tidak seimbang. Perempuan yang merasa dirinya layak untuk dikejar-kejar; yang merasa laki-laki yang harusnya berusaha; merasa perempuan itu harusnya menunggu. Pola pikir seperti ini tidak ubahnya seperti menjadikan perempuan sebuah objek. Seperti piala yang diperjuangkan. Kebanyakan dari perempuan punya cara berpikir seperti ini.
Akibatnya apa? Ketika ketemu dengan laki-laki yang merasa perempuan sebagai objek yang perlu dimiliki dan diperjuangkan, maka dia akan memperlakukannya seperti objek pula. Saat dia sudah merasa puas, dia akan mencari yang lain. Saat dia tidak menemukan kepuasan, dia juga akan mencari yang lain. Apalagi ketidakpuasan itu diiringi dengan rasa kecewa.
Waktu belum memiliki, dia akan mengeluarkan segala upaya untuk mendapatkannya: janji manis, sikap terpuji, perangai yang beradab. Semua itu upaya yang perempuan mau, bukan? "Mau lihat effort," mereka bilang.
Tapi, pas laki-lakinya sudah memiliki dan akhirnya tahu luar-dalam, ternyata perempuannya biasa saja. Ternyata tidak ada yang istimewa. Bahkan ternyata menyebalkan. Semua tidak sesuai dengan ekspektasi saat dia dipaksa untuk memperjuangkannya. Tidak puas. Apa yang terjadi jika itu sebuah objek? Ya, dia akan mencari objek baru. Zaman sekarang sangat mudah untuk mengenal orang baru dengan aplikasi atau akun-akun alter. Begitu terus orang-orang yang punya konsep "effort harus dari laki-laki" berputar silih-berganti.
Jangan jadi perempuan yang maunya lihat effort laki-laki. Tapi, jadilah perempuan atau laki-laki yang mau effort itu bareng-bareng. Laki-lakinya effort, perempuannya juga effort. Hargai orang lain sebagai manusia, bukan benda yang harus dikejar. Jangan jadi benda itu.
29 notes · View notes
kayyishwr · 3 months
Text
Buat temen-temen semua di tumblr ini, baik yg sering mendoakan secara online, ngasih semangat, anonim yg sering ngasih pertanyaan iseng, atau yg pernah ketemu langsung (hehehe) saya mohon maaf lahir batin njjih, jika dirasa ada tulisan, perkataan, perbuatan yang kurang sesuai, kurang mengenakan, kurang sopan, kurang beradab, dan kurang-kurang lainnya
Saya ingin memulai dari nol lagi. Sepertinya akun ini akhirnya membuat saya merasa cukup.
Jika dirasa ada tulisan, perkataan, perbuatan, yang menghantarkan pada kebaikan, silakan disebarluaskan, mau menggunakan nama saya boleh, atau juga tidak, ya gak apa-apa (— ada pendapat dicantumkan namanya, supaya saya bisa bertanggung jawab)
Sekali lagi, terima kasih sedulur, segengs, sahabat, dan semuanya
*ini sebenere ga terlalu penting, cuma kita orang jawa, datang dan pergi ya harus minta izin hehe🤝✌️
31 notes · View notes
putrhanna · 10 months
Text
Berbicara dengan orang berilmu adalah salah satu cara mengukur seberapa kerdil pengetahuan kita. Banyak berinteraksi dengan orang sholih menjadikan kita semakin beradab. Bukan malah sebaliknya.
Begitupun ilmu. Dia akan mudah didapat apabila kita ikhlas menerimanya dari siapa saja tanpa harus angkuh dan menyombongkan diri.
Kunjungilah orang Sholih ditempatmu berada, berdiskusilah krna dengan demikian kita akan bnyak mendapatkan hikmah dan pelajaran.
