Note
My boyfriend proposed to me today
HA ?!!!!????!!!
already ?!! WHAT DID YOU SAY 😭😭😭😭 ????
3 notes
·
View notes
Text
BERKUALITAS, Call 0857-1640-5758, Herbal Penurun Berat Badan Yang Aman Herbamour
KLIK https://wa.me/6285716405758, Minuman Penurun Berat Badan Dalam 3 Hari Herbamour, Obat Penurun Berat Badan Untuk Ibu Menyusui Herbamour, Menurunkan Berat Badan Pria Herbamour, Obat Penurun Berat Badan Pria Herbamour, Obat Penurun Berat Badan Rekomendasi Herbamour
MANDJA Madu MANDJA adalah madu premium asli alami yang enak, merupakan perpaduan unik antara madu multiflora asli alami dan tanpa tambahan bahan lainnya, dengan dikombinasikan oleh dried lemon (lemon kering) yang dikeringkan secara higienis sehingga akan menghasilkan manfaat yang lebih banyak.
Seperti yang kita tahu bahwa madu merupakan sari dari bunga yang diambil oleh lebah madu kemudian bercampur dengan enzim yang berada di perut lebah dan menghasilkan madu yang kaya akan manfaat, Kemudian Lemon dikenal juga sebagai salah satu antioksidan terkuat yang alami dan menyegarkan. Kandungan vitamin C alaminya dan kandungan minyak atsirinya yang berada di kulit buahnya dikenal juga mampu melawan kanker (zat antikanker). Dengan mengkonsumsi madu MANDJA anda akan mendapatkan manfaat yang luar biasa dari perpaduan enak dan sehatnya madu multiflora alami berpadu dengan segarnya buah lemon.
Tips saat mengkonsumsi madu selalu gunakan sendok berbahan plastik atau kayu ya, sebisa mungkin hindari sendok berbahan logam karena sendok logam akan mempengaruhi enzim yang terdapat pada madu sehingga tentunya akan mengurangi manfaat yang akan didapat dari madu itu sendiri.
Konsumsi MADU MANDJA dapat dikombinasikan dengan RAMCIN, NONDJA, maupun PURE LEMON DIET.
RAMCIN RAMCIN terbuat dari 4 macam rimpang giling kering asli tanpa tambahan pengawet maupun isian lain, terdiri atas : Jahe merah, Sereh, Kunyit dan Lengkuas.
RAMCIN ini merupakan produk yang masih satu lini dengan Manajemen LAMOUR Skincare, jadi mengenai kualitas rasa akan selalu yang terbaik seperti kualitas Lamour, Dalam satu pouch RAMCIN akan kita dapatkan ramuan terbaik seberat 200 gram dan FREE SENDOK TAKAR yang sudah ada dalam kemasannya.
Fungsi :
Membantu proses penurunan BB
membantu regenerasi sel-sel tubuh dan metabolisme
meningkatkan imunitas
membuat nyaman perut bermasalah seperti maag/gerd
melancarkan haid
membantu detoks rahim sehingga lebih subur agar siap untuk program promil
mengurangi jerawat diwajah karena juga berfungsi membersihkan darah
menambah vitalitas pria dan wanita
Kelebihan Produk kami : ✅Sudah PIRT ✅Grade A, kualitas rimpang untuk eksport ✅Tempat produksi sudah terverifikasi oleh dinas kesehatan. ✅Mengunakan mesin dehydrated dan pengering memutar sehingga maksimal keringnya ini berpengaruh kepada hasil akhir produk.
NONDJA Buah mengkudu / noni yang dikenal kaya manfaat, bahkan beberapa orang mengaku bisa sembuh dari penyakit kanker stadium akhir dengan rutin mengkonsumsi jus mengkudu, Namun kelemahan dari buah mengkudu ini adalah rasanya yang pahit dan aromanya yang sangat tidak enak dan berbau tidak sedap sehingga banyak yang justru menjauhinya walaupun manfaatnya sangat besar.
Tahukah kamu jika sari buah mengkudu yang difermentasi ternyata kandungan manfaatnya justru semakin besar dan memiliki keunggulan tersendiri?
Manfaat sari buah mengkudu yng difermentasi :
Kandungan nutrisi yang terkandung akan semakin besar karena partikel nutrisi berbentuk nano
Partikel nano ini akan semakin mudah diserap oleh tubuh
Rasa pahitnya hilang, diganti oleh rasa asam segar yang ringan
Bau tidak sedapnya hilang, diganti oleh aroma manis dan harum
Meskipun produk fermentasi tapi tidak mengandung alkohol ya, karena bakteri fermentasi penghasil asam cuka seperti pada produk cuka apel.
Nah manfaat yang sangat amat besar ini dapat anda peroleh dari NONDJA, Nondja merupakan sari buah Mengkudu yang telah mengalami proses fermentasi selama 3 tahun sehingga tidak lagi menghasilkan rasa pahit namun berganti menjadi rasa masam segar seperti sari tape yang ringan dan menyegarkan.
Cara konsumsi : Kocok sebentar botol Nondja, kemudian tuangkan 20-30 ml Nondja ke dalam gelas. Tuangkan air hangat atau air dingin. Tambahkan madu atau pemanis rendah kalori dan aduk merata.
UNTUK PENDERITA MAAG DISARANKAN KONSUMSI SETELAH MAKAN YAA.."
PAKET DIET DBH "APA SAJA YANG DIDAPATKAN DALAM 1 PAKET COMPLETE DIET DBH ALA MAMALYN ?? ✅ 1 Pcs Ramcin 100 gram ✅ 1 Botol Nondja 250 ml ✅ 1 Botol Madu mandja 250 ml ✅ 1 Pcs premium chiaseed 120 gr ✅ 1 Botol Pure Lemon Diet 250 ml ✅ 1 Pcs Physilium husk 100 gram ✅ 1 Pcs Organic Rolled oat 200 gram ✅ 1 Pcs Garam Kusamba 50 gram ✅ FREE Join Grup DBH Inti ✅ FREE Coaching Personal sampai km turun BB
Paket DBH adalah program diet bahagia yang khusus dirancang oleh Mamalyn di mana program diet ini kita tetap bisa makan makanan yang kita sukai walaupun sedang dalam program diet. Tetap boleh ngemil, tetap kenyang, dan cukup olahraga ringan saja.
Membeli ini Anda juga berkesempatan untuk mengikuti kelas training diet DBH di mana disitu akan banyak ditemui mentor-mentor diet DBH yang sangat berpengalaman, Jadi tunggu apalagi? gabung dengan kami untuk merasakan pengalaman diet yang bahagia ala MamaLyn.."
INFO LENGKAP Instagram : https://www.instagram.com/herbamourtangerang/ Website : https://herbamourtangerang.com/ Facebook :
ObatPelangsingRekomendasiHerbamour, #ObatDietPalingAmpuhHerbamour, #ObatDietHerbalPalingAmpuhHerbamour, #ObatDietTerbaikHerbamour, #ObatHerbalDietPalingAmpuhHerbamour, #HerbalPenurunBeratBadanHerbamour, #HerbalPenurunBeratBadanAmpuhHerbamour, #HerbalPenurunBeratBadanDenganCepatHerbamour, #HerbalPenurunBeratBadanYangAmanHerbamour, #HerbalPenurunBeratBadanBpomHerbamour
#Obat Penurun Berat Badan Herbamour#Minuman Penurun Berat Badan Sebelum Tidur Herbamour#Produk Penurun Berat Badan Terbaik Herbamor#Minuman Buah Penurun Berat Badan Tercepat Herbamour#Obat Penurun Berat Badan Untuk Pria Herbamour#Minuman Untuk Penurun Berat Badan Herbamour#Obat Untuk Penurun Berat Badan Herbamour#Obat Herbal Diet Menu Herbamour
1 note
·
View note
Text
Rumah CLUSTER Harga 180.000.000 saja
Rumah murah Rp 180 Juta saja.
MENTAS GEMILANG RESIDENCE Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!
Rumah type 36/70. 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 dapur, -Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.
Langsung saja wa sebelum kehabisan…..! WA : 0895-4154-69536
Atau Klik Link https://wa.me/62895-4154-69536
#Rumah CLUSTER#Harga 180.000.000 saja#Rumah murah Rp 180 Juta saja.#MENTAS GEMILANG RESIDENCE#Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!#Rumah type 36/70.#1 kamar mandi#2 kamar tidur#1 dapur#-Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.#Langsung saja wa sebelum kehabisan.....!#WA : 0895-4154-69536#Atau Klik Link#https://wa.me/62895-4154-69536
0 notes
Text
(RUMAH MODERN), CALL 0895-4154-69536, Rumah Murah Tanpa Bi Checking Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/62895415469536 , rumah murah tanpa riba tangerang, rumah murah tanpa riba tangerang, Dijual Rumah Baru Siap Huni, Rumah Cluster 100 Jutaan? Coba Lihat Ini, Perumahan Cluster Murah Tangerang, Cari Rumah Dekat Stasiun? Rumah Minimalis di MGR Jadi Pilihanmu!, Beli Hunian BONUS Udara Sejuk Layaknya Tinggal di Puncak, Anti Gerah!, Rumah minimalis dengan 2 kamar tidur dengan kamar mandi dalam, Mudah Ke Stasiun Cilejit, hanya 3 menit!
Rumah CLUSTER Harga 180.000.000 saja
Rumah murah Rp 180 Juta saja.
MENTAS GEMILANG RESIDENCE Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!
Rumah type 36/70. 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 dapur, -Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.
Langsung saja wa sebelum kehabisan…..! WA : 0895-4154-69536
Atau Klik Link https://wa.me/62895415469536
#Rumah CLUSTER#Harga 180.000.000 saja#Rumah murah Rp 180 Juta saja.#MENTAS GEMILANG RESIDENCE#Akad : - Tanpa Bi checking - Tanpa Batas Usia- Tanpa Bunga : Dicari yang serius!#Rumah type 36/70.#1 kamar mandi#2 kamar tidur#1 dapur#-Air bersih - Dekat stasiun - Lokasi strategis -Jalan COR.#Langsung saja wa sebelum kehabisan.....!#WA : 0895-4154-69536#Atau Klik Link#https://wa.me/62895415469536
0 notes
Link
Manfaat Breast Up Royalty: - Mengangkat dan mengencangkan kembali payudara dan punggung yang mengendur. - Memantapkan kembali lagi bentuk payudara menjadikan lebih padat dan berisi. - Memperbesar payudara yang mengalami pertumbuhan lambat. - Menjadikan payudara lebih kencang. - Mencerahkan puting dan menghilangkan kedutan di sekitar payudara. - Melembutkan kulit payudara agar lebih halus dan bersih. - Menegangkan dan menstabilkan posisi payudara.
0 notes
Text
PENANGAN “RACUN” OKLINFIA
PT 1: Pertemuan dengan Oklinfia
Tanganku mengocok laju, batangku yang tegang kian berdenyut-denyut. Dihadapan ku terpampar gambar wanita kegemaran ku, seorang pemberi pengaruh media sosial dari tanah Seberang. Susuk badannya yang ramping dan berpakaian ketat bermain-main di minda ku. Tudungnya yang berhenti tepat diatas dadanya yang mantap mengghairahkan aku. Mukanya yang begitu ayu dan menggoda menyebabkan ku makin hampir untuk memancut. Aku tidak berhenti mengocok, di dalam minda ku hanya si dia, Oklinfia, berlegar-legar menayang tubuhnya kepada ku. Batangku kian berdenyut-denyut lebih laju sehingga aku memancut, nafasku tersekat-sekat menikmati perasaan lega memancut. Air mani ku menitik mengalir di skrin komputer riba ku tepat di muka Oklinfia.
Aku membersihkan dan menutup komputer riba ku serta pergi mandi wajib. Selepas habis membersihkan diri ku, aku mengambil Keputusan untuk keluar makan. Aku meminta izin kepada ibu ayahku dan beredar ke sebuah restoran Indonesia kegemaranku. Sambil-sambil makan aku suka melihat persekitaran dan karenah-karenah orang sekeliling.
Alangkah terkejutnya aku apabila melihat Oklinfia memasuki restoran tersebut. Tujuannya adalah untuk membuat konten tentang restoran tersebut. Mataku menatap Oklinfia tanpa berkelip, wajahnya dan tubuhnya lebih cantik dari konten videonya. Berpakaian seluar Panjang yoga ketat, dengan baju yang menonjolkan dadanya serta tudung singkat yang sedikit sebanyak memaparkan lehernya, Oklinfia membuat pesanan sambil merakam dirinya.
Ternganga aku melihat Oklinfia, aku perasan batangku mula menegang sedikit demi sedikit. Dengan cepat aku beredar ke tandas. Aku mula melancap, di minda ku hanya ada bayangan terbaru Oklinfia. Aku melancap dengan angan-angan yang aku dapat mencium dan merasa Oklinfia, aku terbayang rengekan keseronokannya ketika aku menjilat dan menghisap jus cipapnya. Kali ini aku tidak bertahan lama, tak sampai 5 minit aku sudah pancut.
Seperti biasa, aku membersihkan diri aku dan keluar dari tandas. Aku dapat melihat Oklinfia sedang menikmati makanannya sambil merakam video. Reaksi mukanya amat mengghairahkan buat aku. Jantungku berdegup-degup melihat Oklinfia berada dihadapan ku. Aku menunggu sehingga Oklinfia habis merakam dan bertemu dengannya.
“Hi! Minta maaf menganggu ya, saya peminat setia awak, semoga awak seronok di sini,” aku ucapkan dengan penuh gementar. Selepas bercakap, Oklinfia memaparkan senyuman kepadaku, bibirnya yang dihiasi gincu bibir merah gelap tersemat dalam minda ku. Aku pun beredar dari situ selepas bertemu dengannya. Semalaman aku tidak dapat tidur dan hanya berfikir tentang Oklinfia, sehinggakan aku melancap beberapa kali pada keseluruhan malam tersebut.
