Tumgik
#Mendengkur
haridiva · 1 year
Text
Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai dengan terhentinya napas secara berulang-ulang saat tidur. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kecelakaan lalu lintas. Sleep apnea juga dapat mengganggu kualitas hidup, karena menyebabkan rasa mengantuk, lelah, sulit berkonsentrasi, dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
afrianajeng · 4 months
Video
youtube
Orang gila mana yang ingin tinggal di belakang gigi?
Orang yang sedang jatuh cinta. Dari sekian banyak tempat, seperti gunung, pantai, taman, atau lapangan sepak bola, Sal justru memikirkan gigi sebagai tempat yang ingin ditinggalinya. Perwujudan makna cinta memang merubah segala hal yang tak mungkin menjadi mungkin saja.
Konyol, tapi lucu juga. Terbayang ketika kau sudah mendengkur dan menganga. Lalu terbersit, apa aku tinggal di belakang giginya saja ya. Sebab, berada di dekatnya adalah hal yang paling ku suka. *Hmmm, tapi gak di belakang gigi juga gak sih😭
Kau terpejam, sedang aku terjaga sepanjang malam. Kau larut dalam mimpi, sedang aku merasa sunyi. Kuceritakan semuanya, sedang kau menjawab dengan dengkuran sambil menggaruk pipi.
Kadang aku penasaran, apa yang sedang kau lakukan di alam mimpi. Apakah bermain awan, berenang di dasar samudera, atau malah memandangiku yang sedang terlelap? Tapi aku lebih suka jika bisa menjelajah alam mimpi berdua. Lalu menjadi bulir hujan yang paling diharapkan setelah kemarau panjang. Turun ke bumi menyirami hutan-hutan raksasa dan tanaman-tanaman hingga tumbuh kembang.
Hiduplah terus, ada terus, sampai seribu tahun lagi. Seperti tokoh kartun di televisi.
.
4 notes · View notes
qiftiyaa · 6 months
Text
slice of life
saya pernah mengalami perundungan di waktu sekolah dasar. maksudnya saya yang menjadi korban perundungan. jenisnya? ah, sudahlah. saya kurang nyaman menulisnya. saya pikir saya "istimewa" karena cuman saya yang di-gitu-in. tapi ternyata kok membekas ya?
awal masuk MTs, saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya adalah korban. termasuk self-claimed ga, ya? dulu tidak berani bilang ke orangtua. pasalnya saya takut gimana cara ngomongnya, takut mereka tidak percaya. ternyata lagi, pas di MTs, saya juga dirundung. karena menurut mereka, saya caper dengan kating, tidak murah hati berbagi camilan alias pelit, sering mendengkur saat tidur, dst. sampai-sampai saya mendapat "julukan" oleh beberapa teman, yang membuat saya risih, bingung, merendah.
lantas gimana? masih takut ngomong sama orangtua? hmm. sewaktu disambang itu, saya memberanikan diri bilang ke ibuk. masih ada takutnya sih, tapi yaa akhirnya tidak apa wkwk.
am I healed? gatau juga karena sibuk mengurus (((hidup)))😂. karena ternyata lagi-lagi, di kuliah pun ada kejadian "ah-embuh" yang akhirnya saya dibawa periksa ke dokter. intinya, saya depresi (saya tahu setelah menanyakan ke ipar yang ikut mendampingi periksa).
kalau ditarik mundur, rasanya tiap fase di atas adaa aja "sakit"-nya. tapi saya tidak menyadari kapan "sembuh"-nya. yang biasa (akhir-akhir ini & beberapa yang saya ingat) saya lakukan kalau tiba-tiba stress adalah menangis wkwk. kadang saat terpantik mendengar doa, suara merdu, di jalan, bahkan saat nonton kdrama, bisa brebesmili tiba-tiba wkwk.
baru kadang coret-coret atau menulis di kertas. atau pura-pura sibuk dengan beberes–tapi ini pegel sih cuman yaa kelihatan hasilnya🤣. emosi marah keluar, keringat keluar, tempat jadi bersih & rapi, energi tersalurkan wkwk. diam-diam saya juga menyukai ngosek kamar mandi wkwk.
kalau menilik makna healing versi mbak Uti @prawitamutia adalah perjalanan hati—memaafkan, maka saya sepertinya masih belum utuh memaafkan. masih terasa ada yang mengganjal. masih ada denial-nya. masih sering mempertanyakan why-nya tanpa mencari solusinya. masih belum menerima sepenuhnya. jangan-jangan saya-nya yang belum menyayangi diri sendiri(?).
