Tumgik
#Labuan Bajo Trip
myangelan · 6 months
Text
Tumblr media
Embark on a transformative journey with our diving courses in Komodo. Immerse yourself in the awe-inspiring underwater world, certify your skills, and make each dive unforgettable.
0 notes
viwantstoknow · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
23 notes · View notes
Text
Sewa Kapal Labuan Bajo Komodo
Sewa Kapal Labuan Bajo Komodo
Sewa Kapal Labuan Bajo Komodo terdiri dari charter boat phinisi, speed boat / fast boat, steel boat (yacht) untuk private tour selama wisata di sekitar pulau Komodo. Program paket wisata sailing trip (berlayar) Labuan Bajo – Pulau komodo ini mulai banyak diminati oleh wisatawan dalam negeri (domestik) hingga wisatawan luar negeri (mancanegara). Anda dapat memilih paket sewa kapal phinisi dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
aalexjoy · 2 years
Link
Even if you are solo traveling, it is possible to get a sailing trip Labuan Bajo package with a luxury boat
0 notes
cheniaik · 6 months
Text
Tentang 2023
1
2023 saya dimulai dengan diterima di sebuah kolektif bernama Milisifilem. Saya pernah membuat tulisan khusus mengenai ini dan rasanya pilihan mengikuti Milisifilem adalah keputusan terbaik yang saya ambil di 2023. Saya belajar banyak sekali hal yang gak pernah saya tahu terutama tentang film dan seni. Ada beberapa hal yang bahkan gak pernah saya coba dan saya pikir saya gak akan mampu tetapi melalui Milisifilem saya bisa mendobrak kegakmampuan saya itu. Saya banyak bertemu orang-orang hebat. Orang-orang tersebut memberikan saya banyak ilmu dan membuka keran pemikiran saya terhadap beberapa hal. Terpenting, saya bisa merasakan lagi perasaan berdebar-debar karena belajar sesuatu. Rasanya, kalau bisa diulang, saya ingin mengulang dari awal proses saya belajar di Milisifilem. 6 bulan terasa sangat sebentar untuk bisa menggali semuanya.
2
Di pertengahan tahun, saya diterima kerja di tempat yang sekarang. Tentu awalnya saya takut dan sangsi akan kemampuan saya, saya pikir, apakah saya mampu bekerja di tempat ini? Dengan job description yang lumayan padat dan tim yang sangat ramping. Tapi bukankah hidup adalah perihal mencoba hal baru? Selama bulan-bulan pertama, tentu saja saya kelimpungan, sampai-sampai gak ada tuh kalimat work life balance di kehidupan saya. Namun, lama-lama saya mampu beradaptasi dengan baik, hebat juga saya. Bahkan, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang saya idam-idamkan dari dulu. Bekerja sambil berkeliling Indonesia. Dibayar, pula. Saya juga punya bos dan tim yang super solid. Mereka sangat suportif dan gak pernah meninggalkan saya kesulitan sendirian. Rasanya, seluruh lelah yang saya rasakan seimbang dengan apa yang saya dapatkan untuk perkembangan diri saya. 9 bulan bekerja di tempat yang sekarang, walaupun sambil mengeluh hadeh hadeh hadeh huft huhuhu sambil menangys tapi saya senang. Saya mendapatkan banyak sekali pelajaran baik itu soft skill maupun hard skill. Sebenarnya cukup disayangkan karena di pekerjaan yang baru ini saya gak berhubungan langsung dengan penerima manfaat/beneficiaries, tapi gak apa-apa, karena sebagai gantinya, saya berhubungan langsung dengan rekan-rekan NGO lokal yang fokus akan berbagai macam isu.
3
Karena pekerjaan baru saya itu, di tahun ini, saya menjelajahi banyak tempat! Saya juga melakukan hal-hal yang dari dulu ingin saya lakukan. Saya melakukan solo trip ke Labuan Bajo dan Sulawesi Selatan, saya Caving di Goa Buniayu selama kurang lebih 6 jam. Dan yang paling mengesankan, saya mencoba Skydiving!!!!!! Iya, Skydiving yang entah dari tahun berapa itu adalah hal yang sangat ingin saya coba. Rasanya, setiap saya melakukan hal-hal tersebut, apalagi ketika solo trip, saya selalu ngerasa kalau Allah baik banget sama saya. Saya tahu Allah selalu baik, tapi ketika di momen-momen sendirian itu, lebih terasa dan ngena di hati aja gitu karena mungkin ketika solo trip saya sadar gak ada yang bisa saya andalkan kecuali saya dan Tuhan. Jadinya, kalau ada kejadian sekecil apapun, misalnya saya melihat matahari terbit atau tenggelam yang indahnya dahsyat, atau bertemu orang-orang baik yang menawarkan saya bantuan, atau menghirup udara pagi yang segarnya bukan main, rasanya saya lebih sentimentil atas nikmat-nikmat itu. Gak jarang saya tiba-tiba menitikkan air mata karena Allah sedekat itu sama saya. Huhuhu.