Keesokan harinya seperti biasa aku meluangkan masa ku di bilik aku. Aku melancap sekali lagi dan Bersiap sedia untuk gim. Kebiasaan aku pada hari Ahad adalah untuk bersenam di gim sebelum memaparkan hasil senaman ku di sekolah pada hari Isnin. Seperti biasa aku memberitahu ibu bapa ku dan beredar ke gim.
Aku pun bersenam seperti biasa, aku membuat beberapa regangan badan,berlari di treadmill, mengangkat berat dan menggunakan basikal. Sambil-sambil aku bersenam mataku tetiba terpaku di pintu masuk gim. Rupa-rupanya, Oklinfia datang memasuki gim. Terbeliak mataku tidak percaya akan kehadirannya. Oklinfia memakai tudung yang singkat paras leher, baju kemeja T yang ketat dan seluar yoga kelabu. Pakaiannya memeluk tubuh badannya dengan erat dan menampak keseluruhan lekak lekuk tubuhnya. Hanya dengan melihat Oklinfia, batangku mula menegang dengan sendirinya.Akibat dari tidak memakai seluar dalam, batangku jelas kelihatan menegang di khalayak umum.
Aku bergerak ke sudut gim yang terlindung dan memerhati Oklinfia. Aku berpura-pura bersenam sambil mencuri-curi lihat gerak geri senaman Oklinfia. Tubuhnya sungguh mengghiurkan apabila Oklinfia berlari, buah dadanya seperti melantun-lantun mengikut irama lariannya. Semasa mencangkung, punggungnya yang anjal jelas kelihatan, makin mencangkung makin jelas keanjalan punggungnya. Air peluhnya mula membasahi pakainnya dan menampakkan sedikit sebanyak kepadatan tubuhnya yang menggoda.
Tetiba, Oklinfia menghilang dari pandangan ku. Aku cuba mencuri-curi mencari dimana dia berada, tapi aku tidak melihatnya. Aku pun berhenti bersenam dan mula Bersiap sedia untuk pulang kerumah.
“Kamu ni mengekori saya ya? Dari semalam hingga hari ni saya sudah Nampak kamu,” kata Oklinfia dalam pelat campurannya. Aku terkejut disapa Oklinfia dari belakang ku. Aku menafikan serta merta dan menyatakan bahawa aku penduduk kondo dan aku sering bersenam disini. Oklinfia pada awalnya tidak berpuas hati dengan jawapan ku sehingga aku menunjukkan kad kondo aku.
“Minta maaf ya, saya ingat kamu ni lelaki-lelaki yang suka ikut perempuan,” katanya tertawa melihat aku gementar
“Panggil saya Fia, awak?” tanya Oklinfia sambil menghulur tangannya yang berpeluh.
“Saya H.. Helmi,” jawab aku dengan gementar sambil berjabat tangan. Tangannya lembut seperti tepung, sungguh enak untuk disentuh.
“Janganlah terlalu gementar u. Saya ni biasa-biasa saja,” kata Oklinfia sambil gelak kecil. Aku hanya mengangguk-angguk dan tersipu-sipu malu. Aku terkejut kerana aku terlihat batang aku telah menegang sepenuhnya. Aku terus menutup kawasan kangkangan ku dengan tangan ku.
“Selamat berkenalan, alang-alang kita sudah berkenalan, apa kata kita bertukar nombor telefon. Kamu ok kan kalau saya membuat konten dengan kamu bila perlu? Saya menyewa di sini untuk dua minggu ini” Tanya Oklinfia. Aku mengangguk setuju dan memberi nombor telefon bimbit aku. Di minda aku, aku tidak mahu Oklinfia melihat batangku yang mula berdenyut dan menegang. Selepas beramah mesra dengan Oklinfia, aku bergegas pulang ke rumah.
Keseluruhan baki hari aku luangkan dengan melancap di bilik ku. Aku tidak keluar makan malam pun, aku memberi alasan aku kurang sihat kepada ibu bapa ku dan meneruskan aktiviti lancapan aku sehingga aku letih dan tidur. Tubuh badan dan rupa menggoda Oklinfia terngiang-ngiang sehingga dalam mimpi ku.
Keesokan harinya aku pergi balik ke sekolah seperti biasa. Aku berasa sungguh seronok kerana Oklinfia menetap di kondo yang aku pun duduk menetap. Aku berharap untuk berjumpa dengan Oklinfia lagi dan dapat merapatinya. Aku berfikir apa yang aku perlu mesej untuk bertegur sapa dengannya.
“Hi, apa khabar kamu. Boleh tak bawak saya keluar jalan-jalan cari makan malam ini,” masuk mesej dari Oklinfia. Terketar-ketar tangan aku menjawab mesejnya. Aku tidak percaya peluang yang aku dapat. Dengan segera aku bersiap sedia dan bertemu dengan Oklinfia. Kami ke pasar malam berdekatan, sambil-sambil berjalan kami beramah mesra. Oklinfia ni memang peramah dan senang untuk bersembang. Aku pulak lebih senyap dan hanya jawab sepatah-sepatah, namun begitu kami berdua dapat keluar dan membeli makanan untuk Oklinfia. Sambil itu jugak, dia merakam perjalanannya dan makanannya untuk konten di media sosial.
Benda yang sama berlaku pada hari-hari seterusnya, Cuma Oklinfia makin rapat dengan ku. Pada hari kedua, Oklinfia mula menyentuh tangan ku dan memimpin ku kesana kemari. Tangannya amat lembut dan membuatkan ku berasa ghairah. Walaupun aku malu, aku tidak menolak sentuhannya, malah tersenyum gembira.Setiap hari selepas kami keluar aku akan pulang dan melancap sepuas hati aku. Setiap kali aku melihat tubuh Oklinfia, aku akan berasa ghairah dan batangku akan menegang, aku terpaksa menyembunyikan tegangan batang setiap kali aku keluar dengannya .Kami dah bagaikan pasangan kekasih muda apabila hujung minggu menjelma.
“Helmiiiii, esok kamu boleh luang masa dengan saya tak? Saya nak ajak kamu ke pusat bandar dan malamnya mukbang dengan saya di rumah. Boleh tak?” tanya Oklinfia dengan manja pada hari Jumaat selepas kami membeli makan malam. Aku dengan segera bersetuju dengan jemputannya.
#hot malay#lucah melayu#malay hijab#malaygirl#melayu sedap#malaysia#melayuboleh#melayucantik#melayugersang#melayumantap#cerita#melayu lancap#melayunakal#modal melayu#minah melayu#modal lancap#modallancap#modal pancut#bahanpancut#tudungsedap#muka sedap#bontot sedap#lancap#bahanlancap#malay#malaysg
833 notes
·
View notes
Text
Semoga kamu mencintai peran yang sedang kamu jalani saat ini. Kalaupun belum cinta, semoga kamu selalu dikelilingi hal-hal baik saat menjalani peranmu. Kalaupun belum ditemukan kebaikan itu, semoga kamu bisa mensyukurinya.
Ini doa baik sebelum tidur. Selamat istirahat semuanya. Terima kasih sudah berjuang dalam berperan hari ini dan seterusnya. :)
935 notes
·
View notes
Text
Meditasi Sebelum Tidur, Ketahui Cara Melakukan dan Manfaatnya
BNews—KESEHATAN— Meditasi sebelum tidur dipercaya bisa mengurangi stres yang sering kali memicu insomnia. Faktanya, teknik relaksasi ini dapat menenangkan pikiran dan membuat tubuh menjadi lebih rileks sehingga tidur pun bisa lebih pulas. Meditasi sebelum tidur bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, serta tidak membutuhkan peralatan khusus. Anda hanya memerlukan ruangan yang tenang agar…
View On WordPress
0 notes
Text
Anak rogol mak
Aku adalah seorang ibu kepada tiga orang anak, ketiga-tiga anakku adalah lelaki iaitu Izra berumur 15 tahun, Izani berumur 13 tahun dan yang bongsu bernama Izie berumur 11 tahun. Namaku Yusna berumur 34 tahun, bekerja di sebuah bank sebagai akauntan dan suamiku Hamzah berumur 39 tahun bekerja di pembantu pengurus di sebuah pelantar minyak. Suamiku hanya bekerja dua minggu dalam sebulan dan dua minggu lagi adalah hari cutinya kerana tempat kerjanya tengah-tengah laut. Selepas melahirkan Izie, salur peranakanku telah di tutup kerana suamiku tidak mahu mempunyai anak lagi.
Pada suatu hari itu, aku tidak dapat ke tempat kerja kerana keretaku rosak dan setelah anak-nakku ke sekolah, aku menalifon bengkel kereta yang tidak jauh dari rumahku meminta mereka membaiki keretaku di rumah. Setelah datang ke rumahku dan selepas memeriksa kerosakan keretaku itu, keretaku terpaksa di bawa kebengkelnya untuk di baiki. Petang nanti keretaku akan di hantar kembali ke rumahku setelah siap di baiki. Aku terpaksa mengambil cuti pada hari itu dan kerana kebosanan tinggal seorang di rumah, aku mengambil keputusan untuk tidur kerana malam tadi aku tidak dapar tidur secukupnya.
Malam tadi nafsuku terangsang kuat kerana sebelum suamiku berangkat ke tempat kerjanya, aku tidak dapat bersetubuh dengan suamiku disebabkan aku masih dalam hari haidku. Aku yang baru bersih dari haidku merasa nafsuku sungguh terangsang membuatkan aku tidak dapat tidur lena. Aku asyik terbayangkan persetubuhanku dengan suamiku, alangkah indahnya jika suamiku ada di sisi namun suamiku akan pulang dua minggu lagi. Walaupun aku sudah mempunyai tiga orang anak, nafsuku masih kuat dan masih memerlukan satu persetubuhan yang memuaskan.
Sedang aku lena di buai mimpi, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara anak-anakku yang baru pulang dari sekolah. Pada mulanya aku ingin memarahi mereka kerana membuat bising tetapi tidak jadi setelah mendengar percakapan mereka. Anak-anakku tidak tahu aku tidak bekerja hari itu, aku menganmati percakapan anakku yang mencurigakan perasaanku itu.
“Abang… pasang la vcd tu, Izie nak tengok ni…” Kata Izie.
“Sabar la… kita makan dulu, buat apa nak cepat-cepat… ibukan tiada…” Jawab Izra.
“Abang nak makan, abang pergi la… kita orang nak tengok dulu…” Kata Izani pula.
“Baiklah… jom kita tengok…” Jawab Izra lagi.
Aku mula mendengar cerita yang mereka tonton kerana suara dari tv itu agak jalas kedengaran. Aku mendengar bunyi yang selalu keluar dari mulutku ketika aku bersetubuh dengan suamiku. Aku bangun lalu membuka pintu bilikku perlahan-lahan dan alangkah terkejutnya aku apabila melihat cerita yang di tonton anak-anakku. Cerita yang mereka tonton adalah cerita lucah, aku dapat melihatnya kerana tv itu mengadap bilikku. Aku juga dapat melihat Izra sedang mengusap bonjolan batangnya di dalam seluar manakala Izani dan Izie memandang tv tanpa berkelip. Aku tidak dapat bersabar lagi dengan perangai buruk mereka.
“Izra… Izani… Izie… apa cerita yang kamu tengok ni…” Marahku setelah keluar dari bilikku, Izra cepat-cepat menutup tv lalu mengeluarkan vcd itu dari lalu di sorok di belakangnya. Aku terus meluru ke arah Izra dan terus merampas vcd itu dari tanganya. Mereka tertunduk dengan muka yang ketakutan, walaupun aku merasa kasihan melihat anak-anak kesanyanganku ketika itu, tetapi aku tidak dapart bersabar lagi.
“Kamu bertiga ni apa nak jadi… cerita tidak senonoh itu yang kamu tengok… bukannya mahu membaca buku… kamu siap la nanti… ibu akan bagitahu ayah kamu…” Bebelku panjang lebar, Izra dan Izani ttetap tertunduk tidak memandangku.
“Maafkan Izie ibu… jangan bagitahu ayah…” Rayu Izie sambil menangis teresak-esak membuatkan marahku hampir hilang. Izie adalah anak yang manja, Izie paling rapat denganku dan selalu bermanja denganku.
“Tahu takut… buat salah tak takut..” Marahku lagi tetapi nada suaraku reda sedikit.
“Ibu… maafkam Izra… Izra janji tak buat lagi…” Izra berkata perlahan.
“Izani pun sama ibu…” Kata Izani pula.
“Baiklah… kali ini ibu maafkan… kalau buat lagi ibu akan bagitahu ayah… faham…” Perasaan marahku kini bertukar menjadi perasaan kasihan melihat ketakutan mereka. Itulah kelemahanku, aku tidak boleh melihat anak-anakku bersedih.
“Faham ibu…” Jawab mereka serentak.
“Sudah… pergi mandi, lepastu makan dan siapkan kerja sekolah. Ulangkaji pelajaran… jangan ingat nak main saja…” Kataku tegas.
Mereka bangun dan terus ke bilik mereka, mereka bertiga tidur sebilik kerana rumahku hanya mempunyai tiga bilik sahaja. Bilik depan adalah bilikku manakala bilik tengah adalah bilik mereka bertida dan satu bilik lagi iaitu bilik belakang di jadikan stor. Setelah anak-anakku menhilang, aku masuk bilik kembali lalu menyimpan vcd itu di dalam laci meja solekku.
Malam itu setelah makan malam, ketiga anak-anakku terus masuk tidur ke dalam bilik mereka walaupun masih awal. Tidak seperti biasanya kerana mereka akan menonton tv dahulu sambil berbual dengaku sebelum masuk tidur. Mungkin kerana mereka merasa bersalah dan takut aku memarahi mereka, awal-awal lagi mereka sudah masuk tidur. Malam itu juga aku tidak dapat melelapkan mataku kerana memikirkan perangai buruk anak-anakku dan ditambah pula dengan nafsuku yang masih lagi terangsang.
