#Sebagai Pahlawan Nasional
Explore tagged Tumblr posts
bidiktangsel · 2 years ago
Text
Pendiri Mathla'ul Anwar Diusulkan Pemprov Banten Sebagai Pahlawan Nasional
Serang, bidiktangsel.com – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengungkapkan, dirinya telah menandatangani usulan KH Raden Mas Abdurahman Saleh, pendiri Mathla’ul Anwar sebagai Pahlawan Nasional. Hal itu diungkap Al Muktabar usai menghadiri Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Mathla’ul Anwar di Gedung Nusantara IV DPR/MPR RI Jl. Gatot Subroto No.1, Minggu (29/1/2023). “Mathla’ul Anwar telah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
journal-rasa · 1 year ago
Text
My Greatest Achievement
Kupikir, sejauh ini pencapaian terbesarku sebagai seorang anak adalah berhasil memaafkan kedua orang tuaku dan mulai menumbuhkan rasa sayang pada mereka dengan sejujur-jujurnya, dengan cara terhormat, tanpa perlu ada kepura-puraan.
Pencapaian terbesarku adalah ketika aku bisa melepas "kamaa rabbayaani saghiira."(sebagaimana mereka mendidikku semasa aku kecil) dan menggantinya dengan, "waj'alnii sababan fii sa'aadatihim, walaa taj'alnii sababan lihuznihim." (Dan jadikanlah aku sebagai penyebab kebahagiaan mereka. Dan janganlah menjadikanku sebagai penyebab kesedihan bagi mereka).
Karena aku tak mau orang tuaku mengalami hal sebagaimana yang dahulu mereka lakukan padaku. Aku tak mau Tuhan menyayangi mereka dengan memberikan kesakitan dan kehampaan sebagaimana yang mereka berikan padaku sewaktu aku kecil. Aku hanya ingin Tuhan menyangi mereka dengan sebentuk kasih sayang yang indah. Bentuk kasih sayang yang tidak serumit seperti yang Dia berikan padaku melalui tangan kedua orang tuaku dahulu.
Dulu aku sering bertanya perihal mengapa aku harus terlahir pada tanggal yang dinobatkan sebagai Hari Pahlawan Nasional ini. Beberapa tahun setelahnya, aku menemukan jawabannya pada sebuah novel, Wandering Star.
"When one forgives, two are healed". Ketika salah seorang bersedia memaafkan, maka keduanya akan tersembuhkan.
Selama belasan tahun ke belakang, konsep makna dibalik kata "maaf" tak pernah terbentuk jelas di benakku. Aku hanya tahu kata "maaf" sebagai "penghapus ajaib" yang sering digunakan seseorang ketika mereka berbuat suatu kesalahan, untuk kemudian mereka pergi tanpa beban dan tak peduli pada luka-luka yang mereka berikan.
Tapi sekarang aku mengerti. Iya, aku mengerti bahwa tugas mereka memang hanya sebatas kata "maaf". Mereka tak perlu peduli dengan luka-luka yang mereka torehkan pada kita. Sungguh, mereka memang tak perlu peduli. Karena itu tugas kita. Bukan tugas mereka.
Membersihkan luka, mencari obatnya, mengobatinya, merawatnya hingga sembuh, lalu belajar berhati-hati agar tidak kembali terluka oleh hal serupa. Itu memang tugas kita. Bukan mereka. Sungguh, kini aku mengerti bahwa maaf dan memaafkan adalah dua kata dengan fungsi yang berbeda, meski keduanya kadang terasumsikan sama.
Ada yang bisa memaafkan, meski orang yang menyakitinya tak pernah meminta maaf.
Ada juga yang tak kunjung bisa memaafkan, meski orang yang menyakitinya sudah bersujud ribuan kali memohon maaf.
Tangan di atas memang selalu lebih baik dari tangan di bawah. Memberi maaf sungguh menjadi pekerjaan yang lebih berat dibanding sekedar meminta maaf. Tapi ketika seseorang berhasil memberi maaf—maaf yang sebenarnya, dengan kejujuran, ketulusan, keikhlasan—maka dia akan menyembuhkan banyak orang, terutama dirinya sendiri.
Ketika akhirnya kau berhasil memaafkan orang yang menyakitimu, maka kau juga berhasil menyembuhkan luka-lukamu, juga luka pada orang yang menyakitimu. Karena mereka yang menyakiti pun adalah orang yang tersakiti.
11 notes · View notes
salmancs · 7 months ago
Text
PENDIDIKAN
mengobrol #1
Tumblr media
HARI PGN ( Hari Pendidikan dan Guru Nasional )
Tanggal 2 Mei 2024 kemarin diperingati Hari Pendidikan Nasional,sebagai hari dimana di tetapkannya untuk memperingati salah satu pahlawan nasional kita ,beliau Ki Hajar Dewantoro ,ialah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia sekaligus pendiri Pendidikan Taman Siswa.