4
Gak ada kata terlambat buat siapapun. Meniti karir di usia 35, menikah di umur 40, baru tahu mau jadi apa saat 28, ya gak apa-apa. Dari dulu saya memang gak suka kompetisi, diajarkan di rumah pun, terutama ketika ikut lomba, menang bagus, kalah bukan masalah. Jadinya, saya gak pernah membandingkan pencapaian diri saya dengan orang lain. Dan di umur saya yang mau kepala tiga ini, saya masih excited betul untuk mengenali diri saya, ingin kuliah lagi, mau belajar banyak hal baru, dan mencoba mewujudkan beberapa cita-cita saya tanpa perlu memikirkan atau iri dengan kehidupan orang lain. Toh, mereka gak tahu gimana rasanya jadi saya. Yang tahu diri saya, kan, saya sendiri. Makanya saya senang sekali ketika melihat tren di tiktok yang memperlihatkan orang-orang baru mulai traveling di umur 35, atau baru membeli barang-barang impiannya di umur 30, atau baru memikirkan pernikahan di atas umur 40. Saya paham setiap orang punya waktunya masing-masing yang mungkin gak akan pernah bisa saya pahami sehingga gak semestinya saya melabeli kehidupan orang lain dengan “ah tapi telat itu”, “udah ketuaan itu mah”, atau “jangan buang-buang waktu”, padahal, terlambat menurut siapa? Bukankah tugas kita cuma hidup aja sebaik-baiknya? Kenapa harus ada kata terlambat atau tepat waktu? Bukannya yang penting atas waktu yang diberikan, kita bisa bersyukur dan bahagia dengan cara kita masing-masing?
5
Tahun ini, saya hanya membaca 2 buku panjang. Payah sekali.
6
Saya menggendut. Berat saya naik 7 kilo sejak awal tahun hahahahahaha. Rasanya kayak babi berjalan walaupun masih pede-pede aja hanya kadang kezel kalau lihat lengan dan paha yang bergelambir, padahal kan, saya mau pake maxi dress dengan paripurna wkwkwkwkwk. Sekarang saya sedang coba juga untuk hidup lebih sehat; makan secukupnya, mengurangi gula dan junkfood, dan lebih konsisten berolahraga.
7
Saya semakin percaya kalau prasangka Allah adalah prasangka hambanya. Semenjak menerapkan ini, rasanya hidup saya jadi lebih ringan dan tenang. Rasanya gak ada lagi tuh pertanyaan-pertanyaan egois macam “kok gini sih ya Allah” karena saya percaya segala yang memang buat saya, gak akan pernah lari dari saya. Walaupun jalanannya berkelak-kelok naik turun banyak hambatan, kalau itu memang buat saya, ya pasti akan kembali ke saya. Sehingga, saya udah di tahap saya positive thinking aja sama apa yang terjadi di hidup saya karena itu yang terbaik menurut Allah. Tapi bukan berarti saya gak usaha ya, maksudnya, saya tetap berusaha hidup sebaik-baiknya dan mengambil kesempatan baik yang datang kepada saya namun setelah itu, saya serahkan semuanya kepada Allah. Efeknya juga, saya jadi jarang berharap pada manusia karena manusia ciptaan Allah, mereka dinamis dan berubah-ubah. Kalau saya bisa berharap pada penciptanya, kenapa saya harus berharap pada ciptaannya?
8
Dunia ini fana. Semuanya sebentar. Begitu pula perasaan-perasaan senang, bahagia, sedih, haru, kecewa, semuanya sementara. Jadi sepertinya, tugas manusia hanya bertahan hidup saja kan? Toh semuanya pasti terlewati.
9
Kita sampai pada peristiwa besar di tahun ini; iya betul, patah hati. Kayaknya ini patah hati terbesar saya selama saya hidup. Ditinggalkan (pasti karena ada kesalahan saya juga) oleh orang yang saya bayangkan akan menjadi suami saya nantinya adalah hal paling berat yang saya lalui di tahun ini. Bahkan rasanya, sampai sekarang, perasaan sedih itu belum benar-benar hilang. Kebayang kan, kamu bertahun-tahun sama orang itu, kamu hapal segala kebiasaannya, kamu tahu betul apa yang ia sukai dan gak ia sukai, kamu membayangkan di hari tua saat kalian sudah beruban, kalian akan duduk di ruang tamu sambil minum kopi dan menceritakan banyak hal, kamu tahu seluruh tahi lalat dan bekas luka di badannya. Kemudian, kalian menjadi orang asing. Seperti gak saling kenal. Lalu semua ingatan terkait orang itu ingin kamu luapkan ke mana? Kepada siapa? Untuk apa? Ditambah lagi, banyak sekali sudut dan tempat-tempat yang pernah kamu datangi dengan orang itu. Ketika kamu melewati tempat itu lagi, kamu sendirian, dengan perasaan-perasaan bersalah, sesal, sedih, kecewa, sesak sampai kamu tidak bisa bernapas dengan normal.
Waktu awal-awal kami berpisah, saya menangis hampir setiap malam selama 2 bulan. Saya gak akan biarkan diri saya menganggur atau melamun sebentar karena saya pasti nangis. Karena bahkan ketika saya gak lagi melamun aja saya bisa tiba-tiba nangis. Pernah waktu lagi rapat di kantor, saya tiba-tiba keingat mantan saya lalu saya menitikkan air mata. Padahal itu lagi rapat. Berat betul rasanya. Tapi perlahan intensitas menangis itu berkurang. Sekarang saya sudah cukup legowo untuk menerima kenyataan kalau memang hubungan kita gak bisa diteruskan. Kami berdua cukup bermasalah dan bersalah, sehingga berpisah adalah jalan yang terbaik buat kami berdua.