3 notes · View notes
poskotakita · 1 year
Text
Tumblr media
Bab 7: Beraksi
Pram berhasil melacak keberadaan Satya. Ia mampu menyusup email Satya yang susah payah didapatkannya dari LinkedIn. Lokasi Satya sekarang ada di kota tempat tinggalnya. Itu artinya mereka harus menempuh perjalanan jauh ke sana.
Chia akhirnya menemukan fakta mencengangkan soal Arga, teman dekat Satya yang tidak bisa dihubungi. Ia mendapatkan informasi dari rekan kerja Satya yang berbaik hati menceritakan semuanya. 
Untuk menyelamatkan Satya, mereka mengajak Iko. Diketahui Iko jago beladiri silat dan tapak suci. Selain Iko, perlengkapan tempur juga telah siap. Ada tongkat pemukul kasti, tali tambang, petasan, borgol, racikan obat tidur. Menurut Pram semuanya diperlukan sebagai tindakan antisipasi.
Mereka berangkat dari desa setelah azan isya di hari yang sama saat menemukan petunjuk. Chia tidak mau mengulur waktu lagi. Lebih cepat lebih baik.
Mobil yang dikemudikan Pram membawa mereka ke tempat tujuan dengan selamat dan cepat. Hanya tiga setengah jam. Tepat pukul 23.00 mereka sampai di lokasi. Gudang itu terletak di kompleks perumahan yang sepi. 
Pram memutar otak menyusun rencana agar tidak mencurigakan. Mobil ia parkir di dalam gang yang masih bisa menjangkau pengintaian lokasi terakhir Satya. 
"Iko, jalankan plan A!" perintah Pram memecah kesunyian. Iko mengangguk. Ia dengan cekatan mengenakan seragam kurir makanan. Di tangannya ada dua plastik berisi makanan siap saji. 
"Jangan lupa semprotan darurat," ucap Pram saat Iko akan keluar dari mobil. 
"Iko hati-hati!" kata Chia.
"Siap! Aman!" katanya dengan yakin. Iko keluar dari mobil. Ia terlebih dahulu menurunkan sepeda listrik dari bak belakang. Penyamaran yang totalitas dan detail dirancang oleh Pram. Di depan gudang ada dua orang yang berjaga. Iko segera menjalankan aksinya sebagai kurir makanan.
Dua orang berbadan kekar menatap penuh selidik ke arah Iko. Mereka meragukan ada kurir makanan malam-malam. Iko tidak hanya jago beladiri silat, tapi juga jago bersilat lidah. Setelah bujukan yang meyakinkan dua orang itu menerima makanan dari Iko dengan girang.
"Hampir mereka nggak percaya," ungkap Iko dengan nafas lega begitu menutup pintu mobil. Pram dan Chia ikut lega. Mereka menunggu di dalam mobil untuk aksi berikutnya.
"Setengah jam lagi," kata Pram. Makanan tadi sudah diberi racikan obat tidur dengan kadar tinggi. Akibatnya orang yang memakannya akan diserang kantuk dan cepat terlelap. 
Rasanya tiga puluh menit berjalan begitu lambat. Mereka resah dan gelisah membayangkan makanan tadi sudah dihabiskan atau dibiarkan saja. 
"Gimana kalau salah satu dari kita turun?" usul Chia. Ia paling resah di antara mereka.
"Dari sini kelihatan mereka masuk gudang. Tunggu lima menit lagi," ucap Pram. 
Setelah genap tiga puluh menit, Pram memberi aba-aba untuk bersiap. Chia dan Iko lekas turun dan membuka bak belakang. Masing-masing membawa alat tempur. Pram dengan ringkas menjelaskan rencana mereka.
Pram mengamati sudut tembok rumah di sekitar dan tiang listrik barangkali ada kamera pengawas. Setelah aman mereka bertiga berjalan mengendap–endap ke arah gudang. Dua penjaga kekar sudah tidak ada di depan pintu. Mereka bersiap masuk ke dalam. Nampak pintu sedikit terbuka.