Ada hal manarik yang dimana kala mendengar Hari Pendidikan Nasional selalu teringat juga Hari Guru, kala saat waktunya memperingati Hari Guru teringat juga hari Pendidikan Nasional
Yang mana Hari Guru pula diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 November untuk menghormati jasa-jasa guru dan mengenang berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945.
2 hal yang sebenarnya tak terpisah kala dari kita jika benar benar memahaminya dalam membicarakan Sistem Pendidikan maupun Kualitas serta Kesejahteraan Guru.
Taun ke taun dengan perkembangan dinamika yang selalu berubah2 mendorong bagaimana sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan setiap generasinya, disamping memajukan sistem pendidikan yang lebih berkualitas tak lupa bagaimana menengok kualitas dan kapasitas setiap guru maupun kesejahteraan seorang guru yang ada.
Begitu pula kurikullum kian berubah² menyesuaikan dinamikanya,disamping memiliki kelebihan maupun kekurangan,pastinya ada tujuan lain yang diharapkan dari pengelola sistem di pendidikan kita yang mana pastinya untuk dapat memenuhi kemampuan setiap individual kala nanti dalam mempersiapan era dimana era bonus demografi.
Disamping bagaimana mencapai hal semua tersebut, terkadang setiap dari kita terlupakan.
Bagaimana mencetak/mengkaderisasikan
Bagaimana mengelola/memberdayakan
Bagaimana mengkaryakan/mensejahterakan
Begitu pula akhir akhir ini pasti berbagai isu maupun berita seharunya membuat kita sadar akan bagaimana kondisi pendidikan kita baik dari sistemnya, fasilitasnya,maupun kualitas ataupun kesejahteraan seorang tenaga pendidik.
Masih adanya beberbagai tindak pidana baik siswa maupun tenaga didik yang terjadi di berbagai sekolahan atau bahkan pondok pesantren yang akhirnya membuat kekhawatiran orang tua mensekolahkan di luar dan akhirnya memilih sistem home schooling.
Masih adanya fasilitas maupun kebutuhan yang seharusnya di setiap sekolah2 yang sangat memprihatikan di berbagai daerah terutama daerah 3T.
Masih adanya politisasi uang dalam sistem pendidikan di sebuah lembaga pendidikan,yang akhirnya memberatkan para pelajar maupun orang tua dalam menbiayai proses pendidikanya yang berakibat terhenti dalam meraih mimpinya, hingga pernah adanya statment "pendidikan hanya untuk orang kaya"..
Masih adanya kesejahteraan guru yang cukup memprihatikan ,seperti guru honorer baru menerima gaji setelah 7 tahun menunggu.
Dan mungkin masih banyak lagi pastinya
Dari hal hal tersebut menjadi suatu hal yang perlu dipahami ,yang akhirnya dan seharusnya moment peringatan hari pendidikan nasional maupun hari guru menjadi sebuah reminder penting bagi setiap diri kita terhadap kondisi pendidikan saat ini di indonesia. Bahwasanya masih perlu adanya perbaikan dari berbagai sektor yang ada serta yang terlibat dalam proses sebuah pedidikan.
Dan kedepan, 2 hari sekali disini , coba kembali kita mengobrol bertukar insight bersama akan esensi sebenarnya masing2 peran dalam dunia PENDIDIKAN ..baik selaku tenaga pendidikan,orang tua, lingkungan, pengelolaan sistem pendidikan dlsb.
Terimakasih Aku terima kasih Terimalah kasihku
#BISMILLAHRUMAHCENDEKIA2045
5 notes · View notes
muftimages · 9 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tari Bedhaya “Harjuna Wijaya” yang diciptak an oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X kali ini menjadi garapannya yang ketiga. Karya Perdana beliau Tahun 1997 berjudul “Arjuna Wiwaha”. Di Tahun 2004 bertepatan dengan peringatan Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai pahlawan nasional terciptalah “Amurwo Bumi” yang menjadi wujud penghormatan beliau kepada ayahnya (Sri Sultan Hamengku Buwana IX). Dibantu R Riya Kusumaningrat (RAy Sri Kadaryati) selaku penata tari se- nior yang sekaligus mendapat Dhawuh dari Sri Sultan untuk menggarap tari bedaya ini, proses pencarian gerak diawali dengan menerjemahkan sinopsis cerita yang ditulis langsung oleh Sri Sultan. (mufti/indonesiaculture.net)
2 notes · View notes
juliarpratiwi · 10 months ago
Text
Pendidik Sejati
Ketertarikan saya pada dunia pendidikan mungkin dikenalkan dan muncul ketika saya duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu saya terpilih mewakili sekolah dalam lomba menulis dan mengarang Bahasa Sunda dengan tema pahlawan nasional. Lalu wali kelas saya menyajikan beberapa pilihan tokoh yang akan saya karang dan pelajari. Kemudian saya memilih tokoh 'Raden Dewi Sartika' alasannya karena saya pernah diceritakan tentang beliau oleh Mamah dan Bapak juga Mamah punya beberapa buku tentang beliau yang menurut saya akan memudahkan saya dalam berlatih, selain itu tokoh pahlawan nasional ini menjadi idola baru untuk saya karena menjadi pelopor yang memperhatikan pendidikan bagi perempuan khususnya di Tanah Sunda.