58 notes · View notes
enilestari79 · 1 month
Text
KK MEGAL-MEGOL CANTIK DULU, SETELAH SELESAI MAKAN, & MENGGUNAKAN SPOT FOTO2, & BERFOTO2 CANTIK TERNYATA MAK INDRI ISTRI SI BANGUN SARAGIH BERSAMA 2 EMAK2 LAINNYA ( BER 3 ) ADA JUGA PURA2 MAKAN DI CAFE - RESTO BARATA PEKAN DOLOK MASIHUL. PASTI BUAT NGINTIP2, NGAWAS2IN KK, SAMBIL NGASIH INFO SUPAYA PARA 🐷 NTOT MAK DESI YG MASUK2 KE 🏡 KK, MERUSAK BARANG2 DI 🏡, ALAT2 MASAK, POMPA AIR SUPAYA BISA LELUASA BERGERAK & SAMBIL MAK INDRI ISTERI SI BANGUN SARAGIH DKK, MENATAP PENUH IRI HATI, DENGKI, SAAT KK BUAT VIDEO SAAT KK MAKAN ( ADA BEBERAPA VIDEO) JUGA FOTO2 & KK MAKIN LENGGAK LENGOK CANTIK, SDG KAN MAK INDRI ( ISTERI SI BANGUN SARAGIH ) DKK MENATAP PENUH DENGKI, IRI HATI, CEMBURU, BENCI & TERBAKAR LAH OTAL KOTOR PARA 🐷 PACARNYA, ZINAH, PEMANGSA ANAK2 SEKOLAHNYA ITU 🤣🤣🤣🤣🤣, TERBAKAR LAH HATI &; OTAK PARA 🐷 LONTE, PELACUR, PEZINAH, PENJAHAT KELAMIN, GURU2 PEDAGANG PILAT, GURU2 PENJAHAT KELAMIN ITU 🤣🤣🤣🤣🤣, PULAKNYA OTAKNYA SEMUA PADA BUSUK, HATINYA KOTOR, AHLAKNYA JUGA GA BERADAB, PILATNYA PUN SEMUANYA BONYOK, KOYAK2, & SOAK2, MENYAMPAH SAJA DI MUKA BUMI INI RAMAI2 LAKNATULLAH PARA 🐷NTOT WARAS.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
12 notes · View notes
bayuvedha · 3 months
Text
KEKUATAN AKHLAK
وَاِ نَّكَ  لَعَلٰى  خُلُقٍ  عَظِيْمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
• Ayat ini tidak hanya menyatakan bahwa Nabi saw punya akhlak yang sangat luhur tetapi juga mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan kekuatan yang sangat dahsyat pengaruhnya. Terutama akhlak yang terpuji.
• Kekuatan akhlak bisa mengalahkan kekuatan apa pun, sekalipun didukung kekuatan media, kekuasaan dan ekonomi.
• Sekalipun dibully sebagai pembohong, tukang sihir, teroris, pemecah belah masyarakat dan lainnya, tetapi dengan akhlaknya yang mulia Nabi saw berhasil meruntuhkan semua tuduhan yang dibiayai dan digerakkan oleh para tokoh musyrikin tersebut. Bahkan kesabaran Nabi saw dalam menghadapi semua bulliyan tersebut menimbulkan keraguan masyarakat terhadap kebenaran tuduhan tersebut dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka tentang Nabi saw dan ajakan-ajakan yang disampaikannya. Ini merupakan kemenangan dakwah Nabi saw berkat kekuatan akhlak yang dijaganya. Kekuatan akhlak selalu lebih besar dari kekuatan dana, buzzer, dan kekuasaan.
• Sebaliknya pencitraan dan nama baik yang dibangun seorang pemimpin bertahun-tahun dengan biaya besar dan didukung kekuatan media yang gegap gempita dan ditopang kekuasaan, bisa runtuh dalam sekejap bila sang pemimpin melakukan tindakan tidak bermoral seperti suka berbohong, berkata kasar apalagi melakukan tindakan asusila.
• Akhlak menjadi tiang penyangga peradaban dan budaya. Peradaban dan budaya yang tidak mengajarkan dan menjaga akhlak yang baik pasti runtuh dan hancur.
• Sekalipun sampai berbusa-busa mulutnya mengaku sebagai penjaga budaya dan peradaban tetapi jika tidak bisa menunjukkan akhlak yang baik pasti masyarakat yang beradab dan berbudaya tinggi mengecam dan menolaknya.