Namun gak bisa dipungkiri juga, ada waktu-waktu tertentu di mana saya mengingat mantan saya itu, kemudian saya menangis tersedu-sedu. Gak apa-apa, begitulah prosesnya. Seengganya, kondisi saya sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa bulan yang lalu. Sepertinya mas mantan juga sudah bahagia dengan pasangan barunya. Untuk saat ini, saya masih merasa senang dan sedih. Sedih karena mungkin ia akan memperlakukan pasangannya jauh lebih baik karena ia sudah belajar dari hubungan kita yang kemarin. Senang karena akhirnya mas mantan menemukan perempuan yang saya yakin jauh lebih baik juga dari saya.
Mungkin, saya harap, ke depannya saya bisa dengan lapang mendoakan kebahagiaan untuk mas mantan dan pasangannya. Saya ingat seseorang pernah bilang, kita gak akan pernah bisa berhenti sayang sama orang, yang ada adalah, kita bisa lebih sayang sama orang lain. Mungkin mas mantan sudah merasakan itu, tetapi saya belum. Nantinya ketika saya sudah merasakan itu, saya akan bahagia melihat mas mantan bahagia karena mas mantan pernah punya tempat yang luas di hati saya. Ia memberikan saya banyak sekali pelajaran sehingga saya bisa sampai di titik ini. Saat ini, yang bisa saya lakukan adalah terus menyayanginya dari jauh, tanpa berharap apapun selain terus dilapangkan hati saya oleh Allah.
Patah hati ini berhasil menampar saya cukup keras. Saya terjungkal dan bangun berkali-kali. Saya gak nyangka juga saya bisa melewati fase berat kemarin-kemarin. Rasanya setelah ini, jatuh cinta gak akan pernah sama lagi buat saya.
Literally, hidup isinya cuma bercanda. Jadi sedikit paham kenapa orang-orang semakin bertambah umur semakin dekat dengan Tuhan. Karena mungkin, semakin tua kita semakin tahu kalau hidup itu gak akan pernah sesuai dengan kemauan kita. Ada energi yang sangat besar yang sudah mengatur hidup ini jadinya yang bisa kita lakukan memanglah mendekatkan diri padaNya dan menerima semuanya. Kalau kita terus-terusan menolak dan mempertanyakan ini dan itu, malah semakin gila. Terus, buat apa?
Kini, saya masih berusaha menyembuhkan patah hati saya. Mungkin sebentar, mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama, mungkin gak akan selesai sampai saya mati, siapa yang tahu? Saya yang sekarang sedang ingin membahagiakan diri saya, ibu saya, adik saya, dan teman-teman terdekat yang selalu ada kalau saya lagi di dasar jurang. Saya mau memberikan dampak kepada orang-orang di sekeliling saya dan hidup dengan cara saya sendiri. Saya mau lebih bersyukur, memberi banyak ruang besar untuk Tuhan, dan berbuat baik kepada siapapun yang gak saya kenal. Saya ingin terus hidup dan menghidupi diri saya. itu saja.
10
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya gak punya doa apapun untuk 2024.
5 notes · View notes
journarl-s · 11 months
Text
LABUAN BAJO, INDONESIA - Mini Album Posts: LET'S GO ON VACATION AGAAAIIN!!
Tumblr media Tumblr media
If you hear Labuan Bajo, the first thing that comes to mind probably the extinct Komodo. But, if you explore more, you will find another beautiful attraction around it. Labuan Bajo is so beautiful, so mesmerizing, that all the bad things that happened were all overshadowed by it.
To be honest, I've expected Labuan Baju to be water, water, and water. I mean, I thought island hopping would be swimming, snorkeling, diving, everything about water. I was wrong. Beside water, there was hill. The amount of snorkeling and hiking that I did was not equal, I did more hiking than I thought I would lol. But everything was worth it. Bajo really reminds me of Dinosaurs and Land Before Time (if you know the Dinosaurs cartoon). Here comes several photos of me during Bajo trip, ようこそ!
1. Playing touristy but the big bag is kind of WHYYY (I forgot where I was)
Tumblr media
2. Pink Beach is LOVE
Tumblr media
3. Sylvia Hill (before the sandal incident occurred)
Tumblr media
4. Padar Island, turned out I'm one of your STRONGEST soldier! (sandals for hiking was so NOT comfortable)
Tumblr media
5. Even though I wore sandal, I think I can still endorse you, Padar Island
Tumblr media
6. One more of me at Padar because Padar is just so beautiful
Tumblr media
7. The black dots were bats (Kalong Island) (please forgive my lack of photography skill)
Tumblr media
8. Kanawa is really the BEST snorkeling spot in Bajo I guess even I can see the beautiful underwater scenery with my nearsighted eyes and also got swept up by the current
Tumblr media
9. Kelor island hike with the prayers that my sandal was going to be alright lol
Tumblr media
10. Taka Makassar aaaaalllll whiteeeeeee (except it wasn't captured on the pics)
Tumblr media
11. On the Way to some Cave I forgot the name lol
Tumblr media
12. Me with the Komodo, but I guess the camera was confused where to focus or how to get both objects to be HD
Tumblr media
Those were some photos from the Bajo Trip! although the trip was far less from what I expected (boat scam, no drone or underwater camera, lost one day of the trip due to the unprofessional tour) HUFT, it is still one of the endearing trip that I've ever been to.
