#Toko Sepeda
Explore tagged Tumblr posts
Text
"Lapisan Pelindung Kualitas Pada Permukaan Ban Luar"
Tulisan Eka Nugroho Sri Prajanta (pria, lahir 1981) dalam 17 baris paragraf tanggal 29 Agustus 2024.
Eka Nugroho Sri Prajanta (Sapaan: Eka Nugroho. Pria kelahiran 1981) seorang pembelajar mandiri sepanjang hayat keahlian fotografi, menulis dan desainer grafis.
Eka Nugroho berdagang produk merchandise, komponen sepeda dan sepeda dengan mendirikan dan 100% memiliki merk CYCLING-★-MADNESS, serta gerai daring www.tokopedia.com/CyclingMadness .
1/20 Zulpata Zainal, manajer pengujian produk pada kendaraan (PG-On Vehicle Test Manager) dari PT Gajah Tunggal Tbk dalam artikel "Teliti saat Beli Ban Baru, Cek Apakah Ada Lapisan Lilin? Ini Fungsinya" yang diterbitkan kompasDOTcom pada 24/09/2019 menyampaikan ban luar kendaraan baru berkualitas akan selalu dilapisi selaput berwarna keputihan.
2/20 Lapisan selaput ini terbentuk dalam proses pembuatan ban luar. Saat ban luar sudah digunakan, akan hilang sendirinya.
3/20 Lapisan berwarna putih, yang kerap disebut lilin, berfungsi menjaga campuran bahan pembuat ban luar/kompon (compound) supaya tidak rusak saat disimpan.
4/20 Lapisan lilin pada permukaan ban luar menjamin kualitas dan kinerja ban luar akan tetap optimal, hingga saat ban luar mulai digunakan. Walau ban luar tersebut tahun produksinya sudah cukup lama.
5/20 Hal Yang Perlu Diperhatikan Pesepeda Dengan Adanya Lapisan Pada Permukaan Ban Luar Baru
6/20 Penggunaan lapisan lilin pada permukaan ban luar, saat pemakaian awal (0 hingga 100 kilometer) akan membuat berkurangnya kemampuan traksi (gaya traksi) ban luar menapak pada permukaan jalan berkurang.
7/20 Gaya traksi ban luar sepeda yang baru dipakai akan sangat terasa berkurang, terutama saat sepeda melintasi permukaan jalan dari bahan aspal halus (aspal hotmix) atau permukaan trotoar dari semen yang rata sempurna.
8/20 Pengalaman CYCLING-★-MADNESS Berdagang Ban Luar Sepeda sejak 2020
Sejak usaha komponen dan sepeda CYCLING-★-MADNESS dimulai tahun 2020, hingga saat ini CYCLING-★-MADNESS sudah memperdagangkan ban luar sepeda merk Bontrager, Continental, Deli Tire dan Schwale.
9/20 Semua produk ban-ban luar dari merk diatas permukaan tapaknya dilapisi selaput transparan/keputihan.
10/20 Saat menangani penyimpanan dan pengiriman pesanan ban luar, baik Eka Nugroho selaku pemilik sekaligus pendiri merk CYCLING-★-MADNESS juga keluarga yang membantu penerimaan ban luar sepeda dari distributor, saat menyimpan, dan saat mengemas ban luar sepeda dengan tangan langsung (tanpa menggunakan sarung tangan), usai memegang permukaan ban luar sepeda baru akan merasakan menempelnya sebagian bahan permukaan lapisan ban luar sepeda pada telapak tangan.
11/20 Menempelnya sebagian bahan pelapis permukaan ban luar membuat telapak tangan menjadi lengket.
Lengketnya sama seperti saat permukaan tangan usai memegang Hansaplast/Tensoplast/Band Aid, juga isolasi maupun double-tape juga selotip (sello-tape) atau perekat kertas label.
12/20 Ruang Penyimpanan Ban Luar Sepeda Milik CYCLING-★-MADNESS
Ban luar sepeda yang diperdagangkan CYCLING-★-MADNESS saat ini disimpan dalam ruangan teduh, sehingga ban luar persediaan kami terlindung dari sinar matahari langsung.
13/20 Tidak ada panas dari sinar matahari yang mengenai permukaan ban luar persediaan kami.
14/20 Suhu ruang penyimpanan ban luar sepeda milik CYCLING-★-MADNESS kami jaga dengan sirkulasi udara yang baik. Sirkulasi udara baik kami andalkan untuk menjaga suhu ruangan dan ban luar dalam rentang suhu kamar, terhindar dari panas karena suhu tinggi.
15/20 Untuk menjaga harga ban-ban luar kami yang kami perdagangkan terjangkau untuk lebih banyak pesepeda, walaupun produk-produk ban luar yang kami perdagangkan bermutu dan berkualitas tinggi, kami menekan biaya/pengeluaran usaha dengan tidak menggunakan mesin pengatur suhu ruangan (Air Conditioner/AC) di ruangan penyimpanan ban luar.
16/20 Perubahan Fisik Lapisan Pada Permukaan Ban Luar
Pengalaman CYCLING-★-MADNESS pada produk-produk yang disimpan dan terkena lapisan debu pada ruangan penyimpanan tanpa AC, selaput/lapisan pada permukaan ban luar sepeda bisa/mungkin berubah warna menjadi agak kecokatan (karena partikel tipis debu yang menempel).
17/20 Selaput/lapisan pada permukaan ban luar sepeda juga sangat mungkin menjadi kerak kering.
18/20 Selaput/lapisan pada permukaan ban luar yang relatif kering dapat terkelupas, membuat warna bahan karet yang berwarna hitam pekat (black doff) nampak.
19/20 Cara Aman Berkendara Menggunakan Ban Luar Baru dari CYCLING-★-MADNESS
Pengendara kendaraan dan pesepeda yang baru mengganti ban luar pada roda, CYCLING-★-MADNESS sarankan untuk tidak melakukan perubahan arah berkendara/manuver laju sepeda yang ekstrem, untuk menghindari roda sepeda selip dan pesepeda tergelincir.
20/20 Terimakasih sudah membaca dan “Teruslah bersepeda!”.
Glosarium:
Gaya traksi: Gaya cengkram ban ke jalanan. Gaya yang mempengaruhi kestabilan pengendara saat mengendalikan kendaraan.
Semakin baik ban dalam memberikan gaya traksi, maka kemampuan ban untuk melakukan pengereman di jalanan akan semakin baik.
Sebaliknya, ban yang memiliki gaya traksi rendah, saat melakukan pengereman kemungkinan ban untuk selip, kemudian tergelincir cukup tinggi.
1 note
·
View note
Text
MALAM ITU, DAN MALAM INI (TENTANG AYAH)
Oleh: Arfat Ardi Setiawan
Dahulu, suatu malam saat aku masih kecil, tangan mungilku memeluk erat ayahku dari belakang, Kami mengitari kota dengan motor Supranya, lampu jalan yang redup, jalanan yang masih basah setelah diguyur gerimis, kendaraan yang lalu lalang, sebuah rekaman sudut kota kecilku yang masih melekat di dalam benak.
Potongan kenangan itu hadir kembali dalam bentuk siluet yang lewat satu persatu. Malam itu aku sering memerhatikan dengan penuh takjub lelaki-lelaki lusuh di pinggiran jalan; pejaja koran yang mendekap semua lembaran itu ke dadanya, pemilik toko kelontong yang menatap stoples jajan yang masih penuh, tukang parkir yang bising dengan peluitnya, pedagang sate yang membolak balik arang padahal tidak ada pembeli, pengumpul rongsok yang sampai membungkuk menarik gerobak reyotnya.
Malam itu sesekali aku bertanya, apa yang mereka lakukan? Mengapa harus sampai selarut ini? Apa mereka tidak lelah? Apa mereka tidak ngantuk?.