Dengan pelan-pelan Pram membuka pintu meminimalkan suara derit pintu. Begitu masuk ke dalam, aroma pengap segera menyeruak. Tidak terdengar suara manusia. Hening yang mendebarkan. 
Gudang itu benar-benar berantakan. Sampah botol minuman, bungkus kemasan makanan berserakan di lantai, meja dan kursi. Mereka sesekali berjingkat agar tidak menimbulkan suara gesekan dengan lantai. Pram yang berjalan paling depan memberi aba-aba berhenti. Ia mendengar suara orang mendengkur dari ruangan terbuka di kirinya. Begitu berjalan lebih dekat, ia bisa melihat tiga orang tertidur dengan posisi duduk di lantai—sumber dengkuran—dan seseorang yang terikat di kursi. Tidak lain adalah Satya.
"Aman," bisik Pram ke arah Chia dan Iko. Mereka segera bersiap-siap. 
Pram melangkah lebih dulu menuju orang yang terikat di kursi. Dengan jantung berdebar, ia lekas membuka ikatan di tangan dan kaki orang itu. Belum selesai melepaskan ikatan, sebuah tangan memegang pundaknya. 
"Siapa kau?" tanya suara berat menghentikan gerak tangan Pram. Suara itu juga membuat Chia dan Iko melangkah mundur.
Pram mendongak melihat wajah pemilik suara. Ada bekas codet di pipi kanannya, matanya garang, dan tubuhnya kekar. Orang itu menarik kerah Pram membuatnya tubuhnya terangkat.
"Kau yang buat anak buahku pingsan, heh?!" dengus nafas si suara berat terasa di wajah Pram. Di sisi lain Iko bersiap dengan tongkat pemukulnya. BUK! Tongkat pemukul melayang mengenai kepala si suara berat. Tubuhnya terhuyung kehilangan keseimbangan. Pram terlepas dari cengkeramannya. Iko melayangkan kembali tongkat pemukul kali ini mengenai punggung si suara berat. Chia tidak ketinggalan segera mengikat tiga orang yang duduk tidak sadarkan diri, menyumpal mulutnya dengan kain dan memborgol tangan mereka.
Si suara berat tidak kunjung tumbang. Iko berhadapan dengannya tidak gentar. Sebuah pukulan mendarat di wajah Iko. Membuatnya meringis kesakitan. Dua pukulan berikutnya berhasil ditangkis Iko dibalas tendangan ke arah perut si suara berat. Pram melepaskan ikatan di tangan dan kaki Satya. Tubuh Satya lemas, Pram membopongnya keluar. Melihat Iko masih susah payah menaklukan si suara berat, Chia mengeluarkan botol cairan pamungkas. Begitu melihat si suara berat terjatuh, Chia berlari mendekat lalu menyemprotkan cairan itu tepat di mata garangnya. Si suara berat berteriak kesakitan. Iko segera melepaskan pukulan terakhir paling ampuh tepat di tengkuk. Si suara berat pun terkapar tidak sadarkan diri. Tangannya diborgol, kakinya diikat, dan mulutnya disumpal dengan kain. 
Di luar Pram segera menelepon polisi dan ambulans. Satya sudah tidak sadarkan diri. Chia panik melihat wajah Satya yang banyak lebam. Tak lama kemudian, ambulans datang, Satya dibawa menuju rumah sakit terdekat ditemani Chia. Pram dan Iko tetap tinggal, menunggu polisi datang. 
