#Terguling
Explore tagged Tumblr posts
Text
Rem Blong, Truk Muatan Pakan Ayam Terguling di Pakupatan
SERANG– Truk muatan pakan ayam terguling di Jalan Raya Jakarta-Serang, Keluarahan Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang dekat Perpustakaan Provinsi Banten pada Selasa (14/5/2024). Menurut warga sekitar, Jamal mengatakan diduga truk yang membawa muatan pakan ayam tersebut terguling karena rem blong. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB dan tidak ada korban jiwa. Truk…
View On WordPress
0 notes
Text
Perjalanan ikhlas itu perjalanan yang paling jauh karena kita gatau dimana ujungnya dan perjalanan paling berat karena kita belajar untuk menerima sesuatu yang ‘mungkin’ sedang berseberangan dengan hati kita.
Perjalanan hidup itu memang tidak pernah terduga. Ada saat kita bak kuda yang sedang berpacu untuk mengejar titik finish. Ada juga saat kita harus jatuh, terguling dan bangkit. Mendapat kemenangan, pun kehilangan.
Ada saat kita duduk, atauーbisa juga tertidur���menikmati sepoi angin dibawah pohon besar nan rindang. Ada juga saat kita basah kuyup kehujanan. Diterjang badai, atau berlindung dari teriknya matahari yang menyengat badan.
Semua bagian dari perjalanan itu, tanpa sadar mendidik kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang mengenal apa itu ikhlas, apa itu berprasangka baik kepada apa yang sudah menjadi takdir Allah. Maka.. teruslah berjalan, teruslah mengokohkan langkahmu. Karena kita tidak pernah tau apa yang sedang menanti kita di depan.
Lakukan yang bisa kita lakukan sekarang, selesaikan apa yang harus kita selesaikan sekarang. Perkara ikhlas dan tidak, tak perlu kita risaukan. Karena lagi-lagi, menjadi seseorang yang ikhlas itu, bukan perjalanan yang hanya membutuhkan waktu persekian detik saja. Lakukan, kerjakan, dan mohonlah selalu pertolongan Allah.
ーaviliaarmiani
26 notes
·
View notes
Text
Sedang memantau masa depan yang tidak terprediksi. Akan ada banyak jalan berkelok dan terjal di depan sana. Bisa saja aku terjatuh, terguling, terperosok, nyungsep, nyosop, njelungup, njungkel, dan lain sebagainya. Aku bahkan hampir menyerah sebelum mencoba melangkah.
Tetapi Allah mengatakan "Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā", bagaimana bisa aku begitu khawatir dengan masa depanku sedangkan Allah selalu bersama denganku??
Perlahan-lahan mari kita jalani apa yang menjadi takdir kita hari ini, esok, dan seterusnya. Semoga takdir baik itu selalu memihak pada kita. Pun jika takdir buruk itu telah ditentukan semoga Allah terus menjaga dan menguatkan.
Bismillah. Semangat untuk aku dan kamu yang terus berjuang membahagiakan keluarga 🤲
#tumblrindonesia#likeforlike#poets on tumblr#tumblr#writers on tumblr#photographers on tumblr#motivating quotes
14 notes
·
View notes
Text
Truk Terguling Di Kemranjen - Banyumas
Truk Terguling Di Desa Lebeng Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Kamis, 9 Mei 2014.
View On WordPress
3 notes
·
View notes
Text
Arga, Garuda Berkaki Satu - Bab 2. Hantaman Keras
Hari ini pertandingan semifinal dimulai. Pertandingan kali ini dilaksanakan di stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Tim kami akan berhadapan dengan tim sekolah yang terkenal memiliki kemampuan hebat. Dikenal sebagai penguasa lapangan dari timur, mereka adalah tim SSB Hiu dari Surabaya. Tapi bagaimanapun juga sebagai tim yang menjadi tuan rumah saat ini, kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk bisa menang.
Babak pertama pun dimulai. Tim SSB Hiu mendapatkan kesempatan kick off pertama. Tim lawan langsung melakukan penyerangan secara tak terduga. Pemain wingback tim SSB Hiu menyilangkan bola ke dalam kotak penalti kepada pemain penyerang mereka yang sudah berlari kedepan. Tanpa terlihat oleh kami, ia sudah melewati pemain bek yang menjaga dibelakang. Gol pertama pun tercipta dimenit pertama pertandingan bagi tim SSB Hiu. Kami pun tertinggal 1:0.
“Alah! Gimana sih, baru mulai sudah kebobolan kalian. Ayo jangan sampai lengah.” Teriak pelatih dari pinggir lapangan.
Kali ini kesempatan kami untuk menyerang. Bola dipegang oleh Rio, ia berusaha menggiring bola maju melalui pinggir lapangan. Rio mengoper bola ke tengah lapangan kepadaku. Namun, sebelum bola tersebut aku dapatkan, bek pemain SSB Hiu menarikku dengan keras dari belakang hingga aku terjatuh. Sebelumnya beberapa kali pemain lawan juga terlihat menyenggol dan menarik pemain kami yang lain dengan maksud sengaja ingin menjatuhkan, sayangnya wasit tidak mengganggap hal tersebut sebagai pelanggaran. Bola pun kembali direbut tim lawan.
“Arga, Lo gapapa Ga?” kata Rio sambil membantuku berdiri.
“Gapapa, cuma jatuh biasa kok. Yok kita rebut kembali bolanya.”
“Syukur deh. Oke! Tapi hati-hati Ga saat menyerang nanti. Gue perhatiin para pemain tim Hiu ini suka main fisik buat menghadang kita masuk.”
“Siap, tenang aja Yo.”
Sebelum babak pertama berakhir, gol kembali tercipta oleh tim SSB Hiu melalui sundulan pemain mereka dari tendangan sudut. Kedudukan saat ini pun jadi 2:0 untuk tim Hiu dan tim Macan. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, dibabak kedua kami mengganti strategi menyerang menjadi counter attack. Strategi ini ternyata cukup berhasil. Disaat para pemain lawan melalukan penyerangan, rekan timku berhasil merebut bola dan dioper kepadaku. Dengan cepat aku langsung berlari membawa bola ke area lawan. Tidak ada pemain yang berjaga dibelakang sehingga dengan mudah akupun dapat membobol gawang lawan. Skor pun kini menjadi 2:1.
