#radhiallahuanhu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wahai diri..
Jangan jadikan hatimu menjadi sesak,
Atas hal-hal yang melewatkanmu.
"Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." — Umar bin Khattab radhiallahuanhu
2 notes
·
View notes
Text
Watch "Kya Waqai Umar RadhiAllahuAnhu Ne Auraton Ko Masjid se Roka? || Shaykh Abu Zaid Zameer Hafizahullah" on YouTube
youtube
Kya Waqai Umar Radhi-Allahu-Anhu Ne Auraton Ko Masjid se Roka..?? || Shaykh Abu Zaid Zameer Hafizahullah
0 notes
Text
NOUMAN ALI KHAN - STRUGGLING WITH FEAR AND SADNESS
youtube
Bismillahirrahmaaanirrahiim.
Pontianak. 19:21. 30042023.
Ini uji nyali saya nih, mencoba menceritakan ulang dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Saya memang pernah belajar bahasa Inggris, tapi sudah lamaaa tidak diasah, khawatir berkarat. Laksana pisau, yang berkarat tak layak dipakai lagi. Tapi coba deh ya, saya coba menulis ini, karena menulis adalah mengikat ilmu. Saya coba menulis sebagai bentuk syukur atas barokah yang pernah saya dapat karena bahasa inggris tersebut.
--- 22.52.
Baru nulis di kertas sampai menit ke 4.16 😅 mashaAllaah perjuangan belajar nih, harus dinikmati capeknya. Silakan jika ada yang mau baca versi mentah tulisan tangan ya, selanjutnya saya mau coba tulis ulang di sini. Mesti kerja 2 kali biar ilmunya nempel, aaamiin.
Nouman Ali Khan - Berjuang dengan Rasa Takut dan Sedih Hati.
Bagian dari kehidupan adalah tentang bagaimana perjuangan kita di dalam keadaan yang sangat sulit, baik itu situasi maupun orang-orangnya.
*sepengetahuan saya, penggunaan istilah circumstances memang lebih kompleks daripada sekedar kondisi. Mohon perbaikan jika salah.
Tidak ada hubungannya jika ada yang mengatakan bahwa, "Kalau kamu beriman, kamu tidak akan diuji dengan masalah seperti ini." Tidak tepat juga asumsi "Makin tinggi keimananmu, maka masalahnya akan musnah." Bukan seperti itu.
Semakin baik iman kita, maka... "sesuatu terjadi".
Dan "sesuatu" ini yang saya harapkan bisa saya jelaskan hari ini.
Sebagai suatu gambaran, Allah SWT menciptakan kita dan kita berada di dalam badai, suatu badai di tengah lautan, gelombang tinggi, dan kita hanya berada di perahu kecil. Secara terus-terusan, bisa saja kamu khawatir akan tenggelam, siapa yang akan tenggelam setelah kita.
Tapi bersama Allah, apa yang dihasilkan oleh IMAN?
Iman memberimu kekuatan, kemampuan untuk melalui badai. To navigate the storm (apa ya ini, menavigasi badai? Menentukan arah di dalam badai kayaknya)
Ini tidak menjamin bahwa kamu tidak basah,
Ini tidak menjamin bahwa kadang perahumu kadang tidak terbalik,
Tapi kamu akan mampu melalui dan bertahan dalam badai. Itulah manfaat iman. Iman bukan untuk menyingkirkan (rid of) masalah, tapi untuk menguatkan kita sehingga kita bisa melalui masalah tersebut.
Dua jenis beban terberat dalam kehidupan manusia adalah ketakutan dan kesedihan. Fear and grief (duka mendalam).
Contoh di dalam Al Quran, surah Al Baqarah ayat 38:
Sejak Nabi Adam diciptakan hingga manusia terakhir di muka bumi, mereka akan berjuang dengan rasa takut dan sedih hati. Sebenarnya, apa 2 hal ini?
Takut adalah tentang apa yang akan terjadi di masa depan, tentang dugaan-dugaan kita. Ketakukan akan menjadikan kkta menjalani hidup dalam kecemasan.
Dan tentang kesedihan....
Kesedihan adalah tentang yang sudah terjadi.