Dilain waktu, kesempatan itu hadir kembali, saya terpilih kembali mewakili sekolah untuk lomba menulis dan mengarang Bahasa Indonesia dengan tema pendidikan. Karena atas pengalaman sebelumnya, saya mengajukan sendiri tokoh yang ingin saya ceritakan yaitu Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan Indonesia.
Karena lombanya adalah menulis dan mengarang kembali tokoh-tokoh tersebut, maka saya diwajibkan untuk membaca literasi tentang beliau. Mungkin inilah yang memantik rasa penasaran terhadap pendidikan dan motivasi untuk memberikan kebermanfaatan. Rasa sosial dan empati itu mulai tumbuh melalui cerita-cerita mamah dan bapak, melalui teladan-teladan yang Mamah dan Bapak contohkan. Maka spontanitas saya berkata "Mah doain aku pengen jadi guru seperti mamah."
Saya bersyukur bahwa Mamah telah menjadi guru terbaik untuk saya, saya juga menyadari bahwa peran bapak juga tidak kalah penting pada fase-fase saya tumbuh. Setiap kali saya meminta doa restu kepada bapak ada nasehat yang membuat saya tumbuh berani dan tidak takut menerima apapun hasilnya.
"....ingat terpilihnya kamu bukan karena lebih hebat dari yang lain. Jangan sombong ya, jadikan kesempatan ini menjadi pengalaman yang akan memperkaya wawasanmu. Bapak akan selalu bangga dengan kamu."
Mungkin waktu saya belajar dengan mereka hanyalah sedikit, tapi mereka telah menjadi pendidik sejati untuk saya. Mereka yang menanamkan nilai-nilai hidup yang menemani perjalanan saya sampai saat ini meski raganya telah tiada, meski sosoknya telah pergi.
Alhamdulillah ditengah ketidak sempurnaan mereka sebagai orang tua. Saya percaya bahwa mereka telah dan selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Semoga segala kebaikan ini menjadi pahala jariyah yang akan menemani Mamah dan Bapak di alam sana.
Terima kasih, pendidik sejati. 🌻🌻
6 notes · View notes
irwansyamsir · 2 years ago
Text
POLMAN (YANG) JAGO ATAU POLMAN (YANG) UPDATE?
Tumblr media
Bagaimana cara merayakan ulang tahun tanah kelahiran di tengah iklim buruk dan rangkaian bencana yang mengancam nyawa orang-orang yang kita cintai?
         Desember selalu menjadi bulan yang ditunggu banyak orang karena mendekati perayaan akhir dan awal tahun.  Barangkali sebagai satu cara berterimakasih atas pencapaian mereka atau setidaknya masih diberi umur untuk hidup di tahun selanjutnya. Orang-orang  di seluruh penjuru kota menyiapkan pesta. Terlebih lagi, bila momen  itu bersamaan dengan hari jadi atau hari ulang tahun daerah tertentu. Polewali Mandar, salah satunya, tempat kelahiran saya.
         Sekitar 10 tahun  lalu, saya mengikuti euphoria perayaan hari jadi Polewali Mandar (Polman) di kota Polewali, ibu kota kabupaten. Kerlap-kerlip lampu, panggung mewah, pertunjukan budaya, stand ekonomi kreatif, lomba-lomba dengan hadiah tak sedikit dan antusias masyarakat yang meramaikan, menandai perayaan hari jadi Polman yang sukses. Itulah momen pertama saya merayakan hari jadi dan tak pernah menyaksikannya lagi selain lewat kanal media sosial yang masih  aktif mengabarkan prestasi Polman dalam berbagai bidang dan potensi. Ekonomi, wisata, budaya dan banyak lagi telah diakui secara nasional bahkan internasional. Layaklah kita mengapresasi daerah yang usianya sudah menginjak 63 ini dengan predikat jago.
Kata jago seringkali disepadankan dengan hero atau yang berarti pahlawan, tokoh unggul, atau patron, yang telah memiliki bekal pengalaman dan jam terbang, sehingga bisa menjadi lawan tanding, di satu sisi menjadi inspirasi. Polman bisa kita sebut karena sekian prestasinya, yang mungkin belum dicapai daerah lain, bisa memantik semangat untuk memiliki capaian yang sama  saat event, atau lomba-lomba antar daerah. Ini jagoanku, satu potongan dialog  yang lazim kita lihat dalam drama televisi untuk mendeklamasikan kehebatan dan keunggulan. Polman boleh boleh saja unjuk kejagoan. Tetapi sampai kapan jago itu bertahan?