Seiring bergulirnya waktu sekarang aku sepenuhnya mengerti. Ternyata di balik peluh pejaja koran itu ada beras yang habis, di balik tatapan kosong pemilik toko kelontong itu ada tagihan sekolah anak-anak yang belum terbayarkan, di balik nyaringnya peluit tukang parkir itu ada istri yang sebentar lagi melahirkan, di balik goretan arang pedagang sate itu ada sewa kontrakan yang harus segera disetorkan, dibalik tumpukan rongsok itu ada harapan untuk kehidupan lebih baik bagi anak dan istrinya. Semua kemungkinan itu aku gambar sendiri dalam benak setelah statusku berubah menjadi seorang ayah.
Malam itu aku mengira mereka yang tengah termenung di pinggir jalan, atau sekedar mengasingkan diri di bangku taman, menatap langit sambil sesekali mengusap muka, aku kira mereka tengah menikmati malam, terpesona dengan kerlip bintang dan rembulan. Namun ternyata mereka tengah berdebat dengan pikiran, berdiskusi dengan jiwa yang begitu lelah, tentang satu perkara, yang menjadi alasan semua perjuanganya, ‘bagaimana cara mencukupi kebutuhan anak dan istri serta membahagiakan mereka’, sebuah alasan yang sederhana, namun telah membatu dari masa ke masa.
Memang ayah tidak seperti ibu yang menunggumu di hari-hari pertamamu sekolah, mengintip dari sudut jendela memastikanmu tak menangis di dalam, namun ia yang berkelahi dengan dunia agar sekolahmu tak terputus di tengah jalan. Memang ayah tidak seperti ibu yang meninabobokanmu di waktu malam, namun ia yang selalu menanyakanmu dari jauh dan mendekap kerinduan itu dalam-dalam. Memang ayah tidak seperti ibu yang mengajarkanmu tentang lemah lembut dan kasih sayang, namun ia yang memberimu contoh tentang kerja keras dan tanggung jawab.
Pernah tidak kau meminta sesuatu kepada ayahmu, mungkin sepeda baru seperti milik kawanmu, atau tas baru dengan gambar karakter favoritmu, atau mungkin hanya sekedar mainan baru yang sedang ngetren zaman itu, lalu ayahmu hanya berkata “In sya Allah Nak, doa dulu ya biar dikasih sama Allah”, pernahkah? Ketahuilah saat itu jawaban yang tak kau tau adalah ia tengah tak memiliki uang yang cukup untuk permintaanmu, atau sedang ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk didahulukan. Karena ayahmu, selama ia mampu untuk mengukir senyum di bibir mungilmu, atau mampu untuk menghilangkan sedih dari hati polosmu, ia akan pergi membelikanmu mainan yang kau minta walau harus dengan berjalan tanpa alas kaki. Bagaimana dengan keinginannya sendiri? Hah, telah lama ia telan semua itu bulat-bulat. Mengubur lalu melupakannya.
Tahukah kau, saat ayahmu mampu mengabulkan permintaanmu, atau saat menenteng sebuah kejutan kecil untukmu, selama perjalanan pulang, yang ada dalam hati dan pikirannya hanya lukisan senyum dan kebahagiaanmu, percayalah. Letih, peluh, luka, semua terabaikan hanya dengan bayangan senyum dari keceriaanmu.
Kalau ibu diibaratkan seperti rumah yang memberikan kehangatan dan kenyamanan, maka ayah merupakan pondasinya yang menopang semua beban rumah itu. kalau ibu diibaratkan sinar lentera yang menerangi, maka ayah adalah batang lilin yang rela meleleh untuk menjaga lentera itu tetap bercahaya. Kalau ibu diibaratkan bahtera yang melindungi kita dari terjangan ombak, maka ayah adalah angin yang senantiasa berhembus agar bahtera itu dapat berlayar.
Sayangnya, semua berbicara tentang kasih sayang ibu, namun sedikit yang merenungi perjuangan seorang ayah. Angin yang tak tampak namun selalu ada, gula yang larut namun selalu terasa, itulah ayah. Kadang ia tak pandai mengungkapkan kasih sayangnya melalui untaian kata atau bahasa kelembutan, namun dirimu sepanjang hidupnya akan menjadi alasan baginya untuk tetap kuat dan bertahan.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
جَاءَ رَجُلٌ إلى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، فَقالَ: مَن أَحَقُّ النَّاسِ بحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قالَ: أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أَبُوكَ.
"Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR. Imam Bukhari No. 5971, dan Imam Muslim No. 2548).
Dalam hadits di atas walaupun seorang ibu di sebutkan tiga kali, namun ada ayah di situ, ia disebutkan terakhir bukan berarti tak ada atau terabaikan. Maka kewajiban untuk berbakti dan menyayangi berlaku juga untuknya.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُم��آ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا، وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’”. (Qs. Al-Isra: 23-24).
Malam ini, melalui tulisan sederhana ini, sebuah pesan singkat untuk semua anak “Ayahmu, masih menyayangimu seperti dulu, dengan kasih sayang yang tak pernah luntur, dan masih menjadi salah satu pintu surga bagimu”, dan teruntuk semua ayah “Kalian hebat, perjuanganmu semoga menjadi ladang pahala bagimu, jazakumullah khoiron, semoga Allah ﷻ membalas kalian dengan seindah-indah balasan di dunia dan akhirat”.
Makkah, 15 November 2023
5 notes
·
View notes
Text
Home Management
Pada suatu hari aku bertemu dengan teman masa TK ku, seorang ibu Rumah Tangga dengan 2 orang anak. Bermula dari pertanyaan tentang toko yang baru disewanya, lanjut dia bercerita bahwa saat itu sejak punya toko dia pisah rumah dengan orangtuanya (sebelumnya tinggal bersama orangtua) dan memilih tinggal di toko bersama keluarga kecilnya. Dia bertekad ingin belajar mandiri dengan segala kesulitan yang mungkin dia hadapi.
"Karena dari dulu segala printilan ibuku yang ngurus dan sekarang jadi semua yang aku kerjakan di masa awal pindah aku nangis hampir setiap hari. Hehe lebay yaa... Tapi memang rasanya kaget waktu itu, keteteran dan ingin rasanya balik ke rumah." Ujarnya menceritakan masa-masa awalnya pindah.
"Terus cerita sama ibu, dan ibu cuma nasehatin "nduk bagi seorang ibu itu kuncinya cuma 1 biar semuanya beres dengan nyaman. Yaitu kamu harus bangun pagi. Kerjakan semua urusanmu di pagi hari nanti kamu akan mudah menjalani sepanjang hari itu."" Ceritanya.
"Aku dengerin tuh nasehat ibu dan aku bener-bener praktekin. Pagi-pagi setelah subuh aku udah mulai masak nasi, bersih-bersih, cuci baju, mandiin anak, eh beneran aku pagi-pagi itu udah santai duduk-duduk depan toko." Ceritanya lebih lanjut tentang pengalamannya.
***
Aku terinspirasi oleh percakapan singkat dengan teman masa TK ku itu. Aku langsung refleksi bagaimana pagi hariku sehari-hari. Walaupun aku adalah morning person tapi kegiatan pagiku tak benar-benar produktif. Biasanya setelah shalat aku hanya akan main gadget hingga akhirnya kelabakan karena sudah kesiangan. Aku menyadari ini tapi pada prakteknya masih timbul tenggelam belum cukup konsisten.
1. Decluttering Barang di Rumah
Aku harus mengakui bahwa barang dan perabot di rumahku itu banyak dan aku tidak cukup berani untuk mendonasikan peninggalan orangtuaku itu tanpa ijin kakak-kakakku. Suatu hari tetanggaku mengalami kebakaran. Dan aku berinisiatif menyumbangkan dipan beserta kasurnya dan beberapa kursi dan meja peninggalan bapak dan ibu. Alhamdulillah di acc kakak. Cukup memberi ruang yang tadinya penuh.
Aku dan suami juga memilah pakaian yang masih layak dan bisa dibagikan. Dan alhamdulillah isi lemari tidak sesak lagi. Aku lumayan rutin melakukan ini jika dirasa sudah penuh. Barang-barang yang sepertinya akan dipakai tapi tak kunjung dipakai akan berakhir dibuang atau ditukar ke abang rongsokan.
