#Sarkastik Cinta
Explore tagged Tumblr posts
kulaccino · 1 month ago
Text
Surat Ketiga
Kepada Haidar,
Aku menulis surat ini bukan hanya karena ingin mengenangmu, Haidar, tapi mungkin juga untuk menjelaskan pada diriku sendiri mengapa kamu begitu lekat di pikiran. Kamu bukan cinta klasik, bukan kenangan yang bisa kusimpan rapi dalam kotak nostalgia. Kamu adalah kekacauan; kamu seperti kekosongan yang kadang menyesakkan, kadang justru membuatku lega. Dan betapa anehnya, betapa gilanya, karena justru itulah yang membuatmu begitu sulit kuhapus dari dalam benak.
Kita bertemu secara tak terencana, dengan latar belakang yang terlalu sederhana untuk cinta semacam ini. Aku masih bersama mantan kekasihku saat itu—teman SMP-mu. Kamu, bagaimanapun, bukan bagian dari latar belakangku. Kamu muncul dengan keisengan yang tak kukira akan begitu menarik perhatianku.
Sore itu, kamu mengambil ponsel kekasihku dan mulai membalas pesanku dengan cara yang begitu berbeda—sarkastik, seolah menciptakan ruang kecil di tengah-tengah percakapan yang harusnya sederhana. Sejak saat itu, aku mulai merasa bahwa kamu adalah pusat dari suatu kekosongan yang mulai merambat ke hidupku. Kamu memberi ruang yang asing, dan aku merasa seolah baru mengenal udara yang lebih segar.
Di angkot suatu sore, kita bertemu lagi, dalam hujan yang menciptakan suasana serupa adegan dalam film yang tak pernah kubayangkan akan kualami sendiri. Kamu menatapku, menyapaku dengan tawa yang seolah-olah menyimpan sesuatu yang hanya bisa kita mengerti. “Cie-cie!” candamu waktu itu begitu kekanakan. Aku tertawa untuk menyembunyikan rasa gugup yang tiba-tiba menyergap. Apa maksud dari kehadiranmu ini? Kenapa, di antara semua orang, hanya kamu yang bisa membuatku merasa seperti terlempar keluar dari segala yang kuanggap pasti?
Hujan sepertinya menjadi simbol antara kita, selalu ada dalam setiap momen-momen kecil yang tak terduga. Suatu kali, di teras toko kecil di pinggir jalan, kita bertemu lagi dalam keadaan yang serupa: kamu, berdiri di sana, sedikit canggung. Aku, yang biasanya terlalu rasional, memberanikan diri menulis surat dan memberimu puisi cinta kecil yang sederhana, disertai dengan cokelat KitKat. Apa itu berlebihan? Mungkin, tapi untuk pertama kalinya, aku ingin melakukan sesuatu yang tidak masuk akal hanya untuk menghibur hati yang begitu asing dengan perasaan ini.
Namun, mungkin kamu tidak pernah benar-benar menganggap serius setiap isyarat yang kuberikan. Di Alfamart, kita bertemu lagi secara tak sengaja, kamu menyembunyikan diri di balik rak, wajahmu sedikit bersemu, dan aku? Aku tertawa, berpura-pura tak peduli, sementara dalam hati aku ingin sekali mendekat dan mengungkapkan segalanya. Tapi kata-kata terlalu sederhana untuk sesuatu yang kompleks ini. Kamu bukan hanya seseorang yang bisa kupeluk dan kusayangi; kamu adalah kontradiksi dalam hidupku—sesuatu yang seharusnya kumiliki tapi sekaligus ingin kuhindari.
Kuliah akhirnya memisahkan kita, dan kesibukan sehari-hari mulai mengambil alih. Namun, kenangan tentangmu muncul dalam benak seperti kilatan cahaya yang tak bisa kuabaikan. Di tengah malam yang sunyi, aku masih bisa mendengar tawa dan ejekan kecilmu, membayangkan wajahmu yang selalu penuh teka-teki. Beberapa kali aku mencoba menghubungimu dengan dalih tugas kuliah, berharap kamu masih menyimpan sedikit ruang untukku, bahkan jika hanya sebagai bayangan masa lalu yang tak tuntas.
Aku masih ingat malam ketika aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku lagi, kali ini dengan segala keberanian yang kupunya. Ketika kamu menerimanya, aku merasa seperti berada di puncak dunia. Namun, betapa ironisnya, cinta ini hanya bertahan tiga hari. Tiga hari, Haidar, seakan semesta menertawakan kebodohanku, memaksaku untuk melihat bahwa mungkin kamu tidak pernah menjadi bagianku yang sebenarnya.
Sejujurnya, sekarang aku tidak tahu bagaimana mendefinisikan rasa ini. Mungkin kamu bukan cinta, bukan pula sekadar kenangan. Kamu adalah sebuah paradoks, misteri yang tak pernah bisa kupecahkan. Kamu adalah seseorang yang muncul hanya untuk menyisakan lubang besar di hatiku, ruang yang tak mungkin terisi kembali. Setiap kali aku mencoba melupakannya, keanehan dan ketidakpastian yang kamu tinggalkan justru semakin memperjelas bahwa kamu adalah bagian dari hidupku yang tak terhapuskan.
Jadi, Haidar, jika suatu saat kita bertemu lagi, mungkin kita bisa berbicara sebagai dua orang dewasa yang sudah meninggalkan masa lalu. Atau mungkin, kita akan tetap diam, seperti dua bintang yang saling menjauh di langit, terhubung oleh cahaya yang pernah berpendar tapi tak pernah bersatu. Di antara ketidakpastian ini, aku tahu satu hal: cinta ini mungkin tidak klasik, tidak bahagia, tapi ia nyata. Kamu adalah absurditas dalam hidupku, dan aku tak menyesali perasaan ini, meskipun ia hanya meninggalkan luka yang tak pernah sembuh.
Dengan kerinduan yang tak pernah hilang,
Teman SMA-mu.
Untuk : Yusufa Haidar.
2 notes · View notes
tuanpoetry · 3 years ago
Text
Postingan ke-1500
Hari keempat tahun 2022, hari kedua kerja, hari pertama saya membuka laman biru ini untuk pertama kali di tahun ini.
i take care of so many people. saya berurusan dengan banyak orang dan hal menariknya ketika saya ingin berhenti dan menikmati waktu sendiri, justru semakin banyak yang berdatangan mencari dan menghampiri. magnet diri saya mungkin terlepas di saban hari, haha. and you know what? it all seems fake for me. the smile, the chat, the eyes on me and im so lazy to do all the things.
menurutmu bagaimana seseorang masih bisa menyayangi seseorang dalam kurun waktu 13 tahun? doesn't make a sense for me. pun apapun yang sudah terlepas dan melepaskan diri dariku, mereka akan menemukan kehidupan yang baru setelahnya. saya hanya akan menjadi guru yang pernah ada dan cinta abadi yang tidak dapat dimiliki utuh. aku bisa jamin itu.
salah seorang teman baikku menanyakan tentang mimpi dan cita-citaku. well i said i don't have it then he said i must have it so i told him some. setelah saya menyebutkan semuanya dia mengatakan, "dari semua yang kau sebutkan tadi, kau gak mention soal asmara, tentang cinta sejati ataupun pasangan." yet, he is right dan akupun baru menyadarinya. dengan tatapannya itu aku tahu kalau dia sedang melakukan hal yang sarkastik dan meyindirku akan sesuatu, haha.
is it matter? put love in the other option of your life? i mean you just want yourself than others. they may come and loves you but you are just doing thing you want to do but you are not so into them. when someone love me and i can love them back, the one who are so much in love are them but the one who are so fuck up is me.
there is something that i could never tell is no one can be with me because i'm not belong here anyway if someone can, the only thing forever is just hurt. no one allowed to have me. i dont deserve it. i alrd have life before here and it still by now.
setiap kali saya memberitahu dia bahwa saya pulang tapi tidak langsung pulang, wajahnya akan tegang, matanya akan melototi saya dan mengatakan "kau itu sakit, ngapain ketemu kawan kau?" dan seperti biasa saya akan mejawab "emang kapan sih aku sehatnya?" then i laugh and leave him with smile on my face. dia yang saya bicarakan disini adalah teman yang selalu menganggap saya adalah keluarganya, haha.
i do really have so much kind people in my life, i'm greatfull of it so much, really. terlepas dari mereka yang pernah pergi dan tinggal, mereka sudah melakukan banyak hal baik kepada saya dan hal-hal itu masih hidup bersama saya hingga nafas terakhir saya di Bumi.
i might not good lover but i can be sure that i'm a good friend.
Love,
Princess.
31 notes · View notes
uzumaki-namare · 3 years ago
Text
Tumblr media
ASTA
GENDER : Male
AGE : 17
BIRTHDAY : October 4th
HEIGHT : 155cm
PERSONALITY
Asta umumnya ceria dan hiperaktif. Dia cenderung berteriak untuk mengungkapkan pemikirannya dan mengungkapkan tujuannya, terlepas dari pendapat orang lain, seperti yang terlihat saat dia mengungkapkan tujuannya untuk menjadi seorang Kaisar Sihir selama ujian masuk Ksatria Sihir, dimana dia mengatakan kepada orang lain yang tidak setuju dengan dia untuk diam. Kepentingan kuat kepada Yami Sukehiro cukup untuk merekrut dia ke dalam barisannya.Keteguhannya yang kuat juga membawa dia untuk memiliki kemauan yang kuat untuk tidak pernah menyerah dan tetap berdiri selama pertempuran yang keras, seperti yang diakui oleh Magna Swing.
Karena dibesarkan di wilayah Ditinggalkan, Asta sering menerima opini keras dan penghinaan dari hampir semua orang yang dia temui. Hal ini membuat Asta memiliki sifat sedikit sarkastik saat ia mencoba membela diri.Tapi, setelah mendapat opini keras dari orang lain, Asta telah mengembangkan kekebalan terhadap mereka karena dia dapat dengan mudah menyingkirkannya tanpa terlalu kesal.Namun, Asta masih kesal saat orang lain sangat menghina rekan-rekannya; dia tidak akan ragu untuk menghadapi mereka saat dia mencoba membela teman-temannya.
Asta menerima Noelle sebagai rekannya.