7 notes · View notes
samsaraloka · 1 year
Text
Hampa Absolut (2023)
Pada kertas binder warna-warni
ia tulis sebuah puisi
Berjudul 'Cucur' seperti nama kucingnya
dan tentang itulah puisinya bercerita
Guru bahasa kasih nilai A dan stiker bintang ceria
Ibu pajang puisinya dan bacakan pada bibinya
Masa-masa Pak Ahmad ajak mereka ke Pantai Ria,
seru mereka menyanyi bersama
Masa-masa adik kecilnya menangis pertama
kuku mungil, belum ada rambutnya
Ayah Ibu bercumbu di ruang keluarga
Masa-masa doinya beri kartu valentin dengan barisan X mini
Ia tanya pada Ayah apa artinya
ketika dia dongengkan cerita favorit tiap malamnya
Pada folio bergaris rapi
ia tulis sebuah puisi
Berjudul 'Gersang' seperti teras penuh daun gugur
dan tentang itulah puisinya bertutur
Guru bahasa beri nilai A berikut koreksinya
Ibu tak pajang puisinya sebab dinding baru dicat warna
Masa-masa Pak Ahmad kepergok merokok
dan tendang puntung ke got berbelok
Masa-masa adik kecilnya mula berkacamata
Lensa tebal, hitam bingkainya
Doinya tertawa sebab ia ingin ketemu Santa bersama
Kocak, kata teman-temannya
Mereka jelaskan mengapa Ayah Ibu bercumbu
Dan Ayah murka ketika ia ingin dengar dongengnya
Pada sobekan catatan leksikologi
ia tulis sebuah puisi
Berjudul 'Polos: Sebuah Tanya' seperti benak pada doinya
dan tentang itulah puisinya bersuara
Dosen ampu beri nilai A serta sorot aneh yang lama
Ibu tak pajang puisinya sebab ia tak cerita
Masa-masa Pak Ahmad tutup usia
dan ia lupa salat jenazah bagaimana doanya
Masa-masa ia tangkap basah adik kecilnya bercinta di belakang rumah
Ayah Ibu tak lagi bercumbu, apalagi bercakap seru
Masa-masa doinya coba hisap garpit
Napasnya bau sangit, tapi tetap ia kecup sengit
Kadang ia lakukan sambil berjinjit
Dan menjelang subuh ia paksa diri untuk tidur, sementara Ayah lantang mendengkur
Itu sebabnya pada selembar revisi skripsi
sekali lagi ia tulis puisi
Berjudul 'Hampa Absolut'
dan tentang itulah curahan pikirnya yang carut-marut
Padanya sendiri, ia beri nilai A
serta irisan panjang di masing-masing lengannya
Di kamar mandi, ia gantung puisinya di balik pintu
Sebab ia sangsi dinding luar adalah tempat terakhir yang ingin ia tuju
Disadur dari:
"Absolutely Nothing" oleh Osoanon Nimuss
Diakses online melalui Poetic Death:
2 notes · View notes
dstntflwr · 2 years
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 89)
Tumblr media
Zelda mengerjapkan matanya, lengannya masih memeluk Lucifer yang balas memeluknya, meletakkan kepalanya di atas kepalanya sementara dia menempelkan wajahnya ke lehernya. Dia mendengarnya mendengkur, mengelus punggungnya, mengiranya hanya bergerak sedikit, bukannya terbangun.
Jadi dia menghela nafas, menyampirkan kakinya ke atas pinggangnya, menutup mata kembali – jarinya menari di dadanya.
“Apa yang kamu pikirkan?”
Zelda bergumam, mendongak sedikit. “Tidak ada.”
“Kita sepakat untuk bicara di pagi hari.”
Manusia itu mengerang, memeluknya lebih erat. “Nanti.”
“Zelda.” Dia menghela nafas, beranjak untuk duduk dan iblis itu mengikutinya, masih meletakkan tangannya di punggungnya. “Apa yang kamu pikirkan semalaman?”
Dia mengalihkan pandangan, menatap balkonnya yang kosong dan tertutup. “Salah satu anakmu datang padaku tadi malam.” Lucifer menegakkan tubuhnya, mendengarkan. “Dia bilang, mereka pergi karena kamu mengusir ibu mereka.”
“Oh.”
“Luci, apa kamu tak pernah mengatakan pada mereka alasan sebenarnya?”
“Dan memberi mereka pandangan buruk tentang ibu mereka?” ucapnya lalu menggelengkan kepalanya. “Aku tak bisa melakukan itu. Mereka masih kecil. Apa yang harus mereka pikirkan? Bahwa ibu mereka berselingkuh dan ayah mereka harus mengusirnya pergi?”
Zelda menyentuh wajahnya, mengelus pipinya. Lucifer terlihat putus asa, menyadari apa yang dia lakukan telah membuatnya begitu kesepian selama ratusan tahun, dengan hanya Mazikeen yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
“Itu artinya, tak ada yang datang?”
Dia menatap mata berkaca-kacanya, mengusap setetes air mata yang nyaris jatuh. “Tidak,” bisiknya dan menariknya ke pelukannya.
“Aku baik-baik saja,” gumamnya.
Dan Zelda tak tahu jika dia berusaha meyakinkannya atau dirinya sendiri.