Jadi, ketakutan adalah tentang masa depan, dan kesedihan adalah tentang masa lalu. Dan walaupun kesedihan ini atas sesuatu yang sudah terjadi, kita tidak boleh berkata kepada orang lain, "Udah deh, udah kejadian, udah selesai, ayok move on!"
Tidak. Kita tidak memiliki wewenang untuk berkata kepada orang kain bahwa mereka tidak memiliki hak untuk merasa sedih.
Rasulullah SAW merasakan kedukaan atas meninggalnya Khadijah (radhiAllahuanhu) selama bertahun-tahun. Merasa sedih bukan sebagai pertanda bahwa kamu tidak cukup beriman. Rasulullah yang memiliki keimanan tertinggi dari semuanya pun masih memiliki kesedihan.
Ada juga kisah Nabi Yakub yang sangat sedih ketika kehilangan Nabi Yusuf. Ia menangis hingga buta, bukan karena tidak beriman kepada Allah SWT. Bahkan dia mengadukan ketakutan dan kesedihannya hanya kepada Allah SWT.
Menit ke 4.19 di video
---23.19 bersambung---
Semoga esok bisa saya tuntaskan ya. Sudah ngantuuukk sekali, khawatir kebablasan tidurnya
Salam,
ayuprissakartika
0 notes
Photo
Kisah Sahabat Nabi Ke-24: Umair bin Wahb Radhiallahu'anhu :)= Astaghfirullah 🧕🏻 #Alhamdulillah Allohumma Sholli Sallim Wa Barik Ala Nabiyina 🌜 #Muhammad & Ummatihi 1. #Islam 2. #Dakwah 3. #Hijrah 4. #Kajian
#Astaghfirullah#bin#ceramahagamaIslam#ke24#khalidbasalamah#kisah#manhajsalaf#NABI#Radhiallahuanhu#sahabat#tanyajawabkeislaman#UMAIR#videokajianislam#Wahb
0 notes
Text
It is by performing salah that a person secures Allah’s protection on earth.
— Abu Bakr As-Siddeeq (RadhiAllahuanhu)
#myreminders#a reminder for all#Abu Bakr As-Siddeeq#keep me in your prayers#salah#prayer#islamic reminders#islamic quotes#islamictreasures#subhanallah
277 notes
·
View notes
Text
*Suka - Suka*
Hari ini mo nulis bebas nih, "suka - suka" , tapi malah jadi bingung, mau nulis apa....
Jadii..
Jdi aku mau ngisi tulisan ini dengan salah satu hadist arbain aja ya, yg jdi tema liqo' ku pekan ini....
Hadist ke 20 : Akhlak para Nabi
Hadits :
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ. [رواه البخاري]
Terjemah :
Dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka.
Shahih Bukhari no 3483
Syarah :
1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran. Allah ta’ala berfirman: “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
6. Di antara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji).
7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
Jdi dari hadist ini aku mengambil makna bahwasanya, jika kita merasa aman aman saja dan merasa tidak diawasi Allah, maka berlaku lah sesuka hatimu, tetapi jangan lupa, bahwa kelak kita harus mempertanggung jawabkan apa yg kita lakukan.....
Jadi ingat malu ketika kau berbuat dosa, ya, ketika kau malu di depan Manusia, lantas kenapa kau tidak malu di depan pencipta Manusia???
#Hammim Siddiq Al Khafizh
#Narablog ke 7 (Rabu, 19 Januari 2022)
2 notes
·
View notes
Text
Bismillahirrahmanirrahim
Ulama berkata: "Barangsiapa yang tidak memuliakan ilmu, maka Allah tidak memuliakannya dengan illmunya tersebut."
Maka minta pertolongan kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan memuliakannya.
Hadist dari Abdullah bin amr bin ash
Bab: Menjaga dan mempertahankan amal shalih.
Imam An nawawi, dari Abdullah bin amr bin ash, rasulullah shallahu alaihi wassalam: wahai Abdullah, janganlah kamu seperti si fulan, dulu si fulan ini melakukan qiyamulail (tahajjud), namun sekrang dia tinggalkan qiyamulail (tahajjud).
Ulama berkata: indikasih bahwa si fulan ini dulu rajin qiyamulail, namun sekarang ditinggalkan.