Lesson learned is if you want to go on a trip with a travel tour, best if you find all the reviews of the tour to be a consideration whether the travel tour have got good reputation or not, and if it involves sailing, ASK the travel tour to video call you to show you the REAL ship that you're gonna use.
DO NOT USE YOUR FLORES TOUR TO BAJO!
with such an up and down experiences, I found a little gem there. through thick and thin of Bajo trip, here are they:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
and the last but not least, the ones who convinced me to join the trip, A BIG THANK YOUUUUU LUV:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Now, it is time to part ways. Let's go on another vacation yess!!
XOXO, Sari
3 notes · View notes
indicevril · 1 year
Photo
Tumblr media
Gimana 2023? Masih hadeh hadeh nggak? Masih stuck aja kayak 2022? Hmm… It’s okay, semua akan “hadeh” pada waktunya, akan “dahlah” pada akhirnya. Nikmatin terus pokoknya selama masih on the right track! ——————————————— First post in 2023 tapi pake foto long trip 2022 #kode 🤣 Labuan Bajo & Waerebo, Nusa Tenggara Timur. (at Nusa Tenggara Timur) https://www.instagram.com/p/CnQPqyChMMd/?igshid=NGJjMDIxMWI=
4 notes · View notes
shikin9230 · 2 years
Photo
Tumblr media
We had the same answer when asked to describe this trip in one word - SubhanAllah. We were just in awe witnessing the beauty of His creations all around us. From the amazing view at the top of Padar Island, to the beautiful shades of pink at Long Beach, the magnificent Komodo dragons on Komodo Island, the crystal clear waters of Taka Makassar, the majestic Manta rays at Manta Point and the lovely corals and schools of fishes at Kanawa Island. This trip had many firsts for me. I went out of my comfort zone and tried snorkeling! So thankful I did! The company made the trip even more memorable too. Alhamdulillah for the nikmat of time, health, trust and friendship. ♥️ (at Labuan Bajo - Flores Island - Indonesia) https://www.instagram.com/p/CmlKUlELz3TJsZPo1HLzGuzrO1ct5vleeIiiyg0/?igshid=NGJjMDIxMWI=
6 notes · View notes
annewinira · 2 years
Text
This is my first post, written on a speed boat heading to Padar Island. Sudah lebih dari 13 tahun vakum menulis. Banyak sekali hal-hal yang terjadi yang telah luput dari goresan pena. Untuk konsisten menulis ternyata membutuhkan effort dan komitmen yang besar. Mari kita melanjutkan untuk menarik garis-garis pena virtual ini.
Petualangan hari ini dimulai dari Lobby Hotel Meruorah Labuan Bajo. Sekira 10 tahunan lalu saya pernah berencana backpackeran ke kota kecil ini dengan teman-teman travel. Dulu rute yang kami rencanakan sepertinya nyambung-nyambung dari Bali dengan jalur darat + ferry hingga ke bajawa. Saya sih sudah lupa-lupa ingat ya dengan detail itinerary yang pernah direncanakan tersebut. Akan tetapi kali ini saya berkesempatan untuk menaiki Citilink rute langsung Jakarta Labuan Bajo. Berangkat dari T3 Bandara Soekarno Hatta 09.35 WIB dan sampai pada 13.00 WITA dengan harga tiket 2,350 juta one way.
Sampai di bandara komodo langsung disambut guyuran hujan deras. Saya langsung menaiki mobil jemputan dan tak sampai 10 menit sudah sampai di Hotel Meruorah.
Ok back to the boat... dini hari selepas subuh kami memasuki kapal ferry yang sudah disewa oleh tim. Total penumpang 14 orang, 4 pemandu dan 5 crew kapal dan nahkoda.
Tujuan utama adalah Pulau Padar, jujur saja saya belum sempat melakukan riset untuk perjalanan kali ini seperti yang selalu saya lakukan belasan tahun yang lalu. Di kala itu saya selalu antusias setiap kali akan melakukan trip. Saya selalu melakukan riset terlebih dahulu baik menggunakan internet dengan browsing lokasi dan membaca review di website maupun mailing list seputar travel maupun dengan membaca buku lonely planet untuk kemudian saya merancang itinerary perjalanan. Tapi kali ini saya manut saja dengan rombongan, karena gak mungkin juga saya pergi sendirian ke pulau sekitar.
Tumblr media
Duduk sendirian di pojokan depan
Tumblr media
Pagi mulai menjelang
Kapal ferry start berangkat jam 5an (dini hari) dengan estimasi perjalanan sekitar 1 ,5 jam. Jika menggunakan kapal yg lebih besar maka waktu tempuhnya akan semakin lama bisa 3-4 jam.