• Perkataan kasar, kotor dan sarkasme yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi budaya bahasa yang santun, bahkan memiliki beberapa tingkatan adab berbahasa seperti "kromo inggil" dan lainnya, pasti menilai perkataan kotor dan kasar tersebut sebagai pelanggaran moral dan budaya bahasa yang selama ini sangat dijunjung tinggi. Bisa jadi pelakunya mendapat sanksi moral dan sosial yang lebih berat ketimbang sanksi hukum. Distrust.
• Islam sangat menghargai tingkatan kesopanan berbahasa. Karena itu, al-Quran menyebutkan beberapa istilah penggunaan bahasa yang beragam, sesuai tuntutan kondisi dan tingkatan adab berbahasa yang berlaku. Seperti: qaulan ma'rufa, qaulan karima, qaulan sadida, qaulan layyina, qaulan baligha, qaulan tsaqila. Ini sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga adab dalam berbahasa.
• Setiap komunitas pasti memiliki tingkatan adab dalam berbahasa masing-masing. Menjaga budaya yang baik dalam berbahasa ini merupakan ajaran Islam, sebagaimana ragam adab bahasa yang diajarkan di atas. Melanggarnya hingga menimbulkan antipati di kalangan masyarakat sama dengan melanggar ajaran Islam yang mengajarkan adab-adab berbahasa. Karena itu para ahli fiqh merumuskan kaidah: العادة محكمة . Adat kebiasaan yang baik bisa sama statusnya dengan hukum agama.
• Akhlak yang baik muncul dari jiwa dan hati yang bersih. Hati dan jiwa yang kotor memunculkan akhlak yang kotor dan buruk. Orang yang hati dan jiwanya kotor tetapi akhlaknya baik, biasanya hanya sementara waktu. Bila ada faktor pemicunya biasanya muncul watak dan akhlak aslinya. Tidak benar ungkapan yang menyebutkan: Sekalipun mulutnya kotor dan kasar tetapi hatinya baik.
***
#vd
15 notes · View notes
abubuaa · 5 months
Text
Tumblr media
Kita seringkali kita bergumam tentang suatu hal yang tanpa disadari telah menguji-Nya.
Ketika ada hajat tertentu, kita melakukan ibadah lebih banyak sebagai bentuk pembuktian akan janji-Nya, apakah benar dengan ibadah yang banyak akan menjadikan semua hajat terkabulkan.
Atau hal lainnya, seperti bersedekah. Apakah benar jika bersedekah akan membuat harta kita semakin bertambah; kemudian apakah sholawat akan mempercepat terkabulnya hajat; shalat Dhuha biar ini; Kuatin tahajjud biar itu. Atau memperdalem ilmu agama, berdakwah,membuat orang lain bahagia, memaafkan, berlapang dada dan seterusnya.
Sampai kapan kita akan terus menguji-Nya ?
Apakah benar jika selama ini banyak amal yang kita lakukan bukan karena kita percaya dengan janji-Nya, tetapi ingin menguji coba apakah benar akan mendapatkan apa yang Ia sebutkan.
Kisah Maimun bin Mahran seorang guru putranya Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ketika ia bertemu dengan sahabatnya terjadilah percakapan disana, Maimun berkata pada sahabatnya "Aku bersedekah dan kudapati hartaku menjadi bertambah" mendengar ucapan dari Maimun sahabatnya tertarik dan melakukan hal yang sama seperti sahabatnya Maimun tersebut, tapi yang terjadi sebaliknya hartanya tidak bertambah malah menjadi berkurang.
Ia pun menemui Sahabatnya Maimun dan menceritakannya, Maimun berkata "Aku berinteraksi dengan Allah diatas keyakinan, kau berinteraksi untuk menguji-Nya".
Kita serupa dengan sahabatnya Maimun, mungkin tanpa kita sadari. Kita melakukan itu untuk menguji Allah, maka kitapun akan kecewa. Emang siapa kita untuk menguji Allah?