Tinggal mencetak dua angka lagi untuk bisa unggul. Tim kami kembali bisa merebut bola untuk menyerang. Namun kali ini ada satu orang bek tim lawan yang bisa memperlambat serangan kami. Penjagaan area lawan semakin ramai karena mereka segera balik untuk bertahan. Aku saling mengoper bola dengan rekan timku dengan membentuk formasi segitiga sembari mencari peluang kosong untuk maju. Ketika terlihat celah kosong aku langsung lari menggiring bola ke depan, mengecoh pemain lawan dengan dribbling ku dan berhasil melawatinya. Bajuku sempat ditarik namun aku masih bisa tetap melaju.
Ketika aku sampai di kotak penalti lawan dan bersiap untuk menendang bola, tiba-tiba salah satu tim SSB Hiu menyambar dengan tekelan keras tepat mengenai tempurung lutut kananku hingga aku terpelanting ke udara. Waktu terasa berhenti selintas kala itu, bahkan sorak ramai penonton terasa terdengar sunyi. Badanku terjatuh ke atas rumput dan barulah disitu terasa sakit yang belum pernah aku rasa sebelumnya. Rasa sakit tersebut menusuk sukma, perih sembilu menguar tiada tara, membumbung hingga ke langit lepasTidak hanya itu, kakiku juga sempat terinjak kiper yang sedang reflek menangkap bola. Sontak aku teriak kesakitan dengan keras dan terguling-guling di lantai.
Prittt!!! Kartu merah dikeluarkan oleh wasit kepada pemain SSB Hiu yang mentekelku.
Terjadi keributan dan cek-cok antara rekan timku yang marah dengan kelakuan pemain tersebut. Mengetahui kondisiku yang tidak bisa bangkit berdiri, tim medik pun segera dipanggil untuk memeriksa keadaanku. Setelah dicek dan dilakukan pengobatan ringan kemudian diputuskan bahwa aku tidak bisa melanjutkan pertandingan saat itu. Aku lalu dibopong tandu oleh medik untuk meninggalkan lapangan agar dapat diperiksa lebih lanjut.
Permainan pun dilanjutkan dan tim kami mendapatkan kesempatan tendangan penalti. Rio yang menjadi penendang penalti berhasil mencetak gol kedua. Pada akhirnya pertandingan berakhir dengan skor 2:3, tim kami unggul dengan mencetak gol di menit terakhir sehingga dapat lolos ke babak final.
Aku dinyatakan mengalami patah tulang pada kaki kananku. Usai kejadian tersebut aku disarankan untuk melakukan perawatan intensif. Berharap hanya mengalami cedera sedang saja, ternyata dokter menyatakan bahwa cedera kakiku sangat parah dan butuh dua kali penanganan operasi tulang. Setelah perawatan seminggu tak kunjung membaik, dokter menyarankan aku untuk diamputasi. Mendengar hal tersebut tentunya aku shock.. tidak terima dan enggan menuruti anjuran dokter. Ayah dan Ibuku juga kaget mendengar saran dari dokter tersebut.
“Tolong dok jangan diamputasi. Pasti ada cara lain untuk menyembuhkan cedera kakiku ini. Ya kan?”
“Jika kakiku diamputasi maka aku nggak bisa bermain sepak bola lagi. Bagaimana dengan karirku nanti?” Pintaku sambil menangis tersedu-sedu.
“Maaf tidak ada cara lain dik. Kecil sekali kemungkinan bisa sembuh. Jika misal ingin dipertahankan, tidak bisa digunakan kembali untuk beraktivitas seperti sedia kala atau malah bisa lebih berbahaya.” Kata dokter menjelaskan.
Bersikeras tidak mau untuk diamputasi, aku lalu memutuskan untuk pulang. Aku bilang ke Ayah Ibu untuk mencoba cari pengobatan lain. Berbagai cara aku lakukan untuk berusaha mengobati cederaku. Aku mencoba dengan pengobatan tradisional, namun hasilnya tetap nihil. Malah semakin hari semakin parah rasanya.
Selama hampir satu tahun aku tidak bisa berjalan dan tidak ada perubahan. Diriku terasa hancur pada kondisi yang ku alami. Mimpiku menjadi pesepak bola internasional terasa pudar. Butuh waktu lama bagiku merenung seorang diri untuk bisa mengambil keputusan berat itu. Akhirnya aku putuskan untuk mengambilnya, karena jika tidak maka aku akan berbaring di rumah saja tanpa bisa melakukan apapun.
(Bersambung)
(c) Ariek Dimas
5 notes
·
View notes
Text
Tersandung, terjatuh, terguling, terdiam 💔
2 notes
·
View notes
Text
youtube
Renungan 20Feb2023
Bacaan Injil Mrk 9,14-29
Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 9:15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. 9:16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 9:17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." 9:19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 9:20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 9:21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 9:22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 9:25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 9:26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 9:27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. 9:28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 9:29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Dalam kisah “Anak Kerasukan Roh Jahat”, setelah turun dari gunung bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus banyak orang dan ahli Taurat mendatangi Yesus karena mempersoalkan para murid Yesus tidak dapat mengusir roh jahat pada seorang anak. Yesus menegur keras murid-murid-Nya yang tidak dapat melakukan pengusiran roh jahat karena tidak percaya “Hai, generasi yang tidak beriman! Berapa lama Aku harus bersama kamu? Berapa lama Aku harus tahan menghadapi kamu? Bawalah anak itu kepada-Ku!” (19). “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”(23). Syarat dari segala mukjizat ‘impossible’ adalah “iman” dan kebijaksanaan seperti dikatakan dalam bacaan pertama Kitab Sirakh dimana segala ciptaan-Nya Ia penuhi dengan kebijaksanaan dan membagikannya kepada orang yang mencintai-Nya. Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu (Mat. 17:20) dan “Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah” (Yoh. 11:40). Kekuatan dari sebuah iman sungguh tak terbayangkan oleh kita.