2. Rancangan Sistem Kerja Manajemen Rumah Tangga
a. Aku Menghapus Aplikasi Sosmedku di Ponsel
Karena aku rasa aplikasi Sosmedku terlalu banyak jadi aku decluttering aplikasi di ponselku. Walau tak banyak tapi lumayan mengurangi distraksi karena sosmed. Sehingga jadi lebih rajin bebersih dan olahraga.
b. Aku Sedang memulai 40 Days Challange untuk membuat kebiasaan.
Di sini suami sebagai mentorku memintaku untuk mencari 1 hal sederhana aja yang bisa ku kerjakan setiap hari tanpa putus. Dan suamiku memilihkan "membersihkan tempat tidur" sebagai challenge pertamanya. Karena memang sebelumnya aku kurang konsisten membersihkan tempat tidur. Dan alhamdulillah tanggal 30 Juli ini genap 40 hari aku tuntas menyelesaikan challenge ini. Yeay. Next target adalah meletakkan barang di tempatnya utamanya kain-kain tidak ada yang di kursi meja dst.
c. Jadi Morning Person Sejati
Selanjutnya aku akan mengkonsistenkan diri menjadi morning person seperti temanku itu. Menjadi tonggak pertama kokohnya rumah tangga. Aseeek hehe.
3. Job Description Keluarga
Hal-hal yang sudah berjalan dan menjadi kebiasaan dalam keluarga kami, yaitu:
Suami: lipat bajunya sendiri (yang tidak perlu disetrika), cuci bajunya sendiri, nyapu ngepel, buka/tutup jendela, menghidupkan lampu, menguras kamar mandi, mengisi bak mandi WC, kadang mencuci piring, memastikan sepeda motir aman terkendali, dst.
Istri: membersihkan tempat tidur, membersihkan debu, memasak, menyetrika, cuci baju sendiri, kadang mencuci piring, memberihkan dapur, membuang barang yang tak terpakai, dst.
Alhamdulillah semoga semakin kompak dan punya rumah yang bersih nyaman dan aman untuk sehat jiwa raga. Aamiin
3 notes
·
View notes
Text
REZEKI DAH DIATUR!
Menjalani weekend seorang jomblo seperti biasa, gowes menyusuri garis pantai gampong jawa selalu menjadi pilihan setiap minggu pagi. Hari ini aku berangkat pagi-pagi sekali ke kantor untuk mengambil sepeda. Qadarullah, minggu lalu sepeda sudah lelah dan ngambek jadi agenda pagi hari ini selain bersepeda adalah membawa sepeda ke toko sepeda untuk di-service dan diperbaiki bagian yang rusak.
Pukul 07.45 kuputuskan untuk berangkat dari rumah dinas ke kantor dengan sudah memakai perlengkapan bersepeda seperti biasanya (topi, kacamata, masker, sarung tangan, baju, dan sepatu olahraga). Perjalanan dari rumah dinas menuju kantor membutuhkan waktu sekitar 10 menit yang jaraknya hanya sekitar 5 km.
Pukul 08.00 barulah kubawa sepedaku menuju bengkel sepeda, untung bengkelnya sudah buka. Selama di perjalanan sedikit was-was karena takut kejadian minggu lalu terulang kembali, yang dimana rante sepeda copot karena penyangganya sudah lepas. Padahal sudah kuperbaiki sendiri tapi tetap aja rantenya copot berkali-kali. Alhamdulillah perjalanan lancar dan tidak ada hambatan.
Ketika sudah sampai di bengkel sepeda. Aku menjelaskan perihal kendala yang kualami terhadap sepeda kesayanganku. Alhamdulillah bapaknya paham (mungkin karena sudah expert juga). Ketika aku sedang menunggu sepeda diperbaiki, tiba-tiba sepedaku diletakkan dalam keadaan berbaring sehingga menyebabkan air mineral dalam botol tumblrku jatuh dan tumpah sebagian hingga mengotori lantai.
Bapaknya cukup expert dan keren tapi agak bar-bar, hehe. Akhirnya aku menyelamatkan sisa-sisa air mineral yang ada dalam botol. Tapi tetap saja, pemandangan lantai basah sangat mengganggu visualku. Seiring berjalannya waktu, 15 menit berlalu tiba-tiba datanglah seekor kucing abu-abu yang sedang hamil. Ternyata kucing itu kesayangan mbak-mbak kasir di toko sepeda itu. Dan kucing itu bernama "Stella" :) (lebih keren lagi nama kucing itu daripada namaku). Jadi stella ini selain lucu dan gemuk, dia juga tidak sombong dan mau di sayang.
Singkat cerita, Stella mendekati genangan air mineralku yang tumpah. Dan Stella minum dari air itu, ternyata Stella kehausan gaes. Sejenak aku mikir, kalau tadi kuminta mbak-mbak kasir langsung pel lantai yang basah mungkin si stella ga akan minum dari situ.
Konsep rezeki ternyata sesederhana dan se-mind blowing itu, ternyata kan apa yang kita miliki itu ada hak makhluk lain di dalamnya. Walau dengan cara Allah buat air mineralku tumpah yang kukira air itu tidak akan berguna lagi tapi ternyata engga dalam konsep yang Allah punya. Ternyata air yang tumpah itu menjadi rezeki si Stella untuk minum. Disaat yang sama, Allah sama sekali tidak menggerakkan hatiku untuk minta tolong mbak kasir mengepel lantai karena khawatir licin. Selang beberapa menit setelah Stella minum, barulah lantai basah itu di pel. Masya Allah banget.
Rezeki sudah ada yang atur ternyata bukan hanya sekadar kata-kata dan dongeng saja. Sebenernya kejadian 'rezeki sudah diatur' banyak kualami hari ini, tapi kurasa cerita pagiku ini cukup mewakili cerita-cerita yang lain. Kadang hal sepele minum aja, kita suka lupa ya kalau itu bagian dari rezeki yang Allah kasih ke kita. Bayangkan aja, air susah didapat sehingga kita akan berhemat untuk minum, jangan sampe gitu. I can't live without mineral water :(
4 notes
·
View notes
Text
aku kira gak akan secepat ini
Ayah, kali ini aku nangisnya bukan lagi karena gak bisa selesaikan tugas matematika atau karena sebel dijailin teman sekolah, jatoh dari sepeda, tertinggal di kedai kue, atau salah pegang tangan ayahnya orang lain waktu asyik memilih buku di toko, tidak diberi es krim padahal adik adik dibelikan, tidak bisa ikut teman2 bermain karena harus tetep kumpul bareng keluarga lainnya, dan hal remeh temeh lainnya yang sering ku tangisi di masa kecil
Kali ini aku nangis lihat ayah kesulitan solat karena kaki yang bengkak, kesulitan makan karena pengap, kesulitan beraktivitas karena jalan sedikit aja udah kecapean, tidur sambil duduk karena harus menormalkan ritme jantung, setiap hari disuntik untuk cek kadar gula dalam darah, tubuhmu semakin ringkih dalam waktu secepat ini yah... kukira akan ada hari hari pertama di perkuliahan atau di pekerjaan yang akan ayah bersamai seperti sebelumnya, kukira akan ada makan malam sembunyi dari ibu lagi, kukira akan ada bersepeda 30kilo lagi, kukira akan ada hiking cape yang bikin kita jatuh berdua lagi, kukira akan ada nasi goreng campur bahan makanan di kulkas dan jus campur buah buahan yang ada di kulkas lagi, ternyata hal-hal itu tidak diperbolehkan dokter untuk kesehatan jantung dan diabetesnya yah gapapa biar makan rebusan tapi tetep kita barengan ya? biar jajan jajan di mall kita cium aromanya saja tapi kita tetap jalan barengan ya? biar alarm di rumah dipenuhi jadwal makan obat ayah tapi kita tetep punya jadwal olahraga barengan lagi ya?