Asta juga memiliki rasa keadilan yang sangat kuat, yang ditunjukkan saat bertarung melawan Heath Grice, karena ia percaya bahwa setiap orang berhak untuk dilindungi.Hal ini juga tidak terbatas hanya pada rekan-rekannya tapi juga musuh-musuhnya, seperti yang dicatat saat dia meminta rekan-rekan skuad untuk Mars yang tidak sadar bersama dengan mereka sementara penjara bawah tanah itu runtuh. Dia berpendapat bahwa misi mereka hanya untuk menjelajahi penjara bawah tanah karena mereka tidak diperintahkan untuk membunuh musuh manapun. Oleh karena itu, Asta sepertinya melihat sisi positif setiap orang dan tidak pernah menghina dengan serius, seperti yang terlihat saat ia masih berteman kedua Yuno dan Noelle Silva bahkan setelah keduanya memberinya pendapat kasar. Bahkan ketika Fana mencoba membunuhnya dan sekutunya dengan seluruh kekuatannya, ia mencoba untuk berunding dengannya sebagai cara untuk memahami dan membujuknya dari kemarahannya, menunjukkan pertimbangan untuk metode tanpa kekerasan dari menyelesaikan konflik. Dia kemudian terus melakukan ini dengan peri yang bereinkarnasi, meskipun tidak ada keberhasilan di antara upaya berulang.
Namun, Asta juga percaya bahwa mereka yang melakukan kesalahan harus bekerja untuk secara aktif menebus kesalahan mereka. Dia selalu menganggap musuh-musuhnya bertanggung jawab atas kesalahan mereka, terlepas dari apakah dia memaafkan mereka atau tidak. Pertama kali diperlihatkan ketika dia meminta Neige menghabiskan waktu di penjara sebelum berjanji untuk menjadi temannya, Asta kemudian menuntut agar Ladros yang lemah meminta maaf dan membantu semua orang yang dia lukai. Dalam contoh lain, ia menempatkan Rades ke dalam ruang pengajuan selama pertemuan berikutnya, hampir mematahkan lengannya sampai yang terakhir berhasil meyakinkannya bahwa ia akan menggunakan kekuatannya untuk membantu orang-orang di ibukota daripada untuk balas dendam.
Sikapnya yang terbuka, ramah, dan tidak menghakimi, kemauan yang gigih, dan keras kepala membuatnya mendapatkan rasa hormat dari hampir semua orang yang ditemuinya, bahkan bangsawan seperti Klaus dan Fuegoleon Vermillion. Itu juga membuatnya mendapatkan kasih sayang dari banyak gadis, meskipun cintanya kepada Sister Lily, dikombinasikan dengan kepribadiannya yang agak padat, telah membuatnya sangat tidak menyadari fakta ini. Cinta untuk Lily dan ketidakpedulian ini juga membuatnya agak sopan dan tidak sesat karena ia benar-benar menolak untuk mencoba mengintip gadis-gadis saat mandi di air panas.
Asta agak mengalami gangguan setelah Ujian Seleksi Ksatria Kerajaan.
Setelah Ujian Seleksi Ksatria Kerajaan, Asta menjadi tidak bergerak setelah apa yang dia alami karena hanya dia dikalahkan pada saat Tim B vs. Tim G kristal mereka sama-sama hancur yang menyebabkan Asta menjadi diam dan seakan- akan jiwanya melayang.
Tetapi, sewaktu dia lolos menjadi Ksatria Kerajaan sikapnya masih sama dan ketika Yuno datang dan mengatakan bahwa ia akan menjadi Kaisar Sihir, akhirnya sikap Asta menjadi semangat lagi.
2 notes · View notes
eminusdoleo · 4 years ago
Text
8
Hai M, I still miss you and it’s good.
Hari ini aku memaksa diriku untuk istirahat, berjalan lima kilo nyaris tiap hari mungkin punya dampak buruk padamu. Kaki jadi lebih kasar, leher kaku, dan tak bisa tidur nyenyak. Kukira olah raga akan membuatmu kelelahan dan tidur pulas, dalam kasusku, olah raga membuatku bersemangat dan terus terjaga. Seperti mengkonsumsi kafein, aku ingin terus melakukan sesuatu, beberapa malam terakhir aku memutuskan untuk membaca dan sesekali menulis.
Aku tak tahu apakah kamu akan membaca ini atau paham bahwa apa yang kutulis ini untukmu. Aku menghormati batas yang kamu buat, bahwa aku semestinya berhenti bicara soal kemungkinan bersama kembali, tapi aku orang bodoh yang tak tahu kata menyerah. Mungkin saat ini, di bawah langit malam di Jakarta, kamu sedang lembur mengerjakan laporan atau kamu tertidur karena kecapekan, yang jelas, dalam doa yang kerap sunyi aku panjatkan, aku berharap kamu akan bahagia.
Hari ini aku mengobrol bersama temen dan seorang psikolog. Kami bicara soal kesadaran diri dan bagaimana kata-kata, juga niat, mempengaruhi hidup. Selama ini aku seperti memelihara kegetiran, seperti doa buruk, sikap rendah diri, dan akhirnya kualitas hidupku menjadi terpengaruh buruk. Kukira tubuh kita meahami kata-kata itu. Kemarahan, dendam, juga perasaan yang tidak selesai, direspon setiap organ dan berujung pada penyakit. Aku mendengarnya seperti khayalan, tapi bukankah cinta membuatmu selalu berkhayal? Kita hanya memimpikan hal yang berbeda.
Ini mengapa aku ingin kamu tahu bahwa proses penyembuhan diri tak pernah mudah. Ia akan lambat, mungkin melenakan, sesekali akan memukulmu jatuh, dan kelak kamu akan belajar untuk bangkit berdiri. Setiap dari kita punya cara untuk menghadapi trauma, punya cara untuk menghadapi kegelisahan, dan punya resep untuk mengatasi patah hati. Aku di sini sedang mencoba menerima keputusanmu untuk menolakku, meski tetap berharap untuk kembali, aku menghormati segala keinginanmu. 
Aku tahu bahwa penolakanmu menyakitkan, juga bahwa rasanya dunia mau runtuh saat kita berpisah. Kini aku hendak bilang pada diriku sendiri bahwa apa yang kamu lewati beberapa tahun belakangan sangat berat. Boleh kok merasa disalahpahami, tak dimengerti, dan merasa disudutkan. Jika kemudian kamu merasa bahwa dunia patut disalahkan karena itu, ya ngga apa, tapi jangan terjebak pada kemarahan sampai lupa membahagiakan diri sendiri. Lupa bahwa ada hal-hal di luar sana yang bisa membuatmu gembira. 
Orang-orang baru, kebiasaan baru, hidup yang baru, dan seperti doa yang panjang, kita hanya akan benar-benar tahu hasilnya setelah menjalani kemungkinan lain. Pekerjaan yang tak pernah kamu coba sebelumnya, berkenalan dengan orang yang bukan dari lingkar terdekatmu, semacam itu. Aku harap aku tak membingungkanmu. Tentu saja, jangan kamu artikan bahwa ini adalah upaya menyerah, aku tidak ingin menyerah untuk kamu. 
Aku hari ini belajar bahwa mungkin segala hal buruk yang terjadi padaku karena aku tak cukup percaya diri. Kemarahan, kegetiran, dan sikap negatif yang kita alami sebenarnya berasal dari kekecewaan yang terus menerus. Mungkin aku membungkusnya dengan sikap sarkastik atau kebencian yang terlalu pada hal-hal naif. Selama ini  frustrasi, getun, dan kecemasan yang lahir dari harapan yang tak terpenuhi membuat kita jadi bengis. Menjadi skeptis, marah, dan waspada adalah satu-satunya cara untuk bisa bertahan hidup.
Mungkin itu saja. Aku lega menceritakan ini. Sudah malam M. Aku berharap kamu sudah tertidur, tak lagi punya gangguan tidur, dan hidupmu membaik. Oh iya, aku masih mencintaimu.
11 notes · View notes
kambenk14 · 4 years ago
Text
Kopi
Aegis Orta Indonesia Fanfiction
Modern! AU
Orias belongs to LunariaCo
u can find the original story here https://www.webtoons.com/id/fantasy/aegis-orta/list?title_no=695
Dengan kesal Orias menghantam tombol enter pada papan ketik laptopnya. Pemuda itu mengembuskan napas jengkel, memandang pada kursor yang berkedip-kedip. Tangannya yang sejak tadi mengetuk-ketuk tombol demi tombol beralih mengacak-acak rambut cepaknya sendiri. Sekali lagi ia mengembuskan napas. Esok adalah hari terakhir laporannya dikumpulkan, tapi dunia seolah memusuhinya.
Ketika pemuda itu hendak mulai mengetik laporannya kembali, pintu kamarnya terbuka. Dari celah kecil yang terbentuk, Rina mengintip ke dalam.
“Apa maumu?” sentak Orias ketus.
Rina mengabaikan ketidakramahan dalam nada bicara Orias. Ia justru membuka pintu lebih lebar lalu menyelinap masuk. “Aku bikin kopi,” kata perempuan itu menunjukkan gelas yang dibawanya di tangan kanan. “Kamu mau?” Ia mengeratkan selimut yang membelit badannya lalu berjingkat lebih masuk ke dalam kamar Orias.
Orias sudah lelah memikirkan kata-kata untuk menolak. Berakhir ia hanya menggumam tak jelas, membiarkan istri termuda ayahnya itu dengan segala kemauannya.
“Kenapa nggak sama tua bangka itu?” tanya Orias ketus, mengerang pelan ketika tanpa sengaja menutup halaman pencarian. “Lagian ngapain kau pakai selimut begitu, sih? Kalau mau tidur mending di kamarmu sendiri sana.”
Rina sedang sibuk menyisihkan lembar-lembar laporan yang berserakan di kasur Orias ketika pertanyaan itu terdengar. Ia tersenyum getir, duduk ke sudut ranjang sang pemuda sambil meniup-niup kopi buatannya. “Dia sibuk sama yang lain,” sahutnya lirih. “Kalau aku tidur di kamar nanti denger mereka mantapmantap.”
Jawaban itu membuat Orias dilemma. Haruskah ia tertawa karena pemilihan kata yang digunakan perempuan itu atau merasa menyesal karena menyinggung mengenai ayahnya yang beristri banyak? Orias sendiri malas memikirkan jawabannya. Tapi kejengkelan yang bercokol di hatinya sebab laporan yang tak kunjung usai lebih mendominasi sehingga hanya balasan sarkastik yang dapat diucapkannya.
“Ya iyalah, istrinya ‘kan nggak cuma kamu,” sahut anak itu dengan nada sinis. “Kalau ada yang lebih seksi dan berpengalaman darimu, kenapa dia harus sama kamu terus?”
“Diam, deh!” balas Rina setengah mengeluh. “Fokus nugas saja!” Ia menggembungkan pipinya dalam kekesalan.
Orias tertawa mengejek melihat tingkah laku wanita itu. “Gimana caranya aku fokus kalau ada kurcaci kesasar di sini?” sinisnya. Ia mendeham, lalu menambahkan, “Memangnya kau ibuku?” dengan sarkasme penuh.