2 notes · View notes
ruangbersembunyii · 2 years
Text
Hai kamu, sejak pagi hingga siang kepalaku bising ah aku tak tau harus apa
entah kebisingan ini datang dari arah mana yang ku tau ini sangat mengangguku boleh aku meminta satu hal
padamu?
bisa kau hentikan bising yang mendengkur di kepalaku
aku kepalang dibuatnya.
5 notes · View notes
aliakbbrr · 14 days
Text
Kenapa tidak tidur Ali ?
Tidak mengantuk ji ka' , saya jawab
Padahal tidak bisa tidur gara2 keras sekali suara mendengkur nya 🤣🤣🤣
Pertanyaan basa basi seperti , asli mana ? Sudah lama kah disini ? Sudah menikah kah ? Menyelimuti percakapan ku sama dia hari ini , mudah-mudahan kedepan nya bisa ji ka nyaman sama sifat nya . Tahan ketika marah i , sefrekuensi .
0 notes
Text
BERSERTIFIKASI, 0838-5658-5544 Dokter Ahli Pernapasan Anak Jakarta
Tumblr media
BERSERTIFIKASI, 0838-5658-5544 Dokter Ahli Pernapasan Anak Jakarta
Melayani KONSULTASI ONLINE maupun OFFLINE
dr. M. Fahrul Udin, Sp. A, Subsp. Resp. (K)., M. Kes
Dokter Spesialis Anak Konsultan Saluran Napas dan Paru Anak (Respirologi)
Dokter favorit bagi para ibu yang mempunyai anak dengan berbagai keluhan saluran napas seperti batuk grok grok, pilek, napas mengi, mendengkur serta sesak napas
No STR : 3511201423023756
Dokter Ahli Pernapasan Anak Jakarta
#DokterAhliPernapasanAnakJakarta
0 notes
lepusadiutrix · 3 months
Text
[Reupload] Pernyataan Yang Tidak Tersampaikan | Lokal AU
Pair: Aether a.k.a Angkasa (Genshin Impact) x Yunna a.k.a Bulan (OC)
Genshin Impact © Hoyoverse
Story © Crescent
Tumblr media
Angkasa menyelipkan rambut hitam sang gadis yang sedang tertidur lelap ke belakang telinganya, menampakkan wajah tenang terlelap dalam mimpinya. Kelopak matanya tertutup erat menyembunyikan manik merah muda miliknya. Deru napasnya terdengar lembut, dia mendengkur pelan seperti anak kucing. Melihat pemandangan itu berhasil membuat Angkasa tertawa kecil, berpikir bahwa gadis itu— Bulan, pasti sangat mengantuk sampai-sampai tertidur di kelas pada jam istirahat.
Satu tangannya bertumpu ke atas meja, sementara tangan lainnya masih membelai lembut rambut hitam Bulan. Padahal tadinya dia berniat untuk mengajaknya pergi beristirahat ke kantin bersama, tapi melihatnya tidur sepulas itu membuat nya mengurungkan niatnya. Dia tidak cukup tega untuk membangunkan Bulan dari alam mimpinya. Senyuman kecil merekah di wajahnya yang masih memperhatikan wajah tertidur gadis di hadapannya.
Helaan napas pelan terdengar, Angkasa akan membiarkan Bulan tertidur untuk beberapa menit lagi. Mau bagaimanapun juga setelah jam istirahat berakhir dia tetap harus membangunkannya, tapi untuk sekarang biarlah dia tertidur dengan nyenyak. Kebetulan sekali kelas memang sedang sepi, jadi Bulan bisa beristirahat dengan tenang.
Sekali lagi Angkasa memfokuskan atensi nya kepada Bulan, meski kelopak matanya tertutup, dia masih tetap sangat cantik. Jari-jarinya masih menyisir pelan rambut hitamnya, tapi semakin lama dia menatap wajahnya, dia merasa perutnya terasa aneh. Rasanya seperti ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Angkasa. Tanpa angin tanpa hujan, hasrat untuk menyentuh pipi halus Bulan muncul pada dirinya.
Pipi halus yang sedikit dihiasi rona merah, membuatnya terlihat mirip seperti boneka. Jari Angkasa beralih dari rambut nya untuk menyentuh pipinya, gerakan lembut dan hampir tidak akan menganggu tidur gadis tersebut. Dia membelai pipinya dengan sangat hati-hati berusaha agar tidak sampai membangunkannya.