Yah, aku udah gaperlu dianter kesana kesini aku udah bisa melakukan semuanya sendiri, aku udah gaperlu ayah cariin baju buat pergi lagi karena aku udah bisa bikin matching tampilanku sendiri, aku gaminta ayah selesaikan soal matematika lagi, aku ga minta ayah buat pecat guru yang berani-beraninya bikin aku nangis sesenggukan didepan ayah, aku ga minta bread talk di setiap 15 juli lagi, aku ga minta ayah pegangin sepeda untuk berani ke jalan raya, aku ga minta buku setiap bulan dan memaksa ayah belikan buat adik2 juga, aku ga ikut ikut ayah meeting dan tertidur di sofa lobi, aku udah ga tidur didepan tv lagi, udah gak harus ditelfonin ditengah rapat organisasi, udah ga harus ayah tanya tentang dosen dosen pembimbing yang ada aja kelakuannya tapi kalau masih mau tanya gapapa nanti kita ketawain bareng lagi aja ya?
Aku udah bisa anter ayah kemanapun ayah mau, bahkan banyak diskusi diskusi kecil terjadi di tengah macetnya kota bandung dalam mobil dengan semerbak kopi kesukaan kita!, aku bisa dana akan bisa kapanpun ayah mau, ayo kita pergi ke kedai kedai tempat beristirahat kita dari capenya gowes sepeda berkilo-kilo, ayo kita pergi ke kajian lagi, sebentar lagi ramadhan yah, ayo kita beli banyak parcel untuk dibagikan, kalau dulu aku yang ngantre di kasir ayah yang cari barang-barang kali ini boleh deh ayah aja yang nunggu sambil jaga troli biar aku yang lari-larian cari barang sampai troli penuh, ayo sehat lagi! biar diskusi panjang kita bukan hanya terjadi di perjalanan menuju rumah sakit tapi perjalanan-perjalanan asyik menghadiri pameran buku atau tempat kreasi yang seru!, ayo sehat lagi ya ayah!
-awal tahun 2023 yang maasyaallah
4 notes
·
View notes
Text
Bab 4: Dasa Darma & Jatuh Suka
Keesokan harinya, Chia kembali menghubungi nomor Satya berharap ada kemajuan. Nihil. Ratusan pesan menumpuk tak terbaca. Chia hanya membuka pesan dari keluarganya atau keluarga Satya. Ada pesan masuk dari Mama Satya menanyakan kondisi dan keberadaan Chia. Ia hanya sanggup membalas baik-baik saja dan jangan khawatir.
Chia mengirimkan pesan kepada Iko untuk menemaninya membeli sepeda. Chia tidak bermaksud tinggal lama di desa, hanya menghabiskan cuti yang telah diambil agar tidak mubazir. Chia bergegas menemui Iko di bengkel tepi jalan raya, tempat ia bekerja.
"Sudah lama kerja di bengkel?" tanya Chia memecah keheningan di perjalanan menuju toko sepeda.
Iko mengemudikan motor. "Sejak bengkel dibuka, Mbak. Sudah dua tahun berarti," jawabnya.
"Pemiliknya orang sini juga?"
"Bukan. Orang jauh. Bos saya orang pintar yang kesasar ke desa," jawab Iko tertawa lirih.
"Kenapa gitu?"
"Biasanya orang pintar, lulusan universitas kan kerja di perusahaan. Bos saya pilih ke desa buka bengkel. Alhamdulillah sih, Mbak, bengkel itu jadi ladang rejeki kami. Bengkel serba ada. Orang-orang yang kerja di sana awalnya cuma buka praktik di rumah. Ada yang ahli sepeda onthel, ahli motor, ahli mobil, sampai ahli traktor juga ada. Mereka diajak gabung kerja di bengkel sama bos. Jadi, lengkap bengkelnya," jelas Iko membuat Chia manggut-manggut. Iko yang katanya pendiam ternyata bisa bicara panjang lebar.
"Mulia sekali," sahut Chia spontan.
Mereka sampai di toko sepeda terlengkap di pasar. Chia langsung menemukan sepeda yang cocok untuknya meskipun itu bekas. Iko menyarankan sepedanya untuk diperbaiki di bengkel dulu. Chia setuju.
Perjalanan ke bengkel, Iko berada di jok belakang sedangkan Chia mengambil alih kemudi. Lalu sepeda berada di tengah, dipegangi Iko. Kata Iko, lebih baik dia yang pegang sepedanya kasihan kalau Chia, nanti berat.
Setelah sampai di bengkel, sepeda Chia langsung diambil alih teman Iko. Sesaat akan berpamitan pulang, Chia melihat seseorang yang tidak asing.
"Pram?" sapanya. Orang yang berjalan ke arah dalam bengkel berhenti dan menoleh ke sumber suara.
Orang itu mengerutkan dahinya. "Chia?" Pekerja bengkel menghentikan aktivitasnya demi menyaksikan adegan tersebut.
"Kamu kenapa di sini?" tanya Chia keheranan.
"Itu bos saya, Mbak Chia, yang tadi saya ceritakan," celetuk Iko menimpali obrolan.
"Kalian saling kenal?" Pram nampak kaget dengan interaksi mereka.
Chia mengangguk. "Iko yang urus rumah eyang di sini."
Pramudya, hanya satu kata, akrab dipanggil Pram merupakan teman SMP Chia. Dulu Chia begitu dekat dengan Pram. Mereka terlihat klop, meski Pram cenderung cuek dan Chia sangat ceria. Namun, sejak kuliah hubungan keduanya renggang. Tak jelas penyebab lainnya, selain jarak jauh dan pertemuan yang jarang.
Pram, seperti yang diceritakan Iko, memang manusia pintar. Saat SMP bahkan dapat julukan "Einstein". Dia sering menghabiskan waktu di laboratorium dan mengikuti lomba sains. Bagi Chia, Pram adalah penyelamatnya. Sebab Chia yang sering dispensasi mengikuti pertandingan badminton kerap ketinggalan pelajaran. Sehingga Pram menjadi tujuannya untuk belajar dan menyelamatkan nilai rapor.
Pertemuan tak terduga ini tanpa sadar membuat Chia tersenyum setelah muram tiga hari terakhir. Tak ada Satya, Pram pun jadi.
4 notes
·
View notes
Text
Asupan
Tempat makan (warung makan) halal yang mudah ditemukan, penjual makanan halal Indonesia yang dekat, atau minimal frozen food halal (timur tengah, Arab) dengan beberapa pilihan tak bisa aku lihat di dekat tempat tinggalku. Ada namun cukup jauh. Harus ditempuh dengan kereta sekitar 17 menit dan sebelum itu ke stasiun dengan sepeda 10 menit, belum dengan menunggu kereta dan berjalan kakinya menuju toko. Agaknya hal ini membuatku bersiap akan benar-benar memasak setiap hari dan akan jarang sekali makan di luar karena lebih nyaman di rumah dan tentunya lebih hemat waktu dan ongkos.
Keterampilan memasak yang belum begitu panjang jam terbang tentunya membuatku khawatir. Khawatir masakan kurang enak (kelebihan atau kekurangan bumbu), salah proses (kontaminasi silang, gizi berkurang atau hilang) atau salah resep <alhamdulillah yang satu ini belum pernah terjadi>. Namun, kecemasan itu hanya sejenak aku rasakan karena benak dan pikiran terfokuskan dengan, "akan masak apa aku besok dengan bahan yang ada?". Bahan makanan halal yang terbatas alhamdulillah cukup mudah diatasi karena ada satu Supermarket yang menyediakan bahan makanan dan kudapan dari berbagai negara (termasuk Indonesia) walaupun tidak banyak pilihan dan cukup berbeda rasanya, contoh saja tempe dan tahu. Tentunya di lidah lebih cocok yang biasa dijual di kampung halaman. Pesan antar makanan seperti Go Food tentu tidak ada, hanya saja ada orang Indonesia yang menjual lauk pauk masakan Padang atau masakan Nusantara lain yang tentu ada ongkos kirim dengan jarak tempuh yang tidak dekat.
Menikmati proses level-up memasak dalam keadaan terbatas seperti ini mengingatkan ku materi kajian dari Ust KH Syatori Abdurrauf, Beliau menyampaikan "Kesulitan yang kita hadapi adalah tanda bahwa Rahmat Allah akan turun jika kita ikhlas, sabar dan tetap ikhtiar". Bahwa ketidaknyamanan, kekurangan, kesulitan dalam hal apapun (termasuk finansial, ujian menghadapi orang tua, anak dan lainnya) bisa mendatangkan Rahmat Allah selama kita sabar, ikhlas dan ikhtiar. Jadi, keterbatasan pilihan makanan halal di sini semoga menjadi sebab datangnya salah satu Rahmat Allah kepada kita umat Muslim disini.