Tumblr media
Boat Yang Mengantar ke Pulau Padar
3 notes · View notes
devyapr · 2 years
Text
A Trip to Little Piece of Heaven on Earth - Part 1
Secara ajaib hari Kamis (4/8) sampai Minggu (7/8) lalu, Teletubies akhirnya benar-benar menginjakkan kaki di Labuan Bajo, Flores, NTT. Masih susah dipercaya betapa impulsive-nya kami berempat Desember 2021 lalu yang randomly membeli tiket promo dari salah satu maskapai. Sengaja plot di bulan Agustus dengan harapan punya cukup waktu untuk menyiapkan cuti, dana, dan keperluan lainnya. Sebetulnya disertai banyak drama menjelang berangkat, but, I think that's another story for another time.
D-1 (Rabu 3/8) rombongan dari Bandung (Aku, Riza, dan Cipuy) sudah berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta karena flight kami dijadwalkan pukul 3.40 WIB (cry). Transit dulu di Bandara Juanda Surabaya selama 1 jam 50 menit sebelum akhirnya lanjut ke Bandara Komodo. Kami sampai di Bandara Komodo pukul 8.30 WIB atau 9.30 WITA dengan selamat!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Oiya Rezky was on another flight karena sebuah drama jadinya kami bertiga berangkat dengan maskapai yang berbeda.
Setelah selesai ambil bagasi, kami langsung menuju hotel yang sudah dibook dari jauh-jauh hari. Dan kami beruntung dapat hotel yang proper banget pelayanan, kebersihan, makanan, dan lokasinya dengan harga yang kami bayarkan untuk menginap satu malam dari hari Kamis sampai dengan hari Jumat. Nih aku spill suasana hotel dan pemandangan di depan hotel kami.
Tumblr media Tumblr media
Ini pemandangan dari balkon hotel
Tumblr media
Ini beneran view di sebrang hotel pas sunset! Bagus banget sumpaaah!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lokasi hotel kami juga dekat sama area Waterfront ini, jadi kami sepanjang sore jalan-jalan di sekitar hotel sambil cari makan malam.
Keesokan harinya, Jumat (5/8) sambil menunggu dijemput, kami sarapan di restonya yang ada di rooftop hotel. Dan lagi-lagi viewnya bikin melongo banget.
Tumblr media Tumblr media
Sumpah ya, view di mainland-nya aja udah bikin kagum, saat itu kami belum terbayang akan seperti apa pemandangan di lokasi-lokasi utama tujuan trip kami. Lalu dimulailah perjalanan kami selama 3 hari 2 malam di dalam kapal semi pinisi dari hari Jumat sampai dengan hari Minggu. And I'll share with you on the next part yaa. ngantuk.
2 notes · View notes
myangelan · 6 months
Text
Tumblr media
Embark on a transformative journey with our Komodo Liveaboard — experience the serenity of a digital detox while indulging in the bliss of underwater wonders in the breathtaking Komodo National Park.
0 notes
viwantstoknow · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
25 notes · View notes
javasunrisecoffe · 26 days
Text
Exploring the Beauty of Flores with Tailored Tour Packages
Flores, an enchanting island in Indonesia, is a hidden gem that offers breath-taking landscapes, rich cultural heritage, and unique wildlife experiences. Whether you're an adventure seeker, a culture enthusiast, or a nature lover, Flores has something for everyone. To make the most of your visit, consider opting for Flores tour packages that cater to all your travel needs and preferences.
Why Choose Flores Tour Packages?
Choosing a well-organized tour package can transform your travel experience from ordinary to extraordinary. Here’s why Flores tour packages stand out:
Comprehensive Itineraries
Flores tour packages are designed to cover the island's most iconic spots as well as its hidden treasures. From the mesmerizing Komodo National Park to the traditional villages of the Manggarai people, these packages ensure you don’t miss a thing.
Hassle-Free Travel
Navigating through Flores on your own can be challenging due to its diverse terrain and limited infrastructure. Tour packages offer the convenience of pre-arranged transportation, accommodations, and guided tours, allowing you to focus solely on enjoying your trip.
Cultural Immersion
With a rich history and vibrant traditions, Flores provides a deep cultural experience. Tour packages often include visits to local villages, where you can witness traditional dances, taste local cuisine, and engage with the friendly residents.
Adventure and Nature
Flores is a paradise for adventurers. Tour packages can include activities such as trekking to Mount Kelimutu to see its tri-colored lakes, diving in the crystal-clear waters of Maumere, and exploring the lush landscapes of the Bajawa highlands.
Top Destinations in Flores Tour Packages
Komodo National Park
A UNESCO World Heritage Site, Komodo National Park is famous for its Komodo dragons, pristine beaches, and vibrant marine life. It's a must-visit for wildlife enthusiasts and divers alike.
Kelimutu National Park
Home to the stunning tri-colored crater lakes, Kelimutu National Park offers a unique and mystical experience. The colors of the lakes change due to mineral reactions, creating a surreal landscape.
Labuan Bajo
This charming fishing town serves as the gateway to Komodo National Park. With its picturesque harbor, delicious seafood, and lively market, Labuan Bajo is a great place to start or end your Flores adventure.
Customizable Packages
Many tour operators offer customizable Flores tour packages, allowing you to tailor your itinerary based on your interests and schedule. Whether you prefer a relaxed pace with more cultural experiences or an action-packed adventure, there’s a package for you.
Conclusion
Choosing Flores tour packages is an excellent way to ensure a memorable and hassle-free trip to one of Indonesia's most captivating islands. With everything planned out for you, all that's left is to pack your bags and get ready for an unforgettable adventure. Discover the wonders of Flores and let the island's natural beauty and cultural richness leave you in awe.
