#Berjualan Baju
Explore tagged Tumblr posts
Text
SELIMUT RINDU (Bagian 2)
Rintik hujan mulai turun. Cepat-cepat aku membuka pintu pagar sambil melindungi kepalaku dari guyuran air hujan dengan tas ransel yang kupakai. “Assalamu’alaikum bundaaaa......” sapaku se semangat mungkin. Kucoba menyembunyikan segala kegelisahanku di hadapan ibu. Aku tidak ingin menambah beban pikirannya dengan masalah yang sedang kuhadapi. Sejak bapak meninggal, kehidupan kami penuh tantangan. Terutama dari segi ekonomi. Dulu bapak bekerja sebagai satpam di salah satu bank bumn, sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga tulen tanpa pekerjaan sampingan. Almarhum bapak memang tipe suami yang sangat memuliakan istrinya. Tidak diizinkannya ibu bekerja agar ibu fokus mengurus rumah tangga terutama aku. Hingga suatu hari, tanpa pernah kami bayangkan sedikitpun, tiba-tiba bapak meninggalkan kami untuk selamanya. Bapak mengalami kecelakaan saat pulang kerja dan meregang nyawa di tempat kejadian.
Semenjak itu, kehidupanku dengan ibu betul-betul berubah. Aku yang saat itu baru saja lulus SMA, sempat mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah. Aku ingin membantu ibu beradaptasi setelah kepergian bapak. Di hadapanku, ibu mencoba kuat, meski aku tau, dalam ketegarannya, kutemukan isak tangis di setiap sujudnya. Butuh waktu setahun untuk membuat ibu kembali ke dapur. Tempat itu menyimpan banyak kenangan bagi ibu dan bapak. Beliau berdua banyak menghabiskan waktu di sana. Nyaris dalam satu tahun pertama setelah kepergian bapak, ibu tidak pernah menyentuh alat-alat dapurnya. Perihal kebutuhan makanan kami, ibu lebih banyak membeli masakan matang di warung daripada memasak sendiri. Sedangkan aku, sejak kecil tidak pernah diizinkan oleh ibu untuk membantu nya belajar memasak dengan alasan, aku diminta fokus belajar agar bisa melanjutkan kuliah di universitas terbaik di negeri ini, yang tempatnya masih satu kota dengan tempat tinggal kami.
Perlahan-lahan kami mulai beradaptasi. Ibu mulai berjualan kue dan menerima permak jahitan di rumah untuk menyambung kebutuhan hidup kami. Sedangkan aku, berhasil masuk ke universitas impian kami dan aku juga berhasil berkuliah disana tanpa mengeluarkan biaya. Memang benar apa yang dituliskan dalam kitab suci kami, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
“wa’alaikumussalam sayangnya bundaa” jawab ibu atas salamku. Beliau rentangkan kedua tangannya dan bersiap memelukku. Kusambut pelukannya, hangat dan terasa nyaman. Sejenak, hilang semua kegundahanku, kupeluk erat beliau, rasanya tidak ingin kulepaskan.
“bun, maaf ya hari ini Sarah pulang telat tanpa memberitahu Bunda” ucapku, masih dalam pelukan ibu. “gak apa apa sayank. Tapi tolong jangan diulangi ya. Karena ini membuat ibu khawatir Sa” sambung ibu.
Kulepaskan pelukannya, “baik bu, Sarah janji akan selalu mengabari ibu jika Sarah pulang telat” jawabku meyakinkan ibu.
“Alhamdulillah, yaudah sekarang kamu segera mandi dan kita makan malam bersama. Ibu tadi membuat sayur trancam kesukaanmu” lanjut ibu. Aku mengiyakan dan bergegas mandi serta ganti baju, kemudian bergabung dengan ibu yang sudah menunggu di meja makan.
Sambil menyuapkan nasi ke mulutku, aku mengambil ancang-ancang untuk memulai obrolan dengan ibu soal ajakan Zian. Kutarik nafas dalam beberapa kali. Sepertinya, ibu menangkap tingkah ganjilku.
“tumben banget nih anak ibu makan sayur trancam seperti tidak berselera begitu? Ada apa Sa? Apakah ada masalah dengan pengajuan judul skripsimu?” tanya ibu mulai membuka obrolan. Ibuku bukanlah tipe orang tua yang suka mengintrogasi anaknya. Jika ada aku sedang ada masalah, biasanya ibu tidak akan menanyakan langsung apa masalahku, namun beliau akan memancing obrolan yang mengarah kesana. Jika aku tidak nyaman dan masih belum ingin bercerita, biasanya beliau cukup dengan memberi nasehat kepadaku tanpa menyinggung masalahku. Namun sepertinya kali ini berbeda, karena beliau langsung bertanya ke inti masalah, tanpa ada intro pembuka. Rasa-rasanya, wajahku benar-benar kusut sampai ibu langsung bertanya seperti itu.
“emmmm....bun.... bunda ingat nggak sama temenku yang namanya Zian?”tanyaku hati-hati.
Ibu berpikir sebentar, kemudian menjawab “bunda lupa tepatnya yang mana. Tapi, kalo tidak salah ingat, kamu pernah cerita soal dia ke bunda. Kamu bilang kalo kamu punya teman yang sama-sama suka baca series novel Artemis Fowl”.
“nah iya betul yang itu bun!” tanpa kusadari aku merespon cepat tanggapan ibuku.
Ibu menghentikan makannya sejenak, menarik kursi dan mendekatiku “wah sepertinya ada yang menarik untuk dibicarakan nih” ucap ibu sambil tersenyum memandangku dengan tatapan sedikit meledek.
Aku menjadi serba salah dengan ucapan ibu, makananku belum habis tapi tiba-tiba aku merasa kenyang. Sayur trancam yang biasanya menjadi favoritku kini terasa hambar dan saat kumakan seperti tercekat di tenggorokan, bertabrakan dengan kata-kata yang ingin keluar dari mulutku.
“gimana gimana, bunda siap mendengarkan nih. Tapi habiskan dulu makanannya” ucap ibu memberi lampu hijau untuk bercerita.
Demi mendengar ucapan ibu, aku langsung bergegas menghabiskan makananku dan membereskan meja makan kami. Setelah mencuci piring dan perlengkapan makan lainnya, aku bersiap menceritakan maksud Zian kepada ibu.
Pelan-pelan kuceritakan kepada ibu tentang siapa Zian, dimana kami pertama bertemu, hal apa yang membuatku tertarik padanya dan bagaimana hubungan kami selama ini.
“wah dari ceritamu, sepertinya Zian adalah sosok yang menarik ya Sa? Atau jangan-jangan ceritamu berlebihan, jadi sebetulnya Zian biasa saja, namun karena kamu tertarik sama dia, jadi kamu mendeskripisikannya dengan sedemikian menarik?” tanya ibu menggodaku.
“ih enggak bun. Zian memang baik dan menarik hihi. Selama ini belum ada yang membuat Sarah se nyaman ini selain Zian bu. Sarah merasa kalo Zian tuh ngertiin Sarah banget bu. Bahkan sebelum Sarah ngomong, Zian sudah bisa menebak apa yang akan Sarah sampaikan. Canggih kan bu hihihi” ucapku menjelaskan panjang lebar soal kelebihan Zian yang aku rasakan. Menceritakannya mengundang kupu-kupu berkumpul di perutku. Rasanya menggelitik, dan pipiku sepertinya juga bersemu merah karena malu kepada ibu.
“hahahaha Sarah... Sarah, ya pasti Zian adalah yang paling ngertiin kamu, lhawong sebelum sama Zian, kamu gak pernah dekat dengan cowok manapun” ledek ibu.
Aku menekuk wajah, demi mendengar respon ibu terhadap penjelasanku soal Zian.
“loh kok jadi cemberut begitu sih hahhahaha ,,,, terus lanjutan ceritanya bagaimana?” tanya ibu memintaku untuk melanjutkan cerita.
“Zian ingin main ke sini bun...” jawabku menggantung. Hanya itu yang mampu kusampaikan kepada ibu. Ternyata nyaliku belum cukup besar untuk menyampaikan niat Zian kepada ibu. Pikirku, biar Zian sajalah yang menyampaikan sendiri maksudnya kepada ibu.
“yaudah kalo mau ke sini ya ke sini saja. Gak harus ijin ibu kan?” balas ibu
“boleh gitu bun?” tanyaku balik
“lah.... kenapa gak boleh? Hahahha” tanya ibu dilanjutkan tawa renyahnya
“hmmm ... kalo nanti tetangga berpikiran yang tidak-tidak bagaimana bun?” tanyaku khawatir.
Ibu mulai bingung mendengar pertanyaanku.