Pelajaran berharga:
1. Inilah alasan mengapa abdullah bin amr bin ash mati-matian menjaga ibadah beliau di masa beliau tua (kata sebagian ulama)
Dan ini pelajaran bagaimana para salaf memuliakan ilmu, memuliakan hadist nabi. Setiap nasehat rasulullah ﷺ itu benar-benar dipegang oleh para salaf.
Mengapa iman mereka berkah? Karena mereka benar-benar menjaga.
2. Siapa si fulan ini?
Fulan itu adalah sebuah kata jika kita tidak ingin menyebutkan identitasnya atau jika kita tidak tau identitasnya.
Kenapa nabi tidak sebutkan namanya? Hikmahnya Kata para ulama (Al Hafidz Ibn Hajar):
-Nabi ﷺ ingin melindungi dan menutupi identitasnya.
- Karena bisa jadi dia nanti berubah, jadi ga layak masuk kotak hadist ini. Sedangkan hadist ini akan berlaku sampai hari kiamat.
Maka kata para ulama: Dan tidak pantas bagi seorangpun untuk berusaha mencari identitas seseorang yang perbuatannya dicela/negatif. (karena intinya bukan identitasnya, intinya adalah perbuatan buruknya yang harus dijadikan ibrah). Ini adalah adab dalam islam. Dan ini salahsatu aklak mulianya rasulullah ﷺ. Dan ini adalah konsep hikmah dan menasehati dengan baik ketika kita berdakwah dijalan Allah.
Dan ini menunjukkan bahwa seorang muslim yang melakukan kesalahan kehormatannya harus dijaga.
3. Pentingnya menjaga konsistensi menjaga amalan yang sudah rutin kita lakukan. Baik qiyamulail maupun amalan yg lain.
Imam an nawawi رَحِمَهُ اللهُ:
Bahwa amalan yang sedikit tapi kontinu itu lebih baik, dibanding amal yang banyak tapi berhenti. Karena dengan mempertahankan amalan yang sedikit itu maka akan menjaga eksistensi ketaatan dan akan menjaga eksistensi berdzikir dan mengingat Allah, akan menjaga eksistensi muroqobatullah (merasa diawasi oleh Allah), akan menjaga eksistensi niat, akan menjaga eksistensi keikhlasan, dan akan senantiasa menjaga eksistesi kembali kepada Allah. Maka buah dan keuntungan amalan yang sedikit tapi kontinu, itu jauh lebih banyak daripada amalan banyak tapi berhenti.
4.Hadist ini secara khusus meminta kita tidak meninggalkan qiyamulail (tahajjud). Dan ini adalah karakter orang-orang yang beriman.
(QS. As-sajadah-16) "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka."
Diwaktu malam itu mereka bangun dan jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Rabb mereka dengan penuh rasa takut dan harap, dan mereka menginfakkan rizki yang kami berikan kepada mereka, mereka berdoa dalam sujud mereka, mereka berdoa didalam dan diluar sujud mereka.
Al imam As sa'di berkata: Lambung mereka, mereka jauhkan, mereka dirikan (mereka sholat), dan mereka jauhkan dari tempat tidur mereka yang nikmat. (hal yang paling nikmat dilakukan di jam 1 - 3 malam, yaitu tidur). Mereka tinggalkan kenikmatan itu, mereka beralih keaktifitas yang lebih nikmat dan lebih mereka cintai, yaitu sholat diwaktu malam (qiyamulail).
Mereka lakukan itu bukan karena keterpaksaan, rasa berat, tapi dengan penuh antusias. mereka lakukan itu karena bagi mereka qiyamulai lebih nikmat daripada tidur. Sama dengan menuntut ilmu. Kata para ulama: "Seseorang tidak akan merasakan nikmatnya ilmu, sampai dia dalam keadaan lapar, lalu dia lupa bahwa dia sedang lapar". Sama seseorang sedang ngantuk, lalu ia lupa bahwa dia sedang ngantuk, sangking senangnya dengan hadist Rasulullah ﷺ.
(QS. Adzariyat 17-18): "Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan ketika masuk waktu sahur mereka beristighfar kepada Allah."