Dalam kisah ini kita mendapati beberapa macam iman dari pelaku dlm bacaan Injil hari ini.
Iman yang mati menunjuk kepada anak yang kerasukan setan ini , setiap kali roh menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah dan menyiksanya. Inilah hidup yang dikendalikan setan
Iman yang setengah menunjuk kepada murid Yesus yang mencoba mengusir setan namun gagal dan akhirnya kehilangan iman
iman yang diperbaharui menunjuk kepada ayah anak yang kerasukan roh jahat, ia meminta pertolongan Yesus, tetapi terlihat keraguan dalam kalimatnya "jika Engkau dapat berbuat sesuatu" (22). Yesus menegaskan bahwa Dia bukan hanya dapat berbuat sesuatu, tetapi ayahnya harus percaya oleh sebab itu ia menangis dan tersungkur memohon belas kasih-Nya dan mau merendahkan diri mengakui dosa ‘Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”(24).
Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Ketika kita datang kepada Allah, kita harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah berkarya bagi kita. Ayah dari anak yang kerasukan setan itu meminta belas kasih kepada Tuhan: “Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”. Kekuatan totalitas iman harus disertai dengan kerendahan hati untuk mengaku akan ketidakberdayaan diri sendiri dan berserah total kepada Tuhan. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak. 5:16) seperti ayah ini bersujud memohon kepada Tuhan.
Bacaan Injil hari ini mengajarkan bahwa kebersamaan tiap hari dengan Yesus tidak membuat murid-murid-Nya memahami siapakah Yesus, kadang kitapun seperti para murid yang rajin membaca firman, berdoa bahkan berpuasa namun ketika badai kehidupan menerpa kita menjadi bimbang dan ragu akan penyertaan Allah. Sekali lagi kita diingatkan, Ia mampu melepaskan segala belenggu yang selama ini mengikat hidup kita. Janganlah ragu meminta pertolongan-Nya. Percaya dan taat sepenuhnya pada perintah dan janji-Nya. Percaya akan kuasa-Nya yang dapat melepaskan kita dari segala keterikatan kuasa roh jahat.
I’M-POSSIBLE
Berkah Dalem
2 notes
·
View notes
Video
youtube
TRUK PROYEK PATIMBAN Subang Tabrak Mobil Boks Hingga Terguling, Material...
0 notes
Text
Delia Yasmine Kecelakaan Mobil, Harus Terima 4 Operasi Sekaligus
JAKARTA – Artis Delia Yasmine mengalam ikecelakaan pada hari Minggu dini hari (5/1) di Tol Cijago. Mobil yang ia tumpangi terguling hingga terpental ke luar arena setelah Delia pulang dari lokasi syuting. Delia menjelaskan dalam sebuah pesan bahwa ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tulang pinggul dan kakinya patah. Saat ini, Delia dirawat di RSCM dan langsung menerima tindakan 4 operasi…
0 notes
Text
Kelebihan Muatan, Bus PO Pasra Oleng dan Terguling di Kelok 44 Agam
INGATLAH.COM – Sebuah bus PO Pasra yang membawa lima penumpang mengalami kecelakaan tunggal di kelok lima kawasan Kelok 44, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (3/1/2025) pagi. Bus tersebut terguling ke sisi kanan jalan akibat kelebihan muatan saat sedang mendaki. Kapolsek Tanjung Raya, Iptu Muzakar, menjelaskan bahwa selain lima penumpang, bus ini juga membawa muatan berupa ikan asin…
0 notes
Text
Kebanyakan Muatan, Truk Hebel Terguling di Jalan Raya Bayah-Cibareno
LEBAK – Diduga tidak kuat menanjak, sebuah truk pengangkut hebel terguling hingga menutup jalan di Jalan Raya Bayah, tepatnya di Desa Pamubulan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (1/3/2024). Ryan, salah seorang warga Bayah mengatakan, jika truk yang mengangkut hebel tersebut malaju dari arah Bayah menuju Cibareno. “Tergulingnya akibat muatannya yang over load dan kondisi jalan…
View On WordPress
#Kabupaten Lebak#Kanit Gakum Satlantas Polres Lebak Ipda Adi Nugraha#truk hebel terguling#Truk terguling
0 notes
Text
Past, Present, Future
Pemandangan itu membuat Till tertegun. Mimpi yang dia alami saat ini terasa begitu nyata sampai-sampai dia takut. Pemuda itu bahkan bisa melihat jelas wajah teman-teman masa kecilnya yang sudah lama tidak dia ingat. Firasatnya mengatakan bahwa ini hanya awal dari sesuatu yang mengerikan.
An "Alien Stage" Fan Fiction
tags: NSFW, no romantic relationship, zombie apocalypse AU, graphic description of zombification, blood, injury, past trauma, nonsense element
— [1/4]
Angin dingin berembus membawa debu yang berputar-putar di udara. Pusat perbelanjaan yang ramai selama dua puluh empat jam sampai satu bulan yang lalu sekarang sangat sepi. Sebuah motor melaju dengan cepat di sepanjang jalan. Pengemudinya mana peduli dengan peraturan lalu lintas. Lagi pula tidak ada satu pun manusia di jalan. Siapa pun juga tidak akan peduli dengan peraturan lalu lintas atau hukum lainnya jika berada di posisi pengendara motor tersebut.
Saat itu, sesuatu merangkak dari jalan, menyambar pergelangan kaki pengendara motor tersebut. Bau darah menyengat menusuk hidungnya membuat dia berkerut jijik. Sepeda motor itu oleng dan terguling. Untungnya berkat adrenalin tinggi dari rasa bahaya membuatnya mampu berguling. Dia mengambil tongkat kasti dan memukuli apa yang telah menjebak kakinya.