“kenapa Sarah mengkhawatirkan omongan tetangga. Kan Zian kesini bukan mau ngapa-ngapain Sarah” ucap ibu sambil tersenyum. “Zian boleh main ke sini. Kapanpun itu” lanjut ibu.
Setelah itu kami membicarakan hal lain. Hatiku sedikit tenang karena ibu telah mengizinkan Zian datang ke rumah. Aku tidak sabar memberitahu Zian tentang respon ibu. Semoga saja besok kami bisa bertemu di taman kampus seperti biasa.
********
Keesokan paginya, aku pergi ke kampus dengan semangat karena akan bertemu Zian. Jika kufikir-fikir lagi, rasanya aku malu dengan diriku sendiri. Mahasiswa tingkat akhir yang lebih memikirkan pernikahan daripada menyelesaikan skripsinya. Di lain sisi aku membela diri, bukankah pernikahan juga bagian dari masa depan. Siapa sih yang tidak ingin saat wisuda nanti sudah punya pendamping wisuda yang halal. Aku tersenyum sendiri membayangkannya. Rasanya keren sekali, menjadi seorang istri sekaligus mahasiswa. Kalo lagi malas mengerjakan tugas ada yang nyemangatin. Ada tempat berbagi keluh kesah. Punya sobat sambat yang tidak akan menceritakan keluh kesah kita ke orang lain. Aduhai indah nian semua itu dalam bayanganku.
“drttt .... drttt.... drttttt” gawaiku bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Kuambil benda mungil dengan cashing berwarna biru muda itu. Kulihat di layar tertera nama “sunbaenim” yang merupakan nama Zian di kontakku. Aku sengaja menamainya dengan bahasa korea karena itu merupakan bahasa yang kusukai. Dan rasanya lucu saja menamai kontak Zian dengan sebutan itu.
“Sa, maaf aku tidak bisa datang ke taman. Ayah nyuruh aku datang ke kantornya”
Ada selisik rasa kecewa saat membaca pesannya. Kumulai mengetik balasan “aku sudah nunggu kamu hampir satu jam. Masa pertemuan kita batal?” pesan terkirim
2 menit ..... 3 menit... dan 5 menit pesanku belum mendapat jawaban.
10 menit kemudian baru Zian membalas pesanku
“kata ayah, kamu disuruh nyusul kesini Sa” isi balasan pesan Zian
“aku takut Zi. Aku belum pernah bertemu dengan ayahmu. Lagian ayahmu itu wakil dekan Zi. Aku tambah malu nanti” balasku.
Kemudian Zian menelfonku untuk meyakinkan bahwa tidak apa-apa aku menyusul ke kantor ayahnya. Kucoba mengumpulkan segenap keberanianku bertemu dengan ayahnya untuk pertama kalinya. Aku menaiki bus kampus dan turun di fakultas tempat ayah Zian mengajar. Fakultas tempat ayah Zian mengajar merupakan fakultas paling elit di kampusku. Dan ayah Zian merupakan salah satu dosen dan merangkap sebagai wakil dekan tiga di sana. Sesampainya di sana, kulihat Zian sudah menungguku di pintu masuk. Dia melambaikan tangan ke arah aku sambil tersenyum. Aku sedikit berlari ke arahnya.
“Zi beneran ini aku gapapa ketemu ayahmu?” tanyaku khawatir
“gapapa, ayah sendiri yang memintamu datang. Aku sudah menceritakan tentang rencana pernikahan kita ke ayah” jawab Zian dengan wajah berbinar.
Aku kaget, kuhentikan langkahku dengan tiba-tiba sampai Zian hampir menubrukku.
“kamu seriuss???” tanyaku kaget. “lalu bagaimana respon ayahmu Zi? Aku kan belum ngasih jawaban ke kamu gimana-gimananya” lanjutku
“ayah merespon dengan baik. Dan memangnya kamu bakalan ngasih jawaban tidak untuk ajakanku?” tanyanya sambil mengerlingkan mata. “yuk ah, ayah pasti sudah menunggu” ajaknya.
Hatiku semakin berdesir, segerombolan kupu-kupu terasa sedang menari di dalam perutku. Tidak kusangka, janji temu siang itu dengan Zian berakhir dengan pertemuan dengan calon mertuaku. Kira-kira bagaimana ya kesan pertama kami saat bertemu nanti. Selama ini aku hanya mengenalnya melalui karya-karya besar dan beberapa kebijakannya yang digunakan oleh pemerintah dalam bidang perekonomian. Dan hari ini, aku akan bertemu langsung dengannya sebagai seseorang yang spesial dalam hidupku. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya dalam hidupku, akan ada skenario seperti ini. Rasanya seperti terlalu sempurna untuk diriku yang biasa ini.
3 notes
·
View notes
Text
Buku Mewarnai Aurora
BUKU BERWARNA AURORA
–sebuah cerita pendek dari Clara Ika
BAB 1: Rumah
Kegelisahan terhadap masa depan
"Hanya satu kejadian saja, Ra. Tidak mengubah apapun. Ingat dengan baik situasinya dan siapa yang ingin kamu temui,"
Sudah sejak pagi abang membereskan rumah seperti biasa. Aku juga baru selesai memasak dan menghidangkan sarapan di atas meja makan. Seperti yang sudah disampaikan abang semalam, pagi ini adalah hasil dari diskusi panjang terkait kepergianku. Ya, pekan lalu, bakda pengumuman kelulusan SMA, aku sudah mengatakan keinginanku untuk merantau. Ini adalah ‘tagihan’ kepada bapak atas janjinya kalau aku juara satu paralel. Aku menagihnya.
“Bapak hanya bisa membiayai di universitas negeri,” ucap bapak sambil mengunyah tempe orek tanpa gesa.
Aku melirik ke arah Abang. Ia tampak menunduk takzim sembari menikmati sarapannya.
“Tapi, jurusan yang adek mau ga ada di negeri, Pak. Pun kalo ada, adanya di jawa.”
“Jangan jauh-jauh, dek. Bapak sudah tua,” Bapak menatapku tajam. Selera makanku sudah hilang. Aku sudah paham, jika bapak berkata A, maka jawabannya adalah A. Mutlak tanpa tapi.
“Nanti adek coba cari beasiswa, Pak. Masih ada waktu seminggu lagi. Kampus incaran adek juga lagi bukaan tes masuk,” aku mencoba menawar. Memasang muka memelas paling apik.
Senggang. Tidak ada komentar. Hanya ada suara air liur yang beradu dengan makanan dari mulut yang gesa.
***
Pagi-pagi sekali, aku sudah ke warnet setelah menyelesaikan urusan domestik rumah. Sedari kecil, aku sudah terbiasa berbagi tugas dengan Abang. Tugasku memasak, memastikan semua orang di rumah tidak kelaparan. Juga mencuci dan menyetrika baju. Memastikan rumah kami bersih. Sementara abang berbelanja kebutuhan rumah, terkadang membantu mencuci piring dan menyapu halaman rumah yang penuh daun kering pohon mangga dan jambu air. Abang juga yang bekerja dan memastikan priok dapur kami mengepul. Kami hanya hidup bertiga. Bapak terpaksa pensiun dini bakda kecelakaan kerja 10 tahun lalu yang membuatnya sekarang harus di kursi roda sepanjang waktu. Bersamaan dengan itu, saat itu, abang baru saja lulus SMP sementara aku kelas dua SD ketika tiba-tiba Wak Dolah, tetangga kami menjemputku di sekolah. Ia bilang padaku untuk jangan menangis. Setibanya di rumah, aku melihat orang-orang memenuhi rumah panggung kami. Bapak sudah dipenuhi perban merah. Selanjutnya, hampir satu bulan lebih aku tidur di rumah sakit bergantian dengan abang menjaga bapak. Selama itu pula, aku ingat benar kulit abang kian melegam. Ia tampak lebih kurus. Beberapa waktu kemudian, baru kutahu abang ikut membantu Wak Dolah berjualan di pasar tak jauh dari rumah kami. Abang tidak melanjutkan sekolahnya.
Ibu? Entahlah. Semenjak kejadian itu ibu menghilang. Aku berulang menanyakan ibu kemana kepada abang, Wak Dolah, Bik Inah, hingga para suster, dokter, dan semuanya. Mereka tidak tahu kemana ibu pergi. Ibu tiba-tiba menghilang begitu saja.