0 notes
cheniaik · 1 year
Text
Selama delapan hari kemarin, saya ke NTT. 4 hari pertama saya habiskan di Sumba Barat dan Tengah karena ada pekerjaan kantor. Saya gak banyak mengeksplor tempat wisata karena ya saya cuma bekerja. Paling-paling saya hanya berkunjung ke desa-desa untuk melihat progress dari proyek tertentu. Tapi saya senang malah saya bisa tahu budaya teman-teman di Sumba. Saya baru tahu kalau ternyata laki-laki di Sumba setiap mau ke luar rumah pasti selalu bawa parang karena perang antar desa bisa saja terjadi kapanpun dimanapun. Saya juga baru tahu kalau adat istiadat di Sumba seperti upacara pernikahan dan kematian sangat dibenci oleh anak-anak muda karena menghabiskan banyak uang makanya orang-orang di Sumba pasti banyak sekali hutangnya untuk merayakan upacara-upacara tersebut.
Saya juga jadi tahu kalau masih ada pengkastaan di Sumba yang bahkan bisa membuat Hamba Sahaya mati hidup-hidup. Dan, bagaimana jenis bebatuan yang mereka pakai untuk memakamkan orang yang sudah meninggal serta panjangnya tanduk kerbau yang mereka pamerkan di depan rumah menggambarkan kelas-kelas sosial mereka. Saya sempat mengunjungi Pantai Roa yang wow airnya jernih sekali dan sepi pengunjung. Saya diberikan Kain Tenun Sumba oleh rekan mitra di sana yang kalau saya beli sendiri harganya bisa mencapai lima ratus ribu lebih! Dan di hari terakhir, saya diajak mengunjungi Prai Ijing, sebuah desa adat yang unik sekali bentuk rumahnya. Keesokan paginya, saya diantar ke bandara dan disuguhi matahari terbit di sepanjang jalan. Dulu saya pernah ke Sumba Timur, dan menurut saya, Sumba Barat tidak kalah cantiknya.
Bos saya memutuskan untuk lanjut meliburkan diri ke Bali sementara saya pergi sendirian ke Labuan Bajo. Iya, ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan solo trip karena kapan lagi? Degdegan pasti, banyak sekali kemungkinan yang saya pikirkan di kepala tapi karena saya pikir saya senang sekali SKSD dengan orang baru jadi saya mantapkan diri kalau solo trip ini akan baik-baik saja dan menyenangkan untuk dilakukan. Saya sudah membuat beberapa rencana untuk dilakukan seperti menyewa motor, booking hotel, dan menuliskan tempat apa saja yang ingin saya datangi sendirian. Saya juga membawa pisau lipat punya Bapak untuk berjaga-jaga.
Setelah meninggalkan Sumba dan transit di Kupang, pesawat saya ke Labuan Bajo didelay karena kendala cuaca. Saya pikir, wow, harus berapa lama saya menunggu? Akhirnya saya memutuskan untuk merokok saja di kafe yang ada smoking roomnya. Sembari mengecas handphone, saya tegur sapa dengan 3 orang om-om yang nampaknya sedang menunggu juga. Kami mengobrol panjang dan ternyata mereka semua menunggu pesawat yang sama dengan saya. Om-om ini asli Ruteng, mereka sering bepergian karena pekerjaan. Mereka baik sekali, waktu mereka tahu saya ke Bajo sendirian, mereka memberikan nomor mereka kalau-kalau terjadi apa-apa dengan saya selama di Bajo. Kata mereka “teman kami banyak sekali di Bajo dan di Waerebo. Kalau ada apa-apa, hubungi kami ya. Teman kami pasti bantu nona” super terharu. Tapi kata om-om itu, orang timur semua baik. Kami berpisah ketika pesawat saya transit di Bajawa dan mereka turun sementara saya melanjutkan perjalanan ke Bajo.
Sampailah saya di Bajo dan saya segera menghubungi orang dari penyewaan motor karena ia akan mengantar motornya ke bandara. Setelah bertemu dan mengecek kendaraan motor yang agak bobrok (wkwkwkwk) akhirnya saya mengendarai motor itu sendirian menuju hostel. Tau apa yang bikin saya amazed? Selama di Bajo, di sepanjang perjalanan, pemandangan yang saya lihat hanya laut. Kanan kiri laut, dan lautnya indah betul bukan kayak laut ancol yang warnanya sudah kelihatan gelap. Setelah terkesima dengan pemandangan laut di sepanjang jalan, akhirnya sampailah saya ke hostel yang punya rooftop langsung menghadap laut! Hostelnya pun bersih, saya tidur di dormitory yang berisi 6 orang. Setelah merapikan barang, saya langsung saja naik ke rooftop untuk melihat pemandangan laut tadi yang tentu saja akan sulit saya temui kalau di Jakarta. Saya pesan makanan karena saya belum makan dari pagi sambil bengang bengong melihat dan mendengarkan suara kapal laut di kejauhan.