Perasaan yang terus-menerus memenuhi dirinya semakin lama semakin meluap, hingga rasanya dia tidak bisa menahannya lagi. Dia ingin mengungkapkan perasaannya, namun perasaan takut akan reaksi yang akan didapatnya membuat Angkasa memutuskan untuk tidak mengungkapkannya. Setidaknya tidak untuk sekarang, dia masih ingin menunggu waktu yang tepat.
Senyuman kecil merekah di wajahnya, "Aku menyukaimu," ucap Angkasa begitu saja. Jarinya masih membelai pipi Bulan, sementara gadis tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun dari mimpi indahnya.
"Haha, aku payah sekali, ya? Aku nggak bisa bilang kalau 'aku menyukaimu' secara langsung."
"Tapi, sungguh, aku benar-benar menyukaimu ... tolong jangan jatuh cinta pada orang lain, setidaknya sampai aku punya keberanian untuk mengatakannya langsung di hadapanmu, Bulan."
0 notes
nzasfyr · 4 months
Text
Tumblr media
Kerlap kerlipnya tak indah
Membuat mataku menjilat
Tolong berhenti ini tak merekat
Takutnya hatiku berontak kuwalat
Aku berhenti mendengkur
Lalu bertanya
Apa atmosfer pipiku tak kau suka?
Apa detak mataku tak lagi indah?
Berilah salahku paparkan tulus
Caraku melangkahkan jari sudah asing
Caraku menggelengkan tangan sudah bodoh
Semut bergumam pada elang
"JANGAN BEREKSPEKTASI TINGGI YA"
Mudahnya satu bulan purnama berputar
Berputar pada taman yang lepas
Lepaskan bekas ingatan pada kabar
Kabar yang kupeluk 1000 tahun ini
Lanjutkan dan Bernadya berkata..
"Sudahkah ada yang gantikanku? Yang khawatirkanmu lebih dulu? Kalau bisa jangan ada dulu"
0 notes
kacamutiaa · 4 months
Text
Percayalah, pada akhirnya kamu akan bertemu dengan ia yang kebiasaannya persis sama denganmu.
Dia yang sering berdiam ketika sedang marah kini kau akan hadapi setiap harinya
Dia yang periang dan memelukmu dengan erat ketika senang kini akan pula kau hadapi setiap saatnya
Dia yang mendengkur dan mengiggau ketika lelah juga akan kau hadapi setiap malamnya.
Tapi dengan begitu, terasa aman bukan ?
Ia bukan cerminan dirimu. Lantas ia sama denganmu. Dan aku suka!
0 notes
najaemonn · 4 months
Text
Leo all day miaw 🐾 🐈
Hai namaku Leo! Pagi ini terasa berbeda. Aku terbangun dari tidurku di atas kasur dengan nuansa serba putih yang empuk, menguap lebar, dan meregangkan tubuhku yang lentur. Matahari pagi menembus jendela, membuat bulu-buluku yang berwarna orange terlihat berkilauan, " miaw miaw " suara ngeongan yang memanggil nabim tuan yang mengurusku setiap harinya.
Tumblr media Tumblr media
Aku melompat turun dari tempat tidur, mendarat dengan anggun di lantai kayu. Aroma sarapan manusia mulai tercium dari dapur. Aku berjalan perlahan, ekor tegak dan telinga siap mendengar setiap suara. Di sana, pemilikku nabim sedang sibuk dengan kegiatannya " miaw " suara ngeongan untuk menarik perhatian tuanku yang tengah sibuk dengan kegiatannya, nabim tersenyum melihatku, dan aku membalas dengan mengeong pelan kembali " miaw miaw miaw " mengharapkan semangkuk makanan kesukaanku, nabim bergegas mengelus bulu halusku lalu memberikanku semangkuk makanan lezat untuk memulai hariku.
Tumblr media Tumblr media
" miaw miaw " selesai dengan makanan favoritku, aku melangkah keluar melalui pintu yang sedikit terbuka menuju taman belakang. Rumput basah oleh embun pagi menyentuh telapak kakiku. Aku mengendus udara, mencari jejak tikus atau burung yang mungkin berkeliaran di sekitar. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mengejar sesuatu yang bergerak cepat " miawwww " suara nyaringku untuk menarik perhatian.