3 notes
·
View notes
Text
Berpindah tempat
Sejenak membuka Twitter dan menemukan berita bahwa McD di Kayutangan-Malang akan ditutup dan dipindah. Kenangan tentang masa kecilku di sekitar tempat itu bermunculan kembali. Aku yang hafal betul bagaimana senangnya berbalanja di Toko AVIA hanya untuk mendapatkan es krim petit rasa anggur atau permen kapas koala. Ramainya lalu-lalang di depan RSU Saiful Anwar, atau menunggu lampu merah saat akan menyebrang di depan AVIA sepulang dari TK. Maklum karena saat itu aku tinggal bersama nenekku dan keluarga besarnya di sekitar sana sejak usia tiga sampai kurang lebih lima tahun. Asrama polisi yang kami tinggal terletak di depan RSU Saiful Anwar, yang sekarang sudah menjadi kantor Polresta Malang sejak tahun 1999-2000. Tinggal di tengah kota yang tidak pernah sepi, bahkan suara lalu lalang kendaraan yang masih terdengar saat aku tidur. Bagaimana rukunnya orang-orang yang ada di gang-gang rumah. Ramainya anak-anak kecil yang bermain dari sore hingga malam. Kamar mandi, bilik wc, dan tempat mencuci bersama yang selalu ramai tiap pagi dan sore dimana orang mengantri dan bergantian memakainya. Kamar mandi disana tidak ada di setiap rumah, jadi kami harus mengantre untuk mandi, buang air dan mencuci. Tapi dengan kondisiku yang masih kecil saat itu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya. Kalau diingat-ingat sekarang, kondisi tersebut sungguh tidak layak dan mempunyai kamar mandi di dalam rumah adalah sebuah hal yang mewah. Orang-orang menyebut daerah tersebut Asrama Polisi Celaket. Tapi ditengah semua kekurangan itu, orang-orang saling membantu, aku bisa belajar naik sepeda roda dua disana. Walaupun meminjam jalanan di depan Sekolah Frateran tiap hari minggu untuk berlatih bersama orang tuaku. Melihat perjuangan orang tuaku membesarkanku dengan kondisi yang sulit sampai di titik sekarang, rasanya kurang pantas jika aku tidak bisa memaafkan mereka atas kesalahan yang meraka lakukan dalam pengasuhan. Mereka tidak tumbuh di lingkungan yang ideal. Ada himpitan masalah sandwich generation dan ekonomi yang membuat mereka terus mementingkan pekerjaan daripada bisa membersamai tumbuh kembang anaknya secara langsung. Tapi aku yakin mereka berusaha, dan berdoa untuk anak-anaknya. Terutama soal pendidikan, dan bagaimana cara orang tuaku membesarkanku untuk masuk sekolah-sekolah favorit yang awalnya kukira hanya untuk memenuhi gengsi mereka. Ternyata setelah lama aku mencoba berdamai dan mencari alasannya, mungkin mereka hanya ingin anak-anaknya mendapatkan lingkungan pendidikan yang terbaik. Aku setuju jika sekolah tidak menjamin kesuksesan karir kita, tapi pendidikan akan membukakan banyak pintu-pintu kebaikan, kematangan berpikir, wawasan yang luas, dan lingkungan yang membangun. Bagaimana mereka berusaha untuk memenuhi biaya sekolah bahkan masih memberi kami uang saku pula ditengah kondisi ekonomi yang pas-pasan. Tidak pernah terpikirkan, barangkali semua usaha mereka mengantarkan anaknya ini ke banyak tempat, bertemu berbagai macam manusia dengan beragam pola pikir. Kadang aku merasa tersesat ketika harus pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kehilangan arah dan jati diri ketika berkali-kali tinggal di tempat baru untuk beradaptasi kembali. Masih belum mengetahui hakikat bahwa sejatinya sejauh apapun kita pergi, hakikatnya adalah untuk berpulang. Jika orang tuaku tahu bahwa anak yang dulu mereka besarkan sambil dibawa berbelanja ke Pasar Oro-oro Dowo, berjalan bersama untuk ikut bekerja bersama pagi-siang-sore, nantinya akan pergi jauh sekali ke banyak tempat meninggalkan mereka. Ayah dan ibuku pergi memberi les sepulang mereka mengajar. Kadang aku harus pulang terlambat karena sama-sama ikut les di tempat lain, atau menunggu mereka selesai memberi les dan pulang berjalan bersama ibuku mencari angkot jika ayah tidak bisa menjemput kami karena mengajar. Ternyata perjalanan ke banyak tempat itu hanya untuk mencari hikmah bahwa dimanapun kita pergi, ilmu Allah itu sungguh luas, dan keberagaman dunia membuat kita semakin yakin akan kebenaran ilmu-Nya. Dua atau tiga bulan lagi insyaAllah akan berpindah tempat tinggal lagi, ke benua jauh yang belum pernah kudatangi. Tidak pernah terpikirkan bahwa akan pergi ke negara ini, tapi begitulah takdir Allah yang harus dijalani. Jauh-jauh hari sudah menyiapkan barang-barang yang aka dibawa.Terbiasa berpindah-pindah tempat tinggal membuatku semakin mengerti untuk meninggalkan kemelakatan, dan rasa memiliki terhadap apa-apa yang kita anggap milik kita. Pada akhirnya kita hanya bisa membawa pengetahuan, kesiapan mental dan bekal-bekal seadanya yang bisa bermanfaat untuk diri dan orang-orang disekitar kita. Sekaligus membuatku berpikir bahwa perjalanan dunia saja sudah membuat kita bersiap menyiapkan banyak bekal, bagaimana dengan perjalanan kita menuju alam selanjutnya? Sesungguhnya kita itu cuma berpindah pindah fase dan tempat, entah kapan kita akan berangkat. Tidak melekatkan diri dengan hal-hal di dunia adalah cara terbaik menghindari rasa sakit karena harus meninggalkan dunia ini nantinya. Sudahkah kita menyiapkan bekal terbaik kita untuk berangkat ke tempat yang lebih jauh ?
5 notes
·
View notes
Text
Aku meletakkan smartphoneku di bangku kecil kereta. Menghela napas panjang. Algoritma sosial mediaku sering kali memunculkan konten tentang anak pertama. Mix feeling membaca cerita mereka. Ada beberapa yang relate dan ada juga yang tidak, tapi kebanyakan konten yang lewat mengenai beratnya menjalani peran tersebut.
“Kenapa wajahmu berubah gitu?” tanya Felicia kepadaku
“Pernah engga sih, kamu nemuin konten-konten tentang bahasan anak pertama gitu?”
“Pernah dong, kenapa?”
“Banyak banget konten semacam itu lewat di beranda,” gerutuku
“Kamu merasa terganggu?”
“Hmm engga terlalu sih, Cuma heran aja kenapa konten itu isinya kok negative vibes gitu,” jawabku sambil nyengir
“Merasa engga relate ya?” tanyanya.
“Relate tidak ya?” balasku.
Aku memandang ke arah luar cendela. Sawah luas, jalanan panjang, sungai, aktivitas orang-orang diluar sana menyambut penglihatanku selama perjalanan menuju pulang. Akhirnya, setelah delapan bulan, hari ini tiba juga. Perlu waktu hampir 14 jam untuk menyelesaikan perjalanan ini hingga kota terakhir. Kota tujuanku. Rumahku.
Akibat konten-konten yang aku lihat tadi, memori masa laluku terpantik. Aku seperti memutar film di dalam otak. Teringat banyak momen kali pertama. Mungkin orang di luar sana sering menyebutnya momen trial and error. Orang di luar sana kadang juga menjuluki anak yang menempati posisi kami ini dengan julukan produk trial and error. Yap, posisi anak pertama.