Meski bunyi ctak-ctak papan ketik yang dihantam ujung jemari terdengar keras, Orias bisa mendengar Rina mulai bersenandung pelan. Entah lagu apa, telinga Orias tidak mengenali bahasa yang disenandungkan perempuan itu. Namun, mau tak mau, calon dokter itu mengakui bahwa suara yang terdengar samar itu relatif merdu.
“Oh iya, Orias, kamu kayaknya nggak ada teman cewek, ya?”
Telinga Orias panas mendengar pertanyaan itu. “Memangnya kenapa?” bentaknya, menghantam tombol space untuk yang kesekian kali.
“Weit, santai, Bos,” kelakar Rina, menahan tawa sekaligus kopi yang nyaris tumpah ke kasur. Ia meringis, membayangkan semarah apa sang empu kasur bila sprei putih yang sedikit apak itu ternoda kopi. “Aku cuma nanya~!” sambungnya riang, “sebagai mama aku khawatir sama pergaulanmu tahu. Kalau kulihat, kamu ke mana-mana sama Nabe terus, deh. Atau sama anak yang rambut biru itu—“
“Nggak perlu khawatirin aku,” potong Orias tajam. Ia melirik ke perempuan itu. “Kamu dulu juga ngenes. Sekalinya kenal cinta malah dapat yang bentukannya macam Ayah,” tambahnya sinis.
Tanpa aba-aba, Rina melemparkan bantal di dekatnya. Telak mengenai anak bungsu Asmodeus yang sedang serius menyunting laporan itu.
Suara erangan kesal Orias teredam. Anak itu memukul meja dengan kepalan tangannya, lalu dengan cepat memandang lurus-lurus ke arah Rina. “Apa maumu?” tanyanya kesal.
“Aku khawatir sama pergaulanmu tahu!” balas Rina, menggembungkan pipi. “Dan juga, jangan ngomong jelek soal ayahmu begitu!!”
Menggeram pelan, Orias kembali fokus ke laptopnya. “Senggang banget sampai bisa khawatir sama orang lain,” cibirnya. “Tahu apa, sih, kamu sama hidupku? Kita sering bareng dulu, tapi bukan berarti kamu tahu segalanya soal aku.”
Ruangan jatuh dalam keheningan yang terasa aneh. Orias mengambil napas panjang, lalu melanjutkan bicara.
“Lagipula, nggak ada yang pernah perhatiin aku. Persetan sama Ayah atau siapa aja, mereka nggak akan peduli aku mau ngomong jelek soal mereka, jadiin mereka bahan bercandaan, atau apapun. Jadi mending kamu nggak usah repot-repot mikirin soal aku.”
.
.
.
.
.
.
“Apa-apaan omonganmu itu?!” seru Rina, memecah hening. “Kesannya kayak kita pernah pacaran tahu!”
Wajah Orias seketika memerah. “Bu-bukan begitu!!” teriaknya, “secara harfiah ‘kan kita emang sering bareng di UKM! Kenapa kamu fokus di bagian situ, sih?!”
“Kenapa mukamu merah begitu, sih?! ORIAS, KAMU MERESAHKAN!”
“Be-BERISIK, AH! SANA BALIK KE KAMARMU!”
[]
Setelah itu, Orias secara ajaib mendapat ketenangan dengan tugasnya. Ia mendengar Rina menggumam banyak hal dengan suara terbilang keras, juga bunyi kertas yang cukup ribut, tapi justru itu membuat konsentrasinya semakin meningkat. Sembari mengembuskan napas lega, ia membubuhkan tanda titik terakhir di laporannya, menyimpan file tersebut ke flashdisk-nya lalu bangkit dari duduk.
Ucapan pemuda itu tercekat di tenggorokan. Orias terperangah mendapati gelas kopi yang kosong dan lembaran-lembaran laporan sudah rapi di meja kecil dekat kasur. Yang lebih membuatnya terkejut adalah buntalan daging hidup—dalam kondisi tidur—yang menginvasi kasurnya. Itu Rina. Perempuan itu rupanya sudah terlelap di atas kasur. Selimut yang tadi digunakan layaknya jubah kini sudah membungkus badan mungil perempuan itu yang bergelung di sudut kasur dekat dinding.
Ada sesuatu dalam diri Orias yang terasa hangat mengingat perdebatan kecilnya dengan perempuan ini. Anak muda itu menjulurkan tangannya, mengusap lembut kepala Rina sebelum memberikan geplakan keras.
“APA-APAAN?! KAU YANG MINUM KOPI TAPI KAU YANG TIDUR?!” —Orias, pukul setengah dua pagi.
1 note · View note
dimastripamungkasposts · 6 years ago
Text
Tumblr media
Jika anda adalah seseorang yang pernah mengalami sedikit gejalah gangguan jiwa, yang penuh akan sarat Anarkisme dan pemikiran cabul. Maka anda adalah orang yang tepat untuk membaca tulisan saya kali ini, karena saya akan kembali menyegarkan pikiran anda sebagai manusia yang purba dengan cara kembali menemui ingatan anda di masa yang mengasyikkan itu. Lewat seorang sahabat saya, lelaki dengan ekspresi muka mupeng yang anda bisa lihat di dalam foto bernuansa purple tersebut.
Namanya Tito, ia kerap menyebut dirinya sendiri Billie Sayuti. (Sebelumnya saya meminta maaf, jika anda menemukan sedikit perasaan sedih didalam tulisan ini) ia adalah seorang Jurnalis senior, bekerja sebagai editor disalah satu media ternama di Surabaya. Analisanya sangat tajam, ide-ide segar yang diolah dengan diksi-diksi sarkastik, membuat Tito memiliki tempat dibenak masyarakat. Karyanya selalu ditunggu-tunggu, terutama dikalangan anti sadar Hippies dan Mahasiswi baru yang belum terpoles kerasnya hidup di ibukota.
Ketika senjakala jatuh dipelupuk mata, setelah berlelah-lelah berburuh rupiah. Kami selalu bertemu di Klutik, tempat tongkrongan andalan yang terkenal sebagai skena aktivis dan seniman, hanya untuk sekedar merehatkan tubuh dan menyeduh secangkir kopi susu. Tito selalu terlihat cool dimanapun ia berada, didukung dengan kaos band dan ransel Nike'nya yang sangat sporty. Mungkin terlihat aneh, tapi jangan salah, saya bertahun-tahun rela berpura-pura mengomentari style'nya, hanya agar ia mampuh berfikir positif, bahwa masih ada seseorang yang simpati kepadanya.
Terkadang ketika dalam posisi PW/ Posisi Wenak (Idiom kimcil ibukota), dari mulut dan bibir kami yang pecah-pecah akibat kurangnya asupan vitamin C, kami selalu menyinyir eksistensi semua tokoh di Surabaya, tidak ada pengecualian, semua kita serang habis mereka yang kami rasa kelahirannya di dunia sangat menindas kita, meskipun kenyataanya tidak. Maklum, Saya orang kiri yang sedikit norak dan dengan naifnya menolak konsep modernisme yang matrialistik. Tetapi tertarik pada perempuan yang berparas cantik dan tidak berkepribadian jorok. Sedangkan Tito, orang bijak yang menempatkan dirinya sebagai sasaran bagi hal-hal yang tidak baik, orang yang terlewat tangguh dan sabar. Meskipun ada beberapa teman kami yang hampir membuat urat dikepalanya putus. Salah satu diantaranya adalah si 'Nyong kawan kami, dengan gelora cinta membara didalam dada, dengan sikap ksatria secara tegas ia membelikan sepeda motor untuk kekasihnya tercinta, dengan sistem kredit. Saya pernah melihat tekadnya yang bulat itu dari sorot matanya, meskipun penghasilan seorang guru tidak seberapa, meskipun belum pasti keduanya akan menikah. Dari situ bisa anda pahami betapa 'semrawut dan mengasyikkanya kehidupan kami, maka jangan salahkan jika kami suka nyinyir.
Kami selalu mendatangi berbagai event seni; pagelaran musik, pameran seni rupa dan jumpa para penyair. Apalagi ketika saya masih menjadi seorang wartawan; pemburu berita, petarung jalanan, bercampur debu dan ludah caci-maki koorlip di muka yang seharusnya menjadi superstar. Ditengah perjalanan pulang, mungkin ketika para Malaikat sedang tidur, kami suka menyelinap di Caffe Beer, mengundang teman-teman dan mempersiapkan segalah ekspresi yang nantinya dibutuhkan, dengan satu tujuan; kembali menyinyir seseorang yang belum sempat terselesaikan atau diperpanjangkan dari nyinyiran sebelumnya.
Hari-hari kami selalu dihiasi dengan obrolan dan canda tawa. Tidak peduli waktu, selama mulut masih mengepulkan asap tembakau. Beberapa hal yang harus dicermati dan diwaspadai ketika mengoborol dengan Tito. Sebab ia seorang jurnalis senior, ia pastinya memiliki beberapa jurus andalan dalam berkomunikasi. Diantaranya:
Ah, Kon+ol! Kalimat pembuka andalan ketika ia terpojok oleh lawan bicara.
Ng33wek enak iki! Kalimat inti andalan ketika ia berusaha mengalihkan sebuah pembahasan.
Piye? Gas Projek ta! Kalimat penutup andalan ketika ia merasa berhasil mengalihkan dan mengganti topik pembahasan.
Saya mampuh merumuskan ini karena kami bersahabat cukup lama. Bahkan saya mengenal baik banyak kekasihnya yang terkadang meninggalkan sehelai rambut dibatas suci lantai yang putih bersih di kamar kostanya. Ia juga bagian terpenting didalam pemikiran saya, ia banyak mengajari saya menulis, dan merekomendasikan banyak buku yang menurutnya bagus, seperti; Aan Mansyur, Tere Liye, Fiersa Besari, dsb.
Didalam kamar kostnya yang pengap oleh pakaian kotor dan berkakas kecantikan wanita yang terkadang dapat saya lihat diselah-selah tumpukkan barangnya. Disanalah saya pada akhirnya meninggalkanya untuk waktu yang cukup lama, mencari keseriusan hidup dan jati diri yang selama ini sengajah terabaikan oleh gangguan jiwa saya. Tepatnya di akhir Desember 2018. Meskipun ia tidak bisa menghantarkan saya dipintu sebuah kreta yang membawa saya pergi waktu itu, tetapi saya masih bisa berpamitan melalui pesan singkat:
"Surabaya, jika selesai aku akan kembali"
Tito masih bekerja sebagai editor di Surabaya sampai hari ini. Satu hal yang saya sesalkan, ia selalu berkabar mengenai keadaan hidupnya yang semakin baik. Contohnya hari ini, tgl 23 Mei 2019 di hari-hari suci dibulan Ramadhan, ia mengabarkan keadaanya dengan pedenya:
"Ngopi sek lur, yo ngeneki urip"
Begitulah kira-kira tulisan saya kali ini, apakah anda berhasil menemui ingatan di masa muda anda yang mengasyikkan itu? Yeaaaaahh! Sebab Tito sahabat saya adalah orang yang bijak yang menempatkan dirinya sebagai sasaran bagi hal-hal yang tidak baik. Seperti kehidupan Anarkis dan pemikiran cabul yang mengasyikkan!