Puas aku cuba melelapkan mataku, tetapi mataku tetap tidak merasa mengantuk dan aku merasa tidak tentu arah kerana nafsuku membuak-buak terangsang. Aku mula teringatkan cerita lucah yang di tonton anak-anakku tadi. Aku bangun lalu menganbil vcd itu dari laci meja solehku lalu melihatnya. Aku melihat gambar yang di tampal di vcd itu, gambar itu menunjukkan dua orang lelaki yang masih remaja sedang bersetubuh serentak dengan seorang wanita yang sudah berumur.
Setelah melihat gambar yang ada di vcd itu, nafsuku semakin kuat terangsang dan aku perasaan untuk mengetahui jalan ceritanya membuatkan aku merasa ingin menontonya. Aku keluar dari bilikku dan terus ke bilik anakku untuk memastikan mereka sudah tertidur. Perlahan-lahan aku membuka pintu bilik mereka dan aku melihat mereka sedang nyeyak tidur.
Jam di dinding menunjukkan sudah pukul 12.20 pagi, aku kembali ke biliku lalu mengambil vcd itu dan terus ke ruang tamu. Aku memasang tv serta vcd player lalu duduk untuk menonton cerita lucah itu. Inilah kali pertama aku menonton cerita lucah seumur hidupku, selama ini aku hanya mendengar dari mulut kawan-kawanku sahaja. Cerita itu menayangkan dua orang remaja bersetubuh dengan gurunya di dalam sebuah hotel. Apabila melihat aksi persetubuhan itu, nafsuku tidak tertahan lagi.
Semakin lama menonton aku tidak dapat mengawal nafsuku lagi dan tanpa aku sedari, tanganku kini berada di celah kangkangku lalu menggosok-gosok cipapku dari luar kain batik yang aku pakai. Seperti selalu, malam itu aku tidak memakai seluar dalam serta tidak memakai coli kerana memang kebiasaanku tidur tanpai memakai pakaian dalam. Aku merasa cipapku mula basah, nafsuku yang terangsang kuat membuatkan aku terus baringkan tubuhku di atas carpet di ruang tamu rumahku.
Aku mula menyelakkan kain batikku keatas dan terus mengusap cipapku dan sebelah tanganku lagi meramas-ramas buah dadaku yang sudah menegang. Aku memasukkan dua batang jariku ke dalam cipapku lalu aku gerakkan keluar masuk, ketika atu aku sangat memerlukan batang lelaki untuk menujah cipapku yang berair dengan banyak itu. Kerana diriku sudah dikawal nafsu, aku tidak peduli lagi jika ada batang siapa sekarang, janji batang itu dapat memenuhi cipapku untuk memuaskan nafsuku yang tidak tertahan lagi.
Adengan di vcd itu menunjukkan dua remaja sedang menyetubuhi seorang perempuan yang sudah berumur, aku mula membayangkan perempuan itu adalah aku dan dua remaja itu pula adalah anak-anakku. Bayangan itu membuatkan nafsuku bertambah terangsang lagi dan tujahan dua jariku di dalam cipapku semakin laju. Aku membayangkan diriku sekarang sedang di setubuhi anakku sendiri dengan mataku yang terpejam.
Kerana kesedapan, aku mengerang dan mengeluh agak kuat, aku tidak peduli lagi keadaan rumahku ketika itu. Tiba-tiba aku merasa pehaku disentuh orang, dengan kelam-kabut aku membuka mata dan terus menurunkan kain batikku yang terselak ke pinggangku itu. Alangkah terperanjatnya aku apabila melihat Izra dan Izani sedang menyentuh pehaku yang putih dan gebu itu.
Aku terkedu dan tidak dapat berkata-kata, Izra dengan rakus memegang hujung kain batikku dan terus menyelak ke atas semula. Aku yang masih terangsang itu bagaikan terpukau kerana bayanganku kini benar-benar berlaku di depan mataku. Kerana itu aku membiarkan sahaja Izra dan Izani meraba-raba pehaku dengan penuh bernafsu. Izani menolak tubuhku terbaring di atas carpet dan Izra pula mula merapatkan kepalanya ke celah pangkal pehaku dan terus menjilat pehaku itu dengan rakus.
Aku tersentak apabila kurasakan lidah Izra menyentuh celah rekahaan bibir cipapku yang sudah basah itu. Izani pula sedang meramas-ramas kedua buah dadaku berkali-kali dengan agak kuat namun ramasan itu sungguh nikmat. Izani cuba menarik baju t-shirtku keatas dan aku yang seolah-olah mahu diperlakukan begitu mengangkat tubuhku untuk memudahkan Izani menanggalkan bajuku itu. Setelah bajuku terlepas dari tubuhku, terdedahlah kedua buah dadaku dengan puting yang sudah tegang itu di depan Izani. Izani dengan rakus terus menghisap puting buah dadaku sambil diramas-ramasnya.
Segalanya berlaku tanpa sebarang kata-kata dariku mahu pun dari ke dua anakku itu dan jilatan lidah Izra semakin dalam menujah rekahaan cipapku. Kepalaku terdongak ke atas apabila Izra menjilat sambil menggigit lembut kelentitku yang sudah mengembang itu..
“Erggghh… Izra….” Erangan kenikmatan mula keluar dari mulutku apabila keletitku di jilat oleh anakku sendiri.
Izani masih tetap meramas kedua buah dadaku membuatkan aku mula berada di alam khayalan. Tanpa disuruh aku mengangkangkan lagi kakiku agar Izra mudah mengerjakan cipapku dan Izra mula menurunkan jilatan lidahnya di antara cipap dan duburku. Jilatani lidah Izra menjalar turun ke bawah lagi dan lidahnya kini menyapu bibir duburku lalu di jilatnya.
Kenikmatan begini tidak pernah aku alami sehingga punggungku terangkat sedikit menahan kegelian bercampur nikmat di bibir duburku. Kakiku yang terkangkang luas itu menyenangkan lagi Izra menjilat bibir duburku. Izani yang dari tadi menghisap buah dadaku kini berdiri lalu melondehkan seluarnya dan tersembullah batangnya yang tidak berapa besar itu di depan mukaku. Izani menyuakan batangnya ke mulutku sehingga tersentuh bibirku lalu di tekan masuk ke dalam mulutku yang terbuka itu.
Izra mula menolak tubuhku menjadi meniarap, mukaku tetap menghadap ke arah Izani yang sedang meujahkan batangnya ke dalam mulutku. Izra menganggkat punggungku ke atas supaya punggungku itu tertonggek tinggi sedikit lalu menjilat kembali lubang duburku dan lidahnya kini di tekan masuk ke dalam lubang duburku. Sambil menjilat lubang duburku, Izra memasukkan dua batang jarinya ke dalam cipapku. Aku merasa sungguh nikmat sambil menggerakkan punggungku kedepan dan belakang manakala mulutku semakin laju menghisap batang Izani. Aku menghisap sehingga kepangkal batangnya dan Izani pula memegan kepalaku melajukan lagi gerakkan kepalaku itu.
“Izra… ibu tidak tahan lagi… masukkan batang Izra sekarang…” Aku meminta Izra memasukkan batangnya ke dalam cipapku kerana aku tidak dapat bertahan lagi dengan rangsangan yang aku alami sekarang ini.
Tanpa menjawab atau tanpa berkata-kata, Izra terus bangun lalu menanggalkan pakaiannya dan berlutut di belakang tubuhku. Izra menaikkan lagi punggungku sehingga kedudukanku menonggeng dalam keadaan merangkak. Izra meletakkan kepala batangnya di bibir cipapku dan mula menolak masuk ke dalam cipapku.
“Ahhhh…” Aku mengerang kenikmatan ketika batang Izra yang agak besar itu masuk ke dalam cipapku, walaupun batangnya tidak sebesar batang suamiku tetapi aku tetap merasa kenikmatannya. Batang Izra lebih besar dari batang Izani yang berada di dalam mulutku dan Izra semakin laju menujah cipapku dari belakang.
“Perlahan… perlahan sikit… nanti cepat keluarrrr… eeegggrh…” Tanpa disedari kata-kata itu keluar dari mulutku dan mungkin kerana tidak berpengalaman, Izra tetap menujah cipapku dengan laju.
Tiba-tiba Izra merapatkan batangnya sehingga terbenam rapat kepangkal dan aku merasa ada semburan hangat dalam cipapku. Aku tahu Izra sudah sampai ke puncak klimaksnya tetapi aku masih belum merasa puas lagi. Setelah Izra jatuh terduduk di atas lantai, aku terus berbaring lalu menarik tangan Izani agar menindihi tubuhku untuk menggantikan abangnya yang sudah tewas itu. Izani dengan segera merangkak ke atas tubuhku dan menggangkangkan kakiku supaya Izani berada di celah kangkangku.
Aku memegan batang Izani lalu aku memasukkan ke dalam cipapku dan Izani pula terus menekan batangnya masuk. Aku mengemutkan cipapku sambil menikmati tujahan batang Izani di dalam cipapku dan aku kini sudah hampir ke puncak klimaksku. Tubuhku mula mengejang dan aku terus menarik pinggang Izani rapat ke tubuhku agar batangnya masuk lebih dalam.
Serentak dengan itu, aku sampai ke puncak klimaksku dengan tubuhku tersentak-sentak. Izani yang tidak tertahan dengan kemutan kuat cipapku di batangnya semakin laju menujah batangnya ke dalam cipapku. Selepas beberapa tujahan, Izani mula memancutkan air maninya ke dalam cipapku sambil memeluk kuat tubuhku.
Aku yang sudah dapat memuaskan nafsuku mula tersedar dari kesilapanku kerana merelakan Izra dan Izani menyetubuhiku terus menolak tubuh Izani yang masih menindihi tubuhku.
“Apa yang kamu berdua lakukan pada ibu…” Aku memarahi mereka dengan suara yang tidak terlalu kuat kerana aku takut di dengari Izie yang sedang tidur di biliknya.
Aku terus mengambil bajuku lalu memakainya dan membetulkan kain batikku yang terselak di perutku. Izra dan Izani berlari masuk ke dalam bilik mereka meninggalkan aku yang mula merasa bersalah serta menyesal kerana membiarkan kedua anakku itu menyetubuhiku. Aku masuk ke dalam bilikku dengan fikiran yang bercelaru tetapi perasaan puas juga dirasaiku. Walaupun menyesal dengan apa yang terjadi, aku merasa sungguh puas dan nafsuku sekarang sudah reda.
Malam itu aku tertidur dengan perasaan menyesal dan dengan perasaan yang penuh kepuasan. Keesokkan harinya aku terjaga dari tidur agak lewat, ketiga anak-anakku sudah ke sekolah dan aku terus bersiap-siap untuk ke tempat kerja. Hari itu aku merasa sungguh ceria dan bersemangat kerana nafsuku sudah terpuas walaupun masih merasa menyesal.
Petang itu aku pulang dengan perasaan malu serta berdebar-debar, aku malu untuk berhadapan dengan Izra dan Izani. Sampai di rumah, aku membuka pintu lalu memerhatikan sekeliling ruang tamu rumahku. Aku melihat anak-anakku tiada di ruang tamu itu lalu aku terus masuk ke dalam bilikku.
“Ibu… bila ibu sampai…?” Tiba-tiba Izie menyapaku dari muka pintu bilikku kerana aku lupa menutupnya.
“Baru sekejap…” Jawabku sambil menanggalkan tudung yang aku pakai, Izie berdiri di situ agak lama memerhatikanku lalu masuk ke dalam bilikku. Izie menghampiriku lalu memeluk tubuhku dengan agak kasar dan menolakku rapat ke dinding.
“Izie… apa ni…” Marahku sambil menolak tubuh kecilnya dari terus memelukku.
“Kenapa ibu marah… abang boleh peluk ibu, kenapa Izie tak boleh…?” Tanya Izie dengan agak kuat.
“Bila pula abang peluk ibu…?” Tanyaku pula berpura-pura tidak tahu.
“Ala ibu… Izie dah tahu apa kita buat malam tadi…” Tiba-tiba Izra muncul di ikuti Izani dan mereka berdua mula menghampiriku.
“Apa kamu cakap ni… jangan buat ibu marah…?” Ugutku, Izie dengan pantas memeluk kembali tubuhku yang masih berdiri di tepi dinding bilikku.
Aku cuba menolak tubuh Izie yang memeluk kemas tubuhku dan aku agak terperanjat apabila Izra memegang tangan kananku manakala Izani pula memegang tangan kiriku lalu di rapatkan ke dinding. Tubuhku di pusing mendakap dinding membelakangkan anak-anakku dan aku memejamkan mata apabila merasa kain baju kurungku disingkap ke atas.
“Apa kamu lakukan pada ibu ni…” Marahku, namun aku tidak terdaya melakukan apa-apa kerana tenaga mereka bertiga lebih kuat dari tenagaku.
Aku mula merasa ada tangan-tangan anakku yang sedang meramas-ramas punggungku dari kainku yang tersingkap itu. Buah dadaku juga di ramas-ramas oleh anakku membuatkan rontaanku semakin lemah kerana diriku mula dirangsang nafsu. Walaupun dalam keterpaksaan, aku mula merasa kenikmatan menyelubugi tubuhku dan aku mula menbiarkan sahaja anak-anakku meraba-raba tubuhku. Keadaan menjadi sunyi sepi, aku memejamkan mataku menikmatai ramasan serta rabaan enam tangan di tubuhku. Seluruh tubuhku di raba dan punggung serta buah dadaku diramas serentak.
Aku tidak pernah dilakukan begini, kenikmatan yang aku rasakan sungguh berbeza dari bersetubuh bersama suamiku dan aku menikmati denga rangsangan nafsuku yang membuak-buak. Tubuhku tidak lagi dipeluk Izie, tanganku juga sudah bebas dari pegangan Izra dan Izani. Aku kini berdiri dengan penuh kerelaan kerana kenikmatan yang melanda diriku membuatkan aku pasrah.
Aku dapat merasakan seluar dalamku di tarik kebawah dan ramasan tangan anakku semakin kuat mencengkam daging pejal di punggungku. Aku tidak tahu tangan itu milik siapa kerana seluruh tubuhku dipenuhi tangan anak-anakku. Pinggangku di tarik kebelakang sambil tanganku masih menahan dinding menjadikan aku separuh menonggeng. Kain baju kurungku yang di selak itu diletakkan pada pinggangku dan aku terasa daging punggungku di jilat serta di gigit lebih dari seorang anakku.
Buah dadaku masih menjadi mangsa ramasan ganas anakku dan dari luar baju kurungku, aku dapat melihat tangan Izie dan Izani merayap menyelinap masuk ke dalam baju kurungku lalu terus ke bawah coliku. Buah dadaku semakin ganas di ramas Izie dan Izani membuatkan buah dadaku itu menjadi tegang. Alur punggungku hingga ke pangkal cipapku di basahi dengan air liur Izra yang kini berada di belakang punggungku.
Aku terkemut-kemut sambil menolak punggungku kebelakang agar jilatan Izra sampai ke bibir cipapku. Daging punggungku dikuak dengan agak ganas dan bibir duburku menjadi mangsa jilatan lidah Izra, aku tidak tahu dimana mereka belajar untuk meragsangku sehingga membuatkan aku semakin khayal. Aku tersedar dari khayalanku apabila tubuhku di pusingkan manakala tanganku pula di angkat ke atas oleh Izani dan Izie terus menanggalkan baju kurungku.
Aku dapat melihat Izra sedang membuka pengait kain baju kurungku lalu kain itu jatuh ke lantai, kini aku berdiri dalam keadaan bogel dan hanya mendiamkan diri sahaja. Izra menarik tanganku agar bergerak ke atas katil, aku yang diirngi Izani dan Izie hanya menuruti sahaja tarikan tangan Izra lalu dibaringkan telentang tubuhku di atas katil. Izra menggangkangkan kakiku seluas-luasnya dan terus menjilat cipapku, Izani pula sedang berdiri membuka seluarnya Izie kini sedang menghisap buah dadaku. Izie menhisap sambil meramas buah dada dan punggungku dengan ganas di ramas Izra yang sedang menjilat cipapku.
“Arrrhhhggghhh… mmmmm…” Tanpa sedar aku mengerang dengan mata terpejam kerana merasa sungguh nikmat dan apabila aku membuka mataku, aku melihat Izani menghulurkan batangnya ke mukaku.
Izani terus menujahkan batangnya masuk ke dalam mulutku yang terngangga itu, Izani mula mengerakkan batangnya keluar masuk ke dalam mulutku. Aku merasa sungguh nikmati dengan hisapan serta ramasan Izie di buah dadaku, cipapku yang dijilat Izra terkemut-kemut dan mulutku pula dipenuhi dengan batang Izani membuatkan aku tidak sedar bilakah ketiga anakku itu sudah berbogel. Izra mula menindihi tubuhku lalu menujahkan batangnya masuk ke dalam cipapku dengan ganas sementara Izie masih sibuk meramas buah dadaku dan Izani pula sedang menujah ganas mulutku.
“Abang… bagi Izani pulak… Izani dah tak tahan ni…” Kata Izani pada abangnya Izra.
Izra mencabut batangnya dari cipapku lalu menonggengkan tubuhku, Izani datang ke belakang punggungku lalu terus menujah cipapku dari arah belakang. Aku kini sedang menghisap batang Izie pula dan Izra mula menjilat serta meramas buah dadaku.Tak lama kemudian, Izani merebahkan tubuhnya lalu menarik tubuhku ke atas tubuhnya dan memasukkan batangnya ke dalam cipapku dari bawah. Aku mencapai puncak klimaksku yang panjang ketika Izani memecut laju menyetubuhiku ketika aku berada di atas tubuhnya.
“Izie… sekarang pergi masukkan batang kau kat sini…” Arah Izra pada Izie sambil memasukkan sebang jarinya ke dalam lubang duburku sambil di gerakkan keluar masuk jarinya itu. Aku yang mendengar Izra mengarahkan Izie memasukkan batangnya ke dalam duburku hanya diam sahaja seolah merelakan pula duburku di tujah Izie. Izie dengan cepat ke balakang punggungku lalu batangnya yang tidak beberapa besar itu terus dipacakkan ke duburku.
Aku membetulkan batang Izie agar mudah masuk ke lubang duburku. Sekarang Izie dan Izani melakukan tujahan serentak di cipapku serta di duburku, aku hampir menjerit kesedapan tetapi suaraku tidak keluar kerana di sumbat oleh batang Izra. Oleh kerana tidak tahan dengan kemutan yang kuat di dubur, Izie telah memancutkan air maninya di dalam duburku. Setelah batangnya dicabut keluar, Izra terus memasukkan batangnya kedalam duburku.
Aku yang sedang menikmati tujahan batang Izra di duburku serta tujahan batang Izani di dalam cipapku menggerakkan punggungku seiring dengan tujahan mereka. Aku sekali lagi telah hampir mencapai puncak klimaksku yang kedua. Aku kemutkan lubang dubur serta cipapku serentak dan Izani tidak dapat bertahan lagi apabila otot cipapku mengemut batangnya lalu memancutkan air maninya di dalam cipapku.
Izra masih laju menujah duburku yang mengemut ketat itu dan akhirnya Izra pun memancutkan air maninya ke dalam duburku setelah menujah dengan agak kuat. Aku tertiarap di atas katiku dengan ketiga anakku yang terbaring lemah disisiku. Begitulah kehidupanku bersama ketiga anak-anankku sehingga kini, aku merasa sungguh puas bersetubuh serentak dengan mereka dan aku tidak lagi mencapai kepuasanku ketika bersetubuh dengan suamiku.
876 notes
·
View notes
Text
TERLARIS, CALL 0812-8020-6147, Suplemen Spirulina Plus Winata 70
K Link Spirulina (K-Trecious Botanical Beverage Mix Blackcurrant) merupakan supplemen untuk kesehatan, energi dan vitalitas karena mengandung sedikitnya 12 vitamin, 11 mineral, 18 asam amino esensial dan non esensial, 14 asam lemak esensial dan non esensial serta pigmen penting lainnya.
Keunggulan K Link Spirulina
Spirulina adalah sumber nutrisi 100% alami dan merupakan makanan yang bersifat alkali. Agar tubuh tetap sehat sangat penting bagi kita untuk mengkonsumsi makanan sehari-hari dengan proporsi seimbang antara 80% makanan ber-alkali dan 20% makanan bersifat asam. Tubuh yang sehat mengandung alkali yang rendah (PH 7.3 – 7.4).
Manfaat K Link Spirulina
- Membantu memenuhi kebutuhan gizi
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Memperbaiki masalah pencernaan dan masalah lambung (maag)
- Membantu pasien penderita kencing manis
- Membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengatasi hipertensi
- Menurunkan risiko kanker dan tumor
- Mengurangi efek radiasi
SEGERA HUBUNGI :
WINATA 70 Distributor Resmi K Link Seluruh Indonesia
Call/WA 0812-8020-6147
Klik https://wa.me081280206147,K Link Spirulina Di Jakarta, Agen K Link Spirulina Di Bogor, Agen K Link Spirulina Di Bekasi, Toko K Link Spirulina Di Bogor, Toko K Link Spirulina Di Jakarta
Distributor Resmi K Link Seluruh Indonesia
Kota Wisata Cluster Pesona San Francisco, Blok 02 No.71
Ciangsana, Kec. Gunung putri, Bogor, Jawa Barat 16968
Konsultasi Langsung
0877-7774-7635
Kunjungi :
https://k-mart.co.id/signup/invitation?referral=tutucantik
#spirulinabekasi, #bspirulina, #spirulinacantik, #spirulinacapsule, #spirulinadrink, #dspirulina, #spirulinaextract, #espirulinaorganica, #spirulinaforhealth, #spirulinagrosir, #spirulinahalal, #spirulinahitsindonesia, #klink
0 notes
Text
Promo, WA/Call 0878-8544-9886, Pelembab Wajah Agar Awet Muda
KLIK https://wa.me/6287885449886, Serum Pelembab Wajah Agar Awet Muda, Serum Pelembab Wajah Bebas Minyak, Serum Pelembab Wajah Untuk Kulit Kering, Serum Pelembab Wajah Glowing, Serum Pelembab Wajah ntuk Kulit Berjerawat
Fabil Natural Jl. Sailendra Residence No 8 Kel.rt 02/rw 05 Kedung Jaya Kec.Tanah sareal Kota Bogor, Jawa Barat
085717273710
Kunjungi Juga Lebih Lengkapnya Di: Website https://fabil.co.id/ Instagram https://www.instagram.com/fabilnaturalofficial/ Facebook https://www.facebook.com/fabilskinstore/ Shopee https://shopee.co.id/fabilofficialstore/ Tokopedia https://www.tokopedia.com/fabilofficialstore/ Tiktok https://www.tiktok.com/@fabilnaturalofficial/
Pengupload: Luthfiyyah Rizkia Yunifa
#serumpelembab, #serumpelembabwajah, #serumpelembabkulitkering, #serumpelembabwajahterbaik, #serumpelembabkulit, #serumpelembabwajahpria, #serumpelembabwajahglowing, #serumpelembabwajahkusam, #serumpelembabremaja, #serumpelembabdanpencerahwajah
#Bahan Alami Untuk Memutihkan Wajah Dan Glowing#Cara Mencerahkan Wajah Kusam Secara Alami#Cara Memutihkan Wajah Alami Dalam 1 Malam#Perawatan Wajah Secara Alami Sebelum Tidur#10 Cara Memutihkan Wajah Secara Alami#Cara Memutihkan Wajah Secara Alami Dan Permanen#Masker Wajah Alami Untuk Memutihkan#Cara Memutihkan Wajah Secara Alami Dan Cepat Dalam 1 Hari
0 notes
Text
BEST PRODUCT, WA/Call 0857-1727-3710, Toner Wajah Buatan Indonesia, Toner Esssence Mist
KLIK https://wa.me/6287885449886, Toner Wajah Remaja Alami, Toner Pencerah Wajah, Toner Wajah Halal, Toner pembersih wajah kulit berminyak, Toner wajah kulit sensitif.
Fabil Natural Sailendra Residence No. N6 Kel. Kedung Jaya, Kec. Tanah Sareal, Rt. 02 Rw. 05 Kota Bogor, Jawa Barat 16164
Depan Masjid At-Taufik
+6257-1727-3710
Kunjungi juga lebih lengkapnya di: https://fabil.co.id/
Shopee https://shopee.co.id/fabilofficialstore/
Tokopedia https://www.tokopedia.com/fabilofficialstore/
Instagram https://www.instagram.com/fabilnaturalofficial/
Facebook https://www.facebook.com/fabilskinstore/
Tiktok https://www.tiktok.com/@fabilnaturalofficial/
Pengupload : Rifa Istima
tonerwajahmurah, #tonerwajahhalal, #tonerwajahalami, #tonerwajahjerawat, #tonerwajahaman #tonerwajahbagus, #pencerahwajahkulitsensitif, #tonerwajahberkhasiar, #tonerwajahbanjarmasin, #tonerwajahglowing, #tonerwajahbpom
#Cara Pakai Toner Yang Benar#Toner Sebaiknya Digunakan Sebelum Atau Sesudah Cuci Muka#Setelah Pakai Toner Pakai Apa#Kesalahan Menggunakan Toner#Memakai Toner Sebelum Tidur#Cara Menggunakan Toner Tanpa Kapas#Waktu Pemakaian Toner#Pemakaian Toner Berapa Kali Sehari
0 notes
Text
Sholawat Rifa'iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah
Sholawat Rifa’iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah
Ahmadalfajri.com – Sholawat Rifa’iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah lirik Sholawat yang keutamaannya jika dibaca maka akan dapat bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Sholawat tersebut disusun oleh Sayyid Ahmad Ar-Rifai dan dinamakan dengan sholawat Fakhriyyah Ar-Rifaiyyah. Tulisan dalam bahasa Arab yaitu: الفخرية الرفاعية Sayyid Ahmad…
View On WordPress
#amalan bertemu rasulullah#cara bertemu nabi muhammad dalam mimpi#Doa Sebelum tidur Agar bertemu Rasulullah#Ijazah bertemu Rasulullah#Sholawat Agar bermimpi bertemu Rasulullah Guru Sekumpul#Sholawat agar bisa bertemu Rasulullah
0 notes
Text
Terkulai dalam Pelukan Ayah Tiri
– Nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya. Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak ber anak.Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Sexy pokoknya pengen aku peluk badannya dan aku jilat – jilat kontolnya. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga. Inilah yang memulai ada kejadian cerita ngentot terkini.
Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..
Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.
Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.
Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.
“Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.
“Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.
“Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.
“Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.
Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.
“Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.
“Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.
Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.
“Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.
Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.
“Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.
Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.
Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.
“Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.
“Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.
Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.
Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.
Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.
“Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.
Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.
Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?
Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?
“Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.
“Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.
Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.
Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.
Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.
“Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.
Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.
Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.
“Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.
Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.
Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.
“Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.
Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.
“Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.
“So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.
Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.
Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.
Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.
“Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.
“Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.
Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.
“Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.
“Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.
Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.
“Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.
Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.
“Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.
Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.
“Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.
“Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..
Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.
Akhirnya..
“Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.
Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..
“Uuunnccllee!! Help mee!!”
Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.
“I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.
“I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.
Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.
Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.
“Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.
“Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.
“Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.
Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.
“Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.
Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.
“Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.
“Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.
“Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.
Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.
“Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.
“Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.
“Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.
Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.
Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.
Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.
Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.
Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.
Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.
“Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.
“Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.
Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.
Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.
“How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.
Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.
“Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.
Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.
Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.
Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.
Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.
Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.
Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.
Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.
Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku
365 notes
·
View notes
Text
Aku adalah anak tunggal dalam keluargaku, aku berumur 18 tahun dan namaku Hamid. Ibuku berumur 38 tahun dan bapaku berumur 45 tahun, seorang yang sibuk dengan urusan perniagaannya. Selepas melahirkan aku, ibu tidak dapat mengandung lagi kerana mengalami masalah di rahimnya.
Aku terlalu sukar untuk mempercayai bahawa aku terlalu berahi kepada ibuku. Sukar bagiku untuk membuang perasaan itu dari kotak fikiranku sejak aku menonton cerita lucah jepun yang mengisahkan seorang anak meniduri ibunya sendiri. Namun aku tidak berani melakukan apa-apa tindakan untuk meniduri ibuku sendiri. Aku hanya berangan dan selalu mengitip ibu mandi ataupun menukar pakaian.
Bayangan tubuh seksi ibu sering bermain di fikiranku, lenggokan tubuh ibu yang amat seksi itu membuatkan diriku selalu di alam khayalan membayangkan persetubuhan bersama ibu. Punggung ibu yang tonggek, lebar dan montok itu selalu ku diidam-idamkan. Malah setiap langkah ibu berjalan, punggungnya akan bergegar kuat. Aku selalu melancap sambil membayangkan aku bersetubuh dengan ibu.
Sehinggalah pada suatu malam, ketika itu bapaku ke luar negeri selama seminggu dan terjadilah peristiwa yang amat bermakna pada diriku. Pada malam itu sedang aku tidur nyenyak, tiba-tiba entah dari mana datang seorang lelaki india bertopeng menerpa ke arah ku membuatkan aku terjaga dari tidur dan lelaki itu mengacungkan parang ke leherku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa kerana ianya berlalu begitu pantas.
“Kalau mahu hidup serahkan semua duit dan barang beharga, cepat!” gertak lelaki india itu.
“Encik.. saya takde duit.” jawab ku ketakutan.
“Bohong… bawa aku ke bilik orang tua kau. Mereka pasti ada duit. Cepat…” gertak lelaki itu sambil membawaku keluar bilikku. Kerana ketakutan aku membawanya ke bilik ibu, ibu yang sedang tidur itu di tendang lelaki india itu.
“Eh… siapa kau, ape hal ni Hamid” ibu terkejut apabila melihat parang di leherku.
“Diam, kalau kau tidak mahu parang ini meragut nyawa anak kau, baik kau diam.” lelaki itu mengugut ibu.
“Kalau encik nak duit, kami boleh bagi, tapi tolong jangan apa-apakan kami encik. ” ibu merayu.
“Ye.. memang aku nak duit korang! Cepat keluarkan duit kau semua dan kumpul dalam plastik ni. Cepat!” Jerkah lelaki itu sambil mengeluarkan plastik hitam dari poket seluarnya. Ibu terus mencampakkan beg tangannya ke dalam plastik hitam itu seperti yang disuruh.
“Tolong jangan apa-apakan anak saya encik. Ambiklah duit saya ni.” kata ibu ketakutan.
“Barang kemas kau mana?!! Cepat masukkan sekali!!!” jerkah lelaki india itu dan ibu menuruti seperti yang di arahkan.
Kemudian secara tiba-tiba lelaki itu menumbuk perutku dan serta merta aku terjelupuk jatuh ke lantai.
“Hamid!!” Jerit ibu apabila melihat aku di tumbuk hingga jatuh ke lantai dan ibu terus menangis. Lelaki itu menarikku dan membangunkan semula agar aku berdiri.
“Ingat!! Jangan nak buat macam-macam dengan aku! Kalau tak, parang ni akan sembelih leher kamu berdua. Faham!!” jerkah lalaki itu kepada kami berdua.
“Baiklah.. kami dah bagi semuanya, tolonglah lepaskan kami.” rayu ibu.
”Ok, tapi sebelum aku lepaskan kamu, kau kena tolong aku dulu! Cepat ke mari!!” Arah lelaki kepada ibu sambil tangannya masih memegang kemas parang di leherku.
Ibu yang ketakutan terus menuju kepada lelaki itu sambil melihat aku yang berdiri dengan parang di leherku. Ibu menangis lagi, air mata ibu berciciran apabila melihat aku yang seperti tidak bermaya itu.
“Kau perempuan melayu yang cantik! Berapa umur kau sekarang?!” Tanya lelaki itu dalam nada yang kasar.
“Err…38 tahun… “ jawab ibu terketar-ketar.
“Kau pulak!” tanya lelaki itu kepadaku.
“18… “ jawab Hamid ringkas.
“Bagus…. bapa kau mana!!” tanya lelaki itu lagi.
“Keluar nageri…” jawabku.
“Hahahahaha!!!! Bagus!! Sekarang kau perempuan, duduk berlutut depan kau punya anak. Cepat!!” arah lelaki itu kepada ibu.
Ibu segera mengikut arahan lelaki itu. Ibu berlutut di depanku seperti yang diperintah.
“Kau buka seluar dia cepat!” arah lelaki itu.
Tangan ibu terketar-ketar membuka seluar pendekku. Air mata ibu meleleh di pipi bersama esakan tangisannya akibat ketakutan. Lelaki itu menjerkah lagi supaya cepat dan dengan pantas ibu menarik seluar pendekku ke bawah.
Sekali tarik sahaja, terserlahlah batangku yang tidak berseluar dalam itu di hadapan mata ibu. Ibu terkejut kerana ini adalah pertama kali dalam hidupnya melihat batangku di depan matanya semenjak aku remaja. Aku merasa malu apabila batangku terdedah di depan ibu.
“Bagus!!! Hahahahaha! Sekarang aku nak kau hisap batang anak kau! Cepat!!” arah lelaki itu.
“Encik.. tolonglah.. saya tak boleh buat macam ni.. dia anak saya…” rayu ibu dengan linangan air mata.
“Aku peduli hapa!! Cepatlah bodoh!!!! Kalau tak aku tetak leher anak kau kat sini jugak!!” ugut lelaki itu kepada ibu yang berlutut di depanku.
Ibu pun dengan terpaksa mula menghisap dan mengolom batangku. Ibu perlahan-lahan mengolom batangku, batangku pula perlahan-lahan keras di dalam mulut ibu. Walaupun aku dalam ketakutan, namun apabila batangku di hisap oleh ibu, batangku mula keras dan tegang. Ini kerana apa yang aku idamkan, aku telah dapat merasanya walaupun dalam keadaan begini.
“Ohhh… ibu…. Ohhh…. “ aku merengek kesedapan apabila batangku di hisap ibu.
Aku melihat wajah ibu, wajah ibu yang masih cantik itu kelihatan sedang menghisap batangku keluar masuk dimulutnya yang comel.
“Hahahaha… Bagus!!! Hari ni ada seorang perempuan melayu kena hisap batang anaknya! Hahahahaha!!!” lelaki itu ketawa.
“Hey perempuan! Kau masih ada laki kah?” tanya lelaki itu kepada ibu. Sambil menghisap batangku, ibu menganggukkan kepalanya.
“Wahhhhh!!!!! Bagus!! Hari ni ada bini melayu nak kena tebuk!! Hahahaha!! naikkan bontot kau cepat!!” arah lelaki itu.
“Tolong la jangan apa-apakan saya encik” rayu ibu.
“Kau kalau sayang anak kau, dengar cakap aku. Kalau tidak buruk padahnya… faham. Sekarang naikkan bontot kau, mulut kau kasi terus hisap!!” arah lelaki itu lagi.
Kerana takut, ibu pun menaikkan badannya dan keadaannya kini berdiri menunduk sambil menghisap batangku sementara punggung ibu pula di raba-raba tangan kasar lelaki itu.
Punggung bulat ibu yang sendat di dalam kain batik berwarna coklat itu di tepuk berkali-kali oleh tangan nakal lelaki itu. Kemudian lelaki itu mengalihkan parang dari leherku dan ianya beralih pula ke leher ibu.
Aku melihat ibu semakin takut, namun ibu terus menghisap batangku tanpa henti. lelaki itu menyelak kain ibu ke atas pinggang, punggung ibu yang di baluti seluar dalam putih itu di tepuk kasar. Tangan lelaki itu kemudian menarik seluar dalam ibu ke bawah. Lurah punggung ibu di raba jari jemari lelaki itu dengan kasar.
“Ini punggung sungguh cantik! Hahahaha! kau beruntung ada ibu cantik dan seksi macam ni!” kata lelaki itu sambil mengeluarkan batangnya yang hitam dan sudah keras itu dari celah zip seluarnya yang sudah terbuka. Batangnya di lalukan ke lubang cipap ibu. Walaupun dalam ketakutan, cairan air nafsu ibu sudah mula mengalir membasahi cipapnya.
“Hahahaha! Kau nak tahu tak! ibu kau ni yang cantik sudah stim! Hahahahaha! Air sudah banyak keluar! Hahahahaha! Sekarang aku nak rasa lubang cipap ibu kau ni…” kata lelaki itu sambil cuba menjolok batangnya masuk ke lubang cipap ibu yang sedang menonggeng itu. Serta merta ibu menelepaskan batangku dari mulutnya dan berpaling ke belakang.
“Encik… tolonglah… jangan buat saya macam ni…. Ambillah duit dan barang kemas itu… tapi jangan buat saya macam ni.. tolonglah lepas kan kami…” rayu ibu.
“Hah! Kau diam!! Kalau tak aku tetak leher kau!! Kau pun sama jugak! Jangan pandai-pandai mahu jadi hero! Kalau tidak aku kasi putus leher ibu kau! Kau berdiri disitu diam-diam, biar ibu kau kasi sedap kau punya batang!” jerit lelaki itu. Kerana ketakutan apabila mendengar kata-kata lelaki itu, ibu pun menangis semakin kuat.
“ Kau masukkan batang kau dalam mulut ibu kau! kasi dia diam. Kalau dia bising lagi, aku kasi kau berdua mati ini hari!” arah lelaki itu kepadaku.
Aku pun memegang dagu ibu, wajah ibu ku dipandang, kesian ada, sedap pun ada. Tetapi apabila mengenangkan anganku untuk menikmati tubuh ibu selama ini, aku kembali bernafsu terhadap ibu.
“Ibu… maaf ye… “ kataku sambil terus menerjah batangku ke dalam mulutnya. Dan pada masa yang sama, lelaki itu mula menjolok batangnya ke dalam lubang cipap ibu sedalam-dalamnya. Menjerit ibu menerima kehadiran batang lelaki itu.
“Hahahaha! hari ini aku dapat cipap perempuan melayu! Hahahaha! walau pun sudah longgar sikit, tapi sedap juga! hahahaha!” Kata lelaki itu sambil terus menghenjut tubuh ibu yang menonggeng menerima tusukan batang lelaki itu dari belakang.
“Ohhh… Oughhh.. Emmmpphhh…” ibu yang menonggeng itu mula merengek apabila cipapnya di tujah lelaki itu dan mulut ibu masih penuh dengan batang kerasku.
“Ohhh… ibu… Ohhh… sedapnya…. “ aku bertambah ghairah dan merengek kesedapan menikmati hisapan ibu yang sedang dihenjut lelaki itu.
Setelah beberapa minit menghenjut cipap ibu, lelaki itu mengeluarkan batangnya dan berganjak ke sisi ibu yang masih menonggeng sambil memegang batangnya.
“Heyy! kau tengok ni! tengok ni!!” jerit lelaki itu kepadaku. Aku melihat ke arah lelaki itu, sementara ibu pula menghentikan hisapannya dan turut berpaling kearah lelaki itu.
“Kau tengok, sudah basah batang aku kena lubang cipap ibu kau! Hahahaha! Ibu kau sudah tak boleh tahan lagi! Hahahaha! Kau nampak ini parang?” tanya lelaki itu kepadaku. Aku hanya mengangguk kepala, ibu pula duduk mencangkung, mungkin kerana keperitan apabila cipapnya di belasah batang kulup hitam lelaki itu.
“Kalau tak mahu kena ini parang, jangan macam-macam sama saya, faham!! Sekarang kau perempuan bontot kasi naik serupa tadi.” arah lelaki itu sambil parang di tangannya masih diacukan di leher ibu.
“Hahahaha!! bagus!! ini perempuan banyak pandai main. Kau pulak pergi diri belakang ibu kau. Kasi naik itu kain dan masukkan batang kau dalam lubang cipap ibu kau. Aku nak tengok anak sama ibu main, cepat!!” arah lelaki itu kepadaku.
Lelaki itu terus ke belakang ibu dan menyelak kain batik coklat yang dipakai ibu. Aku melihat seluar dalam ibu masih terlondeh dan tersangkut di peha ibu.
“Encik.. dia ni anak saya… saya tak boleh buat macam ni… tolonglah encik…. “ kata ibu merayu.
“Kau nampak ini parang sudah dekat leher kau? Mahu aku kasi putus kau punya kepala?!” jerkah lelaki itu kepada ibu.
Ibu kelihatan keakutan, mukanya pucat dan peluh semakin banyak timbul di dahi ibu.
“Sudah cepat! jangan mahu main-main sama aku punya parang! Cepat kasi masuk!” arah lelaki itu kepada aku.
Aku yang ketakutan ini sebenarnya gembira kerana apa yang aku idamkan kini berada di depan mataku. Kerana keinginan aku pada cipap ibu, aku pun menuruti arahan lelaki itu. Sekali tekan sahaja, seluruh batangku terus menerobos masuk buat pertama kalinya ke dalam cipap ibu. Sungguh nikmat rasanya, buat seketika aku diamkan sejenak batangku, merendam seluruh batangku di dalam lubang cipap ibu. Sambil itu, aku menunjal-nunjal kepala batangku ke dasar cipap ibu. Ibu merengek-rengek, mungkin kerana menahan kenikmatan di perlakukan begitu.
“Macam mana? ada sedap lubang kau punya ibu?!” tanya lelaki itu kepadaku.
Aku hanya diam, masih membiarkan batangku yang keras itu tertanam di dalam lubang cipap ibu yang sedang menonggeng itu.
“Apasal kau diam hah bodoh! aku tanya kau! sedap ke tidak??!!” tanya lelaki itu sekali lagi dengan lebih kasar.
“Se.. sedap…” jawabku gugup.
“Sedap ye… hahahaha… hey perempuan! sekarang kau punya anak sudah cakap kau punya lubang banyak sedap! Hahahahahaha!!!!” ketawa lelaki itu.
“Sekarang tunggu apa lagi, kasi keluar masuk itu sedap punya lubang la!!! Cakap sedap kuat-kuat! kalau aku tak dengar itu sedap punya kata, aku hiris ini leher kau punya ibu!!!” arah lelaki itu.
Aku pun mula menghayun batangku keluar masuk ke dalam lubang cipap ibu. Sungguh nikmat lubang cipap ibu yang di idamkan sejak dahulu lagi. Barulah aku dapat menikmatinya sesudah sekian lama hanya mengidam dan berangan untuk menikmatinya.
“Oooohhh… sedapnyaaa… ibu… sedapnya… Sedapnya cipap ibu… ohh ibuuu…” kata-kata nikmat terbit dari mulutku sambil menghayun batangku keluar masuk.
Aku melihat ibu hanya mampu menitiskan air matanya, membiarkan lubang cipapnya di tujah olehku. Ibu mungkin tidak menyalahkan aku, apa yang dia tahu adalah aku dipaksa untuk melakukannya. Ibu mungkin rela menerima setiap tusukan dari batangku. Lama-kelamaan kenikmatan semakin menguasai diriku, rasa takut sedikit demi sedikit hilang dan tujahan batangku membuatkan tubuh ibu semakin terlentik, mungkin ibu juga menikmatinya. Sudah lama aku ingin merasakan kenikmatan yang sebegini, air cipap ibu semakin banyak membanjiri keluar kerana dihenjut oleh batangku. Aku semakin ghairah dengan tindak balas yang diberikan oleh ibu dan aku tahu bahawa ibu semakin bernafsu.
Batangku semakin licin dengan lendir nafsu ibu yang semakin banyak. Aku semakin kuat merodok lubang cipap ibu, tanganku kini memegang punggung ibu. Daging punggung ibu di ramasku geram, hentakanku semakin laju dan semakin kuat. Aku semakin bernafsu, impianku untuk menikmati tubuh ibu kini sudah tercapai.
“Ibu… sedapnya… Ohhhh… ibuuu…. ibu… Ohhh….” aku merengek menikmati lubang cipap ibu.
“Hahaha!! Hey perempuan… sedap tak lubang kau kena lanyak batang anak kau?” tanya lelaki itu.
Ibu hanya diam, matanya hanya terpejam menikmati disetubuhiku di dalam keadaan menonggeng itu dan nafas ibu turun naik pantas.
“Hahahaha…. Tambi.. kau punya ibu sudah sedap sama kau punya batang, hahahaha!!!” kata lelaki itu sambil tangannya memegang dan mendongakkan kepala ibu ke arah batang hitamnya yang masih tegak itu. Lelaki itu menekan batangnya ke bibir ibu dan ibu cuba menutup mulutnya dari dimasuki batang hitam lelaki India yang telah merogolnya tadi.
Namun akhirnya batang lelaki itu berjaya juga menceroboh mulut ibu yang comel itu. lelaki itu pun terus menghayun batangnya keluar masuk dimulut ibu dan setelah beberapa minit, hayunan lelaki itu semakin kuat dan dalam. Aku melihat ibu hampir tersedak diperlakukan sebegitu. Aku tahu, batang hitam yang sedang bersarang di dalam mulut ibu itu bila-bila masa sahaja akan terpancut air maninya. Aku melihat ibu hanya mampu menolak tubuh lelaki itu agar batang lelaki India itu akan keluar dari mulutnya. Tetapi ibu gagal, semakin ibu menolak tubuh lelaki itu, semakin kuat lelaki India itu memaut kepala ibu.
Akhirnya, lelaki itu pun memancut air maninya yang banyak ke dalam mulut ibu. Terbeliak mata ibu apabila tekaknya di hujani pancutan demi pancutan air mani lelaki itu. Aku melihat ibu terpaksa menelan beberapa kali air mani yang telah penuh di dalam mulutnya. Lelaki itu mengerang nikmat melepaskan air mani ke dalam mulut ibu. Aku yang sedang asyik menikmati cipap ibu yang sedang menonggeng itu. Aku merasa semakin ghairah melihat lelaki itu kenikmatan melepaskan air maninya di dalam mulut ibu dan henjutanku semakin kuat dan laju.
“Hahahahaha…. Memang sedap mulut ini perempuan. Hahahaha!!!” lelaki itu ketawa kepuasan sambil menyimpan batangnya yang semakin layu ke dalam seluarnya.
“Kau sudah mahu keluar ka?” tanya lelaki itu kepadaku.
Aku menggelengkan kepala, kemudian lelaki itu mengacukan pula parangnya ke leherku.
“Sekarang kau kasi ibu kau rehat. Dia sudah penat bontot kasi tonggeng. Sudah… keluarkan kau punya batang.” arah lelaki itu kepadaku dan aku menurut arahan lelaki itu,.
“Kau perempuan boleh baring atas katil sekarang, cepat!!” arah lelaki itu kepada ibu dan ibu menurutinya sambil dia mengelap muka dan bibirnya yang bersisa air mani lelaki itu dengan lengan baju kemejanya.
“Sekarang kau main kau punya ibu atas dia punya badan. Cepat!!” arah lelaki itu kepada ku.
Aku perlahan-lahan berlutut di hadapan ibu yang sudah terbaring di atas katil. Batangku yang masih keras di usap agar kekal keras sambil mataku menikmati seluruh pelusuk tubuh ibu yang sedia menanti dalam terpaksa. Perlahan-lahan aku menyelak kain batik coklat ibu dan aku terus menarik seluar dalam putih ibu di lututnya hingga terus tanggal dari kaki ibu.
Ibu yang tahu apa yang perlu dilakukan terus mengangkang sambil memejamkan matanya. Mungkin ibu tidak sanggup melihat dirinya disetubuhi olehku, anak kandungnya sendiri. Aku pun perlahan-lahan menekan batangku masuk ke dalam cipap ibu hingga terus ke dasar cipapnya. Ibu merintih kecil menerima kehadiran batangku ke dalam cipapnya. Aku terus menghenjut batangku keluar masuk lubang cipap ibu dengan ghairah.
“Ohhh…. ibu…. maafkan Mid ibu…. maafkan Mid…. Ohhh ibuuu….. “ aku merintih menikmati cipap ibu sambil meminta maaf kepadanya.
“Hey perempuan!!! buka mata kau! cepat!!” jerkah lelaki itu.
Ibu yang ketakutan terus membuka matanya dan terus melihat wajahku, anaknya, darah dagingnya sendiri sedang enak menghenjut cipapnya. Aku tahu ibu terpaksa melihat diriku sedang menyetubuhinya kerana dipaksa itu. Hasil dari jolokan batangku di lubang cipap ibu, ibu mula memberikan tindak balas yang mengghairahkanku. Di samping air cipap ibu yang semakin banyak membanjiri, tubuh ibu juga turut terlentik seperti meminta agar aku menujah batangku semakin kuat dan dalam.
Aku tahu bahawa ibu sudah hampir kepada klimaksnya dan aku terus merendahkan tubuhku hingga tubuhku rapat dengan tubuh ibu. Aku mendengar dengusan nafas ibu semakin kuat dan aku tahu bahawa ibu itu sudah menyerahkan tubuhnya untuk di setubuhiku. Ibu yang kini sudah semakin tenggelam di dalam arus nafsunya membiarkan segala tindakanku. Ibu juga tidak menghiraukan butang baju kemeja yang dipakainya di tanggalkan ku. Puting buah dada ibu yang berwarna coklat gelap itu terpampang di depan mataku kerana ibu tidak memakai colai, aku terus menghisapnya dengan penuh bernafsu dan ibu juga tidak menghiraukannya.
Akhirnya tubuh ibu mengejang, aku tahu ibu sudah sampai ke puncak klimaksnya. Ibu kelihatan terpejam menikmati puncak klimaksnya, cipap ibu mengemut kuat batangku dan aku menusukan batangku sedalam-dalamnya. Tangan ibu memeluk tubuhku agar tubuhku semakin rapat ke tubuhnya.
“Hahahahahaha!!!! Ibu kau sudah suka sama kau punya batang. Hahahahaha!!!” ketawa lelaki itu.
Ibu yang masih lemah akibat kepuasan masih lagi memeluk tubuhku. Batangku masih berkubang di dalam lubang cipap ibu sungguh nikmat ku rasakan.
“Sudah!! Sekarang ini ibu kau sudah puas, kali ni aku bagi kau pula yang puas. Keluarkan kau punya batang cepat! Heyy perempuan! cepat tonggeng atas ini katil!!” jerkah lelaki india itu.
Setelah aku mengeluarkan batangku, ibu terus menonggeng dan aku yang sudah tahu apa yang perlu dilakukan terus menyelak kembali kain batik coklat ibu yang kembali menutupi punggungnya. Kain ibu aku selakkan ke atas pinggang, aku pun terus menghunus batangku menujah cipap ibu.
“Hey tambi!! Ada ka aku suruh kau masuk hah!!! Kau jangan bikin aku marah!! Kalau aku marah kau berdua mesti mati tahu tak!! Kau masuk lubang satu lagi tu bodoh!! Cepat!!” arah jerkah lelaki itu.
Aku agak terperanjat namun aku merasa gembira kerana aku akan dapat menikmati lubang dubur ibu. Sudah lama aku idamkan lubang dubur ibu itu, ibu yang sedang menonggeng itu juga kelihatan terperanjat.
Perlahan-lahan aku menekan batangku ke lubang dubur ibu. Agak susah untuk memasukinya, ibu melentikkan pinggangnya untuk membantu batangku masuk, aku tahu ibu terpaksa menyerahkan lubang duburnya agar di jamah batangku kerana tiada pilihan lain. Sedikit demi sedikit batangku berjaya menembusi lubang dubur ibu yang sempit itu. Sakit sedikit rasanya batangku kerana kesempitan lubang dubur ibu. Ibu pula merengek kesakitan dan memintaku agar melakukannya perlahan-lahan.
Akhirnya, batangku berjaya terbenam seluruhnya di dalam lubang dubur ibu. Ibu menggerakkan punggungnya memberikan kenikmatan yang tak terkata buatku. Punggung tonggek ibu yang lebar itu memang di idamkanku selama ini. Batangku yang terbenam di dalam lubang dubur ibu semakin keras dan aku bertambah bernafsu.
Ibu menoleh kebelakang melihatku, aku memerhatikan seluruh pelusuk tubuhnya yang sedang menonggeng melentik di atas katil. Aku meramas-ramas punggung ibu dan membelai-belai tubuh ibu yang cantik itu. Aku rasa ibu tahu aku sedang bernafsu ketika itu. Ibu terus melentikkan tubuhnya hingga punggungnya yang tonggek itu semakin tertonggeng. Aku tahu ibu mahu aku segera mengeluarkan air mani ku agar segalanya segera tamat. Aku yang keghairahan itu terus menujah dubur ibu lebih dalam dan pada masa yang sama, ibu menjerit kuat kerana keperitan dan kesakitan yang dialaminya. Aku tidak menghiraukan jeritan kesakitan ibu, aku terus menujah batangku keluar masuk di lubang dubur ibu yang sempit itu.
“Ohhhh…. ibu… ibu… ibu…. Ohhhh bontot ibu sedappppp…… Ahhhhh…” aku merengek kesedapan. Ibu menahan keperitan lubang duburnya dan membiarkan aku menikmatinya.
“Ohh.. ibu… Mid dah tak tahan ni ibuu…. ibu…. Mid nak.. pancut dalam bontot ibu… Ohhh bontot ibu seedaap…. Ahhhhhhhh!!!!! “ jeritku dan akhirnya aku kekejangan di punggung ibu.
Tekanan tubuhku yang kuat membuatkan tubuh ibu semakin tertonggeng dan semakin lentik menerima tusukan batangku yang semakin dalam dan keras. Batangku di tekan sedalam-dalamnya sambil melepaskan pancutan air maniku yang terpancut laju dan banyak sehingga memenuhi lubang dubur ibu. Punggung ibu yang diidamkan itu memang nikmat dan memuaskan nafsuku. Aku memaut erat punggung ibu dan ibu mungkin dapat merasakan batangku berdenyut kuat di dalam duburnya. Air maniku yang hangat itu memenuhi lubang dubur ibu.
Aku masih menikmati lubang dubur ibu dengan membiarkan batangku terbenam di dalam dubur ibu. Dengan lemah ibu berganjak kehadapan membuatkan batangku terlepas keluar dari dubur ibu dan kelihatan air maniku keluar dari lubang dubur ibu. Aku menggigil kenikmatan, puas.
“Mid… mana lelaki tadi…” tanya ibu yang terduduk kepenatan.
Aku memerhati sekeliling, lelaki India yang merompak tadi sudah tiada. Lelaki itu sudah pergi bersama plastik yang berisi wang dan barang kemas ibu.
“Ibu, maafkan Mid, Mid terpaksa tadi” kataku.
“Ibu tahu Mid, bukan salah kau Mid.” jawab ibu lemah.
Aku mengajak ibu ke balai polis untuk membuat laporan tetapi ibu tidak mahu perkara itu diketahui ramai.
Keesokkan paginya setelah selesai mandi, aku berjalan menuju ke bilik. Ketika aku melintasi bilik ibu, aku terlihat ibu yang memakai baju t berwarna kuning bersama skirt labuh berwarna hitam terbaring mengiring membelakangiku. Aku merapati katil dan mendapati ibu masih tidur. Peristiwa malam tadi mula membuatkan nafsuku melonjak naik.
Aku terus melucutkan tuala yang dipakai dan batangku mula tegang dan keras. Punggung ibu yang gebu dan montok itu ku usap lembut dan perlahan-lahan aku baring di belakang ibu lalu merapatkan tubuhku memeluk ibu. Batangku yang tegang di tekan ke alur punggung ibu. Ibu yang sedang lena itu tidak sedar mungkin kerana kepenatan malam tadi. Aku terus menyelak kain ibu ke atas, punggung ibu yang tonggek dan lebar itu kelihatan montok tanpa memakai seluar dalam. Punggung ibu ku usap lembut. Dengan berhati-hati aku menekan batangku ke celah kelengkang ibu. Dapat ku rasakan belahan cipap ibu bergesel dengan batangku yang keras itu. Semakin di lajukan gesekannya semakin nikmat ku rasakan, walaupun belum memasuki cipap ibu. Tiba-tiba, ibu terjaga dan menoleh ke belakang. Ibu yang masih mamai itu kelihatan terkejut dengan kelakuanku.
Ibu segera menolakku dan cuba berganjak ke hadapan untuk menjauhi tubuhnya dari tubuh ku. Dengan pantas aku memeluk tubuh ibu dan merapatkan kembali batangku di belahan cipap ibu. Ibu meronta-ronta ingin melepaskan diri, ku peluk tubuh ibu dengan kuat dan ku tekan kuat batangku di celah kelangkang ibu.
“Mid… apa ni… ibu tak suka lah… “ kata ibu sedikit marah.
“Ibu.. malam tadi boleh…” kataku.
“Malam tadi tu lain Mid… janganlah.. lepaskan ibu….” pinta ibu sambil cuba melepaskan diri.
“Bontot ibu sedap… Mid nak rasa lagi…” Kataku.
“Mid… lepaskan… ini ibu kau Mid.. Lepaskan!” ibu semakin marah.
Aku pula semakin ghairah, aku terus menelentangkan ibu membuatkan bahagian bawah tubuh ibu terdedah. Belum sempat ibu hendak mengepit kelengkangnya, batangku sudah berjaya menerobos masuk ke lubang cipap ibu.
“Ohhhh… Middd…. kenapa dengan kau niiii….. Ohhhh….” rintih ibu antara keperitan dan kenikmatan.
Aku tidak menghiraukan tolakan ibu untuk melepaskan diri, aku terus menghayun batangku keluar masuk lubang cipap ibu kandungku yang di idamkan selama ini. Dari lubang yang sedikit memeritkan batangku, akhirnya lubang cipap ibu mula dibanjiri air cipap ibu sendiri. Aku tahu ibu sudah mula merasakan kenikmatan hasil tusukan batangku.
“Mid…. ini kan ibu kau Mid… kenapa buat ibu macam ni…. Mid… tolonglah…. ” rayu ibu meminta agar aku menghentikan perbuatan ku itu.
“Maaf ibu… Mid dah lama nak main dengan ibu… ohhh.. sedapnyaaa…. Dah lama Mid geramkan tubuh ibu…. Ohhhh” kataku yang sedang menghenjut tubuh ibu.
“Mid… berhenti Mid…. ibu tak nak semua ni… Kita ni.. kan.. ohhh.. anak beranak Mid… Ohhh…. Midd…” kata ibu yang masih cuba hendak melepaskan diri.
“Tak boleh ibu… malam tadi Mid dah rasa betapa sedapnya tubuh ibu ni… lagi pun ibu sendiri yang merelakan…. Ohhh…” aku cuba bermain psikologi dengan ibu.
“Malam tadi lain Mid… malam tadi kita terpaksa Mid…. Ooohhhh…. apa kau buat ni Mid…. ohhhh.. Midd… ” kata ibu yang semakin kelihatan hilang pertimbangan antara nafsu dan kewarasan.
“Ibu selalu tayang tubuh ibu… Ohhh… ibu selalu menonggeng depan Mid… bila basuh baju…ibu selalu singsing kain sampai nampak peha… bila ibu cuci tandas… ibu selak kain sampai nampak bontot… Ohhh… ibu….” Kataku yang semakin di rasuki nafsu setelah kembali mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lalu.
“Mid.. mana ibu perasan semua tu… tolonglah Mid… jangan buat.. ibu macam ni Mid… ” rayu ibu.
“Bila ibu tidur.. kain ibu selalu terselak.. ohhhh… sedapnyaaa… ” aku sengaja membuka rahsia keberahianku terhadap ibu yang selama ini terpendam.
“Ibu suka pakai skirt ketat-ketat depan Mid. Ibu suka selak baju sampai Mid tak tahan tengok bontot ibu yang ketat dengan kain batik.. Ohh… Mid stim tau kat Ibu… Ohh…” aku meluahkan perasaan lagi.
Ibu hanya terdiam, matanya terpejam dan nafasnya semakin turun naik dengan laju. Ibu mula menikmati hayunan keluar masuk batang ku di lubang cipapnya yang sudah becak itu. Aku tahu ibu sudah pasrah, dia lupa bahawa insan yang merupakan anak kandungnya itu juga mempunyai nafsu. Aku yang semakin ghairah kerana sekali lagi dapat menyetubuhi ibu merasakan sungguh lega kerana ibu tidak meronta lagi. Segala hasrat ku yang terpendam sekian lama akhirnya berjaya. Aku merasa bangga kerana akhirnya aku dapat menyetubuhi tubuh ibu yang ku idamkan sejak dahulu lagi.
“Ohhh… Mid… ahhhh…. ” ibu mula mengerang kenikmatan.
Batangku yang menujah lubang cipap ibu mula memberikan kenikmatan kepada ibu. Ibu mula menikmati rentak hayunan batangku yang menghenjut tubuhnya. Ibu semakin mengangkang kakinya, memberikan laluan untuk memudahkan ku menghenjut dirinya. Baju t-shirt kuning yang dipakai ibu ku selak ke atas, buah dada ibu yang besar dan agak layut sedikit itu di ramas tanganku. Putingnya yang berwarna coklat gelap itu ku hisap, ku nyonyot penuh kenikmatan dan ibu semakin hanyut didalam arus nafsunya.
Sambil menghenjut, mataku memerhati wajah ibu yang sedang menikmati persetubuhan terlarang itu. Aku terus mengucup bibir ibu yang sedang dilambung nafsu itu dan dia membalas kucupanku. Aku menekan batangku masuk sehingga mencecah dasar cipap ibu. Aku dan ibu berpelukan dan berkucupan penuh nafsu, ibu sudah tidak peduli dirinya disetubuhi ku lagi. Aku mengucupan telinga lalu menjilat leher ibu dan ibu mendesah kecil. Ibu merangkul leherku, wajah kami bertentangan, senyuman mula terbit dari bibir ibu.
“Mid.. teruskan Mid…. ” kata ibu sambil tangannya memeluk tubuhku.
“Baiklah ibu…. ” kataku lembut. Aku kembali menarik dan menolak batangku ke dalam cipap ibu dengan kerelaan ibu.
“Ibu… sedap tak?…” tanyaku.
“Ohhh…. Mid…. Sedap sayanggg…. ” jawab ibu kenikmatan.
Nafas ibu semakin kuat dan terburu-buru, dadanya berombak kencang. Akhirnya ibu sampai ke puncak klimaksnya. Seluruh tubuh ibu kekejangan dan cipapnya mengemut kuat, menyedut batangku. Dada dan wajah ibu kemerahan menandakan puncak kenikmatan yang dinikmatinya. Ibu kepuasan di tanganku, anak kandungnya sendiri. Kerelaan ibu menyerahkan tubuhnya untuk di setubuhiku akhirnya berbaloi dengan kepuasan yang didapatinya. Aku merasa sungguh gembira menyetubuhi ibu kandungku sendiri.
“Ohhh.. Mid… sedapnyaaa…. ibu dah klimaks.. sayanggg…. ” kata ibu lesu.
“Ibu… Mid nak lubang bontot ibu boleh… lubang bontot ibu sedap, boleh ye bu..?” tanyaku yang telah menyaksikan ibuku hanyut dilanda badai puncak kenikmatan.
Ibu mengangguk lemah sambil tersenyum melihat aku yang masih gagah di atas tubuhnya. Aku bangun dari menindihi tubuh ibu, ibu mula meniarap sambil menongengkan punggungnya yang besar dan tonggek itu.
Aku pun mula menujah lubang dubur ibu dengan penuh nafsu. Kali ini senang sedikit batangku masuk dan ibu juga tidak merasa sakit lagi malah ibu mula menikmatinya. Setelah beberapa minit, akhirnya aku semakin hampir ke kemuncaknya.
“Ibu….. Mid nak terpancut niii…. Ohhh ibu….” aku merintih kenikmatan.
“Ohhh… Mid… ohhh… ” ibu merenggek lagi..
Akhirnya, memancutlah air maniku dan batangku berdenyut kuat di dalam dubur ibu. Ibu mengemut kuat lubang duburnya seolah mahu memerah air maniku yang terpancut keluar itu.
“Sedap tak Mid..” tanya ibu kelelahan.
“Hmm… sedapnya ibu… Sedapnya lubang bontot ibu..” jawabku.
Aku pun tertidur bersama ibu akibat kepenatan melakukan persetubuhan yang mengasyikkan itu. Aku memeluk ibu dangan penuh kasih sayang. Sejak hari itu aku dan ibu sering melakukan persetubuhan terlarang itu apabila bapaku tiada. Kini aku dapat menikmati lubang cipap dan lubang dubur itu yang ku iadamkan itu. Setiap kali melakukan persetubuhan itu, lubang dubur ibu akan menjadi tempat aku malepaskan air maniku.
642 notes
·
View notes
Text
KENIKMATAN BERSAMA MAMA TIRIKU (Part-1)
Semenjak aku tinggal diMalang hampir dua tahun lamanya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita dia adalah Mama tiriku yang sudah aku anggap sebagai Mamaku sendiri. sejak Mama tiriku bercerai dengan Papa Mama sudah jarang datang ke Malang untuk melihatku lagi.
“Saya kira Mama sudah Lupa sama Andre”, tanyaku saat Mamaku datang mengunjungi di Malang.
“Maaf sayang Mama sibuk��.
“Sibu kapa sibuk paling Mama sudah dapat pacar baru ya?, dan sudah lupa sama Andre”. Dengan Nada sedikit kesal.
“Ih kenapa sih anak Mama, kok nuduh Mama punya pacar lagi”, kata Mama sambil tersenyum sambil membelai rambutku.
“Pokonya aku ngak mau kalo mama dapat papa baru lagi”.
“Ngak sayang, Mama masih sayang Andre sebagai anak mama, jangan main curiga dulu dong sayang”, Mama terus membelai rambutku dan membuat amarahku jadi meredam.
Kemudian Mama mencium pipiku dan akhirnya kami berpelukan.
Oh iya sebelum aku melanjutkan cerita ini aku ingin mengatakan bahwa Mamahku ini bukan Mama kandung tapi Mama tiriku yang sudah merawat aku dari kecil hingga dewasa dan Mama kandungku yang asli sudah meninggal. Jadi sekarang ini aku sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
Singkat cerita setelah makan malam berdua dirumah, lalu kami bedua ngobrol-ngobrol diruang keluar sambill menyaksikan acara TV. Sambil melepas kangen yang sudah jarang bertemu Mamahku memijat-mijat tubuhku dengan posisi aku dibawah lantai sedangkan mamaku diatas kursi sofa.
“Gimana Andre pijatan Mama enak kan?”.
“Enak mah, udah kangen pijatan seperti ini, habisnya mama sudah lama ngak kesini”, kataku.
“Ya maaf Andre mama dijakarta kerjaan banyak sekali sayang”.
“Kerjaan melulu waktu buat Andre ngak ada”. Protesku.
“Yau dah sekarang Mama kan ada disini”, sambil memijat-mijat bagian ubun-ubun kelapalku.
“Andre ngomong-ngomong pacarmu sekarang siapa”, tanya mama saat memijat kepalaku.
“Belum ada Ma, tapi baru lagi pendekatan sama teman kantor” sahutku.
“Tuh kan, kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri mau pacaran”, dengan nada kesal Mama berbicara.
“Pokonya Mama ngak mau Andre pacarana dulu, mendingan focus dulu dengan kerjaan biar dapat karir yang cemerlang, tapi kalau Andre tetap mau pacaran berarti Andre sudah tidak sayang mama lagi”. Ocehanya yang terus memijat kepalaku.
“Enggak kok Ma, aku masih sayang Mama”.
Selesai memijat tubuhku kemudian aku Kembali duduk berdua dikursi sofa sambil berhadapan dengan mamahku. Sambil terus ngobrol sana kesini bedua hingga larut malam tiba-tiba aku berkata.
“Ma, apa dijakarta mama ngak kesepian sejak pisah sama papa”.
“Ya kesepian sih Andre, makanya Mama main kesini biar bisa ketemu sama anak mama yang mama sayang”.
Karena aku duduk menghadap mama dengan jarak sangat dekat, tanpa kusadari kedua mataku tertuju kebagian kedua tonjolan putting susunya yang menjeplak dipermukaan kain satin dasternya karena malam itu mama ku hanya memakai baju tidur satin model daster yang sangat seksi berwarna merah muda.
“Mah, ngapai sih Mama pake baju tidur seperti itu?”.
“Lho emang kenapa sih Andre dengan baju tidur mama ini, emangnya kamu ngak suka ya”, tanya mamahku sambil memandagku.
“Tuh kelihatan”, sambil kutunjuk putting susunya yang terliaht menonjol menjeplak dibalik kain satin baju tidurnya.
“Huuuussss, Adreeee”, teriak kaget.
“Lah salah siapa sampai kelihatan seperti itu, entar jangan-jangan ngak pakai celana dalam juga”, proteseku.
“Lah kan mama kalau dirumah pakai seperti ini jarang pakai bra dan cd hanya pakai baju tidur saja, lagian disini ngak ada orang lain Cuma ada mama dan kamu Andre”.
“Tapi Ma?”.
“Memangnya Andre ngak suka ya kalau Mama pakai seperti ini?”.
“Ya suka benget dong Ma, apalagi baju tidur mama sangat seksi dan bikin Andre jadi bergairah”, senyumku.
“Huuussss, kamu ini sudah berani-berani merayu mama”.
“Aku ini sudah dewasa Ma, bukan anak kecil lagi. Apalagi melihat benda yang seksi seperti ini mana ada yang mau nolak pasti akan tertarik”.
“Mah, boleh aku peluk Mama” sambil tersenyum.
“Dengan senang hati Andre”. Kupeluk tubuh mamahku sambil kubisikan ditelinganya.
“Mah…boleh kupegan buah dada mama, Andre pingin banget Maaa…”.
“Kamu pingin ya Andre”.
“Ya ma….habisan mama pakai baju tidur seperti ini bikin adik yang dibawah jadi bangun Ma”.
Setelah mama ku menigizinkan kemudian kupeluk dan kuremas kedua buah dadanya tanpa membuka kain satin baju tidurnya yang menghalagi kedua buah dadanya.
“Uuuhhhh Ma…., sungguh terasa licinnya kain satin dasternya punya Mama”, kubisikan lagi ditelinganta saat kuremas-remas buah dadanya.
Setelah beberapa kali kuremas-remas buah dadanya kemudian kujilat dan kusedot putting susunya yang terlihat semaikn menonjol itu tanpa membuka baju tidurnya yang menghalangi putingnya itu.
“Ounghhhhh….angggghhhhhh…Andreee”, desahan kecil yang mulai terdengar dari suara mama saat kusedot-sedot putting susunya.
“Enak Ma….”, saat desahanya semakin kian mengeras.
Kemudian Mama mengarahkan tangan kananku dan meletakan disebelah buah dadanya yang tidak aku sedot.
“Andreeee….sedot….yang kuat sayannnggggg….unghhhh….ounghhhh….anghhhh dan Remas buah dada mama…..sayang”, desahan mama semakin kian keras dan tubuhnya mulai meliuk-liuk, kedua tangannya mulai medekap kepalaku sangat kuat hingga wajahku tenggelam kedalam buah dadanya.
“Ounghhhh…Andreee….bawa mama kedalam kamar sekarang”, katanya.
Tanpa berpikir Panjang lagi kubopong tubuh mama dan kuangkat ketempat tidur dengan sangat hati-hati dan kurebahkan denga posisi terlentang diatas ranjang dengan nafasnya sudah mulai terburu-buru. Kemudian aku naik keatas tubuhnya dan kutindih. Tampak kedua matanya mulai menetapku.
“Kanapa Mah?”, kataku.
“Andre udah lama mama tidak pernah disentuh oleh laki-laki selama mama bercerai dengan papahmu”, sambil berkata seperti itu, kedua tangan mama mulai melepas celana pendek dan celana dalamku.
Batang penisku yang sudah terlihat tegang itu langsung diremas-remas dan dikocok-kocok dengan kain satin dasternya oleh Mamahku.
“Ouungggghhhh…Maaa….enak….banget….”,mendengar aku mengerang kenikmatan Mama justru semakin keras mengocok penisku dengan kain satin yang licin itu.
Tak lama mengocok-ngocok penisku dengan gengaman tanganya yang dilapisi kain satin dasternya itu, membuat cairan bening langsung keluar dari lubang penisku membasai kain satin dasternya. Kemudian aku segera turun dari tubuhnya dan turun mengarah kebagian selangkanya. Melihat Mama yang sudah tidak memakai celana dalam dan terlihat sudah tidak ada lagi bulu-bulu kemaluanya yang tumbuh disekitar vaginanya yang dicukur habis membuat detak jantungku semakin berdebar kencang terpacu melihat pemandangan indah milik mamaku yang ada didepanku.
Tanpa di instruksi lagi aku langsung menjilat belahan vaginanya dengan ujung lidahku, tercium bau khas yang keluar dari belahan vaginanya dan membuatku tambah terangsang. Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat seputar belahan bibir vaginanya yang sudah mulai basah dan terasa asin itu terkena cairan vaginanya, Mama semakin kian mendesah semakin kuat.
“Andreee….Unggghh”, dengan nafas yang sudah memburu dan menahan dikepalaku dua tangan Mama yang terus menekan kepalaku.
Tanpa memita izin lagi, segera saja jari-jari tanganku membuka bibir vaginanya dan memainkan bibir vaginanya serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela vaginanya kusedot-sedot dengan bibirku.
“Unggghhh….anghhhh….Andree….kok kamu sangat pengalaman…sayang….dari mana….kamu…tau”, sambil mendesah kenikmatan mama mengatakan itu.
“Udah yang penting Mama menikamti saja”, jawab singkat dan jelas.
Aku semakin bersemangat dan terus kujilat dan kumasukan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan dilubang vaginanya. Terasa semakin kian nikmat desahan Mamahku menjadi erangan yang keras mengisi ruangan kamar, untungnya dirumah hanya ada kita berdua jadi mau sekeras suaranya tidak ada yang mendengarnya. Kedua tangan Mamahku semakin menekan kepalaku dan pantanya mulai digoyang-goyangkan naik turun sehingga wajahku sudah terasa basah semua terkena cairan kenikmatan yang keluar dari lubang vaginanya.
Aku terus berusaha memainkan lidahku tetapi tidak beberpa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh Mama semakin cepat dan terdengar nafasnya semakin cepat seperti seorang pelari. Tubuhnya tampak mengejang-ngejang seperti terkena tegangan 220 volt dan dibarengi oleh desahan yang sangat Panjang.
“Andree….sayaaannngggg…terusssh….jilat dan sedot semakin keras….sayanggg….anghhhh”. sambil kepalaku semakin ditekan lebih dalam lagi oleh kedua tangan Mama.
Lalu Mama terkapar lemas melepas kedua tanganya dari kepalaku dengan suara nafas yang sedikit ngos-ngosan. Aku yakin Mama baru saja mencapai titik orgasme yang sudah lama tidak dirasakan Lagi semenjak bercerai dengan papahku.
Melihat Mamahku terkapar dengan nafas yang ngos-ngosan aku segera naik dan tidur miring saling berhadapan disamping mama yang terlentang.
“Andre, kamu nakal sekali kecil-kecil udah sangat berpengalaman seperti orang dewasa”,kata Mamahku.
“Ma, Andre bukan anak kecil lagi tadi kan Andre sudah katakana, oh ya Ma boleh ngak penis Andre masuk kedalam punya Mama”, sambil ku usap-usap mama yang masih berkeringat.
“Boleh Andre, tapi kalau bisa jangan dimasukan belum saatnya ya sayang”, sambil menecup bibirku membuat aku sedikit kecewa.
“Tapi ngak enak Ma, kalau ngak dimasuki”, kataku protes.
“Kan digesek-geseki diluar saja udah enak kok Dreee, sini sayang naik ketubuh Mama”. Sambil meraih tubuhku untuk naik keatas tubuh mama yang terlentang ditempat tidur.
Begitu aku mulai naik keatas tubunya, Kedua pahanya dilebarkan sedikit dengan posisi batang penisku yang masih tegang itu pas tepat berada diatas belahan vagina Mama. Kemudian Mamahku memegang penisku untuk digesek-gesekan dibelahan bibir vaginanya dari atas kebawah secara pelahan-lahan. Dengan posisi seperti itu kesempatan aku untuk menjilat bagian leher mama.
Akupun beusaha besabar sedikti dan menunggu agar gairah dan nafsunya mamahku mulai naik Kembali karena sentuhan penisku yang kugesek-gesekan divaginanya. Kuperhatikan wajah mama mulai memejamkan kedua matanya mungkin dia sudah mulai menikamti setiap gesekan penisku divaginanya. Ketika mama menghentikan Gerakan tanganya dan melepaskan pegangan tanganya dipenisku.
“Andre, gimana enak ngak digesekan disitu”, katanya sambil memandangku.
“Lebih enak dimasukan Ma, gimana boleh kan Ma”, jawabaku sambil kudekatkan ditelinganya sambil kujilat.
Belum sempat berkata lagi Mamahku berusaha merenggagkan kedua kakainya pelan-pelan tanpa mengatakan kalimat lagi tapi mamahku masih menutup kedua matanya, karena aku masih terus menjilat telinga dan lehernya dengan kedua tangan mama masih memeluk punggungku lalu kutekan pantatku sedikit dan respon mamahku ikut menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menepel dibelahan vaginanya agar lebih pas tepat ditengah-tengah lubang vaginanya, pelan-pelan kutekan sedikti penisku tepat pas tengah bibir vaginanya dan Blesss masuklah penisku sedikit demi sedikit kedalam lubang vaginanya yang sudah basah itu”.
“Unghhhhh….Andreee….kenapa dimasukan sayanggg….kamu jahat sayang” ucapan mamahku saat penisku mulai masuk kedalam vaginanya.
“Mahhh….enak gini dimasukan jadi Andre bisa menikmati dan mama juga”.
“Tapi Andreee….”, tanpa kujawab lagi pertanyaan itu langsung kugenjot penisku keluar masuk vaginanya.
Aku rasakan penisku seperti dihisap-hisap kuat didalam vagina mama dan tanpa kusadari langsung keluar dari mulutku “onghhh….Maaaa…unghhh….enak…ma….”. saking enaknya aku sudah tidak memperthatikan wajah mamahku lalu kugerkan terus tanpa henti naik turun penisku kedalam vagina mama untuk mersakan setiap gesekan keluar masuk penisku didinding vaginanya.
Tampak mamah mulai mengimbangi Gerakan yang berada diiatas tubuhnya dengan Gerakan berputar-putar pantatnya “Andreee…ounghhhh…enaaak…sayang…terusss….Dreee….terusss”, kudengar setiap desahan dan kata-kata yang sedikit terbata-bata dan dengan cepat kubungkam mulutnya dengan mulutku dan kedua tanganku kupegang diwajah mamahku. Sedangakn kedua tangan mama posisi di bagian pantatku dan terus menekan pantatku. Apabila pantatku lagi posisi naik goyangan dan Gerakan aku dan mama semakin cepat dan sampai terdengar bunyi ceplak…cplokk gesekan penisku keluar masuk vagina mama yang semakin becek.
Dengan Gerakan naik turun pantatku serta bunyi gesekan keluar masuk penisku didalam vaginanya, suara desahan mama kian makin kuat untungnya mulutnya masih kubungkan dengan mulutku sambil kumain-mainkan lidahku dimulutnya dan mama membalas menyedot lidahku.
Begitu mulutku terlepas oleh mulut mamahku, “Andree…..terussss…” kulumat lagi mulutnya dan aku masih terus menggejot tanpa henti dengan Gerakan semakin cepat hingga terdengar bunyi ceplak…ceplokk…cepak…cplok antara gesekan penisku dengan vagina mama yang sudah mulai becek membasahi kain sperai tempat tidur diaman kita masih terus untuk mencari titik orgasme.
Kedua kaki mamahku mulai menyilangkan dibagian pantatku dan Gerakan pantat mama juga ikut berputar semakin cepat mengikuti gerakanku dan tiba-tiba mama melaskan lumatan dibibirku dan langsung berkata.
“Andree…sayanggg…mama…mau hampir…Dreeee….terus tekan sayangg”, moment seperti ini tidak kusia-siakan, apalagi kebetulan aku juga sudah tidak tahan lagi menahan laju cairan spermaku yang akan keluar.
Kutekan dalam-dalam penisku sampai kedasar rahimnya dan kurasakan cengkreman kedua kakinya yang menyilang dipantatku dan juga kedua tanganya dipundaku semakin kuat sekali dan keperthatikan tubuhnya mengenjang – ngejang dan kurasakan penisku yang berada didalam vagina seperti ada denyutan-denyutan yang mencengkram penisku saat mama orgasme.
“Ounghhh….anghhh…anghhh….Andreeee…..sayanggggg….ini enak banget sayang punyamu enak banget sayang…unghhhh”, dengan nafasnnya ngos-ngosan.
Tak lama mama orgesme beberapa hitungan detik akupun memuncratkan cairan spermaku didalam vagina mama “Maaa….aku jugaaa….mauuu….keluarrr……anghhh….ahhhhh”, belum sempat menjawab perkataanku cairan spemaku keluar Crottt….crott…crottt.
Kuperhatikan mama hanya diam sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang kedua kalinya sambil mengantur nafasnya dan begitupun aku juga sebaliknya masih menikmati sisa-sisa orgsme sampai menghabikan sisa cairan speraku yang ada didalam tubuhku. Kami beruda diam sejenak saling berpandangan dengan posisi aku masih diatas tubuh Mama dengan penis masih tertancap didalam vaginanya dan sesekali mencium bibirnya.
“Makasih ya ma, sudah bikin puas Andre malam ini sama mamahku tersayang”. Kataku sambil mengecup bibirnya.
“Iya Andreee yang mama sayangi, mama juga makasih sudah dua kali bikin mama puas malam ini udah lama mama tidak merasakan seperti ini sayang”. Dan mama juga mengecup bibirku.
Malam itu kami tertidur pulas berdua diatas tempat tidur saling berpelukan antara anak dan mama tanpa pergi kekamar mandi karena kami sama-sama capek. Dengan posisi miring saling berpelukan didalam selimut dan mama meminta penisku jangan dilepas dari dalam vaginanya akhirnya penisku lama-lama terlepas juga dari dalam vaginanya karena sudah Kembali mengecil.
Bersambung ke Part 2
454 notes
·
View notes