Putaran babak pertama film di otakku tentang kenangan kami sekeluarga membeli perabotan rumah. Salah satunya kursi plastik balita, tentunya itu khusus untukku. Kursi pertamaku. Warnanya biru. Seingatku, beli di toko perabotan dekat dengan tempat tinggal kala itu. Abah membonceng kami naik sepeda onthel, satu-satunya kendaraan yang kami miliki. Abah didepan, mengemudikan. Aku digendong Mamah, duduk diboncengan belakang. Tangan kanan Mamah mendekapku erat. Sementara tangan kirinya memegang kursi yang baru dibeli. Aku tidak bisa berkutik, sebab ruang geraknya sungguh sempit. Oh iya, gerimis kecil juga ikut meramaikan perjalanan kami. Kursi itu jadi satu-satunya kursi balita yang ada di rumah sampai saat ini. Bertahun-tahun digunakan bergilir, pertama olehku, kemudian adik-adikku.
Putaran kenangan selanjutnya. Masa awal masuk SD, mungkin usiaku sekitar tujuh atau delapan tahun. Aku ingat sekali, bagaimana Abah menungguku bersiap berangkat sekolah. Abah menggambar. Padahal beliau sudah berpakaian rapi, siap berangkat kerja. Beliau menungguku yang bersiapnya lama sembari menggambar sketsa calon rumah kami. Membangun rumah, itulah master plan yang sedang berusaha diwujudkan keluarga kami untuk memiliki rumah pribadi. Saat itu aku bingung Abah menggambar apa, karena bentuknya tidak aku kenali seperti wujud rumah. Bentuknya kotak-kotak, sementara rumah di bayanganku tidak begitu, hehehe. Sesekali Abah juga bertanya, “mau rumah yang seperti apa, Kak?” Beliau bertanya dengan wajah sumringah dan penuh semangat. Aku sangat ingat.
“Hoy, kenapa senyum-senyum sendiri?” ucapnya tiba-tiba sambil menyenggol kakiku.
“Iiiih, kamu siih.” Aku kesal karena putaran kenangan tadi buyar.
“Lagi mbayangin apa siiih?” tanya dia penasaran.
“Hehe, kayaknya kalau aku tidak jadi anak pertama, aku tidak akan mengalami hal itu deh,” jawabku.
“Hah, ngomong apa sih kamu tuh, engga paham aku.”
Sebagai sulung, banyak momen kali pertama yang aku lalui bersama Abah dan Mamah. Di fase dewasa ini, kok kenangan itu rasanya manis ya, bagiku? Saat ini, aku merasa lebih bisa melihat bagaimana usaha Abah dan Mamah tumbuh sebagai manusia dan orang tua yang semakin lebih baik. Yang awalnya orang tua dengan anak satu, kini ada beberapa. Aku melihat bagaimana perubahan cara Abah dan Mamah mengutarakan kemarahan kepada anak-anaknya. Semakin mengarah ke cara-cara bijaksana, hehehe. Aku bisa melihat bagaimana Abah dan Mamah mengubah kondisi ekonomi untuk menghidupi kami, dari yang di masa awal hidupku, kondisinya tidak seberapa cukup. Aku juga melihat bagaimana Abah dan Mamah makin bertambah perannya, awalnya hanya masyarakat pendatang biasa.
Kali pertama memang lekat dengan trial and error. Tapi bukankah tidak apa-apa kalau momen kali pertama itu malah jadi batu loncatan untuk lebih baik? Di hidupku ini, aku merasa beruntung menjadi sulung dan mengalami banyak percobaan kali pertama dalam bersama Abah dan Mamah.
4 notes
·
View notes
Text
3 Pencuri Motor Kurir di Palembang Diamankan Polisi, 1 di Antaranya Wanita
3 Pencuri Motor Kurir di Palembang Diamankan Polisi, 1 di Antaranya Wanita
Tiga pelaku pencurian sepeda motor yang kerap meresahkan kurir di wilayah Palembang, Sumatera Selatan, berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Dalam aksi kejahatan ini, salah satu dari pelaku yang ditangkap adalah seorang wanita. Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan seorang perempuan yang turut serta dalam aksi kriminal yang selama ini identik dengan pelaku laki-laki.
1. Kronologi Penangkapan
Kasus pencurian motor ini terjadi pada Rabu, 6 November 2024, sekitar pukul 12.30 WIB, di kawasan Sungai Gerong, Palembang. Para pelaku yang terdiri dari tiga orang—dua pria dan seorang wanita—menyasar seorang kurir yang sedang mengantar barang. Korban yang diketahui bernama Riko (26 tahun), seorang kurir ekspedisi, sedang beristirahat sejenak setelah mengantarkan barang. Saat itulah para pelaku dengan cepat melancarkan aksinya.
Tiga pelaku yang datang dengan sepeda motor, langsung menghadang dan merampas motor korban yang sedang diparkir. Dalam waktu singkat, mereka berhasil membawa lari sepeda motor Yamaha NMAX milik Riko yang terparkir di halaman toko tempatnya beristirahat. Beruntung, aksi tersebut sempat terekam kamera pengawas (CCTV) yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Setelah mengetahui bahwa motor miliknya dicuri, Riko langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Petugas kepolisian yang menerima laporan segera meluncur ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap ketiga pelaku pencurian tersebut. Penangkapan terjadi di dua lokasi yang berbeda—dua pria pelaku diciduk di kawasan Plaju, sementara wanita pelaku ditangkap di Kemuning, Palembang. Mereka tidak dapat mengelak setelah polisi menemukan bukti berupa motor curian yang telah disembunyikan di tempat berbeda.
2. Identitas dan Peran Masing-Masing Pelaku
Pihak kepolisian mengungkapkan identitas ketiga pelaku yang berhasil ditangkap. Mereka adalah:
Taufik (28 tahun), warga Sungai Gerong, Palembang, yang berperan sebagai eksekutor utama dalam aksi pencurian tersebut. Taufik diketahui memiliki beberapa catatan kriminal terkait dengan pencurian motor dan kerap melakukan aksi kejahatan serupa di wilayah Palembang.
Randi (30 tahun), juga warga Sungai Gerong, yang bertugas sebagai pengawal dan memastikan situasi sekitar aman saat pencurian berlangsung.
Siti (25 tahun), seorang wanita yang tinggal di Kemuning, yang ikut serta dalam aksi kejahatan ini. Siti berperan sebagai pemantau dan pengatur jalannya pencurian. Meskipun terlibat langsung dalam tindak kriminal ini, Siti diketahui memiliki dua anak dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa peran masing-masing pelaku sudah jelas sesuai dengan hasil penyelidikan, dan mereka ditangkap saat sedang bersembunyi di rumah masing-masing.
3. Alasan Pelaku Mencuri Motor Kurir
Setelah diinterogasi, para pelaku mengaku bahwa mereka nekat mencuri sepeda motor untuk dijual dan memperoleh uang. Taufik, sebagai otak dari aksi pencurian ini, mengungkapkan bahwa mereka sengaja memilih motor milik kurir ekspedisi karena sering kali parkir di tempat-tempat sepi dan mudah dijangkau.
Taufik mengungkapkan bahwa mereka sudah melakukan beberapa kali aksi serupa, dengan modus yang hampir sama—mencuri motor kurir yang sedang beristirahat atau sementara tidak diawasi. “Kami tahu motor kurir sering dibiarkan sebentar, jadi kami beraksi saat kondisi sepi dan orangnya tidak ada,” ujarnya.
Siti, meski mengaku hanya ikut-ikutan, menjelaskan bahwa ia diajak oleh suaminya (Taufik) untuk terlibat dalam aksi tersebut. Ia mengaku terpaksa ikut karena tekanan ekonomi dan kesulitan hidup. “Saya nggak ada pekerjaan tetap, anak-anak masih kecil, jadi saya ikut saja. Kami jual motor itu untuk dapat uang,” ujar Siti dengan raut wajah menyesal.
4. Polisi Temukan Barang Bukti
Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa sepeda motor Yamaha NMAX milik korban, yang telah diganti nomor rangka dan mesin untuk menghilangkan jejak. Selain itu, petugas juga menemukan beberapa unit motor lainnya yang diduga hasil dari pencurian sebelumnya di rumah Taufik dan Randi.