Setelah begitu banyak kuasa-Nya, kasih sayang-Nya, nikmat-nikmat-Nya, dan dekat-Nya kepada kita.
Akan tetapi, kita tidak beradab kepada-Nya?
Begitu mahalnya keyakinan, wajar jika sedikit yang dapat meraihnya. Kebanyakan manusia suka menguji, bahkan kepada Allah sekalipun.
Cukup tanam keyakin atas janji-Nya. Mencoba-coba kebenaran Allah akan menepati kata-kataNya bukan hal yang beradab kepada Tuhan. sampai kapan mau menguji Allah ?
-Abubua
14 notes · View notes
walaundingdang · 1 year
Text
cuba kalau DM nak request uncesnsored tu beradab sikit. ni tidak. da la kaki porno. kurang ajar pulak. hahaha
73 notes · View notes
Text
Doaku.
Semoga aku menjadi sebaik-baik anak untuk ibu dan ayahku, menjadi sebaik-baik wanita seperti para wanita pada umumnya, menjadi sebaik-baik sahabat bagi sahabat-sahabatku, menjadi sebaik-baik pendengar tatkala telingaku benar dibutuhkan, menjadi sebaik-baik penolong tatkala ada yang menginginkan uluran tangan.
Semoga aku menjadi sebaik-baik adik untuk kakakku, menjadi sebaik-baik ipar untuk kakak iparku, menjadi sebaik-baik bibi untuk keponakanku, menjadi sebaik-baik teladan bagi usia muda yang berada dibawahku, menjadi sebaik-baik beradab bagi yang berada diatas usiaku.
Semoga aku menjadi sebaik-baik mahasiswa, menjadi sebaik-baik penuntut ilmu-Nya, menjadi sebaik-baik yang hormat terhadap pendidik, menjadi sebaik-baik pendidik kelak dan dihari ini, menjadi sebaik-baik manusia yang dapat memanfaatkan sisa waktu yang barangkali tidak begitu banyak.
Semoga aku menjadi sebaik-baik tempat pulang, menjadi sebaik-baik rumah tempat menghilangkan keluh, menjadi sebaik-baik pengobat rapuh, menjadi sebaik-baik istri untuk suami, menjadi sebaik-baik menantu untuk mertua, menjadi sebaik-baik wanita cerdas yang bisa menempatkan diri pada setiap situasi dan segala kondisinya.
Semoga aku menjadi sebaik-baik Ibu untuk anak-anakku, menjadi sebaik-baik teladan bagi mereka, menjadi sebaik-baik yang berusaha meneruskan dan melanjutkan generasi salaful ummah, menjadi sebaik-baik yang mengenalkan sunnah.
Semoga aku menjadi sebaik-baik perhiasan dunia, menjadi sebaik-baik yang pandai bersyukur dan selalu mengejar surga melalui yang telah Nabi kabarkan didalam haditsnya yang shahih. Masuklah ke surga manapun.
Aamiin yaa Rabb..
130 notes · View notes
ismahaha · 4 months
Text
Kita Bukan Fomo Untuk Satu Tubuh Kita. Ingat!
"Tidak tau, empati saja. Tidak paham, simpati saja. Tidak tau mau ngapain, berdoa saja. Ingin tapi tidak tau harus apa, bagikan saja."
"Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)
Slogan All Eyes On Rafah sudah dibagikan mencapai lebih dari 40 juta kali di media sosial. Jadi, gimana rasanya 'ikut-ikutan' untuk share postingan itu? Pasti, ada rasa penasaran, dan jadi ingin bertindak, harus apa lagi?
Kita sepakat fomo tak begitu baik untuk kita, apalagi mengikuti tren yang dari segi kebemanfaatan tidak ada, sudah tidak ada manfaat, merugikan diri sendiri, merugikan oranglain pula. Apalagi mengikuti tren yang ah-di luar nalar, tak menunjukkan muslim pada hakikatnya.
Dan All Eyes On Rafah, seputar ini. Aku berpendapat, aku tekankan, dan aku ingatkan. Kita bukan sedang fomo. Yakinkan itu!