Setelah kenyang, karena sudah jam 5 sore, saya memutuskan untuk pergi ke Bukit Sylvia. Kata seorang teman, Bukit Sylvia adalah spot paling baik untuk melihat sunset di Bajo. Jaraknya hanya 10 menit dengan motor dari hostel saya. Pergilah saya sendirian, jalanannya menanjak, saya kuatir motor saya gak kuat tapi untungnya gak terjadi apa-apa. Setelah sampai, ternyata saya harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Dengan modal ngos-ngosan sampailah saya pada puncak bukit dan saya bisa melihat Bajo sangat kecil dari atas sana. Saya ambil gambar sebentar, duduk, dan minta tolong siapapun yang ada di sana untuk mengambil gambar saya dengan latar matahari terbenam yang sangat cantik itu. Setelah itu saya berkenalan dengan Yasmine dari Eropa, dia juga sendirian, dan sudah beberapa bulan di Indonesia untuk berjalan-jalan. Saya juga berkenalan dengan dua remaja Bernama Randy dan Dyno. Mereka orang asli Bajo dan sedang ke Bukit Sylvia untuk nongkrong saja. Lama mengobrol, ternyata mereka asik sekali sampai kami semua mengobrol hingga matahari terbenam. Gelap. Dan kami turun ditemani lampu senter dari handphone. Kata mereka, “kakak kenapa baik dan berani sekali kok mau mengobrol sama kita?” saya jawab aja, “feeling aku bagus kalau liat orang, dan kayanya kalian orang baik. Ya semoga sih” lalu kita tertawa.
Malam itu saya, Randy, Dyno, dan Yasmine makan malam bersama di rumah makan yang murah hahahahaha. Kami mengobrol sampai jam 10 lalu Yasmine nebeng saya pulang karena ternyata ia tinggal di hostel yang sama dengan saya. Saya tidur nyenyak sekali malam itu karena lelah dan berharap semoga hari esok akan lebih seru.
Keesokan harinya, saya dijemput oleh supir karena saya daftar private trip ke Waerebo. Tadinya saya mau open trip saja, tapi karena kuotanya tidak memenuhi yasudah akhirnya saya tambah biaya sedikit untuk private trip. Saya kira saya hanya bersama drivernya saja untuk sampai ke Waerebo, tapi ternyata saya ditemani anak magang mereka, perempuan, namanya Atik (yang kemudian saya panggil bocil) karena ia bawel dan bocil sekali wkwkwkwk. Drivernya bilang, saya akan ditemani oleh Atik selama di Waerebo nanti karena ia sudah sering menemani turis berwisata. Saya pikir, oh amaan, saya punya teman perempuan untuk menanjak. Perjalanan saya ke Desa Denge (tempat singgah terakhir ke Waerebo) memakan waktu kurang lebih 4 jam.
Mengobrollah kami bertiga di dalam mobil. Di tengah jalan, Atik sempat mabuk darat dan muntah 3x. lalu, kami bertemu dengan mobil lain dari agen trip yang sama. Kata drivernya, “oh itu kan rombongan dari kita juga, setau saya ada 6 turis di situ. Nanti kakak nanjaknya bareng mereka saja biar bisa ramean gimana? Mereka juga sewa guide local soalnya” saya pikir, ya boleh saja. Kan seru juga punya teman bule baru. Eh waktu mobil kita sama-sama berhenti untuk makan siang, ternyata yang di dalam mobil itu bukan turis. Ya betul ada 6 orang, tapi ternyata orang Indonesia. Di situ ada 6 laki-laki dari Bali. Setelah berkenalan, mereka ternyata memang lagi liburan saja, satu geng dari kampus, dan ternyata umurnya gak beda jauh sama saya. Ngobrol-ngobrol, dan mereka gak apa-apa kalau saya gabung sama mereka untuk ke Waerebo nanti.
Jadilah kita nanjak bareng, walau pas di tengah-tengah saya akhirnya nanjak duluan sama Atik karena ada salah satu dari mereka yang baru pertama kali hiking dan sepertinya sangat kelelahan. Akhirnya kita ketemu rombongan dari Jakarta yang dipimpin sama Om Hans dan barenglah kita sampai ke Waerebo. Waktu sudah sampai, saya harus menunggu 6 orang dari Bali itu untuk bisa melakukan upacara adat. Selama menunggu, saya gak habis-habis bilang alhamdulillah karena akhirnya saya bisa ke Waerebo karena Waerebo adalah wishlist saya dari dulu banget. Gak ada kata lain selain WOW untuk menggambarkan betapa bagusnya Waerebo.
Setelah 6 orang itu datang, kami melakukan upacara penyambutan yang dipimpin oleh kepala desa, lalu kami diberikan welcome drink, dan kami diantar ke salah satu rumah adat untuk bersih-bersih dan menaruh barang sebelum makan malam. Iya, tamu-tamu di sana tidur di tempat yang sama karena mereka hanya menyediakan 2 rumah adat untuk diinapi tamu. Setelah bersih-bersih, kami disuguhi makan malam dengan lauk yang sederhana tapi sungguhhhhh nikmat karena kami lapar dan lelah kali ya hahahahaha. Setelah makan, saya dan 6 orang itu kembali ke rumah adat, lalu saya merokok ditemani beberapa orang dari mereka untuk ngobrol-ngobrol saja. 2 orang dari mereka mewawancarai warlok Waerebo untuk menanyakan banyak hal sementara saya dan sisanya malah ngobrol-ngobrol gak jelas sampai jam 10 malam. Setelah itu, kita ke luar rumah untuk melihat bintang yang banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali. Jujur. Bagus. Banget. Bintangnya benar-benar melimpah kayak saya lagi ada di planetarium. Lalu kita tidur karena besok pagi kita akan trekking lagi.