Aku melanjutkan penelusuran di internet. Fokus mencermati jurusan yang diminati. Desain Komunikasi Visual. Jurusan itu amat menarikku ketika ada kakak-kakak kampus sosialisasi jurusan di sekolah. Seorang kakak menjelaskan jurusan ini begitu menarik. Ia suka menggambar dan jurusan ini sangat mendukungnya untuk menjadi animator. Belum lagi, ia menambahkan prospek kerja dunia kreatif yang semakin menyilaukanku. Aku mengincar kampus negeri di Bandung, juga solo atau jogja yang terkenal dengan kampus seni dan industri kreatifnya. Sejak kecil, aku suka sekali dunia melukis dan ingin masuk TV. Aku tiba di halaman utama website kampus impianku. Membaca dengan seksama syarat dan ketentuan. Selanjutnya aku membayar biaya pendaftaran untuk tes ujian masuk. Sembari ku cermati biaya uang pangkal di jurusan ini. Aku merapal doa kencang, semoga semesta berbaik hati menghadiahiku untuk lulus dengan beasiswa penuh.
Merawat bapak
Waktu melesat bagai pedang. Tidak terasa pengumuman kelulusan tiba. Sejak pagi abang juga sudah repot mencari surat kabar terkait pengumuman ujian masuk universitas negeri. Ya, saat itu selain di halaman website, kita bisa menjumpai hasil pengumuman di surat kabar. Aku merapal doa kencang. Menguatkan diri dan sangat optimis karena beberapa tahun belakang aku sudah sangat bekerja keras menjaga nilaiku stabil dan belajar giat untuk ujian masuk ini. Aku melihat urutan jurusan di surat kabar sembari mencocokkan dengan nomor ujian dan huruf awalan namaku. Aku berbagi tugas dengan bapak di sisi kiri, sementara aku di sisi kanan surat kabar. Aku mencari urutan namaku dengan detak jantung yang kian riuh.
“M…..M….M….Miranti Aurora…..”
Nihil. Namaku tidak ada. Abang juga memastikan aku tidak lulus setelah membuka halaman web pengumuman ujian. Tertulis namaku dan asal sekolahku beserta tulisan berwarna merah menyala, “Anda dinyatakan tidak lulus seleksi,”. Aku tidak pernah gagal dalam ujian apapun. Kegagalan ujian tes kampus ini sungguh menamparku berkali-kali. Aku bergegas berjalan menuju kamar. Duniaku berhenti berputar seketika.
***
“Ra, makan.” Abang mengetuk pintu kamarku kesekian kali.
Aku menyembunyikan diri di balik selimut. Sudah dua hari aku tidak makan. Hampir 50 jam. Selera makanku hilang. Aku melihat masa depanku yang suram. Teman-teman bersorak atas kelulusannya masuk ke kampus impian. Sementara aku? Si Aurora yang terkenal rajin, patuh, selalu juara satu, tapi tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri. Aku merasa semua usahaku selama ini sia-sia belaka. Aku gagal. Aku payah.
“Dek? Dunia belum berakhir meskipun kamu gagal ujian masuk perguruan tinggi,” suara abang kembali menggema di depan pintu kamar. Omong kosong! Justru duniaku sudah berakhir saat pengumuman itu keluar. Saat dengan jelas tak kutemui namaku di barisan nama-nama yang lulus di jurusan impianku. Juga ketika teks berwarna merah bertuliskan aku tidak lulus di halaman web itu.
“Makan dulu yuk, dek. Gak lucu loh kalo tiba-tiba ada highlight berita, ‘Ditemukan seonggok mayat perempuan kurus cengkring tidak makan dua hari karena tidak lulus ujian masuk PTN’ yok dek, buka pintunya. Makan dulu. Kamu juga udah dua hari ga keluar kamar, gak mandi, betah gitu? Abang masak belut sambal kesukaanmu loh,” bujuk Abang lagi. Aku membuka pintu kamar. Kulihat abang tersenyum lebar memamerkan barisan giginya yang putih bersih. Sangat kontras dengan kulitnya yang legam pekat. Sedetik kemudian, ia menutup hidungnya.
“Mandi dekkk!! Ya Tuhan, baunya ngelebihin bau pasar ikan, dek!” Selorohnya. Aku memukul bahu abang dengan gemas. Abang selalu punya cara untuk menghiburku.
***
Meja makan. Hening. Aku melihat bapak lebih banyak diam. Juga Abang. Ia tidak banyak bicara dan terlihat sangat fokus mengunyah belut sambalnya dengan nasi hangat.
“Ra,” perasaanku mulai tidak enak. Jika bapak sudah menyebutku dengan sebutan nama, bukan adek seperti biasa, artinya ada hal penting yang akan disampaikan.
“Kamu kuliahnya di sini saja, ya. Uang pensiun bapak kayaknya cukup buat bantu biaya kamu di sini. Sekalian jaga bapak. Abang kan kerjanya sekarang sudah mulai kadang ke luar kota juga,” Bapak membersihkan tangan di air kobokan lalu menuangkan air hangat ke gelasku.
“Tapi disini gak ada jurusan yang adek pengen, Pak. Adek kan pengennya kuliah jurusan DKV,” aku mencoba menawar. Sesekali melirik abang untuk mendukung argumen.
“Kan masih banyak jurusan lain, Dek. Apa bagusnya DKV? Kuliah gak kuliah kan yang penting nanti bisa kerja.”
“Adek pengen kerja di TV, Pak. Jadi animator.”
“Kerjaan Kamu gak ngasih duit, Dek. Kerja yang pasti-pasti aja. Cari kerja sekarang sulit. Abangmu aja yang lulus SMA jadi atasan karyawannya yang lulusan S1 tuh,” Bapak menegak air hangat di gelasnya. Kemudian beranjak dari meja makan. Meninggalkanku dan abang dalam diam.
Ingatan akan masa kecil
Sebulan berlalu. Diskusiku dengan ayah buntu. Abang juga tidak bisa membantu banyak karena pekerjaannya yang padat membuatnya semakin jarang di rumah. Sejak Bapak lumpuh, abang secara otomatis menggantikan peran bapak bekerja. Uang santunan dan kecelakaan kerja dari perusahaan bapak tidak membantu banyak. Sejak itu pula bapak diberhentikan kerja dan hanya menggantungkan hidup dari uang pensiunannya untuk kami bertiga.
Aku mengingat dengan baik apa yang dilakukan abang. Tapi hampir setiap pagi kulihat sepeda abang penuh dengan surat kabar. Sepertinya ia menjadi loper koran. Sesekali aku mendatangi abang di toko Wak Dolah. Abang gesit melayani pembeli. Abang terkenal pintar menghitung memang sejak kecil. Bak kalkulator berjalan. Ingatannya pun tajam. Abang juga mudah dan cepat belajar. Ketika anak seusianya baru belajar mengendarai motor, abang sudah bisa mengendarai truk. Aku juga sering dititipi Abang kue bik Inah, tetangga kami, untuk aku edarkan dan jual di sekolah. Untungnya lumayan untuk menyambung hidup dan jajan cilok di sekolahku.
Ibu? Entahlah. Ia sungguh menghilang saat kejadian bapak kecelakaan dan rumah kami penuh sesak dengan orang-orang. Sebetulnya, sejak kecil ibu juga jarang di rumah. Entahlah. Aku tak tahu kerjaan ibu apa. Ibu selalu dijemput dengan mobil panjang, seperti angkot tapi bukan angkot, saban petang. Ibu akan berangkat dengan mobil itu dengan pakaian kerjanya yang selalu berwarna hitam. Aku sering mendengar tetangga kami membicarakan pekerjaan ibu yang tak biasa, katanya. Tapi bapak diam saja. Bapak juga menyuruh kami tidak menggubris omongan orang-orang tentang ibu dan keluarga kami.
Setiap membersihkan kamar bapak dan ibu, aku selalu tertarik menatap meja rias ibu. Membuatku betah duduk diam berlama-lama di hadapannya. Dan ketika dalam hening, sering kudengar kalimat itu menggema dari dalam kaca meja rias itu.
"Hanya satu kejadian saja, Ra. Tidak mengubah apapun. Ingat dengan baik situasinya dan siapa yang ingin kamu temui,"
Bersambung.
#careerclass#kambingwangi#misskambingwangi#5CC#cerpen5cc#bentangpustaka#writingworkshopcareerclass#tugaswritingcareerclass
2 notes
·
View notes
Text
A Day in Madinah
Madinah, 17 Agustus 2024
Hari kedua di Madinah, kami beserta rombongan akan melakukan city tour ke beberapa tempat bersejarah. Masjid Quba menjadi tempat persinggahan pertama. Arsitekturnya indah, dan megah. Warna masjid yang dominan putih, ditambah halaman masjid yang berumput hijau menambah kesan mewah untuk masjid pertama yang di bangun Rasulullah di Kota Madinah itu. Sebelum sampai, kami terlebih dahulu disuruh mengambil wudhu sedari hotel. Memang sunnahnya begitu. Sholat dua rakaat di sana, agar dapat pahala seperti melaksanakan umroh.