Belum lama ini, tidak satu dua berita yang mengabarkan bencana di Polman. Banjir bandang, longsor dan gelombang tinggi, -- tinggal menambah kata Polman dan angka tahun ini, kita bisa mengetik di pencarian internet untuk membuktikannya dan berbagai link berita akan membawa kita melihat fakta-fakta yang terjadi. Ratusan rumah rusak bahkan sampai terisolir, akses terputus,  dan tentu puluhan keluarga terdampak dari masyarakat di pelosok-pelosok, di desa-desa kecil di Polman, yang jauh dari ibukota kabupaten. Ironi, nyaris semua rangkaian bencana itu terjadi di bulan desember ini, di waktu-waktu tinggal menghitung hari menuju perayaan hari jadi. Bagaimana merayakan hari ulang tahun tanah kelahiran  di tengah  iklim buruk dan rangkaian bencana yang mengancam orang-orang yang kita cintai?
Bulan Desember memang selalu identik dengan iklim yang memprihatinkan. Hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi selalu menjadi daftar warning atau informasi yang diperingatkan dari sekian lembaga berkompeten, seperti BMKG juga pakar-pakar lingkungan dari seluruh dunia. Namun, seringkali peringatan tersebut tidak diserap secara serius atau dipahami dengan baik oleh masyarakat kita sampai tiba-tiba bencana itu datang. Harus kita akui di Polman, salah satunya.
Apa yang dilakukan para pemangku kebijakan setiap kali bencana datang di Polman? Adakah kebijakan yang dicetuskan saat dan setelah bencana terjadi selain mengirim bantuan logistik sebanyak-banyaknya terhadap masyarakat terdampak?  Apakah mereka sudah merasa telah melunasi tanggung jawab dengan hal demikian? Sudah adakah semacam edukasi rutin atau program mitigasi di setiap desa-desa yang rawan bencana setiap tahunnya sehingga masyarakat bisa menyiapkan diri saat musim di bulan desember tiba?
Sayangnya, sepertinya tidak ada. Sekali lagi sepertinya. Masyarakat kita harus mengulang respon yang sama setiap bencana tiba di tiap tahun. Tidak ada mitigasi yang serius yang mestinya jadi program wajib dari daerah, dan bahkan harus disiapkan dari sekian bulan terutama untuk daerah yang rawan. Faktanya, tidak ada apa-apa di bulan desember selain pesta-pesta atau festival-festival. Tampaknya, pemerintah kita hanya sibuk memperkenalkan prestasi Polman di atas panggung padahal sesungguhnya cacat menangani hal urgent dari daerahnya sendiri, daerah yang dibangga-banggakan di setiap bulan desember, dirayakan di ibukota kabupaten, tepat pada saat masyarakat masih kalang kabut dengan hujan deras, longsor dan gelombang tinggi, yang mengancam tempat tinggal dan nyawa mereka. Tahukah anda, Polman, tidak hanya punya kota Polewali. Tetapi ratusan desa dengan warga yang mempertaruhkan hidup dan nasibnya. Masihkah kita ingin menyebut Polman jago?
Sampai hari ini masyarakat Polman belum lepas dari ancaman iklim akhir tahun dan begitulah seterusnya jika taka da pembenahan atau refleksi serius yang bisa diwujudkan dengan program-program edukasi bencana. Fakta bencana ini harus kita akui, bila tak punya waktu menelusuri di kolom pencarian internet atau malas membaca berita, cukup bukalah instagramnya Polman Update, satu akun yang sangat aktif menginformasikan peristiwa yang terjadi di Polman, termasuk bencana. Benar-benar akun update. Tetapi sayangnya belum bisa merepresantasekan Polman, sebagai daerah yang update, melek informasi, atau  cekatan terhadap pengetahuan akan persoalan bencana yang wajib jadi edukasi rutin terhadap masyarakat.
Kita belum lagi bicara bicara satu persoalan yang elementer dan justru cukup urgent yakni sampah, yang rasanya tidak kunjung tuntas diurus.  Tidak ada pembicaraan soal regulasi atau kebijakan yang serius mengenai hal ini. Pembicaraan sampah baru digencarkan saat masyarakat secara kolektif melakukan gugatan dan sampah sudah semakin menumpuk di tempat mereka. Seperti biasa, masyarakat lahsering disalahkan karena membuang sampah sembarangan sementara untuk hal konkret tidak disediakan tempat pembuangan untuk mereka.