AKP Dwi Lestari, Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Palembang, mengungkapkan bahwa mereka terus menggali informasi terkait jaringan pencurian motor yang dilakukan oleh para pelaku. “Kami masih mengembangkan kasus ini dan memeriksa lebih lanjut apakah mereka terlibat dalam jaringan pencurian motor yang lebih besar di wilayah Palembang,” katanya.
5. Ancaman Hukum dan Proses Hukum Lanjutan
Taufik, Randi, dan Siti kini telah dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun. Polisi menyatakan bahwa mereka akan memproses perkara ini secara serius, dan mengingat rekam jejak Taufik sebagai pelaku kejahatan yang sudah berulang kali melakukan pencurian, kemungkinan ia akan mendapatkan hukuman yang lebih berat.
Meskipun Siti, sebagai wanita, mungkin mendapatkan perlakuan yang sedikit berbeda dalam proses hukum, pihak kepolisian tetap menegaskan bahwa ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Tindakannya tetap kriminal, dan hukum harus ditegakkan, meskipun pelaku adalah seorang perempuan," tegas AKP Dwi.
6. Reaksi Korban dan Masyarakat
Korban, Riko, mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersyukur motornya berhasil ditemukan dan pelaku berhasil ditangkap. “Saya merasa sangat kecewa dengan kejadian ini, tapi saya bersyukur polisi cepat menangkap pelakunya. Semoga ini bisa jadi pelajaran bagi para pelaku lainnya,” ujar Riko.
Di sisi lain, masyarakat Palembang, khususnya para kurir dan pengemudi motor, merasa prihatin dan resah dengan maraknya pencurian motor. Mereka berharap polisi dapat mengusut tuntas jaringan pencurian motor yang ada, terutama yang sering menyasar kendaraan kurir ekspedisi yang rentan menjadi sasaran kejahatan.
7. Dampak Sosial dan Pembelajaran
Kasus ini mengingatkan masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap tindakan kriminal, terutama pencurian yang semakin marak terjadi di tengah kesulitan ekonomi. Kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menjaga kendaraan, terutama ketika sedang berhenti atau parkir di tempat yang sepi.
"Jangan biarkan motor terparkir lama tanpa pengawasan, dan pastikan menggunakan kunci pengaman tambahan agar tidak mudah menjadi sasaran pencurian," ujar AKP Dwi Lestari.
Selain itu, kasus ini juga menunjukkan bahwa pencurian bisa melibatkan siapa saja, termasuk wanita. Siti, meskipun berperan lebih sebagai pengawas dalam aksi pencurian, menunjukkan bahwa persoalan ekonomi dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga bisa mendorong seseorang untuk terlibat dalam kejahatan.
Kesimpulan
Penangkapan tiga pelaku pencurian motor kurir di Palembang menunjukkan bahwa kejahatan dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa mengenal gender. Polisi berhasil menangkap pelaku dalam waktu cepat berkat bukti rekaman CCTV dan penyelidikan yang cepat. Para pelaku kini menghadapi tuntutan hukum yang berat, dengan ancaman hukuman penjara hingga 7 tahun. Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga keamanan kendaraan mereka agar tidak menjadi korban kejahatan serupa.
0 notes
Text
TURISIAN.com - Pantai Indah Kapuk Jakarta atau PIK kian populer sebagai tujuan rekreasi dalam kota bagi warga Jakarta. Kawasan ini menyuguhkan tidak hanya beragam kuliner, tetapi juga sejumlah aktivitas menarik yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Keelokan dan kemudahan akses membuat PIK juga menjadi magnet bagi wisatawan dari luar Jakarta. Ini berkat lokasinya yang strategis. Terhubung dengan Jalan Tol Dalam Kota dan bisa dijangkau bus TransJakarta, PIK semakin mudah diakses. Tak heran jika pemerintah kemudian menetapkan PIK sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional 2024. Berikut lima aktivitas seru yang bisa Anda coba di Pantai Indah Kapuk untuk mengisi waktu liburan: 1. Berpetualang di Aloha PIK Mengusung tema ala Hawaii, Aloha Pantai Indah Kapuk Jakarta menawarkan pengalaman rekreasi yang lengkap, mulai dari area bermain anak hingga wisata tepi pantai berpasir putih. Destinasi ini pun diramaikan beragam tenant kuliner. Dengan suasana tropis dan dekorasi khas Hawaii, Aloha menjadi spot yang sangat instagramable. BACA JUGA: Lewat Branding, Potensi Wisata Indonesia Ditampikan di Panggung Dunia Buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, Aloha tak memungut biaya masuk, menjadikannya pilihan menarik bagi keluarga dan penggemar fotografi. Hamparan Pasir Putih 2. Bersantai di Pantai Pasir Putih PIK 2 Pantai Pasir Putih di PIK 2 menjadi daya tarik utama, menawarkan hamparan pasir putih yang bersih dan dikelilingi gedung-gedung modern. Di sini, Anda bisa bersantai menikmati suasana pantai, bersepeda, atau mengisi waktu dengan mencicipi kuliner dari sejumlah gerai yang tersedia. Terletak di Kamal Muara, Jakarta Utara, pantai ini berdekatan dengan sejumlah lokasi wisata lainnya di PIK 2. BACA JUGA: Pembukaan Wisata Baru Batavia PIK, Banyak Keseruan yang Dihadirkan 3. Menjelajahi Kuliner ala Chinatown di Pantjoran PIK Bagi pencinta kuliner, Pantjoran PIK adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Dengan puluhan tenant makanan, baik halal maupun non-halal, kawasan ini memanjakan lidah sekaligus mata. Suasana Chinatown yang kental, lengkap dengan pagoda ikonis dan dominasi warna merah, menciptakan atmosfer yang seperti membawa Anda ke China. Berlokasi di Pantjoran PIK 2, Jakarta Utara, tempat ini cocok untuk berburu foto estetik dengan sentuhan budaya Tionghoa. BACA JUGA: Taman Suropati Jakarta, Cocok Buat Kalian yang ingin Ngehijauin Pikiran Bermain Skuter 4. Bermain Skuter di Pantai San Antonio Pantai San Antonio dikenal dengan lintasan panjangnya, cocok untuk berjalan santai atau bermain skuter. Sepanjang lintasan, pengunjung dapat menyewa skuter, sepeda, atau mobil-mobilan listrik, yang dapat dinikmati oleh segala usia. Dikelilingi kafe, restoran, dan toko, kawasan ini memberikan pengalaman santai dengan pemandangan langsung ke laut. 5. Nongkrong Asyik di Cove at Batavia PIK Cove at Batavia jadi magnet bagi kaum muda yang ingin bersantai dengan gaya. Dengan desain ala Los Angeles, tempat ini menawarkan beragam spot foto yang digemari para penggemar media sosial. Sore hari adalah waktu terbaik berkunjung, saat pemandangan laut berpadu sempurna dengan suasana senja. Mulai dari pizza hingga gelato, ragam kuliner siap menemani Anda menikmati waktu di sini. Jadi, aktivitas mana yang menarik untuk Anda coba di PIK? Jangan lupa abadikan momen liburan dan nikmati pengalaman eksklusif di destinasi favorit Jakarta ini. ***
0 notes
Text
Menggambar toko mainan. Maryam sebutkan semua mainan di rak. Mulai dari mobil-mobilan, boneka, sepeda dll yang pernah dia lihat di toko mainan. Banyak lampu di atas rak mainan. Di kiri bawah ada meja dan kasir juga troli, di tengah bawah ada aksen lantai, lantai digambar bukan karena hanya sebagian saja lantainya tetapi dia ingin menyampaikan bahwa di toko mainan semua lantainya kotak-kotak (bukan hanya dis ebagian temoat saja) itu metode anak-anak menyampaikan informasi. Sebelah kiri ibu sedang memilihkan mainan untuknya.
0 notes
Text
Ke Pantai Sanur Bayar Berapa?
