Tumgik
#sepatupudar
herlinafz · 8 months
Text
Biasanya aku kuat kayak tembok cina, tapi gak tau kenapa akhir-akhir ini malah kayak hukum di Indonesia :(
0 notes
talkofnothing · 7 years
Text
Untuk Kamu yang Pertama Menjaga Keping Hatiku | #FebruariMenulisSuratCinta | #Day1
Aku masih ingat saat pertama kali pesan indahmu masuk ke handphone jadulku. Mengingatnya kembali sering membuatku senyum-senyum sendiri. Kenorakan yang mungkin sedang aku rindukan saat ini.
Text-text yang ditulis begitu naif hampir tiap malam kita saling bagi. Aku rindu rentetan cerita yang tak pernah habis kita bahas di masa itu. Aku rindu kenaifan kita kala itu. Aku rindu hubungan kita yang begitu polos, dulu. Aku rindu kamu.
Mungkin kamu tak menyadarinya. Tapi jika boleh aku sampaikan sekarang, sebuah “Hai!” sederhana darimu, di awal perjumpaan kita dulu, memberi perubahan besar pada alur hidupku.
Kamu ada disitu saat aku sedang butuh tempat untuk menaruh serpih hati yang tengah tercecer. Tanganmu yang terbuka menerima keping-keping hatiku saat itu benar-benar berarti sesuatu.
Bintang. Kamu sering memanggilmu seperti itu. Kamu sebut aku telah menerangi hidupmu. Kamu, kamu lebih dari itu.  Kamu sudah menjadi malaikat penyelamatku saat itu.
Ada begitu banyak teror yang menyerang kepalaku. Sekarang jika diceritakan kembali, pasti akan sangat memalukan jadinya. Sungguh sangat lucu jika mengingat kembali masa itu. Tapi benar, dulu teror itu benar-benar mengancamku.
Saat kamu datang, aku takut akan ada satu pisau lagi yang tertancap di diriku. Tapi nyatanya kamu tak begitu. Kamu membantuku mencabut pisau-pisau yang tengah melumpuhkanku.
Perjalanan berdamai dengan diriku sendiri memang perjalanan yang panjang. Tapi kamu boleh saja merasa spesial, karena kamulah titik start yang membawaku berjalan menuju perdamaian dengan diriku sendiri itu.
Aku menikmati setiap waktu yang kita jalin. Hingga akhirnya aku merusaknya. Maaf jika saja aku pernah melukai hatimu. Saat itu, aku merasa jadi manusia paling jahat se jagat raya. Tak pernah ada maksud membuatmu terluka. Aku hanya gagal menerima kenyataan bahwa aku mulai memendam rasa yang lebih.
Tentu saja rasa itu sudah muncul sejak awal dulu, tapi bodohnya, aku malah ingin menyangkal kenyataan itu. Tantangan jarak yang akan terjalin semakin jauh begitu melemahkanku.
Kamu berhak mendapat yang lebih spesial. Aku hanya pecundang yang selalu berbagi sedih, bukan bahagia. Itu pikirku. Jahatnya aku, menghindarimu dengan kecaman. Percayalah, aku tak pernah bermaksud menyebutmu seperti itu, dulu. Kamu spesial, sudah seperti itu, dan akan tetap seperti itu.
Sekarang aku tengah haru. Kamu sudah mengandung anak yang selalu kau impikan. Selamat! Jangan lagi merasa rapuh. Kamu harus kuat. Percayalah! Kamu akan kuat. Kini kamu sudah memiliki bintang lain yang akan menghiasi hidupmu. Aku sudah redup, lama redup di hidupmu. Sekarang, bintang ini undur diri dulu. Bintang-bintang di sekelilingmu akan terus menerangimu. Dan kamu, tetap bersinarlah.
Terima kasih untuk masa-masa indah yang sudah mau kamu bagi denganku. Terima kasih sudah sempat menjaga kepingan hatiku dulu. Tenang saja, hatiku sudah utuh sekarang, sendiri aku jaga baik-baik itu. (YS)
Purworejo, 1 Februari 2018
CC: @kitakalimantan @noroum @sepatupudar
14 notes · View notes
kitakalimantan-blog · 7 years
Text
BBM (Belajar Bareng Mantan)
Edisi : 16 oktober 2017 Materi : Kaki-Dashi Pemateri : Mas Tole @kitabgundul Moderator : Kak Tara @sepatupudar Notulen : Fauziyah @iimfauziyah
—------------------------------------------------------—
Penetrasi memang nikmat, tapi tidak selalu demikian, bukan? Dengan sedikit desakkan, mungkin, akan lebih mengasyikkan.
Kaki-dashi adalah jalan masuk berupa paragraf pertama yang seringkali menjadi pertaruhan para penulis novel, roman, cerita pendek, artikel, esai, dll--yaaa, kek penetrasi gitu xixixi~
Kaki-dashi juga bisa diibaratkan sebagai patokan: apakah pembaca akan tertarik melanjutkan atau malah pergi meninggalkan bacaannya sambil bergidik dan bertanya-tanya, "Mau ngapain, sih, Bang?" Apalagi kalau kita bermaksud mengirim naskah tersebut buat diterbitkan atau diikutkan lomba. Bakal lebih krusial dan menyebalkan karena tidak segan-segan para kurator akan mengeliminasi naskah kita cuma dari membaca kaki-dashi-nya.
Hasan Junus, sastrawan Indonesia yang merupakan keturunan langsung dari pujangga Raja Ali Haji, dalam Riau Pos edisi 25 Desember 2011 bilang bahwa asal kata kaki-dashi (dalam bahasa Jepang) terdiri dari kata kerja “kaku” yang artinya menulis, berubah menjadi “kaki” sebagai kata benda yang berarti tulisan, dan kata kerja “dashi” yang artinya memulai. Ato Masuda lah yang mengajari beliau bahwa untuk mengenal karya sastra yang bagus bisa dilihat dari kaki-dashi yang cemerlang. Pendapat itu sejalan dengan istilah yang mengatakan paragraf pembuka suatu karya sastra ialah inspirasi murni.
Bentuknya bisa berupa narasi, deskripsi, adegan, dialog, dsb. Tergantung teknik bercerita masing-masing, sih. Ada yang bilang: bukalah cerita dengan yang paling mendekati ending. Intinya satu: menarik minat pembaca dengan menimbulkan rasa penasaran ada apa setelah paragraf itu.
Kaki-dashi yang pertama kali diperkenalkan oleh Ato Masuda kepada Hasan Junus berasal dari dongeng Jepang tersohor "Taketori Monogatari" yang juga dikenal sebagai Kisah Putri Kaguya: kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya. Kucuma dapet sinopsisnya di sini e :  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Putri_Kaguya Ada juga filmnya, judulnya The Tale of the Princess Kaguya.
Yasunari Kawabata, peraih Nobel Sastra tahun 1968, adalah salah satu pengarang dalam kesusastraan Jepang modern yang kaki-dashi-nya dibaca dan dikenal secara luas. Dalam novelnya yang berjudul Yuki-guni (Negeri Salju), dia membukanya dengan kalimat-kalimat yang terkesan murung  :
“Kereta api bergerak keluar dari terowongan menuju negeri salju. Bumi bersandar pada gelapnya langit. Kereta api berhenti di stasiun.”
Sementara dalam sejarah kesusastraan dunia, tercatat bahwa kaki-dashi yang terbanyak diingat ialah sederet kalimat pembuka dalam salah satu karya Franz Kafka "Die Verwandlung" atau The Metamorphosis. Kalimatnya usil, keji, sekaligus menonjok :
“Ketika Gregor Samsa pada suatu pagi bangkit dari tidur yang resah, dilihatnya ia sudah menjelma menjadi seekor kecoak.”
Apa karya yang bagus adalah karya yang kaki-dashi-nya cemerlang? O tidak juga. Kaki-dashi, mungkin, cuma salah satu bagian yang membuat suatu karya spesial. Di luar itu, tentu sama banyaknya karya-karya spesial.
Yang menyenangkan dari menulis cerpen adalah, kita bebas bikin pola plot kita sendiri-sendiri. Dan untuk itu, kaki-dashi lah yang menentukan pola-pola tersebut tampak menarik. Misal: mundur (kaki-dashi)-maju-mundur-maju (ending). Persis seperti apa yang sering kita lihat di film-film. Dan banyak betul plot film yang bisa kita terapkan pada cerpen. Karena itu, selain banyak baca, banyak nonton film juga asupan yang baik buat belajar menulis.
Kukasih contoh kaki-dashi dari beberapa cerpen yang kubaca, dan apa yang menarik dari kaki-dashi tersebut, ya. Teman-teman juga bole share kaki-dashi yang menurut kalian menarik.
1. Kami bertiga sedang enak-enaknya makan kari kepala kambing muda ketika terdengar suara ribut-ribut di kejauhan. Raden Mandasia yang berada di bangku sisi luar menjulurkan leher mencari tahu sumber suara. Aku dan Loki Tua tak ambil peduli. - Cerpen "Telur Rebus dan Kulit Kasim" oleh Yusi Avianto Pareanom.
Di kaki-dashi ini, Paman Yusi membuka cerita dengan memberitahu latar dan tokoh yang ada dalam cerita tersebut melalui tokoh Aku. Sesederhana itu? Tidak. Siapa sih yang nggak pengen tahu masalah orang lain? Dan Paman Yusi memancing kita pakai "...suara ribut-ribut di kejauhan." Kelihatannya sepele. Tapi itulah teknik.
2. Kau jangan mati dulu, besok kuceritakan yang lebih menarik. - Cerpen "Tamasya Pencegah Bunuh Diri" oleh (Nabi) Dea Anugrah
Ini mantap sekali. Secara tidak langsung, Dea sudah menghantam, sekaligus mempermainkan, pembaca dengan seolah-olah dia pakai pov orang kedua. Susah sekali mengelak dari kaki-dashi semenantang ini.
3. Namanya Hansen. Nama panjangnya, Hantu Sendayan. - Cerpen "Hansen" oleh (Nabi) Sabda Armandio Alif
Siapa Hansen? Dan, Hantu Sendayan? Seperti teka-teki, bukan? Hansen sebagai tokoh pembuka, tapi dia hantu. Berapa banyak pembaca di Indonesia yang tertatik dengan sesuatu berbau hantu? Banyak sekali.
4. Adzan subuh bersahut-sahutan di kejauhan. Seseorang mengetuk pintu kamarku. Sejauh yang kuingat, beberapa tahun lalu jam 5 pagi sudah dihapus dari putaran waktu di hari libur, demi kenyamanan bersama. Orang di balik pintu itu nampaknya tidak tahu informasi tersebut, mungkin karena sosialisasinya kurang gencar. - Cerpen "Benda Kecil" oleh (Nabi) Sabda Armandio Alif
Pertama kali aku baca cerpen ini, di kaki-dashi ini, empat ekor anjing keluar dari mulutku. Selesai baca dah jadi pemuka agama karena kehabisan stok umpatan wkwkwk
5. Sekali waktu kau perlu mendengarkan rintihan benda-benda atau apa saja di sekitarmu yang tak pernah kauberi perhatian. Mungkin itu sebutir kerikil, mungkin seekor kadal, atau sebatang alang-alang, atau apa saja. - Cerpen "Kisah Batu Menangis" oleh A.S. Laksana
Terdengar kek nasihat, ya? Bukannya nasihat, biasanya, diberikan setelah suatu kejadian? Tapi enggak sama kaki-dashi ini, nasihat itu malah terdengar seperti pancingan orang sebelum cerita. Dan berhasil. Om Sulak selalu berhasil, deng :)
*********
Sesi Tanya Jawab
1. Karina Ask. Mas tole, apa-apa saja yang harus termuat di dalam kaki-dashi? misalnya: alur, tema, tokoh, watak, latar atau apa? Ans. Nga harus kok sebetulnya. Nga harus juga, buat suatu karya, mengandung kaki-dashi yang cihuy. Cumaa, kalo kita masih pemula dalam dunia kepenulisan, cara paling awal buat menarik pembaca sepertinya terletak di kaki-dashi, selain konten tulisan, tentu saja. Buat kaki-dashi, triknya yang gampang bisa dengan cara: menaruh semua tokoh, kasih tahu latar cerita (tempat, waktu, dst), mengawali cerita dengan konflik, atau tempatkan ending pada kaki-dashi tersebut.
2. Bima Ask. Kakidashi, samakah sama first line? Ans. Ya. Bisa disebut first line. Tapi menurutku first line lebi krusial, karena sebaik-baiknya first line adala yang sesingkat mungkin. Kaki-dashi tidak.
3. Tara Ask. gagal atau tidaknya membuat kaki dashi bisa dilihat dari bagian apanya,  mas? Ans. Jatuhnya subjektif buat masing-masing pembaca, sih, tars. Kita sebagai penulis ngabisa nentuin berhasil atau tidaknya. Mungkin waktu yang jawab---hadeh---misal, yang kaki-dashi-nya Dea itu, banyak sekali dipake buat review bukunya.
4. Bima Ask. How to make a good kaki-dashi? Ans. Hampir sama kaya jawaban buat Karin sih. Tapi bisa juga dengan cara, bayangin kita adalah pembaca dengan kecenderungan sama standar karya yang tinggi, karya-karya besar. Yang nggak bertele-tele, kalimatnya berbobot. Dan yang lebih penting, kita juga harus banyak baca karya2 bagus dulu.
5. Tara Ask. Kan kalo buku 5 kalimat tiap bab efektif. Nah kalo cerpen ada batasan efektifnya juga ga? Ans. Buat cari aman, maksimalin paragraf pertama, deh, tars. Xixixi
6. Bima Ask. http://ariniaris.tumblr.com/post/144537892623/how-to-make-a-good-first-line Nah yg ga kupaham disitu le, nomer 2. Voice? Suara? Dengarkanlah aku? Ans. Sama e mzbim. Menurutku voice dan yang dijelasin mb arin kurang nyambung. Kalo voice mungkin irama waktu dibaca, contoh yang dipake udah pas. :( Ask. (Karina) Kyk rima gitu ya? Ans. Hmm, irama aja, sih, Rin. Cara cari tahunya, dibaca keras2.
7. karina Ask. Mas, ini sebenarnya intermezo aja. Tp penasaran juga mau nanya. Klo tulisan kayak hasil penelitian, makalah, skripsi, trus kayak karya" jurnalis gitu. Kaki dashi juga diperlukan ndk? Ans. Perlu sekali dong, Rin. Xixixi. Coba baca artikel2 sama esai2nya Nabi Dea Anugrah sama A.S. Laksana deh
8. Norma Ask. Tole, jadi buat kaki dashi secemerlang mungkin akan sangat berpengaruh ya untuk keberlanjutan para pembaca? Kalau salah atau kurang tepat, ada cara lain ngga untuk membuat pembaca tetap ingin meneruskan membaca karya kita? Makasie Ans. Iya, Gur. Harus sadar diri dulu kali ya, kita mah siapa. Followers aja tujuh, yang tiga akun sendiri yang lama. Jadi ya, mau gimana lagi, kalo nggak narik minat dari paragraf pertama. Kalau kurang, mungkin kembali ke pembaca, deh. Kecuali kita di belakang setiap pembaca itu sambil megang shotgun
======================
Kesimpulan
"Bagi pembaca yang sedang bersiap menjadi pengarang, saya perlihatkan bahwa inilah cara saya mengenang guru saya: Sensei Ato Masuda. Lalu saya menyarankan agar mulailah mengarang dengan membuat kaki-dashi yang cemerlang dan gemerlapan, yang berdenyut dan bertenaga, bergerak seperti benda hidup yang meneruskan langkah tualangnya di gelanggang cerita," kata Hasan Junus dalam Riau Pos edisi 25 Desember 2011. "Kaki-dashi memang cuma terdiri dari kata-kata yang harus menjadi seperti makhluk. Semua orang memiliki kosa kata yang sama tapi, tidak semua, menggunakan kata-kata itu menjadi karya yang berbeda derajat dan pesonanya. Semua bentuk seni memang begitulah fitrahnya. Tunggu apa lagi?" tambahnya.
cc : @tumbloggerkita @kitajabodetabek @kitajateng @kitajatim @kitasumatera @kitasulawesi
5 notes · View notes
mengobatihati · 8 years
Quote
Mas, aku pernah cinta mati, sampai akhirnya cintanya benar-benar mati dan hatiku jadi makamnya.
Sepatupudar
5 notes · View notes
manifestasirasa · 8 years
Text
Nguber Walang, KITA Jateng
27 Januari-30 Januari 2017
Perjalanan yang menyenangkan dan sangat berkesan. Meski bukan untuk pertama kalinya ke Yogyakarta tapi selalu saja ada rasa yang menggebu-gebu (elah lebay). Haha. Tapi ini serius loh... Meski sebenarnya pergi dalam keadaan kurang sehat --setelah semalamnya pergi ke dokter buat berobat-- malah semakin buat bahagia. Bakal ketemu dengan orang-orang baru dan ada pengalaman baru: berkendara motor menuju Watu Lawang yang hampir empat jam, kenalan dengan anggota KITA Jateng, penampilan kelompok, games seru pas malam hari ditemani api unggun, ngobrol-ngobrol lucu, kedatangan tamu badai hujan plus angin pas lelap-lelapnya, dapat ucapan dan kado, jalan-jalan malam di Malioboro, untuk pertama kalinya minum kopi jos, ketemu sama anak KITA luar Jawa, ada Aya dari Lampung dan Arin dari Makasar. 
Ini Menyenangkan!Tanggung Jawab yah kalau aku kangen....
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Terima kasih sangat sangat sangat untuk @kitajateng
@noroum @yuvenil @ilhamp @dandyeah @narasibulanmerah @lakukandulu @susahbobo @duatigadesember @celotehtakbersuara @katakakiku @pertigaankekiri @fatamorgananyata @kaccang @talkofnothing @menjalin @sepatupudar @artopoem @jambangcosmic @kujagabulanbersinaruntukmu @congferi @rusamerah @reireres @liemanda @racauanm @arfitri @ariniaris @sabitdansenja @jannahjunjun Nida, Lulu, Viet dan mbak Nisa.
Kalian lucu-lucu dengan karakternya masing-masing~ ISTIMEWA!
Tumblr media
Semoga selalu ada kesempatan untuk bertemu dengan kalian lagi yaahh, aamiin~ Kalau kata tukang desain:
“Takkan bermakna KITA jika kamu tidak ada.”
Tumblr media
Sampai Jumpa di kemudian hari
Salam Pengepul Rasa~
55 notes · View notes
kitasumatera-blog · 8 years
Text
Waktu Kecil Pernah
Pada masih ingat gak nih gimana masa kecilnya dulu? Apa aja kekonyolan yang dilakukan? Kegiatan aneh ala anak-anak pada zamannya?
Kali ini KITAsumtera lagi nostalgia nih. Simak sampai habis guys~
#waktukecilpernah bawa makan siang tetangga trus dimarahin pembantunya :)) (@putrijanuari)
#waktukecilpernah dijejeli cabe rawit sama emak, gara-gara bandel, kayak young lex (@sepak-kata)
#waktukecilpernah kejebur kali bersama sepeda (@sabitdansenja)
#waktukecilpernah diuber-uber Buya (Ayah) pake seikat lidi, karna males ngaji. (@imajidzun)
#waktukecilpernah nonjok muka anak orang karena dijahilin (@langit-teduh)
#waktukecilpernah balapan sepeda rame-rame. eh., ditengah jalan ada anjing yg ngejar (@akikofumiyoeiza)
#waktukecilpernah lupa izin pergi latihan nari, dicariin kemana-mana dan kena tegur waktu upacara. (@temanhinup)
#waktukecilpernah main sambar elang pas istirahat sampai pulang sekolah.(@detektifmalam)
#waktukecilpernah main pangkas-pangkasan sama adik tapi pangkas beneran eh malah kegunting kupingnya dikit. (@sebuah-cerita)
#waktukecilpernah main sepeda ala rossi, saking kencangnya pas tikungan nabrak dinding pagar rumah tetangga, kepala berdarah dan dihadiahkan dua jahitan. (@lluviaphile)
#waktukecilpernah berenang sama saudara disungai, pake pelampungnya ember plastik. (@mawar-merahmuda)
#waktukecilpernah nyukur kumis sendiri abis liat ayah nyukur kumis. Alhasil mukapun berdarah darah (@amalialisa)
#waktukecilpernah manjat meja pas acara keluarga, karena ngantuk oleng kepala benturan pagar lancip, benjol lembek sebesar melon. (@dramaqueen5)
#waktukecilpernah nyebrangin sungai tanpa jembatan demi dapat sampai ke pelosok negeri beo. (@obrolankecil)
#waktukecilpernah iseng goyang ngebor di depan jendela teras rumah, trus diliatin tetangga (@taritaribozu)
#waktukecilpernah kurus sekurus kurusnya. (@cowokjalang)
#waktukecilpernah masukin batu kerikil banyak ke tas temen, akhirnya dimarahin mamanya sampe rumah. (@fitadewii)
#waktukecilpernah jatoh kegot gara-gara rem sepeda putus. (@babayceplok)
#waktukecilpernah nyebur kesawah gegara lompat-lompat di jalanan kecil (@kazumiyoshiko)
#waktukecilpernah masak ikan gobi ditusuk lidi pake lilin. (@katakanha)
#waktukecilpernah menjelajah rawa pas pulang TK padahal disuruh pulang cepat. (@perindu-kenangan)
#waktukecilpernah bercita-cita jadi kondektur cuma karena pengen bergantungan di pintu mobil. (@anggunpsi)
#waktukecilpernah liat langsung mayat kembung berjejeran karna tsunami. (@maulidar14)
#waktukecilpernah masuk paret karena ngelakkin tikus pas naik sepeda. (@aksara-lusuh)
#waktukecilpernah masuk got gegara pede bisa jalan sambil tutupin muka pake baju boneka. (@rautankaca)
#waktukecilpernah nyukur alis terus alisnya tinggal setengah. astaghfirullah. (@menembusatmosfir)
#waktukecilpernah buka iketan rambut sendiri, karna ga berhasil jadi pake gunting, dan yang kegunting bukan karetnya, tapi rambutnya. (@sekociputih)
#waktukecilpernah main paklek bareng kawan kawan dekat rumah. pas lagi seru serunya eh tibatiba ada org gila datang hahah. semuanya langsung lari tungganglanggang deh saking takut dan terkejutnyaa wkwkwk. (@hujan-rintik)
#waktukecilpernah diam-diam minum air wudhu karena nggak tahan puasa sehari, tapi pas bedug tetap ikutan buka. (@sepatupudar)
#waktukecilpernah bikin gubuk dari daun kelapa bareng temen-temen di hutan (@angryui)
#waktukecilpernah main di sungai yang dalem, padahal gak pandai berenang. (@pejuangwisuda)
#waktukecilpernah kejebak dalam ember pas maksa pengen berendam. (@dysaniasyndrome)
#waktukecilpernah dorong anak tetangga ke sungai. (@basicallysc)
cc: @tumbloggerkita @kitajabodetabek @kitajabar @kitajateng @kitajatim @kitasulawesi @kitakalimantan
49 notes · View notes
celotehtakbersuara · 8 years
Photo
Tumblr media
Udah belum ya. Ku mau liat secara live! Belum polos kalo yang kek gitu @sepatupudar
1 note · View note
herlinafz · 9 months
Text
Aku yang seperti batu memang harus bersatu sama kamu yang seperti air. ✨
0 notes