Jadinya,  sungai  selalu menjadi tempat pilihan untuk membuang sampah yang nantinya akan berakhir di laut. Tahukah anda Polman punya dua DAS (Daerah Aliran Sungai) kritis yakni di Mapilli dan Tinambung, yang membentang luas dan panjang  Bisa dibayangkan apa yang terjadi saat desember tiba dengan curah hujan deras yang bisa berlangsung berhari-hari. Air sungai akan meluap mengepung kampung-kampung, turun jadi longsor, dan menenggelamkan rumah-rumah warga.
Begitulah terus siklusnya setiap tahun dan mungkin hingga akhir tahun berikutnya lagi, kita akan melihat Polman yang penuh kerlap-kerlip lampu, merayakan festival-festival untuk kelahirannnya, ketimbang melakukan refleksi terhadap segala persoalan di daerah.
(ket poto dari tribun sulbar)
2 notes · View notes
rasiooid · 11 days ago
Text
KH Mas Abdurrahman Al Janakawi: Jejak Perjuangan Mathla'ul Anwar Menuju Gelar Pahlawan Nasional
  “Pahlawan sejati berjuang dengan pena dan akhlak. KH Mas Abdurrahman Al Janakawi telah mewariskan pendidikan berbasis nilai melalui Mathla’ul Anwar. Indonesia hanya akan maju jika cerdas dan berkarakter. Sudah saatnya beliau diakui sebagai Pahlawan Nasional.” Bung Eko Supriatno   RASIOO.id – Beberapa waktu lalu, penulis berkesempatan berdiskusi dengan Prof. Dr. Mufti Ali, seorang peneliti…
0 notes
turisiancom · 11 days ago
Text
TURISIAN.com - Pameran seni Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku digelar Ginting Institute bekerja sama dengan Galeri Zen 1 Jakarta. Pemaran dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional sudah sudah dibuka sejak, Minggu 10 November 2024 lalu . Judul pameran ini diambil dari sebuah sketsa karya S. Sudjojono yang dibuat pada tahun 1964. Judul itu pula yang diduga menjadi inspirasi bagi lukisan “Mengatur Siasat”. Dimana,  kini menjadi salah satu koleksi seni Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor. BACA JUGA: Perjuangan Expo 2024, Pameran Museum sebagai Ruang Publik Inklusif Sementara itu, pada pameran Galeri Zen 1, menampilkan karya-karya dari berbagai seniman ternama. Seperti Andang Iskandar, Arafura, Chusin Setiadikara, dan lainnya. Sedangkan, dalam pameran kali ini yang menjadi kurator adalah Rizki Zaelani. Tak hanya lukisan, ada juga karya fotografi yang dicetak di atas aluminium. Temanya, yakni tentang  kepahlawanan dan bela negara dari perspektif lingkungan. Khususnya soal sampah yang kini menjadi isu global. Dimana, masalah sampah berkaitan erat dengan masalah keamanan dan geopolitis dunia. BACA JUGA: Dua Komunitas Perupa Magelang dan Yogyakarta Pameran Lukisan di Limanjawi Art House Instalasi Video Arafura Sebuah instalasi video oleh Arafura Media Design juga dipamerkan. Menampilkan 45 interpretasi gambar digital yang bisa dinikmati secara interaktif oleh pengunjung. Menteri Perumahan dan Permukiman, Maruarar Sirait, usai membuka pameran tersebut  menyoroti pentingnya ekosistem seni yang sehat dan adil untuk kemajuan seni rupa Indonesia. Menurutnya, pameran seperti ini menjadi wadah penting bagi seniman untuk berdiskusi, berbagi gagasan. Serta memperkenalkan karya mereka kepada publik dan kolektor seni. BACA JUGA: Museum Lukisan Sidik Jari Bali yang Unik dan Menarik Dikunjungi Ia juga menekankan bahwa seni bukan hanya soal ide dan teknik, tetapi juga tentang bagaimana karya tersebut dihargai secara ekonomi. Dalam banyak kasus, seniman sering kali kurang mendapat perhatian terkait nilai ekonomi dari karyanya, yang berisiko membuat mereka mengalami kesulitan di masa tua. Dalam kesempatan tersebut, Yayasan Nuraeni Hendra Gunawan juga diresmikan oleh Daniel Ginting, pendiri Ginting Institute. Pembentukan yayasan ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karya Hendra yang banyak dikoleksi oleh dirinya. BACA JUGA: Musisi Nike Ardillah dan Ni Mursih Dapat Penghargaan Lifetime Achievement dari Pemda Jabar Yayasan ini bertujuan untuk membangun ekosistem yang mendukung perkembangan karya seni sekaligus memberikan ruang bagi diskusi. Utama nya, diskusi tentang soal keuangan dan manajemen seni. Daniel Ginting, yang bersama istrinya Quoriena telah lebih dari dua dekade berkiprah sebagai kolektor seni. Ia pun mengungkapkan bahwa pengalaman panjang mereka dalam berinteraksi dengan berbagai pelaku seni rupa Indonesia telah banyak memberikan wawasan terhadap dirinya. ***
0 notes
lampung7com · 13 days ago
Text
Penuh Khidmat, Lapas Narkotika Bandar Lampung Gelar Upacara Hari Pahlawan 2024