Rasulullah ﷺ bersabda: "Kalian harus qiyamullail, karena itulah amalan yang tidak bisa dipisahkan dengan orang-orang sholeh sebelum kalian, dan qiyamulail adalah amalan yang mendekatkan diri kalian kepada Rabb kalian, dan akan menggugurkan dosa-dosa kalian, dan akan mencegah kalian dari dosa." (HR. Imam Tirmidzi dan Imam Hakim)
Jika tadi berbuat dosa, jangan putus asa. Tapi qiyamulail. Jika ingin bermaksiat, maka qiyamulail, ia akan mencegah dari dosa.
(QS. Furqan 63-64): "Hamba-hamba Allah itu yang berjalan diatas muka bumi itu dengan tawadhu (rendah hati). Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata menghina, mereka mengucapkan ("salam")."
Ibadurrahman, mereka kalau di dzholimi orang, mereka tenang. Dan mereka itu ternyata punya pola diwaktu malam mereka qiyamulail, mereka sujud, dan mencari ridha Allah. Kenapa mereka memiliki kecerdasan dan emosional yang luar biasa, kematangan dalam merespon? Karena mereka qiyamulail, jadi tidak emosian diwaktu pagi, siang dan sore.
Orang yang jaga waktu malamnya (qiyamulail), insyaAllah Allah akan menjaganya waktu pagi, waktu siang, waktu sore.
- Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Hafidzahullah
Kenapa kita harus qiyamul lail?
- Ini adalah polanya orang-orang sholeh
- Mendekatkan diri kepada Allah
- Menggugurkan dosa
- Mencegah dari dosa yang berpotensi untuk kita lakukan.
(Faedah Kajian Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri)
TEMA: JANGAN PERNAH TINGGALKAN QIYAMULAIL (TAHAJJUD)
BAB: MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN AMAL SHALIH
HADIST 158: HADIST ABDULLAH BIN AMR BIN ASH RADHIALLAHUANHU
💻 Visit:
Nasehatsalafy.blogspot.com
https://telegram.me/nasehatsalafy
https://www.instagram.com/nasehatsalafy/
7 notes
·
View notes
Text
Setiap orang menghendaki angan-angannya , Namun yang Allah inginkan hanyalah apa yang disuratkan oleh-Nya.
Abu Darda radhiallahuanhu
4 notes
·
View notes
Text
Jagalah Allah Niscaya Allah akan Menjaga Kita
Bagaimana cara menjaga Allah? Yaitu hidup berdasarkan syariat... dan menolong agama Allah
Apakah Allah perlu dijaga?? Apakah agama Allah perlu ditolong?? Tentu saja bukan itu maksudnya ... Allah adalah raja yang maha memiliki segala sifat kemuliaan
Dalam hadist qudsi Allah berfirman:
"Seandainya seluruh makhluk sejak pertama hingga akhir beriman dengan pangkat ketaqwaan tertinggi, sama sekali tidak menambah kekuasaan Allah"
"Seandainya pula seluruh makhluk sejak pertama hingga akhir durhaka dan kafir, sama sekali tidak akan mengurangi kekuasaan Allah"
Andaikata seluruh manusia sesoleh Muhammad, atau sekafir Firaun, itu sama sekali tidak akan merubah kemuliaan Allah.
Maknanya ketika seorang hamba menjaga syariat Allah sebenarnya ia sedang menjaga dirinya sendiri. Saat ia menolong agama Allah sebetulnya ia sedang menolong dirinya sendiri.
Karena Allah akan tetap mulia, Islam pada akhirnya akan tetap menang. Berbagai permasalahan agama, syariat dan akhlak hanyalah cara Allah menguji, agar ada diantara hamba2nya yang memperoleh keluhuran derajat dengan bersungguh2 berhijrah dan beribadah, salah satunya di jalan dakwah.
Ketika kita menjaga Allah, maka bukan hanya kita yang dijaga Allah, tetapi segala urusan kita, amal ibadah kita harta benda kita bahkan keturunan2 kita ada dalam lindunganNya dan Dialah sebaik2nya penjaga, penolong, pelindung dan pemelihara.