Kita bukan takut karena merasa tertinggal dan takut dikatakan tidak ikut tren membagikan postingan itu. Bukan. Kita benar-benar merasa di tubuh kita pun ada yang terluka, kita sakit. Belahan dunia mana yang sesanggup mereka? Allahhuakbar.
Kalau selama ini kita tergugah ikut share, membahas, dan menyuarakan soal saudara kita di sana karena ikut-ikutan teman, karena merasa fomo, karena ini dan itu lainnya, luruskan dan ingatkan diri sendiri lagi. Kita tergugah lillahi ta'ala, lillahi karena dukanya kita sebagai manusia, sebagai sesama muslim, sebagai ciptaanNya.
Gakpapa, kita tak tau menau gakpapa. Tapi jangan berlarut lama.
Gakpapa, kita belum mau menyuarakan gakpapa. Tapi ikut perlahan selektif memilih produk.
Gakpapa, kita belum bisa memberi sepeserpun untuk setiap donasi yang dikumpulkan. Tapi setidaknya bawakan mereka selalu dalam doa.
Buka mata, ada mereka yang di sana masih sayup tertidur dengan was-was.
Buka hati, ada mereka di sana yang sepatutnya wajib kita doakan.
Kalau kau tak mau mengataskan agama dan anjuran kita sesama muslim untuk patut cinta dan juga peduli ke mereka, bawa saja statusmu sebagai manusia. Bagaimana kau memposisikan di tengah-tengah mereka ada kau yang setiap hari meringis ketakutan. Apa yang kau ucap dan lakukan?
Semoga, kepada aku atau kamu, kita tak pernah secuil merasa sedang fomo dari apa yang kita lihat dan lakukan. Semoga, kita mudah untuk skip tontonan tak berfaedah, dan fokus sekaligus memahami bagaimana kejinya saudara-saudari kita di bombardir manusia tak beradab.
#tautannarablog7
#day26
8 notes · View notes
coretan-sn · 5 months
Text
Berlayar Kembali
Menenggok kembali segala badai sepanjang usia ini bukanlah hal mudah untuk melewatinya, tak jarang gegabah, panik, dan terburu-buru menjadi bumbu di setiap berlayar. Pernah melaju kencang, tapi pernah juga berhenti di tengah lautan lumayan lama. Akibat ombak yang membuat kapal ini terombang-ambing.
Apakah pernah jatuh ? Jangan di tanya, aku pernah terjatuh dan hampir ke palung lautan, tapi dengan pertolongan-Nya masih ada kekuatan untuk berenang menuju kapal.
Aku hampir mati karena tidak bisa bernafas lama di dalam air, tapi beruntungnya sebelum berlayar aku sudah memasang alat-alat pengaman untuk mengantisipasi ketika tengelam; ada pelampung, kaca mata, dan ada oksigen. Aku mempersiapkannya jauh sebelum memutuskan berlayar. Tapi ini bukan tentang kapal dan bukan juga lautan, tapi tentang iman dan prinsip yang di pegang. Kebaikan dan kebermanfaatan, santun dan jujur, pemberani namun tetap beradab. Ah sungguh prinsip yang susah-susah gampang untuk di pegang kuat-kuat.
Sejauh apapun perjalanan membawaku, meskipun aku terseok dan tersungkur setiap waktu, kebingungan bahkan di rundung kesedihan. Asal iman itu masih ada, asal iman itu ada di hati, Allah akan terus membersamai..
Iman yang membawaku berlayar kembali, iman yang terus membuatku tetap hidup dan menghidupi. Cita-cita dan impian yang terus membuatku terbangun. Jikalau nanti aku terjatuh kembali, jika nanti aku kembali lebam dan berdarah lagi. Aku akan selalu mencoba mengingat-Nya sebelum mengingat selain-Nya. Bersebab tenang adalah kunci untuk mengurai segala bentuk masalah dan sakit hati.
Dalam secuil perjalanan ini, aku akan berlayar lagi. Entah di laut yang tenang atau gemuruh, entah di angin yang sejuk atau ribut, bahkan tidak peduli di langit terang atau gulita, aku akan tetap berdiri menghadapinya, hingga suatu saat yang pasti pemandangan indah di depan sana bisa tampak oleh mata.