0 notes
oliviawijaya · 2 years ago
Text
6 Hal Negatif yang Perlu Kamu Ketahui dari Zodiak Aquarius
November 01, 2022
Jika Sahabat Fimela lahir di minggu terakhir bulan Januari atau beberapa minggu pertama bulan Februari, kamu lahir di bawah zodiak Aquarius, yang dilambangkan dengan planet Uranus dan elemen udara. Meskipun sering progresif, idealis, cerdas, dan kreatif, ada beberapa ciri kepribadian negatif Aquarius yang harus diwaspadai. Terkadang eksentrik, dan di lain waktu serius, ada segudang sifat yang terkait dengan tanda udara ini. Tentu saja, kepribadian Aquarius jauh lebih kompleks dari ini. Mengenai upaya kreatif dan solusi bisnis, Aquarius terkenal karena kecerdikan dan kemauan mereka untuk berpikir out of the box.
Meskipun memiliki banyak hal positif, namun Aquarius memiliki hal negatif yang perlu kamu ketahui. Lalu hal negatif seperti apa yang melekat pada diri slot online? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Secara Emosional Menjauh dari Kekasihnya
Uranus, planet penemuan, memberi Aquarius kemampuan untuk berpikir luas dan mempengaruhi perubahan baik yang signifikan di sekitar mereka. Namun, mereka berisiko mengabaikan orang yang mereka cintai jika mereka terlalu sibuk dengan perubahan slot gacor . Selain itu, mereka bisa tumbuh jauh dalam kemitraan cinta mereka.
2. Sedikit Menghormati Otoritas
Aquarius mungkin menjadi lebih tidak patuh semakin mereka dipaksa atau diperintahkan untuk mencapai sesuatu. Mereka tidak suka diberi caspo777. Mereka membenci atasan mereka karena mereka tidak menghargai seseorang yang mencoba memengaruhi mereka, bahkan untuk keuntungan mereka. Hal ini dapat membuat sulit untuk membujuk seseorang tentang sesuatu.
3. Terlalu Analitis
Ilustrasi/copyrightshutterstock/AnemStyle
Aquarius senang melakukan analisis, tetapi mereka sering menganalisis sesuatu secara berlebihan. Ini adalah hasil dari pemikiran mendalam mereka, yang menyebabkan mereka melamun bahkan ketika orang lain berbicara kepada mereka. Karena itu, individu cenderung menyimpang dan mencoba untuk lebih mendalami subjek yang ada. Mereka mungkin tidak terpengaruh oleh kecenderungan ini, tetapi orang-orang di sekitar mereka mungkin merasa diabaikan.
4. Tidak Dapat Ditebak dan Impulsif
Aquarius toleran terhadap perubahan dan cukup adaptif. Mereka menikmati perubahan, terutama jika itu positif. Semangat mereka untuk eksplorasi membuat mereka sering bosan, dan kecenderungan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terkadang membuat mereka tidak dapat diprediksi. Orang-orang di sekitar Aquarius mungkin kesal dengan spontanitas mereka karena mereka tidak pernah tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
5. Kecerdasan yang Kejam
Kualitas terbaik seorang Aquarian termasuk kecerdasan dan humor. Mereka bahkan hampir tidak menyadari bahwa mereka secara alami sarkastik dan komentar mereka mungkin menyakiti seseorang. Sarkasme mereka dinikmati oleh mereka yang terbiasa dengan humor buruk mereka, tetapi orang lain yang tidak, mungkin tersinggung. Meskipun Aquarius memiliki niat baik, selera humor mereka yang gelap terkadang dapat menyebabkan bahaya secara tidak sengaja.
6. Rahasia Tentang Emosi Mereka
ilustrasi/copyrightshutterstock/K-Angle
Aquarius memiliki emosi yang kuat. Namun, mereka lebih suka merahasiakan sisi emosional mereka dari orang lain. Ketika merasa lemah secara emosional, individu dapat menarik diri dari orang lain dan menghabiskan lebih banyak waktu sendiri. Mereka yang mencintai mereka dan ingin membantu mereka dapat dirugikan oleh kebutuhan mereka akan kesendirian.
Nah, berikut tadi beberapa hal negatif yang kerap melekat pada diri Aquarius. Yuk, cari tahu peruntunganmu hari ini berdasarkan zodiak di sini.
1 note · View note
blackyyu · 3 years ago
Text
Cinta
Aku tidak terlalu tertarik dengan kata itu sekarang. Yang pastinya saat aku menulis ini aku tidak sedang dalam keadaan jatuh cinta. Terkadang aku menginginkan seseorang untuk dicintai, tapi orang itu semakin menjauh dan tak bisa ku gapai. Lalu sekarang disaat aku sudah lupa akan semua rasa cintanya , dia malah mulai kembali mendematiku. Semenjak itu aku mengerti bahwa cinta adalah sebuah rasa yang sementara.
Dan sekarang ada seseorang yang seperti itu. Dulu memang benar , aku menyukainya. Tapi aku mulai berusaha untuk berhenti memikirkanya , karena aku tahu batasku. Tapi sekarang dia menanyakan padaku untuk menjadi teman chattingannya , lalu beberapa menit kemudian dia mengatakan bahwa dia merasa nyaman saat bersamaku.
Ayolahhhhhh.................. kalau seperti ini aku merasa dipermainkan atas nama cinta.
Aku harap dia dapat mengerti diriku , karena aku tidak ingin menyakitu hatinya. Tapi bagaimana lagi disaat aku mulai tidak menyukai suatu keadaan ,gaya bicara ku menjadi sarkastik
Aku sadar dalam keadaan ini aku merasa dia inging mengontrol kehidupanku. Dan aku tidak suka dikontrol oleh siapapun.
Tolong jangan buat aku semakin membenci keadaan ini.
0 notes
besmileah · 6 years ago
Text
“Kita butuh istirahat” Kata itu meluncur begitu saja dari bibirmu.
Aku tak terkejut. Bahkan sebelum coklat panas itu mendingin aku sudah tau apa yang akan kau katakan.
“Istirahat..” Balasku sambil mengambil nafas panjang. Jeda mengambil alih kebersamaan kita. Diam. Hujan masih deras di luar kafe ini.
Kemudian, Sembari mengikat rambutmu ekor kuda, sebatang rokok rendah kandungan tar mulai kau sulut dengan tangan kiri. Kau kidal. Perempuan kidal yang percaya bahwa orang kidal meninggal 9 tahun lebih cepat dari kebanyakan orang normal.
“Aku capek. Semua harus sendiri. Kau tau…”, kalimatmu berhenti. Dua bola matamu menatap lurus kearahku.
“Meski perempuan itu terlihat kuat, mandiri, apa-apa dia lakukan sendiri, perempuan tuh butuh sandaran. SANDARAN!”. Intonasimu meninggi sambil menggebrak meja.
Bibirmu semakin merah. Aku diam. Kepulusan asap rokok bulat-bulat menutupi sebagian wajahmu.
“Bahkan untuk perempuan sepertimu?” Tanyaku sarkastik.
Kini dia yang diam. Ada yang tertelan ke dalam kerongkongannya. Seolah tercekat.
Ditariknya tanganku menyentuh dadanya.
“Ini”. Katanya. “Semua perempuan punya ini”.
Ia menunjuk hati. Tempat di mana semua rasa bermuara. Tempat semua kebaikan dikatan baik dan kekeliruan dikatakan keliru.
“Jadi apa nanti setelah kita benar-benar bersama kau akan menuntutku berubah?”.
“Tak mungkin, kau tau. Cinta itu menerima apa adanya”. Jawabku mantap, diplomatis. Sebab aku tau semua perempuan akan bahagia dijawab seperti itu.
“Dan kau tau..”, kau mematikan sisa putung rokokmu pada asbak berwarna hijau tua.
“Tak ada cinta yang menerima apa adanya. Jika kamu menerima aku apa adanya seperti aku saat ini, seperti ini, dengan semua kekurangan yang kau tau kau bisa memperbaikinya, maka untuk apa kamu ada bersamaku. Lantas apa bedanya aku dengan ada atau tidak adanya dirimu? Hah?”.
Kemudian kau pergi. Meninggalkan dua lembar uang seratus ribuan dan sebungkus rokok rendah tar yang kau beli dengan uang pinjaman dariku.
Ya. Kita berdua butuh istirahat.
1 note · View note
kabarlapangan · 4 years ago
Text
4 Sifat Zodiak Gemini Yang Sering Terlihat
Dalam hal cinta dan hubungan relasi, individu-individu Gemini memiliki reputasi sebagai yang paling genit dari semua zodiak. Memang benar bahwa emosi orang Gemini kadang-kadang bisa berubah-ubah, tetapi itu karena mereka memiliki ambang kebosanan yang rendah.
sifat geminiNamun, dengan pasangan yang tepat yang tahu bagaimana merangsang pikiran Gemini dan mempertahankan minatnya, Gemini bisa menjadi yang paling cerdas, paling kompeten, dan karena itu paling berharga dari teman seumur hidup. Seperti apakah gambaran lengkap sifat dan karakter zodiak Gemini? Inilah deskripsinya!
1. Gemini mudah beradaptasi dan fleksibel Gemini sangat dikenal sebagai salah satu kepribadian paling fleksibel dan mudah beradaptasi di semua zodiak. Orang-orang dengan zodiak Gemini dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan baru yang jauh lebih cepat daripada tanda zodiak lainnya.
2. Gemini memiliki selera humor sarkastik yang jahat Orang-orang Gemini memiliki kecerdasan yang tajam dan mereka terkenal karena selera humornya yang sangat kering dan sarkastik. Lelucon mereka mungkin bisa sedikit agak menyinggung perasaan. Tetapi bagi orang-orang yang benar-benar memahami alur pikiran seorang Gemini, akan menganggapnya itu hal yang memang lucu.
3. Gemini memiliki semangat liar dan suka bertualang Entah itu menyangkut karier, hobi, kehidupan cinta, atau apa pun, Gemini suka berpetualang dalam segala hal yang ia lakukan. Para Gemini suka mengambil rute wisata indah dalam hidupnya dan hampir selalu siap untuk melakukan sesuatu yang sedikit ‘gila’.
4. Gemini bisa agak enggan untuk berkomitmen pada satu orang, tetapi ketika ia akhirnya mengambil risiko, ia akan memastikan untuk memberikan hubungan itu dengan semua yang ia miliki. Gemini cenderung merupakan jenis kekasih yang ‘sepenuhnya atau tidak sama sekali’, artinya tidak akan setengah-tengah. Begitu ia menjalin hubungan, ia adalah pasangan yang sangat loyal.
Gemini memang suka berbicara, tetapi jika Anda mengemukakan sesuatu yang terlalu pribadi, ia mungkin tiba-tiba memasang ‘tembok’ dan menghindari topik pembicaraan tersebut sama sekali. Terkadang Gemini sedikit defensif terutama jika ia tidak yakin apakah Anda adalah sosok yang dapat dipercaya atau tidak.
Karena suka sekali ngobrol, Gemini rentan suka menggosip, membicarakan hal-hal yang tak perlu dan menghabiskan waktunya untuk mengurusi hidup orang lain. Karena disimbolkan dengan orang kembar, sudah bukan rahasia jika Gemini sering berubah suasana hati dan peragu saat membuat keputusan.
Karena lebih sering melihat penampilan orang lain, Gemini jadi suka menghakimi orang dari luar, ia juga suka melebih-lebihkan hal atau bersikap drama. Sayangnya lagi, Gemini cukup individualis, ia melakukan sesuatu dengan caranya sendiri dan sering mementingkan diri sendiri.
Wah, ternyata itu dia sekian kelebihan dan kekurangan zodiak Gemini yang perlu Sahabat Fimela ketahui. Coba cek, para pemilik zodiak Gemini!
0 notes
ndarnila · 4 years ago
Text
#ReviewSeries: Dash & Lily
Tumblr media
Wah, kembali lagi ke momen jatuh cinta kepada karakter fiksi dari buku yang di series-kan. 
Beberapa hari lalu baru saja menyelesaikan series rom-com keluaran Netflix terbaru: Dash & Lily. 
Gak abis pikir, series ini aku kira bakal terlalu cinta-cintaan. Tapi, ternyata ringan, banyak relate-nya dan waktu nonton di episode pertama aja langsung ketagihan sampai penasaran terus-menerus. Tau-tau gak sadar “loh, eh, udah abis aja nih series?” Senangnya lagi, per episode series ini gak makan banyak waktu.. sekitar 20-30 menitan aja. Jadi cocok banget buat dijadiin teman buat makan siang atau malam. 
Eh, tapi ternyata.. aku gak perlu nunggu esok hari, dalam 1 malem aja udah aku hajar tonton habis ini series karena saking gemas dan penasarannya. Hehe
Diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama, “Dash & Lily's Book of Dares” karya David Levithan and Rachel Cohn, secara sederhana, series ini menceritakan dua orang yang secara karakteristik bertolak-belakang dan ajaibnya terkoneksi plus kenalan lewat sebuah buku catatan merah yang ditemukan di salah satu perpustakaan besar di Manhattan. 
Kita mulai dari karakternya Dash, ya. Dash ini tipikal cowok pendiam, pintar, sarkastik, lucu, dan sebenarnya seru. Yang paling diangkat sih fakta kalau Dash ini benci banget sama musim liburan Natal gak kayak orang-orang kebanyakan.
Tentu, Dash punya alasan kenapa dia benci perayaan natal, pertama karena orang tuanya berpisah dan bikin dia harus milih mau merayakan natal bareng salah satu ayah atau ibunya. Ironisnya, Dash ini selalu bilang ke Ibunya kalau dia lagi natal sama ayahnya, dan.. bilang ke ayahnya kalau dia mau rayain natal bareng ibunya. Yang akhirnya bikin dia selalu ngerayain natal sendiri tanpa kedua orang tuanya. 
Nah, beda banget sama Lily. Lily punya segudang tradisi dalam keluarga tiap ngerayain natal dan ini yang bikin dia dekat sama keluarganya. Gak cuma itu, Lily karakternya periang dan ekstrovert banget, berbanding terbalik sama Dash yang dingin dan nyaris emotionless. Sayang, Lily waktu kecil pernah di-bully karena dianggap aneh sama teman-teman sebayanya. Hal ini yang bikin Lily gak punya banyak teman sebaya dan sering ngabisin waktu bareng orang-orang yang lebih tua darinya. Plus, tentu aja gak pernah pacaran. 
Balik ke alur cerita, di momen natal kali ini Dash dateng ke sebuah perpustakaan dan menemukan buku yang gak sesuai sama raknya. Dia lapor ke librarian yang ternyata sepupu jauh dari Lily. Dash bolak-balik buat bilang kalau ada buku yang gak sesuai sama raknya sampai akhirnya dia nemu buku catatan berwarna merah anonimus “Do you dare..?” yang akhirnya akan diisi dengan tantangan-tantangan gak terduga sama Lily dan Dash secara bergantian.
Tumblr media
Di halaman pertama, Dash diminta buat mecahin kode buat memulai permainan, kalau dia gak berhasil atau gakmau, dia bisa balikin buku merah itu di raknya semula. Untungnya, Dash tertarik dan memutuskan buat ikutin permainannya. 
Tumblr media
Permainan dimulai sampai perlahan tanpa sadar mereka jadi kenal satu sama lain hanya dengan lewat buku catatan yang ditulis dan ditempatin di beberapa lokasi yang berbeda.. yang bikin mereka berdua saling suka dan memahami satu sama lain tanpa pernah ketemu. Menarik ya? :”” 
Lebih menariknya karena mereka berdua saling kasih tantangan atau dare ke hal-hal yang mereka belum pernah lakuin sebelumnya. Scene Favoritku adalah ini:
Tumblr media
“Get back out there, Lily“ - tulis Dash. 
“But I’m scared“ -tulis Lily
dan ini:
Tumblr media
Seneng banget  waktu Liliy akhirnya dibantu dan didukung secara gak langsung sama Dash buat keluar dari zona nyamannya. Salah satunya dengan bergaul dan nonton konser underground. Wakaka, manis banget!
Ini waktu Dash diminta Lily buat nyobain makanan kesukaannya Lily. Gemas sekali, salah satu caraku mengekspresikan cinta, aku senang mengajak dia-nya aku ke tempat makan dan minta penilaian dia, enak apa enggak! kalo enak lanjut, klo gak.. yahh lanjut juga. Lha..? wakak 
Tumblr media
Kalau ini salah satu tantangan yang dikasih Lily ke Dash buat tau namanya. Wakaka, kebayang gak sih orang yang gak suka banget sama natal disuruh ambil topi sinterklas yang ada namanya Lily? Gemas!
Tumblr media
Duh, aku nulis ini juga sambil senyam-senyum.. Inget tiap adegannya. Dash & Lily ini manis banget. Mereka jatuh cinta tanpa lihat fisik. Dengan mengalirnya, mereka justru jatuh cinta sama gimana mereka berpikir, kasih lelucon, dan hal-hal yang gak instan.
Semakin relate karena Lily anaknya insekyuran abis. Kayaknya, karena dia masih trauma sama masa kecilnya yang dibilang dia itu aneh. Sedih sih.. Tapi... secara keseluruhan series ini hangat dan manis banget :’))
Seru juga karena kita diajak liat sisi-sisi kota Manhattan yang ternyata bisa ninggalin kesan romantis juga ya! Ditambah lagi, karena mereka komunikasinya lewat tulisan, percakapan antara mereka bedua disuarain lewat voice over (VO) atau suara dalam hati/pikiran mereka gitu. Dan... I’m so in love with Dash’s voice! Suaranya hangat dan nenangin banget, soft-spoken gitu lho. Wakaka 
Austin Abrams, orang yang peranin Dash.. aku udah pernah lihat dia main juga di Paper Towns (2015) yang juga jadi film favoritku akaka, dia jadi sahabatnya Quentin, Ben Starling. Aku juga udah jatuh cinta sih sama karakter Ben, kocak dan teteup,.. soft-spoken. hehe. 
Tumblr media
Fakta lain yang baru aku temukan ketika baca-baca soal Austin Abrams, dia tertutup banget soal kehidupan pribadinya bahkan dia gak punya instagram, karena dia pikir instagram itu jebakan mental. Weew! Austin Abram, please recieved this honour, you are now on my celeb’s crush! Wkekek.
Tumblr media
Ugh, I wish I had my own Dash in a real-life. hehe 
Ditonton ya!! gemas sekali lho inI!!!
0 notes
smokesbomb · 5 years ago
Text
Para Pendekar Sastra
Yang terburuk dari tidak adanya kritik adalah lahirnya pemujaan berlebihan terhadap figur tertentu.
Tumblr media
Perhatikan gambar di atas. Sapardi adalah profesor sastra yang juga penyair besar. Tapi kebesaran Sapardi ternyata menimbulkan polemik baru. Anda bisa melihat komentar beliau di gambar tersebut.
"Nulis aja, sastra tanpa kaidah..." Jawab beliau ketika ada seorang yang bertanya cara menulis puisi.
"Profesor sastra sampah" jawab Saut menohok. Dan perdebatan pun dimulai.
Anak fakultas sastra tahan dulu emosimu, jangan keluar jurusan dulu, mintalah petunjuk para kakanda alumni, bahwa belajar semiotika bahasa dan segala keruwetannya memanglah ada gunanya. Pertahankan mental kalian.🔥
Benar memang, menulis puisi tanpa menyertakan kaidah-kaidah penulisan puisi hanya akan membuat fakultas sastra percuma dibentuk, menjadikan kritikus sastra sia-sia, membuat puisi hanya akan dipenuhi racauan hati manusia-manusia galau tak bermakna. Kalau kata anak sastra, puisi-puisi yang nggak bunyi.
Puisi memang harus diselamatkan. Sebab jika ia hanya berisi racauan, ia akan kehilangan kebermaknaan. Hanya berisi metafora-metafora kosong. Hanya akan bertemakan cinta, patah hati, jadi kalau ada yang protes sosial lewat puisi. Akan terbalaskan dengan kata "puisi apa tuh, jelek amat", atau jika ada penjahat kelamin yang keluarkan kata-kata gombal akan dibilang "ih puitis banget" sampai akhirnya ditidurin lalu ditinggal dan berujung pada tangisan semalaman atau bikin thread twitteran. Pokoknya hari ini puisi adalah hal yang selalu dikaitkan dengan senja, kopi dan kesendirian yang penuh merana. Kalau tanpa itu tidak afdol disebut puisi. Sebab seperti kata Sapardi. "nulis aja, sastra tanpa kaidah". Mampuslah kau, mau ngomong apa kalau professor sastra sudah ngomong begitu?
Padahal sepanjang sejarah sastra Indonesia itu sangat berperan penting terhadap pembentukan kebudayaan Indonesia, sejak dari ribut-ribut balai pustaka, modern vs tradisional, angkatan 45, Lekra vs Manifes Kebudayaan, sastra mbeling dan masih banyak lainnya. Bahkan ada epigon, kalau mau tau tentang kebudayaan Indonesia wabil khusus tentang mentalitas orang Indonesia, buka saja sejarah perdebatan sastra Indonesia. Sebab selalu ada semangat zaman (Zeitgeist) yang terbentuk di situ. Semangat yang membentuk kebudayaan. Kebudayaan yang terbentuk dari relitas hidup sehari-hari. Sebagai karya sastra puisi adalah salah satunya.
Baiklah Sapardi sudah terlalu overrated, saya tampilkan saja 5 penyair yang karyanya ngeri ngeri sedap, tapi ya ini subyektif saya loh.
Chairil Anwar
Memanglah penyair kontroversial ini adalah binatang jalang pada zamannya. Hidupnya yang memang seperti kisah film, membuat saya heran kenapa tidak ada film tentang dirinya. Puisinya adalah bunyi yang paling menghentak. Metaforanya menyayat jiwa. Chairil dari puisinya begitu lengkap. Kadang bisa begitu bernyali menentang bahaya, kepayahan menghadapi sekarat, religius ketika berani berhadapan sejajar dengan tuhan, melankolis kepada ibunya, bahkan tak sekali dia remuk redam karena asmara. Hidupnya pun tak kalah menarik, sering menginspirasi pejuang lewat puisinya, tapi dia juga terhuyung oleh kehidupannya yang bohemian dan doyan maen pelacur. Sungguh hidup yang abu-abu, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Anda bisa lihat puisinya di sini dan di lain tempat.
Saut Sitompul
Saut adalah permata yang tertimbun. Seorang penyair yang benar-benar bertekad hanya ingin hidup dari puisi. Saut adalah bekas anak IKJ yang mengambil jalan pedang sebagai pengamen puisi. Puisi-puisinya bermain dengan intonasi dan mengajak para penonton juga berperan dalam puisi yang ditulisnya. Sungguhlah ia adalah penyair pilih tanding. Bagi saya, tanpa mengurangi rasa hormat dia jauh lebih pamfletis daripada Wiji Thukul yang selalu diberhalakan para aktivis kiri itu.
Saut memprotes keadaan dengan bahasa sehari-hari yang nggak kurang nilai puitisnya. Saya bayangkan jika saya nongkrong bareng dengannya busa jadi keesokan harinya saya jadi penyair, sebab dia bisa membuat setiap orang yang berjumpa dengannya sebagai penyair. Puisinya problematis tanpa harus meromantisir penderitaan. Bahkan baginya bisa jadi penderitaan itu sebuah komedi yang puitis. Ya, komedi entah, komedi macam apa ketika dia harus ditabrak taksi dan bertemu ajal pada suatu hari. Anda bisa melihat puisinya dibacakan di sini di situ atau di kanal lainnya
Subagio Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo memang memiliki kecantikan yang mumpuni, kecerdasan yang pilih tanding, juga berjiwa seni yang estetis. Tapi siapa yang kenal kakeknya?
Subagio Sastrowardoyo adalah penyair yang tenggelam oleh senja, kopi, dan indie taik. Terkadang saya merasa simpati terhadap Subagio, serasa ada persamaan nasib antara saya dan dia. Ada kepasrahan yang tertunda, ada pemberontakan yang senyap, sementara hari ke hari serasa kehabisan jari jemari tuk menghitung kekalahan nasib. Subagio tak berbicara rindu dengan vulgar macam filsuf caper, tapi dia berbicara tentang kenangan, suasana tempat sehingga rindu bisa menyisip secara halus. Tentang keluarga, tentang anak-anak, tentang kebutuhan hidup yang berada di perselisihan idealisme dan realitas. Silahkan anda bisa membacanya di sini atau di tempat lain.
Sitor Situmorang
Terasing, tersiksa batin, memikul penderitaan tanpa pengadilan keberuntungan. Barangkali nasibnya adalah selalu berkutat dengan kemalangan-kemalangan. Sitor adalah manusia lengkap, dia bisa berbicara tentang bagaimana kerinduan akan tempat asali begitu menikam ulu hati, bahwa cinta yang terpisah jarak itu sungguh menyebalkan tapi bisa saling menguatkan, bahwa perjuangan itu tak selalu berisi tentang merdeka atau mati, tapi pertempuran melawan kelelahan hari. Kemarahan yang puitik, tegas, santun, namun tidak cengeng. Sitor adalah Sitor tak akan pernah ada yang bisa menggantikannya. Anda bisa mebaca buku puisinya yang tebalnya minta ampun atau membaca sedikit sajaknya yang terserak di sini atau di kanal lainnya.
Amal Hamzah
Marah, tegas, tanpa tendeng aling penuh sumpah serapah. Anda sedang tidak membaca novel JD Salinger yang menginspirasi Chapman tuk menembak John Lennon, namun anda sedang saya kenalkan dengan penyair paling galak, sarkastik terhadap kehidupan dan sinis pada masyarakat Indonesia semasa hidup.
Amal Hamzah adalah saudara dari Amir Hamzah, berbeda dengan Amir yang cenderung sopan. Amal membawa sastra pada tahapan yang ekstrim dan cenderung provokatif. Membuat puisi-puisinya menjadi bahan bakar untuk memulai baku hantam. Tapi anehnya kekasaran kata-katanya bagi saya sungguh metaforis, tak ada bahasa serampangan. Jadi kalau mau marah-marah tapi ingin terlihat berjiwa estetis dan bercita rasa sastra tinggi silahkan baca saja puisi-puisinya (sekedar saran melaut benciku) bukan mendengar jargon-jargon filsuf tv dengan filsafat ngalor ngidulnya yang selalu berujung kata dungu.
Barangkali 5 aja dulu, sebab kalau berbicara sastra apalagi puisi memang tidak ada habisnya karena di luar juga banyak penyair-penyair pilih tanding lainnya macam Joko Pinurbo, Sosiawan Leak, Saut Situmorang, Ahmad Yulden Edwin, Benny Satrio, Goenawan Mohammad, bahkan Nezar Patria juga tak lupa Remy Sylado dengan puisi mbelingnya dan masih banyak lagi karya penyair lain yang bakalan membuat Bernard Batubara cuman bocah bisa sedikit banyak gaya aja, dan Fiersa Besari cuman ompolan bagi sastra juga Sapardi cuman bisa nulis puisi bagusnya ya cuman 3 itu, Hujan di bulan Juni, terus ada lagi Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden State di San Francisco, juga Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana.
Tapi ya menurut saya loh itu. Tapi ngomong ngomong tentang cinta pilih mencintai dengan cara yang mana nih kira-kira?
Mencintai dengan cinta yang pernah kecewa, mencintai sederhana atau mencintai dengan membabi buta?
Juni D Anggoro
1 note · View note
nvidyayuniarti · 7 years ago
Text
Inter-aksi
Mungkin yang lebih mengejutkan dari menyadari seseorang baru saja berubah adalah momen ketika orang tersebut bukan lagi sosok yang asing, bahkan dia tidak sama sekali asing, dia adalah diri kita sendiri. Yang menjadi rumit adalah ketika kita bahkan tidak tahu apakah perubahan itu buruk atau baik, atau apakah perubahan itu sesuatu yang kita inginkan atau tidak. Seperti bermain-main dengan cat air warna warni. Kita dengan senang hati menambahkan warna sembarang, tanpa bermaksud menemukan formula yang tepat, karena bahkan kita tidak tahu warna apa yang sebetulnya kita inginkan.
Kopi yang tersuguh pada papan kayu yang lebih terlihat seperti talenan dapur itu baru saja mendarat di meja. Pelayan café tersenyum, sebuah prosedur baku untuk mempersilahkan tamu menikmati setiap tetes kebahagiaan yang diracik barista-barista yang entah berlatih dimana. Saya hanya ingin percaya bahwa kopi ini lebih dari sekedar kopi seduh instan yang dijual di warung-warung. Dan kerena itu saya berani membayar lebih mahal. Ya, saya membayar karena saya percaya. Saya sedang membeli kepercayaan. Kepercayaan yang disuguhkan ke dalam secangkir kaku, dengan aroma khas caffeine di permukaannya.
Saya duduk sendiri pada sebuah kursi yang dibuat mungil, cocok dengan dekorasi seisi ruangan. Ada seorang wanita di seperempat abad hidupnya (saya tebak) yang sibuk menatap layar laptop, beberapa pasang kekasih, atau mungkin hanya sekedar teman—peduli apa mereka hanya teman atau lebih—yang jelas hari ini mereka berdua, dan mungkin itu sudah cukup membahagiakan bagi keduanya. Toh pasangan-pasangan yang saya lihat hari itu pun tidak pernah tahu akan dengan siapa mereka berakhir besok. Semua hanya seperti sedang ingin menikmati masa ini, di tempat ini, dan itu cukup. Saya? Saya lebih bahagia dari mereka saya rasa. Ada secangkir kopi yang masih panas, pas dengan cuaca diluar yang rintik, sepotong brownies yang tidak terlalu manis, dan kindle yang baterainya masih ¾ penuh. Masih kuat menyala untuk tiga minggu mungkin jika saya berencana untuk menghabiskan tiga minggu ke depan untuk sekedar ngopi di café itu, yang tentu tidak akan juga saya lakukan.
--
Saya menyukai buku, belakangan sepertinya saya lebih menyukainya. Maksud saya lebih dari sebelumnya, jauh mungkin. Entahlah, saya tidak pandai dalam menghitung dan mengukur, tapi saya tahu ada waktu yang saya habiskan lebih banyak hari-hari ini dengan buku. Alasannya, saya tidak tahu persis. Mungkin karena saya tidak punya banyak kegiatan lain yang menyenangkan belakangan, dan buku menjadi pilihan paling praktis dan mudah. Kapan saja saya ada waktu luang, tidak perlu sibuk-sibuk mencari tiket, mencari teman, mencari transportasi yang murah atau promo tahunan, buku berhasil membawa saya kemana saja tiba-tiba jika saya menginginkannya di waktu luang. Saya rasa ide pintu kemana saja yang dibuat kartun Doraemon terinspirasi dari keberadaan buku. Oke, mungkin saya hanya sok tahu.
Ya, saya sok tahu. Dalam banyak hal dan itu sepertinya terjadi juga ketika saya berusaha menilai diri saya sendiri. Sebelumnya saya pikir saya lebih suka berada di kerumunan, bersama orang-orang yang saya kenal. Saya pikir saya menikmati masa-masa ketika saya menyapa banyak wajah, bicara soal hal-hal dangkal yang normative dan terdengar klasik, lalu tertawa kering untuk hal-hal yang tidak akan saya ingat esok harinya. Well, saya mungkin masih menikmati momen-momen seperti itu sekarang, tapi dalam kadar yang jauh berkurang, atau saya bisa bilang berkurang secara esktrim.
Saya tidak tahu bagian mana dari “cara otak saya bekerja” yang berubah. Yang saya sadari belakangan hanya sebuah keengganan yang semakin tinggi. Saya enggan untuk berbasa basi, saya tidak bernafsu untuk menjadi diantara mereka. Entah itu mereka yang saya kenal, mereka yang pernah saya kenal, atau mereka yang baru saya kenal. Saya lebih memilih berada diantara mereka yang tidak saya kenal. Saya lebih suka menikmati waktu saya sendiri, bersama orang-orang asing, yang tentu tidak peduli dengan kehidupan saya, karena saya pun juga begitu.
Saya tidak membenci siapa pun. Semua orang di sekitar saya relatif baik dan menyenangkan. Dan sialnya, semua itu membuat saya semakin tidak berminat untuk mengasah perasaan saya. Saya tidak bahagia berlebihan, saya tidak sedih berlebihan, dan saya tidak marah berlebihan. Jika ada bar-bar yang diciptakan untuk menunjukan perasaan setiap orang terhadap orang lain di sekitarnya, mungkin saya akan menggambarkan barisan bar paling membosankan. Saya akan kehilangan fluktuasi yang diharapkan untuk menggambar grafik batang yang terlihat bagus (terlihat rumit, manusia suka kerumitan bukan?). Karena saya terlalu tidak tertarik dengan apapun belakangan.
Saya masih mengobrol dengan manusia. Well, I am not joking. I mean, I still interact with human. Saya juga masih tertawa dengan mereka. But you know that state when you don’t feel anything but emptiness? Like you smile, you laugh, because you’re supposed to be so, not because you want to. Jika hidup diibaratkan dengan ujian tertulis, saya mungkin termasuk barisan murid-murid yang mendapat nilai bagus, bukan karena saya mengerti. Simply, saya pandai mengingat jawaban apa untuk pertanyaan yang mana. Saya hanya pintar mengatur jawaban. Saya pintar mengatur apa yang harus saya lakukan.
The rest of it, I got that high score, but then…that’s it. That emptiness, again.
Saya mencoba merecall interaksi yang saya buat dengan orang-orang belakangan. Dan saya pikir saya mulai dekat pada sebuah kesimpulan, saya berhenti membangun hubungan personal.
Saya mungkin masih berdiskusi, bertukar pikiran, bercanda, dan berada pada ruangan yang sama dengan manusia lain. Tapi saya tidak benar-benar menggunakan momen itu untuk membangun “hubungan”. Yang saya lakukan belakangan hanya interaksi-interaksi singkat, yang dingin, dangkal, atau paling lumayan “professional”. Selebihnya saya tidak berusaha, atau bahkan tidak berencana, untuk bergerak lebih dalam. Saya seperti berada di tengah pesta topeng, dimana saya satu-satunya yang berharap semua orang adalah benar-benar topengnya. Karena saya tidak ingin tahu apa yang ada di balik topeng itu. Atau mungkin saya hanya takut orang akan terlalu transaksional, dan sebaliknya meminta saya membuka topeng juga.
Saya tidak tahu mana yang lebih dulu, telur atau ayam. Sama seperti halnya saya tidak tahu mana yang lebih dulu, saya merasa semua interaksi belakangan terlalu hambar dan dingin hingga saya memilih untuk “away” dari semua itu, atau justru saya yang menarik langkah duluan, pergi, menjauh dan membuat semua interaksi belakangan saya terasa hambar. Yang jelas saya memang menikmati waktu sendiri itu lebih banyak belakangan. Saya memilih bercengkrama dalam kotak yang hening dan sepi, tanpa respon, dibanding terombang-ambing dalam kotak-kotak fantasi yang riuh tapi illusional.
Lalu saya mulai mengerti mengapa kecintaan saya pada buku belakangan menjadi lebih intense dan addicted. Saya mungkin sedikit berubah, tapi saya tetaplah saya, di balik sikap-sikap dingin itu, saya masih merindukan interaksi yang hangat. Interaksi yang dalam dan intimate. Dan satu-satunya teman yang menyuguhkan percakapan itu belakangan adalah buku-buku yang saya baca. Mereka selalu berbicara “in a way that I am the only its reader, its listener”. Sesekali saya sedih, marah, dan tertawa, bukan karena keseluruhan isi tulisannya, tapi oleh detail-detail kecil yang tersuguh disitu. Oleh satu dua kata yang terselip dalam banyak paragraf yang disajikan. Buku-buku itu seperti teman yang bisa saya panggil kapan saja. Mereka hadir untuk bercengkrama, kapanpun saya punya waktu.
Saya meninggalkan pesan-pesan yang menumpuk di layar handphone saya, karena saya tahu semua percakapan itu tetap mengalir tanpa harus ada kalimat saya sebagai selipannya. Saya memilih untuk tinggal dan melewatkan undangan-undangan pertemuan, karena saya tahu “they will still do it anyway with or without me”. Rasanya saya sudah cukup dengan segala bentuk interaksi dangkal itu, saya lebih dari cukup.
--
Saya meraih kindle yang saya taruh di meja sebelumnya, membuka halaman terakhir yang saya baca dari buku yang saya nikmati sejak beberapa hari lalu. Saya tidak sanggup menahan tawa. Sebuah humor sarkastik yang cerdas beberapa kali dipakai sang penulis untuk membuat saya jatuh cinta dengan cara menulisnya (mungkin juga cara berpikirnya). Saya terkikik kecil. Saya bahagia. Mereka yang tertawa di meja lain, entah berpasangan atau bergerombol, saya tidak tahu bahagia atau tidak. Tapi beginilah saya menikmati interaksi belakangan, tidak riuh, sederhana, tapi cukup menyentuh.
1 note · View note
alifiarahma · 7 years ago
Text
Percakapan di depan TV antara dua orang yang tidak saling memiliki dan dimiliki
Tumblr media
Hari itu kita sama-sama sedang dikejar tuntutan pekerjaan. Aku sedang asyik melukis di atas kanvas dan kamu memperbaiki koding simulasi di laptopmu. Nyaris tidak ada kata keluar dari mulut kita, sepenuhnya terserap dalam kegiatan masing-masing.
Maka tidak ada apresiasi terbaik selain duduk bermalas-malasan di atas sofa, menyaksikan film kartun anak-anak yang sudah diulang jutaan kali oleh stasiun nasional tapi tetap saja membuat kita tertawa terbahak-bahak.
Kusandarkan kepalaku di dadamu, seraya mengamati tanganku yang masih berlepotan cat. “Kemarin temanku curhat, dia sudah lelah dalam hubungan tanpa statusnya, dia tidak tahan digantung,” ceritaku di sela pariwara.
“Temanmu kan bukan jemuran. Seharusnya dia sadar sebebas apa dirinya. Satu-satunya yang memberatinya hanya dirinya sendiri.”
Kamu bahkan tidak menyinggung si kekasih temanku yang seharusnya jadi tokoh antagonis, atau hubungan mereka berdua yang seharusnya dipermasalahkan. Tapi aku sudah cukup mengenalmu dengan baik. Alasanku berbicara toh hanya sebatas mengisi waktu akibat jeda pariwara dari stasiun nasional tersebut yang sudah tersohor lama sekali.
“Sayang, kamu tahu hubungan kebanyakan orang pada lazimnya,” timpalku.
“Hubungan kita memang tidak lazim seperti kebanyakan orang,” balasmu.
Aku gemas dengan. Kutegakkan dudukku. “Kamu pikir aku sedang memberimu kode?”
“Tidak. Tapi bila iya terima kasih atas bantuanmu. Kodeku sudah selesai, dan sekarang si laptop masih running dengan lancarnya.”
“Aku bahkan sama sekali tidak ada arah membahas ke arah sana, kupikir kita tidak akan membahasnya lagi.”
Kamu mencubit hidungku sebagai reaksi protesku. “Kamu mudah terpelatuk ya.”
“Kalau kamu jadi aku saat mendengar curhat temanku itu, apa yang akan kamu katakan padanya?” tanyaku. “Dia benar-benar sedih. Aku tidak memberinya saran apapun, hanya memberinya pelukan khas persahabatan anak perempuan.”
“Hmm...” kamu berpikir sebentar. “Harus dengan cara orang lazim ya. Kalau begitu, suruh saja temanmu minta konfirmasi langsung sampai dapat kepastiannya.”
“Dia perempuan,” selorohku dengan nada sarkastik. “Aku juga ingin memberinya saran seperti itu.”
“Hah,” dengusmu. “Segala macam potensi yang Tuhan berikan ke makhluk-Nya, kebanyakan kandas hanya karena alasan irasional seperti itu. Kemampuan untuk bertanya terlebih dahulu dikuasai seluruh manusia yang memiliki kapabilitas berbicara dengan normal.”
“Teorinya mudah. Nyatanya lingkungan kita masih terjebak pada kondisi seperti itu. Bahwa nasib perempuan tinggal menunggu saja. Termasuk dalam urusan asmara.”
“Temanmu itu hanya malu. Memangnya, bagaimana sikap si laki-laki terhadap temanmu?”
Akhirnya! Aku tersenyum. Pemeran utama diskusi ini berganti. “Ya, sebagaimana mestinya sikap seorang pacar. Hanya saja tidak ada label pacar di situ.”
“Mempersusah diri sendiri saja. Saling sayang kok repot.”
“Pengakuan itu bagi sebagian orang penting lho. Misalnya bekerja di suatu perusahaan, maka dia berharap adanya surat keterangan yang menerangkan orang tersebut memang bekerja di situ.”
“Kamu menganalogikan hubungan antar manusia dengan perkara administratif?”
“Oke, aku tidak seromantis dirimu,” timpalku, merasa kalah.
“Padahal siapa di sini yang bekerja di bidang seni dan siapa yang di bidang eksak, iya kan,” kamu tertawa ringan. “Tenang sayang, aku tahu persis maksudmu.”
“Pengakuan suatu hubungan bisa memberi jaminan,” ujarku. “Rasa aman dan saling percaya bahwa mereka memang saling memiliki. Bahwa rasa cinta itu sama –sama ada di antara mereka.”
“Saling memiliki ya...” kamu diam selama beberapa detik. “Ya lazimnya orang,” tukasmu. “Kamu sendiri, masih mau jaminan itu?”
Kutarik napas panjang. “Jika yang seperti itu masih kupermasalahkan, artinya aku belum cukup mengenalmu. Bila demikian, seharusnya aku tidak di sini bermanja-manja denganmu. Aku akan melukis sendirian dan kamu berkutat dengan kode-kodemu di bangunan lain di muka bumi ini.”
Tiba-tiba kamu memelukku. “Jangan,” bisikmu.
Kubalas pelukannya. “Kamu tidak akan kehilangan aku. Kehilangan hanya terjadi pada mereka yang sibuk memiliki dan dimiliki.”
Itu adalah kata-katamu, beberapa waktu lalu. Aku tahu kamu juga sedang berpikir hal yang sama.
Diriku hanya aku sendiri yang memiliki. Begitu pun dirimu, sepenuhnya milikmu. Kamu tidak bisa mengatakan aku milikmu. Dan tidak ada sebagian dari diriku berhak mengakui dirimu sebagai milikku.
Kita tidak saling memiliki dan dimiliki.
“Kita dua orang yang saling sayang.”
Tumblr media
7 notes · View notes
mokumizu · 7 years ago
Text
Hari ke 4: Tulis 7 Cara Untuk Membuat Mu Jatuh Cinta
Tema hari ke empat agak berat ya. Hal yang membuat aku jatuh cinta. Oemji. What should i write???
Aku ga tau pasti apa tepatnya yg membuat ku bisa jatuh cinta. Jatuh terkadang tak perlu ada sebab yg signifikan, apalagi sampai jadi sebuah syarat wkwk. Tapi beda cerita kalau disisipkan kata cinta di akhirnya.
Arrghh…
Apapun yg ditambah cinta akan berbeda jadinya.
Oke. Baiklah. Akan ku mulai.
Pertama, ambisi.
Aku selalu suka sama manusia pemilik ambisi yg kuat, apalagi ditambah dengan sifat keras kepala. Jadilah mereka orang-orang yg sering dijuluki “punya passion”.
Kedua, mimpi.
Mimpi-mimpi mu. Selalu ku idolakan. Apalagi ketika kau ceritakan dengan menggebu-gebu. Mari bersama kita jadi pemimpi, menjadikan bumi hanyalah debu dibawah telapak kaki kita
Ketiga, percaya diri.
Seorang lelaki yg berambisi kuat, haruslah punya percaya diri diatas rata-rata. Bagaimana mungkin mereka bisa menggapai mimpi, jika berdiri tegak dengan wajah mantap menatap kedepan saja masih enggan? Dunia saja tidak mau melirik mu.
Keempat, pecinta Ibu.
Hanya untuk memastikan bahwa surga dibawah telapak kaki ibu itu memang nyata ada di depan mata. Setelah itu, izinkan aku menjadi surga bagi anak-anak kita?
Kelima, selera humor yang bagus.
Nah ini. Ini yang susah ditemu. Yang sarkastik. Selalu bisa menjaga obrolan dgn tema yg tak monoton.
Keenam, wawasan yang luas.
Tahukah kamu wawasan yang luas adalah cara utk mengupgrade selera humor? Ga harus menjadi sosok yang jenius atau pintar, cukup rajin membaca dan ingin tahu banyak hal.
Ketujuh, berakhlak mulia.
Apalah arti ilmu yg banyak, mimpi-mimpi besar, ambisi yang kuat, selera humor yang bagus, dan tingkat percaya diri yang tinggi, jika tak kau imbangi dengan akhlak yang baik?
Yap. Itulah tujuh hal yang (mungkin) membuat ku jatuh cinta.
Sekian. Terima kasih sudah membaca. #Harikeempat juga datang terlambat 🙇
1 note · View note
restuningtyas · 7 years ago
Text
Le me talk about LGBT
5 July, 2017 8.28 AM LGBT?
Lagi rame banget di timeline twitter. Banyak banget reply atau retweet tentang LGBT. Mostly, pro LGBT sih emang. Karena emang ada beberapa followingku yang metropolitan banget dan mendukung kebebasan yang sebebas-bebasnya dengan dasar hak asasi. Ada juga beberapa reply sarkastik ke thread-thread yang kontra sama LGBT.
Menariknya.. Ada satu thread yang satu jalan fikiran sama aku. Aku nggak bilang kalau LGBT penyakit, tapi “LGBT bisa disembuhkan��� emang bener banget.
Kasus LGBT emang rumit dan kadang sulit dinalar sama orang yang normal. Aku emang sedikit tau doang sih tentang LGBT. Tapi pengalamanku sama tiga orang LGBT kayaknya lumayan cukup daripada yang cuma denger-denger doang. Yaaa, aku punya 2 temen lesbian sama 1 temen gay. Hehe. Berteman boleh sama siapa aja kan? Membaurlah, tapi jangan melebur. Lalu..dari mereka, aku bisa sedikit tahu dan memahami.
Temenku..sebut saja mawar. Dia emang udah deket banget sama sohibnya dari jaman mereka SMP. Panggil “sayang” pun udah biasa. Yaaa dianggap wajar karena cewek emang gitu kan? Bahkan manggil sayang, cinta, baby, cantik itu nggak cuma ke sohib. Tapi juga ke temen-temen yang nggak akrab". Sampai akhirnya, sohibnya mawar ternyata menyimpang, dan diresmikanlah hubungan mereka jadi nggak sekedar sohib. Tapi pacaran. Haft. Berita baiknya…. Mawar dikasih rejeki yang alhamdulillah banget. Ada temen mawar yang tau kalau LGBT menurut agama salah. Dia sering ngajak mawar ke kebaikan-kebaikan, dia sering nganterin mawar ke psikiater, dia sering nasehatin mawar, dan usaha-usaha lainnya yang bikin mawar sekarang terlepas dari lesbian. Dateng ke psikiater pun nggak cuma sekali. Karena waktu itu, hubungan mereka udah jadi candu. Bahkan untuk jauh-jauhan pun sulit banget katanya. Dan lagi, pacarnya pun masih sering mengejar dan megancam. Tapi balik lagi… Kalau ada kemauan, pasti ada jalan. Dan aku salut, dia berhasil lepas dari kecenderungan dia buat terlalu nyaman sama sesama jenis. Dan sekarang alhamdulillah udah punya ketertarikan sama lawan jenis. Yeay!
Ada lagi cerita dari temen ku yang lain, sebut aja Aya. Aya dari kecil punya ketertarikan sama cowok kok. Tapi entah kapan, dia tiba-tiba cerita kalau dia lagi ngerasa nyaman banget sama temen ceweknya. Shock dong aku. Dan ternyata, mereka kenal di sebuah grup dan sampai akhirnya mereka bisa private chat tiap hari, jam, menit, dan detik. Temennya Aya emang udah les sih kayaknya. Dan Aya udah jomblo lamaaaaa. Yeah, cewek yang jarang dikasih perhatian lebih, sekali dikasih perhatian, hasilnya jadi klepek-klepek banget dong ya. Kadang ada juga yang saking klepek-klepek dan hebatnya perhatian itu bikin cewek nggak pakai logika nya. Bersyukurku, hubungan mereka cuma sebatas chat. Dan lambat laun, “temen” nya Aya menghilang. Aya nggak berhubungan sama cewek lagi emang. Tapi masih punya sedikit ketertarikan sama cewek. Inhale exhale dulu deh.
Laluuu.. Biru. Satu-satunya temen gay yang pernah aku kenal haha. Berawal dari entah apa dia tiba-tiba curhat sama aku tentang pacar cowoknya. Shock. Tapi dari dia aku makin yakin, LGBT mostly emang karena lingkungan! Berawal dari rasa sakit hati karena diselingkuhin ceweknya, lalu lingkungan di kost dia banyak yang “kemayu”, lalu temen dia ada yang gay. Daaaaan….. “ternyata jadi bottom enak yah. Diperhatiin. Kalo pacaran sama cewek kan biasanya tuh aku yang manjain dan perhatiin”. Shock berjamaah? yuk? “dulu kamu jantan dong?? Balik jantan sih!” “haha iya dulu pernah jantan. Ntar laah kalo udah mau nikah baru balik jantan” Shock berjamaah lagi? yuk? Tapi nggak tau gimana ceritanya, pacar cowoknya selingkuh karena sempet pisah pulau hampir 2 bulan sama Biru. See? Kesetiaan emang nggak memandang gender, dude. Entah laki atau perempuan, kalau ada kesempatan dan kemauan untuk nyerong, pasti bakal dilakuin. Kabar terakhir, Biru udah nggak main-main lagi sama “cowok”. Bersyukur banget sih sebenernya.
I do care with my people.
Maman suherman di bukunya “Re:” nyeritain tentang kehidupan Rere yang dijadiin (sorry) pelacur lesbian. Kaget nggak kalau ternyata ada juga yang kayak gitu? Padahal aslinya Rere punya ketertarikan sama cowok. Tapi karena kerasnya ibukota yang memaksa dia harus melakukan pekerjaan itu.
Guys. Sadis sih kalau menyebut LGBT itu penyakit. Tapi enaknya sebut apa ya? Haha. Aku belum pernah sih punya temen yang “lgbt dari orok”. Tapi dari ketiga temenku tadi, lgbt itu menular. Menular ketika kita nggak bisa pake logika kita dan lebih mengedepankan perasaan dan nafsu.
Kalau kata Buya Hamka, dengan akal manusia bisa memikirkan besar nikmat (kemuliaan dan ketinggian yang tak ternilai) yang diterimanya dari Tuhan sehijgga dia terlepas dari kehinaan. Tapi manusia juga dianugerahi nafsu yang membuat manusia nggak lepas dari kesalahan.
Dan logika emang penting banget buat digunain sepanjang hidup kita. Untuk menyikapi segala masalah. Lalu, iman. Iman juga harus diperkuat sih. Setauku, nggak ada agama yang membolehkan hubungan sesama jenis. Manusia udah dikaruniai kodratnya masing-masing sama Tuhan. Alasan hak asasi? Apakah Tuhan nggak menjamin hak asasi makhluk ciptaannya?
Pernah baca juga, orang yang emang “lgbt dari orok” itu sama aja kayak orang yang tuna wicara, tuna rungu, dan tuna yang lain. Semuanya juga nggak ada yang mau kali, Va. Tapi balik lagi, semuanya karunia Tuhan. Semuanya jadi ujian untuk yang dikaruniai. Apa dia tetap berbuat baik dengan mengedepankan akal dan iman, atau mengikuti perasaan dan nafsu.
Lgbt bisa disembuhkan kok kalau ada niat, kemauan, dan usaha. Susah? Sejak kapan ujian untuk naik tingkat lebih mudah? Bukankah manusia tugasnya emang tawakal dan ikhtiar?
selamat pagi dari kamar yang mau ditinggal ke perantauan 4 hari lagi. love!
1 note · View note