Banyak contoh kisah orang2 soleh yang dijaga Allah, diantaranya Ummu Sulaim yang selalu bertaqwa kepada Allah sehingga anak cucunya menjadi para syuhada wassalihin, bahkan kisah tentang harta dua anak yatim piatu di zaman nabi Musa, dimana Allah sampai mengutus Nabi Khidir untuk membuat bangunan yang melindungi harta anak2 itu, agar kelak ketika dewasa mereka dapat menemukannya. Diriwayatkan ternyata yang menjadi sebab dijaganya harta dan keturunan tersebut adalah berkat kesolehan kakeknya yang ke 7. Masya Allah bagaimana istimewanya kesolehan seseorang dapat mendatangkan penjagaan Allah hingga 7 keturunan. Begitu banyak kisah lainnya didalam Al-quran dan Hadist tentang dahsyatnya penjagaan Allah.
Maka apabila kita risau dengan masa depan anak2 kita, khawatir pada kehidupan dan pergaulannya. Seiring maraknya fitnah dan hancurnya akhlak di akhir zaman... Jadilah kita orang tua yang soleh.
Sebaliknya apabila kita lihat perilaku ummat dan generasi muda yang hancur alhlaknya, mungkin akibat kedua orang tuanya tidak menjalankan syariat Allah dengan benar. Solusinya lagi2 perbaikilah hubungan dengan Allah .
Dalam suatu hadist diriwayatkan, apabila seorang hamba menjaga Allah maka Allah akan mencintainya
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman ..."Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan menjaga (perkara-perkara sunnah) Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ (Riwayat Bukhari).
Pernahkah kita yang berhijrah bermuhasabah dan merenung, bagaimana Allah dengan penjagaannya telah menjauhkan kita dari musibah dan hal2 yang mungkar. Perlahan mengubah hidup kita menjadi lebih baik dan berkah. Allah menjaga hati kita, mata kita, tangan kita telinga kita dari segala sesuatu yang tidak Dia ridhoi. Seperti misalnya saat kita hendak berbuat dosa Allah gagalkan, dulu kita senang menonton acara2 di televisi yg banyak mengandung unsur kemaksiatan sekarang kita menjadi tidak suka. Dulu kita punya banyak teman yang membuat kita lalai dari mengingat Allah, sekarang Allah jauhkan dan Allah ganti dengan teman2 yang lebih baik dan soleh.
Penjagaan Allah bahkan lebih dari yang kita sangka, contoh lainnya, mungkin kita ditaqdirkan gagal dalam tes sebuah perusahaan besar, di satu sisi kita kecewa tapi di sisi lain sebenarnya itulah cara Allah menjauhkan kita dari riba dan jalan2 rejeki yang haram. Sekalipun untuk beberapa hal yang dalam sudut pandang kita terasa menyedihkan dan menyakitkan tapi percayalah ketika kita telah memastikan hidup diatas syariat yang benar. Segala yang nampak buruk sebenarnya adalah kebaikan.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)
Bahkan seandainya ditampakan seluruh rahasia2 kebaikan Allah kepada hambanya yang soleh, mata kita akan menangis karena jatuh cinta kepadaNya. Bahkan lebih jauh penjagaan Allah bukan hanya di dunia saja ... Semua taqdir Allah bagi seorang hamba yang saleh selama hidupnya hanya syarat agar ia terjaga dari siksa api neraka di akhirat kelak.
Tidakkah kita ingin menjadi hamba yang dijaga Allah?
©614
28 notes
·
View notes
Text
10 Januari 2021.
Role Model Khalid bin Al Walid
🛡️🏹🏇🏽
Salah satu torehan tinta emas sejarah yang paling gemilang atas Ummat Islam adalah kemenangan di Perang Yarmuk. Ada sosok panglima yang sangat berperan dalam andil menghujamkan pedangnya kepada pasukan musuh kaum kuffar, dialah yang dalam sejarah tercatat sebagai panglima perang yang mendapat julukan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai “Saifullah Al Maslul” (Pedang Allah Yang Terhunus), Khalid bin Al Walid.