Dan aku masih berharap di waktu yang dekat aku tidak berlayar sendiri. Bersamamu mungkin?
-ssn
11 notes · View notes
swit-purple · 11 days
Text
41 AKHLAK RASULULLAH SAW YG PATUT KITA CUBA CONTOHI:
١. Baginda selalu diam.
٢. Berbicara ketika perlu.
٣. Perbicaraannya fasih , ringkas tetapi padat .
٤. Menghadapkan seluruh tubuhnya bila berbicara dengan seseorang.
٥. Hatinya selalu sedih (inginkan umat dalam kebaikan dan terlepas dari azab الله swt).
٦. Selalu menundukkan pandangan kerana tawaddu’.
٧. Berfikir terus-menerus.
٨. Menghargai nikmat sekecil apa pun tanpa memperlekehkannya.
٩. Tidak pernah mencela makanan. Apabila suka , Baginda akan makan. Jika tidak , ditinggalkannya tanpa mencelanya.
١٠ . Tidak pernah marah yang ada kaitan dengan urusan dunia.
١١ . Marah bukan kerana nafsu .
١٢ . Apabila kebenaran dipermainkan , Baginda akan bangkit untuk berusaha mempertahankannya.
١٣ . Apabila marah Baginda akan memalingkan muka.
١٤ . Apabila suka Baginda akan memejamkan mata.
١٥ . Tidak pernah berkata kotor , berbuat keji dan melampaui batas.
١٦ . Tidak pernah berteriak-teriak di pasar.
١٧ . Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Malah Baginda memaafkan & berlapang dada .
١٨ . Tangan Baginda tidak pernah memukul selain untuk berjihad dijalan الله swt.
١٩ . Apabila menghadapi dua perkara Baginda memilih yang paling mudah selagi ia bukan dalam perkara ma'siat.
٢٠ . Di rumah , Baginda adalah manusia biasa yang membasuh pakaian , memerah susu & membuat sendiri segala keperluan diri.
٢١ . Ketika duduk atau pun berdiri , Baginda selalu berzikir .
٢٢ . Raut wajahnya selalu ceria , perangainya dapat dicontohi dengan mudah , lemah lembut & peramah.
٢٣ . Tidak pernah bersikap keras dan bertindak kasar , berteriak-teriak , lebih-lebih lagi mencela orang lain.
٢٤ . Tiga perkara yang dijauhi ; perselisihan , bongkak & segala yang tidak diperlukan.
٢٥ . Tidak pernah mencela & memaki hamun orang lain.
٢٦ . Tidak pernah mencungkil rahsia orang lain.
٢٧ . Tidak pernah berbicara kecuali sesuatu yang menjanjikan pahala.
٢٨ . Perbicaraannya memukau sesiapa pun yang mendengarnya lalu terpegun seolah-olah ada burung melintas di atas kepala mereka.
٢٩ . Sesiapa yang melihat Baginda sepintas lalu akan merasa gerun & hormat terhadapnya.
٣٠ . Sesiapa yang selalu bergaul & telah dekat mengenali Baginda, akan menyayanginya sepenuh jiwa raga.
٣١ . Baginda pasti memberi tempat kepada orang yang ingin duduk & tidak membezakan dikalangan mereka.
٣٢ . Sesiapa yang meminta sesuatu , pasti dipenuhinya atau jika sebaliknya ditolak dengan tutur kata yang lemah lembut.
٣٣ . Tangan Baginda selalu terbuka kepada sesiapa sahaja tanpa pilih kasih . Baginda adalah ayah bagi mereka semua .
٣٤ . Dimanana pun Baginda berada , disitu terpancar cahaya ilmu , sikap malu & sabar serta amanah .
٣٥ . Tidak ada yang berani meninggikan suara dihadapan Baginda kerana kewibawaan Baginda .
٣٦ . Semua mengakui keutamaannya kerana ketaqwaannya ; menghormati orang tua , menyayangi yang kecil , mengutamakan orang yang ada hajat , menjaga keperluan & kebajikan orang asing.