"Lima Ryal Lima Ryal. 50 ribu Cokowi" menjadi suara pertama yang saya dengar saat masuk ke halaman Quba. Nampaknya, para pedagang parfum dan tasbih di sana sudah hafal dengan jamaah asal Indonesia. Sikapnya ramah, apalagi kalau dengan perempuan. Sesekali mereka lari terbirit-birit saat Azkar datang. Kadang kasian, tapi kadang lucu juga melihat mereka.
Di bagian pintu masuk Masjid Quba, banyak toko yang menjajakan dagangan khas Timur Tengah. Sebut saja kurma, coklat, baju, sampai makanan yang lidah saya tidak terlalu suka dengan rasanya. Ada juga coffe shop. Namun, karena waktu kami hanya sebentar di sana, niat untuk mencoba kopi di sana harus diurungkan.
Gunung Uhud
Gunung Uhud menjadi destinasi kedua kami. Gunung yang membentang lebih dari 7 kilometer itu menjadi saksi bisu kekalahan kaum muslimin akibat para pemanah terlena dengan harta rampasan perang. Disekitaran Gunung Uhud, terdapat makam para syuhada yang gugur dalam peperangan itu. Salah satunya Hamzah, paman Nabi. Menurut cerita orang arab, dahulu pernah terjadi banjir yang menyebabkan mayat yang terkubur naik kepermukaan. Salah satunya teridentifikasi sebagai Hamzah. Mayatnya masih utuh dan segar. Bahkan darah yang ada di tubuhnya masih terlihat segar. Sontak saja cerita itu tersebar bahkan masuk koran harian timur tengah.
Persis di seberang Uhud, ada bukit kecil yang menjadi tempat para pemanah dahulu membidik musuh. Sebetulnya, kami dilarang untuk naik. Tapi, saya tetap curi-curi kesempatan. Saat muthawif lengah, saya lari naik. Kalan lagi naik ke sna? Fikir saya.
Puas berfoto-foto saya akhirnya turun. Cuaca di smartphone saya menunjukkan angka 41 derajat. Panasnya menusuk ke kepala. Beberapa jamaah bahkan ada yang mimisan saking panasnya. Pantas saja, banyak truk es krim berjualan.
Es krimnya sama seperti di Indonesia. Ada rasa coklat, strawberry dan susu. Harganya lima Ryal atau 20 ribu uang Jokowi. Saya yang penasaran dengan rasanya akhirnya membeli. Saking panasnya, belum sempat saya masuk bus, eskrimnya sudah mencair. Akhirnya saya harus cepat menghabiskannya sebelum terbuang sia-sia.
Kebun Kurma
Destinasi terakhir adalah kebun kurma. Di sana, kita bisa makan sepuasnya gratis. Di situ juga ibu-ibu senang berbelanja. Katanya harganya murah. Masuk ke dalam toko, saya di sambut perempuan berkulit putih dan bercadar. "Ayoo mass di borong kacangnya, ini aku diskon jadi 20 Ryal aja," katanya. Sesekali dia berbahasa Sunda dengan fasih. Saya heran, apakah saking banyaknya orang Indonesia ke sini, sampai-sampai mereka lancar berbahasa Indonesia?
Usut punya usut akhirnya saya penasaran dan memutuskan berkenalan dengan mba penjual kacang di Madinah. Namanya Alexa, wanita kelahiran 2000 yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat. Ia sudah dua tahun bekerja jadi TKW di Madinah. Dengan senang hati, Alexa menunjukkan saya tempat berbelanja murah di sekitaran Quba. Ia menentukan jadwal untuk bertemu setelah makan malam di pintu 327 masjid Nabawi.
Puas makan kurma, dan coklat saya akhirnya membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarga di Indonesia. Meskipun baru hari kedua, keranjang jamaah lain sudah menuhbdengan coklat dan kurma. Dibagian luar terdengar suara "bakso bakso, murah murah," katanya. Harganya 100 ribu ditambah es teh. Rasanya tidak sama dengan di Indonesia. Lebih hambar. Tapi untuk pengalaman tidak mengapa.
Kebun kurma menjadi tour terakhir kami hari ini di Madinah. Rencananya, besok kami akan jalan-jalan kembali di Kota Madinah. Usai Sholat Zuhur dan makan siang, akhirnya kasur empuk hotel saya rasakan. Saya tidak tahu apakah saya akan kembali tertidur pulas sampai magrib. Seperti kemaren. Maklum, cape perjalanan dan jetleg jadi alasan. Belum lagi, saya belum mengiyakan ajakan Alexa untuk jalan-jalan dan ngopi di Quba. Mungkin akan saya fikirka setelah tidur siang. (Kalau bangunnya masih siang)
0 notes
Text
5 Bisnis Yang Selalu Eksis
5 Bisnis Yang Selalu Eksis Dan Tak Pernah Lekang Oleh Waktu Tahukah Anda jika dari banyaknya jenis bisnis yang bermunculan, hanya ada beberapa saja yang masih tetap berdiri dan tak lekang termakan waktu. Bisnis ini bahkan tetap eksis di tengah kemunculan tren yang datang silih berganti. Jika mengamati lebih teliti, banyak sekali jenis bisnis yang pada kemunculannya begitu heboh dan ramai dalam waktu singkat. Tapi tak lama berselang kemudian meredup dan akhirnya hilang bak ditelan bumi. Ketika masanya sudah berlalu, bisnis yang semacam itu memang cenderung akan ditinggalkan pelanggannya. Tentu saja pelaku bisnis akan sangat terdampak dari kondisi semacam itu. Dari keuntungan yang menurun drastis hingga mengalami kerugian yang berujung gulung tikar. Bisnis Kuliner: Kebutuhan Pokok Yang Terus Diperlukan Agar tidak salah perhitungan dalam menjalankan bisnis, berikut ini beberapa jenis usaha yang selalu eksis dan tak lekang oleh waktu seperti melansir dari Cermati.com: - Produk Kuliner Bisnis yang selalu eksis dan tak pernah lekang oleh waktu biasanya berkaitan dengan kebutuhan pokok. Makanan menjadi salah satu kebutuhan pokok yang oleh semua orang butuhkan hampir setiap hari. Tidak peduli situasi sedang krisis sekalipun, orang-orang tetap butuh makan. Inilah mengapa bisnis di bidang kuliner memiliki potensi yang cukup besar untuk mendatangkan keuntungan terus-menerus.
Karena memang, bisnis ini seolah tak mengenal tempat, waktu maupun tren dan tetap bisa menghasilkan keuntungan yang melebihi modal. Namun sebelum memulai bisnis di bidang kuliner, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, perhatikan pemilihan jenis kuliner yang akan anda jual. Jika perlu, bisa lakukan riset untuk mengetahui jenis kuliner apa yang semua orang sukai , termasuk kompetisinya. Bisnis Fashion: Kebutuhan Primer Yang Selalu Berubah Semua pastinya bakal setuju jika fashion juga termasuk kebutuhan primer bagi semua orang dari berbagai kalangan. Dari pria wanita, anak-anak hingga lanjut usia semuanya perlu produk fashion. - Bisnis Fashion Selain sebagai kebutuhan primer, fashion yang hampir selalu punya tren dan masa tersendiri. Terutama bagi wanita yang bahkan memiliki baju atau pakaian satu lemari pun rasanya tak akan cukup. Sehingga tak sedikit orang yang akan terus berdatangan untuk membeli produk fashion demi bisa tetap mengikuti tren yang tengah hype di masa tersebut. Jika tertarik untuk mencoba peruntungan di bisnis ini, pastikan untuk menentukan jenis fashion yang ingin anda jual dan fokus dengan lini produk tersebut. Misalnya baju khusus bayi dan balita, anak-anak, wanita atau pria. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dengan satu produk fashion yang akan terjualbelikan. Kebutuhan Bayi: Pasar Yang Terus Berkembang Selanjutnya, bisnis yang tak pernah lekang termakan waktu adalah seputar produk kebutuhan bayi. Tingkat kelahiran yang terus mengalami peningkatan, membuat kebutuhan bayi hampir selalu membutuhkan di segala kondisi tidak peduli musim ataupun sedang dalam situasi krisis sekalipun. - Kebutuhan Bayi Contohnya saja pakaian dan popok bayi yang hampir selalu akan dibutuhkan, apalagi bayi baru lahir. Seiring pertumbuhan bayi, baju-baju dan popok tersebut pun tentu harus berganti ukuran. Dari situlah letak cuan dari bisnis berjualan kebutuhan bayi yang tampaknya selalu hidup dan tak pernah terlihat sepi ini.