Baru saja Sang Saifullah meraih karir di puncaknya setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Yarmuk, ia mendapat kabar yang menguji keimanan dan kesabarannya dari Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu yang baru saja dibaiat menjadi khalifah menggantikan Abu Bakr Ash Shidq. Kabar itu berisikan instruksi pencopotannya sebagai panglima tertinggi Ummat Islam saat itu, untuk kemudian diganti oleh Abu Ubaidah bin Al Jarrah.
Sosok Panglima terbesar di zaman pertengahan (middle age) itu tetap tegar. Tanpa ngedumel, tanpa melakukan kegaduhan apalagi dengan melakukan gugatan, padahal dalam kapasitasnya sebagai Panglima Militer dari puluhan ribu pasukan Ummat Islam sangatlah mungkin untuk melakukan “makar” dan pemberontakan, namun tidaklah ia lakukan, ia malah berkata saat mendengar kabar pencopotan dirinya, “aku berperang bukan karena Umar, tapi karena Rabb-nya Umar”, sebuah kalimat sederhana namun begitu mendalam, ia keluar dari lisan yang penuh dengan keimanan dan keikhlasan.
Instruksi khalifah Umar bukan tanpa alasan, ia mencopot Khalid bin Al Walid sebagai tindakan preventif dari pengkultusan sosok Khalid bin Al Walid. Sebelum dicopot, Umar seringkali mendengar banyak ummat islam berkata “tak ada satupun yang mampu menggantikan Khalid bin Walid”, atau “kalau khalid bin Walid maju berperang (menjadi panglima), maka tak terkalahkan”. Itulah ‘selentingan selentingan’ yang menurut pandangan Umar sangat berbahaya bagi aqidah Ummat Islam, yaitu sebuah keyakinan yang meyakini kemenangan datang bukan dari Rabb, tapi dari makhluk yang bernama Khalid bin Walid.
Bahwasanya kebijakan Umar untuk memberhentikan pahlawan sekaliber Khalid bin Al Walid untuk menegaskan hanya Allah sajalah yang menolong agama islam, bukan hamba-hamba Nya, dan sesungguhnya kekuatan itu hanya milik Allah seluruhnya, jangan sampai Ummat Islam melupakan firman Allah, Surah Muhammad (7) “Jika kamu menolong agama Allah,niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
Sejarah dicopot/dirotasi-nya Khalid bin Al Walid ini mengisahkan kepada kita satu fenomena yang sarat akan pelajaran untuk setiap zaman, karena proses rotasi jabatan, regenerasi sebuah jamaah atau organisasi adalah keniscayaan. Sebagai manusia biasa dengan segudang prestasi kemenangan di berbagai pertempuran, Khalid bin Al Walid telah memberikan keteladanan yang begitu mulia kepada Ummat Islam bahwa sosok pribadi tak boleh lebih besar Jamaah Ummat Islam itu sendiri. Ia harus tunduk pada sistem dan aturan, bukan sebaliknya!
Di akhir hayatnya Khalid bin Al Walid tutup usia di kota Homs, yang kini sebagai salah satu kota di Suriah. Khalid berpesan kepada para sahabatnya, yang salah satunya adalah Abu Ad Darda’, untuk mempercayai warisan nya kepada Khalifah Umar. Akhir perjalanan hidup Sang Pedang Allah ditutup dengan manis dengan kebesaran jiwa untuk masih taat kepada pimpinannya.
Khalid, Pedang Allah yang Terhunus, bukanlah cita – cita hidupnya untuk terus memiliki jabatan setinggi tingginya di tengah manusia. Namun ia memiliki cita cita tertinggi di sisi Allah, ia hanyalah ingin mati syahid di jalan Allah, di atas pertempuran pertempuran menegakkan kalimat Laa ilaa ha illallah, meski pada akhirnya Allah telah menentukan taqdir kematiannya di atas ranjang. Sebuah taqdir atas pedang-Nya yang tak pernah terpatahkan oleh musuh-musuh Nya.
Wallahu A'lam
1 note
·
View note
Text
It is by performing Salah that a person secures Allah's protection on earth
- Abu Bakr As-Siddeeq RadhiAllahuanhu
12 notes
·
View notes
Text
BASICS OF ISLAM: SUPPLICATION(DUA): PART 17
Ibn Abbas narrates: The Messenger of Allah (pbuh) said,
"When you pray to Allah, open your palms; do not pray with the back parts of your hands. When you finish saying prayers, wipe your palms on your face."