Daging berceceran, darah memercik ke dagunya membuat pemuda berusia dua puluh satu itu mual. Namun, dia tidak bisa berhenti sampai entitas asing yang mencengkeram kakinya pergi dan dia bisa membebaskan diri. Peduli setan makhluk itu terbunuh atau tidak, prioritas utama adalah lari. Suara gemuruh terdengar dari makhluk yang wujudnya tidak terdefinisikan. Rasanya seperti ada hal-hal lain yang merangkak ke arahnya, membuat pemuda itu merinding.
Pemuda itu mendapat keuntungan karena monster tersebut bergerak dengan sangat lambat. Begitu daging merah busuk itu melepaskan kakinya, dia langsung lari ke motor dan menancap gas pergi. Darah mengalir di balik helm yang dia kenakan. Jika tadi dia tidak memakainya, mungkin leher pemuda itu akan patah sejak awal. Setiap inci tubuhnya sangat sakit, tetapi dia harus melarikan diri karena tempat persembunyian sebelumnya sudah tidak aman.
“Sial! Bentuk zombi di gim jauh lebih baik daripada ini!” umpatnya untuk melampiaskan amarah. Bahunya gemetar. Setelah cukup jauh dari pusat perbelanjaan, dia menarik napas dalam-dalam. Ketegangan tidak bisa mereda sepenuhnya karena pemuda itu masih tidak tahu apakah dia sudah aman. “Sekarang ke mana?”
Sejak fenomena yang disebut bencana zombi itu terjadi dua tahun lalu, negara memutuskan untuk mengisolasi area yang yang sulit untuk dinetralisasi. Tidak peduli berapa banyak manusia yang masih mencoba bertahan hidup di antara zombi di area tersebut, tidak ada bantuan yang akan masuk dan tidak ada cara bagi mereka untuk melarikan diri ke wilayah yang aman. Mereka harus bertahan hidup sendiri atau mati begitu saja.
Sedikit demi sedikit, dunia ini dikuasai zombi yang tidak diketahui asalnya dari mana. Satu bulan yang lalu, area yang diisolasi bertambah. Sungguh tidak beruntung bagi pria itu karena area isolasi tersebut adalah tempat pemuda itu tinggal dengan damai selama ini dan bertahan hidup sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Mungkin tidak akan pernah diselamatkan. Sekalipun begitu, pemuda itu menolak mati di tangan makhluk menjijikkan tersebut ataupun menjadi satu dengan mereka.
Untungnya tidak ada pengejaran lagi. Pemuda itu masuk ke salah satu rumah yang terlihat masih dalam kondisi baik dari luar. Di saat orang-orang mati setiap jamnya, tidak ada yang peduli tentang konsep kepemilikan lagi. Tempat persembunyiannya yang terakhir pun adalah sebuah apartemen di gedung bertingkat. Ironisnya, dia tidak akan bisa tinggal di tempat sebagus itu jika bukan karena bencana zombi.
Setelah memastikan bahwa tidak ada zombi di dalam, pemuda itu mendorong meja yang berat sebagai pemberat pintu dan menutup seluruh jendela. Napasnya tersengal-sengal, rasa sakit berdenyut di sekujur tubuhnya sulit untuk ditahan. Tampaknya pun suhu tubuhnya mulai menunjukkan gejala abnormal dan dia basah oleh campuran keringat dan keringat dingin.
Pemuda itu bersyukur dia memilih rumah yang tepat. Isi kotak P3K yang dia temukan lengkap, kondisi rumahnya bagus, dan listrik masih menyala membuatnya bisa mandi air hangat. Sayangnya dia tidak mampu mengingat detail yang lain. Kegiatan fisik memang tidak cocok untuk pemuda yang jarang bergerak itu. Di rumah tersebut, dia mulai merasa aman dan adrenalin dari naluri bertahan hidup pun mereda menyisakan kelelahan ekstrem.
Entah dari mana dia mendapatkan kekuatan untuk membersihkan diri, mengobati dahinya yang terluka, serta mengganti baju dengan pakaian bersih yang ada. Aroma pelembut kain membawakan ketenangan pikiran. Pemuda itu jatuh ke tempat tidur dan terlelap seolah-olah sudah pingsan.
“Till.”
Ketika pemuda itu membuka matanya, dia tahu bahwa dia masih bermimpi. Langit cerah dan angin lembut yang familiar itu membawa rasa nostalgia. Tubuh kanak-kanaknya sedang berbaring di rerumputan hijau, di bawah pohon berdaun rimbun. Mimpinya saat ini mengambil tempat masa kecilnya dihabiskan. Saat itu adalah masa paling bahagia dalam hidupnya sebelum berpisah dengan teman-teman sepermainannya.
“Till—!”
Till. Itu adalah namanya. Nama yang juga disebut oleh suara bodoh dan kekanak-kanakan itu saat ini. Seseorang memanggil namanya seolah-olah sesuatu yang mendesak terjadi. Till mendengkus, tidak ingin menghiraukan panggilan itu.
“Kenapa tidur lagi—?” Suara yang terus memanggilnya akhirnya tidak memanggilnya lagi dan mengeluh. Kekecewaan bisa terdengar dengan jelas dalam emosi yang mentah. “....”
Tentu saja itu karena Till tahu dia hanya sedang bermimpi tentang masa kecilnya. Dia harus bangun dari mimpinya, jadi dia memejamkan mata dan berharap dia segera bangun. Pemuda itu dapat mendengar gerutuan yang teredam. Entah apa kata-katanya, Till tidak begitu menghiraukan dan memejamkan matanya. Berharap untuk kembali ke kenyataan.
Akan tetapi, jika Till bangun sekarang, siapa yang tahu tentang apa yang akan terjadi berikutnya. Baru satu detik sejak dia memejamkan mata, tetapi kenangan atas pengalaman sebelumnya berbalik. Bahkan bau darah dan daging busuk yang sempat menjeratnya seperti muncul lagi membuat dia membuka matanya lebar-lebar. Till terduduk dan terengah-engah.
Sebuah tangan mendarat di rumput di sisi tempatnya duduk. Wajah seorang anak mendekat padanya dan bertanya, “Ada apa, sih?”