Selain baju dan popok, bayi juga perlu banyak barang-barang lainnya untuk menunjang kenyamanannya. Seperti peralatan mandi, perlengkapan makan, skincare, gendongan bayi, stroller, dan sebagainya. Produk Kesehatan: Kebutuhan Yang Terus Meningkat - Produk Kesehatan Setelah bisnis di bidang kuliner dan fashion, bisnis di ranah kesehatan pun bisa terbilang tak pernah lekang oleh waktu. Kebutuhan akan obat-obatan, baik herbal maupun obat medis semakin meningkat seiring kesadaran masyarakat yang semakin tinggi. Terbukti dari volume pencarian di berbagai lapak toko online, produk kesehatan menjadi paling banyak yang mencari. Beberapa produk yang cukup laris manis antara lain obat herbal tradisional, madu, suplemen, hingga minyak gosok. Jika tertarik dan ingin menjalankan bisnis semacam ini, pastikan Anda sudah memiliki sertifikasi kelayakan baik dari BPOM maupun Departemen Kesehatan. Tujuannya, supaya keamanannya menjadi lebih terjamin dan jangan sampai menimbulkan keraguan, terutama bagi konsumen. Bisnis Properti: Investasi Yang Selalu Menguntungkan - Bisnis Properti Selanjutnya, ada lagi satu jenis bisnis yang seolah tak pernah lekang oleh waktu, yakni bisnis properti. Bahkan harga properti dari hari ke hari hingga tahun berganti justru mengalami peningkatan dan nyaris tak pernah turun. Misalnya dengan mulai membangun rumah kontrakan dengan lima pintu untuk anda sewakan ke penyewa. Atau bisa juga dengan membeli sebuah apartemen yang kemudian menyewakan kembali. Akan tetapi, tantangannya ada pada modal yang Anda butuhkan terbilang cukup besar. Namun tak perlu khawatir, karena Anda tetap dapat berkecimpung di bisnis yang berkaitan dengan hunian tapi modalnya lebih kecil. 5 Bisnis Yang Selalu Eksis Indonesian Academy – Hong Kong Read the full article
0 notes
Text
Cerita Neneng, Penjual Kue dan Baju di Pasar Rebo Kini Bisa Menopang Perekonomian Keluarga Berkat Holding Ultra Mikro BRI
SULTRATOP.COM, JAKARTA – Tak ada usaha yang bisa berjalan mulus tanpa adanya hambatan. Inilah yang juga dialami oleh Neneng Kurniasih. Penjual kue dan baju di daerah Rindam, Pasar Rebo, Jakarta Timur ini sempat limbung usahanya akibat pandemi Covid-19 yang sempat melanda. Mulanya, Neneng mengawali usahanya dengan berjualan kue kering. Seiring dengan terkumpulnya keuntungan, ia kemudian memutar…
View On WordPress
0 notes
Text
Satu Hari Satu Cerita #CeritaRamadhan24
JALANI DAN NIKMATI. Suatu hari, sang Ayah sedang berjalan dengan gontai keluar dari kantornya. Baru saja dia dipecat oleh bosnya karena fitnah yang disebarkan oleh rekannya yang tak menyukai kehadirannya. Padahal, sang Ayah ini kinerjanya sangat bagus. Setibanya di rumah, dia ceritakan apa yang terjadi kepada istrinya. Istrinya menyarankan sang Ayah, “jalani dan nikmati saja, Yah. In sha Allah nanti akan ada gantinya yang lebih baik. Yuk, bagaimana kalau kita buka usaha aja, Yah?”. Awalnya sang Ayah belum memahami makna dari kalimat istrinya tersebut, namun dia mengangguk tanda mengiyakan.
Sore harinya, sang Ayah beserta istri dan anak-anaknya pergi ke luar rumah untuk berbuka bersama. Di tengah-tengah kemacetan, dari dalam mobil tak sengaja sang Ayah dan keluarganya melihat seorang ibu sedang berjualan di pinggir jalan. Tampaknya ibu itu menjajakan makanan seperti gorengan dan minuman di gerobak di sampingnya ada dua anaknya, yang satu kira-kira berumur 7 tahun, satunya lagi berumur 3 tahun. Sang kakak sedang bercengkerama dengan adiknya, sembari ibu itu ikut tertawa melihat tingkah kedua anaknya. Lalu, dengan cekatan sang kakak membantu ibunya berjualan sambil terus menjaga adiknya. Baju yang mereka kenakan cukup lusuh, namun masih rapi. Terlihat raut wajah yang sangat bahagia dari ibu dan dua anak itu.
Sang Ayah pun membatin, “Ya Robbi. Apa aku kurang menikmati ya? Rasa syukurku kurang sekali, cepat sekali aku mengeluh. Setengah hati aku menjalani hidup ini. Padahal di luar sana masih banyak yang berkekurangan, namun mereka tetap bisa bahagia.” Tiba-tiba, salah satu anaknya menepuk pundak sang Ayah itu dan berkata, “kenapa Ayah termenung?” Sang Ayah menjawab sambil menunjuk ke arah ibu dan anak-anaknya tadi, “Gak apa-apa nak, Ayah lagi lihat Ibu dan anak-anak itu, mereka tersenyum bahagia walau panas-panasan dan berjualan di pinggir jalan. Kita perlu meneladani mereka ya dek.” Si anak dan kedua kakaknya pun mengangguk. Lalu, sang Ayah itu berkata pada istrinya, “Benar juga apa kata Ibu, Ayah masih kurang menjalani dan menikmati perjalanan hidup ini dengan baik.”
Kisah di atas memberi pembelajaran kepada kita, bahwa hidup itu harus dijalani, hidup itu seyogyanya dinikmati. Maka akan tipis rasa keluhan kita, tergantikan dengan rasa syukur. Seringkali kita merasa kecil ketika melihat yang di atas kita, namun lebih sering lagi kita lupa melihat yang di bawah kita. Seringkali kita cepat menyerah, mengeluh ke Allah, kenapa begini, kenapa begitu? Seringkali kita bertengkar misal dengan keluarga hanya karena perkara harta, namun kita sulit untuk bahagia dengan sedikit yang kita miliki. Seringkali kita sulit untuk senang melihat kesuksesan orang lain, padahal kita tak pernah tahu kesulitan apa yang orang itu hadapi untuk menggapai suksesnya. Bisa jadi, orang lain di luar sana mendambakan kehidupan seperti kita, kita pun tak pernah tahu. Seringkali kita marah, kecewa, sedih, namun kita terkadang lupa bahwa semua yang kita jalani adalah atas kehendak Allah. Tiada yang lepas dari takdirNya, semuanya sudah Allah maktubkan di lauhul mahfuz jauh sebelum kita lahir ke dunia ini.
Jalani saja, nikmati saja. Nasehat dari gurunda kami ini, menyadarkan untuk lebih berlapang dada, menerima dengan sepenuh hati atas seluruh garisNya. Jalani saja rute kehidupan yang telah Allah titipkan ke kita ini, nikmati saja setiap ritmenya. Nanti kita akan benar-benar memahami, bahwa apa yang kita jalani adalah anugerah Allah SWT, dan hendaknya kita mensyukurinya. Jalani dan nikmati saja.
0 notes
Text
BERKUALITAS, Grosir Baju Pria Purwakarta
BERKUALITAS, Grosir Baju Pria Purwakarta
Pusat grosir baju pria terlengkap di Indonesia! Ribuan pilihan kemeja, kaos, jaket, jeans, dll. Harga terbaik, kualitas tinggi. Dipesan online, pengiriman cepat. Cocok untuk pemilik toko, pedagang online, dan pria yang ingin berjualan. Hubungi kami sekarang! #GrosirBajuPria
Grosir Baju Pria Purwakarta
#GrosirBajuPriaPurwakarta
0 notes
Text
TERMURAH, 0858-3011-0084 Grosir Baju Wanita Banjarnegara
TERMURAH, 0858-3011-0084 Grosir Baju Wanita Banjarnegara
Dapatkan Grosir Baju Wanita Termurah & Berkualitas di Indonesia! Ribuan Pilihan: Kemeja, Blus, Dress, Rok, Celana, & lebih. Harga Grosir Terbaik. Bahan Nyaman & Pengiriman Cepat ke Seluruh Indonesia. Cocok untuk Pemilik Toko, Pedagang Online, & Wanita yang Ingin Berjualan. Hubungi Kami Sekarang! #GrosirBajuWanita #BajuWanitaTerbaru
Grosir Baju Wanita Banjarnegara
#GrosirBajuWanitaBanjarnegara
0 notes
Text
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤlast mission
Meet the Cast!