٣٧ . Tidak terus memotong percakapan orang lain. Jika ingin memotong , Baginda hentikan dahulu ataupun berdiri.
٣٨ . Paling berlapang dada.
٣٩ . Paling tepat dalam berbicara.
٤٠ . Paling halus keperibadiannya.
٤١ . Paling ramah & beradab dalam pergaulan & muamalahnya.
(Dipetik daripada Biografi Lengkap Rasulullah saw oleh Dr Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki) .ماشاء الله تبارك الله .
اللهم صل على سيدنا وحبيبنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
3 notes · View notes
azurazie · 2 years
Text
Kita yang tidak punya apa-apa ini, sebenarnya beruntung. Sejauh ini Allah masih menutupi aib-aib kita, sehingga orang lain masih mau mengenal, menyapa, berbaur dan hidup berdampingan dengan kita. Orang masih merasa aman dan nyaman atas keberadaan kita. Seandainya sewaktu-waktu dibuka aib-aib itu, ke mana hendak kita palingkan muka?
Kita yang bukan siapa-siapa ini, sebenarnya beruntung. Karena nama baik dan keberadaan orang tua kita, orang lain masih mau respect kepada kita. Atas nama baik orang tua itu, yang dihormati karena akhlakul karimahnya, yang dihormati karena keteladanannya. Yang dihormati karena kesederhanannya. Yang dihormati karena sifat-sifat baiknya. Kita sebagai anaknya secara tidak langsung ikut dihargai karenanya. Seandainya tidak memiliki orang tua yang seperti itu, di mana hendaknya kita bisa hidup rukun bertetangga?
Kita yang tidak memilki apa-apa dan bukan siapa-siapa ini, sebenarnya beruntung. Atas keberkahan ilmu dan keikhlasan guru-guru kita, kita bisa jadi pribadi yang lebih beradab. Menjadi pribadi yang lebih berakhlak baik. Lebih bisa memilah-milah mana yang sebaiknya dilakukan, mana yang tidak. Seandainya tidak ada keberkahan dan keikhlasan itu, sampai kapan kita menjadi bodoh dan tidak tahu apa-apa?
#qum!
#azurazie_
Tumblr media Tumblr media
47 notes · View notes
fawazsidiqi · 8 months
Text
Guru adalah Pemimpin
(Tulisan 5 Tahun lalu)
Sebenarnya saya belum selesai melakukan observasi tentang tulisan kedua pada judul yang sama ini.
Tetapi karena beredar secara viral sebuah video yang menunjukan tindakan tidak beradab dari seorang siswa terhadap guru, ditambah hal tersebut dilakukan di dalam kelas, maka saya tergerak untuk menulis selekas mungkin dan bisa saja nanti ada tambahan tulisan ke-tiga ketika observasi saya sudah selesai.
Saya akan coba sampaikan sudut pandang saya terkait kasus tersebut, semoga bisa lebih sederhana dan tidak terlalu panjang.
Setidaknya ada dua prinsip penting yang berhubungan dengan kasus di atas.
Prinsip pertama, guru merupakan pemimpin di kelas.
Seorang siswa -terutama selama di kelas harus mau melakukan “apapun” perintah guru sekalipun hal tersebut tidak koheren dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan.
Tentu, di dalam Islam konteks apapun dibatasi dengan batasan jelas yaitu : tidak bertentangan dgn syar'iat -perintah Allah dan Rasul-Nya.
Prinsip ini sangat dipahami -dan diamalkan betul oleh para santri di pondok. Seorang santri akan sangat dgn responsif mengikuti permintaan kiyai sekalipun terkesan “aneh”.
Ya, secara tidak langsung ada sebuah sistem organisasi (sederhana) di kelas yang pemimpin tertingginya merupakan guru. Siswa sebagai bagian dari organisasi tersebut harus mau terlibat dalam sistem yang (seharusnya) sudah disepakati di awal pendaftaran dan dilengkapi dengan sistem yang dibuat oleh guru di kelas.