BANDAR LAMPUNG – Sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional 2024 digelar dengan khidmat di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung, Senin, (10/11) . Tahun ini, peringatan Hari Pahlawan mengusung tema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”, yang mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani semangat…
0 notes
mimbarnusantara · 13 days ago
Link
TIM nasional Futsal Indonesia tampil sebagai juara Piala AFF Futsal 2024. Kesuksesan itu diraiah seusai mengalahkan Vietnam 2-0 pada partai puncak yang berlangsung di Terminal 21 Nakhon Ratchasima, Minggu (10/11/2024).…
1 note · View note
sumbarlivetv · 14 days ago
Text
PEMKAB DHARMASRAYA GELAR UPACARA HARI PAHLAWAN DAN HARI KESEHATAN NASIONAL
DHARMASRAYA, Sumbarlivetv.com – Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang diwakili oleh Sekda Dharmasraya, Adlisman bertindak sebagai Pemimpin Upacara pada Peringatan Hari Pahlawan ke-79 Tahun 2024 dan Hari Kesehatan Nasional ke-60. Upacara ini dilaksanakan di halaman kantor Bupati Dharmasraya, pada hari Minggu, (10/11/24). Sekda dalam kesempatan itu, membacakan sambutan Menteri Sosial…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 14 days ago
Text
Peringatan Hari Pahlawan dan Hari Kesehatan Nasional di Seluma: Teladani Semangat Juang, Cintai Negerimu
Peringatan Hari Pahlawan dan Hari Kesehatan Nasional di Seluma: Teladani Semangat Juang, Cintai Negerimu KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-79 dan Hari Kesehatan Nasional ke-60 berlangsung khidmat pada Minggu, (10/11/24), di Halaman Kantor Bupati Seluma. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Seluma, H Hadianto, SE, MM, M.Si, memimpin upacara sebagai Inspektur Upacara,…
0 notes
satu-komando · 14 days ago
Text
Dandim 0420/Sarko Pimpin Upacara Hari Pahlawan dan Ziarah Nasional di Kabupaten Merangin
Satukomando.Merangin.Com – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Dandim 0420/Sarko Letkol Inf Suyono S.Sos bertindak sebagai Inspektur Upacara pada kegiatan yang digelar di halaman kantor Bupati Kabupaten Merangin. Upacara Pengibaran Bendera Merah putih ini diikuti oleh seluruh jajaran TNI, Polri, Brimob batalyon B Pelopor, Pol PP serta unsur Forkopimda Kabupaten Merangin, dengan para pelajar,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
intijatim2022 · 15 days ago
Text
Golkar Jatim Usulkan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional
SURABAYA | INTIJATIM.ID – Presiden RI ke-2, Jenderal Besar Suharto, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Partai Golkar HM Sarmuji dalam seminar di kantor Jawa Timur. Acara ini menghadirkan narasumber Prof Setya Yuwana, Guru Besar Unesa. Kamis (7/11/2024). Menurut Sarmuji, Presiden Soeharto memiliki jasa besar bagi Indonesia setelah menggantikan posisi Ir Soekarno,…
0 notes
fefefufu · 19 days ago
Text
Sejarah Monas: Ikon Kebanggaan Indonesia
Tumblr media
Monumen Nasional atau Monas merupakan tugu ikonis. Sejarah berdirinya Monas berawal dari ambisi Presiden Soekarno pada 1960.
Monumen Nasional (Monas) adalah salah satu landmark paling terkenal di Jakarta dan bahkan di Indonesia. Monumen setinggi 132 meter ini tidak hanya menjadi simbol dari kebanggaan nasional, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang perjuangan, kemerdekaan, dan perkembangan bangsa Indonesia. Berdiri kokoh di Lapangan Merdeka, Monas tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai kegiatan, serta lambang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Artikel ini akan membahas sejarah panjang Monas, mulai dari ide dan perencanaan pembangunannya, hingga peran dan maknanya sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
Latar Belakang Pembangunan Monas
Keinginan untuk membangun sebuah monumen yang melambangkan kemerdekaan Indonesia sudah ada sejak masa awal kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, pemerintah yang baru terbentuk merasa perlu memiliki sebuah monumen untuk menandai perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan. Monumen ini diharapkan dapat mengingatkan generasi penerus akan nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan bangsa.
Pembangunan Monas dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang melihat pentingnya sebuah simbol nasional untuk memperkuat identitas negara yang baru merdeka. Pada tahun 1959, Soekarno mengusulkan ide untuk membangun Monas sebagai lambang perjuangan bangsa Indonesia, yang juga dapat menunjukkan kekuatan, semangat, dan cita-cita negara yang baru terbentuk.
Desain dan Perencanaan Monas
Soekarno sendiri yang memiliki ide utama dan konsep desain Monas. Dalam merencanakan monumen ini, Soekarno ingin menciptakan sesuatu yang monumental, megah, dan mencerminkan semangat kemerdekaan. Dia memilih lokasi yang strategis di Lapangan Merdeka, yang pada waktu itu masih berupa lahan kosong. Monas dirancang oleh seorang arsitek Indonesia bernama Frederich Silaban, yang bekerja sama dengan tim dari berbagai disiplin ilmu, termasuk insinyur dan seniman.
Desain Monas menggambarkan api kemerdekaan yang menyala abadi, yang diwakili oleh api emas di bagian puncak monumen. Monumen ini terdiri dari dua bagian utama:
Tiang Monumen (Pilar): Pilar utama Monas setinggi 117 meter melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), dan bagian ini juga menggambarkan semangat bangsa yang terus berkembang.
Api Kemerdekaan: Puncak Monas dihiasi dengan api emas yang menyala, yang melambangkan perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Api ini merupakan simbol semangat yang terus berkobar dalam jiwa bangsa Indonesia.
Pembangunan Monas dimulai pada 1961 dan membutuhkan waktu sekitar 14 tahun untuk menyelesaikan seluruh proyek ini. Proses pembangunan menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi teknis maupun finansial. Pada 12 Juli 1975, Monas akhirnya selesai dan resmi dibuka untuk umum.
Makna Monas sebagai Simbol Kemerdekaan
Monas tidak hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga mengandung makna mendalam yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Beberapa makna utama dari Monas antara lain:
Lambang Perjuangan dan Kemerdekaan Monas merupakan simbol dari perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Api yang ada di puncak Monas menggambarkan semangat yang tidak pernah padam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Pemersatu Bangsa Sebagai simbol nasional, Monas juga berfungsi untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Monas adalah milik seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dan menjadi pengingat bahwa Indonesia adalah negara yang besar dengan beragam budaya dan suku bangsa.
Cita-cita dan Aspirasi Bangsa Monas menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia yang ingin menjadi negara yang maju dan makmur. Tiang Monas yang tinggi dan kokoh melambangkan kemajuan dan kekuatan bangsa Indonesia, serta tekad untuk terus berkembang dalam menghadapi tantangan zaman.
Proses Pembangunan dan Penyelesaian Monas
Pembangunan Monas tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama. Selain masalah teknis dalam pembangunan tiang monumen dan api kemerdekaan, proyek ini juga mengalami keterlambatan karena faktor biaya dan politik. Selama pembangunan, terjadi beberapa pergantian pejabat yang terlibat dalam proyek ini, dan masing-masing memiliki pandangan serta prioritas yang berbeda. Meskipun demikian, semangat untuk menyelesaikan Monas tetap terjaga.
Pada tahun 1975, Monas akhirnya selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus, bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-30. Presiden Soeharto menekankan bahwa Monas bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan mengarungi perjalanan panjang untuk membangun bangsa.
Fungsi Monas dalam Kehidupan Masyarakat
Monas tidak hanya berfungsi sebagai simbol kemerdekaan, tetapi juga sebagai tempat berkumpul dan rekreasi bagi masyarakat. Beberapa fungsi utama Monas antara lain:
Tempat Sejarah dan Pendidikan Monas memiliki Museum Sejarah Nasional yang terletak di bagian dasar monumen. Museum ini menyimpan berbagai artefak dan benda bersejarah yang mengisahkan perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pengunjung dapat belajar tentang sejarah perjuangan Indonesia melalui koleksi di museum tersebut.
Tempat Wisata Sebagai salah satu ikon kota Jakarta, Monas menjadi tujuan wisata yang sangat populer, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Jakarta dari dek observasi yang terletak di puncak Monas. Selain itu, kawasan sekitar Monas, seperti Lapangan Merdeka, juga sering digunakan untuk berbagai acara budaya dan kegiatan publik.
Simbol Persatuan dan Identitas Nasional Monas berfungsi sebagai simbol identitas nasional Indonesia yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Monas menjadi tanda kebanggaan bangsa Indonesia dan sebagai pengingat akan sejarah perjuangan bangsa yang telah membebaskan diri dari penjajahan.
Tantangan dan Pemeliharaan Monas
Monas, yang telah berdiri lebih dari 40 tahun, tentu mengalami beberapa tantangan, baik dalam hal pemeliharaan fisik maupun pengelolaan sebagai tempat wisata. Pemeliharaan secara rutin diperlukan untuk menjaga kondisi struktur monumen, terutama bagian api emas di puncaknya. Selain itu, sejak pertama kali dibangun, Monas telah mengalami beberapa renovasi dan perbaikan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan menjaga keindahan bangunan.
Pada tahun 2018, pemerintah melakukan renovasi besar-besaran dengan memperbaiki beberapa bagian, seperti lift menuju puncak, dan memperindah area sekitar Monas. Tujuannya adalah agar Monas tetap relevan sebagai tempat wisata yang modern dan menarik bagi pengunjung dari seluruh dunia.
Kesimpulan
Monumen Nasional atau Monas adalah simbol kemerdekaan Indonesia yang penuh makna. Didirikan dengan semangat perjuangan dan cita-cita bangsa, Monas menjadi bukti betapa bangsa Indonesia menghargai perjalanan panjang untuk meraih kemerdekaan. Selain itu, Monas juga berfungsi sebagai tempat untuk mengenang sejarah, sebagai tempat berkumpul, serta sebagai simbol kebanggaan nasional.
Sebagai salah satu monumen terbesar di Indonesia, Monas tetap berdiri kokoh dan terus berfungsi sebagai simbol persatuan bangsa, sekaligus menjadi daya tarik wisata yang tak pernah sepi pengunjung. Sebagai warisan sejarah, Monas mengingatkan kita semua untuk terus menjaga semangat perjuangan dan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
0 notes
kabarbritam1toto · 19 days ago
Text
Tumblr media
Korem Lilawangsa inisiasi pemugaran makam pahlawan nasional Cut Meutia
Banda Aceh (ANTARA) - Korem 011/Lilawangsa menginisiasikan pemugaran makam pahlawan nasional Cut Meutia di Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timur, Aceh Utara, sebagai upaya melestarikan situs sejarah nasional dan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional pada 2024.
Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran di Aceh Utara, Senin, mengatakan tentang proses renovasi bangunan makam Cut Meutia yang dikerjakan prajurit TNI.
“Selain itu, bingkai makam akan diganti jadi granit dan marmer, pendopo dibangun dari besi agar tidak dimakan rayap, selanjutnya makam ajudan Cut Nyak Meutia Tengku Supot Mata juga ikut dipugar, termasuk mushala, toilet, tempat upacara, dan galeri juga direhab,” katanya.
Ia menjelaskan pemugaran makam Inong (perempuan) Aceh telah direncanakan sejak Mei 2024, untuk menghargai jasa pahlawan sekaligus mengabadikan sebagai ikon situs sejarah nasional di "Tanah Rencong" --sebutan untuk Aceh.
Ia menjelaskan program itu bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh setiap 10 November, sehingga direncanakan tahun ini peringatan Hari Pahlawan digelar di makam tersebut.
“Perawatan situs sejarah ini diharapkan agar setiap harinya warga masyarakat lokal maupun luar daerah Aceh yang ingin berziarah bisa sampai ke makam dengan mudah,” ujarnya.
Sejak ditunjuk sebagai danrem di Aceh, ia mengaku, langsung menyempatkan berziarah ke makam Cut Meutia. Namun, saat itu kondisi makam pahlawan nasional tersebut memprihatinkan.
"Walaupun sudah pernah dipugar, namun saat saya ke sini terlihat kondisinya miris, mulai akses jalan hingga kondisi makam sangat memprihatinkan masih jauh dari kata layak,” ujarnya.
Ia menilai kondisi kompleks makam tersebut jauh beda dengan kondisi makam pahlawan nasional lainnya, seperti makam Cut Nyak Dhien yang bagus sehingga menjadi situs sejarah terkenal yang ramai dikunjungi masyarakat untuk menambah pengetahuan.
Secara aturan, kata dia, makam pahlawan nasional harus tersedia plaza tempat upacara, galeri, maupun museum berisi replika barang milik almarhum, serta riwayat hidup dan benda sejarah lainnya.
“Jadi dalam rangka 10 November ini kami atas perintah Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal untuk memugar makam Cut Nyak Meutia. Hal itu merupakan karya bakti TNI kepada para pejuang dengan harapan ke depan peziarah mudah bisa berziarah di makam Cut Nyak Meutia,” ujarnya.
Wilayah kawasan makam tersebut merupakan hutan lindung, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang memanfaatkan daerah ini untuk berbagai aktivitas yang merusak lingkungan hutan maupun merambah hutan.
“Ini adalah hutan lindung dan aset negara di bawah pengawasan kami, jangan sampai ada aktivitas merambah atau merusak hutan dengan alasan buka kebun, itu tidak boleh,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria yang juga putra asli Aceh, guna mendukung upaya membuka akses ke makam pahlawan nasional tersebut.
“Mudah-mudahan Pak Nezar Patria turut membantu dalam perbaikan akses jalan dan penerangan jalan sampai ke makam, pemasangan arus listrik dari PLN, termasuk mendirikan BTS, sehingga mempermudah peziarah nantinya, termasuk tersedianya jaringan telepon seluler di daerah ini,” ujarnya.
0 notes