Bali memang dikenal sebagai surga wisata pantai, dan salah satu pantai yang populer adalah Pantai Sanur. Banyak wisatawan yang bertanya, ke Pantai Sanur bayar berapa? Kabar baiknya, untuk masuk ke Pantai Sanur, Anda tidak dikenakan biaya tiket masuk. Jadi, Anda bisa menikmati keindahan pantai ini secara gratis, termasuk pemandangan matahari terbit yang menakjubkan. Pantai Sanur terkenal sebagai salah satu pantai sunrise di Bali, di mana Anda bisa memulai hari dengan menikmati keindahan alam yang luar biasa.
Aktivitas di Pantai Sanur
Setelah mengetahui ke Pantai Sanur bayar berapa, Anda tentu tertarik untuk mengetahui aktivitas apa saja yang bisa dilakukan di sana. Pantai ini menawarkan berbagai pilihan aktivitas seperti berjemur, bermain air, atau sekadar duduk menikmati angin sepoi-sepoi. Bagi Anda yang suka berolahraga, Sanur juga dilengkapi dengan jalur sepeda dan area jogging di sepanjang pesisir pantai. Jika Anda mencari pengalaman yang lebih menantang, Anda bisa mencoba snorkeling atau menyewa perahu tradisional untuk menjelajahi perairan di sekitar pantai.
Penginapan Dekat Pantai Sanur
Jika Anda berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Sanur, tersedia banyak pilihan penginapan yang beragam. Mulai dari hotel mewah hingga penginapan budget, semuanya bisa Anda temukan di sekitar Sanur. Meski bukan hotel di Bali dekat Pantai Kuta, Sanur menawarkan suasana yang lebih tenang dan damai, cocok untuk liburan keluarga atau pasangan.
Oleh-Oleh Khas Bali di Sekitar Sanur
Setelah menikmati waktu di pantai, jangan lupa untuk mengunjungi tempat oleh oleh di bali yang berada di sekitar Sanur. Banyak toko yang menjual berbagai macam suvenir khas Bali, seperti kain, perhiasan, hingga makanan ringan tradisional. Lokasi Sanur yang strategis memudahkan Anda untuk menjelajahi tempat lain di Bali, termasuk pantai hidden gem Bali yang masih jarang diketahui wisatawan.
Jadi, sudah siap berkunjung ke Sanur? Dengan biaya masuk yang gratis, Anda bisa menikmati semua keindahan pantai ini tanpa perlu khawatir mengenai tiket masuk.
0 notes
Text
WA/TELP : 0822-3006-6162, toko Tas Obrok Murah Di Jakarta, toko Tas Obrok Kuat, toko Tas Obrok Ukuran Kecil
TELP/WA 0822-3006-6162, Kami Penjual Tas Obrok Super Jumbo, Penjual Tas Obrok Motor Jakarta, Penjual Tas Obrok Murah Di Jakarta, Penjual Tas Obrok Kuat, Penjual Tas Obrok Ukuran Kecil, Penjual Tas Obrok Kurir Motor
Kami sering melayani pengiriman ke beberapa daerah seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora
Langsung KLIK https://wa.me/6282230066162/
Kami menyediakan berbagai macam produk :
Tas Delivery Makanan
Tas Delivery Non Makanan
Tas Pos Motor / Tas Obrok
Box Fiberglass
Tas Delivery Portable
Tas Laundry
Tas Vacuum Cleaner
Tas Custom
Kami juga Penjual Tas Obrok Laundry, Penjual Tas Obrok Medan, Penjual Tas Obrok Murah, Penjual Tas Obrok Mini, Penjual Tas Obrok Makanan, Penjual Tas Obrok Online
Selain itu, kami juga Penjual Tas Obrok Ransel, Penjual Tas Obrok Sepeda, Penjual Tas Obrok Terpal, Penjual Tas Obrok Top, Penjual Tas Kurir Gendong, Penjual Tas Kurir Ransel
Kami sering melayani pengiriman ke beberapa daerah seperti Jakarta Pusat, Malang, Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen
youtube
Untuk info dan pemesanan :
Indah Tas Obrok Kedungkandang - Kota Malang TELP/WA: 0822-3006-6162
Link WA : https://wa.me/6282230066162/ Link Website : http://tasobrok.co.id/
Ikuti Sosial Media Kami :
Facebook : https://www.facebook.com/indah.TasObrok Instagram : https://www.instagram.com/indah.tasobrok/ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UC8DABqNyMZgVKrPPdOmUuuw?view_as=subscriber\
#TasObrok#TasKurirKecil#TasKurirKlaten#TasKurirLionParcel#TasKurirLaundry#TasKurirMotorSurabaya#TasKurirMurah#TasKurirNinja#TasKurirNmax#TasKurirPizza#Youtube
0 notes
Text
BAPAK
Siang tadi ketika tengah hari sekitar jam 12-an, pergi lah diriku ke toko MR.DIY berencana beli bucket hat untuk melindungi wajah dan kepala dari panasnya matahari di Aceh ini. Akhir-akhir ini Banda Aceh bahkan mungkin bukan cuma Banda Aceh saja tapi juga hampir sebagian provinsi di Indonesia sedang menghadapi gelombang panas yang cukup tinggi. Jadi kubeli lah bucket hat, berharap membantu mengurangi panas terik yang menembus kepala dan berharap tetap keliatan keren & stylish.
Setelah keluar dari MR.DIY, kuliat ada bapak-bapak jual buah potong, semangkanya Masya Allah keliatan merah segar, nanasnya kuning membara, dan pepayanya oren seterang kucing oren. Alih-alih langsung pulang kerumah tapi hati kecilku berteriak seolah-olah berkata "SEMANGKAA.. SEMANGKAA... SEMANGKAAA..." Yauda, kubeli dulu lah semangka, nanas, dan pepaya itu. Kalau dipikir-pikir makan buah potong segar disaat cuaca lagi terik-teriknya bukan ide yang buruk.
Sembari menunggu bapak kang buah menempatkan buah-buahan itu ke plastik, ku lihat bapak tukang parkir lagi sibuk-sibuknya mengatur motor, aku mikir "kok kuat kali ya bapak itu kerja siang-siang gini? apa ga panas? yauda kubelikkan ajala bapak itu buah juga, biar agak seger dan nambah semangat kerjanya." Yaudala, akhirnya kubelikkanlah buah potong untuk bapak kang parkir juga, karena terakhir kali aku ke MR.DIY bapaknya baik kali, dibantunya motorku keluar dan dia kerjanya jujur. Jadi senang hatiku kalau parkir di MR.DIY.
Sewaktu aku mau balik ke parkiran motor, pas bapak kang parkirnya mendekat, kukasilah buah potong dan uang parkirnya. Senang kali dia, Alhamdulillah aku pun ikutan senang. Pas agak lama aku pake sarung tangan, kuliat kok bapaknya ga makan buah yang aku kasih. Kok masih di pegang aja sama dia. Padahal semangkanya menggoda kali. Ga lama setelah itu, dia panggil anak perempuannya yang lagi main sepeda dekat MR.DIY. Dikasilah buah potong yang kukasih ke anaknya. Aku auto terharu. Kalau ku tau buah itu dikasih ke anaknya, mungkin akan kubelikkan lebih banyak lagi.
Cerita siang tadi benar-benar mengingatkanku kepada figur bapak yang tiap pulang kerja selalu bawa makanan dan makan bareng anak-anaknya. Memang benar adanya, bapak dan ibu itu gabisa tenang makan diluar sementara anak-anaknya dirumah ga merasakan makanan enak yang dia makan. Pasti hatinya ga tenang dan merasa bersalah karena merasa senang hanya seorang diri. Pokoknya bapak dan ibuku dulu mungkin selalu berprinsip "apa yang aku makan, anak-anakku harus makan."
Luar biasa, Masya Allah. Semoga Allah selalu memudahkan para bapak di seluruh dunia dalam mencari rizki yang halal untuk keluarganya dan juga merahmati para ibu yang selalu sabar mendidik anak dan menjaga rumah serta keluarganya.
4 notes
·
View notes
Video
youtube
Video Terakir di Toko Sepeda Listrik VOLTA OTO Denpasar
0 notes