Maka selayaknya sebuah sistem, ada konsekuensi yang harus diterima jika terbukti melanggar ketentuan yang sudah disepakati. Pimpinan sekolah memiliki kewenangan untuk menyelesaikan kasus ini jika memang sang guru tidak memiliki bargaining yang kuat terutama di hadapan orang tua.
Prinsip kedua, kepemimpinan guru di luar sekolah.
Jika di dalam kelas sudah jelas sang guru menempati posisi tertinggi sebagai komandan bahkan mungkin panglima, bagaimana jika di luar sekolah (?)
Sebenarnya ini merupakan bagian dari observasi saya tentang bagaimana seharusnya seorang guru berperan dalam pendidikan anak di luar kelas (dan sekolah).
Dalam kacamata saya, kepemimpinan tertinggi itu beralih dari guru kepada orang tua.
Guru disini berperan sebagai “konsultan ahli” atau bahkan penasehat bagi orang tua terkait hal-hal apa saja yang perlu ditekankan dalam kepemimpinannya terhadap sang anak di luar sekolah.
Nah, disini lah inti tulisan dalam judul yang saya angkat.
Menjadi “guru” bagi orang tua dalam persepektif saya merupakan tugas yang tidak sederhana karena seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan secara detil dan mendalam tentang apa dan bagaimana seorang siswa ketika di sekolah.
Seringkali karena tak acuh terhadap perkembangan siswa di kelas, guru hanya menyampaikan hal-hal normatif sehingga orang tua pun tidak memiliki panduan jelas mengenai apa yang perlu ditekankan dan apa yang sebenarnya sudah dikuasai sang anak dengan baik.
Terlebih masalah adab. Catatan-catatan guru di kelas mutlak dibutuhkan orang tua, sebagai kisi-kisi pelajaran tambahan yang diperlukan selanjutnya.
Sayangnya, guru juga terkadang justru lebih banyak menyimpan catatan tentang kemampuan dan nilai sang anak dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran, tetapi nihil catatan akan adab secara mendalam.
Maka tidak aneh jika orientasi dari anak atau bahkan orang tua sendiri, selalu berujung pada kesimpulan sama : perlunya pelajaran tambahan di luar kelas (hanya) dalam hal kemampuan penalaran. Kesimpulan tersebut diejawantahkan dengan didaftarkannya sang anak dalam lembaga bimbel tertentu di luar sekolah.
Dari kejadian di video tersebut, jelas sekali menunjukan hilangnya adab dari siswa di kelas -karena teman-temannya yang lain terlihat membiarkan malah ikut memanas-manasi.
Jika saya berposisi sebagai guru di kelas tersebut, akan ada “catatan merah” untuk orang tua dari masing-masing siswa yang terlibat.
Sebenarnya masih ada prinsip lain yang menunjang kasus di atas, tapi saya rasa dua prinsip di atas sudah cukup mengakomodasi prinsip yang lain.
Sederhananya, akhlak seorang anak tidak akan dapat dilepaskan dari siapa orang tua dan guru-nya.
Maka, tugas keduanya untuk saling berkolaborasi dalam ikhtiar mendidik sang anak agar memiliki akhlak yang baik.
Jika pun sudah terlanjur terjadi -bahwa sang anak ternyata memperlihatkan akhlak buruk apalagi ketika sudah masuk tahap baligh, perubahan itu masih sangat mungkin terwujud jika keduanya sepakat untuk manghadirkannya. Bagaimana caranya?
Saya memiliki dua solusi yang sudah terbukti ampuh. Mulai (atau lebih) dekatkan sang anak dengan Al-Qur'an dan dengan majelis ilmu yang di dalamnya dibahas ayat-ayat Al-Qur'an.
Jika sebuah kaum terpinggirkan dan dikenal dengan sebutan jahilliyah karena akhlaknya yang buruk saja bisa bertransformasi menjadi sekelompok manusia mulia dan mampu menjadi pemimpin peradaban dengan Al-Qur'an, maka tentu hal itu bisa saja terjadi pada siapa yang menginginkan hal semisal. wallahua'lam.
8 notes · View notes