Tumblr media Tumblr media
" miaw miaw miaaawwwww " suara nyaring kucing lain yang terdengar kedua telingaku, aku menoleh dan mendapati beberapa teman kucingku yang bernama lilo, pusha, bonie, mio, turbo, nugget, serta butter tengah asik memangil namaku, aku berlari menghampiri mereka dan bergabung untuk bermain bersama menghabiskan waktu yang menyenangkan dengan teman teman kucing baikku.
Tumblr media Tumblr media
Setelah puas menjelajahi taman dan bermain bersama kawan kawan perkucingan, aku kembali ke dalam rumah. Aku meringkuk diatas sofa, mendengarkan suara dunia yang perlahan memudar. Suara anak-anak bermain di luar, deru mobil yang lewat, dan kadang-kadang, suara burung berkicau di pohon dekat jendela. Semuanya menjadi latar belakang yang menenangkan " miaw " suara lirihku yang memperhatikan sekeliling.
Tumblr media Tumblr media
Hari berlalu dengan cepat, dan malam tiba. Aku duduk di pangkuan tuanku nabim saat dia membaca sebuah buku. "miaw miaw " dengan suara lirih dan serak meminta perhatian. Aku merasa damai dan bahagia ketika nabim mengelus tubuhku dengan lembut, rasa kantuk menguasaiku dengan cepat, mendengkur pelan, menikmati setiap momen yang kuhabiskan seharian ini, miaw 🐱 - sekian
Fin
0 notes
adenagatha · 7 months
Text
Menangkap Hati
Aku melihat, aku mendengar, aku berbicara, aku menyentuh, aku mencium, ternyata aku hanya mengigau. Siapa pun bisa bermimpi sesukanya. Bermimpi untuk menjadi bupati, gubernur, presiden, bahkan dewa sekali pun. Tiada pakem dan batasan mimpi yang dirangkai dalam tidur mendengkur. Setiap dengkurannya pun mengartikan nafas-nafas harapan.  Mimpi katanya setinggi langit. Setinggi langit pun terbang…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
blaubrise · 8 months
Text
Kamar Nomor Sembilan.
"Hahaha Loi, geser sedikit ya!" Potret jemari lentik bertabrakan dengan bulu putih dan abu-abu singgah untuk sepersekian detik. Seperti penggalan klise dari lintingan film. Ditemani dengan tawa renyah dari suara merdu yang familiar.
"Seran!" Masih dengan suara dan jemari yang sama. Jika tadi penggalan klise berlatarkan ruang beralaskan permadani, kali ini dapur lah tempat mereka berada. Jemari itu menari lincah mengusap surai hitam legam.
Ditemani dengan Loi, si kucing putih abu-abu yang mendengkur mengeluskan badannya pada kaki putih jenjang yang hanya beralaskan sendal karet. Wajah diantara gelombang panjang berwarna cokelat itu selalu buram.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ. . .
Seran terbangun. Penggalan ketiga diisi dengan teriakan memekkan telinga dan menginjak-injak habis kristal kaca pada ruang diantara rusuk-rusuknya berhasil mendorong si pemimpi keluar dari penggalan-penggalan film yang tak runtut. Bulir peluh membanjiri dahinya, bersama dengan helaan nafas yang tidak karuan.
"Kaluna." Nada kasar penuh tekanan membalut nama indah yang ia sebut. Dua tangan seputih susu bergerak mengacak-acak rambut serta mengusap kasar paras Seran. Mimpinya seperti dibajak tiada henti, tidak beda rasanya dengan terjerat di dalam kapsul waktu. Meski Seran belum pernah benar-benar ditelan paradoks manapun.
Diambilnya pematik dan selembar foto usang. Berisikan dirinya dan gadis berambut ikal berdiri bersama dan tersenyum menatap lensa yang membidik. "Kenapa bebal sekali, kalau sudah mati ya sudah berakhir." Belum sempat api menyambar kertas licin di tangan, bantingan pintu dari ruang tengah berhasil mendebarkan jantung Seran.
"Aduh Tuhan, ampun deh sama ini setan." Gerutuan kesal langsung meluncur bebas. Meski ingin rasanya Seran memaki arwah mantan kekasihnya, tetapi dia masih memikirkan cita-cita terkecilnya. Yakni sampai dengan selamat dan mengikuti kelas sore hari ini. Sebesar apapun nyali yang Seran tunjukkan, semuanya rusak hanya karena getaran foto pada genggamannya.