Perasaannya kacau. Jantungnya tidak dapat berhenti berdegup kencang. Dia memalingkan muka sebelum sempat menangkap wajah seperti apa yang dimiliki orang lain. Bisa dikatakan mereka yang berada di mimpinya ini adalah teman baiknya di masa lalu. Sayangnya, mungkin karena waktu sudah terlalu lama berlalu, Till tidak dapat mengingat satu pun wajah teman-temannya.
“Hmm ….”
Begitu kepalanya berpaling, matanya bertemu pada sosok anak perempuan yang berbaring di sebelahnya. Kacamata yang tidak dilepas sudah bertengger miring. Rambut panjang berwarna merah muda itu tersebar di rumput. Salah satu tangannya menggenggam tangan gadis lainnya. Tampaknya dalam mimpinya, mereka berempat sedang tidur bermalas-malasan di bawah pohon.
Pemandangan itu membuat Till tertegun. Mimpi yang dia alami saat ini terasa begitu nyata sampai-sampai dia takut. Pemuda itu bahkan bisa melihat jelas wajah teman-teman masa kecilnya yang sudah lama tidak dia ingat. Firasatnya mengatakan bahwa ini hanya awal dari sesuatu yang mengerikan.
“Till—”
Begitu namanya disebut, Till merasakan sesuatu meluap dalam dirinya. Akhirnya, pemuda itu membentak pada anak di hadapannya. “Berhenti! Diam, brengsek!”
Jelas pemuda itu tidak berniat untuk membentak, apalagi kepada anak kecil. Di mimpinya, Till memang memiliki tubuh anak-anak seperti teman-temannya, tetapi tetap saja dia adalah pemuda berusia dua puluh satu tahun yang sudah dewasa di kenyataan. Jadi, bahunya gemetar saat akhirnya melihat anak laki-laki yang terus memanggilnya.
Meskipun pemuda itu tidak dapat mengingat wajah temannya yang satu itu seperti halnya yang terjadi pada para gadis, dia samar-samar mengetahui bahwa dia tidak pernah bertatapan dengan benar dengan anak itu entah apa alasannya. Mungkin karena untuk menebus kenyataan, Till mencoba untuk menatapnya secara langsung.
Bola mata hitam dan pupil merah itu masuk dalam penglihatannya, menatapnya dengan cara yang tidak dapat didefinisikan saat merengut. Till tersentak. Benar. Dia baru mengingat kalau alasannya tidak mampu berlama-lama menghadapi wajah anak itu adalah karena dia tidak tahan dengan bagaimana mata itu menatapnya. Di saat-saat tertentu, cara anak itu menatapnya tampak sangat asing dan memberatkan. Pada akhirnya, Till memejamkan mata untuk menghindari kontak.
Tidak ada yang terjadi setelah itu.
Begitu pemuda itu membuka mata kembali, dia benar-benar berada di kenyataan. Napasnya menderu secara tidak teratur. Cuaca cerah dan hangat di mimpinya, suasananya pun damai tidak seperti kenyataan yang dia alami, tetapi itu adalah mimpi terburuk bagi Till. Pemuda itu bangun dan mendapati keadaan fisiknya baik kecuali luka yang belum sembuh dan efek mimpi buruk.
Hidup tetap harus berjalan. Till menjelajahi rumah yang digunakannya untuk beristirahat. Berkat kesialan yang menimpanya kemarin, dia belum melihat dengan cermat tempat tersebut. Namun, begitu pemuda itu melihatnya dengan saksama, rumah tersebut berada dalam kondisi yang sangat bagus. Tidak tersentuh oleh zombi, memiliki bahan-bahan lengkap, dan listrik menyala dengan baik.
Salah satu kamar merupakan ruang kerja. Rak buku memuat buku-buku novel terkenal yang Till hanya ketahui judulnya, sisanya adalah teori-teori sastra. Pemuda itu menebak dari keseluruhan rumah tersebut bahwa pemiliknya adalah laki-laki, mungkin juga mahasiswa seperti dirinya. Dia ingin meminjam komputer sebab ponselnya sudah lama hilang, tetapi sedikit tidak nyaman. Meskipun tidak ada lagi konsep kepemilikan di tempat yang kacau oleh bencana zombi, di dalam komputer jelas akan ada privasi orang lain yang terlihat. Till merasa tidak nyaman.
Namun, setelah berkonflik dalam hatinya pun Till memutuskan untuk menyalakan komputer. Dia masuk ke akun surel dan membuka media sosial. Orang-orang mengabari keadaannya lewat media sosial, mungkin untuk mencari dan menghubungi keluarga dan sahabat yang masih hidup di luar sana. Bisa jadi mereka hanya melampiaskan emosi yang menumpuk, membuat jurnal penyintas dengan harapan ada orang yang akan bersimpati dengan mereka.
Jika Till punya setidaknya salah satu di antara itu, dia juga akan melakukan hal yang pertama, tetapi sayang dia tidak memiliki keduanya. Pemuda itu sendiri tidak memiliki niat untuk membuat jejak catatan tentang keberlangsungan hidup di media sosial. Dia terus menggulir linimasa dan membaca sekilas setiap isi yang lewat.
Zombi jatuh dari langit.
Jarinya berhenti menggulir begitu dia sampai di sebuah akun. Bukan pada kalimatnya yang aneh, tetapi pada foto yang diikutsertakan di sana. Tampaknya di suatu tempat, beberapa penyintas berkumpul menjadi satu kelompok. Tentu saja bukan karena Till iri mereka berkelompok sementara dia sendirian tanpa ada seorang pun yang bisa diandalkan. Itu karena pandangannya terpaku pada perempuan berambut merah muda pada foto.
Fiturnya memang jauh lebih dewasa, tetapi Till dapat mengenali itu adalah anak perempuan yang dia lihat dalam mimpi semalam. Teman masa kecil yang wajahnya sudah dia lupakan. Daripada merasa senang, Till justru merasa khawatir mengapa hal-hal aneh semacam ini terjadi satu demi satu. Dia ingin berbaik sangka bahwa semua itu hanyalah pikiran negatif yang muncul setelah pengalamannya menghadapi zombi.
Catatan:
Dalam cerita ini, mereka berempat adalah teman masa kecil yang sudah berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Bahkan bencana zombi bukan alat plot bagi mereka untuk bertemu kembali. Maka dari itu, saya akan menyerah pada tagar ship karena tidak akan ada hubungan romantis di antara mereka!
1 note
·
View note
Text
"My Metamorphosis"
Tentang "kehilangan" yang pernah saya alami selama 55 tahun hidup di dunia, butuh puluhan tahun untuk dapat menemukan "makna, tujuan, maksud" dari berbagai hal yang pernah hilang di diri saya. Tentang pertanyaan saya, "Kenapa ini harus terjadi dan saya alami?". Berawal dari saat saya balita, mengalami kehilangan Papa tepat di hari ulang tahun saya yang ke 3, (adik saya usia 11 bulan). Mama seorang ibu yang baik sebagai orang tua tunggal saat itu, tetapi tumbuh besar tanpa ada sosok ayah di dalam kehidupan saya membuat saya merasa ada yang tidak lengkap, ada yang hilang di dalam diri saya... kehilangan yang tidak saya rasakan secara "sadar", namun menorehkan luka yang dalam di "bawah sadar" saya. Seringkali bahkan hingga saat ini terbesit sebuah lamunan tentang "Bagaimana rasanya jadi Daddy's Girl ya?", Gimana rasanya andaikan di dalam hidup saya ada sosok lelaki yang dapat menjadi "cinta pertama" saya sebagai seorang anak perempuan (seperti anak anak perempuan lain pada umumnya), lelaki yang akan selalu ada untuk menyayangi serta melindungi saya tanpa syarat?, seperti apakah rasanya berada di situasi atau kondisi itu?. Jawabannya tidak pernah saya dapatkan selama puluhan tahun...
Kehilangan kedua adalah ketika saya berusia 16 tahun, saat itu Mama telah menikah lagi dengan seorang dokter yang memberikan saya dua adik perempuan yang sangat luar biasa. Saya punya ayah sambung yang baik... beliau mengajarkan saya mengendarai mobil, pada dasarnya saya ini bukan tipikal manusia yang punya nyali belajar mengendarai kendaraan bermotor (berenang & bersepatu roda saja, walau sudah kursus private tapi karena saya yang tidak punya nyali jadi tak kunjung berhasil untuk bisa berenang dan main sepatu roda). Saat itu... kami sekeluarga pindah dari Jakarta ke sebuah kota kecil di ujung pulau jawa karena ayah dinas sebagai dokter disana... Suatu hari ayah mengajak saya menengok salah satu pasien di dusun, saya mengendarai mobil "buat melancarkan kemampuan menyetir kamu" kata ayah, jalan kecil di desa yang masih belum di aspal, berbatu, tiba di sebuah tikungan yang jalannya menurun, terdapat batu besar... saya panik, yang seharusnya injak rem tetapi malah saya injak gas, akhirnya mobil terguling (seperti adegan film), karena jendela mobil terbuka kaca nya, saya spontan pegangan pada pintu mobil... yang kebetulan posisi terbaliknya mobil ke arah dimana tangan saya berada. Jadi tangan kanan saya tertimpa mobil, tulang telapak tangan saya remuk & satu ruas jari kelingking tangan kanan putus, hilang. Ketika peristiwa itu terjadi, tepat di hari libur nasional, di mana kondisinya di kota kecil itu jika hari libur, paramedis bahkan Rumah Sakit tidak dapat melayani pasien seperti di hari normal. Ayah yang seorang dokter menangani cidera tangan saya, tapi kondisinya saya butuh penanganan di Rumah Sakit sesegera mungkin. Akhirnya, esok harinya baru saya dapat berobat di Rumah Sakit, agak terlambat karena sendi di ruas jari dalam waktu itungan hari saja tertutup oleh jaringan baru yang terbentuk (karena usia saya masih muda kata dokter, jadi pertumbuhan sel barunya cepat). Hingga saat ini tangan saya itu tidak mampu menggengam dengan normal, dengan baik dan sempurna seperti sebelum ada kecelakaan itu, dan jika udara dingin masih ada rasa linu yang menusuk. Walau yang hilang satu ruas jari saja, namun secara psikologis perasaan kehilangan yang saya rasakan membuat sebuah luka kesedihan yang amat dalam di diri saya, tak sempurna rasanya sebagai manusia karena jari kelingking saya bentuknya aneh, terlihat sangat buruk tanpa kuku (itu pemikiran saya saat itu).
Kehilangan ketiga adalah ketika anak anak telah beranjak dewasa dan saatnya "terbang" menuju ke kehidupannya masing masing. Sejujurnya... semenjak dan selama saya menjadi seorang Ibu prioritas, fokus, tujuan dan penyemangat hidup saya adalah anak anak. Tapi karena saya terlalu berlebihan akhirnya "unconditional love" yang di miliki oleh seorang ibu berubah menjadi sebuah kemelekatan... Dan hal tersebut menimbulkan dampak yang tidak sehat baik bagi anak anak & diri saya sendiri. Selama 6 bulan saya terpuruk, mati rasa... tidak ada keinginan melakukan apa pun, bahkan hidup seperti tak ada gunanya lagi. Saya merasa diri ini sudah tidak ada manfaatnya tidak berguna lagi, merasa ditinggalkan & amat sangat kehilangan satu satunya hal paling indah paling berharga yang saya pernah miliki selama hidup. Kondisi tersebut membuat kesehatan di fisik maupun psikis, ketenangan, kenyamanan, keharmonisan hidup saya mau pun anak anak... jadi terganggu. Asam lambung menjadi sahabat setia dikeseharian saya dan anak anak akhirnya. Sebuah peristiwa terberat yang pernah terjadi & saya alami selama hidup. Kehilangan terparah & paling struggle untuk mampu bangkit, sembuh, pulih, untuk dapat berdamai dengan kenyataan yang ada. Bagaimana akhirnya saya bisa survive dan kembali bangkit?, itu butuh beberapa tahun lamanya dan masih terus berproses supaya bisa benar benar ikhlas menerima kenyataan bahwa segalanya memang telah berubah dan semua akan baik baik saja, akan terbiasa pada akhirnya.
Kehilangan ke empat, adalah ketika memasuki fase menopause yang akan dialami oleh semua wanita di kehidupannya. Kelihatannya sepele ya hal ini?, kayaknya "Ah itu kan hal wajar biasa aja yang terjadi pada manusia!", namun kenyataan yang ada tak semudah itu. Mungkin pernah saat remaja atau usia muda (bagi para wanita nih), di saat datang bulan, haid atau menstruasi merasa kesal ketika "tamu" bulanan tersebut datang di setiap bulannya, terutama yang setiap kali haid disertai dengan rasa nyeri yang hebat atau ada gejala lainnya yang mengganggu rutinitas serta aktivitas sehari hari. Ketika siklus haid yang tadi nya 7 hari, suatu saat hanya terjadi 4 hari saja... rasanya "Wuiiiih asiiik... baru 4 hari udah selesai nih!". Pada kenyataannya ketika moment atau fase menopause itu terjadi, kita merasa sangat kehilangan lho, ada rasa iri melihat mereka yang masih mengalami menstruasi, ada rasa kangen pada nyeri berdenyut di perut setiap bulannya... yang selama puluhan tahun kita alami, rasakan. Belum lagi berbagai gejala yang terjadi seiring menopause itu berjalan, gejalanya berkali lipat lebih parah dari PMS, dari gangguan hormon di saat kehamilan (memang parah tidaknya gejala tersebut berbeda beda pada setiap orang tentu saja ya), namun "kehilangan" yang dialami oleh para wanita saat melewati fase ini cukup berat dan tidak mudah. Belum lagi setelahnya akan di rasakan berbagai ketidaknyaman pada kondisi kesehatan organ tubuh, bisa pengapuran tulang pengeroposan tulang, kepanasan berlebihan di tubuh yang bagi beberapa orang dapat terjadi atau bisa mengalami strooke. Yang terutama di rasakan adalah rasa tidak sempurna lagi sebagai wanita setelah tidak lagi mengalami menstruasi.
Ada hal lain yang saya nyaris "kehilangan" juga, saya pernah terkena virus, membuat tangan kiri & seluruh jemari saya lumpuh, setelah berobat 3 bulan dan menjalani pemeriksaan EMG dengan alat, dokter menyatakan tangan kiri saya akan lumpuh permanent. Akhirnya saya belajar dan menekuni sebuah Tekhnik Meditasi Kesehatan dan Ketenangan di Bali, 3 bulan kemudian saya sembuh dari kelumpuhan. Dari meditasi ini saya belajar dan banyak mendapatkan pencerahan, jawaban dari semua pertanyaan saya. Bahwa di kehidupan ini tidak ada yang permanent, semua berubah. Oleh karena itu latih diri untuk dapat menerima segala perubahan yang ada, moment bahagia nikmati secukupnya saja agar ketika hal itu berubah kita tidak terlalu kesulitan menjalani adaptasinya. Begitu pula dengan moment duka, terima dan jalani dengan kesabaran, percaya itu juga akan berubah pada saatnya nanti. Hiduplah di saat ini, jangan menyesali dan melekat di fase yang telah berlalu dan jangan terlalu takut atau khawatir akan hari esok yang belum terjadi. Jadi saya sekarang sadar bahwa setiap hal yang saya alami dan terjadi ada pesan, pembelajaran yang ditujukan demi kebaikan saya, asalkan saya mau melihatnya dengan prasangka baik. Papa wafat ketika saya kecil memang menyedihkan apabila saya melihatnya dari kaca mata negatif namun jika saya meihat sisi baiknya, jika Papa tetap ada mungkin saya tidak akan menjadi kuat seperti diri saya yang sekarang ada, tidak punya 3 adik yang selalu ada untuk saya. Jika saya tak alami kehilangan ujung jari kelingking saya, mungkin saya kurang bisa memahami dan menghargai, bahwa setiap ruas jari, setiap sentimeter bagian tubuh saya itu penting untuk dijaga & disyukuri keberadaanya. Jika anak anak tidak "pergi" dari kebersamaannya dengan saya setiap hari, saya tidak akan menyadari bahwa anak anak & saya, kami sama sama punya kesempatan untuk bisa berkembang, bisa menciptakan kebahagiaan di diri kami masing masing, bahwa kemelekatan di diri kita terhadap siapa dan apa pun, tidak sehat bagi mental dan fisik kita dalam menjalani hidup dalam mendapatkan ketenangan, kedamaian di pikiran dan hati. Saya juga dapat menerima dan mengerti bahwa menjadi tua serta berbagai hal yang menyertainya adalah hal yang pasti & akan terjadi pada setiap manusia, terima saja semua kenyataan ini dengan pikiran harmonis, dengan ikhlas. Itu hal yang tidak dapat kita cegah atau kendalikan, jika kita melawan, menolak, marah pada kenyataan tersebut, hal itu hanya akan jadi beban yang menambah penderitaan kita saja... Saya sekarang memahami, dalam proses ikhlas menerima (karena itu tidak semudah teori yang ada), bahwa "Everything I lose creates space for everything I need". Sebaiknya saya menemukan kedamaian di dalam diri saya... maka segalanya akan berjalan sebagaimana mestinya setelah itu Semoga sharing saya ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya, terima kasih.
Josellina adalah nama penanya. Wanita yang kini berusia 55 tahun ini memang sejak masih kecil sangat suka membaca dan menulis, ketika SD pernah menulis artikel kecil di Majalah anak dan hobby mengkoleksi buku (yang berbentuk novel atau majalah seperti kumpulan cerita dari "Album Cerita Ternama" produksi tahun 70 an). Sejak SMA sangat ingin belajar di bidang tulis menulis namun karena satu dan lain hal maka keinginan itu tidak terwujud. Menulis adalah hal yang disukai oleh penulis, walau tidak menjalani profesi atau karir sebagai penulis tetapi menulis adalah healing tersembunyi yang bisa membuat semangat hidup penulis terus terjaga. Setelah lulus kuliah, penulis memutuskan melepas dan memberikan "sayap" yang ada di mimpi dan cita citanya untuk diberikan pada anak anaknya, jika anak anak mendapatkan sayap tambahan maka anak anak dapat terbang lebih tinggi, mencapai mimpi mereka, itu alasan dan pemikiran penulis. Setelah anak anak dewasa dan "terbang" pergi meninggalkan sarang, penulis sempat terpuruk dan kesulitan beradaptasi dengan kenyataan, di moment tersebut penulis semakin menekuni kegiatan tulis menulis di sosmed pribadinya. Dia sempat ikut kelas menulis dan berkesempatan 3 kali menulis buku yang isi buku itu merupakan gabungan dari beberapa penulis pemula lainnya Harapan penulis adalah, semoga berbagai tema yang dirangkainya menjadi sebuah tulisan dapat membuat siapa saja yang membacanya merasa terhibur, merasa tenang, mendapatkan energi baik, merasa tersalurkan apa yang ada di dalam hatinya namun tidak dapat terungkapkan, dapat memberikan manfaat atau pengetahuan baru tentang sudut pandang penulis yang mungkin berbeda dari sudut pandang pembaca, untuk pembelajaran di diri mereka dengan membaca sharing cerita atau pengalaman hidup penulis.
1 note
·
View note
Text
Assad Terguling, Suriah Bakal Terpecah Menjadi Zona yang Dikendalikan Kekuatan Asing
http://dlvr.it/TGqfBQ
0 notes
Text
Pengakuan Sopir Bus Rosalia Indah yang Terguling di KM 223 Tol Kanci-Pejagan
Cirebon – Kecelakaan bus terjadi di KM 223 Tol Kanci-Pejagan pada Minggu (15/12) sore, melibatkan bus Rosalia Indah dengan nomor polisi AD 7178 OF. Kecelakaan ini mengakibatkan empat orang terluka, namun beruntung tidak ada korban jiwa. Kasat Lantas Polresta Cirebon, Kompol Mangku Anom Sutresno, menyebutkan bahwa keempat korban yang terluka mengalami cedera ringan. Proses evakuasi bus sempat…
0 notes
Text
Simpul
Malam itu aku keluar rumah. Karena lapar. Untungnya Rama bersedia menemani. Kita janjian di angkringan depan jalan rumah.
Aku kenal Rama sejak 2019. Saat dia baru lulus SMA. Masih kecil dan sering bikin emosi. Salah satu freelancer di kantorku. Sekarang Rama sudah jauh lebih besar. Tentu saja.
Dia tersenyum menyambutku datang. Kita bertukar kabar. Mengingat yang dulu dulu. Menyamakan cerita. Hal hal yang menurutku aku biasa saja tapi ternyata anak anak takut. Katanya "Mba Izza dulu menyeramkan!" Aku hanya tertawa.
"Kalo sekarang?"
"Terlihat lebih muda dan lebih fresh. Kalo tertawa tidak ada beban"
_________
"Aku boleh bertanya Mba? Hal yang aku penasaran hingga sekarang......"
"Huuummm???"
"Aku menemukan simpul di kantor lama. Tergantung di belakang gudang.... itu siapa Mba?"
Tanyanya sambil berhati-hati. Aku tersenyum.
"Yah. Itu aku"
Rama tercekat.
___________
Aku bercerita. Aku yang putus asa sore itu. Karena kebangkrutan. Perselingkuhan di rumah tanggaku. Ibu yang seenaknya sendiri tidak membantu. Aku yang gila.
Demikian tidak ada harapan. Sore itu aku ke kamar mandi di belakang gudang. Mengikat tali di kusen pintu. Mengukur ketahanannya dengan berat badanku. Aku menghela napas. Meraih box dekorasi. Menjadikannya pijakan terakhir bagi kakiku sebelum aku melayang setinggi 50 centi. Tidak akan ada 2 menit. Ya. Aku yakin aku akan mati.
Aku sudah berdiri di atas box. Tali hitam sudah membelit leherku. Dengan satu hentakan kaki, box akan terguling. Dan aku akan tergantung. Aku takut mati. Tapi aku lebih takut hidup. Aku menarik napas. Menghitung mundur juga mengucapkan selamat tinggal dalam hati.
Aku pikir aku sudah siap. Entah darimana suara anakku muncul. Menggema memanggilku.
"Mommy, mommy..."
Suara itu makin jelas. Aku kalut. Anakku membutuhkanku. Perlahan aku lepaskan leherku dari simpul hitam itu. Turun dari box dan bergegas keluar mencari anakku. Berkeliling di gudang. Memanggil manggil anakku.
Tapi aku baru ingat. Anakku dirumah. Tidak disini.
Menyadari fakta itu aku terduduk lemas. Mengelesot di lantai dan menangis sejadi jadinya. Entah berapa kali Zul, menyelamatkanku. Dan menjagaku tetap hidup. Bahkan hingga hari ini.
____________
Rama ternganga mendengar ceritaku. Matanya berkaca kaca. Aku tertawa.
"Sudah. Jangan nangis dong. Aku sekarang sudah ngga apa-apa. Lihat sendiri kan?"
"Nggak Mba. Ngga nangis kok"
Aku tersenyum.
"Saat itu aku kaget Mba. Area gudang sisi belakang selalu tertutup. Tapi hari itu aku merasa energinya sangat kuat. Memaksaku membuka pintu belakang. Sampe aku ngerecoki Bayu untuk menemani. Dan aku menemukan simpul yang masih tergantung rapi...."
"Iya. Aku tahu. Bayu cerita ke aku. Dia bilang Rama sampe shock Bu Iza. Dan jatuh terduduk, ah aku salah ingat ya. Hahaha. Tapi dek serius. Terima kasih ya sudah mengkhawatirkan aku"
Rama terdiam.
"Tapi Mba Iza bagaimana?"
"Aku sekarang sudah tidak apa apa"
0 notes