Calla Kireina Raelynn as my bff!
Kaleandra Alina Radhifa as my cutie bff!
KAia nadine little siSsy!
Shaera Brillia Amorette adik kecil lucu!
Shaletta Briella Lucienne temen ospek cuma gaterlalu kenal t___t
Kak Ethan as penjual kapas pelawak >__<
Liburan akhir semester telah tiba ini merupakan kesempatan yang sangat di tunggu tunggu oleh kaum.para mahasiswa setelah mereka bergelut dengan tugas laporan, makalah dan ujian akhir semester. bagi mereka hari ini mungkin hari yang paling menyenangkan bagi para mahasiswa ya benar salah satunya Amourie.
kini amourie telah menyiapkan baju dan peralatan yang akan digunakan untuk piknik bersama teman temanya untuk melepas penat atas apa yang mereka kerjakan selama satu bulan penuh, amourie berkutat dengan lemari mencari baju mana yang akan dipakai serta sibuk mencari alat alat lainya untuk perlengkapan piknik mereka. Tentunya persiapan piknik mereka dibantu oleh Calla Kireina Raelynn teman satu angkatan-ku yang mempunyai sifat paling dewasa dan Kaleandra Alina Radhifa.
pagi ini mereka bersiap siap untuk membeli bahan makanan yang ada di supermaket terdekat karena sore ini mereka akan berangkat dan mulai menikmati pesta liburan akhir semester.
"barang barang udah lengkap semua-kan?" ucap kale
"udaah aman" ucapku menjawab pertanyaan kale
"bahan makanan juga udah aman kok, anw ini beneran piknik nya cuma kita bertiga aja?" ucap Calla
"ADA ADIKK GUE IKUTT PIKNIK!!" ucapku penuh semangat
"please ajak siapapun biar kita lebih seru mau abang kakak teteh adik yuk ajak yuk, kalo bertiga doang kayak macem orang pacaran satunya setan soalnya."
"haa gue anak tunggal..." ucap calla menimpali
"PFTTTTTTT, yaudah yuk bayar abis tu lanjut prepare."
Mereka pun membayar hasil belanjaan mereka hari ini ke kasir dan lalu bersiap untuk pulang dan melanjutkan persiapan untuk piknik nanti sore di sebuah taman indah yang berada jauh di kota mereka tinggal.
"kak Amou udah siap?" ucap kaia nadine selaku adik bungsunya
"udaah, sanah gih ke depan dulu samperin temen temen kakakk nanti disana jangan nakal ya?" ucap amourie
"AMAAAN KAKAKKK, aku penurut kok." ucap kaia
Mereka ber-empat yaitu Amourie, Kaia, Calla dan Kale mulai melakukan perjalanan yang sangat jauh, tak lupa juga mereka bergantian untuk menyetir kendaraan agar tujuan mereka cepat sampai. di mobil mereka tertawa bebas dan menceritakan kisah lucu tak lupa pun Kaia selaku anak SMA kelas akhir yang sedang banyak tugas pun menimpali candaan dan lontaran mereka.
Setelah hampir waktu lima jam mereka berada diperjalanan mereka akhirnya sampai di lokasi. Daun dan bunga bunga bermekaran sangat indah, pemandangannya sangat asri dan sejuk dilihat oleh mata karena lokasi itu berada diatas gunung.
"akhirnyaa sampai juga" ucap kaia
"yuk mulai yuk bangun tenda, kaia duduk aja ya liat liat tanaman" perintah kale
Mereka pun membangun tenda yang sudah aku siapkan untuk persiapan camping pada piknik kali ini hingga akhirnya setengah jam berlalu tenda sudah jadi dan sudah dibuat oleh kita bertiga, karena hari sudah mulai malam kita pun menyiapkan bahan makanan yang ada karena pada lokasi malam hari tempat ini sangat sepi akan hal orang yang berjualan.
Pagi hari pun tiba mereka melakukan rutinitas mereka bersih bersih dan mandi untuk bersiap mengambil pemandangan yang ada disini menggunakan kamera yang Amourie bawa. Setelah sesi foto-foto berakhir mereka istirahat sejenak pada sebuah taman yang terletak pada lokasi camping tersebut.
"kakakk amou itu ada penjual permen kapas aku mau belii dong." ucap Kaia yang melihat di seberang sana ada penjual permen kapas yang bertulisan permen kapas mang ethan
"boleeh, sendiri berani kan?" ucapku menjawab
Aku melihat adik-ku Kaia yang sudah mulai tumbuh besar berbicara pada mang Ethan yang terlihat lumayan humoris dan pelawak sedikit tak sadar karena fokus memperhatikan interaksi mereka berdua tiba tiba ada seseorang yang menghampiriku.
"ini Amouriè jurusan ilkom kan ya?" ucapnya
"ini Sharletta?!!" ucapku antusias
"iyaaa, aku baru sadar kamu ternyata healling kesini juga." ucap sharletta
"kamu kesini sama siapa?!!! kayanya lama banget ya kita engga ketemu padahal satu kampus, itu pun awal ketemu pas kita ospek camaba." ucapku
"ituu ada bocilku yang lagi main disana namanya Shaera anaknya berisik banget minta ikut mulu padahal kan aku mau me-time sendiri." ucap Sharletta
Ditengah perbincangan-ku tiba tiba adiku menghampiriku karena hari sudah mulai sore, dan teman-temanku calla dan calle yang sudah lama hilang entah kemana atau mungkin mereka sudah balik ke tenda entahlah, Kaia menyuruhku untuk pulang karena terlihat ada tanda tanda hujan akan datang.
Sesampai nya di tenda kita berempat berkumpul didalam menikmati rintikan suara kecil yang dibuat oleh alam sambil menikmati cokelat hangat, dan menceritakan pengalaman baru mereka yang mereka temui disini. Mereka tertawa lepas sambil melepas penat dan stress nya dengan bercanda lepas menikmati waktu liburan mereka pada saat ini.
0 notes
Text
Adem, WA 0811-6277-979, Supplier Kemeja Denim Terbaru di Pontianak, Ommi Store
Gabung Sekarang https://s.id/adminninebro Supplier kemeja Putih Murah di Pontianak, Supplier kemeja Putih Murah di Pontianak, Supplier kemeja Hitam Polos Terdekat di Pontianak, Supplier Kemeja Viral di Pontianak, Supplier Kemeja Kekinian di Pontianak, Supplier Kemeja Polos Terdekat di Pontianak, Supplier Kemeja Alisan Terdekat di Pontianak, Supplier Kemeja Batik Terbaru di Pontianak, Supplier Kemeja Pria Formal di Pontianak, Supplier Kemeja Lengan Pendek di Pontianak, Supplier Kemeja Casual di Pontianak, Supplier Kaos Polos Terdekat di Medan.
Lagi bingung cari suppliyer/tangan pertama pakain pria di medan ?? Kami menjadi pusat pakaian pria kemeja dan kaos di kota medan, sudah banyak agen dan reseller kita di berbagai macam daerah…
Nahh yuk tunggu apalagi, bagi kamu yang ingin mempunyai bisnis dan memulai bisnis bisa ni langsung bergabung jadi reseller kami, dan tentunya bagi kamu yang sudah memiliki toko bisa juga melakukan kerjasama dengan kami..
Dengan langsung dari suppliyer kamu bisa membuka peluang untuk berjualan lohhh bahkan kamu bisa menjadi distributor juga… gimana sangat menarik kan
Yuk gabung sekarang
IG : Ninebroo_tokee Wa Admin : https://s.id/adminninebro Alamat : Jl.M.T. Haryono Gedung Pusat Pasar Lantai 2 No. 386 (Depan Eskalator) Maps : Pusat baju kemeja dan kaos | Ommi Store Link = https://goo.gl/maps/kikVEZiNEJAjjVEQ6
#suppliyerbajukemejapria#distributorbajupria#jualbajukemejapria#suppliyerkaospira#grosirkemejapria#grosirkemejapriamurah#grosirkemejapriabranded#grosirkaosmurahmedan#grosirkaosmedan#ninebrootokee
0 notes
Text
Peluang Usaha, WA 0811-6277-979, Grosir Kemeja dan Kaos Murah di Bandung, Ommi Store
Gabung Sekarang https://s.id/adminninebro Supplier kemeja Putih Murah di Bandung, Supplier kemeja Hitam Polos Terdekat di Bandung, Supplier Kemeja Viral di Bandung, Supplier Kemeja Kekinian di Bandung, Supplier Kemeja Polos Terdekat di Bandung, Supplier Kemeja Alisan Terdekat di Bandung, Supplier Kemeja Batik Terbaru di Bandung, Supplier Kemeja Pria Formal di Bandung, Supplier Kemeja Lengan Pendek di Bandung, Supplier Kemeja Casual di Bandung, Supplier Kaos Polos Terdekat di Bandung
Lagi bingung cari suppliyer/tangan pertama pakain pria di Bandung ?? Kami menjadi pusat pakaian pria kemeja dan kaos di kotaBandung, sudah banyak agen dan reseller kita di berbagai macam daerah…
Nahh yuk tunggu apalagi, bagi kamu yang ingin mempunyai bisnis dan memulai bisnis bisa ni langsung bergabung jadi reseller kami, dan tentunya bagi kamu yang sudah memiliki toko bisa juga melakukan kerjasama dengan kami..