Paginya kami sarapan, foto-foto sebentar di spot mainstream, lalu trekking untuk turun ke bawah. Gak seperti waktu nanjak, turun dari Waerebo menghabiskan waktu satu jam saja karena ya memang full turunan. Di sepanjang jalan kami cuma ngobrol-ngobrol aja sambil lihat pemandangan. Sesampainya di Bajo, kita langsung ke hotel masing-masing dan istirahat. Saya beruntung banget ketemu 6 cowo ini karena ternyata kita sefrekuensi huahahaha rasanya saya kayak lagi pergi sama geng saya aja gitu. Dan karena ternyata kita udah cukup ikrib, akhirnya saya gabung mereka juga untuk island hopping sama mereka keesokan harinya.
Esoknya kita dijemput jam 5 pagi untuk ke Pelabuhan. Masih gelap banget dan kayanya kita rombongan pertama yang berangkat hari itu yang pakai slow boat. Destinasi pertama Pulau Padar yang menghabiskan waktu 3 jam dari Pelabuhan bajo. Sesampainya di sana kita naik 800 anak tangga untuk bisa foto-foto lagi di tempat menstrim. Terus kita ke Pink Beach selama 45 menit buat foto-foto lagi dan snorkling. Akhirnya berenang lagi di laut tanpa pelampung setelah sekian lama! Pantainya bersih, pas banget hari itu lagi sepi pengunjung, dan airnya juga jernih. Setelah puas snorkling, kita ke Pulau Komodo buat lihat Komodo tapi kita cuma bisa liat dari jauh aja. Gapapa, yang penting udah pernah wkwkwkwkwk. Kita selesai jam 3 sore dan langsung lanjut ke Pelabuhan bajo. Kita sampai di Bajo jam 7 malam dan oleng banget karena kapalnya mereng mereng menerjang ombak udah macem lagi naik wahana di Dufan.
Setelah pulang, kita bersih-bersih sebentar habis itu kita farewell di hotel 6 orang bli bli itu. Saya ajak juga Randy dan Dyno. Di situ kita ngobrol banyaaak sampai jam 2 pagi dan akhirnya saya diantar Randy dan Dyno ke hotel. Besok paginya, saya dijemput dan diantar Randy ke bandara. Dan saya sekarang sudah sampai lagi di Jakarta. Kemarin pagi saya bangun pagi langsung lihat laut, hari ini saya bangun pagi langsung lihat laptop hwehehe sungguh saya masih belum bisa move on dari perjalanan panjang kemarin.
Saya senang sekali karena di pengalaman pertama solo trip ini saya bisa dipertemukan sama orang-orang baik. Saya bisa berkenalan sama banyak orang, dan jadi punya teman baru yang bisa saya temui kalau saya ke Bali, Bajo, dan Ruteng. Sepertinya jiwa ekstrovert saya disuapi sampai kenyang saat solo trip kemarin. HAHAHAHAHAHA. Tuhan baik banget sama saya.
Dan, saya jadi merasa kalau saya cinta banget sama diri saya. Dulu mas mantan pernah bilang, tolong bedain Self Love sama Egois karena menurutnya 2 hal itu di diri saya batasnya sangat tipis. Setelah trip ini saya jadi sadar, ya emang siapa lagi yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri? Yang saya lakukan selama solo trip ini ya cuma percaya aja ke diri sendiri, mengandalkan diri sendiri, dan menyayangi diri sendiri. Dan, saya ternyata bahagia loh hanya dengan diri saya. Mungkin, saya mulai bisa ikhlas tentang sakit hati saya belakangan. Saya sudah bisa berdoa semoga mas mantan bisa bahagia dengan apapun yang dipilihnya karena saya juga akan begitu mulai saat ini hehehe.
Aduh tulisan saya panjang betul. Kalau gitu, mari kita sudahi saja. Cheers to many more solo trip ahead! Saya pastikan saya akan solo trip lagi ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi!
4 notes · View notes
hungryfacesart · 2 months
Text
Sailing through Paradise: My Unforgettable vacation to Komodo Islands
For everyone who loves the outdoors, taking a trip to the Komodo Islands is a dream come true. I couldn’t help but be amazed at the cultural contrasts between Europe and Indonesia as I sailed out of Labuan Bajo, the entry point to this breathtaking archipelago, especially at this quaint seaside village. From that point on, my journey on the boat started, giving me a special chance to fully…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
riznan13 · 4 months
Text
LABUAN BAJO and THE CRUISE: THE HEAVEN of EAST INDONESIA
Sailing Trip di Labuan Bajo, Surganya Para Pencinta Laut dan Segala Berkah Alam di Retina Labuan Bajo, sepetak surga yang terletak di Indonesia timur (Nusa Tenggara Timur) adalah keindahan yang mempresentasikan kesempurnaan di dalam ketidaksempurnaan yang ada. Bagaimana tidak? pesonanya yang memukau memiliki daya tarik tersendiri untuk kita jelajahi Blowmefriends. Kali ini Blowme datang dengan…
View On WordPress
0 notes