Aisha (radhiallahu anha) narrates:
"Whenever the Prophet (pbuh) went to bed, he would to cup his hands together and blow over it after reciting the chapters of al-Ikhlas, al-Falaq and an-Nas, and then rub his hands over whatever parts of his body he was able to rub, starting with his head, face and front of his body. He would to do that three times. When he was ill, he would order me to do the same."[Bukhari, Fadailul-Qur'an 14, Tibb 39, Da'awat 12; Muslim, Salam 50, (2192); Tirmidhi, Da'awat 21, (3399); Abu Dawud, Tibb 19]
The following is stated in the narration of Umar ibn al-Khattab (radhiallahuanhu):
“When the Messenger of Allah raised his hands to say prayers, he would not put them down without wiping his face with them.” (Tirmidhi, Da’awat, 11)
This narration shows that it is legitimate to wipe the face with the hands after prayer (dua). Some scholars say,
"Allah never refuses prayers and sends His mercy to the hands that are opened and raised for Him; therefore, it is appropriate to convey that mercy to the face, which is man’s most honorable and respectable organ."
Hands are wiped over the face after prayer for tabarruk. That is, the traces of mercy that come down to the hands with prayer are conveyed to the face by wiping.
There are different views about wiping the face with the hands or not after prayer; Qadi Abu Tayyib, Abu Muhammad al-Juwayni, Ibn Sabbagh, al-Mutawalli, Sheikh Nasr and Ghazali hold the view that it is mustahab. (see Nawawi, al-Majmu, 3/501)
#allah#god#islam#muslim#revert#reverthelp#reverthelp team#convert#new revert#new convert#new muslim#muslim revert#muslim convert#welcome to islam#revert to islam#convert to islam#how to convert islam#prophet#muhammad#quran#sunnah#hadith#dua#pray#prayer#salah#help#religion#muslimah#hijab
3 notes
·
View notes
Text
Hadits :
Hadits :
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين]
Terjemah :
Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Shahih Bukhari no 6689, Shahih Muslim no 1907
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين]
Terjemah :
Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Shahih Bukhari no 6689, Shahih Muslim no 1907
7 notes
·
View notes
Photo
Kisah Sahabat Nabi Ke-21: Bilal bin Rabah Radhiallahu'anhu :)= Astaghfirullah 🧕🏻 #Alhamdulillah Allohumma Sholli Sallim Wa Barik Ala Nabiyina 🌜 #Muhammad & Ummatihi 1. #Islam 2. #Dakwah 3. #Hijrah 4. #Kajian
#Astaghfirullah#Bilal#bin#ceramahagamaIslam#Ke21#khalidbasalamah#kisah#manhajsalaf#NABI#Rabah#Radhiallahuanhu#sahabat#tanyajawabkeislaman#videokajianislam
0 notes
Text
Permata yang hilang ibnu yusuf
On day 5 post-admission, he was discharged home. During his hospital stay, he received supportive care with IV fluids, hydralazine for hypertension, and IV N-acetyl cysteine based on case reports of benefit for orellanine-induced renal injury. Prior to definitive identification of the ingested mushrooms, the initial clinical presentation appeared consistent with possible ingestion of an orellanine-containing mushroom. Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.ġ. Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat keimanannya.Ħ. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.Ĥ. Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.ģ. SPECIAL PROMO Discount 10% paket arung jeram dan penginapan di Caldera Indonesia. Tersedia juga program outbound, corporate gathering, meeting, paint ball, flying fox, dll. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah. أسأل : (saya) bertanya اِسْتَقِم : istiqomah-lah, berpegang teguhlah.ĭari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu.
0 notes
Text
"Nikmat itu harus diiringi dengan syukur, dan rasa syukur kan membuat bertambahnya nikmat. Syukur dan bertambahnya nikmat kan selalu berjalan beriringan. Bertambahnya nikmat dari Allah tak kan terputus sampai rasa syukur seorang hamba terputus."
Ali bin abi thalib radhiallahuanhu
2 notes
·
View notes