Dengan langsung dari suppliyer kamu bisa membuka peluang untuk berjualan lohhh bahkan kamu bisa menjadi distributor juga… gimana sangat menarik kan
Yuk gabung sekarang
IG : Ninebroo_tokee Wa Admin : https://s.id/adminninebro Alamat : Jl.M.T. Haryono Gedung Pusat Pasar Lantai 2 No. 386 (Depan Eskalator) Maps : Pusat baju kemeja dan kaos | Ommi Store Link = https://goo.gl/maps/kikVEZiNEJAjjVEQ6
#suppliyerbajukemejapria#distributorbajupria#jualbajukemejapriaa#suppliyerkaospira#grosirkemejapria#grosirkemejapriamurah#grosirkemejapriabranded#grosirkaosmurahmedan#grosirkaosmedan#ninebrootokee
1 note
·
View note
Text
Peluang Usaha, WA 0811-6277-979, Grosir Kemeja dan Kaos Murah di Bali, Ommi Store
Gabung Sekarang https://s.id/adminninebro Supplier kemeja Putih Murah di Bali, Supplier kemeja Hitam Polos Terdekat di Bali, Supplier Kemeja Viral di Bali, Supplier Kemeja Kekinian di Bali, Supplier Kemeja Polos Terdekat di Bali, Supplier Kemeja Alisan Terdekat di Bali, Supplier Kemeja Batik Terbaru di Bali, Supplier Kemeja Pria Formal di Bali, Supplier Kemeja Lengan Pendek di Bali, Supplier Kemeja Casual di Bali, Supplier Kaos Polos Terdekat di Bali
Lagi bingung cari suppliyer/tangan pertama pakain pria di Bali ?? Kami menjadi pusat pakaian pria kemeja dan kaos di kota Bali, sudah banyak agen dan reseller kita di berbagai macam daerah…
Nahh yuk tunggu apalagi, bagi kamu yang ingin mempunyai bisnis dan memulai bisnis bisa ni langsung bergabung jadi reseller kami, dan tentunya bagi kamu yang sudah memiliki toko bisa juga melakukan kerjasama dengan kami..
Dengan langsung dari suppliyer kamu bisa membuka peluang untuk berjualan lohhh bahkan kamu bisa menjadi distributor juga… gimana sangat menarik kan
Yuk gabung sekarang
IG : Ninebroo_tokee Wa Admin : https://s.id/adminninebro Alamat : Jl.M.T. Haryono Gedung Pusat Pasar Lantai 2 No. 386 (Depan Eskalator) Maps : Pusat baju kemeja dan kaos | Ommi Store Link = https://goo.gl/maps/kikVEZiNEJAjjVEQ6
#suppliyerbajukemejapria#distributorbajupria#jualbajukemejapria#suppliyerkaospira#grosirkemejapria#grosirkemejapriamurah#grosirkemejapriabranded#grosirkaosmurahBali#grosirkaosBali#ninebrootoke
0 notes
Text
TURISIAN.com - Membaiknya perekonomian di kawasan Goa Gajah, Kabupaten Gianyar, Bali, mendapat apresiasi dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Made Mangku Pastika. Dalam sebuah reses di lokasi tersebut, Pastika memberikan imbauan kepada para pedagang kerajinan setempat. Terutama, untuk menampilkan sajian yang lebih kreatif demi menarik kunjungan wisatawan. "Perekonomian sudah mulai menggeliat. Saya melihat wisatawan cukup banyak datang ke sini. Itu pertanda yang baik," ujar Pastika saat berbincang dengan pedagang di Goa Gajah pada Sabtu, 23 Desember 2023. Menurut penuturan pedagang, setiap harinya sekitar 200 mobil pengunjung mengunjungi objek wisata yang menampilkan gua buatan dari masa purbakala tersebut. BACA JUGA: Objek Mata Air Cokro Klaten Kembali Buka, Catat Jadwalnya Di tengah keindahan Goa Gajah, puluhan kios menyajikan beragam hasil kerajinan lokal, minuman kelapa muda, dan camilan lezat. "Mudah-mudahan kunjungan wisatawan terus meningkat, terutama dengan mendekatnya libur Natal dan tahun baru," harap Gubernur Bali periode 2008-2018 itu. Kuliner nasi bungkus Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali sebelumnya telah memprediksi bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Bali pada tahun 2024 dapat mencapai 5,25 juta orang. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Bali hingga akhir 2023 diproyeksikan mencapai 5-5,8 persen. Yakni, dengan sektor pariwisata tetap menjadi tulang punggung. BACA JUGA: Kabupaten Gianyar Dinobatkan Sebagai Pemilik Desa Wisata Terbanyak Meski demikian, Pastika tetap mendorong semangat para pedagang untuk tetap kreatif dan memperkenalkan produk atau barang dagangan dengan cara yang lebih menarik. "Dengan sajian yang lebih menarik, wisatawan akan tertarik untuk mampir dan menikmati keindahan yang tersedia di sini," tambah Pastika. Pada kesempatan kunjungan itu, Pastika turut menikmati kuliner nasi bungkus dan kelapa muda dari pedagang setempat dalam kunjungannya. BACA JUGA: Objek Wisata Jembatan Kaca Gianyar Bali Segera Dibuka untuk Wisatawan Jero Sumindri, salah satu pedagang di Goa Gajah, menyambut positif kunjungan wisatawan yang lumayan banyak. Khususnya, yang datang dari wisatawan India. Namun, ia juga mengakui bahwa meski ramainya kunjungan, belum banyak yang berbelanja di kiosnya. "Kadang-kadang sehari hanya laku satu baju dan lima nasi bungkus," ungkap Sumindri yang sudah berjualan sejak era 1990-an. Semoga dengan dorongan kreativitas, para pedagang dapat meraih lebih banyak peluang di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan. ***
0 notes
Text
Di bulan syawal kemarin, mamak pergi rewang sama bapak. Seperti biasa, aku di rumah sibuk dengan gaweanku di laptop. Bapak yang pulang lebih dulu dari mamak, bawa tentengan lauk yang dibeli untuk anak gadisnya. Begitu mamak pulang, mamak nanya siapa yg beli lauk? Bapak ku jawab. "Betuah anak gadis. Mau makan bapaknya yang nyediakan. Kebalik. Harusnya anaknya yang sediain makan untuk bapaknya". Bapak cuma ketawa-ketawa aja. Tapi begitulah bapakku. Setiap bapak ada di rumah, bapak akan turun tangan memasak sementara mamak mencuci baju. Mamak bersihin rumah, bapak bersihin halaman dan mengurus tanaman. Atau sebaliknya.
H-1 lebaran aku setiap tahun dari kecil sampai besar aku terbiasa dengan pemandangan mamak dan bapak ke pasar setelah shalat subuh untuk berbelanja dan dilanjutkan memasak ketupak dan gulai. Biasanya bapak nyambi bersihin kipas angin, meja, pasang tikar dan tirai jendela. Malamnya, setelah orang takbir lewat, mamak dan bapak mengganti sarung bantal dan sprei, mengisi toples kue dan ditutup dengan menyetrika pakaian yang akan di pakai di pagi idul fitri.
Dulu, waktu aku masih kelas 1 mts, mamak pulang kampung lebih dulu untuk persiapan pernikahan keponakannya. Aku dan adikku yang waktu itu sedang ujian semester, ditinggal bersama bapak di rumah. Setelah ujian selesai, baru kami menyusul mamak. Bapak waktu itu sedang pulang ke selatpanjang. Sepertinya memang sudah direncanakan. Seminggu di rumah tidak ada mamak, bapak melakukan semuanya yg biasa dilakukan mamak. Memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Don't judge me ya. Aku dulu taunya sekolah dan belajar aja. Ga tau pekerjaan rumah samsek kecuali cuci piring. Bukan untuk ditiru, tapi itu ku anggap sebagai privilege dari orang tuaku. Bersama bapak, kami diurus sebagaimana mamak biasa mengurusku.
Pekerjaan rumah tidak pernah benar-benar menjadi tugas mutlak mamak. Begitupun dengan tugas mencari nafkah tidak pernah menjadi tugas mutlak bapak.
Dulu waktu aku SD, masih ku ingat mamak berjualan lontong di depan rumah baru kami yang letaknya persis di depan SD. Jam 3 pagi mamak sudah bangun. Pernah suatu hari, secara tidak sengaja air rebusan lontong tersiram ke tubuh mamak saat mamak mengangkat kendil rebusan lontong. Tidak pernah ku dengar mamak mengeluhkan pilihannya untuk bisa berpenghasilan sendiri. Sedari kecil, aku melihat mamak bekerja sebagai penjahit rumahan. Meski kadang mamak mual dan sakit kepala, karena masalah matanya, ia pun tidak urung berhenti. Pun begitu saat 2018 lalu bapak sakit osteoarthritis, tidak bisa bekerja, dan harus rutin fisioterapi setiap minggu. Mamak yang beberapa tahun terakhir memang "pensiun" dengan segala pekerjaannya, mengambil keputusan untuk jualan roti bakar. Kami tidur sampai pukul jam 11 malam untuk pembuatan kloter pertama. Pukul 4 dini hari sudah bangun untuk kloter kedua. Pukul 5 sudah angsur packing untuk ku antar dari rumah ke rumah pukul 6 pagi nanti. Istirahat sebentar, pukul 9 atau 10 biasanya bikin lagi untuk pesanan siang atau sore. Begitu setiap hari.
Mamak dan bapak saling bekerja sama dalam berbagai urusan. Kesetaraan itu sudah lama ada di rumah kami.
Perjalanan hidup dan memori itu yang membentuk diriku. Mungkin aku tidak seperti kebanyakan anak perempuan lain yang sigap mengerjakan pekerjaan rumah. Masak hanya jika lagi ada resep baru yang mau dicoba. Bersih bersih rumah hanya saat sedang happy atau hanya saat sedang butuh mengeluarkan energi untuk mengurangi stress. Tapi sekalinya bersih bersih banyak barang yang ku anggap tidak terpakai lagi ku buang dan berujung bikin mamak naik darah wkwkwkwk mencuci pakaian dan mencuci piring sama sekaliiiii tidak aku sukai. Jika memungkinkan, aku membagi tugas dengan adikku dia yang mencuci pakaian, aku yang menjemur. Dia yang cuci piring, aku yang menyapu rumah. Jika melihat diri dari kaca mata itu, tentu saja aku jauh dari kata anak perempuan ideal.
Tapi tumbuh dan besar sebagai anak bapak dan mamak, membentukku menjadi anak perempuan yang tangguh dan bisa diandalkan. Saat berada di dalam situasi krisis, aku mampu mengatasi perasaan tidak nyaman dan fokus mencari jalan keluar. Aku mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan banyak hal yang sudah ku perhitungkan setelah mengumpulkan dan memproses ragam informasi sebelumnya. Aku bisa memikirkan, mengurus, dan mengkoordinasikan banyak hal di dalam satu waktu. Aku mampu berdiri tegak dan menjadi pundak bagi banyak orang-orang yang aku cintai. Mau mendahulukan kebutuhan orang yang aku cintai daripada kebutuhanku. Di saat aku pikir aku akan ambruk dengan kenyataan tidak mengenakkan yang datang bertubi-tubi, aku malah menemukan diriku versi terkuat dan bisa diandalkan dari yang pernah aku bisa bayangkan.
Meski sedikit keras kepala dengan hal yang ku yakini benar, namun aku senang diajak berdiskusi tentang kebenaran itu dan terbuka dengan pemahaman baru tentang sebuah kebenaran. Aku suka dilibatkan dalam membuat rencana dan senang diajak berkolaborasi mewujudkan sesuatu yang bermakna. Meski kadang suka menyangkal kalau dikasi tau kesalahanku, tapi setelah itu aku diam diam memikirkan masukan itu dan memperbaikinya. Meski suka bablas dalam pengeluaran, tapi pengeluaran itu tidak hanya untuk diriku. Meski terlihat ambisius mengusahakan apa yang aku inginkan, tapi aku tumbuh dengan nilai untuk tidak hidup untuk diriku sendiri. Aku tumbuh dengan nilai bahwa "tinggi"ku perlu menjadi tangga untuk orang lain turut bertumbuh dan menjadi "tinggi". Meski cengeng dan ngambekanku menyebalkan, tapi aku dibesarkan untuk peka melihat orang-orang di sekitar yang kesulitan dan mengulurkan tangan.
Bapak dan mamak membesarkanku dengan baik. Dalam upaya terbaik yang mereka mampu lakukan. Menjadi putri dari mamak dan bapakku menjadi salah satu hal yang paling aku syukuri sepanjang hidupku.
Selatpanjang, 10 Desember 2023.
Hal yang baru aku sadari belakangan ini dari proses refleksi melihat diriku saat menghadapi peristiwa bapak tiba tiba collaps karena cardiogenic shock with hypoxic Hypoxic ischemic encephalopathyhenti dan memutuskan berangkat ke malaysia. Menemani bapak dirawat di ccu 16 hari dengan segala pemeriksaan dan kenyataan yang dokter sampaikan, harus segera mengambil keputusan medis yang besar untuk bapak, bapak dipindahkan di palliative care unit dan perlu bikin skema dan action plan untuk pemulangan jenazah bapak di saat bapak masih hidup, disaat hati ini masih berharap besar dengan keajaiban dari Allah (it was the most broken heart moment), but 5 days later bapak wafat. Di saat duniaku sedang runtuh, aku berdiri tegak "menopang" mamak juga adik adik, dan mengurus proses pemulangan bapak dengan pihak perusahaan, rumah sakit, dan agen casket. Mengurus izin dan proses kepulangan adik dari jawa dan berkoordinasi dengan keluarga di rumah untuk menyiapkan segala sesuatunya agar pengurusan jenazah bapak bisa segera dilaksanakan setibanya bapak di tanah air nanti.
Badai itu ternyata mengizinkan aku melihat diriku dengan sudut pandang yang lebih baik. Dan di atas itu semua, semua kemudahan yang ku dapatkan terasa tidak masuk akal jika di ukur dengan nalar manusia. Tapi Allah berikan jalannya, Allah berikan kekuatan menjalaninya. Yang paling berkesan, uluran dukungan dan bantuan dari keluarga, sahabat, kerabat, dan rekan kerjaku. Sampai sekarang masih terasa menghangatkan hati sekali jika diingat. Alhamdulillah. Allah sudah persiapkan dan pilihkan orang-orang baik untuk menemani aku, mamak, dan adik adik menjalani proses yang terasa panjang sekali itu.
Selatpanjang, 10 Desember 2023
0 notes
Text
TERPERCAYA!! 0817-0308-8180, Pabrik Baju Sarung di Batang, Distributor Baju Koko Dewasa di Batang
0817–0308–8180, baju koko, baju koko anak, baju koko anak laki umur 10 tahun, baju koko anak laki-laki umur 12 tahun, baju koko anak lengan panjang, baju koko anak model arab, baju koko bahan toyobo, baju koko batik, baju koko batik lengan panjang, baju koko bayi
Perkenalkan kami dari Shafone Garment dari Kota Surabaya. Kami sudah lebih 25 tahun berpengalaman dibidang Fashion Garment. Dengan tenaga profesional kami siap membantu Anda yang pintar berjualan tapi belum punya tempat Produksi/Brand sendiri.
Tunggu apalagi??
Hubungi kami sekarang di :
Alamat Jl. Wonokusumo No.44 Surabaya (sebrang Masjid ukhwah)
WA 0817–0308–8180
0 notes
Text
TERPERCAYA!! 0817-0308-8180, Pabrik Baju Sarung di Batang, Distributor Baju Koko Dewasa di Batang
0817–0308–8180, baju koko, baju koko anak, baju koko anak laki umur 10 tahun, baju koko anak laki-laki umur 12 tahun, baju koko anak lengan panjang, baju koko anak model arab, baju koko bahan toyobo, baju koko batik, baju koko batik lengan panjang, baju koko bayi
Perkenalkan kami dari Shafone Garment dari Kota Surabaya. Kami sudah lebih 25 tahun berpengalaman dibidang Fashion Garment. Dengan tenaga profesional kami siap membantu Anda yang pintar berjualan tapi belum punya tempat Produksi/Brand sendiri.
Tunggu apalagi??
Hubungi kami sekarang di :
Alamat Jl. Wonokusumo No.44 Surabaya (sebrang Masjid ukhwah)
WA 0817–0308–8180
0 notes