Urat yang timbul di dahi yang penuh keringat berhasil memecah tawa Kaluna, tentunya di alam lain. Entah digolongan apa Kaluna; si hantu mantan kekasih, ini. Jahat pun tidak, tapi jelas mengusik kedamaian hari-hari Seran. Bukan hanya perihal dendam, Kaluna hanya tidak bisa berpulang. Persis seperti janjinya sebelum nyawa tidak lagi menempati tubuh cantik itu.
Waktu itu, si hantu yang konon masih menempu semester dua menghadiri kelas malam. Memang dua tahun yang lalu, Kaluna dan Seran adalah mahasiswa baru. Sungguh sial, dalam perjalanannya menuju kost Seran ia malah mati terbegal. Sudah hitam pun anyir setelan yang ia gunakan, menyengat pangkal hidung, Kaluna terjatuh bersimbah darah setelah berusaha berjalan hingga kamar nomor sembilan.
Waktu itu, si hantu yang konon masih menempu semester dua menghadiri kelas malam. Memang dua tahun yang lalu, Kaluna dan Seran adalah mahasiswa baru. Sungguh sial, dalam perjalanannya menuju kost Seran ia malah mati terbegal. Sudah hitam pun anyir setelan yang ia gunakan, menyengat pangkal hidung, Kaluna terjatuh bersimbah darah setelah berusaha berjalan hingga kamar nomor sembilan.
Tentunya jika dilihat dari sisi seni, kematiannya bisa dibilang eksentrik. Tergulai lemah di dekapan sang kekasih dan masih sempat mengucap janji. "Aku enggak kemana-mana, jangan sedih ya. Dimanapun kamu berada, aku selalu di samping kamu, Seran." Sudah gila. Seran pikir itu hanyalah kata kiasan sebelum Kaluna dikebumikan. Nyatanya, mantan kekasihnya itu malah terjebak menjadi hantu karena janji anehnya.
Jika ditanya mengapa begitu, sebenarnya Kaluna hanya iseng. Ya dia tahu kalau dia akan menutup usia, tapi dia tidak tahu jika usilnya akan mengikat dia dan Seran seperti ini. Malaikat pun hanya ternganga mendengar kesaksian jiwa yang harum-harum amat juga tidak, menang cantik saja. Mungkin harumnya tercemar gaya pacaran yang terlalu bebas dan hanya mengejar puas.
Si hantu berhasil menjelaskan melalui paranormal yang dipanggil oleh Ibu Seran. Pasalnya anak laki-lakinya berlari terbirit-birit menggedor kamar sebelah karena melihat siluet Kaluna. "Lun, makanya kalau ngomong itu dipikir." Tidak ada satu hari tanpa Seran absen dalam mengomeli hantu di kamarnya. Tak lama ia terjingkat, dengan bulu kuduk yang berdiri dari atas hingga bawah.
"Ya kan aku cuma mau sok keren." Kira-kira begitu bunyi bisikan yang mengagetkan Seran beberapa detik lalu.
"Anjing, Kaluna kamu tuh kayanya ketempelan hantu jahat!" Jika saja Kaluna tidak kasihan karena Seran sudah hampir telat menghadiri kelas sorenya, ia pasti sudah menyahuti laki-laki itu dengan satu hadiah pukulan pada tengkorak belakangnya. "Ah, udah deh. Mau mandi."
Kacau, satu kata yang menggambarkan kehidupan bujang penghuni kamar nomor sembilan. Tentunya juga dengan hantu yang tidak kalah kacau menepati janji konyolnya. Ah iya, terlebih saat Seran tidak berani menggarap gadis manapun karena malu dilihat oleh si mantan.
0 notes
sharembn · 9 months
Text
SECRET NUMBER ungkap kebiasaan tidur, siapa paling tak dapat diam?
merahbirunews.com – Ibukota Indonesia – Para personel grup idola K-pop SECRET NUMBER mengungkap siapa pada antara merekan yang mana mempunyai kebiasaan tidur tak sanggup diam lalu jari menunjuk pada sosok ZUU. "Zuu Sampai menendang kaki, mendengkur," kata SECRET NUMBER dalam tempat sela acara "Pre-Christmas K-Pop Concert" di dalam area Jakarta, Hari Hari Sabtu (2/12) malam. Sebaliknya, ketika…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes